Вы находитесь на странице: 1из 15

ANALISIS PERALIHAN PAJAK PBB P2 DARI PAJAK PUSAT

MENJADI PAJAK DAERAH DI KOTA SERANG

Juliannes Cadith, Deden Muhammad Haris & Burhanuddin


Universitas Tirtayasa
deden_haris@yahoo.comz

Abstract. This study was to assess: (1) the transition from the tax of PBB P2 from the central tax to
theSerang local tax (2) The stages of preparation of the Government of the PBB P2 during the
transition Serang P2 be a regional tax. (3) factors that influence the success of the PBB-P2 transfer
into the local tax in the city of Serang. (4) The problem faced by the City of Serang PBB
transitioning into P2 of central tax office to local tax office. (5) A description PBB P2 contribution
during the transition in Serang city.
The results showed that the Serang Government has made the preparation that begins with the
formation of a team of PBB-P2 preparation for the transfer, the legislation of the Regional
Regulation No. 9/2013 on the PBB-P2, but yet the Mayor and SOP Rules relating to the PBB P2.
Moreover two UPT and the infrastructure and other facilities was established. Factors supporting
the PBB transitional process P2 in Serang city are: the availability of funds or financing,
participation on education-related, high motivation of employees and UPT DPKD PBB-P2 and the
participation of the Primary Tax Office Serang while inhibiting factors are: the limited number of
human resources and competencies required, which is not optimal coordination between
agencies/institutions. The amount of tax object/subject of property tax - P2 is always increasing
from year to year (2008 to 2013), but this was not followed by an increase in revenues. Taxpayer in
Serang city is dominated by a small tax payer for 91.5% and contributed 27.3% while the number
of large tax payer is only 0.5% but contributes 48.59%. Tax Object / Taxpayers in Serang city
located in the district of Serang majority of 27.33%.
Keywords: Transition Tax, PBB P2, Central Tax, Local Tax.

Abstrak. Penelitian ini untuk mengkaji : (1) proses peralihan Pajak PBB P2 dari Pajak Pusat
menjadi Pajak Daerah di Kota Serang (2) Tahapan proses persiapan yang dilakukan Pemerintah
Kota Serang saat peralihan PBB P2 menjadi Pajak Daerah. (3) faktor – faktor yang mempengaruhi
keberhasilan pengalihan PBB-P2 menjadi pajak daerah di Kota Serang. (4) Permasalahan yang
dihadapi Pemerintah Kota Serang dalam proses peralihan PBB P2 dari pajak pusat menjadi pajak
daerah. (5) Gambaran kontribusi penerimaan PBB P2 pada masa Peralihan di Kota Serang.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa Pemerintah Kota Serang telah melakukan persiapan yang
diawali dengan dibentuknya tim persiapan pengalihan PBB-P2, disahkannya Peraturan Daerah No
9 tahun 2013 tentang PBB-P2, namun Peraturan Walikota dan SOP yang berkaitan dengan PBB P2
masih belum. Selain itu dibentuk dua UPT serta prasarana dan sarana lainnya. Faktor pendukung
proses peralihan PBB P2 di Kota Serang adalah: tersedianya dana atau pembiayaan, partisipasi
SKPD terkait, motivasi yang tinggi dari pegawai DPKD dan UPT PBB-P2 serta partisipasi dari
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serang sedangkan faktor penghambat adalah : terbatasnya sumber
daya manusia baik jumlah maupun kompetensi yang dibutuhkan, koordinasi yang belum optimal
antar Instansi/lembaga. Adapun jumlah objek Pajak/subjek pajak PBB – P2 selalu bertambah dari
tahun ke tahun (2008 – 2013) namun ini tidak diikuti dengan peningkatan penerimaan. Wajib pajak
di Kota Serang didominasi oleh Wajib pajak kecil sebesar 91,5 % dan memberikan kontribusi 27,3
% sedangkan jumlah Wajib pajak besar hanya sebesar 0.5 % tetapi memberikan kontribusi 48,59
%. Objek Pajak/Wajib Pajak di Kota Serang mayoritas berada di kecamatan Serang 27,33 %.
Kata Kunci: Peralihan Pajak, PBB P2, Pajak Pusat, Pajak Daerah.

Pajak daerah menurut UU No 18 Tahun Daerah sebagaimana telah diubah terakhir


1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi dengan UU No 28 Tahun 2009 terdiri dari

132
pajak provinsi dan pajak kabupaten/kota. Pajak sistematik. Adapun terkait banyaknya Perda
provinsi terdiri dari Pajak Kendaraan Bermotor, yang harus disiapkan Pemda untuk teknis
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak pelaksanaan pemungutan PBB di daerah.
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air Ketiga, Pajak Bumi dan Bangunan menyimpan
Permukaan dan Pajak Rokok. Pajak permasalahan administrasi yang cukup rumit.
kabupaten/kota terdiri dari Pajak Hotel, Pajak Hal ini terkait dengan masalah manajemen dan
Restoran, Pajak Reklame, Pajak Hiburan, Pajak basis data. Keempat, Pajak bumi dan bangunan
Penerangan Jalan, Pajak Parkir, Pajak Mineral perkotaan dan pedesaan pada dasarnya tidak
bukan Logam dan Batuan, Pajak Air Tanah, hanya menjadi urusan pemerintah daerah
Pajak Sarang Burung Wallet, Pajak Bumi dan sebagai pihak yang menetapkan dan memungut
Bangunan sektor Pedesaan Perkotaan (PBB P2) Pajak tetapi juga terkait dengan masyarakat
dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan pada umumnya serta khususnya masyarakat
Bangunan. yang menjadi subjek PBB yang telah
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 memenuhi persyaratan subjektif dan objektif
tentang Pajak Daerah dan Restribusi Daerah baik itu orang pribadi atau badan menjadi wajib
(PDRD) yang secara resmi diberlakukan pada 1 pajak bumi dan bangunan dan harus memenuhi
Januari 2010 memberi kewenangan penuh kewajiban perpajakannya. Oleh karena itu,
kepada pemerintah kabupaten/kota untuk masyarakat perlu memahami ketentuan pajak
mengelola yang sebelumnya merupakan pajak dan retribusi daerah dengan jelas agar
yang dikelola oleh pemerintah pusat yang memenuhi kewajibannya dengan penuh
menurut pasal 182 ayat 1 UU PDRD tanggung jawab.
dilaksanakan selambat-lambatnya pada 1 Peralihan PPB-P2 dari pajak pusat menjadi
Januari 2014. pajak daerah akan berpengaruh terhadap jumlah
Dengan masa peralihan selama empat pajak yang dipungut. Jumlah pungutan
tahun tersebut, Pemerintah daerah Kota Serang diasumsikan akan meningkat jika dilakukan
diharapkan mampu mengelola PPB-P2. persiapan yang optimal.
Pemerintah Kota Serang harus sepenuhnya
menyadari bahwa agenda pengalihan PBB ini Fokus Penelitian
merupakan sebuah pekerjaan besar, selain akan Penelitian ini untuk mengkaji: (1) proses
dihadapkan pada beberapa kendala, rencana ini peralihan Pajak PBB P2 dari Pajak Pusat
juga membutuhkan waktu dan perencanaan menjadi Pajak Daerah di Kota Serang (2)
yang matang agar prosesnya dapat berjalan baik Tahapan proses persiapan yang dilakukan
dan memberikan hasil yang optimal. Kendala Pemerintah Kota Serang saat peralihan PBB P2
tersebut antara lain: pertama, kesiapan Sumber menjadi Pajak Daerah. (3) faktor–faktor yang
daya Manusia, proses pemunggutan PBB memengaruhi keberhasilan pengalihan PBB-P2
perdesaan dan perkotaan memerlukan kesiapan menjadi pajak daerah di Kota Serang. (4)
sumber daya manusia (SDM) pada Pemda Kota Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kota
Serang yang nantinya akan melaksanakan Serang dalam proses peralihan PBB P2 dari
pengadministrasian PBB secara otonom. Belum pajak pusat menjadi pajak daerah. (5)
adanya tenaga Penilai, Pengawas, dan Juru Sita Gambaran kontribusi penerimaan PBB P2 pada
yang merupakan tenaga fungsional harus masa Peralihan di Kota Serang.
mendapatkan perhatian. Pemenuhan kebutuhan
SDM dapat dilakukan dengan peningkatan KAJIAN LITERATUR
kualitas SDM agar dapat mempunyai
keterampilan yang dibutuhkan, atau melalui Administrasi Pajak
rekruitmen pegawai baru dengan kualifikasi Lumbantoruan (1997: 5) menyatakan
tersebut. Kedua, payung hukum, aturan hukum bahwa administrasi perpajakan (tax
teknis pelaksanaan kegiatan (peraturan administration) adalah cara-cara atau prosedur
pelaksana, Juknis) sebagai panduan/acuan pengenaan dan pemungutan diartikan sebagai
langkah-langkah kegiatan pemungutan PBB prosedur meliputi tahapan-tahapan antara lain
sendiri yang belum diterbitkan, membuat pendaftaran wajib pajak, pengisian SPT Masa
Pemda belum dapat melakukan persiapan yang dan Tahunan, penetapan pajak dan penagihan

