Вы находитесь на странице: 1из 8

JPTM.

Volume 08 Nomor 01 Tahun 2019, 88-95

ANALISIS PERHITUNGAN EFEKTIFITAS MESIN CETAK OFFSET SAKURAI OLIVER – 2


COLOR MENGGUNAKAN METODE OEE (OVER EQUIPMENT EFFECTIVENESS)
DI PT. LAVILA CREATIVE

Shofiyyul Akbar Arifin


S1 Pend. Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
e-mail: shofiyyularifin@mhs.unesa.ac.id

Djoko Suwito
Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
e-mail: djokosuwito@unesa.ac.id

Abstrak
PT. Lavilla Creative merupakan perusahaan yang bergerak di bidang percetakan. Perusahaan ini masih
mempunyai permasalahan pada hasil produk dan jumlah permintaan yang tinggi tidak seimbang dengan
hasil produksi. Salah satu metode untuk mengetahui efektifitas suatu mesin produksi adalah Overall
Equipment effectiveness (OEE). Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah suatu pengukuran yang
dilakukan terhadap performance yang berhubungan dengan availability dari proses produktivitas dan
kualitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Bagaimana tingkat efektifitas Mesin Cetak
Offset Sakurai Oliver – 2 Color menggunakan metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) dan (2)
Aspek – aspek apa saja yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan efektfitas mesin Cetak Offset Sakurai
Oliver – 2 Color.Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan
data menggunakan teknik wawancara, observasi serta data dari arsip/dokumen perusahaan. Pengolahan
data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode Overall Equipment Effectiveness
(OEE) yaitu dengan pengukuran nilai yang meliputi availability, performance, dan quality. Sedangkan
untuk mengetahui penyebab nilai efektifitas mesin yang rendah menggunakan diagram fishbone. Dari hasil
penelitian yang dilakukan di PT. Lavilla Creative didapat nilai OEE sebagai berikut mesin cetak offset
sakurai oliver – 2 color availability 90,4%, performance 94,3%, Quality 98,1% dan OEE 83,6%. Faktor-
faktor yang mempengaruhi rendahnya nilai OEE adalah breakdown, idling and minor stoppage, dan reject
loss.
Kata kunci: Efektifitas, Mesin Cetak, Motode OEE (Over Equipment Effectiveness)

Abstract
PT. Lavilla Creative is a company engaged in printing. This company still has problems with product
yields and high demand is not balanced with production results. One method to determine the effectiveness
of a production machine is the overall equipment effectiveness (OEE). Overall Equipment Effectiveness
(OEE) is a measurement performed on performance related to the availability of process productivity and
quality. The purpose of this study is to study (1) How the effectiveness of the Sakurai Oliver Offset
Printing Machine - 2 Colors using the Overall Equipment Effectiveness (OEE) method and (2) What
aspects are needed to increase the efficiency of the Sakurai Oliver Offset Printing Machine - 2 Colors . The
type of research conducted is quantitative and qualitative descriptive. Data collection uses interview
techniques, observations and data from company archives / documents. Processing data used in this study
using the Overall Equipment Effectiveness (OEE) method, namely by measuring values that include
availability, performance, and quality. While to find out the causes of machine values using fishbone
diagrams. From the results of research conducted at PT. Lavilla Creative received the OEE value as
follows: sakurai oliver-2 offset printing machine color availability 90.4%, performance 94.3%, Quality
98.1% and OEE 83.6%. Factors that influence the low value of OEE are damage, idling and small
termination, and reject losses.
Keywords: Effectiveness, Printing Machine, OEE Method (Over Equipment Effectiveness
JPTM. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2019,186 - 191

