Вы находитесь на странице: 1из 10

JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441

Vol.2, No.1, hal 103 – 112, Edisi Maret 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id

KORELASI GAYA KEPEMIMPINAN DAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH


DENGAN KEPUASAN KERJA GURU HONORER KECAMATAN
SIDOHARJO KABUPATEN WONOGIRI

Theresia Setyowati1
Mulyoto2
Nunuk Suryani3
1)
Mahasiswa Magister Teknologi Pendidikan Pascasarjana FKIP UNS
2)
Dosen Pembimbing Magister Teknologi Pendidikan Pascasarjana FKIP UNS
3)
Dosen Pembimbing Magister Teknologi Pendidikan Pascasarjana FKIP UNS

Email: Thersesia.setyowati@yahoo.co.id

ABSTRACT
Theresia Setyowati (S.811108049 ) Correlation between Principal’s Leadership
and Supervision AND Work Satisfaction of Temporary Teachers in Sidoharjo
District, Wonogiri Regency. Thesis. Surakarta: Education Technology Study
Program, Graduate Progeam, Sebelas Maret University, Surakarta, January
2013.
The objectives of this study are to investigate the correlation between
principal’s leadership style and work satisfaction of temporary teachers in
Sidoharjo District, Wonogiri Regency, to investigate the correlation between
principal’s supervision and work satisfaction of temporary teachers in
Sidoharjo District, Wonogiri Regency, to investigate the correlation between
principal’s leadsership and supervision AND work satisfaction of temporary
teachers in Sidoharjo District, Wonogiri Regency.
This study used survey method with correlational approach as main
investigation method. The population object is temporary teachers in
Sidoharjo District, Wonogiri Regency, accounts for 179 teachers. The
instrument in this study is data gathering through questionnaire. The validity
of the data was ensured using validity and reliability tests. Product moment
correlation technique was employed to test the validity, while Alpha Cronbach
method was used to ensure data reliability. Pre-requirement tests, i.e.
normality test, linearity test, and independent test, were all applied to the data.
The results of the study are there is significant correlation between principal’s
leadership and work satisfaction of temporary teachers. The correlation
coefficient is 0.687, and signifinance t-test yielded a value of 0.000 < 0.0005.
This shows there is solid contribution of leadership to work satisfaction of
temporary teachers. And there is significant correlation between principal’s
supervision and work satisfaction of temporary teachers. The correlation
coefficient is 0.420, and signifinance t-test yielded a value of 0.000 < 0.0005.
This also displays there is solid contribution of supervision to work satisfaction
of temporary teachers. The aforementioned factors contribute significantly to
maximal work efforts of temporary teachers.

Keywords: leadership style, supervision, work satisfaction

PENDAHULUAN
Departemen Pendidikan Nasional khususnya disekolah” (Depdiknas,
menyebutkan bahwa “guru merupakan 2008:1). Hal ini disebabkan karena guru
elemen kunci dalam sistem pendidikan, merupakan titiksentral dalam pem-
103
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.1, hal 103 – 112, Edisi Maret 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id

