Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
13
14
terorganisasi di luar bursa efek resmi, dalam bentuk pasar sekunder yang
diatur dan dilaksanakan oleh perserikatan pengawas pasar modal lembaga
keuangan, jadi dalam pasar ketiga ini tidak memiliki pusat lokasi pusat
lokasi perdagangan.
4. Pasar Keempat
Pasar keempat merupakan bentuk perdagangan efek antar pemodal atau
dengan kata lain pengalihan saham dari satu pemegang saham ke
pemegang lainnya tanpa melalui perantara pedagang efek.
2.1.2 Investasi
2.1.2.1 Pengertian Investasi
Menurut Tandelilin (2010:2) menyebutkan bahwa pengertian investasi
adalah sebagai beriktu :
"Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya
yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah
keuntungan di masa mendatang."
Menurut Azis et al (2012:229) menyebutkan bahwa pengertian investasi
adalah sebagai beriktu :
“Investasi adalah suatu kegiatan penempatan dana pada satu atau lebih dari
suatu asset selama periode tahun tertentu dengan harapan memeroleh
penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi.”
Menurut Fahmi (2012:3) menyebutkan bahwa pengertian investasi adalah
sebagai beriktu :
"Investasi adalah bentuk pengelolaan dana guna memberikan keuntungan
dengan cara menempatkan dana tersebut pada alokasi yang diperkirakan
akan memberikan tambahan keuntungan. Umumnya investasi dibagi
menjadi dua yaitu investasi nyata seperti tanah, mesin atau pabrik dan
investasi keuangan seperti saham dan obligasi."
1. Dalam meraih masa depan yang layak, seseorang akan berpikir, berusaha
dengan keras dan bertindak dengan bijaksana untuk dapat
mempertahankan apa yang dimilikinya sekarang dan meningkatkan
pendapatan di masa mendatang.
2. Mengurangi tekanan inflasi. Bagi sebagian orang dan perusahaan,
investasi adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menghindari
diri dari risiko yang mampu menurunkan nilai kekayaan yang diakibatkan
dari pengaruh inflasi.
3. Dorongan untuk menghemat pajak. Di beberapa negara, terdapat kebijakan
yang dapat mendorong pertumbuhan investasi di masyarakat melalui
pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan
investasi pada bidang-bidang tertentu.
2.1.3 Saham
2.1.3.1 Pengertian Saham
Menurut Martalena dan Malinda (2011:12) menyebutkan bahwa saham
adalah sebagai berikut :
"Saham adalah tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan
usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas."
Menurut Fahmi (2012:81) menyebutkan bahwa saham adalah sebagai
berikut :
20
"Saham adalah kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama
perusahaan, dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang telah dijelaskan
kepada setiap pemegangnya."
Saham biasa (Common Stock) adalah surat berharga yang dijual oleh suatu
perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dollar, yen, dan
sebagainnya) dimana pemegangnya diberi hak untuk mengikuti Rapat
Umum Pemegang Saham (RUSP) dan Rapat Umum Pemegang Saham
Luar Biasa (RUPSLB) serta berhak untuk menentukan membeli right issue
(penjualan saham terbatas) atau tidak. Pemegang saham ini diakhir tahun
akan mendapatkan dividen.
2. Saham preferen
Saham istimewa (preferen stock) adalah surat berharga yang dijual oleh
suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominalnya (rupiah, dollar, yen,
dan sebagainnya) dimana pemegangnya akan memperoleh pendapatan
tetap dalam bentuk dividen yang akan diterima setiap kuartal (3 bulan).
Menurut Azis et al (2012:77) menyebutkan bahwa jenis-jenis saham yang
umum dikenal publik yaitu sebagai berikut :
1. Saham biasa (common stock)
Saham biasa merupakan jenis saham yang memiliki hak klaim berdasarkan
laba atau rugi yang diperoleh perusahaan. Apabila terjadi likuidasi
terhadap perusahaan, maka para pemegang saham biasa akan mendapatkan
prioritas paling akhir dalam pembagian dividen dari penjualan asset
perusahaan. Ciri-ciri dari saham biasa adalah sebagai berikut:
a. Dividen dibayarkan adalah dividen yang diperoleh dari laba
perusahaan.
b. Memiliki hak suara (one share one vote).
c. Para pemegang saham dapat memperoleh kekayaan perusahaan
apabila semua kewajiban perusahaan telah dilunasi.