133
pajak. Administrasi Pajak diartikan sebagai dimiliki, dikuasai dan atau dimanfaatkan oleh
cara-cara atau prosedur pengenaan dan orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang
pemungutan pajak secara umum. Kemudian digunakan untuk usaha perkebunan, perhutanan
Soelarno (1994: 34) menyatakan, administrasi dan pertambangan. Bumi menunjuk pada
pajak adalah: “Rangkaian kegitan di dalam permukaan bumi meliputi tanah dan perairan
mengenakan dan memungut pajak yang pedalaman serta laut wilayah Indonesia.
meliputi kegiatan penata usahaan, pendataan, Bangunan adalah konstruksi teknik yang
pemeriksaan setempat, penetapan, penagihan ditanam atau diletakan secara tetap pada tanah
dan penyelesaian sengketa.” dan atau perairan dan digunakan sebagai tempat
Mohammad Zain (2007: 22) menyebutkan tinggal atau tempat berusaha.”
bahwa administrasi pajak juga merupakan Untuk meningkatkan akuntabilitas
faktor yang sama pentingnya dengan tax policy pengelolaan keuangan daerah, khusus PBB
dan tax laws, karena tax policy (kebijakan sektor perdesaan dan perkotaan dialihkan
perpajakan) dan tax laws (peraturan menjadi pajak daerah. Sedangkan PBB sektor
perpajakan) menyediakan dan merencanakan perkebunan, perhutanan, dan pertambangan
struktur yang sah dan struktur yang sah tersebut masih merupakan pajak pusat. Dengan
adalah kerangka dalam pembuatan administrasi dijadikannya PBB Perdesaan dan Perkotaan
perpajakan yang efektif. Pendapat ini didukung menjadi pajak daerah, maka penerimaan jenis
oleh Cnossen (Haula dan Edi, (2012: 103): pajak ini akan diperhitungkan sebagai
“That tax administration is the key to effective pendapatan asli daerah (PAD).
tax policy is universally acclaimed practice
virtually ignored in the literature on tax. There Objek, Subjek dan Dasar Pengenaan Pajak
is a widespread preocced with what sould be PBB
done rather how to do it; with the more Objek Pajak Bumi dan Bangunan
dramatic changes and refinements rather than Perdesaan dan Perkotaan menurut UU No. 28
the dukker but insipensable mechanics Tahun 2009 Pasal 77 ayat 1 adalah Bumi
implementation.” dan/atau Bangunan yang dimiliki, dikuasai,
Seperti yang dinyatakan di atas bahwa dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau
administrasi pajak adalah kunci keberhasilan Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk
kebijakan pajak walau dalam kenyatannya kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan
administrasi pajak tidak mendapat perhatian pertambangan.
yang penuh. Salah satu indikator adminitrasi Subjek PBB menurut Pasal 78 Undang-
yang baik adalah tingkat efisiensi yang Undang No. 28 Tahun 2009 adalah orang
dijelaskan oleh Mansury (Haula dan Edi, (2012: pribadi atau Badan yang secara nyata
103): “The tax administration process should mempunyai suatu hak atas Bumi dan/atau
be structured to follow specific procedures, so memperoleh manfaat atas Bumi, dan/atau
that the objectivies of tax administration can be memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh
attained as efficiently as possible. The potential manfaat atas Bangunan.
for improving tax administration is very much Dasar pengenaan pajak bumi dan bangunan
dependent upon the political social and cultural adalah Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). Nilai
environment. Such improvement cannot be Jual Objek Pajak (NJOP) adalah harga rata-rata
expected without support from government. In yang diperoleh dari transaksi jual beli yang
general, the more effective and efficient that tax terjadi secara wajar, dan bilamana tidak
administration, the fairer the tax system will terdapat transaksi jual beli, NJOP ditentukan
be; the fairer the tax system, the easier it will melalui perbandingan harga dengan objek lain
be to administration.” yang sejenis, atau nilai perolehan baru, atau
Nilai Jual Objek Pajak Pengganti. Dasar
Pengertian PBB Pedesaan dan Perkotaan penghitungan Pajak Bumi dan Bangunan adalah
(P2) Nilai Jual Kena Pajak (NJKP). Nilai Jual Kena
Menurut Marihot (2010: 553) Pajak Bumi Pajak (NJKP), yaitu suatu persentase tertentu
dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah dari nilai jual sebenarnya. Untuk tidak terlalu
“Pajak atas Bumi dan atau Bangunan yang membebani Wajib Pajak dan tetap

