Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun Oleh :
1. Muhammad Dahlan (1317020018)
2. Rio Fadhilah (1317020013)
3. Wahyu Prima Andika (1317020038)
4. Vidyawati (1317020037)
Teknik Elektro
Program Studi Teknik Listrik
Politeknik Negeri Jakarta
2018
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan pada
kita semua sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Makalah dengan judul “Ejaan Bahasa Indonesia 1” ini kami susun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yang diberikan oleh Ibu Mega Nofria S.Hum
M.A.. Kami juga berharap semoga dengan penyusunan makalah kami ini dapat
membantu pembaca untuk lebih memahami ejaan bahasa indonesia
Namun demikian tentu saja dalam penyusunan makalah kami ini masih
terdapat banyak kekurangan dalam penulisan dan pemilihan kata atau hal laiinya
yang kurang tepat. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami
harapkan untuk menyempurnakan makalah ini.
Akhirnya, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu dalam pembuatan makalah ini, kami harapkan makalah ini dapat
bermanfaat dan mampu menambah wawasan bagi semua semua orang.
Wa’alaikumsalam Wr.Wb.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
C. Tujuan .....................................................................................................6
ii
2) Tanda Koma (,) ..................................................................................
3) Tanda Titik Koma (;) .........................................................................
4) Tanda Titik Dua (:).............................................................................
5) Tanda Hubung (-) ..............................................................................
6) Tanda Pisah (−) ..................................................................................
7) Tanda Tanya (?) .................................................................................
8) Tanda Seru (!) ....................................................................................
9) Tanda Elipsis (…) ..............................................................................
10) Tanda Petik (“…”) .............................................................................
11) Tanda Petik Tunggal (‘…’) ...............................................................
12) Tanda Kurung ((…)) ..........................................................................
13) Tanda Kurung Siku ([…]) ..................................................................
14) Tanda Garis Miring (/) .......................................................................
15) Tanda Penyingkat atau Apostrof (`) ...................................................
A. Kesimpulan .............................................................................................
B. Saran .........................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ii
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemakaian huruf yang sesuai dengan Ejaan Bahasa
Indonesia?
2. Bagaimana penulisan kata yang sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia?
3. Bagaimana pemakaian tanda baca yang sesuai dengan Ejaan Bahasa
Indonesia?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk optimalisasi bagi mahasiswa dalam
mengetahui secara intensif mengenai bentuk dan perubahan makna bahasa
dengan target sebagai berikut:
1. Mahasiswa memperoleh wawasan dan mampu untuk menggunakan
huruf, kata, dan tanda baca dengan baik dan benar.
2. Mahasiswa mengetahui berbagai macam huruf, kata, dan tanda baca.
3. Mahasiswa mengetahui jenis – jenis huruf, kata, dan tanda baca.
BAB II
ii
PEMBAHASAN
ii
3) Ejaan Pembaharuan
Ejaan Pembaharuan dibentuk pada tanggaI 19 JuIi 1956 yang
dilanjutkan pada tahun 1957. Ejaan ini dikenal dengan Ejaan Prijono
Katoppo. Sebutan tersebut diambil dari nama dua tokoh yang pernah
menjadi ketua panitia ejaan. Awalnya Profesor Prijono menjadi ketua.
Namun, setelah diangkat menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan
Kebudayaan, ia tidak sempat Iagi melanjutkan tugas sebagai ketua
panitia ejaan, sehingga kemudian dilanjutkan oleh E. Katoppo.
Ejaan ini bermula dari polemik yang terjadi pada Kongres Bahasa
Indonesia ke-2 di Medan tahun 1954. Kongres kedua ini akhirnya
diadakan, setelah pertama kali diadakan di Solo tahun 1938.
Mohammad Yamin selaku Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan
Kebudayaan dan pemrakarsa Kongres Bahasa Indonesia ke-2
mengatakan bahwa kongres ini merupakan bentuk rasa prihatinnya
akan kondisi bahasa Indonesia saat itu yang masih belum mapan.
