Вы находитесь на странице: 1из 28

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Management Proyek


3.1.1 Definisi
Secara umum, definisi dari manajemen proyek adalah merencanakan,
mengorganisasi, memberi arah, dan mengendalikan sumber daya yang
ada untuk jangka waktu, sasaran dan tujuan tertentu.Karzner (1995)
dalam Riantini.et al. (2005), juga berpendapat bahwa suatu
manajemen proyek yang berhasil berarti telah mencapai tujuan proyek
yaitu: tepat waktu dan anggran, mendapatkan performa atau teknologi
yang diinginkan, serta penggunaan sumber daya secara efektif dan
efisien.
Setiap proyek mempunyai batasan yang berbeda terhadap ruang
lingkup, waktu,biaya, yang biasanya disebut sebagai triple constraint
(Tiga Kendala). Setiap proyek manajer harus memperhatikan hal
penting dalam manajemen proyek. Pertama, ruang lingkup (scope):
Apa yang ingin dicapai dalam proyek? Produk atau layanan apa yang
pelanggan harapkan dari proyek tersebut. Kedua, waktu (time): Berapa
lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek?
Bagaimana jadwal kegiatan proyek akan dilaksanakan? Ketiga, biaya
(cost): Berapa biaya yang dibutuhkan untuk dapat menyelesaikan
proyek. Ketiga batasan tersebut bersifat tarik-menarik. Artinya, jika
ingin meningkatkan kinerja produk yang telah disepakati dalam
kontrak maka umumnya harus diikuti dengan meningkatkan mutu
yang selanjutnya berakibat pada naiknya biaya melebihi
anggaran.Sebaliknya, bila ingin menekan biaya maka biasanya harus
berkompromi dengan mutu dan jadwal. Menurut Schwalbe (Schwalbe,
2006)dalam Noerlina (2008), pengembangan manajemen proyek
terdiri dari lima tahap. Pertama, Inisiasi. Inisiasi merupakan proses
mengenal dan memulai sebuah proyek baru atau fase proyek. Menurut
Schwalbe (2006) dalam Noerlina (2008), tindakan yang harus

LAPORAN PRAKTIK KERJA NYATA 35


dilakukan manajer proyek dan manajemen senior dalam inisiasi
proyek adalah sebagai berikut: Dengan cepat menentukan sebuah tim
proyek yang kuat, mendapatkan keterlibatan pemegang saham di
dalam awal proyek, menyiapkan analisis lebih detail dari masalah
bisnis dan mengembangkan teknik perbandingan proyek,
menggunakan pendekatan fase per fase, menyiapkan rencana yang
berguna dan realistis untuk proyek.
Kedua, Perencanaan. Perencanaan merupakan proses yang paling sulit
dan tidak diperhatikan dalam manajemen proyek. Tujuan utama
perencanaan proyek adalah sebagai panduan dalam pelaksanaan
proyek. Untuk itu, rencana yang dibuat harus realistis dan berguna.
Ketiga, Eksekusi. Eksekusi proyek melibatkan pengambilan tindakan
yang perlu dilakukan untuk meyakinkan bahwa aktivitas di dalam
rencana proyek terselesaikan dengan baik. Produk dari proyek
dihasilkan selama eksekusi proyek dan biasanya memakan banyak
sumber daya untuk diselesaikan. Keluaran yang paling penting adalah
hasil kerja atau pengiriman produk. Keempat, Pengontrolan.
Pengontrolan merupakan proses untuk membandingkan kemajuan
proyek dengan objektif proyek, pengawasan penyimpangan dari
rencana, dan mengambil tindakan korektif untuk menyesuaikan
kemajuan dengan rencana. Kelima, Penutupan proses proyek meliputi
kegiatan untuk mendapatkan penerimaan pemegang saham dan
pelanggan dari produk akhir dan proyek atau fase proyek, untuk
pemesanan akhir. Hal itu meliputi verifikasi terhadap semua pekerjaan
yang sudah diselesaikan dan menyangkut audit proyek.

LAPORAN PRAKTIK KERJA NYATA 36


3.1.2 Fungsi Management Proyek
Sering kita dengar bahwa berhasil tidaknya suatu kegiatan atau
pekerjaan tergantung dari manajemennya. Pekerjaan itu akan berhasil
apabila manajemennya baik dan teratur, dimana manajemen itu sendiri
melakukan suatu proses tertentu dalam fungsi terkait. Maksudnya
adalah seringkali tahap kegiatan pekerjaan berakhir dengan
pencapaian tujuan.
Pembagian fungsi manajemen menurut beberapa ahli manajemen
dikategorikan menjadi lima hal, yaitu:
1. Perencanaan (Planning)
Suatu pemilihan berdasarkan kenyataan dan perkiraan yang
berkaitan dengan waktu yang akan datang dalam usaha untuk
merumuskan suatu kegiatan untuk mencapai hasil yang
direncanakan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Penentuan, pengelompokan dan pengaturan berbagai kegiatan
dalam rangka pencapaian tujuan. Dapat menunjukan hubungan
kewenangan yang dilimpahkan kepada setiap orang yang
ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
3. Pelaksanaan (Actuating)
Kegiataan semua anggota dengan kesadaran berusaha untuk
mencapai tujuan atau sasaran yang berpedoman pada perencanaan
dari organisasai.
4. Pengarahan (Directing)
Kegiatan pembinaan dan kepemimpinan atasan kepada bawahan
yang dilaksanakan secara terus menerus.
5. Pengawasan (Controlling)
Suatu proses penilaian pelaksanaan kegiatan dengan tujuan agar
hasil pekerjaan sesuai dengan rencana dan mengusahakan agar
kegiatan tersebut dilaksanakan dengan berpedoman pada
perencanaan.

