Вы находитесь на странице: 1из 18

LAPORAN PENDAHULUAN

1. Konsep Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi


Anatomi fisiologi sistem reproduksi wanita dibagi menjadi 2 bagian yaitu
genitalia luar dan genitalia dalam.
1.1 Genitalia luar

a. monsveneris
bagian yang menonjolmeliputi simpisis yang terdiri dari jaringan dan
lemak, area ini mulai ditumbuhi bulu pada masa pubertas
b. labia mayora (bibir besar)
dua lipatan dari kulit di antara kedua paha bagian atas labia mayora,
banyak mengandung urat saraf
c. labia minora (bibir kecil)
Berada sebelah dalam labia mayora
d. klitoris
Sebuah jaringan ikat erektil kecil kira-kira sebesar kacang hijau yang
dapat mengeras dan tegang yang mengandung urat saraf

1
e. vestibulum
rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora), muka
belakang dibatasi oleh klitoris dan perineum, dalam vestibulum
terdapat muara-muara dari :
 liang senggama (introitus vagina)
 uretra
 kelenjar bartolin
 kelenjar skene kiri dan kanan
f. hymen (selaput dara)
lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dari liang senggama, di
tengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir ke
luar, letaknya di mulut vagina. Bagian ini bentuknya berbeda-beda ada
yan g seperti bulan sabit, konsistensi ada yang kaku da nada yang
lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu jari
g. perineum
terletak diantara vulva dan anus, panjangnya lebih kurang 4 cm.
1.2 Genitalia dalam
a. Vagina
Tabung yang di lapisi membran dari jenis epitalium bergaris khusus,
dialiri banyak pembuluh darah dan serabut saraf.Panjangnya dari
vestibulum sampai uterus 7 ½ cm. bagian ini merupakan penghubung
antara introitus vagina dan uterus. Dinding depan liang senggama
(vagina) 9 cm, lebih pendek dari dinsing belakang. Pada puncak vagina
menonjol leher rahim (servik uteri) yang di sebut porsio. Bentuk
vagina sebelah dalam berlipat-lipat disebut rugae.
b. Uterus (rahim)
Organ yang tebal, berotot dan berbentuk buah pir, terletak didalam
pelvis antara rectum di belakang dan kandung kemih di depan, ototnya
disebut myometrium. Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan
ikat dan ligament.

2
Panjang uterus ± 7 ½ cm, lebar 5 cm, tebal 2 ½ cm, berat 50 g. pada
rahim wanita dewasa yang belum pernah menikah (bersalin) panjang
uterus adalah 5-8 cm dan beratnya 30-60 g.
Uterus terdiri dari :
 Fundus uteri (dasar rahim). Bagian uterus yang terletak antara
kedua pangkal saluran telur
 Korpus uteri. Bagian uterus yang terbesar pada kehamilan, bagian
ini berfungsi sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang
terdapat pada korpus uteri disebut kavum uteri atau rongga rahim
 Servik uteri. Ujung yang menuju puncak vagina disebut porsio,
hubungan antara kavum uteri dan kanalis servikalis disebut ostium
uteri internum
Dinding uterus terdiri dari :
1. Endometrium
2. Myometrium
3. Lapisan serosa
c. Ovarium
Kelenjar yang berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan uterus di
bawah tuba uterine dan terikat di sebelah belakang ligamentum latum
uterus.
d. Tuba falopi
Berjalan kea rah lateral kiri dan kanan. Ada 2 saluran telur kiri dan
kanan.Panjang kira-kira 12 cm diameter 3-8 cm. fungsi tuba uterine
mengantarkan ovum dari ovarium ke uterus, menyediakan tempat
untuk pembuahan.

2. Konsep Penyakit Ca Servik


2.1 Definisi
Kanker servik adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut
rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak
terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya (Sofian, 2012).

