Вы находитесь на странице: 1из 11

TUGAS MATA KULIAH

TEKNIK TRANSMISI TELEKOMUNIKASI

MULTIPLEXING DIGITAL

Disusun Oleh :
Nama : Muhammad Yusup Mustopa
Npm : 054116004

TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2019
DIGITAL MULTIPLEXING
Multiplexing
Multiplexing adalah Teknik menggabungkan beberapa sinyal untuk dikirimkan secara
bersamaan pada satu kanal transmisi.
Dimana perangkat yang melakukan Multiplexing disebut Multiplexer atau Mux
dan untuk di sisi penerima yang melakukan demultiplexing disebut Demultiplex atau Demux.

Multiplexing berfungsi untuk memunkinkan beberapa sumber transmisi agar dapat diterima
yang bergantung pada translasi setiap pesan pada spektrum tertentu yang berbeda posisinya.
Teknik Multiplexing
1. Frequency Division Multiplexing (FDM)
2. Time Division Multiplexing (TDM)
3. Statistical Time Division Multiplexing(STDM)

 Frequency Division Multiplexing (FDM)


 Gabungan banyak kanal input menjadi sebuah kanal output berdasarkanfrekuensi.
 Digunakan ketika bandwidth dari medium melebihi bandwidth sinyal
yang diperlukan untuk transmisi.
 Setiap sinyalnya dimodulasikan ke dalam frekuensi carrier yang berbeda
dan frekuensi carrier tersebut terpisah dimana bandwidth dari sinyal-
sinyal tersebut tidak overlap. Setiap kanal dipisahkan oleh guard band.
Contoh yang paling dikenal dari FDM adalah siaran radio dan televisikabel.
lihat contoh dibawah ada enam sumber sinyal yang dimasukkan kedalam suatu multiplexer,
yang memodulasi tiap sinyal ke dalam frekuensi
yang berbeda (f1,...,f6). Tiap sinyal modulasi memerlukan bandwidth center tertentu
disekitar frekuensi carriernya, dinyatakan sebagai suatuchannel. Sinyal input baik analog mau
pun digital akan ditransmisikan melalui medium dengan sinyal analog.
Proses FDM multiplexing dan demultiplexing

Multiplexing

Demultiplexing

Sistem FDM, terdiri dari dua bagian yaitu:


1.Peralatan terminal (terminal equipment).
Peralatan terminal terdiri dari bagian kirim yang mengirimkanfrekwensi pembicaraan
majemuk ke penguat ulang transmisi saluran dan bagian penerima yang menerima arus tersebut
dan mengubah kembali menjadi arus pembicaraan seperti semula.
2. Repeater equipment ( peralatan penguat ulang )
Repeater equipment terdiri dari penguat (amplifier) dan equalizer
yang berfungsi untuk mengatur redaman gangguan (attenuation
distortion), pada saat transmisi melewati saluran antara kedua repeater masing-masing.

Time Division Multiplexing (TDM)


Digunakan ketika data rate dari medium melampaui data rate darisinyal digital
yang ditransmisi.
Prinsip TDM adalah menerapkan prinsip penggiliran waktupemakaian saluran transmisi den
gan mengalokasikan satu slotwaktu (time slot) bagi setiap pemakai saluran (user).
TDM biasanya digunakan untuk komunikasi point to point. Pada
TDM, penambahan peralatan pengiriman data lebih mudah dilakukan.
TDM lebih efisien daripada FDM.

Jenis-Jenis TDM
a. Synchronous TDM
Disebut synchronous karena time slot-nya di alokasikan ke sumber-
sumber tertentu dimana time slot untuk tiap sumber ditransmisikan.
Dan dapat mengendalikan sumber-sumber dengan kecepatan yang berbeda-beda.
b. Asynchronous TDM
Untuk mengoptimalkan penggunaan saluran dengan cara
menghindari adanya slot waktu yang kosong akibat tidak adanyadata (atau tidak aktif-
nya pengguna) pada saat sampling setiapinput line.
Asynchronous TDM proses sampling hanya dilakukan untuk input line
yang aktif saja. Konsekuensinya perlu menambahkan informasi ke
pemilikan data pada setiap slot waktu berupa identitas pengguna atau identitas input line yang
bersangkutan.