134
memperhatikan penerimaan negara, maka telah aplikasi terkait PBB-P2, paling lama 3 bulan
ditetapkan besarnya persentase untuk sebelum Tahun Pengalihan; (5) Batas waktu
menentukan besarnya NJKP yaitu serendah penyelesaian Peraturan Menteri Dalam Negeri
rendahnya 20 % dan setinggi-tingginya 100 % mengenai pedoman struktur organisasi dan tata
dari Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). kerja Pemerintah Daerah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3), paling lambat
Tahapan Peralihan PBB P2 pada 30 November 2010; (6) Batas waktu
Dalam Tahapan Peralihan PBB P2 diatur penyelesaian persiapan pengalihan kewenangan
oleh Peraturan Bersama Menteri Keuangan dan pemungutan PBB-P2 oleh Pemerintah Daerah
Menteri Dalam Negeri Nomer sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat
213/PMK.07/2010 dan Nomer 58 Tahun 2010 berkaitan dengan: (a) sarana dan prasarana,
tentang Tahapan Persiapan Peralihan Bumi dan paling lambat pada 30 November sebelum
Bangunan Perkotaan dan Pedesaan sebagai Tahun Pengalihan; (b) struktur organisasi dan
Pajak Bumi dan Bangunan adalah sebagai tata kerja pemungutan PBB-P2, paling lambat
berikut: (1) Pengalihan kewenangan pada 30 November sebelum Tahun Pengalihan;
pemungutan PBB-P2 sebagaimana dimaksud (c) sumber daya manusia, paling lambat pada
dalam Pasal 2 ayat (1) hanya dapat dilakukan 30 November sebelum Tahun Pengalihan; (d)
pada 1 Januari Tahun Pengalihan; (2) Dalam Peraturan Daerah, paling lambat pada 30 Juni
hal Pemerintah Daerah memungut PBB-P2 sebelum Tahun Pengalihan; (e) Peraturan
sebelum tahun 2014, Pemerintah Daerah harus Kepala Daerah, dan SOP, paling lambat pada
memberitahukan kepada Menteri Keuangan dan 31 Oktober sebelum Tahun Pengalihan; (f)
Menteri Dalam Negeri dalam jangka waktu kerjasama dengan pihak terkait, paling lambat
paling lambat pada 30 Juni sebelum Tahun tanggal 30 November sebelum Tahun
Pengalihan; (3) Penyampaian pemberitahuan Pengalihan; dan (g) pembukaan rekening PBB-
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilampiri P2 pada bank yang sehat, paling lambat pada 31
dengan Peraturan Daerah sebagaimana Desember sebelum Tahun Pengalihan; (7) Hasil
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf d; (4) kompilasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Pasal 9 Batas waktu penyelesaian persiapan 3 ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c,
pengalihan kewenangan pemungutan PBB-P2 diserahkan oleh Direktur Jenderal Pajak kepada
oleh Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), yang paling lambat pada 10 Desember 2010; (8)
berkaitan dengan kompilasi; (a) peraturan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan
pelaksanaan PBB-P2, paling lambat pada 30 menyerahkan hasil kompilasi sebagaimana
November 2010; (b) SOP terkait PBB-P2, dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) ke Pemerintah
paling lambat pada 30 November 2010; (c) Daerah dengan tembusan kepada Direktur
struktur, tugas, dan fungsi organisasi Direktorat Jenderal Keuangan Daerah, paling lambat pada
Jenderal Pajak terkait pemungutan PBB-P2, 17 Desember 2010; (9) Hasil kompilasi
paling lambat pada 30 November 2010; (d) data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)
piutang PBB-P2 beserta data pendukungnya, huruf d, dan huruf e, diserahkan oleh Kepala
paling lambat pada 31 Januari Tahun Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Pengalihan; (e) Surat Keputusan Menteri Pajak/Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Keuangan mengenai penetapan Nilai Jual ke Pemerintah Daerah di lingkungan kerjanya,
Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP) paling lambat pada 31 Januari Tahun
yang berlaku dalam kurun waktu 10 tahun Pengalihan; (10) Hasil kompilasi sebagaimana
sebelum Tahun Pengalihan, paling lambat pada dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf f, huruf
31 Desember sebelum Tahun Pengalihan; (f) g, dan huruf h, diserahkan oleh Kepala Kantor
salinan Peta Desa/Kelurahan, Peta Blok, dan Wilayah Direktorat Jenderal Pajak/Kepala
Peta Zona Nilai Tanah dalam bentuk softcopy, Kantor Pelayanan Pajak Pratama ke Pemerintah
paling lama 3 bulan sebelum Tahun Daerah di lingkungan kerjanya, paling lambat
Pengalihan; (g) hasil penggandaan basis data pada 5 Januari Tahun Pengalihan; (11)
PBB-P2, paling lama 3 bulan sebelum Tahun Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam
Pengalihan; dan (h) hasil penggandaan sistem Negeri, dan Pemerintah Daerah melakukan

135
sosialisasi mengenai pengalihan kewenangan Tahap-tahap pengalihan dilakukan
pemungutan PBB-P2. dijadwalkan dengan teliti dan bertahap agar
transfer dokumen, peralatan ataupun ilmu dapat
METODE PENELITIAN berjalan dengan lancar dan tidak ada yang
tertinggal. Karena itu, persiapan pengalihan ini
Rancangan penelitian yang digunakan dilakukan sejak tahun sebelum pangalihan.
adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan Pada tahun sebelum pengalihan, kegiatan
kualitatif, dengan rentang waktu penelitian dari terkait pengalihan adalah persiapan adanya
Juni 2013 sampai dengan November 2013. perda, peraturan walikota, pembuatan SOP,
Instrument utama dalam penelitian ini adalah penyediaan sarana dan prasarana untuk pihak
peneliti sendiri. yang mengambil alih, struktur organisasi, SDM
Pengumpulan data penelitian ini dilakukan yang memadai sampai pembukaan rekening
dengan cara sebagai berikut : pertama, Bank yang nantinya akan digunakan sebagai
Observasi yaitu suatu cara untuk mendapatkan tempat penyampaian pembayaran pajak yang
data dengan pengamatan secara langsung pada dilakukan oleh wajib pajak.
obyek yang diteliti. Kedua, Wawanacara
dengan informan: Kabid Pendapatan DPKD Tahapan-Tahap Proses Pengalihan
Kota Serang, Kasubag Umum dan
Persiapan Landasan Hukum Pemunggutan
Kepegawaian DPKD, Kepala UPT PBB-P2
PBB Perkotaan di Kota Serang
Kota Serang, Kepala Seksi Bimbingan
Adapun landasan hukum yang harus
Pendataan dan Penilian Kanwil DJP Banten,
disiapkan oleh Pemerintah Kota Serang untuk
Camat Walantaka, Sekertaris Desa Panggung
menunjang pemunggutan PBB adalah sebagai
Jati dan Anggota DPRD Kota Serang.
berikut: (a) Peraturan Daerah, Pedoman
Pada penelitian kualitatif peneliti telah
pengalihan PBB-P2 memberikan batasan waktu
melakukan analisis data sebelum peneliti
dalam pembuatan perda paling lambat pada 30
memasuki lapangan. Analisis ini dilakukan
Juni 2013. Rencana Peraturan daerah
terhadap data hasil studi pendahuluan, data
(RAPERDA) PBB-P2 merupakan usulan dari
primer, atau data sekunder, yang akan
pemerintah kota (eksekutif) yang diajukan
digunakan untuk menentukan focus penelitian.
diakhir tahun 2012 dan mendapat jadwal
legislasi untuk dibahas bersama dengan DPRD
HASIL PENELITIAN
Kota Serang di tahun 2013.setelah dibahas
Deskripsi Hasil Penelitian
bersama DPRD dan pemerintah kota kemudian
Banyak hal yang telah dipersiapkan oleh
Raperda tentang PBB sektor perdesaan dan
Pemerintah Pusat untuk proses pengalihan
perkotaan disahkan menjadi Peraturan Daerah
PBB-P2 sebagai pajak daerah. Hal-hal yang
No 9 Tahun 2013; (b) Peraturan Walikota, dan
dipersiapkan selain menerbitkan UU Nomor 28
SOP, paling lambat pada 31 Oktober 2013
Tahun 2009, adalah Peraturan Bersama Menteri
realisasinya sampai sekarang belum disahkan.
Keuangan dan Menteri Dalam Negeri Nomor
Terkait produk hukum turunan dari Peraturan
213/PMK.07/2010 Nomor 58 Tahun 2010
Daerah (Perda) PBB-P2 yang dihasilkan untuk
tentang Tahapan Persiapan Pengalihan Pajak
memperlancar kegiatan yang berkaitan dengan
Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
pungutan PBB ini sampai saat ini masih dalam
sebagai Pajak Daerah. Kemudian dengan PER-
bentuk Draft dan sedang dikaji oleh bagian
61/PJ/2010 tentang Tata Cara Persiapan
hukum Pemerintah Kota serang. Hal ini atas
Pengalihan PBB-P2 sebagai Pajak Daerah.
dasar pertimbangan bahwa suatu peraturan
Dalam proses transisi ini Pemerintah Kota
Walikota akan memberikan dampak yang
Serang membentuk tim pengalihan PBB P2
besar bagi masyarakat sudah seharusnya dalam
yang terdiri dari unsur: Badan pertanahan
prosesnya harus dikaji, mempertimbangkan
Nasional (BPN), Kantor Pelayanan Pajak
berbagai aspek dan tidak perlu dilakukan
(KPP) Pratama, Ahli Tanah, Bagian Hukum,
terburu–buru. Sebagaimana dikatakan oleh
Bagian organisasi dan pihak lainnya yang
Agus Suryadi kepala bidang pendapatan DPKD
terkait dengan pengalihan PBB-P2.
Kota Serang “Penyusunan Draft Peraturan
Walikota mengenai PBB-P2 melibatkan banyak