Medan pun dipilih karena di kota itulah bahasa Indonesia dipakai dan
terpelihara, baik dalam rumah tangga ataupun dalam masyarakat,
setidaknya itu alasan Yamin. Di kongres ini memang diusulkan banyak
hal dan salah satunya adalah perubahan ejaan. Usulan ini ditindaklanjuti
oleh pemerintah waktu itu dengan membentuk panitia pembaharuan
ejaan bahasa Indonesia.
4) Ejaan Melindo
Sejak kongres bahasa tahun 1954 di Medan dan dihadiri oleh
delegasi Malaysia, maka mulailah ada keinginan di antara dua penutur
bahasa Meiayu ini untuk menyatukan ejaan. Keinginan ini semakin kuat
sejak Malaysia merdeka tahun 1957 dan Indonesia pun menandatangani
kesepakatan untuk membicarakan ejaan bersama tahun I959.
Ejaan ini merupakan ejaan yang disusun atas kerja sama antara pihak
Indonesia yang dipimpin oleh Slamet Muljana dan Persekutuan Tanah
Melayu (Malaysia) yang dipimpin oleh Syeh Nasir bin Ismail, yang
tergabung dalam Panitia Kerja Sama Bahasa Melayu-Bahasa Indonesia.
ii
Awalnya, Ejaan Melindo dimaksudkan untuk menyeragamkan ejaan
yang digunakan di kedua negara, namun karena pada masa itu terjadi
ketegangan politik antara Indonesia dan Malaysia, Ejaan Melindo gagal
diresmikan dan tidak pernah diumumkan.
ii
Disempurnakan yang lazim disingkat denga EYD. Peresmian ejaan
tersebut berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1972.
Dengan dasar itu, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
menyebarkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan yang memuat berbagai patokan
pemakaian ejaan baru. Buku yang beredar ini memuat kaidah-kaidah
ejaan direvisi dan dilengkapi oleh suatu badan yang berada di bawah
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang diketuai oleh Prof. Dr.
Amran Halim dengan dasar surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan tanggal 12 Oktober 1972, Nomor 156/P/1972
B. Pemakaian huruf
1) Huruf Abjad
Abjad yang dipakai dalam ejaan bahasa Indonesia ada 26 huruf.
Huruf
PELAFALAN
Kapital Kecil
A a a
B b bé
C c cé
D d dé
E e é
F f èf
G g gé
ii
H h ha
I i i
J j jé
K k ka
L l èl
M m èm
N n èn
O o o
P p pé
Q q ki
R r èr
S s ès
T t té
U u u
V v vé
W w wé
X x èks
Y y yé
Z z zèt
2) Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas
lima huruf, yaitu a, e, i, o, dan u.
Misalnya Pemakaian dalam Kata
Huruf Vokal
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
ii
o obat doa audio
Keterangan :
Untuk pengucapan (pelafalan) kata yang benar, diakritik berikut ini dapat
digunakan jika ejaan kata itu dapat menimbulkan keraguan.
3) Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri
atas 21 huruf.
ii
d dua ada abad
f fakir kafan maaf
g guna tiga gudeg
h hari saham tuah
j jalan manja mikraj
k kami paksa politik
l lekas alas akal
m maka kami diam
n nama tanah daun
p pasang apa siap
q* qariah iqra -
r raih bara putar
s sampai asli tangkas
t tali mata rapat
v variasi lava molotov
w wanita hawa takraw
x* xenon - -
y yakin payung -
z zeni lazim juz
Keterangan :
Huruf q dan x khusus digunakan untuk nama diri dan keperluan ilmu.
4) Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat huruf diftong yang dilambangkan
dengan gabungan huruf vocal ai, au, ei, dan oi.
ii
ai aileron balairung pandai
au autodidak taufik harimau
ei eigendom geiser survei
oi - boikot amboi
6) Huruf Kapital
1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.
Contoh:
Kakak pergi mendaki bersama lima orang temannya.
