Вы находитесь на странице: 1из 20

1

BAB I

Pendahuluan

1.1 latar belakang


Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140

mmHg atau tekanan distolic sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya berisiko

tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti saraf,

ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya.

Penyakit hipertensi juga memiliki gejala klinisnya yaitu mengeluh sakit kepala,

pusing, lemas , kelelahan, sesak napas, gelisah, mual, muntah, epistaksis, kesadaran

menurun dan kurangnya pengetahuan. Hipertensi juga disebabkan faktor usia,

kurang nya berolahraga, merokok, minum minuman alkohol, pola makan yang tidak

sehat (seperti banyak makan–makanan yang asin) stress dan kelebihan berat badan.

(Nurarif Amin Huda).

Dampak hipertensi pada kesehatan tubuh manusia yaitu akan mengalami

perubahan perubahan elastisitas dinding aorta menurun, katub jantung menebal dan

menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun

sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun

menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya, kehilangan elastisitas

pembuluh darah hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer

untuk oksigenasi dan meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer dan bisa

menyebabkan komplikasi berupa infark miokard, gagal jantung, stroke, gagal ginjal

dan penyakit vaskular perifer.(Bruner & sudarth).

1
21
2

Diagnosa keperawatan pada keluarga dengan hipertensi salah satunya yaitu

defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal

masalah kesehatan tentang diet penyakit hipertensi. (Yuli Aspiani Reni. 2015).

Masalah tersebut dapat diatasi dengan pemberian penyuluhan sesuai kebutuhan

keluarga sehingga diharapkan pengetahuan keluarga dapat meningkat.

Prevalansi penyakit tidak menular di provinsi banten terutama hipertensi terjadi

penurunan dari 31,7 persen tahun 2007 menjadi 25,8 persen tahun 2013. (Dinkes

Banten 2013). Di Kota serang angka kejadian hipertensi tahun 2015 berjumlah

1600 kasus sedangkan di willayah kerja Puskesmas Singandaru tercatat dari bulan

september sampai bulan november berjumlah 680 kasus terbanyak terdapat pada

bulan september paling banyak diderita oleh perempuan dibandingkan dengan laki–

laki pada tahun 2016 sedangkan di tempat penelitian di daerah kaloran pena yaitu

ada 58 kasus.

hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan januari 2017 oleh peneliti

pada keluarga Ny. M dan Ny. N, bahwa dari anggota keluarga tersebut tidak

mengetauhi tentang diet penyakit hipertensi sehingga penulis tertarik untuk

memberikan asuhan keperawatan dengan pemberian dalam peningkatan

pengetahuan tentang diet hipertensi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang Bagaimanakah asuhan keperawatan dengan pemberian

21
3

penyuluhan dalam meningkatkan pengetahuan keluarga tentang hipertensi di

Kaloran Pena Kelurahan Lontar Baru Kota Serang Tahun 2017?

1.3 Tujuan Penelitian


Menggambarkan asuhan keperawatan dengan pemberian penyuluhan dalam

meningkatkan pengetahuan keluarga tentang hipertensi di Kaloran Pena Kelurahan

Lontar Baru Kota Serang Tahun 2017

1.4 Manfaat penelitian


1.4.1 Bagi Insitusi
Sebagai informasi, ilmu dan teknologi bidang keperawatan dalam

meningkatkan pengetahuan keluarga khususnya tentang hipertensi.

1.4.2 Bagi Puskesmas


Menambah keluasaan ilmu dan teknologi di bidang keperawatan dalam

upaya peningkatan pengetahuan tentang hipertensi untuk dijadikan program

unggulan di Puskesmas.