LAPORAN PRAKTIK KERJA NYATA 37


3.2 Profil Proyek
3.2.1 Informasi Proyek
Data tentang proyek pembangunan Gedung Perkuliahan Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Malang dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Lokasi proyek : Kampus Universitas Negeri Malang
Jl. Semarang No.5- Malang
2. Pemilik Proyek (Owner) : UNIVERSITAS NEGERI MALANG
3. Konsultan Perencana : PT. CAKRA MANGGILING JAYA
4. Konsultan Pelaksana : PT. MITRAPLAN KONS.
5. Kontraktor Pelaksana : PT. BRANTAS ABIPRAYA
6. Fungsi Bangunan : Gedung Perkuliahan
7. Jumlah Lantai Gedung : 8 Lantai
3.2.2 Struktur Organisasi Proyek
Struktur organisasi adalah suatu kerangka yang menunjukkan seluruh
kegiatan-kegiatan untuk pencapaian tujuan organisasi, hubungan
fungsi-fungsi, wewenang dan tanggung jawab (Handoko dan
Reksohadiprojo, 1982: 64).
Penyusunan suatu organisasi memiliki tujuan sebagai berikut :
a. Sebagai sarana penentuan, pengaturan dan pembagian tugas
antara orang atau sekelompok orang. Sehingga terlihat jelas
adanya pembagian hak dan kewajiban serta wewenang dan
tanggung jawab dalam setiap pekerjaan.
b. Manajemen kegiatan/pembagian kerja, untuk menghindari
terjadinya tumpang tindih dari masing-masing pekerjaan.
c. Memudahkan pengawasan pekerjaan sehingga pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan jadwal (Time Schedule) yang telah
direncanakan.

LAPORAN PRAKTIK KERJA NYATA 38


Owner Proyek
UNIVERSITAS NEGERI
MALANG

Konsultan Perencana Konsultan Pengawas Kontraktor Pelaksana


PT. CAKRA MANGGILING PT, MITRAPLAN PT, BRANTAS ABIPRAYA
JAYA KONS.

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Pengelola Proyek Pembangunan


Gedung Perkuliahan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang

Keterangan:
: Garis Komando
: Garis Koordinasi

3.2.3 Unsur Organisasi Proyek


Proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang memiliki dimensi waktu,
biaya dan mutu. Keberhasilan di dalam suatu proyek diukur
berdasarkan tiga hal yaitu : tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu.
Proyek merupakan suatu kegiatan yang memiliki awal dan akhir di
dalam mewujudkan gagasan yang timbul. Pada proyek-proyek yang
besar masalah-masalah yang dihadapi semakin besar dan juga
kompleks.
Di dalam penyelenggaraan pembangunan proyek dilakukan secara
menyeluruh mulai dari tahap perancangan, perencanaan, dan
pembangunan hingga tahap pemeliharaan di mana hal tersebut
merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dapat dilakukan secara
sistematis dan melibatkan berbagai unsur yang saling terkait antara
yang satu dengan yang lainnya. Unsur-unsur tersebut membentuk

LAPORAN PRAKTIK KERJA NYATA 39


suatu organisasi proyek di mana masing-masing mempunyai peranan,
fungsi dan tanggung jawab yang jelas.
Organisasi proyek dalam suatu pelaksanaan proyek sangat diperlukan
sebagai bagian dari manajemen suatu proyek yang sesuai dan saling
berhubungan dan tentunya harus selalu berjalan pada peraturan-
peratuaran/tata tertib yang telah ditentukan. Sedangkan manajemen
proyek dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengelola
sumber daya dan dana suatu proyek untuk mencapai tujuan dengan
menggunakan suatu metode dan sistematika tertentu agar tercapai
daya guna yang sebesarnya. Dengan adanya manajemen proyek yang
baik dan teratur di dalam suatu proyek diharapkan akan dapat
menunjang keberhasilan dan kelancaran proyek hingga tujuan dari
proyek akan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. (Arum
Destyarini, 2014)
Secara garis besar unsur-unsur pengelola proyek yang terlibat di
dalam sebuah proyek adalah sebagai berikut :
a. Pemilik Proyek
Pemberi tugas atau lebih dikenal dengan istilah bouwheer adalah
badan hokum/instansi atau perseorangan yang berkeinginan
mewujudkan suatu proyek dan memberikan pekerjaan bangunan
serta membayar biaya pekerjaan bangunan. Adapun tugas dan
wewenang dari owner/pemilik proyek adalah sebagai berikut:
1. Mempunyai ide/gagasan sesuai dengan rencana-rencananya.
2. Menyediakan dana dan lahannya.
3. Mengambil keputusan terakhir yang mengikat mengenai
pembangunan proyek.
4. Mempunyai wewenang mutlak dalam menentukan dan
mengangkat manajemen konstruksi, perencana serta
pelaksanaan proyek.
5. Bersama-sama manajemen konstruksi ikut mengawasi
pelaksanaan proyek secara langsung maupun tidak langsung
(melalui manajemen konstruksi).

