Вы находитесь на странице: 1из 21

MAKALAH KIMIA ORGANIK

“FENOL DAN HALOGEN”

DISUSUN OLEH :
(PARALEL E)
1. Teguh Agung Prabowo (15031010062)
2. Diny Angelia (18031010176)
3. Ilham Rahmat Hidayat (18031010177)
4. Dio Irsyad Kamil (18031010178)
5. Adinda Nurkholisha (18031010185)
6. Geby Prestasindi W. P. (18031010193)
7. Muh. Faiz Rohman (18031010194)
8. Selvia (18031010197)
9. Kevyn John Lobo (18031010200)
10. Maylinda Puspita Dewi (18031010212)
11. R.A Elisa Eka Purnamasari (18031010215)

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Ir. Dyah Suci Perwitasari,MT

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, penyusun panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penyusun, sehingga
penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Fenol dan Halogen”
dengan baik.

Adapun makalah ini penyusun usahakan semaksimal mungkin dan


tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu penyusun tidak lupa menyampaikan banyak
terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Dyah Suci P, MT selaku dosen pengampu mata
kuliah Kimia Organik dan teman-teman serta pihak-pihak lain yang membantu
menyelesaikan makalah ini.

Penyusun berharap semoga apa yang di sajikan dalam makalah ini dapat
diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan edukasi terhadap
pembaca.

Surabaya, 21 April 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................... i


Daftar Isi.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
I.2 Tujuan ................................................................................................... 1
BAB III PEMBAHASAN
II.1 Pengertian Halogen ............................................................................... 2
II.2 Sifat Fisika dan Kimia Halogen ............................................................ 2
II.3 Tata Nama Alkil Halida ........................................................................ 4
II.4 Klasifikasi Alkil Halida ........................................................................ 5
II.5 Pembuatan Halogen .............................................................................. 7
II.6 Kegunaan Halogen ................................................................................ 8
II.7 Reaksi Halogen ..................................................................................... 11
II.8 Pengertian Fenol ................................................................................... 13
II.9 Tata Nama Fenol ................................................................................... 13
II.10 Karakteristik Fenol................................................................................ 15
II.11 Pembuatan Fenol ................................................................................... 15
II.12 Kegunaan Fenol .................................................................................... 15
II.13 Reaksi Fenol.......................................................................................... 16
BAB III PENUTUP
III.1 Kesimpulan ........................................................................................... 17
III.2 Saran ..................................................................................................... 17
Daftar Pustaka .................................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Kimia organik adalah ilmu yang mempelajari senyawa yang mengandung
unsur karbon. Kimia organik memiliki kajian yang luas mulai yang tumpang
tindih dengan ilmu-ilmu lain seperti biokimia, kedokteran, dan ilmu pengetahuan.
Karbon adalah elemen sentral untuk semua organisme. Ini adalah dasar untuk
semua kehidupan di bumi. Dengan mempelajari karbon dan senyawa organik,
ilmuwan dapat mempelajari lebih lanjut tentang kehidupan, tubuh manusia, dan
bagaimana cara kerjanya. Ada beberapa jenis senyawa organik. Para ilmuwan
membaginya menjadi kelompok-kelompok fungsional berdasarkan pada jenis
elemen umum untuk kelompok selain karbon. Kelompok-kelompok ini memiliki
sifat yang mirip karena mereka memiliki molekul yang sama.
Gugus fungsional (istilah dalam kimia organik) adalah kelompok gugus
khusus pada atom dalam molekul, yang berperan dalam memberi karakteristik
reaksi kimia pada molekul tersebut. Senyawa yang bergugus fungsional sama
memiliki reaksi kimia yang sama atau mirip.
Fenol dan Halogen adalah keluarga besar dari gugus fungsi senyawa
organik yang merasuk dalam kehidupan sehari- hari kita. Senyawa-senyawa ini
sangat banyak manfaat dan kegunaannya. Senyawa fenol dan halogen yaitu atom
karbon yang dihubungkan dengan atom oksigen oleh ikatan ganda dua (gugus
karbonil).

