Вы находитесь на странице: 1из 9

Bab III.

Metodologi Penelitian 48
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi Kegiatan


Muara Sungai Jangkok secara administrasi terletak di Kecamatan
Ampenan Kota Mataram Provinsi NTB. Secara geografis muara sungai Jangkok
berada pada posisi garis lintang 8°34'26.35"S dan garis bajur 116° 4'16.49"T.
Sungai Jangkok merupakan sungai terbesar di kota mataram yang memiliki luas
DAS 170.29 km2 dengan panjang sungai utama 48.868 km. Muara Jangkok diapit
oleh dua sungai yaitu sungai Meninting dan sungai Ancar. Jarak tempuh dari pusat
kota Mataram ke muara sungai Jangkok sekitar ±5 km. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.1. Peta Lokasi Pekerjaan (Peta Google Earth)


Pada muara sungai Jangkok dibangun 2 buah jetty tahun 2009 dengan panjang
konstruksi Jetty kanan 35 m’ dan Jetty kiri 150 m’ dengan jarak antara jetty 100
m’ leber mercu 3 m’(Asbuild Drawing 2009). Kondisi eksisting sebelum
dibangunnya jetty terdapat Jetty pasangan batu sebelah kanan sepanjang 26 m
(Perencanaan BWS NT I 2006).
Bab III. Metodologi Penelitian 49

Gambar 3.2. Gambar Asbuild Drawing (BWS NT1, 2009)


MULAI
3.2. Tahapan Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan sangat diperlukan dalam pekerjaan ini, agar dapat
Identifkasi Masalah
dicapai suatu hasil analisis yang cermat, teliti dan optimal. Adapun tahapan
pekerjaan yang dilaksanakan di dalam kajian ini adalah:
1. Identifikasi Masalah Data Sekunder :
Data Hidrologi :
2. Pengumpulan Data Pengumpulan Data Peta Topograf &
Debit Sungai
Sekunder Bathimetri
3. Analisis Data
Data Pasang Surut
4. Pemodelan dengan menggunakan program SMS Data Mektan
5. Pemilihan Alternatif penanganan Data Angin
6. Kesimpulan dan Saran Data Arus

Secara Sistimatis Tahapan Pelaksanaan “Kajian efektifitas bangunan jetty muara


Sungai Jangkok di Kota Mataram” dapat di lihat pada gambar di bawah.

