Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun Oleh :
TAHUN 2017
1
2
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur saya panjatjan kedapada allah SWT, karna dengan rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Tanaman Obat”. Saya ucapkan
terimakasih kepada pihak - pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat di pergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman dan membantu menambah pengetahuan serta pengalaman bagi para pembaca.
Saya sudah berusaha menampilkan yang terbaik untuk makalah ini.Namun saya
menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna.Maka dari itu, dengan tulus saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar menjadikan makalah ini jauh lebih
baik lagi
Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan menjadi referensi
untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya bagi dunia pendidikan.
20 November 2018
Penyusun
2
3
DAFTAR ISI
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
Tumbuhan obat merupakan keanekaragaman hayati yang ada di sekitar kita, baik itu
yang tumbuh secara liar maupun yang sengaja dibudidayakan. Sejak turun-temurun,
tumbuhan sudah digunakan sebagai tanaman obat. Mengingat biaya pengobatan yang tidak
terjangkau oleh semua orang, pengobatan alamiah tradisional dipandang sebagai
alternative yang terjangkau oleh masyarakat (Bangun. A, 2012:7).
Krisis ekonomi yang merupakan bagian dari krisis di Indonesia menyebabkan tingginya
biaya dan obat-obatan kimia. Tingginya biaya obat-obatan dan pengobatan dikarenakan
sebagian besar bahan bakunya berasal dari Luar Negeri. Kondisi seperti ini mendorong
masyarakat untuk mencari berbagai alternative untuk pengobatan. Salah satunya adalah
pengobatan dengan tanaman obat (Mahendra, 2005).
Indonesia sangat kaya dengan berbagai spesies flora. Dari 40 ribu jenis flora yang
tumbuh di dunia, 30 ribu diantaranya tumbuh di Indonesia. Sekitar 20 % telah
dibudidayakan lebih dari 940 jenis digunakan sebagai obat tradisional. Perkembangan
argoindustri tanaman obat di Indonesia memiliki prospek yang baik. Faktor yang
mendukung pengembangan agroindustri tanaman obat tersebut diantaranya besarnya
potensi kekayaan Sumber Daya Alam Indonesia sebagai sumber bahan baku simplisia
yang dapat diformulasikan menjadi obat tradisional (Siwabessy. R, 2009:1).
Bagian terbesar dari bahan baku obat yang berasal dari tumbuhan masih belum
dibudidayakan sedangkan peluang untuk usaha agrobisnis sangat berpotensi meningkatkan
peluang dan kemungkinan yang terbuka untuk produk obat. Untuk menunjang kelestarian
lingkungan hidup dan menjamin suplai bahan baku bagi kebutuhan industri obat, maka
perlu di kembangkan sistem budidaya tanaman obat sesuai dengan agroekosistem dalam
budidaya tersebut, juga perlu diperhatikan kualitas produk bahan baku yang dihasilkan dan
keaslian varietas (Supriadi, 2001).
Upaya departemen kesehatan dalam pemerataan kesehatan sudah cukup banyak, akan
tetapi masih saja ada kalangan yang belum terjangkau terutama masyarakat di pelosok
daerah atau masyarakat yang tingkat ekonominya rendah. Pendapatan masyarakat yang
4
5
masih sangat rendah merupakan penyebab utama bagi mereka untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang memadai tidak dapat terpenuhi. Dengan demikian peranan
pengetahuan pengobatan dengan memanfaatkan tanaman obat sangat penting diketahui
(Hamzari, 2008:159).
Manusia secara umum menerima informasi dari lingkungan lewat proses yang sama.
Oleh karena itu dalam memahami persepsi harus ada proses dimana ada informasi yang
diperoleh lewat memori organisme yang hidup, sehingga persepsi adalah proses dimana
seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya termasuk apa yang
dialaminya misalnya suatu penyakit (Lekalete. D, 2012:1).
Pengembangan tumbuhan obat yang bersumber dari hutan dan kebun sudah selayaknya
mendapat perhatian yang lebih besar, bukan saja disebabkan potensi pengembangan yang
terus meningkat (Siwabessy. R, 2009).
Tanaman obat sering digunakan masyarakat untuk mengobati penyakit yang diantaranya
adalah antawali, meniran, ciplukan, sambung nyawa, dan mengkudu. Tanaman obat ini
adalah tanaman obat yang ditanam di pekarangan rumah, ada yang tumbuh dengan sendiri,
dan ada juga yang tumbuh liar.