Kapan kakak akan pergi mendaki?
2. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama
orang, Termasuk julukan.
Contoh :
Nama orang:
Pramoedya Ananta Toer adalah penulis buku tetralogi Buru.
Bilangan Fu merupakan salah satu novel karya Ayu Utami.
ii
Puisi Chairil Anwar telah melegenda di kalangan penyair
muda.
Julukan :
Rendra, seorang penyair yang dijuluki Burung Merak telah
membacakan puisinya di TIM tadi malam.
Gadis cantik dan pemalu itu, dijuluki Ratu Malu oleh
teman-teman sekelasnya.
3. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama petikan
langsung.
Contoh:
Ibu menasihati Adik,"Berdoalah sebelum tidur, Nak!”
Rena bértanya,”Makanan apa yang paling kamu sukai?”
"Ia telah pergi sejak semalam,” kata seorang perempuan
tua.
"Kemarin sore," kata Paman, ”kakeknya masuk rumah
sakit.”
Catatan :
ii
2. huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf
pertama kata yang bermakna anak dari`, seperti bin, binti,
boru, dan van, atau huruf pertama kata tugas.
Misalnya:
ii
Quran
Muhammad
Hanya Dia yang mampu menunjukkan jaian terbaik bagiku.
Kasih sayang-Nya selalu merengkuhku dalam kedamaian.
ii
suku Dayak
bahasa Jawa
bangsa Indonesia
ii
Pegunungan Himalaya
14. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama diri
geografi.
Contoh:
Yogyakarta
Tokyo
Kalimantan
Asia Tenggara
15. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama diri atau
nama geografi jika kata yang mendahuluinya menggambarkan
kekhasan budaya.
Contoh:
tari Jaipong
gudeg Jogja
Sastra Melayu
batik Pekalongan
ii
17. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur
bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama lembaga
resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dokumen resmi, dan
judul karangan.
Contoh:
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Undang-Undang Dasar
Konferensi Asia-Afrika
Dr. : doktor
Ny. : nyonya
S.S. : sarjana sastra
M.Hum. :magister humaniora
S.Sn. : sarjana seni
ii
M.A. : magister of art
Prof. : professor
Nn. : nona
7) Huruf Miring
1. Huruf miring dipakai dalam penulisan judul buku, nama majalah,
dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan dan daftar pustaka.
Contoh:
Novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer sudah
tersedia di toko buku.
Ayah berlangganan majalah sastra Horison.
Cerpenku dimuat di surat kabar harian Media Indonesia.
ii
Utami, Ayu. 2012. Cerita Cinta Enrico. Jakarta:
Kepustakaan Populer Gramedia.
2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan
huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Contoh:
Buatlah kalimat yang mengandung majas hiperbola.
Dia bukan sedang diam, namun memang pendiam.
Huruf pertama pada kata kakak adalah k.
3. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan selain
bahasa Indonesia.
Contoh:
Ada sebuah pepatah Ajining Diri Gumantung Ana Ing
Lathi.
Ki Hajar Dewantara dikenal dengan semboyannya, Tut
Wuri Handayani.
4. Ungkapan asing yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia
penulisannya diperlakukan sebagai kata Indonesia.
Contoh:
Saat ini harga barang dan mata uang sangat fluktuatifif.
Seluruh peserta memilih opsi A karena banyak manfaatnya.
8) Huruf Tebal
1. Huruf tebal digunakan untuk menegaskan judul buku, bab, bagian
bab, daftar isi, daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka, indeks,
dan lampiran.
Contoh:
ii
2. Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah
dicetak miring.
Contoh:
Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat
dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
Kata et dalam ungkapan ora et labora berarti 'dan'.
3. Huruf tebal dalam cetakan kamus dipakai untuk menuliskan lema
dan sublema serta untuk menuliskan lambang bilangan yang
menyatakan polisemi.