3
2.2 Etiologi
Penyebab terjadinya kelainan pada sel-sel serviks tidak diketahui secara
pasti, tetapi terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap
terjadinya kanker serviks : ( Sarwono, 2011)
a. HPV (human papilloma virus)
b. Merokok
c. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini
d. Berganti-ganti pasangan seksual
e. Suami/pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama
pada usia di bawah 18 tahun, berganti-ganti pasangan dan pernah
menikah dengan wanita yang menderita kanker serviks
f. Gangguan sistem kekebalan
g. Pemakaian pil kb
h. Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun
i. Golongan ekonomi lemah (karena tidak mampu melakukan Pap smear
secara rutin).
2.3 Manifestasi klinis
Tanda-tanda dini kanker serviks kebanyakan tidak menimbulkan gejala.
Akan tetapi dalam perjalanannya akan menimbulkan gejala seperti :
(sarwono, 2011)
a. Keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan nekrosis
jaringan
b. Perdarahan yang terjadi diluar senggama (tingkat II dan III)
c. Perdarahan yang dialami segera setelah senggama (75-80%)
d. Perdarahan spontan saat defekasi
e. Perdarahan spontan pervagina
Pada tahap lanjut keluhan berupa :
a. Cairan pervagina yang berbau busuk
b. Nyeri panggul
c. Nyeri pinggang dan pinggul

4
d. Sering berkemih
e. Bak atau bab yang sakit
f. Anemia akibat perdarahan berulang
g. Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor keserabut saraf
2.4 Patofisiologi
Kanker insitu pada serviks adalah keadaan dimana sel-sel
neoplastic terjadi pada seluruh lapisan epitel disebut dysplasia. Dysplasia
merupakan neoplasia serviks intraepithelial (CNI). CNI terbagi menjadi
tiga tingkat yaitu tingkat I ringan, tingkat II sedang, tingkat III berat. Tidak
ada gejala spesifik untuk kanker serviks perdarahan merupakan satu-
satunya gejala yang nyata tetapi gejala ini hanya ditemukan pada tahap
lanjut, sedangkan untuk tahap awal tidak.
CNI biasanya terjadi disambungan epitel skuamosa dengan epitel
kolumnar dan mukosa endoserviks, keadaan ini tidak dapat diketahui
dengan cara panggul rutin, pap smear dilaksanakan untuk mendeteksi
perubahan. Neoplastic hasil apusan abnormal dilanjutkan dengan biopsy
untuk memperoleh jaringan guna memperoleh jaringan guna pemeriksaan
sitologi. Sedang alat biopsi yang digunakan dalam biopsy kolposkop
fungsinya mengarahkan tindakan biopsy dengan mengambil sampel,
biopsy kerucut juga harus dilakukan.
Stadium dini CNI dapat diangkat seluruhnya dengan biopsy kerucut
atau dibersihkan dengan laser kanker atau bedah beku, atau biasa juga
dengan histerektomi bila klien merencanakan untuk tidak punya anak.
Kanker invasive dapat meluas samapae ke jaringan ikat, pembuluh limfe,
dan vena. Vagina ligamentum cardinal endometrium penanganan yang
dapat dilaksanakan yaitu radioterapi atau histerektomi radikal dengan
mengangkat uterus atau ovarium, jika terkena kelenjar limfe aorta
diperlukan kemoterapi (Sarwono, 2011)

5
2.6 Pathway

 Berhubungan seks < 17 th Proses metaplasi Dysplasia


 Merokok serviks
 Higiene seks yang kurang
 Virus HIV Ca Cerviks
 Seringmelahirkan dg
persalinan bermasalah
 Berganti-ganti pasangan
Menyebar ke pelvik Pembesaran massa
 Herediter