LAPORAN PRAKTIK KERJA NYATA 40


6. Mengesahkan semua dokumen pembayaran atas
pembayaran yang harus diberikan kepada pelaksana proyek.
7. Mempunyai wewenang penuh terhadap proyek sehingga
berhak menerima/menolak perubahan-perubahan pekerjaan
serta pekerjaan tambahan dan pekerjaan kurang.
8. Berhak menolak pekerjaan-pekerjaan bila tidak sesuai
dengan gambar rencana, bilamana perlu mencabut tugas
pelaksana proyek tersebut bila dianggap tidak mampu
melaksakan pekerjaan.
9. Meminta pertanggung jawaban pada semua unsur terkait
sebelum masa pemeliharan habis bila tejadi kerusakan,
sebagaimana ditetapkan bersama.
Sedangkan tanggung jawab owner/pemilik proyek adalah
sebagai berikut:
1. Memelihara hubungan kerja secara professional.
2. Membuat keputusan yang tepat sesuai dengan
waktunya.
3. Memberikan dana yang dibutuhkan proyek.

b. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah perseorangan atau badan hukum
yang bergerak pada jasa konstruksi bidang perencanaan
pekerjaan pembangunan.
Konsultan perencana menerima pendelegasian atau penyerahan
pekerjaan dari pemilik proyek/owner dengan dua tahapan, yaitu:

1. Rekayasa dan design awal, Rekayasa dan design


meletakkan penekanan pada:
a. Konsep arsitektur
b. Pengevaluasi alternatif-alternatif proses teknologi
c. Keputusan-keputusan mengenai ukuran serta kapasitas
d. Tahapan konsep dan kelayakan

LAPORAN PRAKTIK KERJA NYATA 41


e. Aspek teknis
f. Aspek kinerja banguna (buiding performance)
g. Aspek ekonomis
2. Rekayasa dan design detail/perincian
Melibatkan suatu proses analisa dan perencanaan struktur
serta komponennya secara berurutan sehingga sesuai
dengan standar konstruksi, keamanan maupun peraturan-
peraturannya.
Kegiatan-kegiatan konsultan perencana dalam
melaksanakan rancang bangun meliputi:
a. Perencanaan anggaran dan biaya pekerjaan
b. Gambar-gambar detail, maket design
c. Rencana kerja dan spesifikasi pelaksanaan pekerjaan
Selain itu, divisi perencana mempunyai tugas dan
wewenang adalah sebagai berikut :
a. Perencana berkewajiban untuk berkonsultasi dengan
pihak proyek, pada tahap perencanaan dan menyusun
dokumen proyek.
b. Membuat gambar perencanaan proyek secara
keseluruhan yang meliputi gambar struktur, arsitektur
serta mekanikal dan elektrikal sesuai dengan
permintaan pemberi tugas dengan mempertimbangkan
segi kekuatan, keindahan dan ekonomis serta peraturan
daerah setempat.
c. Perencanaan berkewajiban pula untuk mengadakan
penhawasan berkala dalam bidang arsitektur dan
struktur.
d. Membuat estimasi/perhitungan biaya pembangunan
secara garis besar yang akan menjadi acuan dalam
penentuan biaya selama pelaksanaan pekerjaan (bila
terjadi perubahan rencana).

LAPORAN PRAKTIK KERJA NYATA 42


e. Bertanggung jawab penuh terhadap hasil perencanaan
sehingga perencanaan sehingga perencanaan tersebut
terlaksana.
f. Bertugas menghadapi kontraktor/pelaksana, dalam hal
memberikan penjelasan/konsultasi dalam bidang
arsitektur, struktur konsentrasi serta mekanikal dan
elektrikal.
g. Merencanakan setiap perubahan dari rencana semula.
h. Merpertanggung jawabkan hasil perencana kepada
pemilik proyek.
i. Mengadakan pengawasan secara berkala untuk melihat
kemajuan pekerjaan maupun membantu mengatsi
permasalahan di lapangan yang terkait dengan
perencanaan.
j. Berperan pula sebagai konsultan pengawas dan berhak
menegur kontraktor/pelaksan proyek secara langsung
maupun tertulis apabila ternyata pelaksana tidak sesuai
dengan bestek.
k. Meminta pemeriksaan secara khusus apabila diperlukan
untuk menjamin pelaksana sesuai dengan isi dokumen
kontrak.
l. Menghadiri maupun menyelenggarakan rapat-rapat
koordinasi pengelola proyek. Supaya mendapatkan
hasil perencanaan yang berkualitas dan sesuai dengan
tujuannya maka perencanaan harus mempunyai tenaga
ahli dari berbagai disiplin ilmu dengan kemampuan dan
pengalaman yang cukup memadai dalam bidangnya
masing-masing

LAPORAN PRAKTIK KERJA NYATA 43


c. Konsultan Pengawas/ MK
Konsultan pengawas adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik
proyek/owner untuk melaksanakan pekerjaan.
Konsultan pengawas dalam suatu proyek mempunyai tugas
sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan administrasi umum mengenai
pelaksanaan kontrak kerja.
2. Melakukan pengawasan secara rutin dalam perjalanan
proyek.
3. Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek untuk dapat
dilihat oleh pemlik proyek.
4. Konsultan pengawas memberikan saran atau pertimbangan
kepada pemilik proyek maupun kontraktor dalam proyek
pelaksanaan pekerjaan.
5. Mengoreksi dan menyetujui gambar shop drawing yang
diajukan kontraktor sebagai pedoman pelaksanaan
pembangunan proyek.
6. Memilih dan memberikan persetujuan mengenai tipe dan
merek yang di usulkan oleh kontraktor agar sesuai dengan
harapan pemilik proyek tetap berpedoman dengan kontrak
kerja konstruksi yang sudah dibuat sebelumya.
Konsultan pengawas juga memiliki wewenang sebagai
berikut
1. Memperingatkan atau menegur pihak pelaksana
pekerjaan jika terjadi penyimpangan terhadap kontrak
kerja.
2. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan jika pelaksanaan
proyek tidak memperhatikan peringatan yang diberikan.
3. Memberikan tanggapan atas usul pihak pelaksana
proyek.
4. Konsultan pengawas berhak memeriksa gambar shop
drawing pelaksana proyek.