2. Saham preferen (preffered stock)
Saham preferen merupakan jenis saham yang sifat pembagian hasilnya
tetap dan apabila perusahaan mengalami kerugian maka pemegang saham
22
d. Speculative stocks
Saham suatu perusahaan yang tidak bisa memperoleh penghasilan
secara konsisten dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai
kemungkinan untuk memberikan penghasilan yang tinggi di masa
mendatang meskipun belum pasti.
e. Counter cyclical stocks
Saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun
situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini
tetap tinggi, dimana emitennya mampu memberikan dividen yang
tinggi sebagai dampak dari emiten yang memberikan penghasilan
tinggi pada masa resesi. Emiten seperti ini biasanya bergerak dalam
poduk yang sangat dan selalu dibutuhkan masyarakat seperti rokok
dan barang-barang kebutuhan sehari-hari (consumer goods).
harga saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat biasanya untk
menentukan harga perdana.
3. Harga Pasar
Kalau harga perdana merupakan harga jual dari perjanjian emisi kepada
investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu
dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatat
dibursa. Transaksi di sini tidak lagi melibatkan emiten dari penjamin emisi
harga ini yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah
yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada
transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga investor
dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di surat
kabar atau media lain adalah harga pasar.
4. Harga pembukaan
Harga pembukuan adalah harga yang diminta oleh penjual atau pembeli
pada saat jam bursa dibuka. Bisa saja terjadi pada saat dimulainya hari
nursa itu sudah terjadi transaksi atas suatu saham, dan harga sesuai dengan
yang diminta oleh penjual dan pembeli. Dalam keadaan demikian, harga
pembukuan bisa menjadi harga pasar, begitu juga sebaliknya harga pasar
mungkin juga akan menjadi harga pembukaan. Namun tidak selalu terjadi.
5. Harga Penutupan
Harga penutupan adalah harga yang diminta oleh penjual atau pembeli
pada saat akhir hari bursa. Pada keadaan demikian, bisa saja terjadi pada
saat akhir hari bursa tiba-tiba terjadi transaksi atas suatu saham, karena ada
kesepakatan antar penjual dan pembeli. Kalau ini yang terjadi maka harga
penutupan itu telah menjadi harga pasar. Namun demikian, harga ini tetap
menjadi harga penutupan pada hari bursa tersebut.
6. Harga Tertinggi
29
Harga tertinggi suatu saham adalah harga yang paling tinggi yang terjadi
pada hari bursa. Harga ini dapat terjadi transaksi atas suatu saham lebih
dari satu kali tidak pada harga yang sama.
7. Harga Terendah
Harga terendah suatu saham adalah harga yang paling rendah yang terjadi
pada hari bursa. Harga ini dapat terjadi apabila terjadi transaksi atas suatu
saham lebih dari satu kali tidak pada harga yang sama. Dengan kata lain,
harga terendah merupakan lawan dari harga tertiggi.
8. Harga Rata-Rata
Harga rata-rata merupakan perataan dari harga tertinggi dan terendah.
1. Dividen
Dividen adalah keutungan bersih setelah dikurangi pajak yang diberikan
perusahaan penerbit saham kepada para pemegang saham. Sering dijumpai
perusahaan tidak membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya.
Hal ini didasarkan pada pertimbangan kebutuhan dana untuk pengembangan
usaha, memprioritaskan pembayaran utang perusahaan, dan pertimbangan
lainnya. Oleh sebab itu, investor harus dapat mengamati dan
mempertimbangkannya sebelum melakukan investasi
2. Capital Gain
Capital gain merupakan keutungan yang diperoleh oleh para investor di
pasar modal, yang berasal dari selisih antara harga beli dan harga jual.