Tekanan intrapelvik Penipisan sel epitel

Tekanan intra Rusaknya


abdomen permeabilitas
pembuluh darah

Nyeri Akut
Perdarahan

Anemia Resiko kekurangan


volume cairan

Hb turun Imunitas menurun

Suplai O2 turun Resiko infeksi

Metabolism anaerob

Pembentukan asam laktat

Kelelahan Intoleransi aktivitas

Sarwono, 2011

6
2.7 Komplikasi
Komplikasi berkaitan dengan intervensi pembedahan sudah sangat
menurun yang berhubungan dengan peningkatan teknik-teknik
pembedahan tersebut. Komplikasi tersebut meliputi : fistula uretra,
disfungsi kandung kemih, emboli pulmonal, limfosit, infeksi pelvis,
obstruksi usus besar dan fistula rektovagina.
Komplikasi yang dialami segera saat terapi radiasi adalah reaksi kulit,
sistitis radiasi dan enteritis. Komplikasi berkaitan pada kemoterapi,
tergantung pada kombinasi obat yang digunakan.Masalah efek samping
yang sering terjadi adalah supresi sumsum tulang, mual dan muntah
karena penggunaan kemoterapi yang mengandung sisplatin.
2.7 Prognosis
Karsinoma serviks yang tidak diobati atau tidak memberikan respons
terhadap pengobatan 95% akan mengalami kematian dalam 2 tahun setelah
timbul gejala. Pasien yang mengalami histerektomi dan memiliki risiko
tinggi terjadinya rekurensi harus terus diawasi karena lewat deteksi dini
dapat diobati dengan radioterapi.Seelah histerektomi radikal terjadi 80%
rekurensi dalam dua tahun.
2.8 Penanganan Medis
Terapi kanker serviks dilakukan bila diagnosis telah dipastikan secara
histologic dan sesudah dikerjakan perencanaan yang matang oleh tim yang
sanggup melakukan rehabilitasi dan pengamatan lanjut (tim onkologi).
Pemilihan pengobatan kanker serviks tergantung pada lokasi dan ukuran
tumor, stadium penyakit, usia, keadaan umum penderita, dan rencana
penderita untuk hamil lagi. Lesi tingkat rendah biasanya tidak memerlukan
pengobatan lebih lanjut, terutama jika daerah yang abnormal seluruhnya
telah diangkat pada waktu pemeriksaan biopsy.Pengobatan pada lesi
prekanker bisa berupa kriosergeri (pembekuan), kauterisasi (pembakaran,
juga disebut diatermi), pembedahan laser untuk menghancurkan sel-sel
yang abnormal tanpa melukai jaringan yang sehat disekitarnya dan LEEP
(loop electrosurgical excision procedure) atau konisasi. (Sarwono, 2011)

7
3. Rencana Asuhan klien dengan Penyakit Ca Serviks
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas Klien
Dimulai dari biodata umum seperti nama, usia, agama, pendidikan,
pekerjaan, alamat dan penghasilan.
3.1.2 Keluhan utama klien
3.1.2.1 keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan
nekrosis jaringan
3.1.2.2 perdarahan yang diluar senggama dan setelah senggama
3.1.2.3 nyeri panggul, pinggang, dan pinggul

3.1.3 Riwayat Keperawatan


3.1.3.1 Riwayat penyakit sekarang
Apakah klien mengeluh nyeri, perdarahan yang berlebihan
dan apakah mengeluarkan cairan putih dari vagina
(keputihan)
3.1.3.2 Riwayat penyakit dahulu
Wanita dengan kehamilan dini, pemberian estrogen, atau
steroid lainnya dapat menimbulkan berkembangnya masalah
fungsional geninal pada keturunannya
3.1.3.3 Riwayat kesehatan keluarga
Adakah anggota keluarga yang sebelumnya mengalami
kanker
3.1.4 Pemeriksaan fisik
3.1.4.1 Rambut
Rontok karena efek dari kemoterapi
3.1.4.2 Conjungtiva
Anemis

8
3.1.4.3 Wajah
Pucat
3.1.4.4 Abdomen
Distensi abdomen
3.1.4.5 Vagina
Keputihan berbau, perdarahan merah tua, berbau dan kental
3.1.4.6 Serviks
Ada nodul

3.1.5 Pemeriksaan penunjang


3.1.5.1 Laboratorium
Hb menurun, leukosit meningkat, trombosit meningkat
3.1.5.2 Patologi Anatomi
Untuk memeriksa keganasan
3.1.5.3 Pemeriksaan Diagnostik
Pap smear, kalposkopi, biopsy kerucut, MRI atau CT scan
abdomen ataupun pelvis

3.2 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


Diagnosa 1 : Nyeri akut
3.2.1 Definisi
Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang
muncul akibat kerusakan jaringan yang actual atau potensial atau
digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa. Awitan yang
tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan
akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung <6
bulan
3.2.2 Batasan karakteristik
 Perubahan selera makan
 Perubahan tekanan darah
 Perubahan frekuensi jantung