baharuan dan peningkatan mutu pen- menyatakan guru adalah pendidik


didikan, dengan kata lainsalah satu profesional. Suyanto(2007:3) berpendapat
persyaratan penting bagi terwujudnya bahwa “Guru yang profesional harus
pendidikan yang bermutu adalahapabila selalu berubah dari praktek lama, dan
pelaksanaannya dilakukan oleh pendidik- bahkan juga harus bisa meninggalkan
pendidik yang keprofesionalannyadapat metode lama untuk menghadapi
diandalkan. Tinggi rendahnya mutu hasil tantangan profesional kini dan
belajar siswa banyak tergantung pada mendatang dengan cara dan metode yang
kemampuan mengajar guru. Apabila guru sama sekali baru”.
memiliki kemampuan mengajaryang baik, Menjadi seorang guru yang
maka akan membawa dampak profesional harus memiliki kinerja yang
peningkatan iklim belajar mengajar yang baik. Sedangkan kinerja guru dapat dilihat
baik. dan diukur berdasarkan spesifikasi
Begitu pentingnya peran guru dalam men- kompetensi yang harus dimiliki oleh
transformasikan input-input pendidikan, setiap guru. Berdasarkan Peraturan
sampai-sampai banyak pakar menyatakan Menteri Pendidikan Nasional Republik
bahwa di sekolah tidakakan ada Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang
perubahan atau peningkatan kualitas Standar Kualifikasi Akademik dan
tanpa adanya perubahan danpeningkatan Kompetensi Guru dijelaskan bahwa
kualitas guru. Tilaar (2004:14) Standar Kompetensi Guru dikembangkan
menyatakan bahwa “kunci utama didalam secara utuh dari 4 kompetensi utama,
peningkatan kualitas pendidikan adalah yaitu: (1)kompetensi pedagogik,
mutu pada gurunya”. Hal inididukung (2)kepribadian, (3)sosial, dan
oleh hasil penelitian Jalal & Mustafa yang (4)profesional. Keempat kompetensi
menyimpulkan bahwa guru merupakan tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.
faktor yang menentukan dalam Terlepas dari predikat yang disandang
keberhasilan pendidikan dinilai dari guru yakni sebagai pengajar, profesi guru
prestasi siswa (Sudarnoto, 2009:11). juga sebagai pekerjaan (pekerja) dan salah
Pendidikan akan maju dan satu faktor peningkatkan kinerja atau
berkembang apabila guru memiliki produktivitas guru adalah adanya
kinerja dan kompetensi yang baik. kepuasan kerja dari guru tersebut.
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Para peneliti telah melakukan
tentang Sistem Pendidikan Nasional, beberapa penelitian untuk mengetahui
Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 faktor apakah yang berhubungan dengan
tentang Guru dan Dosen,dan Peraturan produktivitas atau kinerja. Beberapa
Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 penelitian menemukan adanya hubungan
tentang Standar Nasional Pendidikan antara kepuasan kerja dengan kinerja

104
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.1, hal 103 – 112, Edisi Maret 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id

atau produktivitas. Wicaksono, menurunkan tingkat stres, serta konflik di


menemukan adanya “hubungan yang tempat kerja dapat dihindari”.
positif dan sigfinikan antara kepuasan Kepuasan kerja merupakan suatu
kerja dan kinerja produktivitas kerja hal yang bersifat kompleks dan
guru, semakin tinggi kepuasan kerja guru, pencapaiannya dipengaruhi oleh berbagai
maka semakin tinggi pula produktivitas macam faktor. Robbins (1998:149)
kerjanya.”(As’ad, 2004:103) mengemukakan beberapa faktor yang
Guru berdasarkan statusnya ada dapat mempengaruhi kepuasan kerja,
yang termasuk guru tetap dan tidak tetap diantaranya adalah “faktor pekerjaan,
atau biasa disebut dengan guru honorer. faktor fasilitas, faktor rekan sekerja dan
Perbedaan antara guru tetap dan honorer faktor kondisi kerja yang mendukung”.
tidak berhenti pada status saja, tetapi As’ad (2004:114) menyatakan “faktor-
juga pada faktor yang lain misalnya gaji faktor seperti uang, pujian, perhatian dan
padahal jika ditinjau dari sisi pekerjaan persaingan, kebanggaan dan pelimpahan
antara guru tetap dengan guru honorer tanggung jawab juga dapat menimbulkan
memiliki pekerjaan yang sama. Adanya kepuasan kerja”. Judge dan Locke
perbedaan tersebut tentunya (1993:477), mengemukakan bahwa
menimbulkan ketidakpuasan bagi guru “kepuasan kerja dipengaruhi oleh banyak
honorer. Pada saat ketidakpuasan faktor, diantaranya adalah gaya
tersebut dibiarkan berlarut-larut dapat kepemimpinan”. Hal senada dikemukakan
menyebabkan kinerja guru menjadi oleh Kartini Kartono (1994:146), bahwa
berkurang. Demikian pula di UPT Dinas “kepuasan kerja juga dipengaruhi oleh
Pendidikan Kecamatan Sidoharjo guru gaya kepemimpinan yang diterapkan”.
dengan status honorer masih banyak, Kepuasan kerja guru tidak lepas dari
tetapi meskipun berstatus honorer pengaruh seorang pemimpin atau kepala
mereka melaksanakan tugas dengan sekolah. Hal ini disebabkan karena
penuh tanggung jawab. pemimpin merupakan pemegang kendali
Hal ini mendukung pendapat Milton dalam mengarahkan para guru.
(1981:161) yang menyatakan bahwa Dari beberapa uraian yang telah
“ketika seorang pekerja sudah merasa disebutkan di atas maka dapat ditarik
puas terhadap pekerjaannya maka kesimpulan bahwa pencapaian kepuasan
produktivitas kerja pun semakin kerja guru tidak lepas dari peranan
meningkat”. Schultz dan Schultz seorang pemimpin atau kepala sekolah
(1994:363), mengemukakan bahwa termasuk juga gaya kepemimpinan yang
“kepuasan kerja dapat meningkatkan diterapkan pada guru.
produktivitas kerja meminimalisir Bass (1990:235) mengemukan “dua
ketidakhadiran, menurunkan turn-over, model gaya kepimpinan yaitu gaya

