Вы находитесь на странице: 1из 42

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BUKU BACAAN

BERJENJANG (B3) UNTUK MENINGKATKAN


KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VI
SDN SUKASARI 2 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BEST PRACTICE

Disusun untuk mengikuti lomba Guru Berprestasi Jenjang Sekolah Dasar


Tahun 2019

OLEH:

MUNJIRIN, S.Pd
NIP. 198202172006041009

SEKOLAH DASAR NEGERI SUKASARI 2


UPT DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KECAMATAN KADUHEJO ABUPATEN PADEGLANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga laporan karya tulis limiah yang berjudul “Penggunaan
Media pembelajaran Buku Bacaan Berjenjang (B3) Untuk Meningkatkan
Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa” dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa penyusunan karya tulis ini tidak akan terwujud tanpa
ridho Allah Swt. serta bantuan dari semua pihak. Oleh karena itu penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga terutama kepada:
1. UPT Disdikbud Kecamatan Kaduhejo yang telah memberikan motivasi dan
dorongan untuk senantiasa terus berkarya.
2. Pengawas TK/SD yang senantiasa memberikan bimbingan dan kesempatan
peningkatan karier kepada penulis
3. Kepala SD Negeri Sukasari 2 Kecamatan Kaduhejo yang telah memberikan
banyak dukungan baik moril maupun materil kepada penulis
4. Rekan-rekan dewan guru yang telah menambahkan semangat kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan PTK ini.
5. USAID Prioritas Banten yang telah memberikan bantuan berupa Buku yang
sangat luar biasa yaitu sepaket Buku Bacaan Berjenjang (B3) yang sangat
bermanfaat bagi peningkatan dan pembiasaan membaca dalam rangka
mendukung kegiatan literasi di SDN Sukasari 2
6. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu tanpa
mengurangi rasa hormat.

Semoga amal baik yang telah mereka berikan senantiasa mendapat ridho dari
Allah Swt. Amin.

Pandeglang, November 2016

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................


LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................
KATA PENGANTAR ....................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................
B. Permasalahan........................................................................................
C. Tujuan ..................................................................................................
D. Strategi Pemecahan Masalah ...............................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Prosedur Kegiatan ................................................................................
B. Hasil Kegiatan ......................................................................................
C. Dampak Kegiatan .................................................................................
D. Faktor pendukung ................................................................................
E. Alternatif Pengembangan .....................................................................
BAB III SIMPULAN
A. Simpulan ..............................................................................................
B. Rekomendasi ........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Membaca adalah salah satu keterampilan berbahasa yang sangat


penting, karena keterampilan ini memiliki banyak fungsi dalam kehidupan
manusia, bahkan membaca merupakan salah satu faktor utama dalam
menentukan keberhasilan akademik seseorang. Sebagaimana diketahui bahwa
sebagian besar pengetahuan disajikan dalam bentuk bahasa tulis sehingga
menuntut anak harus melakukan aktivitas membaca guna memperoleh
pengetahuan.

Masyarakat yang gemar membaca akan memperoleh pengetahuan dan


wawasan baru yang dapat meningkatkan kecerdasannya sehingga mereka lebih
mampu menjawab tantangan di masa yang akan datang. Membaca semakin
penting dalam kehidupan masyarakat yang kompleks karena setiap aspek
kehidupan melibatkan kegiatan membaca. Walaupun informasi dapat
ditemukan melalui media lain seperti media audio visual, tetapi peran membaca
tidak dapat digantikan sepenuhnya. Oleh karena itu, keterampilan membaca
harus mendapat perhatian lebih terutama pada saat siswa berada di bangku
sekolah dasar agar kemampuan membaca siswa dapat berkembang dengan baik
di masa depan.

Pembelajaran membaca di SD mempunyai peranan penting dalam


pembelajaran Bahasa Indonesia. Melalui pembelajaran membaca, guru dapat
mengembangkan nilai-nilai moral, kemampuan bernalar, dan kreatifitas anak
didik. Kemampuan membaca selalu ada dalam setiap tema pembelajaran. Hal
tersebut menunjukkan pentingnya penguasaan kemampuan membaca, karena
kemampuan membaca merupakan salah satu standar kemampuan berbahasa
dan sastra Indonesia yang harus dicapai dalam jenjang pendidikan, termasuk di
jenjang sekolah dasar. Kemampuan membaca menjadi dasar yang utama tidak
hanya bagi pengajaran bahasa itu sendiri, tetapi bagi juga pengajaran mata
pelajaran yang lain.

Tujuan akhir dari membaca adalah memahami isi bacaan, tetapi


kenyataan yang ada belum semua siswa dapat mencapai tujuan tersebut.
Banyak anak yang dapat membaca lancar suatu bahan bacaan tetapi tidak
memahami isi bahan bacaan tersebut. Membaca pemahaman merupakan salah
satu aspek kemampuan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa sekolah dasar
terutama pada kelas lanjut. Melalui kegiatan ini siswa dapat memperoleh
informasi secara aktif reseptif. Disebut reseptif karena dengan membaca,
seseorang akan memperoleh informasi, memperoleh ilmu pengetahuan dan
pengalaman-pengalaman baru.

Berdasarkan pengamatan pada saat proses pembelajaran Bahasa


Indonesia, diketahui bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VI
SD Negeri Sukasari 2 Tahun Pelajaran 2016/2017 masih rendah. Hal ini dapat
dilihat ketika siswa diberi pertanyaan mengenai isi bahan bacaan yang dibaca,
siswa tidak dapat menjawab dengan cepat, dan harus membuka kembali bahan
bacaan yang dibacaanya tersebut. Sedangkan berdasarkan hasil tes , nilai rata-
rata dari siswa yang berjumlah 30 orang adalah 62,43. Rerata tersebut masuk
dalam kategori cukup. Ketuntasan belajar secara klasikal juga baru mencapai
23,3% karena hanya ada 7 siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal,
yakni 70.

Rendahnya kemampuan siswa dalam membaca pemahaman


disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut misalnya, media
pembelajaran yang digunakan dalam menstimulasi membaca pemahaman
siswa masih kurang tepat karena media yang digunakan merupakan media
biasa yang tidak dapat mengukur kemampuan membaca siswa secara pasti,
rendahnya minat baca siswa, dan kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran membaca.
Berdasarkan konfirmasi dengan siswa setelah pembelajaran, ada
beberapa masalah yang diungkapkan siswa. Masalah tersebut diantaranya
adalah siswa merasa jenuh dengan pembelajaran membaca karena media yang
digunakan tidak menarik dan inovatif sehingga mereka kurang antusias untuk
mengikuti pembelajaran. Dalam setiap pembelajaran membaca, guru hanya
memberi bahan bacaan kemudian menugaskan siswa untuk membaca dalam
hati dilanjutkan dengan menjawab pertanyaan sesuai dengan isi bahan bacaan.
Hal ini dilakukan secara berulang-ulang dalam setiap kesempatan
pembelajaran membaca sehingga siswa merasa bosan dan kurang berminat.
Guru juga hanya menyuruh siswa membaca sendiri tanpa adanya arahan dan
bimbingan cara membaca yang benar, sehingga siswa tidak bersungguh
sungguh dan hanya membaca sekilas saja. Selanjutnya berdasarkan
pengamatan, apabila salah satu siswa diminta untuk membacakan untuk teman-
temannya, siswa yang lain banyak yang gaduh dan bermain sendiri, sehingga
bahan bacaan yang dibacakan kurang disimak dengan baik.

Proses pembelajarann dengan menggunakan media pembelajaran buku


yang dianggap masih konvensional dianggap kurang tepat dalam pembelajaran
membaca pemahaman. Karena pembelajaran menjadi tidak menarik dan
membuat siswa merasa jenuh serta terbebani, suasana belajar menjadi tidak
menyenangkan. Dalam kondisi dan situasi seperti itu, kemampuan siswa untuk
menerima dan memahami materi pelajaranpun tidak maksimal. Hal tersebut
tercermin dari nilai tes yang belum memuaskan. Oleh karena itu kemampuan
membaca pemahaman siswa kelas VI SD Negeri Sukasari 2, perlu ditingkatkan
dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik dan inovatif dan
berbeda dari pembelajaran sebelumnya, agar kemampuan membaca
pemahaman siswa dapat meningkat, sehingga membantu mereka dalam mata
pelajaran yang lain. Karena kemampuan membaca tidak hanya digunakan
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia saja melainkan seluruh mata pelajaran.

