Вы находитесь на странице: 1из 12

Ir. Prihadi Waluyo, MM.: Kajian Teknologi Pengolahan Air Limbah … JAI Vol 5. No.

1 2009

KAJIAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH


RUMAH SAKIT DAN SNI TERKAIT
Ir. Prihadi Waluyo, MM.

Pusat Teknologi Industri Proses, BPP Teknologi


Jl. MH. Thamrin No. 8 Jakarta Pusat

Abstract
The study of hospital waste water treatment technology, with choice one of waste water
treatment technology this is activated sludge process, which already common use related
to the National Standard of Indonesia (SNI) about environment, especially waste water,
and more specifically is activated sludge. These snis are used to compliment of testing
from technology of hospital waste water treatment. There for, it is need to be more
reinforce the application of SNI so that each the technical regulation don’t want to detail
the technical aspect it self. This because to revise the legal regulation is not easy,
meanwhile the SNI can be revised anytime we need. We need to continue and to
increase cooperation (MOU) between the Ministry of Environment and the National
Accreditation Committee (KAN), about the joint assessment accreditation of environment
parameters quality laboratory. The good application of technology and standard will have
a good impacts for the growth of economic environment equipments industry. From the
hospital waste water samples in Jakarta has showed that the chemical consentrate
pollution very fluctuated, e.g., BOD 31,52 - 675,33 mg/l, ammoniac 10,79 - 158,73 mg/l,
detergent (MBAS) 1,66 - 9,79 mg/l. From the BOD (mg/l) parameter with minimum 31, 52
and maximum 675,33 still include in the BOD parameter, as decree of KLH No 58/95,
mentioned that the maximum gradient 75 mg/l, but to see from the mean as 353,43 are
far out from the article of KLH decree.

Key words : Air limbah, lumpur aktif, teknologi, SNI, lingkungan, standardisasi

1. PENDAHULUAN kerugian sosial ekonomi, kesehatan dan


lingkungan, maka limbah B3 tersebut harus
1.1. Latar belakang dikelola secara khusus agar dapat dihilangkan
atau dikurangi sifat bahayanya dan perlu
Pembangunan di berbagai bidang akan diupayakan cara pengelolaannya yang
memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat, berwawasan lingkungan serta pengawasan yang
namun pada sisi lain akan menghasilkan efek sungguh-sungguh oleh berbagai pihak termasuk
samping yang salah satunya adalah limbah yang institusi lain terkait, masyarakat dan pihak
teridentifikasi sebagai Limbah Bahan Berbahaya penghasil limbah harus dapat memberikan
dan Beracun (limbah B3). Disamping itu perhatian dan adanya kesadaran akan
meningkatnya jumlah penduduk beserta kelestarian lingkungan sekitarnya.
aktifitasnya akan membawa kearah semakin Salah satu kegiatan pelayanan jasa
meningkatnya jumlah limbah yang di hasilkan kepada masyarakat adalah pelayanan kesehatan
yang berarti meningkatnya pencemaran yang diselenggarakan oleh berbagai rumah sakit
lingkungan di berbagai daerah. mulai dari rumah sakit type A, B, C, dan D.
Limbah B3 yang di buang langsung ke Rumah sakit sebagai institusi yang bersifat
lingkungan dapat menimbulkan bahaya terhadap sosio–ekonomis mempunyai fungsi dan tugas
lingkungan dan kesehatan manusia serta memberikan pelayanan kesehatan kepada
makhluk hidup lainnya, sebagaimana halnya di masyarakat secara paripurna. Kegiatan rumah
negara maju, limbah B3 ini juga merupakan sakit tidak hanya menimbulkan dampak positif
persoalan bagi negara-negara berkembang bagi masyarakat sekitarnya, tetapi kemungkinan
seperti Indonesia, sehingga limbah tersebut besar juga menimbulkan dampak negatif berupa
harus dikelola, berdasarkan standar, baik berupa pencemaran akibat pembuangan limbahnya
regulasi teknis dari Departemen Kesehatan dan tanpa melaui pengolahan yang benar sesuai
Kementerian Lingkungan Hidup, maupun Standar dengan prinsip pengelolaan lingkungan secara
Nasional Indonesia (SNI) yang ditetapkan oleh menyeluruh.
Badan Standardisasi Nasional (BSN). Seiring dengan meningkatnya pelayanan
Dalam rangka mencegah timbulnya kesehatan dan jumlah rumah sakit yang
pencemaran lingkungan dan bahaya yang beroperasi maka potensi pencemaran lingkungan
diakibatkannya dan yang akan menyebabkan yang diakibatkan dari kegiatan rumah sakit patut

62
Ir. Prihadi Waluyo, MM.: Kajian Teknologi Pengolahan Air Limbah … JAI Vol 5. No. 1 2009

diduga akan kian hari kian meningkat, baik oleh dengan masyarakat atau pemerintah. Dengan
aktifitas pembuangan limbah infeksius maupun adanya kebijakan legal (termasuk penerapan SNI
oleh kegiatan pembuangan limbah domestik wajib) yang mengharuskan pihak rumah sakit
yang pada gilirannya akan memberikan agar menyediakan fasilitas pengolahan limbah
kontribusi terhadap penurunan derajat kesehatan yang dihasilkan, mengakibatkan biaya investasi
masyarakat. Oleh sebab itu, upaya pengendalian maupun biaya operasional menjadi lebih besar.
pencemaran lingkungan oleh institusi rumah sakit Kebijakan Standar Nasional Indonesia
akan sangat bermanfaat bagi terciptanya tentang lingkungan antara lain menetapkan
lingkungan yang sehat, nyaman dan lestari. persyaratan suatu sistem manajemen lingkungan
Untuk mencapai kesejahteraan yang memungkinkan suatu organisasi untuk
masyarakat melalui bidang kesehatan, menuntut mengembangkan dan melaksanakan kebijakan
pelayanan kesehatan yang baik. Pelayanan dan tujuan yang memperhatikan persyaratan
kesehatan yang baik dapat terwujud apabila 4 hukum dan informasi tentang aspek lingkungan
(empat) faktor terpenuhi, yaitu : yang penting.