I.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari senyawa fenol dan halogen.
2. Untuk mengetahui tata nama senyawa fenol dan halogen.
3. Untuk mengetahui sifat-sifat dari senyawa fenol dan halogen.
4. Untuk mengetahui reaksi-reaksi senyawa fenol dan halogen.
5. Untuk mengetahui cara pembuatan senyawa fenol dan halogen.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Halogen


Pengertian dan Definisi unsur halogen. Unsur Halogen adalah suatu unsur
yang sangat reaktif dan dapat bereaksi dengan semua jenis unsur termasuk gas
mulia. Unsur Halogen merupakan unsur-unsur yang terdapat pada golongan VIIA
pada tabel unsur periodik. Yang termasuk dalam Kelompok unsur halogen antara
lain yaitu: fluor (F), klor (Cl), brom (Br), iodium (I), dan astatin (At).
Unsur halogen mempunyai elektron valensi ns2np5 dan secara alamiah
berbentuk molekul diatomik. Karena itu unsur halogen cenderung untuk
membentuk ion negatif bermuatan satu dan hanya membutuhkan satu tambahan
elektron untuk membentuk konfigurasi yang stabil seperti gas mulia. Ion negatif
pada unsur halogen disebut sebagai ion halida. Garam yang terbentuk dari reaksi
unsur-unsur halogen di sebut garam halida.
Unsur-unsur halogen jika bereaksi dengan unsur-unsur dari logam akam
membentuk garam. Dari situlah asal muasal nama halogen diberikan pada unsur-
unsur golongan VII A ini. Konon istilah halogen berasal dari bahasa Prancis dan
pertama kali digunakan oleh seorang ilmuwan Swedia yang bernama Jöns Jakob
Berzelius. Halogen secara harfiah diartikan sebagai pembentuk garam. Berasal
dari kata Halo yang berarti laut atau garam dan gen yang berarti membentuk. Jika
di satukan maka akan mempunyai arti pembentuk garam.

II.2 Sifat Fisika dan Kimia Halogen


1. Sifat Fisika halogen
Pada suhu kamar, F2 merupakan gas berwarna kuning muda, Cl2 merupakan
gas berwarna hijau muda, Br2 merupakan zat cair berwarna cokelat yang mudah
menguap, dan I2 merupakan Kristal berwarna ungu gelap (mendekati hitam)
mengkilap seperti logam dan mudah menyumblim.

2
Semua halogen sukar larut dalam air, tetapi mudah larut dalam pelarut
nonpolar, misalnya CCl4 dan eter. I2 mudah larut dalam larutan KI dengan
membentuk senyawa kompleks KI3, F2 dan Cl2 di dalam air mengalami reaksi
membentuk halida dan gas oksigen.

2. Sifat Kimia Halogen


Secara kimiawi halogen merupakan unsur nonlogam yang paling reaktif. Hal
ini di dukung oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Berdasarkan konfigurasi elektronnya, halogen mempunyai sebuah
elektron tidak berpasangan sehingga mudah membentuk ikatan kovalen.
2. Afinitas elektron yang tinggj mengakibatkan halogen mudah
membentuk ion negatif dan membentuk senyawa dengan berikat secara
ionik.
A. Sifat Umum
Dari atas ke bawah (dari F ke I), terdapat kecenderungan
berkurangnnya afinitas elektron halogen. Hal ini mengakibatkan
kereaktifannya berkurang. Meskipun afinitas elektron fluorin lebih rendah
dari pada klorin, tetapi karena energi disosiasi ikatan fluorin lebih rendah
daripada klorin, maka fluorin masih bisa lebih reaktif daripada klorin.
Demikian juga bromin dan iodin, keduanya masih cukup reaktif karena
energi disosiasi ikatannya yang relatif rendah.
Oleh karena kereaktifannya, halogen dapat bersenyawa dengan hampir
semua unsur, termasuk fluorin yang dapat bereaksi dengan gas mulia.
Beberapa halogen dapat bereaksi langsung dengan unsur lain membentuk
suatu halida.
B. Daya Oksidasi halogen dan daya reduksi halida
Potensial elektrode standar (Eo) halogen ditunjukan dengan setengah
reaksi.
X2(g) + 2eˉ  2Xˉ (aq)
Semua halogen mempunyai potensial elektrode positif. Hal ini
menunjukan bahwa semua halogen merupakan oksidator, dan mempunyai

3
kecenderungan daya oksidasi: F2 > Cl2 > Br2 > I2. Menurutnya daya
oksidasi halogen menunjukkan semakin kuatnya daya reduksi halida,
dengan kecenderungan daya reduksi Iˉ > Brˉ > Clˉ > Fˉ.