Seiring dengan perkembangan dan kemajuan di dalam dunia


pendidikan, terciptalah berbagai media yang menarik dan inovatif bermacam-
macam media dan media tersebut dapat menjadi solusi dari permasalahan yang
dihadapi oleh guru untuk menjadikan siswa aktif dan kreatif selama
pembelajaran, mengubah paradigma pembelajaran dari teacher centered
learning (pembelajaran yang berpusat pada guru) menjadi pembelajaran
kolaboratif dan bermakna antara siswa dan guru.

Untuk memecahkan permasalahan tersebut di atas peneliti menetapkan


alternatif tindakan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman
yaitu dengan menggunakan Media pembelajaran Buku Bacaan Berjenjang
(B3). Tujuan utama Penggunaan Buku Bacaan Berjenjang (B3) adalah untuk
mengklasifikasi kemampuan membaca siswa dengan tepat berdasarkan level
membaca yang dikuasainya dengan berbagai strategi dan fokus membaca yang
diajarkan sehingga siswa mampu memahami isi buku yang mereka baca tanpa
ada kesulitan bahkan siswa akan merasa tertarik karena buku yang digunakan
untuk menstimulasi kemampuan membaca sangat menarik dan inovatif baik
dari segi desain maupun isi. Tidak hanya itu Buku Bacaan Berjenjang juga
dapat membantu para siswa meningkatkan level membacanya secara bertahap
dan berkesinambungan hingga level tertinggi.

Hasil penelitian tentang pembelajaran struktur cerita mengindikasikan


bahwa penggunaan Buku Bacaan Berjenjang (B3) mampu meningkatkan hasil
belajar siswa yang rendah. Disamping itu, berdasarkan hasil penelitian, siswa
juga dapat membuat dan menjelaskan prediksi tentang bagaimana masalah bisa
diselesaikan dan meringkas unsur-unsur utama suatu cerita kepada unsur cerita
yang lain. Kedua kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan
membaca pemahaman siswa.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti akan mengkaji


masalah tersebut melalui penelitian tindakan kelas dengan judul “
Penggunaan Media pembelajaran Buku Bacaan Berjenjang (B3) Untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa”.
B. Permasalahan

Berdasarkan uraian latar belakang di atas terdapat permasalahan utama


yaitu kemampuan membaca pemahaman siswa yang masih rendah karena
siswa hanya terbiasa membaca kata perkata tanpa mengkaji lebih dalam buku
yang mereka baca sehingga mereka kurang memahami isi dan kandungan buku
yang dibaca. Kebiasaan-kebiasaan ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut agar
tidak menjadi permasalahan yang komplek di kemudian hari. Penulis merasa
perlu untuk menangani permasalahan tersebut dengan menentukan formula
yang dianggap mampu memecahkan masalah terkait dengan kemampuan
membaca pemahaman siswa. Melalui penggunaan media pembelajaran yang
sesuai, inovatif, dan menyenangkan yaitu Buku Bacaan Berjenjang (B3)
diharapkan kemampuan membaca pemahaman siswa dapat ditingkatkan
hingga mencapai level tertinggi versi USAID Prioritas yaitu hingga level F.
Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan media pembelajaran Buku Bacaan Berjenjang


dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VI
SD Negeri Sukasari 2?
2. Apakah penggunaan media pembelajaran Buku Bacaan Berjenjang
dapat meningkatkan cara berpikir kritis siswa melalui penggunaan
media pembelajaran Buku Bacaan Berjenjang (B3)?
3. Apakah penggunaan media pembelajaran Buku Bacaan Berjenjang
(B3) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri
Sukasari 2?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai adalah
sebagai berikut:
1. Meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa melaui
penggunaan media pembelajaran Buku Bacaan Berjenjang (B3)
2. Meningkatkan cara berpikir kritis siswa melalui penggunaan media
pembelajaran Buku Bacaan Berjenjang (B3)
3. Meningkatkan hasil belajar siswa melalui penggunaan media
pembelajaran Buku Bacaan Berjenjang (B3) pada mata pelajaran yang
terintegrasi
D. Strategi Pemecahan Masalah
Buku bacaan berjenjang merupakan hibah dari USAID Prioritas Banten
dengan berbagai variasi dari mulai buku besar (Big Book), Buku Bacaan
Berjenjang, dan lembar kerja penunjang kegiatan membaca terbimbing.
Buku bacaan berjanjang adalah buku yang sangat unik, inovatif, menarik
dan menyenangkan karena buku ini dirancang untuk menyesuaikan dengan
kemampuan membaca siswa namun sambil diarahkan agar kemampuan
membaca siswa lambat laun dapat naik ke level atau tingkatan beikutnya.
Dengan tampilan yang elegan dan menawan serta dicetak dengan kualitas mutu
yang terbaik ditunjang dengan isi yang komprehensif buku ini diharapkan
mampu menjawab kebutuhan pendidikan yang selama ini belum terpenuhi.
Ada beberapa strategi dalam menggunakan Buku Bacaan Berjenjang
(B3) yang pertama adalah strategi membaca bersama dengan menggunakan
Buku Besar (Big Book) yang cocok dengan karakteristik siswa kelas rendah
namun tidak menutup kemungkinan cocok juga digunakan bagi siswa kelas
tinggi yang memiliki kebutuhan khusus dalam hal membaca sehingga buku ini
dapat digunakan oleh semua kalangan siswa baik kelas rendah maupun kelas
tinggi. Strategi yang kedua adalah strategi membaca terbimbing dengan
menggunakan Buku Bacaan Berjenjang. Buku ini dirancang khusus untuk
meningkatkan level membaca siswa dengan menawarkan beberapa fokus
membaca diantaranya adalah fokus prediksi, penguasaan kosa kata/ tanda baca,
pemahaman, dan merangkum. Setiap langkah fokus merupakan satu rangkaian
yang tidak dapat dipisahkan. Strategi yang ketiga adalah membaca mandiri yang
merupakan puncak dari kegiatan membaca berimbang karena siswa sudah
mendapatkan bekal pengetahuan dan keterampilan dalam hal membaca sehingga
mereka dapat menggunakan buku bacaan apapun selain buku bacaan berjenjang
seperti buku koleksi perpustakaan, majalah, artikel dan sejenisnya.
Dengan demikian Penggunaan Buku Bacaan Berjenjang dapat menjadi
formula yang sangat ampuh dalam meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman siswa. Tidak hanya itu penggunaan Buku Bacaan Berjenjang juga
dinilai efektif dalam menstimulasi siswa agar mampu berpikir kritis dan kreatif
melalui kegiatan emprediksi siswa dituntut untuk menebak isi buku secara
keseluruhan hanya dengan melihat covernya saja, kemudian saat siswa
menemukan kata-kata sult maka siswa juga dtuntut untuk mencari makna kata
tersebut dengan memanfaatkan sumber belajar yang lain selain dari buku bacaan
seperti halnya memanfaatka kamus Besar Bahasa Indonesia dalam mencari
makna kata. Ketika siswa membaca dengan menerapkan tanda baca, maka siswa
secara berulang akan mengucapkan kalimat demi kalimat hingga sesuai dengan
intonasi tanda baca yang benar. Dan ketika siswa menuangkan ide gagasan
dalam sebuah tulisan yang bersumber dari buku bacaan yang ia baca maka sekali
lagi para siswa dituntut kreatif dalam menyusun ide pokok menjadi kalimat yang
baik dengan menggunakan kata-kata sendiri. Kemudian ketika siswa diuji
dengan lembar kerja untuk mengui pemahaman siswa terhadap buku bacaan
yang ia baca maka siswa juga dituntut untuk mampu mengingat kembali bcaan
yang ia baca dan mengembangkan informas yang ia dapatkan dari bahan bacaan.
BAB II
IMPLEMENTASI