1. Bangunan rumah sakit yang baik. 1.2. Tujuan


2. Tenaga medis dan non medis yang baik.
3. Peralatan medis dan non medis yang baik. Tujuan dari kajian ini adalah
4. Manajemen Rumah Sakit yang baik, menyampaikan kepada pengelola rumah sakit
termasuk manajemen lingkungan. dan pihak yang berkomitmen lain, tentang
teknologi dan SNI terkait dengan pengolahan
Rumah sakit adalah merupakan fasilitas limbah rumah sakit, khususnya lumpur aktif
sosial yang tak mungkin dapat dipisahkan dalam arti yang sebenarnya, menurut kaidah
dengan masyarakat, dan keberadaannya sangat ilmiah dan standar/regulasi teknis.
diharapkan oleh masyarakat, karena sebagai
manusia atau masyarakat tentu menginginkan 1.3. Ruang lingkup
agar keseahatan tetap terjaga. Oleh karena itu
rumah sakit mempunyai kaitan yang erat dengan Teknologi pengolahan limbah rumah
keberadaan kumpulan manusia atau masyarakat sakit dimaksud dibatasi pada lingkup lumpur
tersebut. Di masa lalu, suatu rumah sakit aktif, sedang teknologi yang lain seperti dengan
dibangun di suatu wilayah yang jaraknya cukup proses film mikrobiologis tidak dibahas dalam
jauh dari daerah pemukiman, dan biasanya dekat tulisan ini.
dengan sungai dengan pertimbangan agar
pengelolaan limbah baik padat maupun cair tidak 2. METODOLOGI
berdampak negatip terhadap penduduk, atau bila
ada dampak negatip maka dampak tersebut a. Metoda pengumpulan data
dapat diperkecil.
Sejalan dengan perkembangan Metodologi yang dilakukan adalah
penduduk yang sangat pesat, lokasi rumah sakit secara studi meja atau kajian tentang masalah
yang dulunya jauh dari daerah pemukiman pengolahan limbah rumah sakit dengan memilah
penduduk tersebut sekarang umumnya telah atas pengertian rumah sakit, teknologi
berubah dan berada di tengah pemukiman pengolahan air limbah, dan pengertian
penduduk yang cukup padat, sehingga masalah standardisasi. Dari teknologi pengolahan air
pencemaran akibat limbah rumah sakit baik limbah di dalami tentang Teknologi Lumpur Aktif,
limbah padat atau limbah cair sering menjadi dan digabung dengan pengertian rumah sakit
pencetus konflik antara pihak rumah sakit menjadi teknologi pengolahan air limbah rumah
dengan masyarakat yang ada di sekitarnya. sakit. Dari pengertian tentang standardisasi di
Dengan pertimbangan alasan tersebut, maka dalami SNI tentang lingkungan. Dari teknologi
rumah sakit diwajibkan menyediakan sarana lumpur aktif dan SNI tentang lingkungan dikaji
limbah padat maupun limbah cair. SNI tentang Air limbah-Lumpur aktif.
Namun dengan semakin mahalnya harga
tanah, serta besarnya tuntutan masyarakat akan b. Metoda analisis data
kebutuhan peningkatan sarana penunjang
pelayanan kesehatan yang baik, dan di lain Akhirnya dari Teknologi Pengolahan Air
pihak peraturan pemerintah tentang pelestarian Limbah Rumah Sakit dan SNI tentang Air Limbah
lingkungan juga semakin ketat, maka pihak – Lumpur Aktif dianalisis secara deskriptif
rumah sakit umumnya menempatkan sarana kualitatif dan sebagian secara kuantitatif menjadi
pengolah limbah pada skala prioritas yang Kajian Teknologi Pengolahan Air Limbah Rumah
rendah. Akibatnya, sering terjadi benturan Sakit dan SNI Terkait.
perbedaan kepentingan antar pihak rumah sakit

63
Ir. Prihadi Waluyo, MM.: Kajian Teknologi Pengolahan Air Limbah … JAI Vol 5. No. 1 2009

Untuk pengolahan air limbah rumah sakit dengan


kapasitas yang besar, umumnya menggunakan
teknlogi pengolahan air limbah “Lumpur Aktif”
atau Activated Sludge Process 2),

3.2. Karakteristik Air Limbah Rumah


Sakit

Air limbah rumah sakit adalah seluruh


buangan cair yang berasal dari hasil proses
seluruh kegiatan rumah sakit yang meliputi:
limbah domistik cair yakni buangan kamar mandi,
dapur, air bekas pencucian pakaian; limbah cair
klinis yakni air limbah yang berasal dari kegiatan
klinis rumah sakit misalnya air bekas cucian luka,
cucian darah dan lain-lain.; air limbah
laboratorium; dan lainnya 2).

3.3. Pengelolaan Air Limbah Rumah


Sakit

Berdasarkan keputusan Mentreri Negara


Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor :
Kep-58/MENLH/12/1995 tentang Baku Mutu
Limbah Cair bagi kegiatan Rumah Sakit pasal 3,
3. Air Limbah bagi setiap rumah sakit yang :
a. Telah beroperasi sebelum dikeluarkannya
3.1. Kendala keputusan ini, berlaku baku mutu limbah
limbah cair sebagaimana tersebut dalam
Air limbah yang berasal dari limbah Tabel 1 dan wajib memenuhi baku mutu
rumah sakit merupakan salah satu sumber limbah cair sebagaimana tersebut dalam
pencemaran air yang sangat potensial. Hal ini Tabel 1 selambat-lambatnya 1 Januari 2000.
disebabkan oleh air limbah rumah sakit b. Tahap perencanaannya dilakukan sebelum
mengandung senyawa organik yang cukup tinggi dikeluarkan keputusan ini, dan beroperasi
juga kemungkinan mengandung senyawa kimia setelah dikeluarkan keputusan ini, berlaku
lain serta mikro-organisme patogen yang dapat baku Mutu Limbah Cair Tabel 1 dan wajib
menyebabkan penyakit terhadap masyarakat di memenuhi Baku Mutu Limbah Cair seperti
sekitarnya. Oleh karena potensi dampak air pada Tabel 1 selambat – lambatnya tanggal
limbah rumah sakit terhadap kesehatan 1 Januari tahun 2000.
masyarakat sangat besar, maka berdasarkan c. Tahap Perancanaannya dilakukan dan
keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup beroperasi setelah dikeluarkan keputusan ini
Republik Indonesia Nomor: Kep- berlaku Baku Mutu Limbah Cair
58/MENLH/12/1995 tentang Baku Mutu Limbah sebagaimana tersebut dalam Tabel 2.
Cair bagi kegiatan Rumah Sakit, setiap rumah
sakit diharuskan mengolah air limbahnya sampai Tabel 1. Keputusan Menteri Negara Lingkungan
memenuhi persyaratan standar yang berlaku 2). Hidup nomor : KEP – 58/MENLH/12/1995
Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu Tentang Baku Mutu Limbah Cair Kegiatan
dikembangkan teknologi pengolahan air limbah Rumah Sakit Tanggal 12 Desember 1995
rumah sakit yang murah, mudah operasinya
serta harganya terjangkau, khususnya untuk KADAR MAKSIMUM
rumah sakit dengan kapasitas kecil sampai PARAMETER (mg/L)
sedang. Untuk mencapai tujuan tersebut,
terdapat kendala yang cukup besar yakni FISIKA
kurangnya tersedianya teknologi pengolahan Suhu 30 oC
yang baik dan harganya murah. Masalah ini KIMIA
menjadi kendala yang cukup besar terutama pH 6-9
untuk rumah sakit kecil, yang mana pihak rumah BOD5 30 mg/l
sakit tidak/belum mampu untuk membangun unit COD 80 mg/l
alat pengolahan air limbah sendiri, sehingga TSS 30 mg/l
sampai saat ini masih banyak sekali rumah sakit NH, Bebas 0.1 mg/l
yang membuang air limbahnya ke saluran umum. PO 2 mg/l