LAPORAN PRAKTIK KERJA NYATA 44


5. Melakukan perubahan dengan menerbitkan berita acara
perubahan (site instruction).
Konsultan pengawas biasa diadakan pada proyek pembangunan
dengan skala besar seperti gedung bertingkat tinggi, bagian ini
bisa merangkap dalam hal management kontruksi atau MK
namun perbedaannya adalah MK mengelola jalannya proyek
dari mulai perencanaan, pelaksanaan samapai berakhirnya
proyek sedangkan konsultan pengawas hanya bertugas
mengawasi jalannya pelaksanaan proyek saja. Dalam kondisi
nyata di lapangan diperlukan ketjasama yang baik antara
konsulan pengawas dengan kontraktor agar bisa saling
melengkapi dalam pelaksanaan pembangunan sehingga tidak
ada pihak yang dirugikan misalnya kontraktor dibatasi oleh
waktu dalam melaksanakan pekerjaan jadi akan sangat
terpengaruh dari proses approval material atau shop drawing
dari konsultan pengawas.

d. Kontraktor Pelaksana
Kontraktor pelaksana adalah perseorangan atau badan hukum
yang mewujudkan ide pemberi tugas ke dalam bentuk tiga
dimensi yaitu sesuai dengan gambar kerja rencana.
Adapun tugas dan wewenang dari pelaksan proyek adalah
sebagai berikut :
1. Melaksanakan tugas yang diberikan dengan mematuhi
peraturan dalam dokumen yang berkaitan dengan
penyelenggaran bangunan.
2. Mengadakan konsultasi dengan divisi perencana serta
mendapatkan bimbingan maupun pengarahan dari divisi
pengawas mengenai pelaksanaan pekerjaan.
3. Menyusun rencana kerja proyek.
4. Menyediakan tenaga kerja, barang peralatan dan prasarana
kerja yang memadai.

LAPORAN PRAKTIK KERJA NYATA 45


5. Membuat detail pelaksanaan (shop drawing) dan membuat
gambar akhir pekerjaan (asbuilt drawing).
6. Menjamin keamanan dan keselamatan kerja.
7. Membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan.
8. Mengadakan pengujian terhadap hasil pekerjaan yang telah
dilaksanakan.
Mengadakan perbaikan, perubahan, rekonstruksi dan
pembetulan terhadap segala kesalahan selama masa
pemeliharaan.

3.2.4 Organisasi Management Konstruksi dan Pelaksanaan Proyek


Organisasi proyek atau organisasi pelaksanaan dibentuk dalam rangka
penentuan, pengelompokan dan pengaturan berbagai kegiatan untuk
mencapai tujuan. Hal diatas meliputi penugasan terhadap orang-orang
dalam kegiatan serta menunjukkan hubungan kewenangan yang
dilimpahkan kepada setiap orang yang ditugaskan untuk
melaksanakan kegiatan tersebut.
Mengenai tugas dan peranan tiap personil tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Pemilik proyek
a. Pengguna anggaran
b. Ketua tim teknis pembangunan
c. Sekertariat
d. Bendahara
e. Tim teknis
2. Konsultan pengawas
Divisi pengawas adalah suatu organisasi atau perorangan yang
bersifat multi disiplin yang bekerja untuk dan atas nama pemilik
bangunan, dan harus mampu bekerja sama dengan perencana
untuk mencapai hasil yang optimum dari suatu proyek.
Sebagai pihak yang mewakili owner dalam pelaksanaan proyek,
divisi pengawas mempunyai fungsi sebagau berikut :

LAPORAN PRAKTIK KERJA NYATA 46


a. Menjalankan pengawasan dan pengendalian dalam
melaksanakan proyek di lapangan serta mengontrol kualitas
dan kuantitas dari alat-alat dan bahan bangunan yang
digunakan apakah sudah sesuai dengan Rencana Kerja dan
Syarat-Syarat (RKS).
b. Memberikan persetujuan mengenai laporan harian, laporan
mingguan dan laporan bulanan, dan menyusun Berita Acara
Kemajuan Pekerjaan (BAKP) yang merupakan laporan
penelitian pengawas atas kemajuan pekerjaan serta
mempertanggung jawabkan hasil-hasil tersebut kepada pemilik
proyek.
3. Konsultan perencana
Perencanaan adalah suatu pihak yang ditunjuk oleh owner sebagai
pihak yang bertindak selaku perencana dalam pekerjaan
pembuatan gedung dalam batas-batas yang telah ditentukan baik
secara teknis maupun administrative.
a. Membuat rencana pelaksanaan dan gambar kerja,
merencanakan alat dan bahan yang digunakan serta metode
pelaksanaan, dan membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB)
sesuai ide dan gagasan owner, baik untuk perencanaan
struktur, arsitektur, mekanikal maupun elektrikal berdasarkan
peraturan-peraturan dan syarat-syarat kerja yang telah ada di
Indonesia.
b. Merencanakan setiap rencana perubahan dari rencana semula
akibat adanya kendala-kendala fisik di lokasi proyek dan
mempertanggung jawabkan hasil rencana perubahan kepada
Pemilik Proyek (owner).
4. Kontraktor pelaksana
Bagan alur struktur organisasi kontraktor pelaksana proyek

