Вы находитесь на странице: 1из 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Malaria merupakan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles,

yang hingga saat ini masih menjadi masalah utama kesehatan di Indonesia.

Malaria menyebabkan kesakitan dan kematian, mempengaruhi angka kematian

bayi, anak balita, ibu hamil, serta dapat menurunkan produktivitas kerja. Oleh

karena itu, pencegahan malaria sangat diperlukan untuk mengurangi dampak

gangguan kesehatan akibat malaria. Meskipun malaria termasuk penyakit yang

berbahaya, serta mudah sekali menular, upaya pencegahan malaria di masyarakat

saat ini masih jauh dari yang diharapkan (Sukiswo, 2014).

Malaria menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia, hingga tahun

2014, malaria tersebar di 95 negara, bahkan 3,2 milyar penduduk dunia tinggal di

daerah berisiko tertular malaria. Di seluruh dunia setiap tahun ditemukan 500 juta

kasus malaria yang mengakibatkan 1 juta orang meninggal dunia. Malaria

merupakan salah satu penyakit yang menjadi ancaman masyarakat di daerah tropis

dan sub tropis terutama pada bayi, anak balita dan ibu melahirkan (Sukiswo,

2014).

Sampai dengan tahun 2016, angka kejadian kasus malaria di Indonesia

masih cukup tinggi. Dari 495 kabupaten di Indonesia, 396 kabupaten diantaranya

atau sekitar 80% termasuk kabupaten endemis malaria. Sedangkan temuan kasus

pada tahun tersebut, ditemukan positif malaria sebesar 200.378 kasus, dan

1
2

1.450.894 kasus suspek malaria, padahal Kementrian Kesehatan menargetkan

Indonesia bebas malaria pada tahun 2030 (Kemenkes RI, 2016).

Meskipun bukan wilayah dengan kejadian malaria yang tertinggi, angka

kejadian malaria di Jawa Timur masih cukup mengkhawatirkan. Berdasarkan data

Kemenkes RI tahun 2016, di Jawa Timur masih ditemukan sebesar 303 kasus

positif malaria, serta 11.421 kasus suspek malaria. Padahal target Kemenkes RI,

pada tahun 2027, semua provinsi harus mencapai elminisasi malaria (Kemenkes

RI, 2016).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, pada tahun 2016,

jumlah penderita positif malaria di Kabupaten Malang adalah sebesar 63 orang.

Angka ini mengalami peningkatan bila dibanding tahun sebelumnya, pada tahun

2015, tercatat ada 23 kasus positif malaria. Peningkatan jumlah penderita malaria

tersebut cukup mengkhawatirkan, mengingat, Kementrian Kesehatan RI

menargetkan, pada tahun 2025 semua kabupaten/kota mencapai eliminasi (Dinas

Kesehatan Kabupaten Malang, 2016).

Tingginya angka kejadian malaria di beberapa wilayah di Indonesia,

diduga berkaitan erat dengan belum optimalnya upaya pencegahan malaria oleh

warga masyarakat, terutama yang tiggal di daerah endemi. Menurut hasil

penelitian Widyasari (2014) di daerah endemic malaria di Kabupaten Bulukumba,

diketahui upaya pencegahan malaria yang diterapkan warga masyarakat masih

belum optimal, dari 181 warga yang diteliti, diketahui hanya 48,1% yang

menggunakan kelambu saat tidur, sebesar 1,1% memasang kawat kasa di jendela

dan ventilasi rumah, 43,1% menggunakan obat nyamuk saat tidur, dan 43,2%
3

yang memakai baju lengan panjang saat keluar rumah pada malam hari

(Widyasari, 2014).

Dari hasil studi pendahuluan di pantai kondang merak desa sumberbening

kecamatan bantur, pada tanggal 5 agustus 2018, diketahui bahwa, upaya

pencegahan malaria yang dilakukan warga di wialayah tersebut masih belum

optimal. Dari hasil wawancara terhadap 10 orang warga, didapatkan 9 orang

(90%) mengatakan penyakit malaria yang mereka derita selama ini adalah

penyakit kambuhan sejak bertahun tahun yang lalu, sehingga menurut mereka

percuma melakukan upaya pencegahan malaria. Selain itu, 10 orang (100%) dari

10 orang tersebut juga mengatakan, tidak memasang kawat kasa di jendela dan

ventilasi rumah mereka, tidak pernah menggunakan obat nyamuk saat tidur, dan

juga tidak pernah memakai baju lengan panjang saat keluar rumah pada malam

hari.

Rendahnya pengetahuan warga di suatu wilayah mengenai malaria

menyebabkan belum optimalnya upaya pencegahan malaria di wilayah tersebut.

