Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Membangun anak usaha baru, akuisisi perusahaan, menjual anak usaha yang ada, downsizing operasi,
atau memindahkan produksi diatara anak perusahaan, semuanya merupakan bentuk dari restrukturisasi
multinasional.
MNC secara terus menerus mentaksir berbagai bentuk restrukturisasi multinasional yang memungkinkan
dalam konteks perubahan ekonomi, politik, dan industri antar negara.
Akuisisi Internasional
Melalui akuisisi internasional, perusahaan dapat melakukan ekspansi bisnis internasionalnya dengan
cepat bila sasaran telah pada tempatnya, dan keuntungan dari hubungan dengan konsumen yang sudah
ada.
Namun, akuisisi biasanya membutuhkan lebih sedikit biaya, dan tidak membutukan integrasi dengan
gaya manajemen induk perusahaan.
Seperti proyek jangka panjang lainnya, analisis penganggaran modal dapat digunakan untuk
menentunkan apakah suatu perusahaan dapat diakusisi.
Oleh karena itu, keputusan akuisisi dapat didasarkan pada perbandingan keuntungan dan biaya yang
diukur dengan Net Present Value (NPV).
t =1 (1 + k )t
+ salvage value
(1 + k )n
Biaya terkait hambatan dari agen pemerintah setempat yang memonitor merger dan akuisisi harus
dipertimbangkan juga.
Contohnya seperti hambatan terkait hukum hostile takeovers, pembatasan asing terhadpa kepemilikan
mayoritas, dan syarat-syarat khusus lainnya.
Di Asia, saat krisis, nilai properti turun, nilai tukar melemah, banyak perusahaan hampir bangkrut, dan
pemerintah ingin memecahkan masalah krisis ini.
Namun, MNC harus tidak mengabaikan pertumbuhan ekonomi di Asia yang juga melemah.
Di eropa, adopsi euro sebagai mata uang lokal oleh beberapa negara menyederhanakan analisis yang
dilakukan oleh MNC saat membandingkan berbagai perusahaan sasaran yang memungkinkan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aliran Kas yang diinginkan pada Perusahaan Asing Sasaran
Aliran kas sebelumnya dari perusahaan sasaran. Dapat menyajikan landasan dasar untuk memperkirakan
aliran kas di masa yang akan datang.
Kemampuan manajerial dari perusahaan sasaran. Perusahaan sasaran dapat dikelola seperti sebelum
akuisisi, downsizing, atau restrukturisasi operasi.
Kondisi ekonomi lokal perusahaan sasaran. Permintaan cenderung lebih tinggi bila kondisi ekonomi kuat.
Kondisi politik lokal perusahaan sasaran. Ketidak menentuan aliran kas berkurang bila kondisi politik
kondusif.
Kondisi Industri Perusahaan Sasaran. Industri yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi dan kompetisi
tidak berlebihan, yang lebih disukai.
Nilai mata uang Sasaran. Mata uang yang menguat seiring perjalanan waktu biasanya yang lebih disukai.
Kondisi pasar modal lokal perusahaan sasaran. Saat harga saham umumnya rendah, harga penawaran
perusahaan target juga biasanya rendah.
Aplikasi pajak pada perusahaan sasaran. Yang dipertimbangkan oleh perusahaan yang mengakuisisi
adalah aliran kas setelah pajak yang dikembalikan ke induk perusahaan.
Proses Penilaian
Analisis penganggaran modal kemudian diaplikasikan pada setiap perusahaan sasaran yang telah lulus
dalam proses seleksi.
Hanya sasaran yang harganya lebih rendah dari net presetn value (NPV) yang dipersepsikan yang
mungkin diakuisisi.
· Berbeda MNCS akan mengatur operasi target dengan cara yang berbeda.
· Masing-Masing MNC mungkin punya suatu rencana yang berbeda untuk mengepas target di dalam
struktur dari MNC
· Acquirers yang didasarkan di (dalam) negara-negara yang tertentu mungkin diperlakukan ke lebih
sedikit pajak pada [atas] dikirimkan nafkah.
- Berbeda MNCS mempunyai jadwal berbeda untuk mengirimkan jo dana dari target [bagi/kepada] [itu]
acquirer.