105
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.1, hal 103 – 112, Edisi Maret 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id

kepemimpinan transformasional dan gaya diberikan penghargaan apabila guru


kepemimpinan transaksional, masing- tersebut memenuhi persyaratan yang
masing gaya memiliki ciri khas yang telah ditentukan sebelumnya antara
berbeda satu sama lainnya.” Sementara pemimpin dan guru. Prestasi yang dicapai
Burn mengemukakan bahwa “gaya guru akan ditukarkan dengan peng-
kepemimpinan tranformasional dan hargaan dari pemimpin.
transaksional dapat dipilah secara tegas Pada kenyataannya, kepuasan kerja
dan keduanya merupakan gaya guru tidak semata-mata disebabkan oleh
kepemimpinan yang saling bertentangan” kepemimpinan atasannya tetapi hal yang
(Pawar dan Eastman, 1997:86). paling penting adalah bagaimana guru
Hal tersebut dapat dijelaskan yang menerima dan merasakan ke-
sebagai berikut: pemimpinan atasan tersebut. Dengan
Gaya kepemimpinan tran- demikian dapat terbentuk persepsi dari
formasional lebih berpusat pada kegiatan para guru mengenai kepemimpinan
memotivasi guru untuk meningkatkan atasannya, yang pada gilirannya
performansi dengan cara mengembang- menumbuhkan kepuasan bagi guru dalam
kan kesadaran akan nilai dan tujuan melakukan pekerjaannya.
dalam bekerja atau mengajar. Dalam gaya Dalam hal ini dapat dikatakan
kepemimpinan tranformasional terjadi bahwa puas atau tidaknya seorang guru
proses perubahan atau transformasi pola dalam bekerja tergantung dari hasil
pikir, pemahaman akan nilai kerja dan persepsi mereka terhadap perilaku
motivasi kerja dari para guru untuk atasannya. Untuk itu dapatlah dimaklumi
mencapai suatu hasil kerja yang lebih bahwa gaya kepemimpinan atasan sangat
baik. penting dalam organisasi apapun, karena
Lain halnya dengan gaya hal tersebut akan dipersepsi oleh guru
kepemimpinan transaksional dimana dan dapat mempengaruhi sikap guru.
seorang pemimpin memfokuskan Kepala sekolah sebagai edukator
perhatiannya pada pada transaksi bertugas melaksanakan pembelajaran
interpersonal antara pemimpin dengan secara efektif dan efisien serta mampu
guru yang melibatkan hubungan mengikuti perkembangan teknologi.
pertukaran. Pertukaran tersebut Kepala sekolah sebagai manajer adalah
didasarkan pada kesepakatan mengenai mempunyai tugas menyusun
klasifikasi sasaran, standar kerja, perencanaan, mengkoordinasikan
penugasan kerja, dan penghargaan. kegiatan, mengarahkan kegiatan,
Pemimpin transaksional mengembangkan melaksanakan pengawasan, melakukan
pemberian penghargaan (reward) dengan evaluasi terhadap kegiatan, mengatur
adanya suatu kondisi. Artinya guru akan proses belajar mengajar, dan mengambil