1.4.3 Bagi penulis


Memperoleh pengalaman dalam mengimplementasikan asuhan keperawatan

asuhan keperawatan dengan pemberian penyuluhan dalam meningkatkan

pengetahuan keluarga tentang hipertensi di Kaloran Pena Kelurahan Lontar Baru

Kota Serang Tahun 2017

21
4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi

2.1.1.1 Pengkajian keluarga

1. Data Umum

Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi:


a. Biodata keluarga meliputi:
1. Nama kepala keluarga (KK)
2. Alamat dan telepon
3. Pekerjaan kepala keluarga
4. Pendidikan kepala keluarga
b. Komposisi Keluarga
c. Tipe keluarga : Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala

atau masalah2 yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.


d. Suku Bangsa : Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebutserta

mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.


e. Agama : Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yg

dapat mempengaruhi kesehatan.

21

5
5

f. Status sosial ekonomi keluarga : Status sosial ekonomi keluarga di tentukan

oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya.

Selain itu status sosial ekonomi ditentkan pula oleh kebutuhan-kebutuhan

yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yg di miliki oleh

keluarga , siapa yg mengatur keuangan.


g. Aktivitas rekreasi keluarga : Rekreasi keluarga tidak hanya di lihat kapan

saja keluarga pergi bersama2unuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu

namun dengan menonton televisi dan mendengarkan radio juga merupakan

aktivitas rekreasi.

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


a. Apakah keluarga dalam tahapa :
1. Tahap pasangan baru.
2. Keluarga menunggu lahiran anak.
3. Keluarga menunggu bayi.
4. Keluarga dengan anak pra sekolah.
5. Keluarga dengan anak usia sekolah.
6. Keluarga dengan melepaskan anak kembali.
7. Keluarga dengan tahapan berdua kembali.
8. Keluarga dengan tahapan masa tua.

b. Riwayat keluarga inti : Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan

pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat

kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian biasa

digunakan terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber

pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta

pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.


c. Riwayat keluarga sebelumnya : Dijelaskan mengenai riwayat

kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.


3. Pengkajian lingkungan

21
6

a. Karakteristik rumah : Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas

rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan,

peletakan perabotan rumah tangga, jenis septic tank, jarak septic tank dengan

sumber air minum yang digunakan serta denah rumah.


b. Karateristik tetangga dan komunitas RW : Menjelaskan mengenai

karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat, yang meliputi kebiasaan,

lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat

yang mempengaruhi kesehatan.


c. Mobilitas geografis keluarga : Mobilitas geografis keluarga ditentukan

dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.


d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : Menjelaskan

mengenai waktu digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan

keluarga yang ada sejauhmana interaksinya dengan masyarakat.


e. Sistem pendukung keluarga : Yang termasuk pada sistem pendukung

keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang

dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencangkup fasilitas

fisik, fasilitas psikologi atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas

sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.


4. Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi keluarga : Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi

antara anggota keluarga.


b. Struktur kekuatan keluarga : Kemampuan anggota keluarga mengendalikan

dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.


c. Struktur peran : Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga

baik secara formal maupun informal.


d. Nilai atau norma keluarga : Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang

dianut oleh keluarga, yang berhubungan dengan kesehatan.

21
7

5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi efektif : Hal yang perlu dikaji adalah gambaran diri anggota keluarga,

perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga, terhadap

anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota

keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.


b. Fungsi sosialisasi : Hal yang perlu dikaji adalah bagaimana interaksi atau

hubungan dalam keluarga, sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin,

norma, budaya dan perilaku.


c. Fungsi perawatan kesehatan : Menjelaskan sejauh mana keluarga

menyediakan makanan, pakaian, perlindungan serta merawat anggota

keluarga yg sakit, sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat-sakit.