9
 Perubahan frekuensi pernafasan
 Perilaku distraksi
 Mengekspresikan perilaku (mis, gelisah, merengek, menangis)
 Sikap melindungi area nyeri
 Perubahan posisi untuk menghindari nyeri
 Dilatasi pupil
 Gangguan tidur
 Melaporkan nyeri secara verbal
3.2.3 Faktor yang berhubungan
 Agen cidera (mis, biologi, zat kimia, fisik, psikologi)

Diagnosa 2 : intoleransi aktivitas


3.2.4 Definisi
Ketidakcukupan energi fisiologi atau psikologis untuk melanjutkan
atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang ingin atau harus
dilakukan.
3.2.5 Batasan karakteristik
Subjektif
 Ketidaknyamanan atau dipsnea saat beraktifitas.
 Melaporkan keletihan atau kelemahan secara verbal.
Objektif
 Frekuensi jantung atau tekanan darah tidak normal sebagai
respon terhadap aktivitas.
 Perubahan EKG yang menunjukan aritmia atau iskemia.

Diagnosa 3 : resiko infeksi


3.2.6 Definisi
Mengalami peningkatan resiko terserang organisme patogenik.
3.2.7 Faktor resiko
 Penyakit kronis

10
 Pengetahuan yang tidak cukup
 Pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat
 Ketidakadekuatan pertahanan sekunder
 Vaksinasi tdak adekuat
 Pemajanan terhadap patogen lingkungan meningkat
 Prosedur invasif
 Malnutrisi

Diagnosa 4 : resiko kekurangan volume cairan


3.2.8 Definisi
Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai
respon otonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak
diketahui oleh individu) perasaan takut yang disebabkan oleh
antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan
yang memperingatkan individu akan adanya bahaya dan
memampukan individu untuk bertidak menghadapi ancaman.
3.2.9 Faktor resiko
 Agen farmaseutikal
 Barier kelebihan cairan
 Berat badan ekstrem
 Gangguan mekanisme regulasi
 Kehilangan cairan melalui rute normal
 Kehilangan volume cairan aktif
 Kurang pengetahuan tentang kebutuhan cairan
3.2.10 Faktor yang berhubungan
 Perubahan dalam (status ekonomi, lingkungan, status
kesehatan, pola interaksi, fungsi peran, status peran)
 Terkait keluarga
 Infeksi/kontaminan interpersonal
 Penularan penyakit interpersonal

11
 Krisis maturasi, krisis situasional
 Stress, ancaman kematian
 Ancaman pada (status ekonomi, lingkungan, status kesehatan,
pola interaksi, fungsi peran, status peran, konsep diri)

3.3 Perencanaan
Diagnosa 1 : nyeri akut
NOC NIC Rasional
Setelah dilakukan Pain management Pain management:
intervensi ...x jam 1. Kaji secara komprehensip 1. Untuk mengetahui tingkat
diharapkan nyeri yang terhadap nyeri termasuk nyeri pasien.
dirasakan klien lokasi, karakteristik,
berkurang dengan durasi, frekuensi, kualitas,
kriteria hasil : intensitas nyeri dan faktor
Pain control presipitasi. .
 Klien melaporkan 2. Observasi reaksi 2. Untuk mengetahui tingkat
nyeri berkurang ketidaknyaman secara ketidaknyamanan
 Klien dapat nonverbal. dirasakan oleh pasien.
mengenal lamanya 3. Gunakan strategi 3. Untuk mengalihkan
(onset) nyeri komunikasi terapeutik perhatian pasien dari rasa
 Klien dapat untuk mengungkapkan nyeri.
menggambarkan pengalaman nyeri dan
faktor penyebab penerimaan klien terhadap

 Klien dapat respon nyeri.

menggunakan 4. Tentukan pengaruh 4. Untuk mengetahui apakah

teknik non pengalaman nyeri nyeri yang dirasakan klien

farmakologis terhadap kualitas hidup( berpengaruh terhadap

 Klien napsu makan, tidur, yang lainnya.

menggunakan aktivitas,mood, hubungan

analgesik sesuai sosial).