Contoh:
pulang/pu.lang/ v pergi ke rumah atau ke tempat asalnya
berpulang/ber.pu.lang/ v meninggal dunia; tutup usia
memulangi/me.mu.langi/ vpulang (Iagi) ke; kembali
pulang
kepulangan/ke.pu.lang.an/ n perihal pulang
pulangan/pu.lang.an/ n tempat duduk orang yang
mendayung
C. Penulisan kata
1) Kata Dasar
ii
Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Contoh:
Antrean tiket mudik penuh sesak.
Farel sangat menyayangi adiknya.
Vera pergi ke museum dengan adiknya.
2) Kata Berimbuhan
1. lmbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk
dasarnya.
Contoh:
Memeras
Gerakan
Bermain
Gemetaran
Dijatuhkan
Ruangan
2. Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Contoh:
Antarkota Pramusaji
Prasejarah Tunakarya
Pascasarjana dwiwarna
Purnawirawan
Antibiotic
beranak pinak
tanda tangan
ii
berlalu Ialang
Sebar Iuaskan
Catatan:
1. Imbuhan yang diserap dari unsur asing, seperti -isme, -man,
-wan, atau -wi, ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Misalnya:
sukuisme
seniman
kamerawan
gerejawi
2. Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang berhuruf awal
kapital atau singkatan yang berupa huruf kapital
dirangkaikan dengan tanda hubung (-).
Misalnya:
non-Indonesia
pan-Afrikanisme
pro-Barat
non-ASEAN
anti-PKI
ii
3. Bentuk maha yang diikuti kata turunan yang meng-acu
pada nama atau sifat Tuhan ditulis terpisah dengan huruf
awal kapital.
Misalnya:
Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha
Pengasih.
Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pengampun.
4. Bentuk maha yang diikuti kata dasar yang mengacu kepada
nama atau sifat Tuhan, kecuali kata esa, ditulis serangkai.
Misalnya:
Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita.
Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.
3) Bentuk Ulang
1. Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-)
diantara unsur-unsurnya.
Contoh:
anak-anak mata-mata
ramah-tamah sayur-mayur
mondar-mandir cumi-cumi
Catatan:
1. Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang
unsur pertama saja.
Misalnya:
surat kabar : surat-surat kabar
kapal barang : kapal-kapal barang
rak buku : rak-rak buku
ii
kereta api cepat : kereta-kereta api cepat
2. Bentuk ulang gabungan kata yang unsur keduanya
adjektiva ditulis dengan mengulang unsur pertama atau
unsur keduanya dengan makna yang berbeda.
Misalnya:
orang besar : orang-orang besar
orang besar-besar
gedung tinggi : gedung-gedung tinggi
gedung tinggi-tinggi
4) Gabungan Kata
1. Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk
istilah khusus, ditulis terpisah.
Contoh:
panjang tangan mata air
hitam legam buah tangan
2. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis
dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
Contoh:
buku-ensikIopedia baru
buku ensiklopedia-baru
anak-cucu pejabat
anak cucu-pejabat
ii
Contoh:
Menggarisbawahi Menyamaratakan
Menganaktirikan dilipatgandakan
5. Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah
jika mendapat awalan atau akhiran.
Contoh:
Garis bawahi menganak sungai
sebar luaskan
Sama ratakan
5) Pemenggalan Kata
1. Jika ditengah kata terdapat huruf vocal yang berurutan, pemeng-
galannya dilakukan di antara kedua huruf vokal tersebut.
Contoh:
ru-am la-in
lu-as bu-as
2. Huruf diftong ai, au, dan oi tidak dipenggal.
Contoh:
ran-tai sur-vei
sau-da-gar
am-boi
3. Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (termasuk
gabungan huruf konsonan) di antara dua huruf vokal,
pemenggalannya dilakukan sebelum huruf konsonan itu.
Contoh:
Ia-Pak mu-ta-khir
tan-tang mu-si-bah
mu-sya-wa-rah ja-wa-ra
4. Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang
berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf
konsonan.