106
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.1, hal 103 – 112, Edisi Maret 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id

keputusan. Kepala sekolah sebagai melakukan pengajaran yang berdampak


admisnitrator bertugas menyelenggarakan pada prestasi belajar siswa”.
adminsitrasi yang berkenan dengan (www.depdiknas.go.id,2002; diakses
membuat perencanaan, pengorganisasian, tanggal 8 Maret 2012).
pengarahan, pengkoordinasian, dan Dari berbagai uraian tersebut di
pengawasan. Kepala sekolah sebagai atas, maka dapat diasumsikan bahwa
supervisor adalah kepala sekolah yang persepsi terhadap gaya kepemimpinan
bertugas membina semua personal yang diterapkan dan supervisi atasan
sekolah sehingga personal sekolah itu berkaitan dengan tercapainya kepuasan
dapat bekerja secara professional dalam kerja guru. Hal ini kemudian menjadi
melaksanakan tugasnya. sumber ketertarikan peneliti untuk
Fungsi kepala sekolah sebagai meneliti apakah ada hubungan antara
supervisor adalah untuk memajukan dan persepsi terhadap gaya kepemimpinan
mengembangkan pengajaran sehingga dan supervisidengan kepuasan kerja
proses mengajar berlangsung dengan baik guru.
yang pada akhirnya dapat meningkatkan
mutu pendidikan. Dalam sistem sekolah, METODE PENELITIAN
kedudukan kepala merupakan faktor Teknik yang digunakan dalam penelitian
penentu, penggerak semua sumber daya ini adalah ex-post facto dan deskripsi
yang ada agar dapat berfungsi secara korelasi, dimana fenomena yang akan
maksimal dalam meningkatkan mutu diteliti adalah kejadian yang telah berlalu
pendidikan. Keberhasilan suatu sekolah atau sedang berlangsung dalam proses
sangat dipengaruhi oleh keberhasilan pembelajaran. Jenis ini dipilih karena
Kepala Sekolah dalam melaksanakan penelitian ini bermaksud untuk meng-
fungsinya. ungkapkan seberapa besar hubungan
Supervisi kepala sekolah dapat antara variabel gaya kepemimpinan dan
diketahui melalui ketercapaian terhadap supervisi kepala sekolah dengan
sasaran supervisi itu sendiri, kesesuaian kepuasan kerja guru honorer.
pembinaan yang dilakukan dengan Teknik pengambilan sampel pada
keinginan/kehendak guru, serta seberapa penelitian ini dilakukan dengan teknik
besar dapat memberikan kepuasan total sampling artinya semua anggota
terhadap guru, yang disupervisi. Hasil populasi dijadikan sampel penelitian.
penelitian menunjukkan bahwa ”adanya Jumlah seluruh guru honorer yang ada di
keterkaitan antara kepuasan kerja guru Kecamatan Sidoharjo yakni sebanyak 179
dengan prestasi belajar siswa, semakin orang.
tinggi tingkat kepuasan kerja guru akan Teknik analisis data dalam
semakin baik kinerjanya dalam penelitian ini terdiri dari uji prasyarat

107
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.1, hal 103 – 112, Edisi Maret 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id

yang meliputi uji normalitas, uji linieritas Penaksiran model regresi berganda
dan uji interdepedensi. Uji normalitas mengandung asumsi bahwa tidak
sebaran bertujuan untuk melihat normal terdapat korelasi serial diantara
atau tidaknya distribusi sebaran jawaban disturbance term. Untuk menguji model
subjek pada suatu variabel yang tersebut, maka digunakan Durbin Watson
dianalisis, dengan kata lain bahwa uji Statistik yang formulanya sebagai berikut:
normalitas dilakukan untuk menguji n

hipotesis nihil (Ho) bahwa tidak ada


∑ (1
t =2
t − 1t −1 ) 2
D.W. = n
perbedaan antara distribusi sebaran skor
∑1 2
t
subjek sampel penelitian dan distribusi t =1

sebaran skor subjek pada populasi HASIL PENELITIAN


penelitian. Uji normalitas dalam Adapun hasil uji normalitas adalah
penelitian ini menggunakan uji sebagai berikut :
Kolmogorov Smirnov. ”Kriteria pengujian 1) Uji normalitas variabel
Kolmogorov Smirnov Test jika asymp.sig kepemimpinan
(2-tailed) > taraf signifikan α = 0,05 maka Hasil uji normalitas untuk

hipotesis nol diterima dan hipotesis variabel kepemimpinan diketahui

alternatif ditolak artinya berdistribusi memperoleh nilai kolmogorov-

normal” (Nugroho, 2005:107). smirnov Z sebesar 1,207 dan nilai

Rumus yang dipakai untuk signifikansi sebesar 0,109.

