Вы находитесь на странице: 1из 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Belajar merupakan aktivitas utama dalam proses pendidikan. Pendidikan
didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran, agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan untuk masyarakat, bangsa dan negara.
Kemampuan belajar yang dimiliki manusia, merupakan bekal yang sangat
pokok. Dari kemampuan itu manusia dapat memiliki kesempatan luas untuk
memperkaya diri dan mencapai taraf kebudayaan yang lebih tinggi.
Perkembangan terjadi karena adanya kemampuan untuk belajar yaitu
mengalami perubahan-perubahan mulai saat lahir sampai tua.
Proses belajar adalah suatu tahapan dari belajar dan input (subjek belajar),
proses output (hasil belajar) yang didalamnya terkandung: latihan,
penyempurnaanpotensi tenaga-tenaga yang ada dengan mengulang-ulang
aktivitas tertentu, menambah/memperoleh tingkah laku baru yaitu suatu usaha
untuk memperoleh hal baru dalam tingkah laku (pengetahuan, kecakapan,
ketrampilan dan nilai-nilai) dengan aktifitas kejiwaan sendiri. Dan di dalam
proses belajar juga terjadi suatu peralihan dari potensi ke aktivitas. Belajar
selalu berkaitan dengan perubahan-perubahan pada diri orang yang
belajar. Perubahan ini bisa berupa pengetahuan, sikap atau afeksi, maupun
keterampilan. Unsur lain yang terkait dengan belajar adalah pengalaman yang
merupakan hasil dari interaksi individu dengan lingkungannya.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian konsep belajar?
2. Apa jenis – jenis belajar?
3. Bagaimana proses belajar berlangsung?
4. Bagaimana teori belajar?

C. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Promosi dan Pendidikan Kesehatan.
Tujuan dari penyusunan makalah ini ada yaitu :
1. Mengetahui apa konsep belajar itu
2. Mengetahui jenis – jenis belajar
3. Mengetahui proses belajar berlangsung
4. Mengetahui teori belajar

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KONSEP BELAJAR


Belajar merupakan suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau
berubahnya suatu tingkah laku baru yang bukan disebabkan oleh kematangan
dan sesuatu hal yang bersifat sementara sebagai hasil dari terbentuknya
respons utama. Belajar merupakan aktivitas, baik fisik maupun psikis yang
menghasilkan perubahan tingkah laku yang baru pada diri individu yang
belajar dalam bentuk kemampuan yang relatif konstan dan bukan disebabkan
oleh kematangan atau sesuatu yang bersifat sementara.
Belajar menurut Skinner adalah menciptakan kondisi peluang dengan
penguatan (reinforcement), sehingga individu akan bersungguh-sungguh dan
lebih giat belajar dengan adanya ganjaran (funnistment) dan pujian (rewards)
dari guru atas hasil belajarnya.
Belajar menurut pandangan Gagne adalah perubahan yang terjadi dalam
kemampuan manusia setelah belajar secara terus-menerus yang bukan hanya
disebabkan oleh proses pertumbuhan saja. Belajar terjadi apabila suatu situasi
stimulus bersama dengan isi ingatan memengaruhi individu sedemikian rupa
sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu
kewaktu setelah ia mengalami situasi tadi.
Pandangan Gagne diatas menunjukan bahwa belajar adalah adanya
stimulus yang secara bersamaan dengan isi ingatan mempengaruhi perubahan
tingkah laku dari waktu ke waktu. Karena itu, belajar dipengaruhi oleh faktor
internal berupa isi ingatan dan faktor eksternal berupa stimulus yang
bersumber dari luar diri individu yang belajar.
Gagne membagi segala sesuatu yang dipelajari individu yang disebut the
domains of learning itu menjadi lima kategori. Pertama, ketrampilan motoris
(motor skill), yaitu koordinasi dari berbagai gerakan badan. Kedua, informasi
verbal yaitu menjelaskan sesuatu dengan berbicara, menulis dan
menggambar. Ketiga kemampuan intelektual yaitu menggunakan simbol-

3
simbol dalam mengadakan interaksi dengan dunia luar. Keempat, strategi
kognitif, yaitu belajar mengingat dan berpikir memerlukan organisasi
ketrampilan internal. Kelima, sikap yaitu sikap belajar yang penting dalam
proses belajar.
Gagne memandang bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dalam diri dan
faktor dari luar diri individu belajar yang saling berinteraksi sehingga kondisi
eksternal berupa stimulus dari lingkungan belajar dan kondisi internal yang
berupa keadaan internal dan proses kognitif individu yang saling berinteraksi
dalam memperoleh hasil belajar yang dikategorikan sebagai ketrampilan
motorik (motorik skill), informasi verbal, kemampuan intelektual, strategi
kognitif dan sikap.

