Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
A. Uji Hedonik
Peda dengan perlakuan penambahan garam 20% dan 25% berwarna merah
kecoklatan dan penambahan garam 15% berwarna pucat. Warna peda ditentukan
oleh bahan baku dan aktivitas enzim dari mikroba. Terbentuknya warna merah
pada peda disebabkan aktivitas enzim dari pembentuk warna merah selama
fermentasi.
Perlakuan penambahan kadar garam yang berbeda yakni 20%; 30%; dan 40%
memiliki kenampakan yang tidak jauh berbeda yaitu masih nampak rapi, utuh,
dan bersih. Kenampakan yang tidak jauh berbeda ini disebabkan karena pada
proses pencucian kotoran yang menempel pada permukaan telah hilang.
Penambahn garam pada peda bertujuan sebagai pengawet, penghambat
mikroorganisme, dan memberikan fisik serta organoleptik. Warna dari peda pada
penelitian ini adalah pucat hingga merah kecoklatan.
Parameter aroma dilakukan secara visual melalui indera penciuman. Aroma khas
ikan peda timbul karena degradasi protein dan lemak selama proses fermentasi.
Pada jurnal pertama disebutkan adanya aroma tengik yang terbentuk akibat
rusaknya jaringan lemak saat proses oksidasi dan hidrolisis lemak oleh enzim
lipase (Irianto, 2012). Aroma tengk inlah yang kemungkinan tidak disukai oleh
panelis. Pada data didapatkan bahwa penambahan garam konsentrasi 25% masih
cukup disukai oleh panelis.
Pada jurnal kedua, aroma yang dihasilkan tidak mengalami perbedaan. Menurit
Tamang dan Kailasapathy (2010) menyatakan bahwa aroma dan rasa yang khas
pada produk fermentasi disebabkan degradasi protein dan lemak ikan serta adanya
enzim yang dihasilkan bakteri.
Pada jurnal kedua didapatkan data yang sangat berbeda nyata. Data yang memiliki
penilaian tertinggi atau yang paling disukai yakni pada konsentrasi garam 20%.
Penambahan garam yang semakin banyak akam mepengaruhi citarasa dari peda
yakni semakin asin.
Parameter tekstur berkaitan erat dengan kandungan air pada bahan pangan.
Penambahan garam dapat menyebabkan osmosis atau kekurangan air pada ikan
sehingga lebih keras. Pada jurnal pertama didaptkan pada penambahan garam
20%.
Pada konsentrasi garam 40% teksturnya lebih keras dan padat dibanding yang
lain. Hal ini dikarenakan terjadinya proses osmosis. Menurut Pramono et al
(2007), tekstur ikan akan berubah seiring berlangsungnya fermentasiakibat
perubahan biokimiawi. Pada penelitina ini, perlakuan konsentrasi penggaraman
dan penambahan starter BAL menyatakan beberapa yang tidak berbanding nyata
dan ada yang berbanding nyata. Pada jurnal pertama, penambahan garam 25%
paling banyak disukai dan pada jurnal kedua paling banyak disukai pada
penambahan garam konsentrasi 40%.
B. Asam Glutamat
Ikan peda konsentrasi garam 20% menghasilkan nilai kadar terendah dan
yang tertinggi pada ikan peda konsentrasi garam 40%. Menurut Murniyati
dan Sunarman (2000), laritan garam yang pekat masuk kedalam ikan yang
semakin lama semakin lambat prosesnya. Proses ini disebut dengan proses
osmosis yakni penyerapan air padaikan. Kepekatan garam pada ikan
seimbang dengan kepekatan garam diluar.
D. Uji pH
Peningkatan penambahan garam pada peda menyebabkan pH dari peda
naik. Semakin tinggi konsentrasi garam yang digunkaan maka pH semakin
tinggi. Hal ini terjadi karena seiring penambahan garam akan
mengakibatkan pertumbuhan BAL semakin menurun.
E. Uji proksimat
Hasil analisis terhadap kandungan gizi peda sebagai berikut.