Berbeda MNCS mungkin punya rencana berbeda untuk target, seperti (itu) bahwa resiko yang dirasa dari
target akan [jadi] berbeda.
Risk-Free tingkat bunga yang lokal boleh berbeda untuk MNCS yang didasarkan di (dalam) negara-negara
yang berbeda.
Other Types of Multinational Restructuring
International Alliances
International Divestitures
Risiko negara merupakan efek lingkungan negara MNC terhadap potensi yang merugikan terhadap arus
kas.
Sebagai alat penyeleksi untuk menghindari menjalankan bisnis di negara yang memiliki risiko berlebih;
Untuk meningkatkan analisis yang digunakan dalam membuat keputusan investasi jangka panjang atau
keputusan pendanaan.
Sikap konsumen negara setempat. Beberapa konsumen mungkin sangat loyal dengan produk dalam
negeri mereka.
Sikap pemerintah setempat. Pemerintah setempat mungkin mengenakan syarat khusus, pembatasan
transfer dana, mensubsidi perusahaan lokal, atau gagal dalam menegakkan copyright laws.
Pemblokiran transfer dana. Dana yang diblokir mungkin tidak dapat digunakan secara optimal
Mata uang yang tak dapat ditukarkan. Induk MNC mungkin perlu menukarkan pendapatan dengan
barang-barang.
Perang. Pertempuran internal dan eksternal, dapat menghasilkan efek yang menghancurkan.
Korupsi. Korupsi dapat meningkatkan biaya dalam menjalankan bisnis atau mengurangi pendapatan.
Faktor Risiko Keuangan
· Pertumbuhan ekonomi negara tergantung pada beberapa faktor –suku bunga, nilai tukar, inflasi, dll.
· Penilaian makro risiko negara merupakan seluruh penilaian risiko negara tanpa mempertimbangkan
bisnis MNC.
· Penilaian mikro risiko negara merupakan penilaian negara terkait dengan tipe bisnis MNC.
Opini penilai risiko yang berlainan terkadang berbeda secara subjektif pada:
checklist approach melibatkan pemeringkatan dan pembobotan seluruh faktor yang diidentifikasi, dan
kemudian menggabungkan peringkat dan bobot untuk menghasilkan penilaian keseluruhan.
Delphi technique melibatkan pengumpulan berbagai opini bebas dan kemudian merata-ratakan dan
mengukur penyebaran dari opini-opini tersebut.
Quantitative analysis teknik seperti analisis regresi dapat diaplikasikan pada data historis untuk menilai
sensitifitas bisnis pada berbagai faktor.
Inspection visits melibatkan perjalanan ke suatu negara dan bertemu dengan pegawai pemerintah,
eksekutif perusahaan, dan/atau konsumen untuk mengklarifikasi ketidakpastian.
Terkadang, perusahaan menggunakan berbagai teknik dalam melakukan analisis penilaian risiko
Mengalikan nilai faktor dengan bobotnya, dan menjumlahkannya untuk mendapatkan memeringkatan
risiko politik.
Memasukkan bobot pada pemeringkatan politik dan keuangan berdasarkan tingkat kepentingan yang
dipersepsikan.
Mengalikan pemeringkatan dengan bobotnya, dan menjumlahkannya pada seluruh pemeringkatan risiko
negara.
Penilai risiko negara yang berbeda memiliki prosedur sendiri dalam menghitung risiko negara.
Walaupun sebagian besar prosedur melibatkan pemeringkatan dan pembobotan faktor risiko individual,
jumlah, tipe, pemeringkatan, dan pembobotan faktor akan bervariasi pada negara yang sedang dinilai,
seperti tipe operasi perusahaan yang sedang direncanakan.
Perusahaan dapat menggunakan pemeringkatan saat menyeleksi proyek potensial, atau saat memonitor
proyek yang ada.
Contohnya, keputusan terkait ekspansi anak usaha, transfer dana ke induk perusahaan, dan sumber
pendaan, seluruhnya dapat terpengaruh dengan adanya perubahan pada pemeringkatan risiko negara.