Proses MUX dan DEMUX Synchronous TDM


Proses MUX dan DEMUX Asynchronous TDM
Statistical Time Division Multiplexing (STDM)

 Statistical TDM dikenal juga sebagai asynchronous TDM danintelligent


TDM, sebagai alternatif synchronous TDM

 Efisiensi penggunaan saluran secara lebih baik dibandingkan FDMdan


TDM. Memberikan kanal hanya pada terminal yang membutuhkannya dan
memanfaatkan sifat lalu lintas yang mengikuti karakteristikstatistik.
STDM dapat mengidentifikasi terminal mana yang mengganggur/ terminal
mana yang membutuhkan transmisi dan mengalokasikan waktupada jalur
yang dibutuhkannya.

 Untuk input, fungsi multiplexer ini untuk men-scan buffer-buffer input, mengumpulkan
data sampai penuh, dan kemudian mengirimframe tersebut. Dan untuk output,
multiplexer menerima suatu framedan mendistribusikan slot-slot data ke buffer output
tertentu.

Sistem carier digital

 Herarki TDM
 USA/Canada/Japan menggunakan satu sistem
 ITU-T menggunakan sistem yang mirip
(tapi berbeda)
 Sistem US berdasarkan pada format DS-1
 Multiplex 24 channel
 Setiap frame memiliki 8 bit per channel plus satu bit framing
 193 bit per frame
 Untuk voice setiap channel mengandung satu word data
digital (PCM, 8000 cuplik per detik)
- Data rate 8000x193 = 1.544Mbps
- Lima sampai enam frame mempunyai cuplik 8 bit PCM
- Frame ke-enam 7 bit PCM word plus “signaling bit”
- Bentuk deretan data signaling bit untuk setiap channel
mengandung control dan routing info
 Format yang sama untuk data digital
- 23 channel data
 7 bit per frame plus indicator bit untuk data atau system
control
- Channel ke-24 adalah sync
Data Tercampur

 DS-1 bisa membawa campuran sinyal voice dan data


 24 channel digunakan
 Tidak ada byte sync

 Bisa juga interleave channel DS-1


o Ds-2 adalah empat DS-1 yang menghasilkan
6.312Mbps
Data rate media melebihi data rate sinyal digital
yang akan ditransmisikan

Synchronous Time Division Multiplexing

 Banyak sinyal digital interleaved dalam waktu


 Mungkin pada level block
 Time slots sebelumnya diberi nilai ke source dan di- ”fix”-kan


Time slots dialokasikan walaupun tidak ada data

Time slots tidak harus selalu disebarkan ke source

 Statik TDM

Voice into Slots A Video into Slots BData


into Slots C

C ...
Time Slots

Statistical
TDM
Voice
Cells
Statistical TDM

 Pentransmisian paket pada sebuah link mengunakan statistical


multiplexing
 Tidak ada alokasi yang tetap pada pentransmisian paket
 Paket-paket di multipleks saat mereka datang

KONSEP DIGITALISASI

Saluran digital

 Kebalikan dari proses modulasi


 Meliputi proses sampling sinyal analog , quantizing yang keseluruhannya dikenal
sebagai PCM (Pulse Code Modulation)
Multiplexing PAM-TDM

f1 t
PAM1
L Sampler

Pulse PAM-TDM before filtering


generator


PAM-TDM to the

L
switch transmission
Clock
line
Pulse
generator

f2 t
L Sampler
PAM2

TDM-PCM (E1 standard)

Pulse Code Modulation (PCM)


Dalam pengiriman sinyal melalui media transmisi, sinyal analog mudah
terkena gangguan/noise, sehingga di sisi penerima sinyal tersebut
terdegradasi. Sementara untuk sinyal digital, selama gangguan tidak
melebihi batas yang diterima, sinyal masih dapat diterima dalam kualitas
yang sama dengan pengiriman. Dengan alasan ini, keluar ide pemakaian
bersama sinyal analog dan digital, yaitu selama diuser berbentuk analog
dan selama di media transmisi berbentuk digital. Teknik yang digunakan
untuk mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital ini disebut PCM (Pulse Code
Modulation).
Jadi PCM disini merupakan :
 Merupakan metode yang umum digunakan untuk mengubah sinyal
analog menjadi sinyal digital
 Dalam sistem digital, sinyal analog yang dikirimkan cukup hanya
dengan mengambil sampel-sampelnya saja
 Sinyal analog diubah menjadi sinyal digital melalui 4 tahap utama
, yaitu :
1. Sampling
2. Quantisasi
3. Pengkodean
4. Multiplexing
DAFTAR PUSTAKA

 http://ilmuelektrotelkom.blogspot.com/2013/02/digital-multiplexing.html
 https://id.wikipedia.org/wiki/Multipleksing
 https://www.academia.edu/28554413/Teknik_Multiplexing

Вам также может понравиться