B. JENIS – JENIS BELAJAR


Ada beberapa jenis kegiatan yang terdapat dalam proses belajar. Kegiatan
ini memiliki corak yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, baik dalam
aspek materi dan metodenya maupun aspek tujuan dan perubahan tingkah
laku yang diharapkan. Keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia
pendidikan sejalan dengan kebutuhan manusia yang juga bermacam-macam.
Oleh karena itu, ahli psikologi membedakan belajar menjadi beberapa jenis
menurut cirinya masing-masing, diantaranya :
1. Belajar Abstrak
Belajar abstrak ialah belajar yang menggunakan cara-cara berpikir abstrak
untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah-masalah yang
tidak nyata. Termasuk dalam jenis belajar ini adalah belajar matematika,
astronomi, filsafat, materi pembelajaran akidah yang memerlukan peranan
akal yang kuat di samping penguasaan atas prinsip, konsep dan
generalisasi.
Jenis belajar abstrak menitikberatkan pada peranan akal dan penguasaan
prinsip, konsep dan generalisasi untuk memperoleh pemahaman dan
pemecahan masalah (problem solving) dalam mempelajari hal-hal yang
bersifat abstrak.

4
2. Belajar Keterampilan
Belajar jenis ini adalah belajar dengan menggunakan gerakan - gerakan
motorik yaitu berhubungan dengan urat-urat saraf dan otot-otot
(neuromuscular) yang bertujuan untuk memperoleh dan menguasai
keterampilan-keterampilan jasmaniah tertentu. Termasuk belajar dalam
jenis ini adalah olahraga, musik, menari, melukis, memperbaiki benda-
benda elektronik, dan sebagian materi pembelajaran agama.
3. Belajar Sosial
Belajar sosial pada dasarnya adalah belajar memahami masalah-masalah dan
teknik-teknik untuk memecahkan masalah-masalah sosial. Tujuannya adalah
untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-
masalah sosial, seperti masalah keluarga, masalah persahabatan, masalah
kelompok dan masalah - masalah lain yang bersifat kemasyarakatan. Belajar
dalam jenis ini dimaksudkan untuk mengatur dorongan hasrat pribadi demi
kepentingan bersama dan memberi peluang kepada orang lain atau kelompok lain
untuk memenuhi kebutuhannya secara berimbang dan proporsional.
4. Belajar Pemecahan Masalah
Belajar pemecahan masalah (problem solving) pada dasarnya adalah
belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir secara
sistematis, logis, teratur dan teliti untuk memperoleh kemampuan dan
kecakapan kognitif dalam memecahkan masalah secara rasional, lugas dan
tuntas.
5. Belajar Rasional
Belajar rasional erat kaitannya dengan belajar pemecahan masalah, yaitu
menggunakan kemampuan berpikir secara logis dan rasional agar memiliki
kemampuan memecahkan masalah dengan menggunakan pertimbangan dan
strategi akal sehat, logis dan sistematis.
6. Belajar Kebiasaan
Belajar kebiasaan diartikan sebagai proses pembentukan kebiasaan-
kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Tujuan
belajar jenis ini adalah memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan

5
perbuatan baru yang lebih tepat dan positif selaras dengan kebutuhan
ruang dan waktu (kontekstual).
7. Belajar Apresiasi
Belajar apresiasi adalah belajar mempertimbangkan (judgment) arti penting atau
nilai suatu objek. Tujuannya, agar peserta didik memperoleh dan mengembangkan
kecakapan ranah rasa (affective skill) sebagai kemampuan menghargai nilai objek
secara tepat.
8. Belajar Pengetahuan
Belajar pengetahuan ialah belajar dengan cara melakukan penyelidikan secara
mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu yang bertujuan untuk menambah
informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang biasanya lebih
rumit dan memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya, seperti menggunakan
alat-alat laboratorium dan penelitian lapangan.