A. Alasan Pemilihan Strategi Pemacahan Masalah

Alasan pemilihan strategi pemecahan masalah penggunaan media


pembelajaran Buku Bacaan Berjenjang (B3) untuk meningkatkan kemampuan
membaca pemahaman siswa adalah sebagai berikut:

1. Desain buku

Ditinjau dari segi desain buku Buku Bacaan Berjenjang ini adalah buku yang
sangat menarik dan inovatif mudah untuk dibaca dan dipahami oleh siswa baik
bagi mereka yang baru belajar membaca ataupun bagi mereka yang sudah bisa
membaca karena buku ini dilengkapi dengan gambar-gambar yang menarik
minat dan seusai dengan karakteristik siswa sekolah dasar. Cover dan isinya
menggunakan kertas dengan kualitas terbaik dan dicetak di Amerika Serikat
dan tidak diperjualbelikan secara bebas karena buku ini adalah hibah dari
USAID Prioritas dengan tujuan agar para siswa gemar membaca dan mampu
memahami isi bacaan yang mereka baca.

2. Jenis Buku
Terdapat tiga jenis buku dalam satu paket Buku Bacaan Berjenjang yaitu buku
besar (Big Book), Buku Bacaan Berjenjang, dan lembar kerja peunjang buku
bacan beejenjang. Pada setiap jenis buku memiliki peran dan fungsi yang
berbeda. Buku besar (Big Book) memiliki peran dan fungsi untuk
meningkatkan minat dan baca siswa secara bersama-sama sedangkan Buku
Bacaan Berjenjang berfungsi untuk meningkatkan level membaca siswa yang
dilengkapi dengan lembar kerja penunjang untuk mengetahui tingkat
keberhasilan membaca siswa.
3. Teknik dan Strategi yang digunakan
Ada teknik tersendiri dalam menggunakan Buku Bacaan Berjenjang
diantaranya adalah dengan menerapkan beberapa fokus pada setiap strategi
membaca baik strategi membaca bersama, terbimbing maupun mandiri. Fokus
yang pertama adalah fokus prediksi tujuan dari fokus ini adalah menggali
pengetahuan awal siswa sebelum mengetahui isi buku. Siswa dapat menuliskan
prediksinya ketika hanya mengatahui judul bukunya saja. Kemudian fokus
yang kedua adalah pengenalan tanda baca. Tujuan dari fokus ini adalah agar
para siswa mengenal setiap jenis tanda baca dan menerapkannya saat membaca
dengan menekankan intonasi baca. Fokus selanjutnya adalah fokus kosa kata
atau pengenalan makna kata-kata sulit yang terdapat pada buku bacaan secara
bertahap siswa diarahkan untuk dapat menambah perbendaharaan kata
sehingga peerbendaharaan kata siswa dapat bertambah. Fokus yang ketiga
adalah pemahaman. Tujuan dari fokus ini adalah megarahkan siswa agar
mampu memahami isi bacaan yang mereka baca berdasarkan bimbinga dari
guru pada tahap awal sebelum memasuki strategi membaca mandiri.
Sedangkan fokus yang terakhir adalah merangkum yang merupakan puncak
dari serangkaian kegiatan membaca berimbang. Setelah siswa mengenal tanda
baca, kosa kata/makna kata-kata sulit, memahami isi bacaan dan yang terakhir
siswa diharapkan mampu membuat rangkuman isi bacaan dengan
menggunakan kata-kata sendiri.
4. Level atau tingkatan kemampuan membaca
Buku ini adalah buku yang sangat berbeda dengan buku-buku pada umumnya.
Dalam buku ini disajikan secara rinci bagaiaman menuntun para siswa agar
memiliki kemampuan membaca yang baik. Dimulai dari pengenalan kata,
kalimat, paragraf, dan wacana berbentuk cerita yang disertai gambar dengan
tujuan untuk menumbuhkan minat baca siswa. Dengan penggunaan yang
berulang-ulang diharapkan kemampuan membaca siswa dapat naik ke level
berikutnya melalui kegiatan membaca terbimbing. Mulai dari jenjang A yang
merupakan level terendah dan jenjang F yang merupakan level tertinggi.
B. Implementasi Strategi Pemecahan Masalah
Implementasi strategi pemecahan masalah penggunaan Buku Bacaan
Berjenjang (B3) pada siswa kelas VI SDN Sukasari 2 adalah dengan cara
sebagai berikut:
1. Mendata kemampuan awal membaca siswa
Pada langkah ini setiap siswa harus didata dan identifikasi kemampuan
membacanya dengan menggunakan buku bacaan berjenjang sebagai bahan
tindak lanjut pembimbingan berikutnya.

Siswa memilih buku bacaan secara acak sesuai dengan selera setelah itu
diadakan konfirmasi untuk mengetahui kemampuan membacanya

Dalam hal ini siswa diberikan kesempatan untuk memilih sesuai dengan
keinginan jenjang buku yang disediakan mulai dari jenjang A hingga
jenjang F. Setelah siswa memperoleh buku maka secara bergantian
melakukan konfirmasi dengan guru untuk menetapkan posisi level
kemampuan membaca siswa. Teknik ini digunakan agar para siswa merasa
senang kemudian baru langkah selanjutnya adalah mengecek kemampuan
membaca siswa apabila terdapat lima kesalahan atau lebih saat membaca
buku, siswa diberikan kesempatan untuk memilih buku yang lain dengan
level lebih rendah dari sebelumnya. Begitu seterusnya hingga menemukan
buku yang sesuai dengan kemampuan awal yang sebenarnya.

Siswa didata kemampuan membacanya menggunakan Buku Bacaan


Berjenjang

2. Mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan level membacanya


Setelah siswa terdata kemampuan membacanya, maka langkah selanjutnya
adalah membuat program atau jadwal khusus untuk membaca terbimbing.
Setiap kelompok secara bergantian mengikuti kegiatan membaca terbimbig
berdasarkan jadwal yang telah dibuat dan disepakati bersama. Dimulai
dengan fokus prediksi dilanjutkan pada fokus kosa kata/tanda baca
kemudian pemahaman dan merangkum. Setidaknya perlu waktu empat
hari atau paling lambat satu minggu untuk membahas satu buku dengan
penekaan pada empat fokus membaca pada saat membaca terbimbing.
Siswa dikelompokan berdasarkan kemampuan membacanya

Pengelompokkan siswa didasarkan pada kemampuan level


membacanya saat konfirmasi dengan guru. Jika dalam sebuah kelompok
terdapat level yang sama namun seri yang berbeda maka kebijakan
pembimbingan menggunakan seri terendah. Misal dalam sebuah kelompok
terdapat siswa yang baru sampai pada level atau jenjang B-2 sedangkan
rekan yang lain sudah sampai pada B-3 maka program membaca
terbimbing dilaksanakan mengacu pada jenjang dengan seri terendah yaitu
B-2 secara berkala mengganti judul buku yang dibaca agar mendapat
wawasan tambahan dan menghilangkan kejenuhan. Anggota dalam sebuah
kelompok tidak boleh lebih dari tujuh orang dan jika terdapat sepuluh orang
dalam satu kelompok maka kelompok tersebut dipecah menjadi dua
beranggotakan masing-masing kelompok sebanyak lima orang. Anggota
dalam sebuah kelompok memiliki hak yang sama dalam hal menentukan
seri buku. Dengan demikian buku yang digunakan dalam membaca
terbimbing benar-benar disepakati oleh semua anggota kelompok.
Membaca terbimbing dengan fokus pertama yaitu memprediksi isi bacaan
denga hanya melihat sampul luar dan sampul dalam

3. Setiap selesai membaca pada level tertentu, maka siswa akan diuji
kemampuan membacanya dengan cara mengisi lembar kerja guna
mengetahui kemampuan membacanya. Setiap siswa dipantau dan
dievaluasi kemampuan membacanya berdasarkan fokus membaca saat itu.
Jika siswa mengalami peningkatan level membaca, maka siswa tersebut
harus bergabung dengan siswa yang memiliki level yang sama dengannya.
Setelah menyelesaikan satu fokus membaca maka hari berikutnya adalah
mengerjakan lembar kerja

Siswa dikelompokkan kembali beradasarkan kemampuan level


membacanya

4. Kegiatan membaca berjenjang dilakukan setiap hari 15-20 menit sebelum


pembelajaran berdasarkan jadwal yang telah ditentukan. Buku Baacan
Berjenjang dibaca secara berkelanjutan. Bagi siswa yang sudah mencapai
melewati fokus merangkum maka dapat menggunakan buku bacaan koleksi
perpustakaan dengan menggunakan strategi membaca mandiri dengan
metode lima jari yaitu suatu metode untuk memilih buku bacaan yang tepat
sesuai dengan karakteristik siswa.