II.3 Tata Nama Alkil Halida


Sama dengan senyawa-senyawa lain, alkil halida juga mempunyai dua
sistem tata nama yaitu IUPAC dan trivial.
Tata nama alkil halida rantai lurus sesuai dengan sistem IUPAC adalah
sebagai berikut :
“ nama halogen + alkana”
Sedangkan tata nama trivialnya dimulai dari menyebutkan :
“ alkil + halogen + akhiran “ida”
Contoh :
CH3Cl CH2CH2CH2CH2Br
IUPAC = klorometana IUPAC = bromo butana
Trivial = metil klorida Trivial = butil bromida

Tata tama IUPAC untuk alkil halida bercabang (cabangnya adalah


halogen) adalah sebagai berikut :
“ nomor cabang + nama cabang + nama alkana”
Untuk penomoran dimulai dari ujung yang dekat ke cabang.

Sedangkan tana nama trivialnya dimulai dengan menyebutkan :


1. Posisi cabang pada karbon sekunder atau tersier
2. Nama alkil
3. Nama halogen + ahiran “ida”
Contoh :
CH3CH2CHCH3
|
F
IUPAC = 2-fluoro butana Trivial = sec-butil fluorida

4
Tata nama IUPAC untuk alkil halida siklik adalah sengan menyebutkan “ nama
halogen + siklo + nama alkana sesuai dengan jumlah atom C pada senyawa siklik.
Sedangkan nama trivialnya adalah dengan menyebutkan “ siklo + alkil (lihat
jumlah atom C nya) + nama halogen +”ida”.
Contoh :

IUPAC = iodosikloheksana Trivial = sikloheksil iodida

II.4 Klasifikasi Alkil Halida


Halogen yang tersubtitusi pada alkana membentuk senyawa alkil halida
berperan sebagai gugus fungsi. Artinya ia membuat senyawa menjadi reaktif dan
jika terjadi reaksi kimia, maka gugus halogen akan bereaksi terlebih dahulu.
Dilihat pada atom C manan halogen ini berikatan, maka ada 4 jenis senyawa alkil
halida yaitu :
1. Metil halida
Merupakan senyawa alkil halida dimana metana kehilangan satu atom H
yang digantikan dengan gugus halogen.
Contoh :
1. CH3F
2. CH3Cl
3. CH3Br
4. CH3I
IUPAC: Trivial:
1. Fluoro Metana 1. Metil Fluorida
2. Kloro Metana 2. Metil Klorida
3. Bromo Metana 3. Metil Bromida
4. Iodo Metana 4. Metil Iodida

5
2. Alkil halida primer
Alkil halida primer adalah senyawa alkil halida dimana halogennya
tersubtitusi pada karbon primer yaitu karbon yang berikatan dengan satu karbon
lainnya. Alkil halida primer meliliki rumus umum RCH2X dengan R adalah alkil
dan X adalah unsur halogen.
Contoh:
CH3 – CH2 – Cl
IUPAC : Kloro Etana Trivial : Etil Klorida

CH3 – CH – CH2 – CH2 – CH2Br


|
CH3
IUPAC : 1-bromo-4-metil pentana

3. Alkil halida sekunder


Merupakan senyawa alkilhalida yang halogennya berikatan dengan atom C
sekunder dan memiliki rumus umum R2CHX.
Contoh :
CH3 – CH – Cl
|
CH3
IUPAC : IUPAC :

2-Kloro Propana Atau Sec-Propil Bromo Sikloheksana

Klorida

4. Alkil halida tersier


Merupakan senyawa alkil halida dimanan unsur halogennya terikat pada
atom C tersier yaitu atom C yang berikatan dengan 3 atom C lainnya. Alkilhalida
tersier memiliki rumus umum R3CX.

6
Contoh :
I
|
CH3 – C – CH3
|
CH3
IUPAC : 2-iodo-2-metil propana atau t-butil iodida

II.5 Pembuatan Halogen


Halogen dibuat dari senyawa-senyawa yang ada di alam. Caranya ialah
dengan mengoksidasi ion-ion halida. Prosesnya sangat beragam jadi yang
diungkapkan di sini merupakan contoh dari berbagai proses yang dapat terjadi.