LAPORAN PRAKTIK KERJA NYATA 47


Gambar 3.2 Struktur Organisasi

a. Project Manager (PM)


Project Manager adalah penanggung jawab pada organisasi
kontraktor pelaksan.
b. Site Manager (SM)
Site Manager merupakan wakil dari Project Manager yang
bertugas membantu Project Manager dalam mengendalikan
jalannya proyek di lapangan.
c. Site Engineer (Koordinator Pelaksana Proyek)
Koordinator pelaksana proyek adalah seorang tenaga ahli yang
mengkoordinir berbagai pekerjaan di lapangan dan
bertanggung jawab kepada ketua tim teknis pembangunan atas
kemajuan pelaksanaan pekerjaan.
d. Keuangan dan Administrasi

LAPORAN PRAKTIK KERJA NYATA 48


Bagian Keuangan dan Administrasi adalah seorang tenaga ahli
yang bertanggung jawab dan mengurus segala sesuatu yang
berkaitan dengan pengadaan barang, perlatan dan material
untuk pelaksanaan proyek.

e. Logistik
Tugas dan kewajiban dari bagian logistik adalah :
1. Mengatur dan mengawasi keluar masuknya barang dari
gudang.
2. Membuat pembukuan untuk semua barang yang keluar
masuk gudang serta mencatat semua barang di dalam
gudang untuk selanjutnya dilaporkan kepada kepala
pelaksana proyek.
3. Mengatur tempat penyimpanan material dan merawat
barang-barang di dalam gudang.
4. Membuat pembukuan pembelian dan persewaan alat-
alat.
5. Mencari informasi sumber dan harga bahan dan
mengatur jumlah uang yang digunakan dalam
pembelian bahan.
f. Pelaksana
Pelaksana adalah seorang tenaga ahli yang membantu kepala
pelaksana dalam mengerjakan fisik secara keseluruhan.
g. Surveyor
Surveyor adalah tenaga ahli yang membantu kepala pelaksana
dalam masalah pengukuran.
h. Operator
Operator adalah tenaga ahli yang bertanggung jawab atas
operasi dan pemeliharaan peralatan di dalam proyek agar
seluruh peralatan selalu siap pakai dalam mendukung
pelaksanaan proyek.
i. Keamanan

LAPORAN PRAKTIK KERJA NYATA 49


Keamanan proyek sangat dibutuhkan sekali karena pada suatu
proyek kemungkinan besar terjadi gangguan-gangguan yang
tidak diinginkan.
j. Mandor/ Pembantu Pelaksana
Mandor adalah orang yang membantu pelaksana dan
meminpin beberapa pekerja untuk menyelesaikan suatu bagian
pekerjaan dalam proyek.
k. Pekerja
Pekerja adalah tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan
proyek sesuai dengan perencanaan dan dibawah mandor.
l. Quality Control
a. Mengawasi seluruh jalannya pekerjaan mengontrol mutu
dan metode pelaksanaan yang digunakan.
b. Mengontrol kualitas pekerjaan agar sesuai dengan Rencana
Kerja Syarat (RKS).
c. Melakuan pengujian-pengujian di laboratorium untuk
mengontrol kualitas bahan material.
d. Bertanggung jawab kepada Project Manager dalam
melaporkan hasil kualitas pekerjaan yang dilakukan.
m. Safety (K3L = Kesehatan Keselamatan kerja dan
Lingkungan hidup)
a. Memantau setiap pelaksanaan pekerjaan di lapangan agar
memenuhi standart keamanan prosedur Kesehatan,
Keselamatan kerja dan Lingkungan hidup (K3L).
b. Membuat laporan bulanan tentang pelaksanaan dan
pengawasan K3L di proyek.
c. Bertanggung jawab kepada Project Manager tentang
penerapan K3L.

LAPORAN PRAKTIK KERJA NYATA 50


3.3. Kegiatan Khusus
Kegiatan khusus yang dilakukan selama Praktik Kerja Nyata pada Proyek
Pembangunan Gedung Perkuliahan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
Negeri Malang adalah dengan melakukan pengamatan tentang pelaksanaan
pekerjaan borpile, kolom, balok dan plat.

3.3.1. Pekerjaan pondasi Boorpile & Pilecap


Pekerjaan boorpile dilakukan langsung dilokasi borpile sendiri jenis
pondasi dalam bentuk tabung, yaitu berfungsi meneruskan beban
struktur bangunan diatas borpile sendiri sama dengan pondasi tiang
pancang. Pengerjaan borpile dimulai dari menentukan data sondir,
pengeboran, pemasangan borpile, pemasangan pil cap, pembobokan
terakhir pemadatan tanah. Untuk tulangan yang dipakai
Proses pengerjaan borpile :
1. Pekerjaan pengeboran sistem bor kering/ dry drilling
Tanah di bor dengan menggunakan mata bor dengan cara memutar
mata bor dan spiral. Dengan cara memutar mata bor dan diangkat
setiap interval 0,5 meter. Hal ini dilakukan berulang – ulang
sampai kedalaman 20 meter.
2. Pembersihan lubang bor
Pembersihan lubang bor pile dari lumpur pekat yang terjadi.
Pembersihan harus dilakukan dengan alat pembersih kusus dengan
ukuran yang sesuai dengan diametr lubang bor.
3. Pemasangan besi beton dan pipa tremi
Pemasangan besi beton dan pipa tremi untuk pengecoran.
Kerangka baja tulangan yang telah di instal diangkat dengan
bantuan dieseldan power winch dalam posisi tegak lurus terhadap
lubang bor dan diturunkan dengan hati-hati agar tidak terjadi
banyak singgungan dengan lubang bor.
4. Setelah borpile pasang dan dicor masing” borpile disatukan oleh
pile cap
5. Antara pilecap di hubungkan dengan tie beam