Jika siswa sudah mempelajari semua fokus membaca dan mencapai level
tertinggi maka dilanjutkan dengan strategi membaca mandiri

C. Hasil yang dicapai

Kegiatan membaca dengan menggunakan media pembelajaran Buku


Bacaan Berjenjang berdampak positif bagi perkembangan kemampuan membaca
pemahaman siswa terbukti terjadi peningkatan kemampuan membaca siswa dari
awal hingga akhir. Adapun grafik peningkatan kemampuan membaca siswa
sebanyak 30 siswa disajikan pada data berikut:
Level Membaca Siswa
6

3
5 5 5 5 5
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3
1 2 2 2 2
1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Level Membaca Siswa

Grafik 2.1
Kemampuan level membaca siswa awal pada kondisi awal

Level Membaca Siswa


6

3 6 6 6
5 5 5 5 5 5
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3
1 2 2 2 2 2

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Level Membaca Siswa

Grafik 2.2
Kemampuan level membaca siswa setelah tindakan ke-1
Level Membaca Siswa
6

3 6 6 6 6 6
5 5 5 5 5 5 5
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 3
1

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Level Membaca Siswa

Grafik 2.3
Kemampuan level membaca siswa setelah tindakan ke-2

Penjelasan :
Berdasarkan sajian data di atas dapat dijelaskan bahwa:
Pada kondisi awal kemampuan level membaca siswa adalah sebagai berikut:
- Kemampuan membaca siswa pada level 1 atau level B sebanyak 1 orang
atau 3,3%;
- Kemampuan membaca siswa pada level 2 atau level B sebanyak 4 orang
atau 13,3%;
- Kemampuan membaca siswa pada level 3 atau level C sebanyak 9 orang
atau 30%
- Kemampuan membaca siswa pada level 4 atau level D sebanyak 11 orang
atau 36,7%
- Kemampuan membaca siswa pada level 5 atau level D sebanyak 5 orang
atau 16,7%

Setelah tindakan ke-1 capaian level membaca siswa adalah sebagai berikut:
- Kemampuan membaca siswa pada level 2 atau level B sebanyak 5 orang
atau 16,7%;
- Kemampuan membaca siswa pada level 3 atau level C sebanyak 6 orang
atau sebanyak 20%
- Kemampuan membaca siswa pada level 4 atau level D sebanyak 10 orang
atau 33,3%
- Kemampuan membaca siswa pada level 5 atau level E sebanyak 6 orang
atau 20%
- Kemampuan membaca siswa pada level 5 atau level F sebanyak 3 orang
atau 10%
Setelah tindakan ke-2 capaian level membaca siswa adalah sebagai berikut:
- Kemampuan membaca siswa pada level 3 atau level C sebanyak 5 orang
atau 16,7%
- Kemampuan membaca siswa pada level 4 atau level D sebanyak 13 orang
atau 43,3%
- Kemampuan membaca siswa pada level 5 atau level E sebanyak 7 orang
atau 23,3%
- Kemampuan membaca siswa pada level 6 atau level F sebanyak 5 orang
atau 16,7%

Berdasarkan sajian grafik di atas kemampuan level membaca siswa


sebagian besar meningkat pada setiap bulannya meskipun ada beberapa siswa yang
kenaikannya tidak konsisten sebagian besar siswa sudah berada di atas level 3 atau
level C artinya tingkat kemampuan membaca siswa pada umumnya sudah baik dan
sudah berada di atas rata-rata level 73%.

Dampak dari penggunaan media pembelajaran Buku Bacaan berjenajang


juga membawa perubahan yang cukup membanggakan terhadap hasil belajar yang
diperoleh siswa yang ditampilkan pada grafik berikut:

Hasil Belajar Siswa


100
90
80
70
60
50
40 75
70 73 71 72 74
66 60 70 65 61 67 63
30 61
53 55 59 53 60 59 55 55 62 54 58 63 64 56 62 57
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Hasil Belajar Siswa

Grafik 2.4
Hasil Belajar Siswa pada kondisi awal
Hasil Belajar Siswa
100
90
80
70
60
50
40 81 82 82 82 79 81 79 75 77 78 83 83 80 77
75 71 76 76
63 69 69 63 70 69 68 67 66 68 70 69
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Hasil Belajar Siswa

Grafik 2.5
Hasil Belajar Siswa setelah tindakan ke-1

Hasil Belajar Siswa


100
90
80
70
60
50 98 95 97 100 100
86 84 78 90 83 80 85 81
40 79 75 77 78 77 80 76 81 82 75 80 77
68 67 69 69 68
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Hasil Belajar Siswa

Grafik 2.5
Hasil Belajar Siswa setelah tindakan ke-2

Penjelasan:
Berdasarkan sajian grafik di atas dapat dijelaskan bahwa :
Pada kondisi awal hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:
- Siswa yang memperoleh nilai 53-59 sebanyak 11 orang atau sebesar 36,7%
- Siswa yang memperoleh nilai 60-64 sebanyak 9 orang atau sebesar 30%
- Siswa yang memperoleh nilai 65-75 sebanyak 10 orang atau sebesar 33,3%
Sehingga ketuntasan belajar siswa baru mencapai 23,3%

Setelah tindakan ke-1 perolehan hasil belajar siswa sebagai berikut:


- Siswa yang memperoleh nilai 63-69 sebanyak 10 orang atau sebesar 33,3%
- Siswa yang memperoleh nilai 70-78 sebanyak 10 orang atau sebesar 33,3%
- Siswa yang memperoleh nilai 79-83 sebanyak 10 orang atau sebesar 33,4%
Sehingga ketuntasan belajar siswa baru mencapai 63,3% masih belum mencapai di
atas 70%.

Setelah tindakan ke-2 perolehan hasil belajar siswa sebagai berikut:


- Siswa yang memperoleh nilai 67-77 sebanyak 11 orang atau sebesar 36,7%
- Siswa yang memperoleh nilai 78-82 sebanyak 9 orang atau sebesar 30%
- Siswa yang memperoleh nilai 83-100 sebanyak 10 orang atau sebesar 33,3%
Sehingga ketuntasan belajar siswa sudah mencapai 83,3% sudah mencapai di atas
70%.

D. Kendala yang dihadapi

Kendala yang dihadapi selama melakukan upaya meningkatkan kemampuan


membaca siswa dengan menggunakan media pembelajaran Buku Bacaan
Berjenjang adalah sebagai berikut:

1. Ada beberapa siswa yang perlu waktu lama untuk meningkat ke level yang
lebih tinggi sementara porsi waktu terbatas yaitu 15-20 menit sebelum
pembelajaran.
2. Jika siswa tidak hadir pada salah satu sesi maka akan mengalami kesulitan
pada sesi berikutnya karena kegiatannya berupa satu rangkaian.
3. Beberapa siswa tidak mau dikelompokkan dengan temannya yang lain
padahal level membacanya sama, ia lebih cenderung ingin satu kelompok
dengan teman sebangkunya padahal level membacaya berbeda.
E. Faktor-Faktor Pendukung
Faktor yang mendukung peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa
dengan menggunakan media pembelajaran Buku Bacaan Berjenjang adalah:
1. Koleksi Buku Bacaan Berjenjang cukup memadai yaitu jenjang A sebanyak
21 Judul, jenjang B sebanyak 9 judul, jenjang C sebanyak 9 judul, jenjnag
D sebanyak 24 judul, jenjang E sebanyak 13 judul dan jenjnag F sebanyak
9 judul sehingga siswa dapat mengganti judul buku pada level yang sama
untuk menambah wawasan.
2. Adanya program membaca 15-20 menit sebelum pembelajaran dinilai
sangat membantu meningkatkan kemampuan membaca siswa karena
dilakukan setiap hari.
3. Kebijakan membaca sebelum pembelajaran dilakukan oleh semua warga
sekolah yang dikemas dalam sebuah program “Sukasari 2 Berkaca”
Bersama Kami Membaca. Adapun buku yang digunakan di samping buku
bacaan berjenjang siswa yang lain dapat memanfaaan buku koleksi
perpustakaan.