1. Fluorin
Elektrolisis KHF2, dalam HF bebas air. Flourin diperoleh melalui proses
elektrolisis garam kalium hydrogen flourida (KHF2) dilarutkan dalam HF cair,
ditambahkan LiF 3% untuk menurunkan suhu sampai 100oC. Elektrolisis
dilaksanakan dalam wajah baja dengan katode baja dan anode karbon. Campuran
tersebut tidak boleh mengandung air karena F2 yang terbentukakan oksidasinya.

2. Klorin
Gas Cl2 dibuat melalui elektrolisis lelehan NaCl, reaksinya :

3. Bromin
Gas Br2 dibuat dari air laut melalui oksidasi dengan gas Cl2. Secara komersial,
pembuatan gas Br2 sebagai berikut:
A. Air laut dipanaskan kemudian dialirkan ke tanki yang berada di puncak
menara.

7
B. Uap air panas dan gas Cl2 dialirkan dari bawah menuju tanki. Setelah
terjadi reaksi redoks, gas Br2 yang dihasilkan diembunkan hingga
terbentuk lapisan yang terpisah. Bromin cair berada di dasar tangki,
sedangkan air di atasnya.
C. Selanjutnya bromin dimurnikan melalui distilasi.

4. Iodin
Gas I2 diproduksi dari air laut melalui oksidasi ion iodida denganoksidator gas
Cl2. Iodin juga dapat diproduksi dari natrium iodat (suatu pengotor dalam garam
(Chili, NaNO3) melalui reduksi ion iodat oleh NaHSO3. Endapan I2 yang
didapat, disaring dan dimurnikan.

II.6 Kegunaan Halogen


1. Fluorin
A. Membuat senyawa klorofluoro karbon (CFC), yang dikenal dengan nama
Freon.
B. Membuat Teflon.
C. Memisahkan isotop U-235 dari U-238 melalui proses difusi gas.
D. CFC (Freon) digunakan sebagai cairan pendingin pada mesin pendingin,
seperti AC dan kulkas. Freon juga digunakan sebagai propelena aerosol
pada bahan-bahan semprot. Penggunaan Freon dapat merusak lapisan
ozon.
E. Teflon (polietrafluoroetilena). Monomernya CF2=CF2, yaitu sejenis
plastik yang tahan panas dan anti lengket serta tahan bahan kimia,
digunakan untuk melapisi panci atau alat rumah tangga yang tahan panas
dan anti lengket.

8
F. Asam fluoride (HF) dapat melarutkan kaca, karena itu dapat digunakan
untuk membuat tulisan, lukisan, atau sketsa di atas kaca.
G. Garam fluoride ditambahkan pada pasta gigi atau air minum untuk
mencegah kerusakan gigi.

2. Klorin
A. Untuk klorinasi hidrokarbon sebagai bahan baku industri serta karet
sintesis.
B. Untuk pembuatan tetrakloro metana (CCl4).
C. Untuk pembuatan etil klorida (C2H5Cl) yang digunakan pada pembuatan
TEL (tetra etillead) yaitu bahan adaptif pada bensin.
D. Untuk industri sebagai jenis pestisida.
E. Sebagai bahan desinfektans dalam air minum dan kolam renang.
F. Sebagai pemutih pada industri pulp (bahan baku pembuatan kertas) dan
tekstil.
G. Gas klorin digunakan sebagai zat oksidator pada pembuatan bromin.
H. Senyawa natrium hipoklorit (NaClO) dapat digunakan sebagai zat pemutih
pada pakaian.
I. Natrium klorida (NaCl) digunakan sebagai garam dapur, pembuatan klorin
dan NaOH, mengawetkan berbagai jenis makanan, dan mencairkan salju
di jalan raya daerah beriklim dingin.
J. Asam klorida (HCl) digunakan untuk membersihkan logam dari karat pada
elektroplanting, menetralkan sifat basa pada berbagai proses, serta bahan
baku pembuatan obat-obatan, plastik, dan zat warna.
K. Kapur klor (CaOCl2) dan kaporit (Ca(OCl2)) digunakan sebagai bahan
pengelantang atau pemutih pada kain.
L. Polivinil klorida (PVC) untuk membuat paralon.
M. Dikloro difenil trikloroetana (DDT) untuk insektisida.
N. Kloroform (CHCl3) untuk obat bius dan pelarut.
O. Karbon tetraklorida (CCl4) untuk pelarut organik.
P. KCl untuk pembuatan pupuk.