PENDAHULUAN menganalisis efektifitas produksi Mesin Cetak Offset


Pada saat ini, perusahaan tengah menghadapi lingkungan Sakurai Oliver – 2 Color dengan menggunakan metode
yang kompetitif, sehingga perbaikan pada organisasi dan Overall Equipment Effectiveness (OEE) karena metode ini
inovasi adalah kunci untuk mendapatkan nilai lebih dari dapat mengukur keseluruahan produktivitas mesin,
perusahan lainnya. Oleh karna itu perusahaan perlu produktivitas pekerja, produktivitas material dan
adanya improvement dan inovasi dalam organisasi jika perawatan mesin. Tujuan menggunakan pengukuran
ingin menjadi pemimpin bisnis. persaingan ini mendorong dengan metode ini adalah untuk mengetahui hasil
perusahaan untuk meningkatkan kualitas, biaya, waktu produksi Mesin Cetak Offset Sakurai Oliver – 2 Color
pengiriman dan sebagainya untuk mendapatkan nilai lebih PT. Lavilla Creative.
dari perusahaan lainnya. Salah satu cara improment dan Berdasarkan latar belakang masalah serta pembatasan
inovasi dalam perusaham adalah meningkatkan nilai masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
efektifitas dari mesin produksi. Oleh karna itu perusahan berikut:
perlu adanya Analisa yang spesifik mengenai 1. Bagaimana tingkat efektifitas Mesin Cetak
permasalahan apa yang terjadi pada saat perbaikan atau Offset Sakurai Oliver – 2 Color menggunakan
perawatan mesin agar nilai efektifitas mesin dapat metode Overall Equipment Effectiveness (OEE)?
meningkat. Sehingga diperlukan metode yang tepat untuk 2. Aspek – aspek apa saja yang perlu diperbaiki
menganalisa permasalahan supaya improvement dan untuk meningkatkan efektfitas mesin Cetak
inovasi dapat dilakukan seoptimal mungkin salah satunya Offset Sakurai Oliver – 2 Color?
adalah dengan menggunkan perhitungan Overall Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam
Equipment Effectiveness (OEE). Overall Equipment penelitian ini :
Effectiveness (OEE) adalah suatu pengukuran yang 1. Untuk mengetahui bagaimana tingkat efektifitas
dilakukan terhadap performance yang berhubungan Mesin Cetak Offset Sakurai Oliver – 2 Color
dengan availability dari proses produktivitas dan kualitas menggunakan metode Overall Equipment
(Almeanazel, 2010). Pengukuran OEE bertujuan untuk Effectiveness (OEE) di PT. Lavilla Creative.
mengetahui seberapa baik nilai perusahan dalam 2. Untuk mengetahui Aspek – aspek apa saja yang
menggunakan suberdaya yang dimiliki diantaranya perlu diperbaiki untuk meningkatkan efektifitas
peralatan, pekerja dan kemampuan untuk memuaskan Mesin Cetak Offset Sakurai Oliver – 2 Color.
konsumen dalam pengiriman suatu pesanan yang sesuai
dengan kualitas yang diinginkan oleh konsumen. METODE
PT. Lavilla Creative merupakan perusahaan yang Rancangan penelitian yang memuat langkah-langkah yang
bergerak di bidang produksi percetakan. Perusahaan ini dilakukan oleh peneliti dalam upaya mengumpulkan dan
masih mempunyai permasalahan pada jumlah produksi menganilisis data dapat dilihat pada gambar berikut:
percetakan dan jumlah permintaan yang tinggi tidak
seimbang dengan hasil produksi yang disebabkan oleh
berbagai macam factor yang menyebabkan penurunaan
kualitas sehinga berakibat pada menurunnya keuntungan
yang didapat pada perusahaan. Contoh produk percetakan
buku pada bulan April 2012 kapasitas produksi mesin bisa
mencapai 1,164,032 pages/month sedangkan pada bulan
April 2018 kapasitas produksin mesin kurang lebih hanya
mampu memproduksi sebanya 1,116,343 pages/month
dan untuk jumalah cacat produksi sebanyak 18,337
page/month. Hal ini terjadi karena seringnya mesin
melakukan kesalahan dan operator yang tidak tau cara
melakukan perawatan pada mesin. Oleh karena itu
departemen maintenance PT. Lavilla Creative berusaha
dan fokus untuk mengurangi waktu berhenti (breakdown)
yang terjadi saat proses percetakan hingga mencapai pada
tahap yang maksimal dan peningkatan kualitas produk
sebagai upaya untuk mengurangi kerugian (losses). Ada
berbagai macam metode analisis yang dapat dilakukan,
namun pada penelitian ini penulis hanya akan
JPTM. Volume 08 Nomor 01 Tahun 2019, 88-95