Membandingkan Pemeringkatan Risiko diantara Negara
Satu pendekatan dalam membadingkan pemeringkatan risiko politik dan keuangan diantara berbagai
negara adalah foreign investment risk matrix (FIRM ).
matrix ini mengukur risiko keuangan (atau ekonomis) pada satu sumbu dan risiko politik pada sumbu
yang lain.
Setiap negara dapat diposisikan pada matrix berdasarkan pemeringkatan politik dan keuangannya.
Beberapa negara diperingkatkan lebih tinggi berdasarkan beberapa faktor risiko, tetapi lebih rendah di
faktor risiko lainnya.
Secara keseluruhan, negara industrialis cenderung diperingkatkan tinggi, sedangkan negara berkembang
cenderung lebih rendah.
Pemeringkatan risiko negara berubah seiring waktu sebagai respon dari perubahan faktor-faktor risiko.
Jika pemeringkatan risiko negara berada pada zona yang dapat diterima, proyek terkait negara
memerlukan pertimbangan lebih lanjut.
Persepsi risiko lebih tinggi, tingkat diskon lebih tinggi seharusnya diaplikasikan pada arus kas proyek.
Dengan mengestimasi bagaimana aliran kas dapat dipengaruhi oleh setiap bentuk risiko, MNC dapat
menentukan distribusi kemungkinan NPV proyek.
· Namun, walaupun penilaian risiko negara dapat berguna, hal itu tidak selalu dapat mendeteksi
krisis yang akan datang.
· Invasi Irak ke Kuwait contohnya, sangat sulit diramalkan. Meskipun banyak MNC dengan cepat
menilai kembali keterbukaan mereka terhadap risiko negara dan merevisi operasi mereka.
· 1997-98 krisis Asian juga menunjukkan bahwa MNC underestimated permasalah keuangan
potensial yang dapat terjadi pada negara Asia dengan pertumbuhan tinggi.
Keuntungan DFI dapat menutupi kerugian dari risiko negara, utamanya pengambil-alihan oleh
pemerintah setempat.
Untuk mengurangi kemungkinan diambil-alih oleh pemerintah, perusahaan dapat melakukan strategi
berikut:
Gunakan Horizon Jangka Pendek. Teknik ini berkonsentrasi pada pengembalian aliran kas dengan cepat.
Bersandar pada Bahan Baku atau Teknologi yang unik. Pemerintah setempat tidak akan bisa mengambil-
alih dan pengoperasikan anak perusahaan dengan sukses.
Pekerjakan Buruh Lokal. Tenaga kerja lokal dapat melakukan tekanan pada pemerintah.
Meminjam Dana Lokal. Bank lokal akan melakukan tekanan pada pemerintah.
Membeli Asuransi. Program penjaminan investasi yang ditawarkan oleh negara asal, negara setempat,
atau agen internasional menjamin berbagai perluasan bentuk pertanggungan dari adanya risiko negara.
Biaya Modal
Modal perusahaan terdiri dari ekuitas (laba ditahan dan dana yang diperoleh dari menerbitkan saham)
dan hutang (dana pinjaman).
Biaya modal sendiri (ekuitas) mencerminkan biaya kesempatan, sementara biaya hutang dicerminkan
oleh biaya bunga.
Perusahaan menginginkan struktur modal yang meminimalkan biaya modal, demikian pula dengan
tingkat pengembalian yang disyaratkan pada proyek.
Biaya modal rata-rata tertimbang perusahaan
kc = ( D ) kd ( 1 - t ) + ( E ) ke
D+ED+E
Pembayaran bunga pada hutang bersifat mengurangi pajak. Namun, meningkatnya biaya bunga juga
akan meningkatkan kemungkinan kebangkrutan.
Akan lebih baik bila meningkatkan penggunaan pendanaan hutang sampai pada titik dimana
kemungkinan kebangkrutan ditutupi keuntungan pajak dari penggunaan hutang.
Ukuran Perusahaan. MNC terkadang diperlakukan berbeda oleh kreditur. Terkadang mendapat biaya
flotasi per unit yang juga lebih kecil.
Akses ke Pasar Modal Internasional. MNC umumnya mampu memperoleh dana dari pasar modal
internasional, dimana biaya dana mungkin lebih rendah.