Kesanggupan keluarga didalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat

dilihat dari kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga,

yaitu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan

untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota yang

sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan dan

keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di

lingkungan setempat.
d. Fungsi reproduksi
Hal yang perlu di kaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah:
1. Berapa jumlah anak
2. Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
3. Metode apa yang di gunakan keluarga dalam upaya mengendalikan

jumlah anggota keluarga

e. Fungsi Ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah:

21
8

1. Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan

papan
2. Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat

dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga


6. Stress dan Koping keluarga
a. Stresor Jangka pendek dan panjang
1. stresor janka pendek yaitu stesor yang di alami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang lebih 6 Bulan


2. Stresor janka panjang yaitu stresor yang di alami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 Bulan


b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stresor : Hal yang

perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi atau

stressor
c. Strategi koping yang di gunakan : Strategi koping apa yang digunakan

keluarga bila menghadapi permasalahan


d. Strategi adaptasi disfungsional : Dijelaskan mengenai strategi adaptasi

disfungsional yang di gunakan bila menghadapi permasalahan


7. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada pasien hipertensi yaitu pasien mengeluh pusing, sakit

kepala, tekanan darah meningkat (140/90), sering merasa lelah walaupun sedikit

beraktifitas sesak nafas, gelisah, mual, muntah, dan kesadaran menurun. Hasil

pemeriksaan laboratorium nya yaitu natrium dan kalsiumnya meningkat. Dan

ada juga pemeriksaan ;lain nya seperti CT scan rontgen dan EKG. Dan meliputi

data subjektif dan objektif diantaranya:


1. Gejala dan Tanda Mayor
Data subjektif yaitu menayakan masalah yang dihadapi
Data objektif yaitu menunjukan perilaku tidak sesuai anjuran dan

menunjukan persepsi yang keliru terhadap masalah


2. Gejala dan Tanda Minor
Data subjektif yaitu tidak tersedia

21
9

Data objektif yaitu menjalani pemeriksaan yang tidak dapatdan menunjukan

prilakau (misalnya, apatis, bermusuhan, agitasi, hysteria).

8. Harapan Keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap

petugas kesehatan yang ada, khususnya kesehatan terhadap penyakit hipertensi.

2.1.1.2 Analisa Data


Setelah dianalisa data maka selanjutnya dapata dirumuskan

masalah kesehatan keluarga diambil, berdasarkan penganalisaan praktek

lapangan dalam menyusun masalah kesehatan dan perawatan keluarga

selalu mengacu kepada tipologi masalah kesehatan dan keperawatan serta

bagaimana alasan dan ketidak mamapuan dalam melakukan tugas

keluarga dalam bidang kesehatan dalam tipiligi masalah kesehatan

keluarga dalam kesehatan. Dalam tipiligi masalah lesehatan keluarga ada 3

masalah besar yaitu actual resiko dan potensi.

No. Kriteria Skor Pembenaran

1 Sifat masalah 2/3x1=2/3 Bila keadaan tersebut


Skala: ancaman
tidak segera diatasi akan
kesehatan
membahayakan lansia

yang tinggal bersama

keluarga, karena lansia

setiap hati di rumah tanpa

pengawasan.

21
10

2 Kemungkinan 2/2x2=2 Penyediaan sarana yang

masalah dapat murah dan mudah

diubah didapat pada keluarga


Skala: mudah

3 Potensial masalah 2/3x1=2/3 Keluarga mempunyai

untuk dicegah kesibukan yang cukup


Skala: cukup
tinggi teteapi merawat

orang tua telah lansia

mengucapkan

penghormatan dari

pengabdian anak yang

perlu dilakukan.

4 Menonjolnya 0/2x1=0 Keluarga merasa keadaan

masalah tersebut telah berlangsung


Skala: maslah tidak
lama mengalami
dirasakan
cidera(terjatuh) dirumah

bakibat lantai yang licin

2.1.1.3 Diagnosa
Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal

masalah kesehatan tentang diet hipertensi.

21
11

2.1.1.4 Perencanan
Perencanaan mencakup tujuan umum dan khususnya yang didasarkan pada

masalah yang dilengkapi dengan kriteria dan stndar yang mengacu pada penyebab.