12
instruksi 5. Tentukan faktor yang 5. Untuk mengurangi factor
dapat memperburuk nyeri. yang dapat memperburuk
nyeri yang dirasakan
klien.
6. Berikan informasi tentang 6. Pemberian “health
nyeri termasuk penyebab education” dapat
nyeri, berapa lama nyeri mengurangi tingkat
akan hilang, antisipasi kecemasan dan membantu
terhadap ketidaknyamanan klien dalam membentuk
dari prosedur. mekanisme koping
terhadap rasa nyeri.
7. Control lingkungan yang 7. Untuk mengurangi tingkat
dapat mempengaruhi ketidaknyamanan yang
respon ketidaknyamanan dirasakan klien.
klien( suhu ruangan,
cahaya dan suara).
8. Hilangkan faktor 8. Agar nyeri yang dirasakan
presipitasi yang dapat klien tidak bertambah.
meningkatkan pengalaman
nyeri klien( ketakutan,
kurang pengetahuan).
9. Agar klien mampu
9. Ajarkan cara penggunaan
menggunakan teknik
terapi non farmakologi
nonfarmakologi dalam
(distraksi, guide
memanagement nyeri
imagery,relaksasi).
yang dirasakan.
10. Pemberian analgetik dapat
10. Kolaborasi pemberian
mengurangi rasa nyeri
analgesic
pasien

13
Diagnosa 2 : intoleransi aktivitas
NOC NIC Rasional
Setelah dilakukan Energy Managemen Energy Management
intervensi ...x24 jam 1. Tentukan pembatasan 1. Mencegah penggunaan
diharapkan kondisi aktivitas fisik pada energi yang berlebihan.
pasien stabil saat pasien. 2. Memudahkan pasien
beraktivitas dengan 2. Tentukan persepsi pasien untuk mengenali
kriteria hasil: dan perawat mengenai kelelahan dan waktu
 Mentoleransi kelelahan. istirahat.
aktivitas yang 3. Mengidentifikasi
biasa dilakukan, 3. Tentukan penyebab pencetus kelelahan.
yang dibuktikan kelelahan (perawatan,
oleh toleransi nyeri, pengobatan). 4. Mengetahui apakah
aktivitas, 4. Monitor efek dari pengobatan memiliki efek
ketahanan, pengobatan pasien. samping membuat
penghematan kelelahan.
energi, kebugaran 5. Monitor intake nutrisi 5. Mengetahui sumber
fisik, energi yang adekuat sebagai asupan energi pasien.
psikomotorik, dan sumber energi. 6. Menyamakan persepsi
perawatan diri, 6. Anjurkan pasien dan antara pasien dan perawat
ADL. keluarga untuk mengenali mengetai tanda kelelahan.
 Menunjukan tanda dan gejala
toleransi aktivitas kelelahan saat aktivitas. 7. Menghindari timbulnya
yang dibuktikan 7. Anjurkan pasien sesak karena kelelahan.
oleh indikator. membatasi aktivitas yang
 Mendemontrasikan berat. 8. Mengetahui efektifitas
penghematan 8. Monitor respon terapi terapi O2.
energi yang oksigen pasien. 9. Menciptakan lingkungan
dibuktikan oleh 9. Batasi stumuli yang kondusif untuk
indikator. lingkungan untuk pasien beristirahat.
relaksasi pasien. Activity Therapy

14
1. Aktivitas yang terlalu
Activity Therapy berat dapat memperburuk
1. Bantu pasien untuk toleransi terhadap latihan.
memilih aktivitas yang 2. Melatih kekuatan selama
sesuai dengan kondisi. aktivitas.
2. Bantu pasien untuk
melakukan
aktivitas/latihan fisik 3. Mengkaji setiap aspek
secara teratur. pasien terhadap terapi
3. Kolaborasi dengan tim latihan yang
kesehatan lain untuk direncanakan.
merencanakan
monitoring program
aktivitas pasien.

Diagnosa 3 : resiko infeksi


NOC NIC Rasional
Setelah dilakukan 1. Pantau tanda dan gejala 1. Suhu yang meningkat,
intervensi ...x jam infeksi (misalnya : suhu dapat menunjukkan
diharapkan status tubuh, denyut jantung, terjadinya infeksi (color).
imunitas baik, penampilan luka, suhu
pengetahuan : kontrol tubuh, lesi kulit, keletihan
infeksi, kontrol resiko dan malaise).
dengan kriteria hasil : 2. Kaji faktor yang dapat 2. Kurangnya nutrisi dapat
 Klien bebas dari meningkatkan reaksi mempengaruhi terjadinya
tanda gejala infeksi terhadap infeksi (nutrisi). infeksi.
 Menunjukan 3. Pantau hasil lab. 3. Risiko infeksi pasca
kemampuan untuk melahirkan dan
mencegah penyembuhan buruk
timbulnya infeksi meningkat bila kadar