F. Alternatif Pengembangan
Tindak lanjut pengembangan Penggunaan media pembelajaran Buku
Bacaan Berjenjang dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca pemahaman
siswa antara lain sebagai berikut:
1. Mengintegrasikan penggunaan Buku Bacaan Berjenjang dalam proses
pembelajaran khususnya untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia.
2. Penggunaan Buku Bacaan berjenjang dapat digunakan oleh kelas bawah
maupun kelas atas
BAB III

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan
Penggunaan Buku Bacaan Berjenjang (B3) dalam meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman siswa, cara berpikir kreatif siswa, dan hasil
belajar siswa dinilai sangat efektif dan efisien. Terlihat dari hasil yang
menunjukkan bahwa kemampuan membaca siswa naik secara bertahap selama
kurun waktu tertentu. Jika dibanding dengan menggunakan buku lainnya ternyata
siswa lebih senang membaca dengan menggunakan media pembelajaran Buku
Bacaan Berjenjang sebagai stimulus dengan alasan desain dan gambarnya menarik,
isi bacaannya mudah dimengerti dan dipahami, sesuai dengan tingkat kemampuan
membaca siswa.
Buku Bacaan Berjenjang dapat digunakan oleh semua kelas baik kelas
bawah maupun kelas atas sesuai dengan kebutuhan. Karena kemampuan siswa yag
berbeda maka bukunyapun harus berbeda namun lambat laut pada akhirnya siswa
dibimbing dan diarahkan agar dapat meningkatkan kemampuan membacanya.
B. Rekomendasi
Rekomendasi yang diberikan berdasarkan hasil pengembangan Penggunaan
Buku Bacaan Berjenjang dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman siswa adalah sebgai berikut :
1. Konsistensi pelaksanaan program membaca harus dijaga oleh segenap warga
sekolah agar hak anak dalam hal pemanfaatan media buku pembelajaran dapat
terpenuhi
2. Guru hendaknya mengidentifikasi kompetensi dasar yang dapat diintegrasikan
dengan pembelajaran membaca dengan menggunakan media pembelajaran
Buku Bacaan berjenjang (B3).
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Sekolah : SDN Sukasari 2


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Smester : 6/ Pertama
Standar Kompetansi : 1. Memahami tek dan cerita anak yang
dibacakan
Waktu : 3 x 35 menit

MENDENGARKAN
A. Kompetensi Dasar
1.1 Menulis hal-hal penting/ pokok dari suatu teks yang dibacakan/
didengarkan

B. Tujuan Pembelajaran**
 Siswa dapat Mendengarkan pembacaan teks
 Siswa dapat Melengkapi pernyataan yang sesuai dengan teks
 Siswa dapat Menentukan hal-hal penting dari teks yang
didengarkan
 Siswa dapat Meringkas teks yang didengar-kan berdasarkan hal-
hal penting/ pokok

 Karakter siswa yang diharapkan :


Dapat dipercaya (Trustworthines), Rasa hormat dan perhatian (respect),
Tekun (diligence), Tanggung jawab (responsibility) Berani (courage ) dan
Ketulusan (Honesty)
C. Materi Pokok
 Teks Bacaan
D. Pengalaman Belajar
 Kegiatan Awal :
Apersepsi dan Motivasi :
- Tanya jawab tentang Materi pelajaran yang akan dipelajari
- Mengajukan pertanyaan tentang teks bacaan yang akan
didengar
 Kegiatan Inti :
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Mendengarkan pembacaan teks
 Melengkapi pernyatan yang sesuai dengan teks
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Menentukan hal-hal penting dari teks yang didengarkan
 Meringkas teks yang didengarkan
 Menceritakan kembali isi teks yang didengar
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui
siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
 Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
 Tanya jawab,diskusi,penugasan
 Membaca buku lain yang relevan dengan Materi pelajaran
E. Metode/Sumber Belajar:
 Metode : Tanya jawab,diskusi,penugasan, /Multi metode
 Sumber Belajar : Buku Bina Bahasa Indonesia Kelas 6 A
Kurikulum 2006 KTSP

F. Penilaian
Indikator Teknik Bentuk Contoh
Pencapaian Penilaian Instrumen Instrumen
 Siswa dapat Lisan Lembar  Lengkapi-lah
mendengarkan Tertulis penilaian pernyataan yang
pembacaan teks Penugasan Produk sesuai dengan
 Siswa dapat teks!
melengkapi  Ringkaslah teks
pernyataan yang yang didengar-
sesuai dengan kan berdasar-kan
teks hal-hal penting /
 Siswa dapat pokok!
menentukan hal-
hal penting dari
teks yang
didengarkan
 Siswa dapat
meringkas teks
yang didengarkan
berdasar-kan hal-
hal penting/
pokok

Format Kriteria Penilaian


 Produk ( hasil diskusi )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar 4
* sebagian besar benar 3
* sebagian kecil benar 2
* semua salah 1
Jumlah 10
 Performansi
No. Aspek Kriteria Skor
1. Penguasaan * Menguasai 4
materi * kurangMenguasai 2
* tidak Menguasai 1

2. Sikap * Aktif 4
* kurang aktif 2
* tidak aktif 1
Jumlah 14

Mengetahui, Sukasari......................2016
Kepala Sekolah Guru Kelas

Rasmita, S.Pd Munjirin, S.Pd.


NIP. 19700721 199307 1 001 NIP. 19820217 200604 1 009
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Sekolah : SDN Sukasari 2


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Standar Kompetansi : 1. Mendengarkan
Memahami tek dan cerita anak yang
dibacakan
Waktu : 3 X 35 menit

MENDENGARKAN
A. Kompetensi Dasar
1.2 Mengidentifikasi tokoh,watak,latar,tema ,amanat,dari cerita anak yang
dibacakan.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi :


1. Menyebutkan unsur-unsur cerita.
2. Menyebutkan tokoh dalam cerita.
3. Menjelaskan watak tokoh dalam cerita.
4. Menjelaskan tema cerita.
5. Menjelaskan latar tempat, waktu, dan suasana dalam cerita.
6. Menjelaskan amanat cerita.
7. Menceritakan kembali cerita yang dibacanya dengan bahasa tulis.

C. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui diskusi kelompok siswa dapat menyebutkan 4 unsur-unsur cerita


dengan tepat.
2. Melalui diskusi kelompok siswa dapat menyebutkan tokoh dalam cerita
dengan benar.
3. Melalui diskusi kelompok siswa dapat menjelaskan watak tokoh dalam cerita
dengan benar.
4. Melalui diskusi kelompok siswa dapat menjelaskan tema cerita dengan tepat.
5. Melalui diskusi kelompok siswa dapat latar tempat, waktu, dan suasana dalam
cerita dengan benar
6. Melalui diskusi kelompok siswa menjelaskan amanat cerita dengan benar.
7. Melalui diskusi kelompok siswa menceritakan kembali cerita yang dibacanya
dengan bahasa tulis secara runtut.