Data-data transaksi di Bursa Efek menunjukkan bahwa banyak para
investor di pasar modalmelakukan investasi saham lebih memprioritaskan
mendapatkan capital gain daripada dividen. Hal ini ditunjukkan oleh
banyaknya investor melakukan investasi bersifat jangka pendek dengan
membeli saham pada pagi hari dan kemudian akan menjualnya lagi pada
sore hari atau satu dua hari kemudian setelah harganya naik.
32
2.1.6 Inflasi
2.1.6.1 Pengertian Inflasi
Inflasi merupakan kenaikan harga barang-barang secara umum yang
disebabkan oleh turunnya nilai mata uang pada suatu periode tertentu. Menurut
Sukirno (2012:314) menyebutkan bahwa inflasi adalah sebagai berikut :
"Inflasi sebagai proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu
perekonomian."
33
Inflasi jenis ini terjadi sebagai akibat dari adanya berbagai kendala
atau kekauan struktural yang menyebabkan penawaran di dalam suatu
perekonomian menjadi kurang responsif terhadap permintaan yang
meningkat.
c. Target inflasi (targeting inflation)
Target inflasi, inflasi administrasi, dan inflasi bergejolak serta
seigniorage sebenarnya bukan merupakan jenis inflasi inti, tetapi
tergolong jenis inflasi non inti atau merupakan disagregasi inflasi. Jadi
targeting inflation adalah tingkat inflasi yang ditargetkan pemerintah
melalui kebijakan moneter.
"Kurs adalah perbandingan nilai tukar mata uang suatu negara dengan
mata uang negara asing atau perbandingan nilai tukar valuta antarnegara."
Berdasarkan pengertian-poengertian di atas bahwa nilai tukar adalah suatu
mata uang sebenarnya adalah ‘harga’ mata uang suatu negara terhadap negara
asing lainnya, sedangkan nilai tukar Rupiah adalah harga Rupiah terhadap mata
uang negara lain.
4. Dengan adanya kurs maka transaksi jual beli valuta asing (valas) dapat
dilakukan
5. Dengan adanya kurs maka uang kartal berfungsi juga sebagai barang
komoditi yang dapat diperjual belikan
6. Dengan adanya kurs maka cek perjalanan valas dapat diterbitkan dan
diedarkan oleh bank-bank devisa di dunia.
7. Dengan adanya kurs, orang dapat berpergian antar Negara.
negara berasal dari tingkat harga di kedua negara itu sendiri. Dengan
demikian, menurut teori ini penurunan daya beli mata uang (yang
ditunjukan oleh kenaikan harga di negara yang berkaitan) akan diikuti
dengan depresiasi mata uang secara proporsional dalam pasar valuta
asing. Sebaliknya, kenaikan daya beli mata uang domestik (misalnya
rupiah) akan mengakibatkan apresiasi (penguatan mata uang) secara
proporsional.
c. Tingkat bunga
Dengan asumsi ceteris paribus adanya kenaikan suku bunga dari
simpanan mata uang domestik, akan mengakibatkan mata uang
domestik itu mengalami apresiasi (penguatan) terhadap nilai mata
uang negara lain. Hal ini mudah dimengerti karena peningkatkan suku
bunga deposito, misalnya orang yang menyimpan aset di lembaga
perbankan dalam bentuk rupiah akan mendapatkan pendapatan bunga
yang lebih besar sehingga mengakibatkan nilai rupiah terapresiasi.
d. Tingkat pendapatan nasional
Seperti pada tingkat bunga, tingkat pendapatan nasional hanya
mempengaruhi nilai tukar melalui tingkat permintaan dolar atau valas
lainnya. Kenaikan pendapatan nasional( yang identik dengan
meningkatnya kegiatan transaksi ekonomi) melalui kenaikan impor
akan menigkatkan permintaan terhadap dolar atau valas lainnya
sehingga menyebabkan nilai rupiah terdepresiasi dibandingkan dengan
valas lainnya.
e. Kebijakan Moneter
Kebijakan dari pemerintah yang bertujuan untuk mempengaruhi
kegiatan ekonomi dapat mempengaruhi suatu pergerakan kurs.