perhitungan uji Kolmogorov-Smirnov Berdasarkan ketentuan di atas

adalah sebagai berikut . menunjukkan nilai p sebesar 0,109 >


0,05, maka dapat diartikan bahwa
bahwa sebaran data dalam variabel
Uji linieritas merupakan pengujian
kepemimpinan adalah normal.
garis regresi antara variabel bebas dengan
Berdasarkan hal tersebut maka
variabel tergantung. Tujuan dari linieritas
variabel kepemimpinan ini dapat
penelitian ini adalah untuk memastikan
dikatakan bahwa tidak ada perbedaan
bahwa terdapat hubungan yang linier
antara distribusi sebaran skor
antara variabel x dengan y. Suatu
kepemimpinan subjek sampel
hubungan dapat dikatakan linier apabila
penelitian dan distribusi sebaran skor
sebaran nilai variabel – variabel
kepemimpinan subjek pada populasi
penelitian ini berada dalam satu garis
penelitian.
lurus. Adapun rumus uji linearitas adalah
2) Uji normalitas Variabel Supervisi
sebagai berikut (Widodo, 2009:101):
Hasil uji normalitas untuk
Rjk (TC)
F= variabel supervisi diketahui
Rjk (G)
memperoleh nilai kolmogorov-

108
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.1, hal 103 – 112, Edisi Maret 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id

smirnov Z sebesar 1,070 dan nilai 1) Uji linearitas antara kepemimpinan


signifikansi sebesar 0,203. dengan kepuasan kerja
Berdasarkan ketentuan di atas Hasil uji linieritas untuk
menunjukkan nilai p sebesar 0,203 > hubungan antar variabel, diperoleh
0,05, maka dapat diartikan bahwa nilai F sebesar 1.223 dan nilai
bahwa sebaran data dalam variabel probabilitas deviation fromlinearity
supervisi adalah normal. Berdasarkan sebesar 0,229. Berdasarkan ketentuan
hal tersebut maka variabel di atas, menunjukkan bahwa nilai
kepemimpinan ini dapat dikatakan 0,229 > 0,05, dengan demikian, dapat
bahwa tidak ada perbedaan antara disimpulkan bahwa variabel
distribusi sebaran skor supervisi kepemimpinan memiliki hubungan
subjek sampel penelitian dan yang linear dengan kepuasan kerja.
distribusi sebaran skor supervisi Hal ini menunjukkan bahwa
subjek pada populasi penelitian. perubahan variabel kepemimpinan
3) Uji normalitas Variabel Kepuasan akan menyebabkan perubahan pada
Kerja variabel kepuasan kerja.
Hasil uji normalitas untuk 2) Uji linearitas antara supervisi
variabel kepuasan kerja diketahui dengan kepuasan kerja
memperoleh nilai kolmogorov- Hasil uji linieritas untuk
smirnov Z sebesar 1,149 dan nilai hubungan antar variabel, diperoleh
signifikansi sebesar 0,143. nilai F sebesar 1.273 dan nilai
Berdasarkan ketentuan di atas probabilitas deviation fromlinearity
menunjukkan nilai p sebesar 0,143 > sebesar 0,197. Berdasarkan ketentuan
0,05, maka dapat diartikan bahwa di atas, menunjukkan bahwa nilai
bahwa sebaran data dalam variabel 0,197 > 0,05, dengan demikian, dapat
kepuasan kerja adalah normal. disimpulkan bahwa variabel supervisi
Berdasarkan hal tersebut maka memiliki hubungan yang linear
variabel kepuasan kerja ini dapat dengan kepuasan kerja. Hal ini
dikatakan bahwa tidak ada perbedaan menunjukkan bahwa perubahan
antara distribusi sebaran skor variabel supervisi akan menyebabkan
kepuasan kerja subjek sampel perubahan pada variabel kepuasan
penelitian dan distribusi sebaran skor kerja.
kepuasan kerja subjek pada populasi Dari hasil uji interdependensi dapat
penelitian. ditarik kesimpuan bahwa di dalam model
Ringkasan hasil uji lineritas adalah tidak terdapat autokorelasi positif karena
sebagai berikut : nilai D.W. Statistik (1,774) terletak

dibawah nilai D.W. U < D.W < 2.