Selanjutnya merumuskan tindakan keperawatan yang berorientasi pada kriteria dan

standar.
Rencana tindakan keperawatan terhadapa keluarga, meliputi kegiatan yang

bertujuan:
1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan

kebutuhan kesehatan dengan cara :


a. Memberikan informasi yang tepat.
b. Mengidentifikasikan kebuthan dan harapan keluarga tentang kesehatan.
c. Mendorong sikap emosi yang mendukung upaya kesehatan.
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan

cara:
a. Mengidentifikasi konsekuensinya bila tidak melakukan tindakan.
b. Menidentifikasikan sumber-sumber yang dimiliki dan ada di sekitar

keluarga,
c. Mendiskusikan tentang konsekuensi tipe tindakan.
3. Memberikan kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga yang sakit,

dengan cara:
a. Mendemontrasikan cara perawatan.
b. Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah.
c. Mengawasi keluarga melakukan perawatan.
4. Membantu keluarga untuk memlihara (memodifikasi) lingkungan yang dapat

meningkatkan kesehatan keluarga, dengan cara:


a. Menemukan sumber-sumber yang dapat digunkan keluarga.
b. Melakukan perubahan lingkungan bersama keluarga seoptimal mungkin.
5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada

disekitarnya, dengan cara:


a. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di sekita lingkungan keluarga,
b. Membantu keluarga menggunakan fasilitar kesehatan yang ada.
hal penting dalam penyusunan rencana asuhan keperawatn:

21
12

1. Tujuan hendaknya logis, sesuai masalah, dan mempunyai jangka waktu yang

sesuai dengan kondisi klien.


2. Kriteria hasil hendaknya dapat diukur dengan alat ukur dan di observasi dengan

pancaindra perawat yang objektif.


3. Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang dimiliki oleh

keluarga dan mengarah kemandirian klien sehingga tingkat ketergantungan

dapat diminimalisasi.
Tujuan perencanaan yaitu:
1. Tujuan jangka panjang yaitu kjeluarga dan anggota keluarga dengan

meningkatnya pengetahuan tidak ada yang mengalami penyakit hipertensi.


2. Tujuan jangka pendek yaitu setelah implementasi yang ke empat melalui

kunjungan rumah keluarga mampu mempertahankan tekanan darah dalam

batas normal dan mengetauhi tentang penyakit hipertensi.

2.1.1.5 Pelaksanaan
Pada kegiatan implementasi, perawat perlu melakukan kontrak sebelumnya(saat

mensosialisasikan diagnosis keperawatan) untuk pelaksanaan yang meliputi kapan

dilaksanakan, berpa lama waktu yang di butuhkan, materi/topik yang didiskusikan,

siapa yang melaksnakan, anggota keluarga yang perlu informasi (sasaran langsung

implementasi), dan (mungkin) peralatan yang perlu disiapkan keluarga. Kegiatan ini

betujuuan agar keluarga dan perawat mempunyai kesiapan secara fisik dan psikis pada

saat implemntasi. Langkah selanjutnya adalah implemntasi sesuai dengan didahului

perawat menghubungi keluarga bahwa akan dilakukan implementasi sesuai kontrak.


2.1.1.6 Evaluasi
Evaluasi merupakan yang membandingkan antara hasil implementasi dengan

kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Bila hasil

21
13

evaluasi tidak atau berhasil sebagian. Perlu disusun rencana keperawatan yang baru

perlu diperhatikan juga bahwa evaluasi perlu dilakukan beberapa kali dengan

melibatkan sehingga perlu bila direncanakan waktu yang sesuai dengan kesediaan

keluarga.
Evaluasi yang di harapkan dari perencanaan yaitu:
1. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit

hipertensi, kondisi, prognosis dan program pengobatan.


2. Pasien dan keluarga mapu melaksanakan pola hidup sehat anjuran.
3. Pasien dan keluarga mampu menejelaskan kembali apa yang dijelaskan

perawat, tim kesehatan lainnya.