136
pihak seperti dari Badan Pertanahan Nasional, tiap UPT PBB-P2 terdapat ruang pelayanan,
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama, Ahli ruang pembayaran dan ruang kantor untuk
Tanah, Bagian Hukum, Organisasi dan menunjang kinerja UPT; (2) Penyediaan Ruang
sebagainya, dimana masing – masing pihak Server. Untuk mendukung kinerja dalam
memberikan masukan dan mengkoreksi draft melakukan administrasi perpajakan yang
tersebut. Perlunya koordinasi dengan berbagai dilakukan DPKD dan 2 UPT, Pemerintah Kota
pihak memakan waktu yang lama tidak bisa Serang menyediakan server dengan
dalam waktu yang singkat.” kemampuan memadai yang ditempakan di
Dalam penyusunan perangkat hukum ini DPKD Kota Serang dan ini terkoneksi secara
mendapat dukungan dari Kementerian real time dengan bank persepsi dan UPT di dua
Keuangan antara lain: (a) Peraturan kecamatan; (3) Perlengkapan gedung kantor.
pelaksanaan PBB-P2 sebagai bahan acuan Pengadaan perlengkapan gedung kantor telah
pemerintah daerah dalam menyusun peraturan dianggarkan dalam APBD Kota Serang Tahun
daerah dan peraturan kepala daerah; (b) SOP 2013 pada Kegiatan Intensifikasi dan
terkait PBB-P2 sebagai bahan acuan Ekstensifikasi Sumber-sumber Pendapatan
pemerintah daerah dalam menyusun SOP; (c) Daerah. Proses pengadaan perlengkapan
Struktur, tugas, dan fungsi organisasi Direktorat gedung kantor ini melalui mekanisme
Jenderal Pajak terkait pemungutan PBB-P2 pelelangan dan penunjukan langsung. Adapun
sebagai bahan acuan pemerintah daerah untuk perlengkapan Kantor yang telah dan akan
merumuskan struktur organisasi dan tata kerja disediakan pemerintah Kota Serang adalah
pemungutan PBB-P2; (d) Pendampingan dan perangkat lunak (software) dan perangkat keras
bimbingan dalam Pembuatan Perda, Peraturan (hardware) komputer. Pemerintah Kota serang
Walikota dan Standar Operasi Prosedure (SOP) tidak akan mengunakan Sistem Aplikasi
pelimpahan dari Direktorat Jenderal Pajak,
Persiapan Sarana dan Prasarana yaitu SISMIOP DJP tetapi akan mengunakan
Pemerintah Kota Serang dalam persiapan aplikasi SISMIOP sendiri yang dibuat dengan
pengalihan pengelolaan PBB-P2 menjadi pajak memanfaatkan bantuan konsultan. Sistem
daerah telah menyiapkan sarana dan prasarana aplikasi yang dibuat ini masih dalam tahap
sebagaimana yang diuangkapkan oleh Tatang pengerjaan yang rencananya pada Desember
Syatibi Kasubag Umum dan Kepegawaian akan dilakukan uji coba. Data yang nantinya
DPKD Kota Serang. Pembahasan mengenai akan diserahkan KPP Pratama Serang akan
mengenai kesiapan sarana dan prasarana cukup disesuaikan dengan aplikasi yang telah dibuat
mendapat perhatian seiring dengan dibentuknya oleh pemerintah Kota Serang. Pengadaan
UPT di dua kecamatan, yakni UPT Kecamatan perlengkapan gedung kantor dilaksanakan
Serang dan Cipocok Jaya. dengan mengunakan mekanisme pelelangan
Dari hasil observasi diketahui bahwa maupun penunjukan langsung. Untuk
kebutuhan akan aset dalam bentuk sarana dan Hardwere seperti komputer, server dll
prasarana sudah mulai dipenuhi secara bertahap mengunakan mekanisme penunjukan langsung.
hingga saat ini sudah hampir terpenuhi, sarana Penunjukan langsung ini dilakukan karena
dan prasarana yang disiapkan oleh Pemerintah disebabkan proses lelang yang dilakukan
Kota serang meliputi beberapa aspek, antara sebelumnya selalu mengalami kegagalan
lain: (1) Penyediaan Gedung pelayanan Unit disembabkan bebebrapa perusahaan ynag
Pelaksana Teknis PBB-P2. Untuk UPT mengikuti lelang gagal memenuhi persyaratan
Kecamatan Serang memanfaatkan Gedung yang diminta. Sedangkan untuk software
Dharma Wanita yang saat ini sudah tidak komputer dilakukan dengan pelelangan: (4)
digunakan lagi. UPT di Kecamatan Cipocok Data. Data yang berhubungan dengan PBB –
Jaya sebelumnya adalah gedung PKK. UPT P2 seperti: Data Tunggakan BPHTB dan PBB-
PBB-P2 Kecamatan Serang melayani tiga P2; Data NJOP, NJOPTKP, NPOPTKP,
kecamatan yakni Serang, Taktakan, dan SISMIOP; Salinan Peta Desa/Kelurahan, Peta
Kasemen. Sedangkan UPT di Kecamatan Blok, dan Peta Zona Nilai Tanah dalam bentuk
Cipocok Jaya yang akan melayani masyarakat softcopy; Aplikasi SISMIOP dan Source Code.
Cipocok Jaya, Curug, dan Walantaka. Pada Data berada di DJP Kantor Wilayah Banten dan

137
Tabel 1. Gambar Formulir Pelayanan PBB-P2 yang akan
Menunjang Kinerja DPKD dan UPT PBB-P2
No Nama Formulir Fungsi
1 Surat Pemberitahuan Objek Pajak adalah surat yang digunakan untuk
(SPPT) pemberitahuan besarnya PBB P2
yang terhutang kepada wajib pajak
2 Surat Tanda Terima Setoran (STTS) surat bukti pembayaran
PBB yang diterima wajib pajak dari
tempat pembayaran PBB P2
3 Surat Pemberitahuan Objek Pajak surat yang digunakan wajib pajak
(SPOP) dan Lampiran Surat untuk melaporkan data Objek
Pemberitahuan Pajak (LSPOP) maupun Subjek PBB P2 sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan Pemerintah
Daerah
4 Barang Cetakan Pendukung Lain Barang yang dimaksut adalah kertas
yang digunakan untuk
mencetak tanda terima pelaporan
pembetulan, pengurangan,
5 serta Surat-surat Pelayanan surat pengajuan keberatan, surat
pengajuan keringanan, surat
pengajuan pembatalan, surat
penerbitan SPPT) .
Sumber : DPKD Kota Serang Kota Serang

KPP Pratama serang seharusnya menurut Peraturan Perda No 8 tahun 2013 tentang
Peraturan Bersama Menteri Keuangan Dan Pembentukan UPT PBB-P2.
Menteri Dalam Negeri diberikan secara Fungsi dibentuknya UPT PBB-P2 adalah
bertahap oleh KPP Pratama Serang mulai dari 3 untuk memberikan pelayanan perpajakan PBB-
bulan sebelum masa peralihan (Oktober 2013 – 2 kepada masyarakat Kota Serang yang
31 Januari 2014) tetapi sampai penelitian ini diharapakan mampu meminimalisir
dilakukan belum diberikan. Indikator ini permasalahan yang ada di setiap wilayah
bertujuan untuk mengukur apakah kepemilikan kerjanya masing-masing.
data yang berhubungan dengan PBB-P2 telah Adapun yang mendasari persiapan struktur
lengkap untuk menunjang pelaksanaan PBB-P2 organisasi dan tata kerja dengan membentuk
sebagai pajak daerah; (5) Formulir-formulir. dua UPT Pelayanan Pajak Daerah ini adalah:
Formulir-formulir yang dipersiapkan oleh (a) Peraturan bersama Menkeu dan Mendagri
DPKD Kota Serang terdiri dari: (lihat table 1) Nomor 213/PMK.07/2010 dan 58 Tahun 2010
Indikator ini bertujuan untuk mengukur tentang Tahapan Persiapan Pengalihan PBB-P2
apakah kepemilikan formulir-formulir yang sebagai Pajak Daerah, menyebutkan bahwa
berhubungan dengan PBB-P2 telah lengkap penyiapan pedoman struktur organisasi dan tata
untuk menunjang pelaksanaan PBB-P2 sebagai kerja Pemerintah Daerah ditetapkan dengan
pajak daerah. Berdasarkan indikator ini DPKD Peraturan Menteri Dalam Negeri setelah
Kota Serang telah siap menerima pengalihan berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya;
PBB-P2 (b) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56
Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007
Pemungutan PBB P2 tentang Pertunjuk Teknis Penataan Organisasi
Pemerintah Kota Serang membentuk Unit Perangkat Daerah yang membolehkan
Pelayanan Teknis UPT di Kecamatan Serang Pemerintah Daerah untuk membentuk UPT
dan Kecamatan Cipocok Jaya dengan dasar terkait dengan penambahan fungsi; (c)
Keputusan bersama untuk tidak mengubah