5
6
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Tanaman obat
Tanaman obat adalah jenis-jenis tanaman yang memiliki fungsi dan berkhasiat
sebagai obat dan dipergunakan untuk penyembuhan ataupun maupun mencegah berbagai
penyakit. Tanaman obat mengandung zat aktif yang bisa mengobati penyakit tertentu
atau jika tidak memiliki kandungan zat aktif tertentu tapi memiliki kandungan efek
resultan / sinergi dari berbagai zat yang mempunyai efek mengobati. Penggunaan
tanaman obat sebagai obat bisa dengan cara diminum, ditempel, dihirup sehingga
kegunaannya dapat memenuhi konsep kerja reseptor sel dalam menerima senyawa kimia
atau rangsangan.
Tanaman obat yang dapat digunakan sebagai obat, baik yang sengaja ditanam
maupun tumbuh secara liar. Tumbuhan tersebut digunakan oleh masyarakat untuk
diracik dan disajikan sebagai obat guna penyembuhan penyakit. Tumbuhan obat
merupakan salah satu ramuan paling utama produk-produk obat herbal. Tanaman atau
bagian tanaman yang diekstraksi dan ekstrak tumbuhan tersebut dipakai sebagai obat
6
7
2. CEPLUKAN
3. DAUN KENTUT
7
8
4. DAUN SENDOK
5. DELIMA
8
9
Nusa Tenggara: jeliman (Sasak), talima (Bima), dila dae lok (Roti), lelo kase,
rumau (Timor). Maluku: dilimene (Kisar).
Indikasi :
a) Kulit buah (shi flu pi) digunakan untuk:
Sakit perut karena cacing, buang air besar mengandung darah dan
lendir (disentri amuba), diare kronis, perdarahan seperti wasir
berdarah, muntah darah, batuk darah, perdarahan rahim, perdarahan
rektum, prolaps rektum, radang tenggorok, radang telinga, keputihan
(leukorea),nyeri lambung.
b) Kulit akar dan kulit kayu digunakan untuk:
Cacingan terutama cacing pita (taeniasis), batuk, diare.
c) Bunga digunakan untuk:
Radang gusi, perdarahan, bronkhitis.
d) Daging buah digunakan untuk:
menurunkan berat badan, cacingan, sariawan, tenggorokan sakit, suara
parau,tekanan darah tinggi (hipertensi), sering kencing, rematik
(artritis), perut kembung.
e) Biji digunakan untuk:
menurunkan demam, batuk, keracunan, cacingan.
6. DIGITALIS
9
10
7. JAMBU BIJI
8. JARAK
10
11
9. JATI BELANDA
10. JAKANG
11
12
11. KAMBOJA
12. KANGKUNG
12
13
13. KUNYIT
13
14
16. LADA
14
15
c)
18. LENGKUAS
15
16
20. MENGKUDU
16
17
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
1. sebagian besar tanaman obat tumbuh di pekarangan, ada yang tumbuh dengan sendiri,
dan ada juga yang tumbuh liar.
2. Manfaat tanaman obat dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sangat penting guna
untuk meperoleh kesembuhan jika terserang penyakit.
2.2 Saran
1. Bagi masyarakat agar dapat memanfaatkan tanaman obat sebagai obat alternative
keluarga.
2. Bagi masyarakat sebelum memanfaatkan tanaman sebagai obat harus mengetahui
tanaman yang memiliki efek samping sehingga tidak terjadi hal yang diinginkan.
3. Bagi masyarakat dan pemerintah agar dapat melestarikan dan membudidayakan
tanaman obat.
4. Bagi pemerintah agar dapat mensosialisasikan pemanfaatan tumbuhan obat misalnya
dengan pengembangan TOGA agar supaya dapat mendekatkan tanaman obat pada
pelayanan kesehatan masyarakat dan merupakan salah satu langkah yang tepat untuk
pelestarian tanaman obat
17
18
DAFTAR PUSTAKA
Rehena. J, Bakarbessy. E, dan Tumbel. F. 2009. Beberapa Jenis Tanaman Obat Dan
Penggunaannya Sebagai Anti Malaria. Simbiosis Volume 6. No 2:145-146. Penerbit FKIP
MIPA Unpatty. Ambon.
18