15
 Jumlah leukosit hemoglobin rendah dan
dalam batas kehilangan darah
normal berlebihan.
 Menunjukan 4. Amati penampilan praktik 4. mencegah kontaminasi
perilaku hidup personal hygiene untuk silang/penyebaran
sehat melindungi terhadap organisme infeksius.
infeksi.
5. Bersihkan lingkungan 5. mencegah kontaminasi
dengan benar. silang/penyebaran
organisme infeksius.
6. Batasi pengunjung, jika 6. pengunjung yang datang
perlu. dapat membawa
organisme infeksius
karena telah terpapar
dengan lingkungan luar
7. Penyuluhan untuk pasien/ 7. mencuci tangan
keluarga. Ajarkan pasien merupakan cara terbaik
teknik mencuci tangan untuk mencegah
yang benar. kontaminasi
8. Berikan terapi antibiotic, 8. mencegah terjadinya
jika perlu. proses infeksi.

16
Diagnosa 4 : resiko kekurangan volume cairan
NOC NIC Rasional
Setelah dilakukan 1. Monitor vital sign. 1. Menentukan tindakan
intervensi ...x24 jam selanjutnya.
diharapkan kadar 2. Monitor status hidrasi 2. Menentukan status hidrasi
elektrolit dan asam (kelembaban membran pasien.
basa seimbang, hidrasi mukosa, nadi adekuat,
dengan kriteria hasil: turgol kulit baik)
Kriteria Hasil 3. Monitor hasil Lab yang 3. Menentukan tindakan
 Tanda vital dalam sesuai dengan retensi selanjutnya.
batas normal. cairan (BUN, Ht, albumin,
 Tidak ada tanda- total protein).
tanda dehidrasi, 4. Monitor intake dan 4. Menentukan
elastisitas turgol outpute. keseimbangan intake dan
kulit baik, outpute.
membran mukosa 5. Anjurkan pasien untuk 5. Mengurangi resiko
lembab. mempertahankan intake kekurangan volume cairan
 Memiliki Hb dan cairan. semakin bertambah.
Ht dalam batas 6. Anjurkan keluarga untuk 6. Peran keluarga penting
normal untuk membantu pasien dalam hal mebantu
pasien mempertahankan intake keluarganya sembuh.

 Tidak mengalami cairan.

haus yang tidak 7. Kolaborasi pemberian 7. Mencegah kekurangan

normal cairan intravena. cairan yang berlebih.

 Memiliki asupan
cairan oral atau
intravena yang
adekuat

17
DAFTAR PUSTAKA
Arifatulul. Kanker serviks. http://Digilib.unimus.ac.id/5137/2/bab2.html, diakses
tanggal 30 Januari 2017.
Huda dan Kusuma, H. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan
Penerapan Diagnosa Nanda, NIC, NOC dalam Berbagai Kasus, Jilid 2.
Edisi revisi. Yogyakarta : MediAction
Sarwono, wiknjosastro hanifa. 2011. Pengantar ilmu kandungan, edisi 3. Yayasan
pustaka
Willkinson, Judith M. (2011). Buku Saku Diagnosisi Keperawatan, diagnosis
NANDA, intervensi NIC, kriteria hasil NOC. Jakarta: EGC.

Martapura, Februari 2019

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

(Dedy Setyawan, S.Kep,. Ns) (Ns. Irfan Maulana, M.Kep,. Sp.KMB)