64
Ir. Prihadi Waluyo, MM.: Kajian Teknologi Pengolahan Air Limbah … JAI Vol 5. No. 1 2009

MIKROBIOLOGIK dilakukan dengan cara dikirim ke tempat


MPN-Kuman Golongan 10.00 pengolahan limbah B3.
Koli/100mL Air limbah rumah sakit dapat juga berasal
RADIOAKTIVITAS dari air hujan, dan umumnya dapat dibuang
32P 7 x 103 Bq/l langsung ke saluran umum atau dapat
35S 2 x 103 Bq/l diresapkan melalui sumur resapan sedangkan air
45Ca 3 x 103 Bq/l limpasannya dibuang kesaluran umum. Diagram
53Cr 7 x 103 Bq/l proses pengelolaan air limbah rumah sakit
47Ga 1 x 103 Bq/l secara umum dapat dilihat seperti pada Gambar
45Sr 4 x 103 Bq/l 1. Di dalam pengelolaan air limbah rumah sakit,
90Mo 7 x 103 Bq/l sebaiknya saluran air hujan dan saluran limbah
113Sn 3 x 103 Bq/l dipisahkan agar proses pengolahan air limbah
123I 1 x 103 Bq/l dapat berjalan secara efektif.
131I 7 x 103 Bq/l
192Ir 1 x 103 Bq/l
201TI 1 x 103 Bq/l

Tabel 2 : Keputusan Menteri Negara Lingkungan


Hidup Nomor : KEP – 58/MENLH/12/1995
Tentang Baku Mutu Limbah Cair Kegiatan
Rumah Sakit Tanggal 12 Desember 1995

KADAR MAKSIMUM
PARAMETER
(mg/l)
BOD5 75
COD 100
TSS 100
pH 6-9

Untuk air limbah yang berasal dari dapur, Gambar 1. Diagram proses pengelolaan air
laundry, kantor, ruang rawat inap, ruang operasi, limbah rumah sakit
air limpasan tangki septik umumnya
mengandung polutan senyawa organik yang 3.4. Teknologi pengolahan air limbah
cukup tinggi sehingga proses pengolahnnya
dapat dilakukan dengan proses biologis. Untuk Di dalam proses pengolahan air limbah
limbah cair rumah sakit yang berasal dari khususnya yang mengandung polutan senyawa
laboratorium biasanya banyak mengandung organik, teknologi yang digunakan sebagian
logam berat yang mana bila air limbah tersebut besar menggunakan aktifitas mikro-organisme
dialirkan ke dalam proses pengolahan secara untuk menguraikan senyawa polutan organik
biologis, logam berat tersebut dapat menggagu tersebut. Proses pengolahan air limbah dengan
proses pengolahannya. Oleh karena itu untuk aktifitas mikro-organisme biasa disebut dengan
pengelolaan limbah cair rumah sakit yang “Proses Biologis” 2).
berasal dari laboratorium dilakukan dengan cara Proses pengolahan air limbah secara
dipisahkan dan ditampung, kemudian diolah biologis tersebut dapat dilakukan pada kondisi
secara kimia-fisika, selanjutnya air olahannya aerobik (dengan udara), kondisi anaerobik (tanpa
dialirkan bersama-sama dengan air limbah yang udara) atau kombinasi anaerobik dan aerobik.
lain, dan selanjutnya diolah dengan proses Proses biologis aeorobik biasanya digunakan
pengolahan secara biologis. Pengelolaan limbah untuk pengolahan air limbah dengan beban BOD
cair yang berasal dari kegiatan laboratorium yang tidak terlalu besar, sedangkan proses
dapat juga dilakukan dengan cara ditampung di biologis anaerobik digunakan untuk pengolahan
dalam tangki penampungan dan selanjutnya air limbah dengan beban BOD yang sangat tinggi
dikirim ke tempat pengolahan limbah B3 yang 2).
ada. Untuk limbah cair rumah sakit yang berupa Pengolahan air limbah secara bilogis
pelarut jika dibuang bersama-sama dengan secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga
limbah cair yang dapat menggangu proses yakni proses biologis dengan biakan tersuspensi
biologis di dalam Instalasi Pengolahan Air (suspended culture), proses biologis dengan
Limbah (IPAL), oleh karena itu pengelolaannya biakan melekat (attached culture) dan proses
dapat dilakukan dengan cara pembakaran pada pengolahan dengan sistem lagoon atau kolam.
suhu tinggi dengan incinerator atau dapat