Gambar 1. Skema Rancangan Penelitian = 450 menit

Dalam penelitian ini, penulis melakukan beberapa Jadi, nilai availability


teknik untuk pengumpulan data yaitu :
a. Wawancara/Interview
b. Observasi
Pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini  Pengukuran Nilai Performance
dengan menggunakan metode Overall Equipment Sesuai dengan penjelasan tentang nilai performance pada
Effectiveness (OEE). Adapun langkah-langkah yang metode penelitian, dapat ditentukan rumus yang
dilakukan berurutan adalah penentuan: digunakan untuk menghitung nilai performance adalah
 Availability : suatu rasio yang menggambarkan sebagai berikut:
pemanfaatan waktu yang tersedia untuk kegiatan (2)
operasi mesin atau peralatan.
 Performance efficiency : suatu rasio yang
menggambarkan kemampuan dari peralatan Contoh penyelesaian:
dalam menghasilkan barang. Total product = 43018 page
 Rate of quality product : suatu rasio yang Operation time = 450 menit
Ideal run rate = 106 page/menit
menggambarkan kemampuan peralatan dalam
Jadi, nilai performance yang didapat adalah
menghasilkan produk yang sesuai dengan
standar atau rasio jumlah produk yang baik
terhadap jumlah total produk yang diproses.
Ketiga variabel diatas kemudian dikalikan untuk
memperoleh nilai OEE.
 Pengukuran Nilai Quality
HASIL DAN PEMBAHASAN Sesuai dengan penjelasan tentang nilai Quality pada
Setelah dilakukan pengumpulan data di PT. Lavilla metode penelitian, dapat ditentukan formula yang
Creative maka didapatkan data yang digunakan dalam digunakan untuk pengukuran rasio ini adalah sebagai
berikut :
penelitian ini antara lain data jam kerja, data downtime,
data ideal run rate, data jumlah produksi, data jumlah
(3)
cacat pada proses cetak selama tanggal 1 November – 1
Desember tahun 2018:
Contoh penyelesaian:
Tabel 1. Data Produksi
Total product = 43018 page
Data Produksi Defect product = 335 page
Shift Length 9 jam (540 menit) Jadi nilai rate of quality yang didapatkan adalah
Break 1 jam (60 menit)
Downtime 40 menit
Ideal Run Rate 106 page/menit
Total Produk 44580 page
Cacat Produk 750 page
 Pengukuran Nilai Overall Equipment Effectiveness
(OEE)
 Pengukuran Nilai Availability
Setelah nilai Availability, Performance dan Quality
Sesuai dengan penjelasan tentang nilai availability pada didapatkan maka langkah selanjutnya yaitu menghitung
metode penelitian, dapat ditentukan formula yang nilai OEE. Nilai OEE dapat dihitung dengan
digunakan untuk mengukur availability ratio adalah menggunakan rumus sebagai berikut:
OEE = Availability x Performance x Quality (4)
(1) Contoh penyelesaian:
Availability = 93.8%
Contoh penyelesaian : Performance = 90.18%
Loading time = jam kerja (shift) – break Quality = 99.2%
Loading time = 540 menit – 60 menit Jadi, nilai OEE yang didapatkan adalah:
= 480 menit
Downtime = 40 menit
Operating time = 480 menit – 30 menit
JPTM. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2019,186 - 191

Berikut ini adalah tabel hasil pengolahan data nilai OEE Menurut Nakajima (1988) nilai OEE standar kelas dunia
mesin yang berproduksi pada tanggal 1 November – 1 yang ideal adalah sebagai berikut:
Desember 2017 dan 1 November – 1 Desember 2018 ,
Tabel 4. World Class OEE
dapat dilihat pada tabel 2 dan tabel 3.

