Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun oleh :
Kelas : 2A
KATA PENGANTAR
Puji syukur bagi Allah SWT yang dengan karunia-Nya telah memungkinkan selesainya
makalah yang berjudul “Proses dan kemitraan dalam kewirausahaan” yang disusun dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan. Atas dukungan moral dan materi yang diberikan
dalam penyusunan makalah ini, maka penyusun mengucapkan terima kasih kepada Pak Syamsul
selaku Penanggung Jawab mata kuliah Kewirausahaan.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun sangat dibutuhkan dalam penyempurnaan makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemitraan sangat penting dalam dunia usaha, karena dengan adanya kemitraan ini
akan membantu Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk mendapatkan modal dan
mengembangkan usahanya. Kemitraan di negara-negara yang telah lebih maju itu adalah
karena kemitraan usahanya terutama didorong oleh adanya kebutuhan dari pihak-pihak
yang bermitra itu sendiri, atau diprakarsai oleh dunia usahanya sendiri sehingga
kemitraan dapat berlangsung secara alamiah. Hal ini dimungkinkan mengingat iklim dan
kondisi ekonomi Negara telah cukup memberikan rangsangan ke arah kemitraan yang
berjalan sesuai dengan kaidah ekonomi yang berorientasi pasar.
Sebagai suatu strategi pengembangan usaha kecil, kemitraan telah terbukti berhasil
diterapkan di banyak negara, antara lain di Jepang dan empat negara macan Asia, yaitu
Korea Selatan, Taiwan, Jepang, dan sebagainya. Di negara-negara tersebut kemitraan
umumnya dilakukan melalui pola sub kontrak yang memberikan peran kepada industri
kecil dan menengah sebagai pemasok bahan baku dan komponen industri besar.
Oleh karena itu, demi kemajuan suatu kemitraan di Negara Indonesia sendiri, maka
makalah ini dibuat agar dapat memberi kejelasan secara pasti mengenai kemitraan usaha
agar dapat diterapkan secara nyata dan konkret.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis bermaksud untuk mengangkat sebuah
makalah yang berjudul “Mengelola Usaha dan Kemitraan Strategis”.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian proses dan kemitran kewirausahaan.
2. Untuk mengetahui dan memahami jenis jenis kemitraan.
3. Untuk mengetahui dan memahami proses dan perkembangan kewirausahaan.
4. Untuk mengetahui dan memahami ciri watak wirausaha
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Proses pemicu
Faktor personal yang mendorong dalam artian memicu atau memaksa seseorang untuk
terjun kedunia biasnis adalah :
a. Adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang sekarang
b. Adanya PHK atau tidak ada pekerjaan lain
1) Dorongan karena faktor usia
2) Keberanian menanggung resiko.
3) Komitmen atau minat yang tinggi terhadap bisnis.
c. Faktor-faktor lingkungan yang memndorong menjadi pemicu bisnis adalah :
1) Adanya persaingan dalam dunia kehidupan
2) Adanya sumber-sumber yang bisa dimanfaatkan
3) Mengikuti latihan-latihan atau incubator bisnis
4) Kebijakan pemerintah, misalnya ada nya kemudahan-kemudahan dalam lokasi
berusaha ataupun fasilitas kredit, dan bimbingan usaha.
d. Faktor-faktor sociologikal yang menjadi pemicu serta pelaksanaan bisnis :
1) Adanya hubungan- hubungan atau relasi dengan orang lain
2) Adanya tim yang dapat diajak kerjasama dalam berusaha.
3) Adanya dorongan dari orang tua untuk membuka usaha
4) Adanya bantuan keluarga dalam berbagai kemudahahn
5) Adanya pengalaman-pengalaman dalam dunia bisnis sebelumnya
2. Proses inovasi
Beberapa faktor personal yang mendorong inovasi adalah : keinginan berprestasi , adanya
sifat penasaran, keinginan menanggung resiko, faktor pendidikan dan faktor pengalaman.
Adanya inovasi yaqng berasal dari diri seseorang akan mendorong dia mencari pemicu ke
arah memulai usaha.
Faktor- faktor lingkungan yang mendorong inovasi adalah : adanya peluang, pengalaman dan
kreativitas.