65
Ir. Prihadi Waluyo, MM.: Kajian Teknologi Pengolahan Air Limbah … JAI Vol 5. No. 1 2009

Proses biologis dengan biakan tersuspensi Di alam, senyawa organik dapat terurai
adalah sistem pengolahan dengan menggunakan menjadi karbon dioksida, air dan sejumlah
aktifitas mikro-organisme untuk menguraikan senyawa an organik yang stabil oleh aktifitas
senyawa polutan yang ada dalam air dan mikro- mikroorganisme. Mikro-organisme tersebut tidak
organime yang digunakan dibiakkan secara berada dalam satu spisies secara bebas,
tersuspesi di dalam suatu reaktor. Beberapa melainkan dalam bentuk konsorsium atau
contoh proses pengolahan dengan sistem ini campuran dari bermacam-macam spesies
antara lain : proses lumpur aktif standar atau tertentu tergantung dari kondisi lingkungannya,
konvesional (standard activated sludge), step dimana masing-masing mikro-organisme tersebut
aeration, contact stabilization, extended aeration, bersaing untuk mendapatkan makanan yang
oxidation ditch (kolam oksidasi sistem parit) dan sesuai dengan sifat-sifat organisme tersebut.
lainya (JSWA, 1979). Oleh karena kemampuan untuk mendapatkan
Proses biologis dengan biakan melekat makanan atau kemampunan metabolisme di
yakni proses pengolahan limbah dimana mikro- lingkungan bervariasi, maka mikro-organisme
organisme yang digunakan dibiakkan pada suatu yang mempunyai kemampuan adaptasi dan
media sehingga mikroorganisme tersebut kemampuan mendapatkan makanan dalam
melekat pada permukaan media. Proses ini jumlah besar dengan kecepatan yang
disebut juga dengan proses film mikrobiologis maksimum akan berkembang-biak dengan cepat
atau proses biofilm. Teknologi pengolahan air dan akan menjadi dominan di lingkungannya.
limbah dengan cara ini antara lain : trickling filter, Di antara mikro-organisme di alam,
biofilter tercelup, reaktor kontak biologis putar organisme yang mempunyai kemampuan
(rotating biological contactor, RBC), contact metabolisme yang paling tinggi adalah bakteria,
aeration/oxidation (aerasi kontak) dan lainnnya dikuti oleh eumycetes dan protozoa. Mikro-
(JSWA, 1979). organisme tersebut mempunyai ukuran yang
Proses pengolahan air limbah secara sangat kecil tetapi kemampuan metabilismenya
biologis dengan lagoon atau kolam adalah sangat tinggi. Di dalam proses pengolahan air
dengan menampung air limbah pada suatu kolam limbah secara biologis, pada hakekatnya adalah
yang luas dengan waktu tinggal yang cukup lama memanfaatkan mikro-organisme (bakteria) yang
sehingga dengan aktifitas mikro-organisme yang mempunyai kemampuan untuk menguraikan
tumbuh secara alami, senyawa polutan yang ada senyawa-senyawa polutan tertentu di dalam
dalam air akan terurai. Untuk mempercepat suatu reaktor biologis yang kondisinya di buat
proses penguraian senyawa polutan atau agar sesuai untuk pertumbuhan mikro-organisme
memperpendek waktu tinggal dapat juga (bakteria) yang digunakan.
dilakukan proses aerasi. Salah satu contoh Di dalam proses pertumbuhan atau
proses pengolahan air limbah dengan cara ini perkembang-biakan serta metabolisme
adalah kolam aerasi atau kolam stabilisasi mikroorganisme harus mempunyai sumber
(stabilization pond). Proses dengan sistem energi, karbon untuk pertumbuhan sel baru serta
lagoon tersebut kadang-kadang dikategorikan elemen anaorganik atau nutrien misalnya
sebagai proses biologis dengan biakan nitrogen, phospor, sulfur, natrium, kalsium dan
tersuspensi. Secara garis besar klasifikasi proses magnesium. Karbon dan sumber energi biasanya
pengolahan air limbah secara biologis dapat disebut substrat, sedangkan nutrien dan faktor
dilihat seperti pada Gambar 2. pertumbuhan juga diperlukan untuk
pembentukan sel.
Berdasarkan cara pernafasan dan bentuk
metabolismenya, mikro-organisme (bakteria)
yang digunakan untuk proses pengolahan air
limbah secara garis besar dapat diklasifikasikan
menjadi dua grup yakni mikro-organisme yang
melakukan foto sintesis dan mikro-organisme
yang melakukan sintesis bahan kimia. Untuk
mikro-organisme yang melakunan sintesis bahan
kimia di golongkan menjadi dua yakni bakteria
autotropik dan bakteria heterotropik, meskipun
ada sebagian bakteria yang melakukan
fotosintesis yang mana hal ini merupakan suatu
perkecualian.
Gambar 2. Proses pengolahan air limbah
secara biologis aerobik

66
Ir. Prihadi Waluyo, MM.: Kajian Teknologi Pengolahan Air Limbah … JAI Vol 5. No. 1 2009

3.5. Pengolahan Air Limbah Dengan  Konsentrasi BOD pada air hasil olahan dapat
Proses Lumpur Aktif mencapai lebih rendah dari 25 mg/l.
Proses pengolahan air limbah sistem
3.5.1. Pengolahan Air Limbah Dengan lumpur aktif standar dapat dijelaskan pada
Proses Lumpur Aktif Standar Gambar 3. Secara umum proses pengolahannya
(Konvensional) adalah sebagai berikut. Air limbah yang berasal
dari sumber ditampung ke dalam bak
Proses lumpur aktif termasuk proses penampung air limbah. Bak penampung ini
biologis aerobik, yaitu proses peruraian polutan berfungsi sebagai bak pengatur debit air limbah,
organik dalam air limbah dengan menggunakan dilengkapi dengan saringan kasar untuk
mikroorganisma dan oksigen menjadi CO2 dan memisahkan kotoran yang besar. Kemudian, air
H2O, NH4 dan sel biomassa baru. Perlengkapan limbah dalam bak penampung di pompa ke bak
atau peralatan standard yang digunakan dalam pengendap awal.
proses lumpur aktif meliputi:
 Tangki aerasi tempat bereaksinya air limbah
dengan mikroorganisma pengurai air limbah.
Mikroorganisma tersuspensi yang ada dalam
air limbah dinamakan activated sludge.
 Bak pengendap untuk memisahkan air
limbah yang telah dimurnikan dari lumpur
mikroorganisma.
 Sistem sirkulasi untuk membalikkan sebagian
lumpur dari bak pengendap ke tangki aerasi. Gambar 3. Sistem lumpur aktif standar atau
Sirkulasi ini digunakan untuk menjaga konvensional 2)
konsentrasi mikro organisma dalam tangki
aerasi. Tinggi rendahnya konsentrasi Bak pengendap awal berfungsi untuk
mikroorganisma dalam tangki aerasi menurunkan padatan tersuspensi (Suspended
merupakan salah satu faktor yang Solids) sekitar 30 - 40 %, serta BOD sekitar 25
mempengaruhi efisiensi pengolahan. %. Air limpasan dari bak pengendap awal
 Sistem pengolahan dan pembuangan dialirkan ke bak aerasi secara gravitasi. Di dalam
kelebihan lumpur sebagai akibat dari bak aerasi ini air limbah dihembus dengan udara
pertumbuhan mikroorganisma. sehingga mikroorganisme yang ada akan
 Peralatan pemasok udara seperti blower dan menguraikan zat organik yang ada dalam air
difuser udara. limbah. Energi yang didapatkan dari hasil
 Sistem pengadukan seperti untuk membuat penguraian zat organik tersebut digunakan oleh
campuran mikroorganisma dan air limbah mikrorganisme untuk proses pertumbuhannya.
homogen serta tidak mencegah Dengan demikian didalam bak aerasi tersebut
pengendapan lumpur dalam tangki aerasi. akan tumbuh dan berkembang biomasa dalam
Sistem ini tidak perlu digunakan apabila jumlah yang besar. Biomasa atau
suplai udara dalam kolam aerasi sudah mikroorganisme inilah yang akan menguraikan
cukup besar dan tidak terjadi pengendapan. senyawa polutan yang ada di dalam air limbah.
Udara disalurkan melalui pompa blower Dari bak aerasi, air dialirkan ke bak
(diffused) atau melalui aerasi mekanik. Sel pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif
mikroba membentuk flok yang akan yang mengandung masa mikroorganisme
mengendap di tangki pengendap. diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet
bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur. Air
Sistem ini mempunyai efisiensi limpasan (over flow) dari bak pengendap akhir
penguraian polutan organik yang sangat bagus dialirkan ke bak khlorinasi atau kontaktor khlor.
dan cocok diterapkan pada daerah dimana lahan
tidak cukup tersedia. Dibandingkan dengan 3.5.2. Modifikasi Proses Lumpur Aktif
sistem biologis lain seperti facultatif lagoon, Konvensional (Standar)
sistem lumpur aktif memiliki beberapa
keunggulan diantaranya: Selain sistem lumpur aktif konvesional,
 Kualitas hasil olahan terutama pH dan ada beberapa modifikasi dari proses lumpur aktif
kandungan oksigen lebih bagus yang banyak digunakan di lapangan yakni antara
 Kebutuhan lahan untuk IPAL relatif kecil, lain sistem aerasi berlanjut (extended aeration
 Cocok untuk kandungan polutan organik system), Sistem aerasi bertahap (step aeration),
(BOD, COD) yang tidak terlalu tinggi Sistem aerasi berjenjang (tappered aeration),
(dibawah 3000 mg/l), sistem stabilisasi kontak (contact stabilization
system), Sistem oksidasi parit (oxydation ditch),