138
Peraturan Daerah tentang SOTK, karena digunakan: sumber internal dan sumber
apabila dilakukan Perubahan Peraturan Daerah eksternal. Sumber internal berkenaan dengan
maka akan memerlukan waktu yang cukup karyawan-karyawan yang ada saat ini; sumber
lama, proses yang harus ditempuh juga cukup eksternal adalah individu yang yang berasal
rumit dan biaya yang diperlukan juga tidak dari luar organisasi.
sedikit. Terkait persiapan pengalihan PBB P2
menjadi pajak daerah, pemenuhan kebutuhan
Sumber Daya Manusia personel ini direncanakan dengan beberapa
Dengan ditambahnya fungsi pada DPKD cara, di antaranya: (a) Merekrut pegawai baru
Kota Serang dengan fungsi penyusunan melalui mekanisme pengangkatan CPNS.
kebijakan pelaksanaan pemungutan PBB P2; direncanakan dalam penerimaan PNS tahun
fungsi Pendataan, Penilaian dan Penetapan 2014; (b) Merekrut pegawai secara Internal dari
PBB P2; Fungsi Pengolahan Data dan Dinas–dinas dan satuan kerja di internal
Informasi PBB P2; Fungsi Pelayanan PBB P2; pemerintah kota, telah dilaksanakan dan akan
Fungsi Penagihan; Fungsi Pengawasan dan dilakukan apabila masih terdapat kekurangan
Penyelesaian Sengketa Pemungutan PBB; serta porsonil PBB; (c) Merekrut tenaga Ahli untuk
Fungsi Pelaporan dan Pertanggungjawaban. mengisi kekurangan tenaga fungsional. Hal ini
Pembentukan UPT PBB-P2 terkait dengan apabila sampai dengan tahap implementasi
penambahan fungsi di atas, memerlukan PBB-P2 menjadi pajak daerah masih terdapat
kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang kekurangan kekurangan pegawai khususnya
nantinya akan melaksanakan tenaga fungsional. Adapun Upaya yang
pengadministrasian PBB secara otonom. dilakukan oleh Pemerintah Kota serang dalam
Belum adanya Tenaga fungsional seperti mempersiapkan Sumber daya manusia untuk
tenaga Penilai, Pengawas, dan Juru Sita dan menunjang pengalihan PBB-P2 menjadi pajak
tenaga operator dalam menjalankan aplikasi daerah adalah (a) Pengiriman 5 orang pegawai
PBB–P2 harus mendapatkan perhatian untuk mendapatkan pendidikan diploma selama
Pemerintah Kota Serang. 1 tahun di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
Dalam upaya memperkirakan kebutuhan Jakarta untuk menjadi Operator Console (OC)
pegawai terutama berkaitan dengan jumlah dan Penilai (Appraiser/Valuer). OC mempunyai
pegawai yang dibutuhkan, Pemerintah Kota tugas yang berkaitan dengan teknologi yang
Serang belum melakukan analisis beban kerja. digunakan, dari perangkat lunak maupun
Perkiraan kebutuhan pegawai dilakukan perangkat keras yang dibutuhkan untuk
berdasarkan pendapat dari KPP Pratama Kota operasional. Sedangkan penilai PBB
Serang mengenai jenis tenaga yang dibutuhkan mempunyai tugas yang berkaitan dengan
dan perkiraan jumlah yang dibutuhkan serta kegiatan yang bersifat operasional tentang
dengan melihat jumlah dan kondisi pegawai PBB. Tugas penilai PBB misalnya berkaitan
yang dimiliki. dengan keputusan besaran NJOP tanah dan
Dalam rangka memenuhi kebutuhan akan bangunan, serta verifikasi lapangan yaitu
sumber daya manusia ini, Pemerintah Kota peninjauan secara langsung keadaan objek
Serang berencana untuk mempersiapkan pajak; (b) Melakukan dan mengikuti
personel yang akan menangani bidang tugas Bimbingan Teknis (Bimtek)/workshop/seminar
terkait dengan pengoperasian aplikasi PBB-P2, kepada pegawai- pegawai yang nantinya
pelayanan PBB-P2, pemungutan PBB-P2, ditugaskan untuk mengelola PBB P2. Baik
pendataan, penilaian pajak, pengawasan dan yang dilakukan oleh DJP, DPKD Provinsi
juru sita. Jumlah pegawai yang dibutuhkan Banten maupun DPKD Kota Serang; (c)
Pemerintah kota serang dalam pelaksanaan Pengiriman Pegawai untuk magang di KPP
PBB-P2 ini adalah sekitar 40 orang, jumlah ini pratama Serang dilakukan untuk memberikan
merupakan pertimbangan dari KPP Pratama pengalaman dan pengetahuan kepada pegawai
Kota Serang. DPKD dan UPT serang tentang bagaimana
Upaya pemenuhan kebutuhan pegawai ini melakukan adminsitrasi perpajakan PBB-P2.
bisa dilakukan melalui proses rekrutmen. Ada
dua sumber utama rekrutmen yang dapat Kerja Sama dengan Pihak Terkait