109
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.1, hal 103 – 112, Edisi Maret 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id

HIPOTESIS jarang supervisi yang dilakukan maka


1. Ada hubungan positif dan signifikan kepuasan kerja guru semakin rendah.
antara gayakepemimpinan kepala 3. Terdapat korelasi yang signifikan
sekolahdengan kepuasan kerja guru secara bersama-sama antara
honorer. kepemimpinan, Supervisi, dan
2. Ada hubungan positif dan signifikan Kepuasan kerja.
antara supervisi kepala sekolah
dengan kepuasan kerja guru honorer. SARAN – SARAN
3. Ada hubungan positif dan signifikan Berdasarkan kesimpulan dan implikasi
antara gaya kepemimpinan dan penelitian maka disampaikan saran-saran
supervisi kepala sekolah secara sebagai berikut :
bersama – sama dengankepuasan 1. Perlu diciptakan sikap kepemimpinan
kerja guru honorer. yang sesuai dengan keinginan para
guru, sehingga guru dalam
SIMPULAN menjalankan tugas tidak merasa ada
Berdasarkan hasil analisis data dari tekanan dan mereka dapat
penelitian yang telah dilakukan terhadap melaksanakan tugas dan fungsinya
guru guru honorer di Kecamatan sebagai guru.
sidoharjo Kabupaten Wonogiri dengan 2. Dalam melaksanakan tugasnya
menggunakan taraf signifikansi 5% maka sebagai supervisor, seorang kepala
dapat disimpulkan hal-hal sebagai sekolah perlu mengkomunikasikan
berikut: instrumen dan metode-metode yang
1. Terdapat korelasi yang signifikan akan digunakan sehingga dalam
antara kepemimpinan dengan menjalankan tugas sebagai supervisor
kepuasan kerja guru honorer. Artinya Kepala Sekolah tidak terkesan
semakin baik kepemimpinan maka mencari kesalahan tetapi lebih
kepuasan kerja guru semakin tinggi, kepada suatu ajakan untuk dapat
Sebaliknya semakin kurang baik menjalankan tugas dan fungsinya
kepemimpinan Kepala Sekolah maka dengan sebaik-baiknya.
kepuasan kerja juga semakin rendah. Peningkatan kepuasan kerja guru
2. Terdapat korelasi yang signifikan dapat dilakukan melalui peningkatan
antara supervisi Kepala Sekolah kualitas hubungan antara Kepala Sekolah
dengan kepuasan kerja guru. Hal ini dan guru,sistem pengawasan yang
menunjukkan bahwa semakin sering baik,kesempatam untuk maju,kerja sama
supervisi dilakukan maka akan antar guru,memperbaiki sikap guru
berdampak pada kepuasan kerja yang terhadap pekerjaannya serta sikap
semakin tinggi, Sebaliknya semakin

110
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.1, hal 103 – 112, Edisi Maret 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id