67
Ir. Prihadi Waluyo, MM.: Kajian Teknologi Pengolahan Air Limbah … JAI Vol 5. No. 1 2009

Sistem lumpur aktif kecepatan tinggi (high rate Standardisasi meliputi kegiatan standar
activated sludge), dan sistem lumpur aktif dan penilaian kesesuaian. Standar merupakan
dengan oksigen murni (pure-oxygen activated spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan.
sludge). Beberapa pertimbangan untuk pemilihan Sedang penilaian kesesuaian (conformity
proses tersebut antara lain: jumlah air limbah assessment) adalah penilaian kesesuaian suatu
yang akan diolah, beban organik, kualitas air produk (barang dan atau jasa) terhadap standar.
olahan yang diharapkan, lahan yang diperlukan Penilaian kesesuaian dilakukan oleh laboratorium
serta kemudahan operasi dan lainnya, lihat (uji dan kalibrasi) maupun lembaga (inspeksi,
gambar 4 dan 5 di bawah. sistem manajemen, dan personil).

Beberapa pengertian dan istilah dalam


standardisasi:

KAN (Komite Akreditasi Nasional):


sebagai lembaga yang berwenang secara teknis
memberikan akreditasi kepada Lab uji, lab
kalibrasi, lembaga sertifikasi, dan lembaga
inspeksi. KAN mempunyai tugas pokok untuk
memberikan akreditasi kepada lembaga-lembaga
sertifikasi (yang antara lain mencakup sistem
mutu, produk, personel, pelatihan, sistem
manajemen lingkungan, sistem HACCP dan
sistem pengelolaan hutan lestari), laboratorium
penguji/ laboratorium kalibrasi serta inspeksi dan
akreditasi bidang standarisasi lainnya sesuai
Sumber: Gesuidou Shisetsu Sekkei Shishin to Kaisetsu, dengan kebutuhan, dan memberikan saran
Nihon Gesuidou Kyoukai (Japan Sewage Work Assosiation) pertimbangan kepada Kepala Badan
Standardisasi Nasional (BSN) dalam
Gambar 4. Diagram proses pengolahan air menerapkan sistem akreditasi dan sertifikasi.
limbah dengan sistem lumpur aktif standar KAN dapat menugaskan institusi baik
(Konvensional) dan kriteria perencanaan 2). pemerintah maupun non pemerintah yang
memenuhi pedoman yang ditetapkan BSN untuk
melakukan penilaian terhadap pemohon
akreditasi. KAN bertugas pula untuk
memperjuangkan keberterimaan di tingkat
internasional atas sertifikat yang diterbitkan oleh
laboratorium/ lembaga inspeksi dan lembaga
sertifikasi yang telah diakreditasi oleh KAN.
LS Pro (Lembaga Sertifikasi Produk):
sebagai lembaga yang berwenang memberikan
sertifikasi Produk bertanda SNI. Lab Uji
(Laboratorium Pengujian): sebagai laboratorium
yang berwenang melakukan pengujian (penilaian
kesesuaian terhadap standar) berdasarkan
parameter persyaratan yang diminta dalam suatu
standar, termasuk SNI, ISO dan ECE. Lab ini
harus sudah terakreditasi oleh KAN. LS Pro
menggunakan hasil uji lab (untuk produk) dan
hasil sertifikasi sistem manajemen mutu/ISO
9000/SNI 19-9000 (untuk perusahaan) untuk
Gambar 5. Unit pengolahan air limbah rumah
pemenuhan persyaratan penggunaan tanda SNI
sakit dengan sistem lumpur aktif standar 2)
produk.
4. PEMBAHASAN Lembaga Sertifikasi (LS) Sistem
Manajemen Mutu (SMM): sebagai LS yang
4.1. Pengertian standardisasi dan Standar berwenang mengeluarkan sertifikasi ISO
Nasional Indonesia 9000/SNI 19-9000. LS ini seharusnya sudah
terakreditasi oleh KAN. Lembaga Sertifikasi (LS)
4.1.1. Standardisasi Sistem Manajemen Lingkungan (SML): sebagai
LS yang berwenang mengeluarkan sertifikasi ISO