Misalnya, kebijakan Bank Indonesia yang besifat ekspansif (dengan
menambah jumlah uang beredar) kemudian mendorong kenaikan
harga atau inflasi. Kemudian menyebabkan rupiah mengalami
depresiasi karena menurunkan daya beli rupiah terhadap barang dan
jasa dibandingkan dolar atau valas lainnya.
45
Bunga simpanan merupakan harga beli yang harus dibayar bank kepada
nasabah pemilik simpanan. Bunga simpanan ini diberikan sebagai
rangsangan atau balas jasa kepada nasabah yang menyimpan uangnya di
bank.
2. Bunga pinjaman
Bunga pinjaman merupakan bunga yang dibebankan kepada peminjam
(debitur) atau harga jual yang harus dibayar oleh nasabah peminjam
kepada bank.
Menurut Prasetiantono (2008:101) menyebutkan bahwa suku bunga dapat
dibedakan menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut :
1. Suku bunga nominal
Suku bunga niminal adalah suku bunga dalam nilai uang. Suku bunga ini
mnerupakan nilai yang dapat dibaca secara umum. Suku bunga ini
menunjukan sejumlah rupihak untuk setiap satu rupiah yang
diinvestasikan.
2. Suku bunga riil
Suku bunga riil adalah suku bunga yang telah mengalami koreksi akibat
inflasi dan didefinisikan sebagai suku bunga nominal dikurangi laju
inflasi, disebutkan bahwa interest (bunga, kepentingan, hak) merupakan :
a. Beban atas penggunaan uang dalam satu periode.
b. Suatu pemilikan atau bagian kekayaan dalam suatu perusahaan, usaha
dagang, atau sumber daya.
suatu negara serta kondisi ekonomi global. Tidak hanya faktor internal, kondisi
ekonomi makro sebagai faktor eksternal juga dapat mempengaruhi kinerja dan
nilai perusahaan.
Inflasi merupakan kenaikan harga barang-barang secara umum yang
disebabkan oleh turunnya nilai mata uang pada suatu periode tertentu. Laju inflasi
yang tinggi akan mendorong kenaikan harga bahan baku dan meningkatkan
berbagai biaya operasi perusahaan, menyebabkan harga jual barang meningkat
dan menurunkan daya beli masyarakat. Hal ini berdampak pada turunnya
penjualan perusahaan, sehingga keuntungan dan kinerja keuangan perusahaan
mengalami penurunan. Inflasi adalah sebagai proses kenaikan harga-harga umum
barang-barang secara terus-menerus (Nopirin, 2012:25).
Melemahnya nilai tukar nilai tukar mata uang domestik terhadap mata
uang asing dan ekspektasi harga (teori ekspektasi) menyebabkan meningkatnya
harga bahan-bahan baku impor, yang pada gilirannya akan menaikkan biaya
produksi. Selanjutnya, kenaikan biaya produksi ini mendorong meningkatnya
harga jual di tingkat produsen dan harga di tingkat konsumen (inflasi). Nilai tukar
merupakan sejumlah uang dari suatu mata uang tertentu yang dapat dipertukarkan
dengan satuan unit mata uang negara lain. Nilai tukar rupiah memiliki pengaruh
utama terhadap perusahaan yang mengandalkan bahan baku impor. Pada dasarnya
nilai tukar adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya (Arifin dan
Hadi, 2009:82).
Tingkat suku bunga merupakan instrumen yang digunakan Bank Indonesia
dalam menstabilkan nilai rupiah. Suku bunga bank dapat diartikan sebagai balas
jasa yang diberikan oleh bank berdasarkan prinsip konversial kepada nasabah
yang membeli atau menjual produknya (Kasmir, 2012:154). Penentuan tingkat
suku bunga mengacu pada BI rate. Menurut Bank Indonesia menyebutkan BI rate
adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan
moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik
(Bank Indonesia, 2016). BI rate yang semakin tinggi, menyebabkan investor akan
beralih investasi dari sektor pasar modal ke investasi sektor perbankan.