2.2 Penyuluhan
2.2.1 Pengertian penyuluhan
Pennyuluhan dalam arti umum adalah ilmu social yang mempelajari system dan

proses induvidu serta masyarakat agar dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai

dengan yang di harapkan.(Setiana. L.2005).

2.2.2 Sasaran Penyuluhan


Sasaran penyuluhan mencakup keluarga dan anggota keluarga. Penyuluhan

kesehatan pada keluarga dan anggota keluarga dapat dilakukan dirumah. Penyuluhan

kesehatan pada keluarga dan anggota keluarga diutamakan pada keluarga resiko tinggi.

Seperti keluarga yang menderita penyakit menular. Keluarga dengan sosial ekonomi

rendah, keluarga dengan gizi buruk, keluarga dengan sanitasi lingkungan yang burukdan

sebagainya

2.2.3 Metoda Penyuluhan


Metoda penyuluhan terdiri dari:
1. Metode individual
Metoda individual digunakan untuk membina perilaku baru atau

membina seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu perubahan

perilaku atau invasi. Dasar digunakannya pendekatan individual ini

21
14

karena setiap orang, mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-

beda sehubungan dengan penerimaan prilaku baru tersebut. Agar

petugas kesehatan mengetauhi dengan tepat serta membantunya

maka menggunakan metode cara pendekatan ini, antara lain:


a. Bagaimana dan penyuluhan (guidance and counceling)
Dengan cara ini kontak anara lain dengan petugas intensif.setiap

masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu

permasalahannya.
b. Interview (wawancar)
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan

penyuluhan.
2. Metoda kelompok terbagi menjadi dua yaitu :
a. Kelompok besar
b. Kelompok kecil

2.2.4 Media Penyuluhan


Media penyuluhan adalah semua saran atau upaya untuk

menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh

komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronika (TV,

Radio, Komputer, dan sebagainya)


Tujuan dari penyuluhan yaitu:
1. Media dapat mempermudah penyampaian informasi
2. Media dapat menghindari kesalahan persepsi
3. Dapat memperjelas informasi
4. Media dapat mempermudah pegertian.
5. Mengurangin komunikasi yang verbalistik.
6. Dapat menampilkan objek yang tidak bisa ditangkap dengan

mata.
7. Memperlancar komunikasi,dan lain-lain.
Penggolongan media penyuluhan yaitu:
1. Berdasarkan bentuk umumnya penggunaannya :
a. Bahan bacaan : modul, buku rujukan/bacaan, folder,

leaflet, majalah, dan sebagainya.

21
15

b. Bahan peragaan : postur tunggal, poster seri, flipchart,

transparan, lembar balik, stiker dan pamphlet.


2. Berdasarkan cara produksinya :
a. Media cetak : poster, leaflet, brosur, majalah, surat kabar,

lembar balik, stiker dan pamphlet.


b. Media elektronika : TV, Radio, Film, Video film, Cassete,

CD, VCD.
2.2.5 Langkah-langkah Dalam Penyuluhan:
1. Menentukan kebutuhan penyuluhan:
a. Diagnosis masalah.
b. Menetapkan prioritas masalah.
2. Mengembangkan komponen penyuluhan
a. Menentukan tujuan penyuluhan.
b. Menentukan sasaran penyuluhan.
c. Menentukan isi penyuluhan.
d. Menentukan metode yang akan digunakan.
e. Menyusun rencana evaluasi.
f. Menyusun jadwal pelaksanaan.

BAB III

METODOLOGI PENULISAN

21
16

3.1 Desain Studi kasus

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, yaitu

studi yang mengeksplorasi masalah Asuhan Keperawatan dengan Pemberian

Penyuluhan dalam Meningkatkan Pengetahuan Keluarga tentang hipertensi di

Kaloran Pena KelurahanLontarBaru Kecamatan Serang Kota Serang Tahun 2017.