C. PROSES BELAJAR BERLANGSUNG


Urutan penyesuaian diri yang dilakukan manusia dengan sengaja maupun
tidak sengaja dan bagaimana hubungannya dengan belajar.
 Belajar dan kematangan, kematangan adalah suatu proses pertumbuhan
organ – organ. Suatu organ dalam diri makhluk hidup dikatakan telah
matang, jika ia telah mencapai kesanggupan untuk menjalankan fungsinya
masing-masing. Sedangkan belajar membutuhkan kegiatan yang disadari,
suatu aktivitas, latihan – latihan dan konsentrasi dari orang-orang yang
bersangkutan.
 Belajar dan penyesuaian diri, penyesuaian diri ada dua macam yaitu
pertama, penyesuaian diri atuoplastis, seseorang mengubah dirinya
disesuaikan dengan keadaan lingkungan/dunia luar. Kedua, penyesuaian
diri alloplastis, yang berarti mengubah lingkungan atau dunia luar
disesuaikan dengan kebutuhan dirinya.
 Belajar dan pengalaman, belajar dan pengalaman keduanya merupakan
suatu proses yang dapat merubah sikap, tingkah laku dan pengetahuan kita.
Akan tetapi, belajar dan memperoleh pengalaman adalah berbeda,
mengalami sesuatu belum tentu merupakan belajarr dalam arti pedafosis,
tetapi sebaliknya tiap-tiap belajar juga mengalami.

6
 Belajar dan bermain dalam bermain juga terjadi proses belajar.
Persamaannya ialah bahwa dalam belajar dan bermain keduanya terjadi
perubahan yang dapat mengubah tingkah laku, sikap dan pengalaman.
 Belajar dan menghafal atau mengingat, menghafal atau mengingat tidak
sama dengan belajar, hafal atau ingat akan sesuatu belum menjamin bahwa
dengan demikian orang sudah belajar dalam arti yang sebenarnya. Sebab
untuk mengetahui sesuatu tidak cukup hanya dengan menghafal saja, tetapi
harus dengan pengertian. Maksud belajar ialah menyediakan pengalaman –
pengalaman untuk menghadapi soal-soal di masa depan.
 Belajar dan latihan, persamaannya ialah bahwa belajar dan latihan
keduannya dapat menyebabkan perubahan atau proses dalam tingkah laku,
sikap dan pengetahuan.

D. TEORI BELAJAR
1. Teori Conditioning
Teori Conditioning ini dipelopori oleh Ivan Pavlov, seorang ahli
psikologi refleksologi berkebangsaan Rusia. Menurut teori ini, belajar
adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat
(conditionis) yang kemudian menimbulkan reaksi (response). Untuk
menjadikan seorang itu belajar haruslah kita berikan syarat-syarat tertentu.
Yang terpenting menurut teori conditionig ialah adanya latihan-latihan
yang kontinu. Yang diutamakan dalam teori ini ialah hal belajar yang
terjadi secara otomatis.
Penganut teori ini mengatakan bahwa segala tingkah laku manusia
juga tidak lain adalah hasil daripada conditioning. Yakni hasil daripada
latihan-latihan atau kebiasaan-kebiasaan mereaksi terhadap syarat-syarat
atau perangsang-perangsang tertentu yang dialaminya didalam
kehidupannya.
Kelemahan dari teori ini ialah, teori ini menganggap bahwa belajar
itu hanyalah terjadi secara otomatis, keaktifan dan penentuan pribadi tidak
dihiraukan. Peranan latihan/kebiasaan terlalu ditonjolkan.
2. Teori Conectionism (Thorndike)