58
Pasar Modal
Investasi
Informasi kinerja
Perusahaan
Harga Saham
Return Saham
Gambar 2.1
Paradigma Pemikiran
Inflasi
(X1)
Pertumbuhan
Ekonomi
(X4)
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
60
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama
No Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan dan Perbedaan
Peneliti
1. Dwialesi dan Pengaruh faktor- Hasil penelitiannya Persamaannya adalah sama-
faktor fundamental menunjukan bahwa DER, sama menggunakan variabel
Darmayanti
terhadap return ROA dan tingkat suku bunga independen yaitu tingkat
(2016) saham Indeks SBI berpengaruh tidak suku bunga. Sedangkan
Kompas 100 signifikan terhadap return variabel depeden yaitu return
saham, sedangkan variabel saham.
PBV dan ukuran perusahaan Perbedaannya adalah pada
berpengaruh signifikan penelitian sebelumnya
terhadap return saham. menggunakan variabel
independen lain yaitu DER,
ROA, PBV dan ukuran
perusahaan. Sedangkan
dalam penelitian ini
menggunakan variabel
independen lain yaitu ifnlasi,
nilai tukar, dan pertumbuhan
ekonomi.
2 Halim Pengaruh makro Hasil penelitiannya Persamaannya adalah sama-
ekonomi terhadap menunjukan bahwa inflasi dan sama menggunakan variabel
(2013)
return saham BI rate tidak berpengaruh independen yaitu inflasi, nilai
kapitalisasi besar di terhadap return saham tukar, dan BI rate.
Bursa Efek kapitalisasi besar, sedangkan Sedangkan variabel depeden
Indonesia jumlah uang beredar dan nilai yaitu return saham.
tukar berpengaruh signifikan Perbedaannya adalah pada
terhadap return saham penelitian sebelumnya
kapitalisasi besar. menggunakan variabel
independen lain yaitu jumlah
uang beredar. Sedangkan
dalam penelitian ini
menggunakan variabel
independen lain yaitu
pertumbuhan ekonomi.
3 Artaya, Pengaruh faktor Hasil penelitiannya Persamaannya adalah sama-
ekonomi makro, menunjukan bahwa tingkat sama menggunakan variabel
Purbawangsa
risiko investasi dan suku bunga, EPS, PER, independen yaitu tingkat
, dan Artini kinerja keuangan berpengaruh positif signifikan suku bunga dan kurs rupiah.
terhadap return terhadap return saham dan Sedangkan variabel depeden
(2014)
saham perusahaan kurs rupiah tidak berpengaruh yaitu return saham.
di Bursa Efek signifikan terhadap return Perbedaannya adalah pada
Indonesia (BEI) saham, risiko investasi penelitian sebelumnya
berpengaruh negatif tidak menggunakan variabel
signifikan terhadap return independen lain yaitu EPS,
61
Produk domestik bruto adalah ukuran produksi barang dan jasa total suatu
negera. Pertumbuhan PDB yang cepat merupakan indikasi terjadinya
pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan ekonomi membaik, maka daya beli
masyarakat pun akan meningkat, dan ini merupakan kesempatan bagi perusahaan-
perusahaan untuk meningkatkan penjualannya. Dengan meningkatnya penjualan
perusahaan, maka perusahaan memperoleh keuntungan juga akan semakin
meningkat (Tandelilin, 2010:342).
Selain itu jika pertumbuhan ekonomi membaik, maka kepercayaan
investor untuk menginvestasikan dananya dalam bentuk saham menjadi
meningkat. Peningkatan kepercayaan ini menjadikan saham jadi investasi yang
menarik dan hal ini akan meningkatkan permintaan akan saham. Permintaan yang
tinggi membuat harga saham menjadi naik, kenaikan harga saham akan
memberikan nilai positif bagi investor yaitu dengan meningkatnya return saham
yang akan diterima oleh investor (Luthvi, 2014). Jadi semakin tinggi pertumbuhan
ekonomi, maka semakin tinggi pula return saham.
H4 : Pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap return saham.
H5: Inflasi, nilai tukar, tingkat suku bunga, dan pertumbuhan ekonomi,
berpengaruh terhadap return saham.