Tabel 2. Nilai OEE Berproduksi Tahun 2017

I. Analisa Nilai Availability


Tabel 5. Nilai Availability
Mesin Nilai
No
Berproduksi Availability
1 Tahun 2017 92.1%
2 Tahun 2018 90.4%

Nilai Availability

Tabel 3 Nilai OEE Berproduksi Tahun 2018 Gambar 2. Nilai Availability Mesin Tahun 2017 dan
Mesin Tahun 2018
Dari grafik di atas terlihat bahwa nilai Availability
keseluruhan mencapai 90.4%-92.1%, untuk nilai
Availability terendah terdapat pada mesin cetak yang
berproduksi pada tahun 2018 dengan nilai rata - rata
90.4% dan nilai Availability tertinggi terdapat pada mesin
cetak yang berproduksi pada tahun 2017 dengan nilai rata
– rata 92.1%.
Dilihat dari standar nilai Availability kelas dunia
untuk nilai minimal dari availability adalah 90%, maka
dapat disimpulkan bahwa mesin cetak yang berproduksi
pada tahun 2018 dengan nilai Availability 90,4% sudah
memenuhi standar nilai Availability yaitu 90% dan mesin
cetak yang berproduksi pada tahun 2017 dengan nilai
Availability 92.1% sudah memenuhi standar nilai
availabilty yaitu minimal 90%. Maka nilai tesebut
membuktikan bahwa mesin pada tahun 2018 mengalami
penurunan nilai availability sebanyak 1,7% dari tahun
sebelumnya. Maka dari itu mesin harus melakukan
peningkatan nilai availability agar dapat melebihi nilai
Availability dari tahun sebelumnya.
JPTM. Volume 08 Nomor 01 Tahun 2019, 88-95

II. Analisa Nilai Performance Nilai Quality


Tabel 6. Nilai Performance
Mesin Tahun Nilai
No
Berproduksi Performance
1 Tahun 2017 95,7%
2 Tahun 2018 94,3%
Nilai Performance

Gambar 4. Nilai Quality Mesin Tahun 2017 dan Mesin


Tahun 2018

Dari grafik di atas terlihat bahwa nilai Quality


Gambar 3. Nilai Performance Mesin Tahun 2017 dan keseluruhan mencapai 98,1%-99,1%, untuk nilai Quality
Mesin Tahun 2018 terendah terdapat pada mesin cetak yang berproduksi
Dari grafik di atas terlihat bahwa nilai Performance tahun 2018 dengan nilai rata - rata 98,1% dan nilai
keseluruhan mencapai 94,3%-95,7%, untuk nilai Quality tertinggi terdapat pada mesin cetak tahun 2017
Performance terendah terdapat pada mesin cetak tahun dengan nilai rata – rata 99,1%.
2018 dengan nilai rata - rata 94,3% dan nilai Dilihat dari standar nilai Quality kelas dunia untuk
Performance tertinggi terdapat pada mesin cetak tahun nilai minimal dari Quality adalah 99,9%, maka dapat
dengan nilai rata – rata 95,7%. disimpulkan bahwa mesin cetak tahun 2018 dengan nilai
Dilihat dari standar nilai Performance kelas dunia Quality 98,1% dan mesin cetak tahun 2017 dengan nilai
untuk nilai minimal dari performance adalah 95%, maka Quality 99,1% kedua nilai mesin ini masih di bawah
dapat disimpulkan bahwa mesin cetak yang berproduksi standar nilai untuk pengukuran faktor nilai Quality dalam
tahun 2018 dengan nilai performance 94,3% tersebut Overall Equipment Effectiveness (OEE). Selisih antara
masih di bawah standar nilai untuk pengukuran faktor nilai tersebut dengan standar nilai Quality yaitu mesin
nilai Peformance dalam Overall Equipment Effectiveness cetak 2018 sebesar 0,18% dan mesin cetak tahun sebesar
(OEE). Selisih antara nilai tersebut dengan standar nilai 0,8%. Dari nilai tersebut mesin ini butuh sedikit
performance yaitu sebesar 0,7% dan mesin cetak yang perbaikan untuk peningkatan sesuai standar nilai Quality
berproduksi pada tahun 2017 dengan nilai Peformance agar kualitas produk yang dihasilkan lebih berkualitas
95,7% sudah memenuhi standar nilai Peformance yaitu sesuai spesifikasi job order.
minimal 95%. Maka nilai tesebut membuktikan bahwa
mesin pada tahun 2018 mengalami penurunan nilai  Analisa Nilai Overall Equipment Effectiveness
Peformance sebanyak 1,4% dari tahun sebelumnya. Nilai (OEE)
tahun ini masih belum memenuhi standar dan masih Berdasarkan pada pengolahan data yang telah dilakukan
dibawah nilai tahun sebelumnya, sehingga butuh sedikit pada hasil penelitian, nilai OEE yang didapatkan sebagai
perbaikan untuk peningkatan sesuai standar nilai berikut:
performance agar hasil yang didapatkan dalam proses
produksi maksimal dan lebih baik dari tahun sebelumnya. Tabel 8. Nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE)
Mesin
Availabilit Performanc Qualit Nilai
 Analisa Nilai Quality No Tahun
y e y OEE
Berproduksi
1 Tahun 2017 92.1% 95,7% 99,1% 87,3%
Tabel 7. Nilai Quality
2 Tahun 2018 90.4% 94,3% 98,1% 83,6%
Mesin Tahun Nilai Nilai
No 3 90% 95% 99,9% 85%
Berproduksi Quality Standar
1 Tahun 2017 99,1%
2 Tahun 2018 98,1%
JPTM. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2019,186 - 191

Nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE) Dari tabel six big loss di atas dapat dilihat nilai loss
yang terjadi pada downtime yaitu breakdown, nilai
breakdown terbesar terjadi pada tanggal 10 November
2018 sebesar 13,5% karena adanya kerusakan pada
sensor sehingga menyebabkan mesin berhenti dalam
waktu yang lama dan pada set up & adjustment yaitu 0,
karena set up & adjustment dilakukan diluar jam operasi
mesin. Pada kolom speed loss permasalahan yang terjadi
yaitu pada idling & minor stoppage dengan rata-rata
Gambar 5. Komposisi Nilai OEE Mesin Tahun 2017 dan 14,1% dan nilai terbesar terjadi pada tanggal 2 November
Mesin Tahun 2018 2018 hal ini disebabkan oleh banyaknya komponen mesin
Dari tabel diatas terlihat bahwa pencapaian OEE dari yang macet. Permasalahan terjadi pada reject tanggal 1
keseluruhan mesin mulai dari mesin produksi tahun 2017 Desember yaitu sebesar 3,5% ini terjadi karena plat
sebesar 87,3% dan mesin produksi tahun 2018 sebesar cetakan yang tidak sesuai dan kondisi kertas yang terlalu
83,6%, nilai standar untuk OEE adalah 85%. Dan nilai lembab sehingga hasil cetakan menjadi jelek.
yang menyebabkan rendahnya nilai OEE adalah nilai
Performance mesin produksi tahun 2018 sebesar 94,3%,  Analisa Akar Permasalahan
yang seharusnya nilai tersebut adalah 95% sesuai standar Setelah melakukan analisa six big loss, maka didapatkan
nilai OEE dan nilai Quality mesin produksi tahun 2018 permasalahan yang terjadi yaitu meliputi tiga aspek
sebesar 98,1%, nilai ini juga masih di bawah nilai standar utama yang mempengaruhi produktivitas dan efektifitas
yang harusnya 99% sesuai dengan standar OEE kelas mesin dalam proses produksi. Permasalahan tersebut
dunia. adalah breakdown, idling and minor stoppage, dan
 Analisa Six Big Losses Reject. Berikut adalah Fish-bone diagram (diagram
Tabel 9. Six Big Losses Mesin Cetak Offset Sakurai sebab-akibat) untuk mengetahui permasalahan yang
Oliver – 2 Color terjadi.