Menurut Adriyani (2016), tingkat pengetahuan masyarakat mengenai malaria

dapat mempengaruhi kesediaan masyarakat dalam melakukan upaya pencegahan

untuk menanggulangi kemungkinan terjangkit malaria. Secara umum, perilaku

seseorang ditentukan oleh pengetahuan yang dimilikinya. Perubahan perilaku

ditentukan oleh konsep manfaat, artinya bila seseorang mengetahui ada manfaat

terhadap kesehatan maka secara sadar orang tersebut akan mempraktikkan

perilaku tersebut (Notoatmodjo, 2012).

Rendahnya upaya pencegahan malaria di suatu wilayah akan

meningkatkan resiko terjadinya kejadian luar biasa (KLB) malaria di wilayah


4

terebut. Secara epidemiologi, endemis malaria dapat disebabkan oleh faktor

lingkungan,, migrasi penduduk dan juga faktor pengetahuan masyarakat itu

sendiri (Yulidar, 2015).

Upaya promosi kesehatan mengatasi masalah belum optimalnya

pencegahan kejadian malaria di daerah endemic dapat dilakukan melalui

penyuluhan, konseling, penyebaran poster dan leaflet, dengan tujuan

meningkatkan pengetahuan warga mengenai pencegahan kejadian malaria.

Beberapa hal yang bisa disampaikan kepeda warga untuk mencegah malaria

adalah, pertama harus dilakukan adalah melindungi diri dari gigitan nyamuk,

dengan: memakai pakaian pelindung seperti celana panjang dan kemeja panjang

selama beraktivitas, terutama saat subuh atau sore hari. Nyamuk malaria paling

rentan beredar di dua waktu tersebut, memasang obat nyamuk di dalam ruangan,

atau rutin semprot obat nyamuk di pagi dan sore hari, mengoleskan lotion anti

nyamuk yang mengandung DEET atau diethyltoluamide saat terasa ada banyak

nyamuk, menggunakan kelambu (jaring nyamuk) yang disemprotkan insektisida,

seperti permethrin atau deltamethrin, untuk menutupi ranjang tidur, menghindari

kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat

persembunyian nyamuk. mengenakan pakaian tidur atau selimut yang bisa

menutupi kulit tubuh. melakukan langkah pencegahan 3M, menguras dan

membersihkan bak mandi, menutup atau menyingkirkan genangan air yang

berpotensi menjadi sarang jentik nyamuk, menabur serbuk abate untuk membasmi

jentik-jentik nyamuk, rutin melakukan fogging sebulan sekali, dengan cara

mengajukan kepada pihak yang berwenang (RT/RW/Kelurahan) untuk melakukan

fogging missal (Setyaputri, 2016).


5

Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian

dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Warga tentang Malaria dengan

Upaya Pencegahan Kejadian Malaria di Kampung Nelayan Pantai Kondang

Merak RT 15 RW 03 Desa Sumberbening Kecamatan Bantur Kabupaten

Malang“.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan warga tentang malaria dengan

upaya pencegahan kejadian malaria di kampung nelayan Pantai Kondang Merak

RT 15 RW 03 Desa Sumberbening Kecamatan Bantur Kabupaten Malang?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan warga tentang malaria dengan

upaya pencegahan kejadian malaria di kampung nelayan Pantai Kondang Merak

RT 15 RW 03 Desa Sumberbening Kecamatan Bantur Kabupaten Malang.

1.3.2. Tujuan Khusus

1.3.2.1. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan warga tentang malaria di kampung

nelayan Pantai Kondang Merak RT 15 RW 03 Desa Sumberbening

Kecamatan Bantur Kabupaten Malang.

1.3.2.2. Mengidentifikasi upaya pencegahan kejadian malaria di kampung

nelayan Pantai Kondang Merak RT 15 RW 03 Desa Sumberbening

Kecamatan Bantur Kabupaten Malang.


6

1.3.2.3. Menganalisa hubungan tingkat pengetahuan warga tentang malaria

dengan upaya pencegahan kejadian malaria di kampung nelayan Pantai

Kondang Merak RT 15 RW 03 Desa Sumberbening Kecamatan Bantur

Kabupaten Malang.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1.4.1.1. Bagi Mahasiswa Keperawatan

Sarana menambah wawasan mengenai penyakit malaria di masyarakat,

berkaitan dengan berbagai permasalahan dan pemecahan masalahnya.

1.4.1.2. Bagi Institusi Pendidikan keperawatan

Sebagai bahan kajian mengenai kondisi di lapangan mengenai fenomena

penyakit malaria di daerah endemic malaria.

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.1.1. Bagi Responden

Menambah pengetahuan mengenai manfaat dan cara mengoptimalkan upaya

pencegahan penyakit malaria.

1.4.1.3. Bagi Puskesmas

Sebagai data dasar untuk meningkatkan upaya promosi kesehatan berkaitan

dengan pencegahan kejadian malaria di daerah endemic malaria..

1.5 Batasan Penelitian

Penelitian dibatasi pada pengetahuan mengenai pada tingkat tahu (know/

C1).

Вам также может понравиться