terhadap keamanan dan fasilitas yang Hair Jr., J.F.R.E. Anderson, R.L Thatam,
diberikan. and W.C. Black. 1998. Multivariate
Data Analysis: Wth Readings, 5th ed,
DAFTAR PUSTAKA Englewood Cliffs. New Jersey:
Andi, Subandriyo. 2006. Pengaruh Prentice-Hall, Inc.
Kepemimpinan Kepala Sekolah, Hamzah. 2004. http://www.pikiran-
Iklim Organisasi dan Tingkat rakyat.com
Penghasilan Guru Terhadap Hasibuan, Malayu S.P. 2001. Manajemen
Kepuasan Kerja Guru di SD Segugus Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT
Majapahit Kecamatan Kartasura. Bumi Aksara.
Tesis. Surakarta: Magister Ibrahim Hafadal. 2004. Supervisi
Manajemen Pendidikan Universitas Pengajaran, Teori dan Aplikasinya
Muhamadiyah Surakarta. dalam Membina Profesional Guru.
Arifin. 2005. Peranan Kepemimpinan Jakarta: Bumi Aksara.
dalam Meningkatkan Sebnmangat Iksan. 2005. http://www.depdiknas.go.id
Kerja Pegawai. Skripsi. Bojonegoro: Judge, T.A., Locke.E.A. 1993. Effect of
STIE Cendekia Bojonegoro. Dysfunctional Throght Processes on
As”ad, M. 2004. Psikologi Industri. Subjective Well-Being and Job
Yogyakarta: Liberty. Satisfaction. Journal of Apllied
Bass, B.M. 1990. Bass and Stogdill’s Hand Psychology, 78 (3): 475 – 490.
Book of Leadhership. New York: Free Kartini, Kartono. 1994. Pemimpin dan
Press. Kepemimpinan. Jakarta: Rajawali
Depdikbud. 1999. Tugas Pokok dan Press
Fungsi Kepala Sekolah, Materi Kotler, P. 1988. Marketing Management:
Pelatihan Kepala Seolah. Jakarta: Analysis, Planning, Implementation
Ditjen Dikdasmen. and Control. Prentice Hall
Drake, Thelbert L. dan William H. Roe. International Inc, New Jersey.
1986. Principalship. New York: Luthan, F. 1995. Organizational Behavior
Macmillian Publishing Company. 7th ed. Singapore: McGraw Hill Book
E. Mulyasa. 2003. Manajemen Berbasis Co.
Sekolah: Konsep, Strategi dan Milton, C.R. 1981. Human Behaviorin
Implementasi. Bandung : PT Remaja Organization. New Jersey Englewood
Rosdakarya. Cliffs: Prentice-Hall Inc.
Hadari, Nawawi. 1982. Organisasi Sekolah Muhaimin. 2002.
an Pengelolaan Kelas. Jakarta: CV www.psikologi.binadarma.ac.id
Masagung. Munir, M dan Kurniawan A. 2012.
Kepemimpinan dan Komunikasi

111
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.1, hal 103 – 112, Edisi Maret 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id

Antarpribadi Kepala Sekolah dengan Industrial and Organizational


Guru Pengauhnya terhadap Psycology 6th. London : Macmillan
Kepuasan Kerja Guru. Tesis. Jurusan Publishing Company.
Pendidikan Teknik Elektronika, Suharsimi Arikunto. 2009. Manajemen
Fakultas Teknik Universitas Negeri Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Yogyakarta. Suyanto. 2007. Tantangan Profesinal Guu
Nasution. 2004. Didaktik Asas – asas di Era Global. Pidato Dies Natalis ke-
Mengajar. Jakata: Bumi Aksara. 43 UNY, 21 Mei 2007.
Ngalim Purwanto. 2004. Administras dan Syafaruddin. 2002. Manajemen Mutu
Supervisi Pendidikan. Bandung: Resa Terpadu dalam Pendidikan. Jakarta :
Karya. Grasindo Gramedia, Widia Sarana
Palinggi, Y. 2009. Pengaruh Gaya Indonesia.
Kepemimpinan Kepala Sekolah Tilaar, H.A.R. & Suryadi, A. 2004. Analisis
terhadap Kepuasan Kerja dan Kebijakan Pendidikan: Suatu
Motivasi Kerja serta Kinerja Guru. Pengantar. Bandung: Penerbit PT
(Studi pada Sekolah Menengah Remaja Rosdakarya.
Kejuruan Neger di Kalimantan Waxley, K.N., Yukl, G.A. 1977.
Timur). Tesis. Kepemimpinan dalam Organisasi.
Pawar, B.S., Eastman, K.K. 1997. The Jakarta: Prenhallindo.
Nature and Imlication of Contextual
Influences on Transfrmational
Leadership: A Conceptual
Examination. Journal Academy of
Management Vol. 22, No. 80 - 109.
Robins, S. 1998. Perilaku Organisasi Jilid I.
Jakarta: Prenhallindo.
Rosyada, Dede. 2004. Paradigma
Pendidikan Demokratis. Sebuah
Model Pelibatan Masyarakat dalam
Penyelenggaraan Pendidikan.
Jakarta: Kencana.
Sahertian. Piet. 2000. Konsep Dasar &
Teknik Supervisi Pendidikan: dalam
Rangka Pengembangan Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Schultz, D.P., Schultz, S.E. 1994. Psycology
and Work Today : An Intrduction to

112

Вам также может понравиться