9
Q. KClO3 untuk bahan pembuatan korek api.

3. Bromin
A. Untuk membuat etil bromida (C2H4Br2).
B. Untuk pembuatan AgBr.
C. Untuk pembuatan senyawa organik misalnya zat warna, obat-obatan dan
pestisida.
D. Etil bromida (C2H4Br2) suatu zat aditif yang dicampurkan kedalam
bensin bertimbal (TEL) untuk mengikat tibal, sehingga tidak melekat pada
silinder atau piston. Timbal tersebut akan membentuk PbBr2 yang mudah
menguap dan keluar bersama-sama dengan gas buangan dan akan
mencemarkan udara.
E. AgBr merupakan bahan yang sensitif terhadap cahaya dan digunakan
dalam film fotografi.
F. Natrium bromide (NaBr) sebagai obat penenang saraf.

4. Iodin
A. Iodin Banyak digunakan untuk obat luka (larutan iodin dalam alkohol
yang dikenal dengan iodium tingtur).
B. Sebagai bahan untuk membuat perak iodida (AgI) .
C. Untuk menguji adanya amilum dalam tepung tapioka.
D. KI digunakan sebagai obat anti jamur.
E. Iodoform (CHI3) digunakan sebagai zat antiseptik.
F. AgI digunakan bersama-sama dengan AgBr dalam film fotografi.
G. NaI dan NaIO3 atau KIO3 dicampur dengan NaCl untuk mencegah
penyakit gondok. Kekurangan iodium pada wanita hamil akan
mempengaruhi tingkat kecerdasan pada bayi yang dikandungnya.

10
II.7 Reaksi Halogen
1. Reaksi halogen dengan unsur logam
Reaksi halogen dengan unsur logam,baik logam golongan A maupun
golongan B dapat langsung membentuk garam dan reaksinya berlangsung dengan
hebat.
Contoh:
Na(s) + ½ Cl2(g) → NaCl(s)

Na(s) + ½ Br2(g) → NaBr(s)

Fe(s) + Cl2(g) →FeCl2(s)

2. Reaksi halogen dengan unsur golongan IVA


Kecuali dengan karbon, halogen dapat bereaksi dengan langsung dengan
semua unsur golongan IVA membentuk senyawa halida.
Contoh:
Si(s) + 2Cl2(g) → SiCl4(s)

3. Reaksi halogen dengan unsur golongan VA


Kecuali dengan N2, halogen dapat bereaksi langsung dengan unsur golongan
VA pada suhu kamar.
Contoh:
P4(s) + 6Cl2(g) → 4PCl3(g)

4. Reaksi halogen dengan halogen lainnya


Reaksi halogen dengan unsur halogen lainnya dapat membentuk senyawa
antarhalogen dengan rumus molekul XYn, dimana Y lebih elektronegtif daripada
X dan n merupaka bilangan ganjil.
Contoh:
I2(g) + 3F2(g) → 2IF3(g)

11
I2(g) + 5F2(g) → 2IF5(g)

Br2(g) + Cl2(g) → 2BrCl(g)

5. Reaksi halogen dengan gas halogen


Reaksi halogen dengan gas hidrogen berlangsung dengan sangat hebat
membentuk gas hidrogen halida.
Contoh:
H2(g) + F2(g) → 2HF(g)

6. Reaksi halogen dengan air


Fluorin dapat mengoksidasi air dan menghasilkan gas oksigen.
F2(g) + H2O(l) → 2HF(aq) + ½ O2(g)
Jika gas klorin dialirkan ke dalaam air, klorin akan mengalami reaksi
disproporsionasi (autoredoks).
Cl2(g) + H2O(l) ↔ HCl(aq) + HClO(aq)
Reaksi tersebut berada dalam kesetimbangan sehingga di dalam air masih
tetap ada gas klorin (sebagai Cl2). Larutan ini disebut sebagai air klorin. Br2 dan I2
dalam air tidak bereaksi dan larutannya disebut dengan air bromin dan air iodin.