Diversifikasi internasional. MNC mungkin memiliki aliran kas yang lebih stabil melalui diversifikasi
internasional, sehingga kemungkinan kebangkrutan mungkin lebih rendah.
Keterbukaan pada Risiko Nilai Tukar. MNC mungkin lebih terbuka terhadap fluktuasi nilai tukar, sehingga
aliran kas mereka mungkin lebih tidak menentu dan kemungkian kebangkrutan lebih tinggi.
Keterbukaan pada Risiko Negara. MNC memiliki persentasi investasi aset asing yang lebih tinggi sehingga
lebih terbuka pada risiko negara.
The capital asset pricing model (CAPM) dapat digunakan untuk mengukur bagaimana tingkat
pengembalian yang disyaratkan MNC berbeda dengan perusahaan domestik.
Beta saham mewakili sensitivitas return saham terhadap return pasar, sama seperti beta proyek
mewakili sensitivitas aliran kas proyek terhadap kondisi pasar.
Beta proyek yang lebih rendah, maka risiko sistematik juga lebih rendah, dan tingkat pengembalian yang
disyaratkan juga lebih rendah, jika risiko tidak sistematiknya dapat didiversifikasikan.
MNC yang meningkatkan penjualan asingnya mampu mengurangi beta sahamnya, dan begitu juga
dengan return yang disyaratkan oleh investor.
Namun, MNC mungkin mempertimbangkan risiko tidak-sitematik sebagai faktor penting saat
menentukan tingkat return yang disyaratkan proyek asing.
Sebab itu, kita tak dapat yakin jika MNC akan memiliki biaya modal yang lebih rendah dari perusahaan
domestik murni di industri yang sama.
MNC mungkin mampu menyesuaikan operasi internasionalnya dan sumber dana untuk memperbesar
perbedaan; dan
MNC di beberapa negara mungkin memiliki struktur modal dengan lebih banyak hutang.
Tingkat bunga bebas risiko sebelumnya dari mata uang yang dipinjam, dan
Tingkat bunga bebas risiko ditentukan oleh interaksi penawaran dan permintaan dana. Mungkin
bervariasi karena perbedaan hukum pajak, demografi, kebijakan moneter, dan kondisi ekonomi.
Risiko premium memberi kompensasi pada kreditur untuk risiko dimana peminjam tidak mampu
membayar kewajibannya.
Risiko premium mungkin bervariasi tergantung kondisi ekonomi yang berbeda, hubungan antara
perusahaan dan kreditur, intervensi pemerintah, dan derajat financial leverage.
Walaupun biaya hutang mungkin bervariasi antar negara, terdapat korelasi positif antara tingkat biaya
hutang negara dari waktu ke waktu.
Biaya ekuitas negara mewakili biaya kesempatan – apa yang pemegang saham dapat hasilkan melalui
investasi dengan tingkat risiko sama jika dana modal sendiri didistribusikan ke tempat tersebut.
Return ekuitas dapat diukur dengan tingkat bunga bebas risiko ditambah dengan premium yang
merefleksikan risiko perusahaan.
Biaya ekuitas negara dapat juga diestimasi dengan menggunakan price/earning multiple pada aliran laba.
Price/earnings multiple yang tinggi mengimplikasikan bahwa perusahaan menerima harga yang tinggi
saat menjual saham baru untuk tingkat laba tertentu. Jadi, biaya pendanaan ekuitas, rendah.
Biaya hutang dan ekuitas (modal sendiri) dapat dikombinasikan, menggunakan bobot yaitu proporsi
relatif hutang dan ekuitas, untuk menurunkan biaya modal keseluruhan.
Proyek asing mungkin memiliki tingkat risiko yang berbeda dengan MNC, seperti biaya modal rata-rata
tertimbang (WACC) MNC mungkin tidak tepat sama dengan tingkat return yang disyaratkan
Banyak cara untuk menghitung perbedaan risiko ini dalam proses penganggaran modal.
Distribusi kemungkinan NPV dapat dihitung untuk menentukan kemungkinan proyek asing akan
menghasilkan return yang setidaknya sama dengan WACC perusahaan.