E. Karakter Siswa yang Diharapkan


1. Disiplin ( Discipline )
2. Tekun ( diligence )
3. Tanggung jawab ( responsibility )
4. Ketelitian ( carefulness)
5. Kerja sama ( Cooperation )
6. Toleransi ( Tolerance )
7. Percaya diri ( Confidence )
8. Keberanian ( Bravery )

F. Materi Ajar
Cerita rakyat adalah cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang dalam
masyarakat. Ada dua jenis cerita rakyat yaitu puisi dan prosa. Cerita rakyat dalam
bentuk prosa terdiri atas dongeng, legenda, dan mite.
Unsur-unsur pembangun cerita di antaranya:
Tema atau dasar cerita adalah persoalan pokok yang menjadi bahan cerita utama.

Plot atau alur cerita adalah rangkaian kejadian dan perbuatan yang di alami oleh
para pelaku sehingga menjalin sebuah cerita.
Latar adalah tempat atau waktu terjadinya cerita.
Tokoh adalah pelaku utama dan sampingan dengan segala perilakunya.

Dilihat dari konflik yang terjadi, tokoh dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni
tokoh protagonist dan antagonis. Tokoh protagonis adalah tokoh yang berperan
sebagai pembawa amanat pengarang. Adapun tokoh antagonis adalah tokoh yang
melawan amanat yang disampaikan. Tokoh protagonis menunjukkan perilaku yang
baik, misalnya jujur, setia, bertanggung jawab, dan lain-lain. Tokoh antagonis
biasanya menunjukkan perilaku yang kurang terpuji, misalnya sombong, iri,
dengki, dan lain-lain.
Perwatakan adalah penggambaran watak atau sifat tokoh dalam cerita. Adapun
watak adalah kebiasaan atau perilaku tokoh dalam cerita.

Watak tokoh dapat dikenali dengan memperhatikan hal-hal berikut.


a) Watak tokoh disebutkan oleh pengarangnya.
b) Melihat kebiasaan tokoh.
c) melalui kata-kata yang diucapkan tokoh.

G. Metode Pembelajaran
1. Diskusi
2. Tanya Jawab
3. Pemberian Tugas

H. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
a. Berdoa dan presensi siswa.
b. Siswa bersama dengan guru menyanyikan lagu “selamat pagi” dan “siapa
kau suka hati”.
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
d. Apersepsi
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
 Siswa Tanya jawab dengan guru mengenai unsure-unsur yang ada
dalam cerita.
 Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai langkah-langkah
meringkas isi cerita dengan membuat daftar pertanyaan mengenai
cerita yang dibaca.
b. Elaborasi

 Siswa membentuk kelompok secara heterogen dengan anggota masing-


masing kelompok 5-6 orang.
 Masing masing kelompok menerima bahan bacaan dari guru
 Siswa saling membacakan bahan bacaan dengan judul “Asal-usul
Danau Toba” dengan anggota kelompoknya.
 Dengan bimbingan guru, siswa berdiskusi kelompok untuk menemukan
ide pokok pada setiap paragraf
 Siswa membuat ringkasan cerita sesuai dengan langkah-lagkah yang
diarahkan oleh guru.
 Dengan bimbingan guru, siswa berdikusi mengerjakan LKS.
 Masing-masing kelompok membacakan hasil diskusi di depan kelas.
 Dengan bimbingan guru, siswa memberikan tanggapan hasil diskusi
yang dibacakan siswa lain di depan kelas.

c. Konfirmasi
 Siswa mengerjakan soal-soal tes membaca pemahaman secara individu.
 Guru membuat kesimpulan.
 Guru memberikan penguatan dan penghargaan bagi masing-masing
kelompok.
 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

3. Kegiatan Akhir

a. Guru memberikan tugas PR kepada siswa untuk mencari cerita dan


menuliskan unsur-unsur yang ada dalam cerita tersebut.
b. Guru menutup pelajaran dengan berdoa bersama.

I. Sumber Belajar
1. Nuni Sulistyani Idris & Tati Tresnawati (2010), Cerdas dan Kreatif
Berbahasa Indonesia.Jakarta:Pusat Perbukuan Kemdiknas.
2. Sehata,E.Tugiman (2010), Senang Berbahasa 6. Jakarta: Pusat Perbukuan
Kemdiknas.

J. Penilaian
1. Produk
Instrumen tes : LKS (terlampir)
2. Proses

Rubrik Penilaian
B. Tujuan Pembelajaran**
 Produk ( hasil diskusi )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar 4
* sebagian besar benar 3
* sebagian kecil benar 2
* semua salah 1
Jumlah 10

 Performansi
No. Aspek Kriteria Skor
1. Penguasaan * Menguasai 4
materi * kurangMenguasai 2
* tidak Menguasai 1

2. Sikap * Aktif 4
* kurang aktif 2
* tidak aktif 1

Jumlah 14

Mengetahui, Sukasari.......................2016
Kepala Sekolah Guru Kelas

Rasmita, S.Pd Munjirin, S.Pd.


NIP. 19700721 199307 1 001 NIP.19820217 200604 1 009
Bacalah cerita rakyat dibawah ini dengan seksama !

Pelajaran Berharga
Disa dongkol sekali. la merasa teman temannya tidak adil. Setiap kali
Disa ingin meminjam buku cerita, ensiklopedi, ataupun majalah pada mereka,
pasti tidak boleh. Misalnya saja waktu Lili punya majalah baru, Vida, Dani, dan
Aldo boleh meminjamnya. Namun Disa tidak. Begitu pula hari ini. Dani
memperlihatkan ensiklopedinya. Kali ini Dani mengizinkan Disa melihat-lihat
dan membacanya sebentar. Namun ketika Disa memohon untuk meminjam dan
membawanya pulang, Dani tidak mengizinkan. Disa ngambek berat.
“Uuuh...pelit!”keluhnya. “Siapa yang pelit?” tanya Ibu yang tiba-tiba
muncul dari balik pintu kamar Disa. “Lili, Dani, Aldo, Vida, semuanya deh!”
seru Disa. Kemudian Disa mengungkapkan segala kekesalannya pada Ibu.
“Masak cuma aku yang nggak boleh pinjam!” protes Disa. “Pasti ada sebabnya.
Apakah kamu juga suka meminjamkan buku ceritamu?” selidik Ibu. “Enggak,”
jawab Disa tanpa merasa bersalah.
“Pantas. Kalau begitu siapa sebenarnya yang pelit?” sindir Ibu. “Habis
kalau dipinjamkan nanti bukuku jadi lecek, kusut atau halamannya jadi banyak
lipatan!” alasan Disa. “Lalu buku segitu banyak buat apa? Pajangan?” Ibu
menunjuk ke arah rak di mana buku-buku Disa tertata rapi. “Ya aku baca
sendiri,” kilah Disa keras kepala. Ibu dengan gemas mencubit pipi Disa pelan.
Ibu sangat memahami sifat Disa yang mau menang sendiri.

Setelah membaca cerita “Pelajaran Berharga” di atas, Berilah tanda (x) pada
huruf a, b, c atau d pada jawaban yang benar!

1. Yang menyebabkan Disa dongkol adalah….


a. Disa merasa teman-temannya memusuhinya
b. Disa merasa teman-temannya tdak adil
c. tidak dapat meminta buku pada temannya
d. temannya merebut buku Disa.

2. Peristiwa apa yang dialami oleh Disa?


a. Di sekolah Disa dijauhi teman-temannya.
b. Disa tidak dipinjami buku oleh teman-temannya.
c. Disa dimarahi Ibu karena buku-buku berserakan.
d. Disa tidak mau meminjamkan buku kepada teman-temannya.
3. Watak Disa adalah ....
a. keras kepala c. baik hati
b. penurut d. bijaksana
4. Tanggapan yang sesuai untuk mengomentari sifat Disa adalah ....
a. Sebaiknya Disa tidak pelit untuk meminjamkan buku kepada teman-
temannya.
b. Disa pantas melakukan hal itu, jika tidak, buku-buku Disa akan rusak oleh
teman-temannya yang meminjam buku
c. Disa memang sebaiknya memajang bukunya di lemari buku daripada
dipinjamkan kepada temantemannya.
d. Disa tidak perlu merasa kecewa karena sebenarnya ia sendiri yang pelit
untuk meminjamkan buku.