68
Ir. Prihadi Waluyo, MM.: Kajian Teknologi Pengolahan Air Limbah … JAI Vol 5. No. 1 2009

14000/SNI 19-14000. LS ini seharusnya sudah kepada standar internasional yang ada, dan atau
terakreditasi oleh KAN. mengembangkan sendiri standar hasil penelitian,
Di dunia sedang ada upaya penyatuan yang secara ilmiah harus bisa dipertanggung
standar antara SMM dan SML, karena isu jawabkan, melalui uji profisiensi.
lingkungan sedang hangat saat ini, seperti
dengan adanya isu pemanasan global (global 4.2. Pengertian Rumah Sakit
warming).
4.2.1. UU No. 23 Tentang Kesehatan
4.1.2. Standar Nasional Indonesia
Undang Undang No. 23 Tahun 1992
SNI adalah satu-satunya standar Tentang: Kesehatan Oleh: PRESIDEN
nasional tentang pengukuran (measurement), REPUBLIK INDONESIA Nomor: 23 TAHUN 1992
standar, pengujian (testing) dan mutu (quality), (23/1992) Tanggal: 17 SEPTEMBER 1992
dikenal dengan MSTQ, dan berlaku di seluruh (JAKARTA), mengamanatkan antara lain 1):
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebelum ada SNI, dahulu di kenal adanya BAB – VI SUMBER DAYA KESEHATAN
standar secara sektoral, seperti SII (Standar Bagian Ketiga SARANA KESEHATAN Pasal 56
Industri Indonesia), SLI (Standar Listrik Ayat 1 – 2
Indonesia), SP (Standar Perdagangan), dsb 6). (1) Sarana kesehatan meliputi balai
Dengan adanya SNI, dan telah pengobatan, pusat kesehatan masyarakat,
terbentuknya Badan Standardisasi Nasional rumah sakit umum, rumah sakit khusus,
(BSN) pada tahun 1997, maka sudah tidak ada praktik dokter, praktik dokter gigi, praktik
lagi standar sektoral tersebut, diganti dan dokter spcsialis, praktik dokter gigi
digabung menjadi Standar Nasional Indonesia spesialis, praktik bidan, toko obat, apotek,
(SNI). Badan Standardisasi Nasional (BSN) pedagang besar farmasi, pabrik obat dan
adalah lembaga yang berwenang menetapkan bahan obat, laboratorium, sekolah dan
(pemberian Nomor) SNI. akademi kesehatan, balai pelatihan
Instansi teknis dapat membuat regulasi kesehatan, dan sarana kesehatan lainnya.
teknis dengan menggunakan referensi SNI yang (2) Sarana kesehatan sebagaimana dimaksud
mutahir, tanpa harus mengubah produk hukum dalam ayat (1) dapat diselenggarakan oleh
(Kepmen, Perda, dan lain-lain). Bila ketentuan pemerintah dan atau masyarakat.
teknis diberlakukan oleh instansi teknis (misal
tentang obat oleh Badan POM), maka ketentuan BAB – V BANGUNAN, PERALATAN,
itu hanya berlaku dalam sektor yang menjadi PERLENGKAPAN DAN OBAT-OBATAN
pembina (dalam hal ini BPOM). Pasal 19 Ayat 1 - 2
Instansi teknis yang berwenang dapat (1) Setiap Rumah Sakit harus mempunyai
memberlakukan SNI sebagai SNI wajib, bila ruangan untuk penyelenggaraan
terkait keamanan, keselamatan, kesehatan dan pelayanan rawat jalan, rawat nginap,
lingkungan. Bila hal ini yang diberlakukan, maka gawat darurat, penunjang medik dan non
SNI tersebut menjadi milik nasional, meski medik.
awalnya dilakukan oleh Panitia Teknis (PT) (2) Standardisasi bangunan Rumah Sakit
perumusan SNI yang ada di instansi teknis ditetapkan tersendiri oleh Menteri
tertentu (misal SNI tentang lif yang dibuat oleh Kesehatan.
PT di Dep PU dalam aspek bangunan gedung, Pasal 21 Ayat 1 – 2
namun diberlakukan juga oleh Depnaker dalam (1) Setiap Rumah Sakit dilengkapi dengan
aspek tenaga kerja, jadi pemberlakuan SNI tidak tenaga listrik, penyediaan air bersih,
lagi secara sektoral, melainkan secara nasional sistem pembuangan air limbah dan atau
lintas sektoral) 6). air kotor, alat komunikasi dan alat
Pengawasan Pra Pasar penerapan SNI pemadam kebakaran serta peralatan
dapat dilakukan oleh LS Pro (yang sudah rumah tangga.
terakreditasi oleh KAN), karena ada kegiatan (2) Pengadaan perlengkapan tersebut pada
surveillance. Pengawasan (Pasca) Pasar ayat (1) disesuaikan dengan kebutuhan
penerapan SNI dapat dilakukan oleh instansi Rumah Sakit.
teknis yang berwenang (a.l. Pengawasan barang
beredar Depdag), dan surveilance oleh LS Pro. I. PENYEHATAN RUANG BANGUNAN DAN
Masyarakat/Lembaga Konsumen dapat ikut HALAMAN RUMAH SAKIT
melakukan pengawasan. I.1. Lingkungan Bangunan RS :
Sebelum SNI maupun standar lain akan a. Memiliki Pagar Pembatas.
diterapkan, diperlukan terlebih dahulu adanya b. Perbandingan Luasan Parkir Ideal.
rancangan standar, yang sebaiknya mengadopsi c. Aman Dari Banjir.

69
Ir. Prihadi Waluyo, MM.: Kajian Teknologi Pengolahan Air Limbah … JAI Vol 5. No. 1 2009

d. Kawasan Bebas Rokok.


e. Kualitas Pencahayaan Baik.  UU berkaitan dengan Kesehatan maupun
f. Drainase Lingkungan Memadai. Keselamatan Kerja
g. Memiliki IPAL & Infrastruktur Yang Baik.  UU No.28/2002; tentang Bangunan Gedung.
h. Tersedia Tempat Sampah Yang Cukup.  PP. No.35/2005; tentang Peraturan
i. Kualitas Sanitasi Memadai dan Bebas Pelaksanaan UU No.28/2002 Bangunan
Dari Binatang Pengganggu Gedung.
III. PENYEHATAN AIR.  Keputusan Menteri Kesehatan RI
III.1. Persyaratan Kualitas Air Minum. No.1204/MENKES/SK/2004; tentang
III.2. Persyaratan Kualitas Air Ruang Khusus. Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
IV. PENGELOLAAN LIMBAH Sakit.
IV.1. Limbah Medis Padat.  Pedoman Persyaratan Instalasi Listrik Pada
a. Cara Meminimalisasi Limbah. Ruang Fasilitas Pelayanan Kesehatan
b. Pemilahan,Pewadahan,Penggunaan (2005).
Kembali & Daur Ulang.  SNI 04-0255-2000; Persyaratan Umum
IV.2. Limbah Medis Non Padat. Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) dan
a. Pemilahan & Pewadahan. amandemennya.
b. Pengumpulan, Penyimpanan &  SNI 03-7011-2004; Keselamatan pada
Pengangkutan. Bangunan Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
c. Pengelolaan & Pemusnahan.
 SNI dan standard lainnya; IEC 60364, dll.
IV.3. Limbah Cair.
IV.4. Limbah Gas.
5. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. PENGELOLAAN TEMPAT PENCUCIAN
LINEN (LAUNDRY).
5.1. Analisis IPAL di DKI Jakarta
V.1. Persyaratan Temperatur.
V.2. Persyaratan Bahan Pencuci.
Dari hasil analisa kimia terhadap
V.3. Persyaratan Kandungan Kuman
berberapa contoh air limbah rumah sakit yang
Maksimum.
ada di DKI Jakarta menunjukkan bahwa
VI. PENGENDALIAN SERANGGA, TIKUS
konsentrasi senyawa pencemar sangat bervariasi
& BINATANG PENGGANGGU LAIN.
misalnya, BOD 31,52 - 675,33 mg/l, ammoniak
VI.1. Persyaratan Pengendalian Jentik.
10,79 - 158,73 mg/l, deterjen (MBAS) 1,66 - 9,79
VI.2. Persyaratan Pengendalian Nyamuk.
mg/l. Hal ini mungkin disebabkan karena sumber
VI.3. Persyaratan Pengendalian Kecoa.
air limbah juga bervarisi sehingga faktor waktu
VI.4. Persyaratan Pengendalian Tikus.
dan metoda pengambilan contoh sangat
VI.5. Persyaratan Pengendalian Lalat.
mempengaruhi besarnya konsentarsi. Secara
VI.6. Persyaratan Pengendalian Kucing &
lengkap karakteristik air limbah rumah sakit dapat
Anjing.
dilihat pada Tabel 1.
VII. KEGIATAN DISINFEKTANISASI &
Tabel 1. Karakteristik air limbah rumah sakit di
STERILISASI.
daerah Jakarta
VII.1. Persyaratan Temperatur.
VII.2. Persyaratan Iritatif dari Disinfektan.
VII.3. Persyaratan Penggunaan Disinfektan.
VII.4. Persyaratan Proses Akhir.
VII.5. Persyaratan Sterilisasi dengan
Autoclave.
VII.6. Persyaratan Produk Disinfektan.
VII.7. Persyaratan APD dan SOP Petugas.
VII.8. Pengendalian Mikroorganisme.