MNC dapat mengestimasi biaya ekuitas dan biaya modal setelah pajak dari dana yang diperlukan untuk
mendanai proyek.
Seluruh struktur modal MNC secara esensial merupakan kombinasi struktur modal dari tubuh induk dan
anak perusahaan.
Keputusan struktur modal melibatkan pilihan pendaan hutang vs ekuitas, dan dipengaruhi oleh
karaktristik perusahaan dan karakteristik negara.
Karakteristik Perusahaan
Stabilitas aliran kas. MNC dengan aliran kas yang lebih stabil dapat menangani lebih banyak hutang.
Risiko Kredit. MNC yang memiliki risiko kredit kecil memiliki lebih banyak akses kredit.
Akses ke laba ditahan. MNC yang profitabel, dan MNC dengan pertumbuhan lambat mungkin dapat
mendani sebagian besar investasinya dengan laba ditahan.
Jaminan hutang. Jika induk menjamin hutang anak perusahaan, anak perusahaan mungkin dapat
meminjam lebih.
Masalah keagenan. Pemegang saham negara setempat mungkin memantau anak perusahaan, yang
mungkin tidak berdasarkan perspektif induk perusahaan.
Karakteristik Negara
Pembatasan Saham. MNC di negara dimana investor memiliki lebih sedikit kesempatan investasi
mungkin dapat meningkatkan ekuitas dengan biaya yang lebih rendah.
Tingkat Bunga. MNC mungkin dapat memperoleh dana pinjaman (hutang) dengan biaya rendah di
beberapa negara.
Kekuatan Mata Uang. MNC cenderung meminjam dengan mata uang negara setempat jika mereka
mengharapkan mata uang tersebut melemah, sehingga mengurangi keterbukaan mereka terhadap risiko
nilai tukar.
Risiko Negara. Jika pemerintah negara setempat cenderung melakukan pemblokiran dana atau penyitaan
aset, anak perusahaan mungkin lebih memilih pendanaan dengan hutang.
Hukum Pajak. MNC mungkin mengunakan lebih banyak pendanaan hutang lokal jika tingkat pajak lokal
(tingkat pajak korporat) lebih tinggi.
Dana internal yang lebih besar mungkin tersedia bagi induk perusahaan
Komposisi pendanaan hutang yang telah disesuaikan mungkin mempengaruhi biaya bunga pada hutang
seperti keterbukaan MNC pada risiko nilai tukar.
Pengurangan pendanaan hutang oleh anak perusahaan.
Dana internal yang lebih kecil mungkin tersedia bagi induk perusahaan.
Komposisi pendanaan hutang yang direvisi mungkin mempengaruhi biaya bunga pada hutang seperti
halnya seluruh keterbukaan MNC terhadap risiko nilai tukar.
MNC mungkin diturunkan dari struktur modal target lokal seperti yang diharuskan oleh kondisi lokal.
Namun, proporsi hutang dan pendanaan ekuitas pada satu anak perusahaan mungkin disesuaikan untuk
menutupi derajat abnormal financial leverage pada anak perusahaan lainnya.
Maka, MNC mungkin masih dapat mencapai struktur modal target globalnya.
Perlu diingat, revisi struktur modal mungkin harus dilakukan sebagai akibat dari biaya modal yang lebih
tinggi.
Oleh karena itu, terlalu tinggi atau rendahnya financial leverage seharusnya hanya diterapkan jika
keuntungan melebih seluruh biaya.
Volume hutang dan ekuitas yang diterbitkan di pasar modal bervariasi antar negara, mengindikasikan
bahwa perusahaan di beberapa negara (seperti Jepang) secara rata-rata memiliki tingkat financial
leverage yang lebih tinggi.
Namun, kondisi mungkin berubah seiring waktu. Di Jerman contohnya, perusahaan menggeser pinjaman
dari bank lokal ke menggunakan sekuritas hutang dan pasar ekuitas.
http://akutansi-akuntansimnj.blogspot.com/2012/02/manajemen-keuangan-internasional.html?m=1
Madura, Jeff A., International Corporate Finance, Edisi 8, Southwestern College Pubishing, 2006 (MJA)
Bab 1 dan 2