139
Salah satu tugas dan tanggung jawab Faktor Pendukung Proses Peralihan PBB-P2
Pemerintah Daerah yang diatur dalam Peraturan Menjadi Pajak Daerah
Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Dalam
Negeri Nomor 213/PMK.07/2010 - Nomor 58 Tersedianya Dana atau Pembiayaan
Tahun 2010 adalah mempersiapkan kerja sama Pemerintah Kota Serang bersama–sama
dengan pihak terkait. dengan DPRD Kota Serang telah menyepakati
Sehubungan dengan hal tersebut, tentang pentingya untuk mengalokasikan dalam
Pemerintah Kota Serang menjalin kerja sama anggaran APBN tahun 2013 dalam kegiatan
dengan pihak terkait, di antaranya dengan KPP ekstensifikasi dan intensifikasi Pendapatan
Pratama Serang, BPN, Notaris dan Bank Jabar daerah untuk menunjang proses pengalihan
& Banten (BJB). Namun pada masa persiapan PBB-P2 pada 1 Januari 2014. Sebagaimana
pengalihan PBB P2 ini, Pemerintah Kota dikatakan oleh Acepudin anggota DPRD Kota
Serang memfokuskan pada kerja sama dengan Serang Badan Anggaran DPRD dan Badan
Pihak KPP Pratama dan Bank Jabar Banten, Anggaran Pemerintah Kota mempunyai
sedangkan kerja sama dengan BPN dan Kantor semangat yang sama untuk mensukseskan
Notaris masih belum ada bentuk dan format proses peralihan ini dilatarbelakangi melihat
kerja samanya. (1) Pembukaan Rekening PBB- potensi yang besar dari PBB-P2 untuk
P2 pada bank yang sehat. Dalam rangka menambah Pendapatan Asli daerah (PAD).
pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan Dengan dianggarkan dalam APBD tahun
Perdesaan dan Perkotaan menjadi Pajak 2013 maka seluruh proses persiapan pengalihan
Daerah, Pemerintah Kota harus membuka PBB P2 mulai perencanaan sampai dengan
rekening PBB P2 pada bank yang sehat. implementasinya sudah ada biayanya.
Rekening PBB P2 ini digunakan sebagai Tersedianya dana dalam jumlah yang memadai
rekening penampungan untuk menerima untuk membiaya seluruh proses perencanaan
pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan yang menjadi salah satu kunci dari keberhasilan
dibayarkan oleh Wajib Pajak PBB P2. perencanaan. (1) Penyediaan dana oleh
Pemerintah Kota Serang sampai sejauh ini Pemerintah Kota Serang tentunya menjadi salah
sudah menjajaki kerja sama dengan BJB. satu faktor pendukung dalam kegiatan
Proses pembukaan rekening penampung di persiapan pengalihan PBB P2 ini, karena
Bank Jabar dan Banten dalam tahap dengan adanya dana yang memadai maka
pembahasan antara Pemerintah Kota Serang rencana yang telah disusun diharapkan dapat
dengan BJB. selain BJB, Peemerintah Kota diimplementasikan dengan baik; (2) Partisipasi
Serang melakukan penjajakan dengan bank BRI SKPD terkait. Adanya dukungan dan partisipasi
dan BNI; (2) Sosialisasi PBB-P2 (a) Pihak dari Satuan Kerja Perangkat Daerah yang lain,
Internal Pemda, Sosialisasi dilakukan melalui dalam hal ini Badan Kepegawaian Daerah,
rapat kerja, studi banding dan kegiatan Bagian Organisasi dan Kepegawaian Daerah,
sosialisasi yang dilakukan untuk camat, lurah Bagian Hukum, Bappeda, dan lainnya, sangat
dan kepala desa baik yang dilakukan DJP, membantu perencanaan persiapan pengalihan
Provinsi Banten dan DPKD Kota Serang; (b) PBB P2 ini. Adanya dukungan dari SKPD-
Sosialisasi kepada masyarakat. Sosialisasi SKPD terkait diperlukan agar proses
kepada masyarakat sudah dimulai sejak awal perencanaan dan implementasinya dapat
2013 dengan berbagai cara dan sarana seperti berjalan dengan baik dan lancer; (3) Partisipasi
ditelevisi, Koran lokal dan melalui camat, RT dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serang.
dan RW; (c) Kegiatan sosialisasi terhdap A Adanya dukungan Kantor Pelayanan Pajak
Notaris/PPAT, RE, BPN dan pihak terkait Pratama Serang, yang siap berkoordinasi dan
lainnya. Kegiatan sosialisasi terhdap Asosiasi memberikan informasi, saran, masukan,
PPAT,Notaris REI sudah dilakukan baik yang pertimbangan terhadap jalannya proses
dilakukan ,DPKD propensi banten dan DPKD pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan
kota serang. Perdesaan dan Perkotaan menjadi pajak
Daerah, memperlancar jalannya proses
(lihat tabel 2) perencanaan dan implementasinya: (4)
Motivasi yang tinggi dari Pegawai DPKD, UPT

140
Tabel 2. Rekapitulasi Kesiapan Kota Serang Dalam Masa
Peralihan PBB-P2 Menjadi Pajak Daerah
Sarana SDM & Pendanaan
Peraturan Kerja sama Sosialisasi
Prasarana Organisasi
Pembukaan
Rekening Internal Pemda
Penampungan Sosialisasi
masih dalam dilakukan melalui
tahap Rapat kerja, studi
Raperda PBB Formulir
pembahasan Menambahkan fungsi Banding dan
– P2 telah Pendukung
MOU dgn PBB-P2 kepada kegiatan sosialisasi
disahkan pelayanan PBB-
bank Jabar & DPKD, sehingga tidak yang dilakukan
menjadi Perda P2 telah lengkap
Banten perlu membuat untuk camat,lurah
No 9 tahun disediakan oleh
- Melakukan organisasi baru dan kepala desa
2013 DPKD
penjajakan baik yang dilakukan
dengan Bank DJP , Propinsi
BRI dan BNI banten dan DPKD
sebagai bank kota serang
persepsi
Telah
melakukan
Koordinasi
dan sosialisasi Sosialisasi kepada
Peraturan
dengan masyarakat sudah
Walikota
Bank,BPN,Not Membentuk UPT dimulai sejak awal
belum Basis data PBB
aris/PPAT dan PBB-P2 di dua 2013 dengan
disahkan dan P2 belum
kantor Lelang kecamatan untuk berbagai cara dan
rencananya diserahkan KPP
tetapi belum menunjang pelayanan sarana seperti
akhir Pratama kota
memiliki PBB –P2 ditelevisi, Koran
November serang
secara formal local dan melalui Dianggarkan
akan di sahkan
kerjasama camat, RT dan RW Dalam APBD
(blm ada 2012 dan 2013
bentuk dan Pada Kegiatan
formatnya) Intensifikasi
Ketersedian SDM dan
Gedung UPT
dilakukan dengan : Ektensifikasi
PBB P2
a. Merekrut tenaga pendapatan
memanfaatkan
tenaga ahli Kegiatan sosialisasi DPKD
asset –aset
SOP belum 2.Melakukan mutasi terhdap Asosiasi
pemda yg belum
disahkan dan pegawai yang ada PPAT & Notaris
dioptimlkan
rencananya diinternal pemerintah REI sudah
Yaitu di
akhir kota dilakukan baik
Kecamatan
November ini 3. merencanakan yang dilakukan ,
serang dan
akan disahkan pemenuhan kebutuhan DPKD propensi
kecamatan
pegawai melalui banten dan DPKD
Cipocok jaya
pnerima CPNS tahun kota serang
dan sekarang
2014
dalam tahap
renovasi
Perangkat
Lunak Kegitan sosialisasi
(software) terhadap BPN dan
Aplikasi PBB- Kantor Lelang
P2 tidak negara dilakukan
Mengunakan bersama – sama
Sismiop tetapi dengan sosialisasi
membuat sendiri terhadap PPAT,
dengan bantuan notaris dan REI
Konsultan
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2013

141
Tabel 3. Jumlah Objek pajak dan Nilai Pokok Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Serang
Tahun 2008 - 2011
No Tahun Wajib Pajak % Kenaikan Nilai Pokok (Rp) % Kenaikan
1 2008 179.253 - 10.856.945.216 -
2 2009 205.877 12.9 11.222.281.305 0.97
3 2010 210.404 2.15 11.485.455.344 0.98
4 2011 214.974 2.12 13.354.492.013 0.86
Sumber: Kota Serang dalam Angka Tahun 2012