3. Proses pelaksanaan
Beberapa faktor personal yang mendorong pelaksanaan dari sebuah bisnis adalah sebagai
berikut:
a) Adanya seorang wirausaha yang telah siap mental secara total
b) Adanya manager pelaksana sebagai tangan kanan, pembantu umum
c) Adanya komitmen yang tinggi terhadap bisnis
d) Adanya Visi, pandanyan yang jauh kedepan guna mencapai keberhasilan
4. Proses Pertumbuhan
Faktor pertumbuhan ini didorong oleh faktor organisasi antara lain :
a) Adanya tim yang kompak dalam menjalankan usaha sehingga semua rencana
pelaksanaan operasional berjalan produktif
b) Adanya strategi yang mantap sebagai produk dari tim yang kompak
c) Adanya struktur dan budaya orgainisasi yang mantap.
d) Adanya produk yang dibanggakan, atau kualitas yang dimiliki.
Faktor lingkungan yang mendorong implementasi dan pertumbuhan bisnis adalah sebagai
berikut :
a) Adanya unsur persaingan yang cukup menguntungkan. Dunia persaingan saat ini sangat
kejam.
b) Adanya konsumen dan pemasok barang yang kontinu
c) Adanya bantuan dari pihak investor bank yang memberikan fasilitas keuangan
d) Adanya sumber-sumber yang tersedia, yang masih bisa dimanfaatkan
e) Adanya kebijakan pemerintah yang menunjangberupa peraturan bidang ekonomi yang
menguntungkan.
5. Tindakan dan ciri watak wirausaha
a. Percaya Diri.
Wataknya : Keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
b. Berorientasikan tugas dan hasil.
Wataknya : Kebutuhan akan prestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan
ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan emiliki inisiatif.
c. Pengambil Resiko.
Wataknya : Memiliki kemampuan mengambil resiko dan suka pada tantangan.
d. Kepemimpinan.
Wataknya : Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka
terhadap saran dan kritik yang membangun.
e. Keorisinilan.
Wataknya : Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki
jaringan bisnis yang luas.
f. Berorientasi ke masa depan.
Wataknya : Persepsi dan memiliki cara pandang/ cara pikir yang berorientasi pada masa
depan.
g. Jujur dan tekun.
Wataknya : Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja
Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap
seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:
a. Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki
kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen
wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat
menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan
sebagainya. Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan
berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sifat
sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat
menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan. Kedisiplinan terhadap
komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan
komitmen tersebut. Wirausahawan harus taat azas. Hal tersebut akan dapat tercapai
jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah
ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya
adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.
b. Komitmen Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang,
baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya,
seorang wirausahawan harus memiliki komimten yang jelas, terarah dan bersifat
progressif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat
dibuat dengan mengidentifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan
dalam hidupnya.
Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama
konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen,
kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, problem solving
bagi masalah konsumen, dan sebagainya. Seorang wirausahawan yang teguh menjaga
komitmennya terhadap konsumen, akan memiliki nama baik (goodwill) di mata
konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari
konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya
tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan
c. Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral yang terkadang dilupakan oleh seorang
wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks. Kejujuran mengenai
karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi
yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purna jual yang dijanjikan dan
kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang
dilakukan oleh
wirausahawan.
d. Kreatif dan Inovatif
Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki
daya kreativitas yang tinggi. Daya kreatifitas tersebut sebaiknya adalah dilandasi oleh
cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan
produk-produk yang telah ada selama ini di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif
umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali
ide-ide jenius yang memberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha
awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
Namun, gagasan-gagasan yang baikpun, jika tidak diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari, hanya akan menjadi sebuah mimpi. Gagasan-gagasan yang
jenius umumnya membutuhkan daya inovasi yang tinggi dari wirausahawan yang
bersangkutan. Kreativitas yang tinggi tetap membutuhkan sentuhan inovasi agar laku
di pasar. Inovasi yang dibutuhkan adalah kemampuan wirausahawan dalam
menambahkan nilai guna/nilai manfaat terhadap suatu produk dan menjaga mutu
produk dengan memperhatikan “market oriented” atau apa yang sedang laku
dipasaran. Dengan bertambahnya nilai guna atau manfaat pada sebuah produk, maka
meningkat pula daya jual produk tersebut di mata konsumen, karena adanya
peningkatan nilai ekonomis bagi produk tersebut bagi konsumen.