7
Edward Thorndike (1874-1949) adalah salah seorang psikolog
kebangsaan Amerika. Ia merupakan orang pertama yang melakukan
eksperiment belajar dengan hewan. Menurut Thorndike belajar itu melalui
dua proses yaitu Trial and eror (mencoba dan mengalami kegagalan) dan
Law of effect yang berarti bahwa segala tingkah laku yang berakibatkan
suatu keadaan yang memuaskan (cocok dengan tuntunan situasi) akan
diingat dan dipelajari dengan sebaik-baiknya.
Sedangkan segala sesuatu yang berakibatkan tidak menyenangkan
akan dihilangkan atau dilupakannya. Tingkah laku ini terjadi secara
otomatis. Otomatis dalam belajar itu dapat dilihat dengan syarat-syarat
tertentu, pada binatang juga pada manusia.
Thorndike membuat suatu prinsip tentang belajar yaitu belajar akan
terjadi jika respon mengandung efek tertentu terhadap lingkungan. Jika
efek respon menyenangkan, maka belajar terjadi. Jika efek respon tidak
menyenangkan maka prilaku belajar semakin melemah. Hukum efek
menyebutkan bahwa belajar terdiri dari penguatan hubungan antara satu
situasi stimulus dan respon. Hubungan ini akan diperkuat jika respon
mengandung efek yang menghasilkan kepuasan atau akan diperlemah jika
respon mengandung efek yang tidak menyenangkan.
Kelemahan dari teori ini ialah:
a. Terlalu memandang manusia sebagai mekanisme dan otomatisme belaka
disamakan dengan hewan. Meskipun banyak tingkah laku manusia yang
otomatis, tetapi tidak selalu bahwa tingkah laku manusia itu dapat
dipengaruhi secara trial and eror. Trial and eror tidak berlaku mutlak bagi
manusia.
b. Memandang belajar hanya merupakan asosiasi belaka antara stimulus dan
respon. Sehingga yang yang dipentingkan dalam belajar ialah memperkuat
asosiasi tersebut dengan latihan-latihan, atau ulangan-ulangan yang terus
menerus.

8
c. Karena belajar berlangsung secara mekanis, maka “pengertian” tidak
dipandang sesuatu yang pokok dalam belajar. Mereka mengabaikan
“pengertian” sebagai unsur yang pokok dalam belajar.
3. Teori Belajar dari Piaget
Pendapat Piaget mengenai perkembangan proses belajar pada anak-
anak:
a. Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa.
Mereka bukan orang dewasa dalam bentuk kecil, mereka mempunyai
cara yang khas untuk untuk menyatakan kenyataan dan untuk
menghayati dunia sekitarnya. Maka memerlukan pelayanan tersendiri
dalam belajar.
b. Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahap tertentu, menurut
suatu urutan yang sama bagi semua anak.
c. Walaupun berlangsungnya tahap-tahap perkembangan itu melalui
suatu urutan tertentu, tetapi jangka waktu untuk berlatih dari suatu
tahap ketahap yang lain tidaklah selalu sama pada semua anak.
d. Perkembangan mental anak dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu:
kemasakan, pengalaman, interaksi sosial dan equilibration proses dari
ketiga faktor diatas bersama untuk membangun dan memperbaiki
struktur mental.
e. Ada 3 tahap perkembangan yaitu: berpikir secara intuitif sampai 4
tahun, beroperasi secara kongkrit sampai 7 tahun dan beroperasi secara
formal sampai 11 tahun.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

9
Belajar merupakan suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau
berubahnya suatu tingkah laku baru yang bukan disebabkan oleh
kematangan dan sesuatu hal yang bersifat sementara sebagai hasil dari
terbentuknya respons utama. Belajar merupakan aktivitas, baik fisik
maupun psikis yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang baru pada
diri individu yang belajar dalam bentuk kemampuan yang relatif konstan
dan bukan disebabkan oleh kematangan atau sesuatu yang bersifat
sementara.
Ada beberapa jenis kegiatan yang terdapat dalam proses belajar.
Kegiatan ini memiliki corak yang berbeda antara satu dengan yang
lainnya, terdapat 8 jenis belajar diantaranya: Belajar abstrak, belajar
ketrampilan, belajar sosial, belajar pemecahan masalah, belajar rasional,
belajar kebiasaan, belajar apresiasi dan belajar pengetahuan.

DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, Chayatin, dkk. 2009. Promosi Kesehatan: Sebuah Pengantar Proses


Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu

10
Hanafy, M.S. 2014. “Konsep Belajar dan Pembelajaran”. Lentera Pendidikan.
17(1): 66 - 79

11

Вам также может понравиться