5. Siapa yang sebenarnya pelit meminjamkan buku?


a. Ibu b. Lili c. Dani d. Disa

6. Pertanyaan yang sesuai dengan teks kutipan cerpen tersebut adalah sebagai
berikut, kecuali ....
a. Mengapa teman-teman Disa tidak mau meminjamkan buku?
b. Siapa yang tidak meminjamkan buku pada Disa?
c. Di mana Disa dapat meminjam buku?
d. Mengapa Disa dongkol?

7. Watak Ibu pada kutipan cerpen tersebut adalah ....


a. sabar c. mau menang sendiri
b. pemarah d. judes

8. Patih Anom pun ingin anak laki-lakinya menjadi lelaki yang dihargai penduduk
kampung. Patih Anom juga ingin anaknya kelak dapat menjadi pelindung
seluruh kampung. Selain itu, Patih Anom ingin anaknya berlaku adil. Pokok
pikiran paragraf tersebut adalah ....
a. keinginan Patih Anom c. Patih Anom jadi pelindung
b. anak Patih Anom penduduk kampong d. keadilan anak Patih Anom

9. ”Ibu, saya tadi baca majalah anak. Di sana, ada tulisan tentang peduli kasih
majalah anak Wow. Ada banyak anak telantar yang butuh perhatian kita,” kata
Nuri. ”Memang, Nak! Banyak anak-anak seusiamu yang kurang beruntung,”
ujar ibu. ”Kalau bagitu, Nuri mau sumbangkan saja honor tulisan Nuri itu.
Mereka lebih membutuhkannya,” Nuri menegaskan. Watak Nuri dalam
kutipan percakapan cerita itu adalah ....
a. percaya diri c. kikir
b. sombong d. baik hati
10. Aku sendiri ingin marah, tetapi kutahan. Cerdik juga si Kimung memper
mainkanku. Aku tetap bisa me ngendalikan diri. Bagaimana sifat tokoh ”aku”
dalam kutipan cerita tersebut?
a. besar kepala c. cerdik
b. usil d. sabar

11. Hari itu kami sekeluarga pergi ke Surabaya untuk menengok saudara. Kami
naik kereta api Kerta Jaya dari Blitar. Saat sampai di stasiun Malang, kereta api
yang kami tumpangi berhenti lama sekali untuk menunggu jam
pemberangkatan. Latar tempat kutipan cerita diatas adalah …..
a. Surabaya c. Blitar
b. Malang d. Stasiun

12. Alasan Disa tidak mau meminjamkan bukunya adalah…


a. Takut lecek c. buat pajangan
b. takut hilang d. agar dikatakan pelit

13. Berdasarkan kutipan cerita pada paragraf tiga. Sikap Disa adalah….
a. peramah c. pemaaf
b. sombong d. ingin menang sendiri

14. Pelajaran yang dapat dipetik dari cerita di atas adalah….


a. perbuatan baik akan sia-sia
b. orang sombong tak punya teman
c. jangan memaksakan kehendak
d. jangan mau menang sendiri

15. Berbuat baiklah pada setiap orang jika kita ingin….


a. dihargai b. dijauhi c. dicemooh d. dibenci
Bacalah cerita rakyat dibawah ini dengan seksama !
Asal-Usul Danau Toba
Di sebuah desa di wilayah Sumatra, tinggal seorang petani. Ia seorang petani
yang rajin bekerja walaupun lahan pertaniannya tidak luas. Ia dapat mencukupi
kebutuhannya dari hasil kerjanya yang tidak kenal lelah. Sebenarnya usianya sudah
cukup untuk menikah, tetapi ia tetap memilih hidup sendiri. Di suatu pagi hari yang
cerah, petani itu memancing ikan di sungai.
“Mudah-mudahan, hari ini, aku mendapat ikan yang besar,” gumam petani tersebut
dalam hati. Beberapa saat setelah kailnya dilemparkan, kailnya terlihat bergoyang-
goyang. Ia segera menarik kailnya. Petani itu bersorak kegirangan
setelah mendapat seekor ikan cukup besar.
Ia takjub melihat warna sisik ikan yang
indah. Sisik ikan itu berwarna kuning
emas kemerah-merahan. Kedua matanya
bulat dan menonjol memancarkan kilatan
yang menakjubkan. “Tunggu, aku jangan
dimakan! Aku akan bersedia menemanimu jika kau tidak jadi memakanku.”
Petani tersebut terkejut mendengar suara dari ikan itu. Karena keterkejutannya, ikan
yang ditangkapnya terjatuh ke tanah. Kemudian tidak berapa lama, ikan itu berubah
wujud menjadi seorang gadis yang cantik jelita.
“Bermimpikah aku?” gumam Petani. “Jangan takut, Pak. Aku juga manusia
sepertimu. Aku sangat berhutang budi padamu karena telah menyelamatkanku dari
kutukan Dewata,” kata gadis itu.
“Namaku Putri. Aku bersedia menjadi pendamping hidupmu,” desak gadis
itu. Petani itu pun mengangguk. Oleh karena itu, jadilah mereka pasangan suami
istri. Namun, ada satu janji yang telah disepakati. Mereka tidak boleh menceritakan
bahwa asal-usul Putri dari seekor ikan. Jika janji itu dilanggar, akan terjadi petaka
dahsyat.
Setelah sampai di desa petani, gemparlah penduduk desa melihat gadis
cantik jelita bersama petani tersebut. “Dia mungkin bidadari yang turun dari langit,”
gumam mereka.
Petani merasa sangat bahagia dan tenteram. Sebagai suami yang baik, ia
terus bekerja untuk mencari nafkah dengan mengolah sawah dan ladangnya dengan
tekun dan ulet. Karena ketekunan dan keuletannya, Petani itu hidup tanpa
kekurangan dalam hidupnya. Banyak orang merasa iri dengan menyebarkan
sangkaan buruk yang dapat menjatuhkan keberhasilan usaha petani. “Aku tahu
Petani itu pasti memelihara makhluk halus! “ kata seseorang kepada temannya. Hal
itu sampai ke telinga Petani dan Putri. Namun, mereka tidak merasa tersinggung,
bahkan makin rajin bekerja.
Setahun kemudian, kebahagiaan petani dan istri bertambah karena istri
petani melahirkan seorang bayi laki-laki. Ia diberi nama Putra. Kebahagiaan mereka
tidak membuatnya lupa diri. Putra tumbuh menjadi seorang anak yang sehat dan
kuat. Ia menjadi anak manis, tetapi agak nakal. Ia mempunyai satu kebiasaan yang
membuat heran kedua orang tuanya, yaitu selalu merasa lapar. Makanan yang
seharusnya dimakan bertiga dapat dimakannya sendiri.
Lama-kelamaan, Putra selalu membuat jengkel ayahnya. Jika disuruh
membantu pekerjaan orang tua, ia selalu menolak. Istri Petani selalu mengingatkan
Petani agar bersabar atas ulah anak mereka. “Ya, aku akan bersabar. Dia tetap anak
kita!” kata petani kepada istrinya. “Syukurlah, Kanda berpikiran seperti itu. Kanda
memang seorang suami dan ayah yang baik,” puji Putri kepada suaminya.
Memang kata orang, kesabaran itu ada batasnya.
Hal ini dialami oleh Petani. Pada suatu hari,
Putra mendapat tugas mengantarkan makanan
dan minuman ke sawah. Akan tetapi, Putra tidak
memenuhi tugasnya. Petani menunggu
kedatangan anaknya sambil menahan haus dan
lapar. Ia langsung pulang ke rumah. Dilihatnya
Putra sedang bermain bola.

Petani menjadi marah sambil menjewer kuping anaknya. “Anak tidak tahu
diuntung! Tak tahu diri! Dasar anak ikan!” umpat Petani. Tanpa sadar, ia telah
mengucapkan kata pantangan itu.
Setelah Petani mengucapkan kata-kata tersebut, seketika itu juga anak dan
istrinya lenyap; tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba
menyemburlah air yang sangat deras dan makin deras. Air merendam desa Petani
dan desa sekitarnya. Air meluas hingga membentuk sebuah danau. Danau itu,
akhirnya, dikenal dengan nama Danau Toba, sedangkan pulau kecil di tengahnya
dikenal dengan nama Pulau Samosir.