3.2 Subjek Studi kasus


Subjek dalam penelitian ini adalah anggota keluarga yang memenuhi criteria

sebagai berikut :
1. Dua anggota keluarga dengan Hipertensi.
2. Dua anggota keluarga yang mengalami Defisit Pengetahuan tentang hipertensi.
3. Dua anggota keluarga bersedia dijadikan subjek studi kasus.

3.3 Fokus Studi

Fokus studi dalam penelitian ini adalah pemberian penyuluhan dalam

meningkatkan pengetahuan keluarga tentang Hipertensi kecamatan serang kota serang

tahun 2017

3.4 Definisi Operasional Fokus Studi

1. Definisi Penyuluhan

21
17

Penyuluhan adalah proses perubahan pada keluarga serta anggota keluarga agar

dapat terwujud perubahan pengetahuan yang lebih baik tentang penyakit hipertensi

sesuai dengan yang diharapkan.

2. Definisi Hipertensi

Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140

mmHg atau tekanan distolic sedikitnya 90 mmHg..

3.5 Tempat dan Waktu

Tempat penelitian ini akan dilakukan di Kaloran Pena Kelurahan Lontar Baru

Kecamatan Serang Kota Serang. Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan

Februari tahun 2017 sesuai dengan kalender akademik program studi D3 Keperawatan

Pemerintah Daerah Kabupaten Serang

3.6 MetodePengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam studi kasus ini adalah dengan wawancara,

observasi atau pemeriksaan fisik.

3.7 Penyajian Data

21
18

Penyajian data hasil studi kasus ini akan disajikan dalam bentuk narasi atau

tekstular dan sebagai hasil asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga atau

anggota keluarga khususnya pemberian penyuluhan tentang Hipertensi.

3.8 Etika Penlitian

Prinsip etika menjelaskan bahwa data dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu

sebagai berikut :

3.8.1 Prinsip Manfaat

Penelitian dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan kepada

anggota keluarga yang sakit, penulis berhati-hati akan menimbangkan

resiko yang akan berakibat kepada subjek pada setiap melakukan

tindakan.

3.8.2 Prinsip Menghargai Hak Asasi Manusia (Respect Human Dignity).

keluarga dilakukan secara manusiawi yang mempunyai hak

memutuskan untuk bersedia menjadi subjek atau tidak, tanpa adanya

sanksi apapun atau yang dapat mengganggu kesembuhannya ( right to self

determination).

3.8.3 Keadilan (Right To Justice)

21
19

Penulis menekankan prinsip secara adil, baik sebelum, selama, dan

sesudah penelitian tanpa adanya deskiminasi. Subjek juga mempunyai hak agar

data yang diberikan harus dirahasiakan, untuk perlu adanya tanpa nama (anony

mity) , dan rahasia (confidentiality). Setelah subjek mendapatkan informasi

secara lengkap tentang tujuan dilakukannya penelitian yang akan dilaksanakan,

selanjutnya peneliti memberikan informed consent.

3.9 Informed Consent (Persetujuan Menjadi Klien)

Penulis mendapat informasi secara lengkap tentang tujuan penelitian yang akan

dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas berpartisipasi atau menolak responden. Pada

informed concent tercantum bahwa data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk

pengembangan ilmu keperawatan.

3.9.1 Anatomity (tanpanama) dan Confidentialy (kerahasian)

Penulis mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus dijaga

kerahasiaanya, sehingga perlu adanya tanpanam (anomity) dan rahasia (confidentialy)

dengan cara menuliskan kode pada lembar observasi tanpa keterangan nama lengkap

dan alamat. Kerahasiaan subjek terjamin karena dalam pengisian kuesioner subjek tidak

perlu mencantumkan nama, namun peniliti hanya menuliskan kode pada lembar

kuesioner dan jika penelitian sudah selesai kuisioner dimusnahkan.

21
20

21

Вам также может понравиться