VIII. PROTEKSI RADIASI.


VIII.1. Persyaratan Paparan Nilai Batas Dosis.
VIII.2. Persyaratan Proteksi Lingkungan.
IX. UPAYA PROMOSI KESEHATAN DARI
ASPEK KESEHATAN LINGKUNGAN.
Persyaratan Promosi Kesehatan.
Jenis Standar Pelayanan.

4.2.2. Acuan Berdasarkan Undang-Undang


RI, Peaturan, Standar, Dan lain-lain
Sumber : PD PAL JAYA 1995.

70
Ir. Prihadi Waluyo, MM.: Kajian Teknologi Pengolahan Air Limbah … JAI Vol 5. No. 1 2009

Dari tabel tesebut terlihat bahwa air limbah 8. Peralatan Kelistrikan


rumah sakit jika tidak diolah sangat berpotensi 9. Peralatan gas
untuk mencemari lingkungan. Selain pencemaran 10. Persyaratan manufaktur
secara kimiawi, air limbah rumah sakit juga 11. Laboratorium
berpotensi untuk memcemari lingkungan secara 12. Manajemen pelayanan kesehatan
bakteriologis. Persyaratan rumah sakit
Berdasarkan keputusan Menteri Negara 14. Fasilitas Pelayanan Kesehatan lain
Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor : 15. Dicadangkan
Kep-58/MENLH/12/1995 tentang Baku Mutu 16. Dicadangkan
Limbah Cair bagi kegiatan Rumah Sakit pasal 3, 17. Persyaratan rumah perawatan
bagi setiap rumah sakit telah beroperasi sebelum 18. Persyaratan fasilitas pelayanan terbatas
dikeluarkannya keputusan ini, berlaku baku mutu 19. Fas Hiperbarik
limbah limbah cair sebagaimana tersebut dalam 20. Pusat bersalin sendiri
Tabel 1 dan wajib memenuhi baku mutu limbah.
Dilihat dari parameter BOD (mg/l), secara Analisis:
minimum 31, 52 dan maksimum 675,33 masih
masuk dalam parameter BOD sesuai Kepmen Tampak bahwa salah satu ketentuan dari
KLH No 58/95, yaitu kadar maksimum 75 mg/l, SNI tersebut di atas menyatakan hal tentang
tetapi dilihat dari rata-rata sebesar 353,43 adalah pentingnya masalah lingkungan yang ditunjukan
sudah jauh di luar ketentuan Kepmen KLH. pada butir 6, Sistem lingkungan, sebagai bagian
Dilihat dari parameter COD (mg/l), dari keselamatan pada bangunan fasilitas
secara minimum 46,62 dan maksimum 1183,4 pelayanan kesehatan.
masih masuk dalam parameter BOD sesuai
Kepmen KLH No 58/95, yaitu kadar maksimum 5.3. SNI tentang Lingkungan
100 mg/l, tetapi dilihat dari rata-rata sebesar
615,01 adalah sudah di luar ketentuan Kepmen Dalam SNI ini dibagi atas sistem
KLH. manajemen lingkungan, air limbah-lumpur aktif,
Limbah cair, Lumpur, Kualitas air, Air buangan,
5.2. SNI terkait bangunan rumah sakit Pengujian kandungan kimia dalam air, Pengujian
sifat fisik air, serta Standar lainnya yang
Terdapat tiga judul SNI yang meliputi: berkaitan dengan kualitas air, sebagai berikut:

 SNI 03-2394-1991; Tata cara perencanaan 5.3.1. Sistem manajemen lingkungan


dan perancangan bangunan kedokteran
nuklir di rumah sakit. Terdapat empat judul SNI yang meliputi 4):
 SNI 03-2395-1991; Tata cara perencanaan  SNI 19-14001-2005, Sistem manajemen
dan perancangan bangunan radiologi di lingkungan-Persyaratan dan panduan
rumah sakit. penggunaan.
 SNI 03-7011-2004; Keselamatan pada  SNI 19-14004-2005, Sistem manajemen
Bangunan Fasilitas Pelayanan Kesehatan. lingkungan–Panduan umum tentang prinsip,
sistem dan teknik pendukung.
Beberapa pokok dari SNI yang terakhir ini:  SNI 19-19011-2005, Panduan audit sistem
Daftar Isi: manajemen mutu dan/atau lingkungan.
1. Ruang lingkup:
- Menetapkan kriteria utk meminimalkan 5.3.2 SNI tentang Air Limbah – Lumpur Aktif
bahaya kebakaran, ledakan dan SNI 19-6447-2000, Metode pengujian
kelistrikan pada bangunan fasilitas yang kinerja instalasi pengolah Lumpur
memberikan pelayanan kesehatan untuk aktif.
manusia.
- Memuat persyaratan minimum untuk kinerja, Beberapa pokok SNI ini berisi:
pemeliharaan, pengujian, dan tindakan yang Standar ini meliputi item yang diperiksa dan
aman untuk fasilitas, bahan, peralatan dan metode yang berhubungan dengan kinerja tangki
peranti, termasuk bahaya lain yang terkait aerasi, tangki presipital dan lainnya dari standar
dengan bahaya primer. pengolahan lumpur aktif. Digunakan untuk
2. Acuan normatif memisahkan benda tersuspensi dan benda
3. Istilah dan definisi terlarut yang sukar mengendap menjadi hasil
4. Sistem kelistrikan olahan lumpur yang mudah mengendap, dengan
5. Sistem gas & vakum pencampuran air buangan dan lumpur aktif yang
6. Sistem lingkungan merupakan agregat mikro organik aerobik melalui
7. Bahan absorpsi bio-kimia, oksidasi atau asimilasi 3).

71
Ir. Prihadi Waluyo, MM.: Kajian Teknologi Pengolahan Air Limbah … JAI Vol 5. No. 1 2009

Acuan normatif yang digunakan dari  SNI 13-6615-2001, Cara uji sianida wad
berbagai JIS B, K, R dan Z, serta berbagai SNI dalam air limbah tambang dengan
tentang metode pengujian seperti PH, Residu spektrometri.
tersuspensi, dan lain-lain.
Istilah dan definisi yang dipakai antara 5.3.4 Kualitas air
lain mengacu pada JIS B 8530, dan JIS K 0102.
Beberapa istilah diantaranya adalah:MLSS. 5.3.4.1 Kualitas air secara umum
MLVSS, laju pengendapan lumpur aktif, dan usia
lumpur . Terdapat 61 judul SNI, diantaranya, Air
Hal yang diuji pada instalasi pengolahan dan air limbah-Bagian 58: Metode pengambilan
lumpur aktif, antara lain: suhu dan debit air contoh air tanah 5).
limbah, laju lumpur resirkulasi, dan jumlah
lumpur. 5.3.4.2 Air buangan
Jumlah pengujian terhadap instalasi
pengolahan lumpur aktif. Dari sejumlah pengujian Terdapat 8 SNI, diantaranya, Air limbah,
yang dilakukan pada setiap item, sedikitnya Cara uji kebutuhan oksigen biokimia.
dilakukan tiga kali pengujian dalam satu hari
dengan selang waktu yang cocok pada saat 5.3.5. Pengujian kandungan kimia dalam air
pengoperasian. Apabila ditemukan suatu ketidak-
tepatan, jumlah pengujian harus ditambah Terdapat 71 SNI, diantaranya Air dan air
sedemikian rupa sehingga kandungan limbah – Bagian 59: Metode pengambilan contoh
sebenarnya dari perubahan tersebut dapat air limbah.
dipastikan.
Pencatatan hasil pengujian, antara lain: 5.3.6. Pengujian sifat fisik air
kondisi obyek yang diuji, keadaan air limbah dan
air limbah olahan di inlet dan outlet, kondisi Terdapat 5 SNI, diantaranya Metode
lumpur cair di tangki aerasi, resirkulasi, pengujian angka bau dalam air.
pengolahan air limbah, lumpur yang dihasilkan.
5.3.7. Standar lainnya yang berkaitan
Analisis: dengan kualitas air