Gambar 6. Fishbone Diagram Breakdown


Faktor penyebab terjadinya Breakdown (kerusakan /
kegagalan peralatan) pada mesin cetak offset sakurai
oliver – 2 color adalah sebagai berikut.
a. Mesin
 Posisi plat cetak yang kurang tidak tepat
sehingga mesin harus dihentikan untuk
dilakukan perbaikan agar mesin dapat bekerja
normal kembali.
 Kerusakan pada sensor disebabkan oleh kotoran-
kotoran yang menutupi sehingga gagal untuk
beroperasi.
b. Material
 Kelembapan pada kertas yang menyebabkan
tinta menjadi mudah luntur.
c. Lingkungan
 Listrik padam merupakan faktor yang sangat
mempengaruhi dalam proses produksi karena
sumber tenaga yang digunakan masih
mengandalkan listrik dari PLN.
JPTM. Volume 08 Nomor 01 Tahun 2019, 88-95

d. Manusia
 Operator kurang mengontrol secara berkala
terutama terhadap temperature mesin yang
bekerja terus menerus, dan juga kurang adanya
sikap K3 dalam setiap operasi.
 Operator kurang memahami kondisi mesin dan
gejala kerusakan mesin yang terjadi sebelum
adanya kerusakan mesin sehingga kerusakan
baru diketahui setelah terjadi bukan sebelum
untuk pencegahan.

Gambar 8. Fishbone Diagram Reject


Faktor penyebab terjadinya reject (produk cacat) pada
saat pencetakan adalah sebagai berikut:
a. Mesin
 Cetakan tidak sesuai sehingga kualitas
prodak menjadi menurun
Gambar 7. Fishbone Diagram Idling & Minor Stoppage  Pendinginan berlebihan mengakibatkan
kualitas tinta menurun.
b. Material
Faktor penyebab terjadinya Idling & Minor Stoppage
 kertas terlipat biasanya terjadi karena
pada mesin cetak offset sakurai oliver – 2 color:
sensor yang tidak beroprasi dengan benar
a. Mesin
dan penarikan yang tidak sempurna.
 Komponen mesin sudah usang sehingga
 Bentuk tidak simetris biasanya terjadi
komponen sering berhenti walaupun tidak
karena komposisi bahan yang tidak sesuai
lama tetapi ini mempengaruhi hasil
standar.
produksi.
c. Lingkungan
 Roll aus menyebabkan mesin tidak
 Lingkungan sekitar mesin yang kurang
beroperasi secara sempurna dan harus
kebersihannya, terdapat debu yang bisa
segera dilakukan penggantian.
mengotori roll mesin.
b. Material
d. Manusia
 Posisi kertas yang tidak tepat karena tergesa
 Operator yang tidak disiplin
gesa meletakkan kertas sehingga proses tidak
mengakibatkan hasil dari produk menjadi
dapat berjalan dengan lancar.
cacat.
c. Lingkungan
 Keadaan tempat kerja yang kurang bersih
 Usulan perbaikan
dan daerah sekitar mesin terdapat luberan
minyak yang bisa mengotori sensor mesin  Peningkatan pemeliharaan tiap mesin dan
dan mengganggu pada proses cetak. pemeliharaan harus terjadwal.
d. Metode  Pelatihan kerja secara langsung kepada karyawan.
 Metode yang ada masih belum sesuai standar  Dalam pengerjaan produksi percetakan keratas
yang ada sehingga operator bekerja belum harus hati-hati.
optimal.
e. Manusia  Perlu adanya metode yang sesuai dengan standar
 Pengalaman operator yang kurang dalam yang ada.
menangani mesin juga mempengaruhi proses  Menciptakan budaya kerja produktif melalui
produksi. organisasi tempat kerja yang efektif berdasarkan
filosofi 5S/5R.

PENUTUP
Simpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan di PT. Lavilla
Creative maka penulis mengambil simpulan sebagai
berikut:
1. Dari periode penelitian yang dilakukan yaitu pada
tanggal 1 November – 1 Desember tahun 2018,
didapat nilai OEE sebagai berikut mesin cetak offset
JPTM. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2019,186 - 191