LAPORAN PRAKTIK KERJA NYATA 51


6. Area dalam tie beam dipadatkan dengan tanah
7. Dilapis pasir / LC
8. Pasang besi lantai
9. Pengecoran lantai

3.3.2. Pekerjaan Plat Lantai


Untuk pekerjaan plat lantai sendiri biasanya dilakukan setelah
pekerjaan kolom selesai. Pada plat lantai ketebalannya berbeda
beda untuk baseman menggunakan tebal 10 cm sedangkan untuk
lantai 1- 8 menggunakan tebal plat 20 cm. Untuk jarak tulangan
plat lantai memanjang dan melintang menggunakan 15 cm.
Sedangkan untuk besinya sendiri menggunakan besi 13 dam untuk
lantai 1-8 10 mm. Untuk pekerjaan plat lantai sendiri meliputi :
a. Pekerjaan Pembesian
Untuk Plat sendiri Pembesian dilakukan dengan dirakit diatas
bekisting yang sudah jadi. Pada pembesian plat di pasang cakar
ayam bertujuan untuk tulangan bagian bawah dan atas memiliki
celah (agar tidak berdempetan).
b. Pekerjaan pembersihan
Setelah pekerjaan pembesian selesai plat dibesrsihkan dari kotoran
– kotoran untuk melanjutkan tahap pengecoran.
c. Pekerjaan pengecoran
Pekerjaan pengecoran dilakukan dengan menggunakan alat
congretpam portabel dilakukan mulai dari lantai 1 – 8. Proses
pengecoran sendiri dibarengi dengan perataan dan pengecekan
elevasi. Setelah proses pengecoran selesai dan beton agak
mengering langkah terakhir adalah melakukan pengasaran pada
plat lantai dan setelah itu bisa dipasangi keramik.

LAPORAN PRAKTIK KERJA NYATA 52


Gambar Penulangan Plat Lantai

Gambar Pengecoran Plat Lantai

3.3.3. Pekerjaan Perancah


Perancah atau steger merupakan konstruksi pembantu pada
pekerjaan bangunan gedung yang sudah mencapai ketinggian 2
meter dan tidak dapat dijangkau oleh pekerja. Perancah adalah work
platfrom sementara. Terkadang terjadi kegagalan bangunan akibat
runtuhnya perancah. Oleh karena itu diperlukan suatu metode praktis
yang dapat mempermudah para kontraktor dalam melakukan
inspeksi pemasangan perancah. Batasannya adalah pada perancah
rangka besi saja. Hasil penulisan ini berupa buku panduan tentang
bagaimana melakukan inspeksi perancang yang praktis dan aman
serta mudah dimengerti oleh semua kalangan. Sedangkan pada

LAPORAN PRAKTIK KERJA NYATA 53


pekerjaan bekisting, khususnya bekisting plat dan balok biasanya
dilakukan pekerjaan perancah.Pekerjaan perancah dilakukan untuk
mendukung perencanaan pembuatan bekisting balok dan plat.
Pertama-tama yang harus dilakukan sebelum mendirikan perancah
adalah memasang jack base pada kaki untuk memudahkan
pengaturan ketinggian, setelah itu baru dapat disusun dan
disambung antara yang satu dengan lainnya menggunakan joint pin,
dan bagian atasnya dipasang u-head untuk menjepit balok kayu yang
melintang untuk pemasangan perancah tidak boleh di pres sesuai
ukuran tinggi bangunan harus dilebihkan 70 cm untuk pengurangan
beton, triplek, holo, lanjis sehingga jika kita mengjust perancah tidak
pres pada bangunan. Pekerjaan bekisting dilakukan setelah pekerjaan
pembesian. Hal tersebut berlaku pada pekerjaan pembuatan kolom,
balok dan plat .

Gambar 3.4 Pemasangan perancah

3.3.4. Pekerjaan Kolom


Pekerjaan kolom dilaksanakan setelah pekerjaan pilecap selesai
dikerjakan. Pada proyek pembangunan Gedung Fakultas Ilmu
Keolahragan menggunakan sistem kolom yang dipakai adalah
konvensional. Proses pengerjaan kolom sendiri meliputi :