7. Reaksi halogen dengan basa kuat.


Kecuali F2, semua halogen di dalam basa kuat akan mengalami reaksi
disproporsionasi (autoredoks). Reaksi yang terjadi dipengaruhi oleh suhu.
Pada suhu rendah:
X2(g) + 2OH–(aq) → X–(aq) + XO–(aq) + H2O(l)

Pada suhu tinggi:


3X2(g) + 6OH–(aq) → 5X–(aq) + XO3–(aq) + 3H2O(l)

12
8. Reaksi halogen dengan halida
Dengan memperhatikan nilai potensial elektrode dari masing-masing
halogen,maka halida dapat dioksidasi oeh halogen yang mempunyai daya oksidasi
lebih tinggi. Nilai potensial elektrode halogen adalah:
F2(g) + 2e– → 2F–(aq) E0 = +2,87 V
Cl2(g) + 2e– → 2Cl–(aq) E0 = +1,36 V
Br2(g) + 2e– → 2Br–(aq) E0 = +1,07 V
I2(g) + 2e– → 2I–(aq) E0 = +0,54 V

Perhatikan reaksi berikut:


2Cl–(aq) + F2(g) → 2F–(aq) +Cl2(g) E0= +1,51 V (reaksi spontan)
2Cl–(aq) + Br2(g) → Cl2(g) + 2Br–(aq) E0 = -0,30 V (reaksi tak spontan)

Dari dua reaksi tersebut dapaat disimpulkan, jika halida direaksikan


dengan halogen yang terletak di atasnya dalam sistem periodik unsur periodik,
halida tersebut akan mengalami oksidasi menghasilkan halogen. Sebaliknya,
halogen akan mengalami reduksi menjadi halida. Akan tetapi, hal yang sebaliknya
tidak dapat terjadi, sebab akan mempunyai potensial reaksi yang bernilai negatif.

II.8 Pengertian Fenol


Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna
yang memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya
memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil.

II.9 Tata Nama Fenol


Menurut definisi, fenol adalah hidroksibenzena. Fenol adalah nama umum
untuk senyawa. Its namaIUPAC akan benzenol, diturunkan dalam cara yang sama
seperti nama-nama IUPAC untuk alkoholalifatik.Ketika molekul fenol digantikan
dengan kelompok-kelompok tambahan, baik orto, meta, para sistematau sistem
penomoran dapat digunakan. Dalam kedua kasus, jika orangtua molekul disebut
sebagaifenol, maka nomenklatur yang digunakan adalah sistem umum.

13
Dalam tata nama IUPAC, molekul induk disebut benzenol, dan substituen
selalu nomor dengangugus OH diberi posisi pertama dipahami. Untuk senyawa di
bawah ini, nama pertama yangtercantum adalah nama umum dan yang kedua
adalah nama IUPAC.
Fenol tertentu disebut dengan nama-nama umum. Sebagai contoh, fenol
metil disebut Kresol. Dalam ilustrasi di bawah ini, nama pertama di bawah
masing-masing senyawa adalah nama umum, dannama bawah nama IUPAC-nya.
Demikian pula, hydroxyphenols memiliki nama yang sama, yang terdaftar
pertama di bawah masing-masing ilustrasi berikut, sedangkan nama-nama IUPAC
terdaftar terakhir.

14
II.10 Karakteristik Fenol
Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol
memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari
gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida
C6H5O− yang dapat dilarutkan dalam air.
Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya, fenol bersifat lebih asam.
Hal ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan NaOH, di mana fenol dapat
melepaskan H+. Pada keadaan yang sama, alkohol alifatik lainnya tidak dapat
bereaksi seperti itu. Pelepasan ini diakibatkan pelengkapan orbital antara satu-
satunya pasangan oksigen dan sistem aromatik, yang mendelokalisasi beban
negatif melalui cincin tersebut dan menstabilkan anionnya.

II.11 Pembuatan Fenol


Dibuat dengan memanaskan asam benzena sulfonat dalam alkali atau memanaskan
halogen benzena dalam alkali.