Ketentuan dalam SNI ini tentang Metode  SNI 03-4819-1998, Tata cara pembuatan
pengujian kinerja instalasi pengolah Lumpur aktif, ekstrak sedimen untuk pengujian sifat kimia
yang ditetapkan pada tahun 2000 merupakan sedimen.
ketentuan yang lebih baru dari pada Kepmen  SNI 19-6738-2002, Metode perhitungan debit
KLH No 58/tahun 1995 tentang Baku mutu andal air sungai dengan analisis lengkung
limbah cair kegiatan rumah sakit, jadi bersifat kekerapan.
melengkapi. Namun cakupan SNI lebih luas,
karena bersifat lintas sektoral, dan dapat Analisis:
diberlakukan sebagai SNI wajib, tidak hanya SNI di atas terkait lingkungan dan
menjadi regulasi teknis Menteri Lingkungan khususnya air limbah, dan lebih khusus lagi
Hidup, tetapi bisa diadop menjadi regulasi teknis tentang lumpur aktif merupakan kelengkapan
Menteri Kesehatan dan Menteri lain yang terkait. standar pengujian lingkungan terhadap teknologi
terkait dalam hal ini teknologi pengolahan air
5.3.2. Limbah cair, Lumpur 5) limbah rumah sakit.

 SNI 19-4181-1996, Pengolahan limbah cair 6. KESIMPULAN DAN SARAN


dari proses sianida biji emas secara kimiawi.
 SNI 19-4183-1996, Tata pengukuran 6.1. Kesimpulan
disesuaikan kadar sianida dalam limbah.
 SNI 19-4149-1996, Persyaratan 1. Telah diuraikan teknologi pengolahan air
penanggulangan tumpahan minyak di laut. limbah rumah sakit, dengan dipilih salah satu
 SNI 19-4150-1996, Tata cara pelaporan teknologi pengolahan air limbah yaitu dengan
tumpahan minyak di laut. proses lumpur aktif, yang sudah umum
 SNI 19-6447-2000, Metode pengujian kinerja dipakai.
instalasi pengolah lumpur aktif. 2. Telah dijabarkan pengertian rumah sakit, UU
 SNI 13-6613-2001, Cara uji sianida bebas Nomor 23 tentang Kesehatan, UU
dalam air limbah tambang. No.28/2002; tentang Bangunan Gedung,
Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.1204/MENKES/SK/2004; tentang

72
Ir. Prihadi Waluyo, MM.: Kajian Teknologi Pengolahan Air Limbah … JAI Vol 5. No. 1 2009

Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Optimalisasi Sarana dan Prasarana


Sakit, SNI 03-7011-2004; Keselamatan pada Bangunan Rumah Sakit yang Memenuhi
Bangunan Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Syarat, 1-9, 18, 23, 27-29.
Dll. 3. BSN, 2000, SNI 19-6447-2000, Metode
3. Telah dikaji tabel 3 Karakteristik air limbah pengujian kinerja instalasi pengolah lumpur
rumah sakit di daerah Jakarta.Dilihat dari aktif, BSN, 1-3, 8.
parameter BOD (mg/l), secara minimum 31, 4. BSN, 2005, SNI 19-14001-2005, Sistem
52 dan maksimum 675,33 masih masuk manajemen lingkungan-Persyaratan dan
dalam parameter BOD sesuai Kepmen KLH panduan penggunaan, BSN, iii.
No 58/95, yaitu kadar maksimum 75 mg/l, 5. BSN, 2008, Senarai Standar Nasional
tetapi dilihat dari rata-rata sebesar 353,43 Indonesia-SNI 2008, BSN, 1, 37, 337.
adalah sudah jauh di luar ketentuan Kepmen 6. BSN, berbagai dokumen tentang
KLH. Parameter pada tabel 1 sebagian ada standardisasi dan SNI,
pada parameter SNI, seperti kualitas air
(BOD, COD, PH), kandungan zat kimia
(ammoniak, nitrit, nitrat, khlorida. sulfat, zat
padat tersuspensi, deterjen, minyak/lemak,
cadmium, timbal, tembaga, besi, warna,
phenol) menunjukkan keadaan lumpur di
tangki aerasi.
4. Telah dideskripsikan Standar Nasional
Indonesia (SNI) terkait dengan lingkungan,
khususnya air limbah, dan lebih khusus lagi
tentang lumpur aktif, yang melengkapi aspek
pengujian dari teknologi pengolahan air
limbah rumah sakit.

6.2. Saran

1. Perlu lebih diberdayakan penerapan SNI


agar setiap regulasi teknis tidak perlu secara
teknis menjabarkan sendiri aspek teknis
karena regulasi secara legal tidak mudah
diubah, sementara SNI dapat direvisi saat
diperlukan. Sehingga SNI cukup diadop
menjadi SNI wajib (sebagai lampiran) melalui
Kepmen KLH, dan SNI yang berlaku adalah
yang ditetapkan terakhir oleh BSN.
2. Perlu terus dilanjutkan dan lebih ditingkatkan
kerjasama (MOU) antara Kementerian
Lingkungan Hidup dan Komite Akreditasi
Nasional (KAN), tentang Asesmen Gabungan
Akreditasi Laboratorium Pengujian
Parameter Kualitas Lingkungan.
3. Penerapan yang baik teknologi dan standar
akan berdampak baik pada pertumbuhan
industri alat lingkungan secara ekonomis.

DAFTAR PUSTAKA

1. BKM-PII, 2009, RUMAH SAKIT 2009.


Optimalisasi sarana dan Prasarana
Bangunan Rumah Sakit yang Memenuhi
Syarat (Kumpulan Makalah), (Kerjasama
BKM-PII, DepKes, DepPU, PERSI), PT
Polycon Emas Cipta, (1)13, dan (3) 23.
2. Nusa Idaman S., 2009, Teknologi
pengolahan air limbah rumah sakit dan
incinerator limbah medis, Makalah Workshop

73

Вам также может понравиться