LAPORAN PRAKTIK KERJA NYATA 54


a. Pekerjaan penentuan titik kolom
Pekerjaan ini bertujuan untuk memastikan kolom yang
terpasang sesuai dengan titik yang direncakan. Pekerjaan ini
dilakukan dengan bantuan alat Total Station.
b. Pekerjaan pembesian
Untuk kolom , pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan
sesuai kebutuhan dengan bar cutter dan bar bending.Pembesian
kolom dilakukan dengan sistem pabrikasi di los besi dan ada
yang dirakit diatas bekisting yang sudah jadi.Tapi dalam
pengerjaan pembangunan Fakultas Ilmu Keolahragaan ini
pembesian kolom dilakukan langsung ditempat kolom tersebut
sehingga pekerjaan pembesian sekaligus instalasi penulangan
kolom ditempat.
c. Pekerjaan making
Pekerjaan making dilakukan untuk mengecek kembali kolom
apakah pemasangan sudah sesuai dengan rencana dan untuk
mengetahui tebal selimut beton, Bertujuan agar beton tidak
lari dari cetakan.
Pekerjaan making sendiri dilakukan sebelum pengukuran,
sebelum pengecoran dan sesudah pengecoran dan itu dilakukan
terus menerus hingga lantai atas.
d. Pekerjaan bekesting
Pekerjaan bekisting kolom dilaksanakan diluar lapangan.
Cetakan dibuat dahulu lalu diangkat menggunakan crane
setelah itu dipasang pada tulangan kolom yang sudah selasai di
making.
e. Proses pengecoran
Pengecoran kolom sama dengan pengecoran plat lantai dan
bisa dilakukan dengan bersamaan juga, jadi metode
pelaksanaan pengecoran sama. Pada proyek ini untuk
pekerjaan struktur menggunakan mutu beton 350 K dengan
slump 10 ± 2. Untuk pembesian kolom menggunakan besi

LAPORAN PRAKTIK KERJA NYATA 55


25.untuk pengecoran kolom sendiri harus menentukan proses
keseimbangan dalam setiap gedung dan harus meperhatikan
momen juga. Jadi setiap pengecoran kolom itu tidak boleh
sembarangan.

Gambar 2. Pekerjaan Kolom

3.3.5. Pekerjaan Balok


Pekerjaan balok dilaksanakan setelah pekerjaan kolom telah selesai
dikerjakan. Pada proyek pembangunan Gedung Fakultas Ilmu
Keolahragaan sistem balok yang dipakai adalah konvensional dan
proses Blok Out. Balok yang digunakan memiliki tipe yang berbeda-
beda. Untuk proses blok out sendiri itu digunakan untuk pemasangan
sambungan besi yang ada pada kolom untuk balok pada lift. Balok
terdiri dari 2 macam, yaitu balok utama (balok induk) dan balok anak.
Semua perkerjaan balok dan plat langsung di lokasi yang
direncanakan, mulai dari pembesian, pemasangan bekisting,
pengecoran sampai perawatan. Proses pengerjaan balok meliputi :

LAPORAN PRAKTIK KERJA NYATA 56


a. Pekerjaan perancah
Pekerjaan peranca dilakukan setelah pekerjaan kolom selesai
karena pekerjaan balok dilakukan setelah pekerjaan kolom selesai.
b. Pekerjaan Boodeman
Pekerjaan bodeman sendiri adalah pekerjaan untuk alas cetak pada
balok yang digunakan untuk membantu pengecoran pada balok.
Pekerjaan boodeman dilakukan tidak langsung dilapangan.
Pekerjaan boodeman sendiri dilakukan untuk mempermudah saat
pengecoran. Setelah boodeman selesai lalu dilanjutkan dengan
pekerjaan bekesting.
c. Pekerjaan bekisting
Pekerjaan bekisting balok dan plat merupakan satu kesatuan
pekerjaan, kerena dilaksanakan secara bersamaan. Pembuatan panel
bekisting balok harus sesuai dengan gambar kerja.

Gambar 3.7 Pemasangan boodeman dan bekisting balok

d. Pekerjaan pembesian
Untuk balok, pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan
sesuai kebutuhan dengan bar cutter dan bar bending.Pembesian
balok ada dilakukan dengan sistem pabrikasi di los besi dan ada
yang dirakit diatas bekisting yang sudah jadi. Sedangkan
pembesian plat dilakukan dilakukan di atas bekisting yang sudah

LAPORAN PRAKTIK KERJA NYATA 57


jadi. Tapi dalam pengerjaan pembangunan Fakultas Ilmu
Keolahragaan ini pembesian balok dilakukan langsung ditempat
balok tersebut sehingga pekerjaan pembesian sekaligus instalasi
penulangan balok ditempat.

Gambar 3.8 Pembesian langsung pada balok

e. Pekerjaan pengecoran
Pengecoran balok sama dengan pengecoran plat lantai dan
dilakukan dengan bersamaan juga, jadi metode pelaksanaan
pengecoran sama. Pada proyek ini untuk pekerjaan struktur
menggunakan beton dengan mutu 30 K dengan slump 10 ± 2.
Dimensi balok pada proyek ini meliputi balok induk dan balok
anak, balok anak mempunyai jarak 25-22 dengan besi 25
dengan tulangan sengkang untuk tumpuan D10-150 dan untuk
lapangan D10-200 sengkang extra d8-500.

