Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Abstract
1
“makanan” perlu diperhatikan jenis dan Menurut Kusmayadi, dkk (2007), terdapat 4
mutunya agar aman dikonsumsi. Makanan (empat) hal penting yang menjadi prinsip
pada umumnya terdiri atas air, protein, hygiene dan sanitasi makanan meliputi
karbohidrat, lemak, vitamin, serat dan perilaku sehat dan bersih orang yang
mineral. Komponen makanan tersebut sangat mengelola makanan, sanitasi makanan,
berperan penting dalam memberikan karakter sanitasi peralatan dan sanitasi tempat
terhadap makanan baik sifat fisik, kimia pengolahan makanan dapat terkontaminasi
maupun fungsinya. Dengan kemajuan ilmu mikroba karena beberapa hal, diantaranya
dan teknologi di bidang pangan, berbagai adalah menggunakan kain kotor untuk
jenis makanan dapat dibuat lebih awet, lebih membersihkan meja, perabotan bersih dan
menarik, lebih aman, lebih enak serta praktis lain-lain serta makanan disimpan tanpa
bagi konsumen (Nur’an, 2011). menggunakan penutup sehingga serangga dan
Menurut Depkes RI (2003), Hygiene sanitasi tikus dapat menjangkaunya.
adalah upaya untuk mengendalikan faktor Suatu penelitian yang dilakukan oleh Arisman
makanan, orang, tempat dan perlengkapannya (2000), bahwa dikota palembang didapatkan
yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan hasil sebanyak 6,6 % penjamah makanan
penyakit atau gangguan kesehatan. yang tidak menggunakan celemek pada saat
Persyaratan hygiene sanitasi adalah bekerja dan ditemukansebanyak 11,1 %
ketentuan-ketentuan teknis yang ditetapkan penjamah makanan yang mempunyai perilaku
produk rumah makan dan restoran, personal suka menggaruk kepala dan hidung pada saat
dan perlengkapannya yang meliputi sedang bekerja.
persyaratan bakteriologis, kimia dan fisika. Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu
Pemanis buatan adalah bahan tambahan diperhatikan tentang masalah hygiene sanitasi
makanan buatan yang ditambahkan pada pengolahan salak dan analisis pemanis buatan
makanan atau minuman untuk menciptakan pada hasil olahan salak di PT. Agrina Desa
rasa manis. Bahan pemanis buatan ini sama Parsalakan Kecamatan Angkola Barat
sekali tidak mempunyai nilai gizi. Contoh Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2013.
pemanis buatan antara lain sakarin, siklamat, Tujuan penelitian ini adalah Untuk
dan aspartame. (Diana, 2012). mengetahui hygiene sanitasi pemilihan bahan
Penggunaan Bahan Tambahan Makanan olahan salak, untuk mengetahui hygiene
(BTM) yang tidak memenuhi syarat adalah sanitasi penyimpanan bahan olahan salak,
termasuk bahan tambahan yang memang untuk mengetahui hygiene sanitasi cara
jelas-jelas dilarang, seperti; pewarna, pengolahan salak, untuk mengetahui hygiene
pemanis, dan bahan pengawet. Pelarangan sanitasi penyimpanan olahan salak, untuk
juga menyangkut dosis penggunaan bahan mengetahui hygiene sanitasi pengangkutan
tambahan makanan yang melampaui ambang olahan salak, untuk mengetahui hygiene
batas maksimum yang telah ditentukan sanitasi pengemasan olahan salak, untuk
(Effendi, 2004). mengetahui ada tidaknya jenis zat pemanis
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) buatan yang terkandung pada olahan salak.
makanan jajanan di Indonesia tidak
menerapkan standar yang direkomendasikan. Metode Penelitian
Pernyataan WHO juga didukung dengan Jenis penelitian ini adalah survei yang bersifat
hasil penelitian BPOM terhadap 163 sampel deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran
jajanan makanan dan minuman dari 10 penyelenggaraan hygiene sanitasi pengolahan
propinsi dan sebanyak 80 sampel (80%) tidak salak dan analisis laboratorium untuk
memenuhi persyaratan mutu dan keamanan mengetahui kandungan zat pemanis pada
produk. Dari produk makanan jajanan itu olahan salak di PT.AGRINA Desa Parsalakan
banyak ditemukan penggunaan bahan Kecamatan Angkola Barat Kabupaten
pengawet dan pemanis yang dapat Tapanuli Selatan Tahun 2013.
mengganggu kesehatan anak sekolah seperti Penelitian ini dilakukan di PT.Agrina Desa
penyakit kanker dan ginjal. Parsalakan Kecamatan Angkola Barat
Kabupaten Tapanuli Selatan yaitu untuk
2
mengetahui gambaran penyelenggaraan syarat (100%), pengolahan makanan dodol
hygiene sanitasi pada dan melakukan dan minuman nagogo drink tidak memenuhi
pemeriksaan zat pemanis pada olahan salak. syarat, penyimpanan makanan jadi dodol dan
Waktu penelitian dilakukan pada bulan minuman nagogo drink memenuhi syarat
Desember 2012 sampai dengan April 2013. (100%), pengangkutan makanan jadi dodol
Obyek pada penelitian ini adalah olahan salak dan minuman nagogo drink memenuhi syarat,
yang dihasilkan oleh PT.Agrina Desa penyajian makanan dodol dan minuman
Parsalakan Kecamatan Angkola Barat nagogo drink tidak memenuhi syarat (100%).
Kabupaten Tapanuli Selatan yang meliputi : Berdasarkan hasil pemeriksaan di
Dodol salak, madu salak,nagogo drink, sirup Laboratorium, dari 6 sampel jenis olahan
salak, kurma salak, agar-agar salak. Pada salak yang diperiksa yaitu dodol salak, kurma
penelitian ini hanya dua jenis olahan salak salak, minuman salak, sirup salak, madu
(dodol salak dan minuman nagogo drink) salak, dan agar-agar salak, diperoleh bahwa
yang diperiksa hygiene sanitasinya. tidak ada satupun jenis olahan salak yang
menggunakan pemanis buatan. Hasil analisa
Hasil dan Pembahasan pemanis buatan yang peneliti lakukan di
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera
peneliti terhadap dua olahan salak di Desa Utara, disajikan dalam tabel 2 sebagai berikut
Parsalakan Kecamatan Angkola Barat :
Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2013 Tabel 2. Hasil Analisis Pemanis Buatan Pada
dapat diketahui sudah memenuhi syarat atau Olahan Salak Di PT.Agrina Desa
tidak memenuhi syarat sesuai dengan Parsalakan Kecamatan Angkola Barat
ketentuan yang berlaku, yang dapat dilihat Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun
pada tabel 1 sebagai berikut : 2013