Fenol digunakan untuk desinfektan (larutan fenol dalam air disebut karbol), untuk
pembuatan obat-obatan, bahan peledak, dan plastik.

II.12 Kegunaan Fenol


Senyawa ini memiliki sifat anti-mikroba yang kuat dan salah satu
kegunaan yang paling awal adalah sebagai antiseptik. Ini dipelopori pada tahun
1867 oleh ahli bedah Inggris Joseph Lister, yang digunakan dalam larutan encer
untuk mensterilkan luka dan peralatan bedah, sangat meningkatkan tingkat

15
kelangsungan hidup pasien yang menjalani operasi. Ini juga digunakan dalam
“sabun tar batubara” sampai tahun 1970-an dan masih digunakan dalam berbagai
produk antiseptik dan farmasi. Di antara karbol terbesar yang digunakan hari ini
adalah produksi plastik. Bakelite, salah satu plastik yang paling awal, pertama kali
dibuat dari fenol dan formaldehida pada tahun 1907. Asam karbol sekarang
digunakan dalam sintesis banyak plastik, termasuk polikarbonat, resin epoxy dan
nilon. Kegunaan lain termasuk pembuatan pewarna, desinfektan dan antiseptik.
Meskipun banyak senyawa yang penting atau bermanfaat bagi kehidupan
didasarkan pada gugus fenol, asam karbol itu sendiri beracun dan korosif. Hal ini
mudah menguap dan mudah diserap melalui kulit, sehingga jika terhirup dan
kontak dengan kulit. Uap mengiritasi saluran pernapasan dan konsentrasi tinggi
dapat menyebabkan kerusakan paru-paru.
Hasil kontak dengan kulit dalam mengakibatkan warna putih diikuti oleh
luka bakar yang dapat parah – ini mungkin tidak menyakitkan pada awalnya,
karena efek anestesi senyawa ini. Gejala keracunan karbol termasuk mual,
muntah, dan sakit perut, serta urin berwarna gelap dan haus. Gejala lain termasuk
berkeringat, denyut nadi cepat, kejang dan koma.

II.13 Reaksi Fenol


1. Bereaksi dengan asam nitrat membentuk p-nitrofenol.
2. Bereaksi dengan gas halogen membentuk 2,4,6 trihalofenol.
3. Bereaksi dengan basa kuat seperti naoh membentuk garam natrium
fenoksida.

16
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Dari penjabaran yang sudah dipaparkan di makalah ini, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa :
1. Unsur halogen merupakan unsur-unsur yang terdapat pada golongan VII A
pada tabel unsur periodik dan bersifat sangat reaktif sehingga dapat
bereaksi dengan semua jenis unsur termasuk gas mulia.
2. Fenol merupakan zat kristal yang tak berwarna dengan rumus rumus kimia
C6H5OH yang memiliki ciri berbau khas dan memiliki gugus hidroksil (-
OH) yang berikatan dengan cincin fenil pada strukturnya dan bersifat
asam.
3. Fenol digunakan umtuk desinfektan (larutan fenol dalam air disebut
karbol), untuk pembuatan obat-obatan, bahan peledak, dan plastic.
Sedangkan halogen digunkana untuk bahan penyedap masakan, bahan
pengawet, pembuatan pupuk, dan lain-lain

III.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah diatas
dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung
jawabkan.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://www.utakatikotak.com/kongkow/detail/9982/7-Penjelasan-Aturan-Tata-
Nama-Benzena-Dilengkapi-Contoh
http://abdulkholiskimia.blogspot.com/2013/01/benzena-dan-
turunannya.html?m=1
https://www.utakatikotak.com/kongkow/detail/9981/Reaksi-Benzena-Berupa-
Reaksi-Subtitusi-Beserta-Contohnya
http://www.nafiun.com/2013/09/proses-pembuatan-benzena-senyawa-kimia.html
https://copasdanbayaran.blogspot.com/2018/12/fenol-
pengertiankegunaanbentuksifat.html
https://mediabelajaronline.blogspot.com/2011/09/halogen.html?m=1
https://www.avkimia.com/2017/07/tata-nama-klasifikasi-dan-sifat-fisis-senyawa-
alkil-halida.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Fenol

18

Вам также может понравиться