LAPORAN PRAKTIK KERJA NYATA 58


3.3.6. Pekerjaan Beton
Pekerjaan beton dilakukan setiap kali ada pengecoran ,
pengecoran kolom,balok maupun plat lantai. Untuk setiap kali
pekerjaan beton akan dilaksanakan sebelumnya dilakukan test
slump dan suhu terhadap adonan beton. Untuk pengetesan umur
beton diambil umur 7 hari, 14 hari dan 28 hari dengan mutu beton
K 350. Setelah beton dibiarkan selama berapa hari yang
ditentukan dilakukan uji beton. Berikut tahap pengerjaan beton :
a. Pekerjaan persiapan
Untuk pekerjaan persiapan semua peralatan untuk
pengadukan dan pengakutan beton harus bersih. Ruang
yang akan diisi beton harus bebas dari kotoran-kotoran
yang mengganggu. Untuk memudahkan pembukaan
cetakan, permukaan dalam cetakan harus dilapisi dengan
minyak. Tulangan harus dalam keadaan bersih dan bebas
dari segala lapisan penutup yang dapat merusak beton atau
mengurangi lekatan antara beton dengan tulangan.
b. Pekerjaan Penakaran
Penakaran dari hasil campuran harus mengikuti kententuan
dalam pasal 3.3.2 SK . SNI . T – 28 – 1991 – 03 tentang
tata cara pengadukan dan pencoran beton.\
c. Pengadukan
Secara umum pengadukan dilakukan dengan mesin. Selama
proses pengadukan harus dilakukan pendataan yaitu sebagai
berikut
 jumlah batch- aduk yang dihasilkan
 Proporsi material
 Perkiraan lokasi dari penuamgan akhir pada struktur
 Waktu dan tanggal akhir pengadukan serta penuangan

LAPORAN PRAKTIK KERJA NYATA 59


d. Pengangkutan
Untuk pengangkutan cor menggunakan concrete bucket &
pipa tremi untuk kondisi lantai yang bisa dijangkau.
Sedangkan untuk lantai atas yang tidak bisa dijangkau itu
bisa menggunakan alat congcert pam dengan pipa yang bisa
langsung menyalurkan beton ke bagian struktur yang akan
dicor.
e. Pengecoran
Untuk pengecoran kolom, balok maupun plat lantai pada
gedung Fakultas Ilmu Keolahragaan ini yaitu sebagai
berikut :
 Campuran yang dituangkan harus ditempatkan sedekat
mungkin dengan cetakan untuk mencegah segregasi
karena pengaliran adukan
 Penuangan harus dilaksanakan dengan kecepatan yang
diatur sedemikian rupa sehingga beton selalu dalam
keadaan plastis.
 Campuran beton yang telah mengeras atau terkotori oleh
material asing tidak boleh dituang
 Penuangan beton harus dilakukan tanpa henti hingga
terselesaikannya suatu penampang atau batas – batas
penghentian
 Beton yang dituangkan harus dipadatkan
f. Pemadatan
Pemadatan pada beton harus dilakukan sesegera mungkin
setelah beton dituangkan dalam bekesting/ cetakan.
Kebutuhan alat pemadatan sesuai dengan kapasitas
pengecoran dan tingkat kesulitan pengerjaan di pengerjaan
pemadatan ini menggunakan alat concrete vibrator.
Pemadatan dimaksudkan untuk menghilangkan rongga –
rongga udara yang terdapat dalam beton segar.

LAPORAN PRAKTIK KERJA NYATA 60


3.3.7. Pekerjaan pasangan bata ringan
Pekerjaan pasangan bata ringan ini sangat banyak digunakan
sebagai ganti batu bata ringan. Batu bata ringan ini sangat
efisien dalam pengaplisiannya kerena cukup menghemat waktu
dan juga membutuhkan bahan perekat yang tidak banyak seperti
batu bata merah.
Gedung FIK ini menggunakan bata ringan dengan menggunakan
bahan perekat semen mortar dan webekat (lem perekat).

3.3.8. Pekerjaan Sanitasi / Plumbing


Pekerjaan sanitasi sangat penting bagi setiap bangunan rumah
tinggal maupun bangunan gedung tinggi seperti Fakultas Ilmu
Keolahragaan ini. Sanitasi sendiri adalah salah satu pelengkap
fasilitas dalam rumah atau bangunan gedung untuk menjamin
kondisi rumah atau bangunan selalu bersih dan sehat. Usaha
untuk menunjang bersih dan sehat ada 2 (dua) hal yang harus
diperhatikan yaitu penyediaan air bersih yang cukup dan
pembuangan air kotoran yang lancar. Sanitasi sendiri dibagi
menjadi 2 bagian yaitu :
a. sanitasi untuk air bersih / instalasi air bersih
instalasi saluran air bersih merupakan perencanaan
pembangunan alur air bersih dari sumber air melalui
komponen penyalur dan penyambung ke bak – bak
penampung air maupun kran – kran yang berfungsi untuk

LAPORAN PRAKTIK KERJA NYATA 61


memenuhi kebutuhan air dalam kehidupan sehari – hari.
dalam instalasi air bersih hal – hal penting yang perlu
diketahui untuk pemasangan plumbing adalah:
1. Denah plumbing dan diagram isometri untuk
menentukan jalur-jalur instalasi
2. Pemasangan pipa dilakukan setelah pemasangan
bata selesai namun sebelum plesteran dan acian. Hal
ini dilakukan untuk menghindari bobokan yang
menyebabkan kereyakan pada dinding
3. Untuk pemasangan pipa bagian luar dikerjakan
setelah pekerjaan plesteran selesai.
b. Sanitasi kotor / instalasi air kotor
Perbedaannya dengan air bersih, distribusi air kotor dan
bekas menggunakan pipa PVC kelas D hingga AW. Jika air
bersih di distribusikan dengan tekanan pomp dan air kotor.
Untuk gedung fakultas Ilmu Keolahragaan ini
menggunakan sapi tank biotek dengan saluran air kotor
dan bersih menggunakan pipa 4in, 2 in dan 6 in.

LAPORAN PRAKTIK KERJA NYATA 62

Вам также может понравиться