PBB P2 kota serang untuk menyerap ilmu dan internal DPKD, dengan pimpinan Satuan Kerja
yang dibutuhkan untuk menunjang proses Perangkat Daerah yang terlibat dalam
pengalihan ini sangat membantu proses perencanaan persiapan pengalihan PBB P2
pengalihan ini, hal ini bisa kita lihat dari maupun dengan pihak KPP Pratama Kota
pegawai –pegawai yang dikirim mengikuti Serang.
Bimbingan teknis yang diselenggarakan DJP,
DPKD Propensi maupun pegawai melakukan Analisis Penerimaan PBB P2 di Kota Serang
magang di KPP Pratama serang sampai dengan (lihat tabel 3)
Pegawai DPKD dan UPT yang mempersiapkan Bila dilihat dari tabel 3 terjadi kenaikan
segala hal dalam proses pengalihan ini. jumlah objek pajak dan nilai pokok PBB P2 di
Motivasi ini muncul karena adanya dukungan setiap tahun dengan persentase yang berbeda,
dan kepercayaan yang besar dari pimpinan kenaikan persentase tertinggi untuk Jumlah
mulai dari walikota sampai Kepala DPKD. objek Pajak terjadi di tahun 2009 seiring
Adanya dukungan dan partisipasi dari dengan terjadi banyaknya transaksi jual beli
pihak-pihak terkait, seperti satuan kerja tanah dan bangunan, semakin besarnya
perangkat daerah internal Pemerintah Kota kesadaran masyarakat untuk balik nama
serang, motivasi pegawai, dukungan dan kepemilikan tanah dan bangunan, tumbuhnya
partisipasi dari pihak eksternal yakni KPP banyaknya kawasan perumahan yang dibangun
Pratama serang menjadi faktor pendukung bagi terjadi di tahun 2008 dan 2009 .
Pemerintah Kota serang dalam mempersiapkan Besarnya kenaikan objek pajak di tahun
pengalihan PBB P2 ini. 2009 sebesar 26.625 (12.9 %) objek pajak baru
tidak diimbangi dengan kenaikan nilai pokok
Faktor Penghambat Proses Peralihan PBB- di tahun 2008 yang sebesar Rp 365.336.089
P2 menjadi Pajak Daerah (0.97 %). Berdasarkan hasil dari wawancara
Terbatasnya Sumber Daya Manusia baik dengan Sekdes Panggung Jati dan Camat
Jumlah maupun Kompetensi yang Walantaka kondisi tersebut dikarenakan masih
Dibutuhkan cukup besar masyarakat yang tidak memenuhi
Kota Serang merupakan kota yang usianya kewajiban perpajakannya.
masih sangat muda diresmikan pada 2 Faktor penyebab hal di atas adalah seperti
November 2007 berdasarkan UU No. 32 Tahun banyaknya pemilik objek pajak tersebut tidak
2007 tentang Pembentukan Kota Serang. bertempat tinggal di desa atau kecamatan yang
Sebagai kota yang baru, Kota Serang masih sama hal ini mempersulit aparatur desa untuk
kekurangan sumber daya manusia. Sebagai melakukan penagihan pajak bumi dan
konsekuensi dari UU No. 28 Tahun 2009. bangunan dan adanya keenganan di
Untuk mampu menjalankan tahapan dalam sekelompok masyarakat untuk membayar
administrasi pajak PBB-P2, Pemrintah Kota disebabkan PBB-P2 oleh masyarakat masih
Serang membutuhkan jumlah dan kompentensi tidak merasakan langsung manfaat dari
yang bersifat spesifik. pembayaran pajak bumi dan bangunan. Artinya
kinerja pemunggutan pajak masih bisa
Koordinasi Antar-Instansi/Lembaga ditingkatkan dengan membangun kesadaran
Pemerintah Kota menghadapi kendala masyarakat untuk membayar pajak, pemberian
kurang intensifnya koordinasi dan komunikasi sanksi yang tegas, dan perlu adanya validasi
baik koordinasi dan komunikasi di antara

142
Tabel 4. Rencana dan Realisasi PBB P2 di Kota Serang
No Tahun Rencana Realisasi Persentase (%) (TPI)
1 2009 7.542.000.025 7.014.06.023 93%
2 2010 7.990.003.243 9.508.103.857 119%
3 2011 8.431.072.509 10.370.219.186 123%
4 2012 9.914.157.902 12.482.003.957 126%
5 2013 11.526.849.807
Sumber data: DPKD Kota serang Tahun 2013

Tabel 5. Perbandingan Target Buku Tahun 2013 berdasarkan


Jumlah Wajib Pajak per Kecamatan di Kota Serang
No Kecamatan T. Buku I T. Buku T. Buku Total %
2&3 IV & V
1 Serang 46.303 10.676 702 57.681 27.33
2 Cipocok 29.232 2.335 127 31.694 15.02
Jaya
3 Taktakan 33.396 1.847 133 35.376 16.76
4 Walantaka 32.974 355 26 33.355 15.80
5 Kasemen 27.168 910 30 28.108 13.32
6 Curuq 24.083 727 48 24.943 11.78
Total 193. 156 16.850 1.066
Persentase 91.51 % 7.98 % 0.5 %
Sumber: DPKD Kota Serang Tahun 2013

dan perbaikan basis data kepemilikan objek 15.8 % di Walantaka ;13.32 % WP di tinggal di
pajak. Kasemen dan 11.78 % WP tinggal di Curug.
(lihat tabel 4) (lihat tabel 6)
Tabel 4 di atas menunjukan efektivitas Dari tabel ini terlihat fakta WP kecil
pemunggutan pajak di Kota Serang sudah baik memberikan kontribusi Target Buku sebesar
dilihat dari nilai Tax Performance Index (TPI) Rp4.503.304.147 atau 27.3 %, WP sedang
yang selalu meningkat dari tahun ke tahun. memberikan kontribusi Rp3.950.218.316 atau
Pada tahun 2009 sebesar 93 %, tahun 2010 119 23.94 % sedangkan WP besar memberikan
%, tahun 2011 sebesar 123 % dan tahun 2012 kontribusi 48.76 % (Rp dari total target Buku di
sebesar 126 %. TPI merupakan parameter yang tahun 2013 sebesar Rp16.498.173.363 Milyar.
biasa digunakan untuk untuk mengukur Secara Geografi kontribusi dalam penetapan
efektivitas pajak dengan cara membandingkan target buku sebagai berikut: Kecamatan Serang
antara realisasi pendapatan dengan rencana memberikan kontribusi target buku sebesar
pendapatan. Rp9.380.823.623 atau 56.86 %, Kecamatan
(lihat table 5) Cipocok Jaya sebesar Rp2.899.011.613 atau
Dari tabel terlihat fakta yang menarik 17.57 %, Kecamatan Taktakan sebesar
91.51 % Wajib Pajak (WP) yang berada di Kota Rp1.793.647.729 atau 10.87 %, Kecamatan
Serang merupakan WP kecil. Sebanyak 7.98 % Walantaka Rp684.680.047 atau 4.15 %,
WP merupakan Wajib Pajak berskala sedang, Kecamatan Kaseman Rp807.144.117 atau 4.89
dan hanya 0,5 % atau 1.066 WP dari total WP % sedangkan kecamatan Curug sebesar
yang berada di Kota Serang sebanyak 211.072 Rp932.864.174 atau 5.65 %.
masuk kategori WP besar. Berdasarkan data Berdasarkan data tersebut kontribusi
tersebut terlihat bahwa di Kota Serang Wajib terbesar dari potensi pendapatan Kota Serang
Pajak (WP) didominasi oleh WP kecil diberikan oleh Wajib besar sebesar 58.86 %
Secara geografis 27.33 % WP tinggal di atau Rp9.380.823.623.
Kecamatan Serang, 15% WP tinggal di Berdasarkan fakta yang didapat di tabel V
Cipocok Jaya, 16,76% WP tinggal di Taktakan, dan VI diperoleh fakta yang menarik walaupun
jumlahnya hanya 0.51 % wajib pajak besar
143
Tabel 6. Perbandingan Target Buku Tahun 2013 berdasarkan
Jumlah Target Pendapatan Per Kecamatan di Kota Serang
No Kecamatan T. Buku I T. Buku T. Buku Total %
Rp 2&3 IV & V Rp
Rp Rp
1 Serang 1.718.919.789 2.603.793.914 5.058.111.920 9.380.825.623 56.86
2 Cipocok 865.290.463 511.670.072 1.522.051.078 2.899.011.613 17.57
Jaya
3 Taktakan 730.024.249 365.344.668 698.278.812 1.793.647.729 10.87
4 Walantaka 466.001.965 82.106.490 136.571.592 684.680.047 4.15
5 Kasemen 373.941.054 215.826.245 217.376.878 807.144.117 4.89
6 Curug 349.126.627 171.476.927 412.260.620 932.864.174 5.65
Jumlah 4.503.304.147 3.950.218.316 8.044.650.900
Persentase 27.3 % 23.94 % 48.76 %
Sumber: DPKD Kota Serang Tahun 2013