Sumber: Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas 6


Setelah membaca cerita “Asal-Usul Danau Toba” di atas, Berilah tanda (x) pada
huruf a, b, c atau d pada jawaban yang benar!

1. Tema yang sesuai untuk cerita diatas adalah ….


a. Kejujuran c. kasih sayang
b. Persahabatan d. kesetiaan

2. Siapakah yang memancing di sungai ?


Jawaban yang sesuai untuk pertanyaan diatas adalah ….
a. Warga desa b. Putra c. Petani d. Putri

3. Berikut ini yang bukan merupakan tokoh dalam cerita diatas adalah ….
a. Petani b. Samosir c. Putra d. Putri

4. Tokoh protagonis dalam cerita diatas adalah ….


a. Putri b. Putra c. Petani d. Warga desa

5. Watak petani dalam cerita diatas adalah ….


a. Tekun dan Ulet c. ramah
b. Suka mengeluh d. sabar

6. Pernyataan berikut ini yang menggambarkan watak putra adalah ….


a. Putra adalah seorang anak yang suka bekerja keras
b. Putra selalu membantu orang tuanya bekerja di sawah
c. Putra tumbuh menjadi seorang anak yang sehat dan kuat tetapi agak nakal
d. Putra adalah anak yang dermawan, suka membantu teman-temannya

7. Dibawah ini pernyataan yang benar sesuai dengan cerita diatas adalah ….
a. Petani mempunyai seorang anak yang selalu membantu bekerja
b. Petani selalu menyombongkan kesuksesannya di depan warga desa
c. Petani adalah seorang yang malas bekerja di sawah
d. Para warga desa tidak pernah berprasangka buruk terhadap orang lain

8. Sebagai suami yang baik, ia terus bekerja untuk mencari nafkah dengan
mengolah sawah dan ladangnya dengan tekun dan ulet. Karena ketekunan dan
keuletannya, petani itu hidup tanpa kekurangan dalam hidupnya. Watak tokoh
petani sesuai dengan pernyataan tersebut adalah ….
a. Tekun dan ulet c. penyayang
b. Sabar d. baik hati

9. Tempat dan waktu terjadinya cerita disebut ….


a. Tema b. Setting c. alur d. penokohan

10. Dimanakah petani mendapatkan ikan yang berubah menjadi putri ?


Jawaban yang tepat untuk pertanyaan diatas adalah ….
a. Sawah b. Sungai c. danau d. kolam
11. Suasana yang digambarkan pada paragraf terakhir cerita diatas adalah ,,,,
a. menyenangkan c. menyedihkan
b. bersuka cita d. menggembirakan

12. Amanat yang sesuai dengan cerita diatas adalah ….


a. Jangan memancing di sungai
b. Rajin-rajinlah bekerja disawah
c. Tepatilah janji yang sudah disepakati
d. Jangan menghabiskan bekal orang tua

13. Mengapa petani marah dan menjewer anaknya ?


Jawaban yang tepat untuk pertanyaan diatas adalah ….
a. Karena anaknya suka menghabiskan makanan
b. Istrinya tidak mengantarkan makanan ke sawah
c. Karena disangka memelihara makhluk halus
d. Karena putra tidak melakukan tugas mengantarkan makanan ke sawah

14. Apa janji yang disepakati oleh petani dan putri setelah mereka menikah ?
a. Tidak akan memancing lagi di sungai
b. Tidak akan menyebut asal-usul putri
c. Tidak akan menjewera anaknya
d. Bekerja dengan tekun untuk memenuhi kebutuhan keluarga

15. Apa yang terjadi setelah petani mengucapkan kata pantangan ….


a. Petani berubah menjadi seekor ikan
b. Putrid an putra berubah menjadi seekor ikan
c. Terjadi hujan yang sangat lebat yang menyebabkan banjir
d. Air menyembur dari dalam tanah kemudian merendam seluruh desa
DATA HASIL BELAJAR DAN LEVEL MEMBACA SISWA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : VI/I
No Nama Siswa Nilai Tes Ke-1 LEVEL Nilai Tes Ke-2 LEVEL Nilai Tes Ke-3 LEVEL
1 ADELIA AZZAHRA PUTRI 61 Belum Tuntas C 75 Tuntas D 79 Tuntas D
2 ADIP PRASARYANTO 53 Belum Tuntas B 63 Belum Tuntas B 68 Belum Tuntas C
3 AHMAD TRI NURHANI 55 Belum Tuntas C 69 Belum Tuntas C 75 Tuntas D
4 ANITA SANDRA 70 Tuntas D 81 Tuntas E 86 Tuntas E
5 DADAN MARDANI 59 Belum Tuntas C 69 Belum Tuntas C 77 Tuntas D
6 DEDE KURNIAWAN 53 Belum Tuntas B 63 Belum Tuntas B 67 Belum Tuntas C
7 DIMAS RAMADHAN MAULANA 60 Belum Tuntas C 70 Tuntas D 78 Tuntas D
8 EMILDA AZZAHRA 73 Tuntas E 82 Tuntas F 98 Tuntas F
9 FATMA FARDILA 71 Tuntas E 82 Tuntas E 95 Tuntas F
10 FENI ANGGRAINI 72 Tuntas E 82 Tuntas E 97 Tuntas F
11 FIRMAN 66 Belum Tuntas D 79 Tuntas E 84 Tuntas E
12 GHIFAR MOH. FAUZAN 60 Belum Tuntas C 71 Tuntas D 78 Tuntas D
13 HELDA HANDAYANI 70 Tuntas D 81 Tuntas E 90 Tuntas E
14 KANIA PUTRI JATNIKA 65 Belum Tuntas D 79 Tuntas D 83 Tuntas E
15 M. HABIB FIRMANSYAH 61 Belum Tuntas D 75 Tuntas D 80 Tuntas D
16 M. NURHOLIS MAJID 59 Belum Tuntas C 69 Belum Tuntas C 77 Tuntas D
17 M. ARIEF PINANSYAH 55 Belum Tuntas B 68 Belum Tuntas B 69 Belum Tuntas C
18 M. FAIKAR UMAMI 55 Belum Tuntas A 67 Belum Tuntas B 69 Belum Tuntas C
19 M. RAIPAL RAMADHAN 62 Belum Tuntas D 76 Tuntas D 80 Tuntas D
20 M. RIFA'I 54 Belum Tuntas B 66 Belum Tuntas B 68 Belum Tuntas C
21 M. REIHAN 58 Belum Tuntas C 68 Belum Tuntas C 76 Tuntas D
22 PITRA WAHYU 63 Belum Tuntas D 77 Tuntas D 81 Tuntas D
23 RASMI 64 Belum Tuntas D 78 Tuntas D 82 Tuntas E
24
RIDWAN 56 Belum Tuntas C 70 Belum Tuntas C 75 Tuntas D
No Nama Siswa Nilai Tes Ke-1 LEVEL Nilai Tes Ke-2 LEVEL Nilai Tes Ke-3 LEVEL
25 RT. JANNATUL MARDIYAH 74 Tuntas E 83 Tuntas F 100 Tuntas F
26 SAPARUDIN 62 Belum Tuntas D 76 Tuntas D 80 Tuntas D
27 WINDA NASWA PRATIWI 75 Tuntas E 83 Tuntas F 100 Tuntas F
28 GUMELAR TRIADI SISWA 67 Belum Tuntas D 80 Tuntas E 85 Tuntas E
29 CHINDY SILVIA YUSLINA 63 Belum Tuntas D 77 Tuntas D 81 Tuntas E
30 RISMA 57 Belum Tuntas C 69 Belum Tuntas C 77 Tuntas D
Rerata 62.4 74.3 81.2
23,3 % 63.3%
prosentase ketuntasan 83,3 %

Вам также может понравиться