Pemodelan Numeris Analisa Hidro Oseanograf

Sesuai
Pemodelan Kondisi eksisting Verifka Pemodelan Alternatif Penanganan
si

Tidak Sesuai SELESAI Pemilihan Alternatif


Bab III. Metodologi Penelitian 50

Gambar 3.3. Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan

3.3. Metode pelaksanaan Pekerjaan


1. Identifikasi Masalah
Kegiatan ini merupakan kegitan kunjungan langsung kelapangan yang di
lakukan untuk mengetahui dan menilai kondisi muara sungai Jangkok terkini
dan mengetahui pengaruh sedimentasi terhadap lingkungan sekitar muara
sungai jangkok.
2. Pengumpulan Data sekunder
Kegiatan pengumpulan data sekunder akan dilakukan dengan mengumpulkan
laporan perencanaan, hasil studi, dan kebijakan yang terkait dengan potensi
Bab III. Metodologi Penelitian 51
dan permasalahan yang ada, serta peta yang tersedia dari berbagai instansi
pemerintah atau swasta terkait. Pengumpulan data terdiri atas data-data yang
bersifat data dasar di antaranya peta topografi yang akan dipakai sebagai dasar
perhitungan besaran-besaran yang menyangkut luasan, arah dan posisi. Data
sekunder didapatkan dengan melakukan koordinasi dengan instansi-instansi
terkait, seperti Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG),
Dinas PU Provensi, BWS NT 1, dan BPS Kota Mataram. Adapun data yang di
kumpulkan sebagai berikut:
 Klimatologi
- kecepatan angin, temperatur, dsb.
 Hidro oceanografi
- Data arus, pasang surut, gelombang, dsb.
 Topografi dan Bathimetri yang tersedia
 Geologi, Biomorfologi Pantai, dan Hidrooseanografi yang tersedia.
- Peta Geologi
- Data sedimen nearshore, erosi/akresi, longshore drift, dsb.
- Data sumber daya pantai, ekosistim coral, hutan bakau, dsb.
- Data rekaman tinggi dan periode gelombang, pola arus, dsb.
 Informasi Kondisi bangunan pengaman pantai eksisting
 Informasi Kondisi kerusakan pantai eksisting
 Data Perencanaan Jetty
 Data Debit Sungai
 Data Sosial, Ekonomi, Lingkungan, RUTR, RDTR dan
Peraturan/Kebijakan Pemerintah (5 tahun terakhir untuk data Sosial
Ekonomi dan lingkungan, serta minimal perencanaan 10 tahun kedepan
data rencana tata ruang wilayah).
 Peta-peta, foto udara, peta citra digital dan Data-data pendukung lainnya.
3. Analisis data
a. Perhitungan Fetch
Fetch adalah daerah pembentukan gelombang yang diasumsikan memiliki
kecepatan dan arah angin yang relatif konstan. Adanya kenyataan bahwa
Bab III. Metodologi Penelitian 52
angin bertiup dalam arah yang bervariasi atau sembarang, maka panjang
fetch diukur dari titik pengamatan dengan interval 50. Panjang fetch
dihitung untuk 8 (delapan) arah mata angin
b. Analisa Angin
Angin yang berhembus di atas permukaan perairan akan membangkitkan
gelombang laut, peristiwa tersebut merupakan transfer/perpindahan energi
dari udara yang bergerak ke permukaan air, karena itu data angin dapat
dipakai untuk memperkirakan tinggi dan arah gelombang yang terjadi di
lokasi yang dikaji. Hal ini menyebabkan data angin sangat diperlukan
sebagai masukan dalam peramalan gelombang.
c. Analisis Gelombang
Pembentukan gelombang di laut dalam dianalisa dengan formula-formula
empiris yang diturunkan dari model parametrik berdasarkan spektrum
gelombang JONSWAP (Shore Protection Manual, 1984). Prosedur
peramalan tersebut berlaku baik untuk kondisi fetch terbatas (fetch limited
condition) maupun kondisi durasi terbatas (duration limited condition)
sebagai berikut:

dengan:
Hm0 = tinggi gelombang signifikan berdasarkan spektrum gelombang
Tp = periode puncak gelombang pada spektrum gelombang
UA = wind stress factor
Berikut ialah bagan alir pembangkitan gelombang berdasarkan metode
JONSWAP pada SPM:
Bab III. Metodologi Penelitian 53

Gambar 3.4. Diagram alir proses peramalan gelombang berdasarkan data angin

d. Analisa Pasang Surut


Perhitungan konstanta pasang surut dilakukan dengan menggunakan
metode Least Square. Data pasang surut diambil dari data sekunder berupa
data pasut yang terdapat pada pekerjaan sejenis di lokasi yang sama.
Dengan konstanta pasang surut yang ada pada proses sebelumnya
dilakukan penentuan jenisData Pasutsurut. Selanjutnya dilakukan peramalan
pasang
pasang surut yang dipilih bersamaan dengan masa pengukuran yang
dilakukan di lokasi pekerjaan. Langkah selanjutnya dari pengolahan data
Least Square
pasang surut adalah mencari harga elevasi-elevasi acuan dari karakteristik
perairan di wilayah proyek. Untuk mencari harga elevasi-elevasi tersebut,
digunakan nilai-nilai Komponen
komponenPasang
pasang surut dari Jenis
hasilPasang Surut
peramalan.
Surut
Pengolehan data pasangan surut dapat dilihat pada gambar berikut.

Peramalan Pasang Surut Peramalan Pasang Surut


15 Hari 20 Tahun

Perbandingan Hasil Elevasi Acuan Pasang Probabilitas Kejadian


Ramalan dengan Surut tiap Elevasi Acuan
Pengukuran Lapangan Pasang Surut
Bab III. Metodologi Penelitian 54

Gambar 3.5. Bagan alir perhitungan dan peramalan pasang surut laut.