memberikan kontribusi sebesar 48.76 % dari Walikota dan SOP yang berkaitan dengan PBB
Total penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan P2 masih belum. Dibentuknya UPT Serang dan
Kota Serang. Fakta-fakta ini bisa menjadi UPT Cipocok Jaya diharapkan dapat
pertimbangan dalam usaha meningkatkan memberikan pelayanan PBB-P2 kepada
pendapatan dalam intensifikasi dan masyarakat Kota Serang. Dalam menopang
ektensifikasi perpajakan seperti dalam kinerja DPKD dan UPT telah dipersiapkan
memperbaiki database perpajakan dengan sarana dan prasaran seperti gedung/ruang
melakukan penilaian ulang, Pemerintah Kota pelayanan, ruang server yang dalam tahap
Serang di tahun 2014 harus sudah renovasi, perlengkapan kantor dan formulir
mempertimbangkan untuk melakukan penilaian pelayanan yang sudah tersedia. Pemerintah
nilai pasar dari objek PBB-P2 dengan beberapa Kota Serang membuat sendiri Aplikasi PBB-P2
opsi: 1. Melakukan penilaian untuk semua (Sismiop) dengan bantuan konsultan pada saat
Objek pajak di Kota Serang. 2. Hanya ini dalam proses pengerjaan dan baru akan
melakukan penilaian terhadap objek pajak melakukan uji coba pada Desember 2013.
besar dengan pertimbangan kontribusi objek Transfer data seperti basis data PBB P2 belum
pajak ini sangat signifikan 48.76 % atau 3. diserahkan KPP Pratama Kota Serang.
Melakukan penilaian untuk objek pajak Sosialisasi sudah dilakukan baik terhadap
menengah dan besar dengan pertimbangan aparatus Peemerintah Kota Serang, masyarakat,
besarnya kontribusi dari dua objek pajak BPN, Notaris/PPAT dan pihak-pihak terkait
tersebut sebesar 72.70 %. pemilihan untuk lainnya. Kesiapan kinerja DPKD dan UPT
alternatif-alternatif yang ada harus PBB-P2 ditunjang juga dengan kesiapan
mempertimbangkan: 1. Kesiapan pihak DPKD sumber daya manusia. Peemerintah Kota
dan UPT untuk melakukan penilaian. 2. Serang mengambil langkah sebagai berikut
Memperhatikan psikologis masyarakat 3. untuk mempersiapkan Sumber daya
Menghitung biaya penilaian di bandingkan manusianya seperti menyekolahkan 5 pegawai
dengan potensi pendapatan yang akan diperoleh ke program diploma 1 tahun di Sekolah Tinggi
dimasa yang akan datang. Akuntansi Negara, mengirim pegawai UPT
PBB-P2 untuk melakukan magang di KPP
Kesimpulan pratama Kota Serang sampai dengan
Dalam persiapan pengalihan Pajak Bumi memberikan Bimtek untuk pegawai UPT dan
dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan DKPD Kota Serang. Pembukaan rekening
menjadi Pajak Daerah, Pemerintah Kota Serang sebagai rekening penampung di Bank BJB
telah melakukan persiapan yang diawali dengan masih dalam tahap pembahasan belum
dibentuknya tim persiapan pengalihan PBB- penandatanganan MOU. Penunjukan bank
P2, disahkannya Peraturan Daerah No. 9 Tahun persepsi lainya seperti BNI dan BRI juga masih
2013 tentang PBB-P2, namun Peraturan dalam pembahasan.

144
Faktor pendukung dari proses peralihan objek pajak tersebut sebesar 72.70%. pemilihan
PBB P2 di Kota Serang adalah: tersedianya untuk alternatif-alternatif yang ada harus
dana atau pembiayaan, partisipasi SKPD mempertimbangkan: (a) Kesiapan pihak DPKD
terkait, motivasi yang tinggi dari pegawai dan UPT untuk melakukan penilain. (b)
DPKD dan UPT PBB-P2 serta partisipasi dari Memperhatikan psikologis masyarakat. (c).
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serang. Menghitung biaya penilaian di bandingkan
Faktor penghambat adalah: terbatasnya dengan potensi pendapatan yang akan diperoleh
sumber daya manusia baik jumlah maupun dimasa yang akan datang.
kompetensi yang dibutuhkan, koordinasi yang
belum optimal antar Instansi/lembaga. DAFTAR PUSTAKA
Jumlah Objek Pajak/subjek pajak PBB –
P2 selalu bertambah dari tahun ke tahun (2008 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12
– 2013) tetapi ini tidak diikuti dengan Tahun 1994 Perubahan atas Undang-
peningkatan yang signifikan nilai pokok yang Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang
menjadi target/rencana pendapatan PBB P2. Pajak Bumi dan Bangunan.
Tax Performance index (TPI) PBB-P2 Kota Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32
Serang selalu meningkat dari tahun ke tahun.
Tahun 2004 Perubahan atas Undang-
Wajib pajak di Kota Serang didominasi oleh Undang Republik Indonesia Nomor 22
Wajib pajak kecil sebesar 91,5 % dan Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.
memberikan kontribusi 27,3 % sedangkan
jumlah Wajib pajak besar hanya sebesar 0.5 % Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33
mampu memberikan kontribusi 48,76 %. Objek Tahun 2004 Perubahan atas Undang-
Pajak/Wajib Pajak di Kota Serang mayoritas Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang
berada di kecamatan Serang 27,33 %. Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Saran Undang-Uundang Republik Indonesia Nomor
Pemerintah Kota Serang harus secepatnya 28 Tahun 2007 Perubahan Ketiga atas
menyelesaikan Peraturan Walikota, SOP, dan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983
melakukan uji coba secara terus-menerus untuk tentang Ketetapan Umum dan Tata Cara
memastikan aplikasi Sismiop yang dibuat akan Perpajakan.
siap pada tahun peralihan. Pemerintah Kota
Serang harus melakukan analisis beban kerja Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12
sehingga dapat lebih tepat diperkirakan Tahun 2008 Perubahan atas Undang-
besarnya SOTK dan jumlah SDM yang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
dibutuhkan. Pemerintah Kota Serang harus Pemerintah Daerah.
dapat menjaga koordinasi dan komunikasi yang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28
baik di antara internal Pemerintah Kota Serang Tahun 2009 perubahan atas Undang-
dan juga dengan instansi terkait di luar undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang
Pemerintah Kota Serang karena kurangnya Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
koordinasi dan komunikasi dapat menyebabkan
proses pengalihan tidak berjalan lancar. Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor 61/
Pemerintah Kota Serang di tahun 2014 PJ/ 2010 tentang Tata Cara Persiapan
harus sudah mempertimbangkan untuk Pengalihan PBB P2 sebagai Pajak
melakukan penilaian nilai pasar dari objek Daerah.
PPH-P2 dengan beberapa opsi: (1) Melakukan Pertaturan Pemerintah Pemerintah Nomor 74
penilaian untuk semua objek pajak di Kota Tahun 2011 tentang Tata Cara
Serang. (2) Hanya melakukan penilaian Pelaksanaan Hak dan Kewajiban
terhadap objek pajak besar dengan Perpajakan.
pertimbangan kontribusi objek pajak ini sangat
Peraturan Bersama Menteri Keuangan dan
signifikan 48.76 %. (3) Melakukan penilaian
Mendagri Nomor 213/ PMK.07/ 2010 dan
untuk objek pajak menengah dan besar dengan
Nomor 58 Tahun 2011 tentang Tahapan
pertimbangan besarnya kontribusi dari dua
Persiapan Pengalihan PBB Sektor

145
Perdesaan dan Perkotaan sebagai Pajak Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 9 Tahun
Daerah. 2013 tentang Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
67/PMK.03/2011 tentang Penyesuaian Mardiasmo, 2009. Perpajakan.Yogyakarta:
Besarnya Nilai Jual Obyek Pajak Tidak Andi.
Kena Pajak (NJOPTKP). Moleong,Lexi J. 2006. Metodologi Penelitian
Keputusan Menteri Keuangan Republik Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda karya.
Indonesia Nomor 82/KMK.04/2002 Siahaan. Marihot. 2010. Pajak Daerah &
tentang Bagi Hasil Pajak Bumi dan Restribusi Daerah. Edisi Revisi. Jakarta:
Bangunan antara Pemerintah Pusat dan
Rajawali Pers.
Pemerintah Daerah.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 9 Tahun Administrasi. Bandung: Alfabeta.
2008 tentang Pembentukan dan Susunan
Organisasi Dinas Daerah Kota Serang. Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia. Jakarta:
Salemba Empat.
Peraturan Walikota Serang Nomor 36 Tahun
2008 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan
Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah.

146

Вам также может понравиться