sakurai oliver – 2 color availability 90,4%, Gustovich, David dan Visnic, Chris. 2012. Overall
performance 94,3%, Quality 98,1% dan OEE 83,6%. Equipment Effectiveness (OEE). 3000 Stonewood
Nilai OEE dari mesin tersebut masih di bawah standar Drive, Suite 120. Wexford, USA. IQity Solutions.
yaitu sebesar 85% Habib, Agil Septiyan dan Supriyanto, Hari. 2012.
2. Aspek – aspek yang perlu diperbaiki yaitu: Pengukuran Nilai Overall Equipment Effectiveness
peningkatan pemeliharaan tiap mesin dan (OEE) Sebagai Pedoman Perbaikan Efektivitas Mesin
pemeliharaan harus terjadwal, pelatihan kerja secara CNC Cutting. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS). Jurnal Teknik Pomits Vol. 1, No. 1,
langsung kepada karyawan, dalam pengerjaan
(2012) 1-6
produksi percetakan keratas harus hati-hati, perlu
adanya metode sebagai standar waktu produksi, dan Hasriyono, Miko. 2009. Evaluasi Efektivitas Mesin
Dengan Penerapan Total Productive Maintenance
menciptakan budaya kerja produktif melalui organisasi
(TPM) di PT. HadiBaru.
tempat kerja yang efektif berdasarkan filosofi 5S/5R.
Nakajima, S. 1988. Introduction to TPM: Total Productive
Saran Maintenance. University of Minnesota, USA:
Productivity Press
Adapun saran yang disampaikan dalam penelitian ini
adalah: Rahmad, Pratikto, Slamet Wahyudi. 2012. Penerapan
1. Perusahaan harus melakukan perhitungan nilai OEE Overall Equipment Effectiveness (OEE) Dalam
terhadap semua mesin, agar mengetahui efektifitas tiap Implementasi Total Productive Maintenance (TPM)
(Studi Kasus di Pabrik Gula PT. “Y”.). Malang:
mesin dan dapat melakukan evaluasi terhadap Universitas Brawijaya. Jurnal Rekayasa Mesin Vol.3,
efektifitas, produktivitas dan performa mesin. No.3 Tahun 2012 : 431-437
2. Perusahaan harus menggunakan metode sesuai dengan
Saiful, Rapi, A., & Novawanda, O. (2014). Pengukuran
standar yang ada.
Kinerja Mesin Defekator I dengan Menggunakan
3. Peningkatan nilai OEE pada periode berikutnya Metode Overall Equipment Effectiveness (Studi Kasus
diharapkan melibatkan semua departemen yang terkait pada PT. Perkebunan XY). 2.
di perusahaan agar tujuan menekan nilai losses dapat
Subiyanto. 2014. Analisis Efektifitas Mesin/Alat Pabrik
dilakukan secara efektif.
Gula Menggunakan Metode Overall Equipments
. Effectiveness. Tangerang: Pusat Audit Teknologi,
DAFTAR PUSTAKA Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Jurnal
Teknik Industri, Vol. 16, No. 1, Juni 2014, 41-50
Afefy, I. H. (2013). Implementation of total productive
maintenance and overall equipment effectiveness Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif
evaluation. International Journal of Mechanical & dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Mechatronics Engineering, 13(01), 69-75. Tiann. 2012. Diagram Fishbone dari Ishikawa.
Asmoko, Hendri. 2011. Teknik Pemecahan Masalah – https://tianno.wordpress.com/2012/05
Fishbone Diagram Tim Penulis,. 2014. Buku Pedoman Penulisan Skripsi
Ahuja, I.P.S and Khamba, J.S. (2008). Total Productive Universitas Negeri Surabaya. Surabaya: Unesa.
Maintenance, literature review and direction: Wauters, F. and Mathot, J. 2002. OEE (Overall
Interational Journal of Quality and Reability Equipment Effectiveness). ABB Inc
Management, Vol. 25 No.7
Borris, Steven.2006. Total Productive Maintenance. USA:
The McGraw-Hill Companies.
Chrystanto, Dimas Setiyadi. 2015. Analisis Efektivitas
Mesin Printing Kemasan Meggunakan Metode Overall
Equipment Effectiviness (OEE) di PT. Miwon
Indonesia. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya.
Denso. 2006. Introduction To Total Productive
Maintenance. Student Study Guide: Nippondenso.
EXOR / DataVisor Marquees. 2010. The Complete Guide
to Simple OEE. Cincinnati, Ohio: International Blvd.

Вам также может понравиться