4. Pemodelan
Surface-Water Modelling System (SMS) adalah prosesor pra dan pasca
untuk pemodelan elemen hingga dan elemen beda hingga yang digunakan untuk
membuat simulasi hidrodinamika dan sedimentasi di muara Sungai Jangkok. SMS
ini dibuat oleh Engineering Computer Graphics Laboratory di Brigham Young
University yang bekerjasama dengan U.S Army Corps of Engineer Waterways
Experiment Station (WES) dan U.S Federal Highway Administration (FHWA).
Program inti dari SMS ini adalah program pemodelan hidrodinamika yang
dapat menghitung elevasi muka air dan kecepatan aliran untuk suatu masalah
aliran pada perairan dangkal dan dapat mendukung pemodelan kondisi aliran
langgeng (steady flow) maupun aliran tidak langgeng (unsteady flow). SMS
dilengkapi dengan perangkat lunak guna memodelkan pergerakan sedimen.
SMS sangat cocok untuk perhitungan numerik dengan mesh (grid) yang besar dan
kompleks (sampai beberapa ribu elemen). Mesh elemen hingga serta kondisi batas
yang diperlukan untuk perhitungan, dapat dibuat secara interaktif dan disimpan
dalam file-file yang spesifik. File-file ini kemudian digunakan untuk melakukan
perhitungan hidrodinamika dan pergerakan sedimen. File-file solusi perhitungan
Bab III. Metodologi Penelitian 55
memberikan informasi elevasi muka air, kecepatan aliran, konsentrasi sedimen
atau data fungsional lain di setiap node dari mesh, dapat dibaca dengan SMS
untuk plot vektor, plot kontur berwarna, atau plot kurva, yang berubah terhadap
waktu, sehingga terbentuk animasi dinamis.
Prosedur umum pemodelan hidrodinamika dengan menggunakan modul
CMS Flow dan CMS Wave kawasan muara Sungai Jangkok dimulai dengan
kalibrasi hidrodinamika, hasil pemodelan diusahakan untuk menunjukkan nilai
kecepatan arus dan elevasi muka air sedekat mungkin dengan hasil survei.
Prosedur pemodelan ditampilkan dalam bentuk diagram alir pada Gambar di
bawah ini.

Gambar 3.6. Prosedur pemodelan SMS.


5. Pemilihan Alternatif penanganan
Secara alami pantai telah mempunyai perlindungan alami, tetapi seiring
perkembangan waktu garis pantai selalu berubah. Perubahan garis pantai terjadi
akibat interaksi antara gelombang laut dan daratan sehingga pantai membuat
keseimbangan baru. Dalam analisa ini dilakukan pemodelan berbagai alternatif
Bab III. Metodologi Penelitian 56
penanganan yang mungkin diterapkan di Muara Sungai Jangkok. Pemodelan yang
digunakan adalah model SMS Model CMS Flow yang dilakukan sebelumnya dan
telah dilakukan validasi. Pemilihan alternatif penanganan didasarkan atas
efektifitas tidak adanya sedimen yang dimuara sungai.
Dalam pemilihan alternatif yang akan diambil untuk menanggulangi masalah
tersebut perlu juga dipertimbangkan berbagai factor yang mempengaruhi sedimen
pada wilayah muara pantai dan tujuan yang akan dicapai serta pengaruh terhadap
lingkungan sekitarnya. Tujuan yang ingin dicapai ialah:
 Kondisi gelombang dan sedimen di lokasi pantai dapat di redam.
 Aktifitas masyarakat tidak terganggu oleh bangunan
 Tidak berdampak buruk pada lingkungan sekitar

3.4. Jadwal Penelitian


Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu dilakukan penyusunan jadwal
penelitian agar pelaksanaan lebih teratur dan terstruktur dengan rapi. Tabel jadwal
pelaksanaan proposal dan tesis adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Вам также может понравиться