e. Mandiri
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan
dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalam mengambil keputusan
atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya
ketergantungan dengan pihak lain. Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus
dimiliki oleh seorang wirausahawan. Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus
memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.
f. Realistis
Seseorang dikatakan Realistis bila orang tersebut mampu menggunakan
fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasionil dalam setiap pengambilan
keputusan maupun tindakan/perbuatannya. Banyak seorang calon wirausahawan yang
berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena
wirausahawan tersebut tidak realistis, obyektif dan rasionil dalam pengambilan
keputusan bisnisnya.
Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-
masukan/sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha
yang sedang dirintis.
g. Subkontrak
Menurut penjelasan Pasal 27 huruf (b) Undang-Undang Nomor. 9 Tahun 1995
bahwa pola subkontrak adalah hubungan kemitraan antara Usaha Kecil dengan
Usaha Menengah atau Usaha Besar, yang di dalamnya Usaha Kecil memproduksi
komponen yang diperlukan oleh Usaha Menengah atau Usaha Besar sebagai
bagian dari produksinya. Atau bisa juga dikatakan, subkontrak sebagai suatu
sistem yang menggambarkan hubungan antara Usaha Besar dan Usaha Kecil
Menegah, di mana Usaha Besar sebagai perusahaan induk (parent firma) meminta
kepada UKM selaku subkontraktor untuk mengerjakan seluruh atau sebagian
pekerjaan (komponen) dengan tanggung jawab penuh pada perusahaan induk.
Selain itu, dalam pola ini Usaha Besar memberikan bantuan berupa kesempatan
perolehan bahan baku, bimbingan dan kemampuan teknis produksi, penguasaan
teknologi, dan pembiayaan.
Model kemitraan ini menyerupai pola kemitraan contract farming tetapi pada pola
ini kelompok tidak melakukan kontrak secara langsung dengan perusahaan
pengolah (processor) tetapi melalui agen atau pedagang.
Pembinaan Kelompok Mitra Kelompok Mitra perlu ditingkatkan kemampuannya
dalam hal:
a. Merencanakan Usaha.
b. Melaksanakan dan mentaati perjanjian kemitraan
c. Memupuk modal dan memanfaatkan pendapatan secara rasional.
d. Meningkatkan hubungan melembaga dengan koperasi.
e. Mencari dan mencapai skala usaha ekonomi.
Pembinaan Oleh Perusahaan Mitra
a. Meningkatkan pengetahuan dan kewirausahaan kelompok mitra.
b. Membantu mencarikan fasilitas kredit yang layak.
c. Mengadakan penelitian, pengembangan, dan pengaturan teknologi tepat
guna.
d. Melakukan konsultasi dan temu usaha.
Sebagai suatu strategi pengembangan usaha kecil, kemitraan telah terbukti berhasil
diterapkan di banyak negara, antara lain di Jepang dan empat negara macan Asia, yaitu Korea
Selatan, Taiwan, Jepang, dan sebagainya. Di negara-negara tersebut kemitraan umumnya
dilakukan melalui pola sub kontrak yang memberikan peran kepada industri kecil dan menengah
sebagai pemasok bahan baku dan komponen industri besar.
Oleh karena itu, demi kemajuan suatu kemitraan di Negara Indonesia sendiri, maka makalah
ini dibuat agar dapat memberi kejelasan secara pasti mengenai kemitraan usaha agar dapat
diterapkan secara nyata dan konkret.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis bermaksud untuk mengangkat sebuah makalah
yang berjudul “Mengelola Usaha dan Kemitraan Strategis”.
B. Saran
Untuk pembaca makalah ini dapat menjadi bahan bacaan dan pedoman buat makalah
selanjutnya. Makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, bagi kami kritik , saran,dan
tambahan sangat kami butuhkan agar untuk kedepannya kami bisa membuat makalah lebih baik
lagi.