18

Вам также может понравиться

  • Askep Vertigo
    Askep Vertigo
    Документ19 страниц
    Askep Vertigo
    Eka
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ5 страниц
    Bab I
    Muflih Shaufi
    Оценок пока нет
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Документ5 страниц
    Bab Ii
    Muflih Shaufi
    Оценок пока нет
  • Analisa Jurnal
    Analisa Jurnal
    Документ5 страниц
    Analisa Jurnal
    Muflih Shaufi
    Оценок пока нет
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Документ4 страницы
    Bab Iii
    Muflih Shaufi
    Оценок пока нет
  • Jurnal Analisa
    Jurnal Analisa
    Документ5 страниц
    Jurnal Analisa
    Muflih Shaufi
    Оценок пока нет
  • LP Thalasemia
    LP Thalasemia
    Документ14 страниц
    LP Thalasemia
    Lisa Fitriani
    Оценок пока нет
  • Jurnal Anlisa
    Jurnal Anlisa
    Документ8 страниц
    Jurnal Anlisa
    Muflih Shaufi
    Оценок пока нет
  • Analisa Jurnal
    Analisa Jurnal
    Документ4 страницы
    Analisa Jurnal
    Muflih Shaufi
    Оценок пока нет
  • LP Thalasemia
    LP Thalasemia
    Документ14 страниц
    LP Thalasemia
    Lisa Fitriani
    Оценок пока нет
  • Muflih
    Muflih
    Документ10 страниц
    Muflih
    Muflih Shaufi
    Оценок пока нет
  • An Alisa
    An Alisa
    Документ4 страницы
    An Alisa
    Muflih Shaufi
    Оценок пока нет
  • Analisa Jurnal Maternitas
    Analisa Jurnal Maternitas
    Документ5 страниц
    Analisa Jurnal Maternitas
    Muflih Shaufi
    Оценок пока нет
  • Dops Mengukur Antropometri
    Dops Mengukur Antropometri
    Документ4 страницы
    Dops Mengukur Antropometri
    Muflih Shaufi
    Оценок пока нет
  • LP Abortus Inkomplet
    LP Abortus Inkomplet
    Документ20 страниц
    LP Abortus Inkomplet
    Destyy CuengKring
    Оценок пока нет
  • LP Ca Cerviks
    LP Ca Cerviks
    Документ18 страниц
    LP Ca Cerviks
    Muflih Shaufi
    Оценок пока нет
  • KISTA OVARIUM DAN PATOFISIOLOGINYA
    KISTA OVARIUM DAN PATOFISIOLOGINYA
    Документ20 страниц
    KISTA OVARIUM DAN PATOFISIOLOGINYA
    asriyani sembiring
    Оценок пока нет
  • RESUME KEPERAWATAN Asma
    RESUME KEPERAWATAN Asma
    Документ3 страницы
    RESUME KEPERAWATAN Asma
    Muflih Shaufi
    Оценок пока нет
  • LP PJB
    LP PJB
    Документ21 страница
    LP PJB
    Muflih Shaufi
    Оценок пока нет
  • Analisis Jurnal PICO
    Analisis Jurnal PICO
    Документ10 страниц
    Analisis Jurnal PICO
    Muflih Shaufi
    Оценок пока нет
  • Laporan Seminar Kasus
    Laporan Seminar Kasus
    Документ22 страницы
    Laporan Seminar Kasus
    Muflih Shaufi
    Оценок пока нет
  • Pico
    Pico
    Документ7 страниц
    Pico
    Muflih Shaufi
    Оценок пока нет
  • Resume Keperawatan Isk
    Resume Keperawatan Isk
    Документ3 страницы
    Resume Keperawatan Isk
    Muflih Shaufi
    Оценок пока нет
  • Pengkajian Orlando Asma
    Pengkajian Orlando Asma
    Документ7 страниц
    Pengkajian Orlando Asma
    Muflih Shaufi
    Оценок пока нет
  • LP CKD DI HEMO
    LP CKD DI HEMO
    Документ47 страниц
    LP CKD DI HEMO
    Muflih Shaufi
    Оценок пока нет
  • Analisa Kasus Permasalahan Otonomi Daera
    Analisa Kasus Permasalahan Otonomi Daera
    Документ11 страниц
    Analisa Kasus Permasalahan Otonomi Daera
    bunga.bta
    Оценок пока нет
  • Resume Keperawatan Isk
    Resume Keperawatan Isk
    Документ3 страницы
    Resume Keperawatan Isk
    Muflih Shaufi
    Оценок пока нет
  • LP Oksigenisasi
    LP Oksigenisasi
    Документ16 страниц
    LP Oksigenisasi
    Muflih Shaufi
    Оценок пока нет
  • Resume Kasus HD
    Resume Kasus HD
    Документ16 страниц
    Resume Kasus HD
    Muflih Shaufi
    Оценок пока нет