Contoh:
ii
man-di som-bong
sang-gup makh-Iuk
Ap-ril swas-ta
5. Jika di tengah kata dasar ada tiga huruf konsonan atau Iebih yang
masing-masing melambangkan satu bunyi, pemenggaIannyaT
dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf
konsonan yang kedua.
Contoh:
man-tra
in-stru-men
ben-trok
in-fra
Catatan:
1. Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi
tidak dipenggal.
Misalnya:
bang-krut ikh-las
rang-kai masy-hur
ba-nyak
2. Pemenggalan kata tidak boleh menyebabkan munculnya
satu huruf (vokal) di awal atau akhir baris.
Misalnya:
itu → i-tu setia → se-ti-a
3. Pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk dasar-nya
mengalami perubahan dilakukan seperti pada kata dasar.
Misalnya:
me-nu-tup me-ma-kai me-nya-pu
me-nge-cat pe-mi-kir pe-no-long
pe-nga-rang pe-nge-tik pe-nye-but
4. Pemenggalan kata bersisipan dilakukan seperti pada kata
dasar.
ii
Misalnya:
ge-lem-bung ge-mu-ruh ge-ri-gi
si-nam-bung te-lun-juk
5. Pemenggalan kata yang menyebabkan munculnya satu
huruf di awal atau akhir baris tidak dilakukan.
Misalnya:
Beberapa pendapat mengenai masalah itu telah
disampaikan ….
Walaupun cuma-cuma, mereka tidak mau mengambil
makanan itu.
6) Kata Depan
1. Kata depan seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.
Contoh:
Mereka ada di mana?
Adik befsembunyi di kolong tempat tidur.
Pangeran berlari ke tengah hutan untukmengejar permaisurinya.
la datang dari pulau seberang.
Vera dan Vira adalah saudara kembar
Catatan :
Kata yang dicetak miring pada kalimat ini ditulis serangkai.
Contoh :
Rumah Presiden lebih besar daripada rumahku.
Dia keluar bersama teman temanya
7) Partikel
1. Partikel Iah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Contoh:
Cobalah ayam panggang buatan Nenek!
Apakah kamu sedang sibuk?
ii
Di manakah letak harta karunnya?
Apakah gunanya begadang, bila tak ada tujuan?
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Contoh:
Apa pun yang kau berikan, akan aku terima.
Jika pertunjukan ini berakhir hingga tengah malam pun, aku akan
menuntaskannya.
Jangankan untuk berlibur ke luar kota, berlibur di dalam kota pun
aku belum sempat.
3. Partikel per yang berarti ’demi’, ’tiap’ ,atau 'mulai’ ditulis
terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh:
Peserta Iomba mengambil nomor satu per satu.
Harga tanah saat ini Rp1.000.000 per meter.
la masuk kerja per 15 Februari 2017.
Catatan:
Partikel pun pada gabungan yang lazim dianggap padu ditulis
serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Meskipun sibuk, dia dapat menyelesaikan tugas tepat pada
waktunya.
Dia tetap bersemangat walaupun lelah.
Adapun penyebab kemacetan itu belum diketahui.
Bagaimanapun pekerjaan itu harus selesai minggu depan.
ii
Singkatan yaitu bentuk singkat yang terdiri atas satu huruf atau
Iebih.
a) Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan,jabatan, atau
pangkat diikuti dengan tanda titik pada setiap unsur singkatan.
Contoh:
K.H. Ahmad Dahlan Kiai Haji Ahmad Dahlan
H.B. Jassin Hans Bague Jassin
Sdr. Saudara
M.Hum magister humaniora
S.S sarjana sastra
M.B.A. master of business administration
b) Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen
resmi ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Contoh:
UI Universitas Indonesia
PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa
WHO World Health Organization
NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia
c) Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang bukan
nama diri ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Contoh:
PT perseroan terbatas
MAN madrasah aliah negeri
SD sekolah dasar
NIM nomor induk mahasiswa
d) Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti dengan
tanda titik.
Contoh:
hlm. Halaman
dll. dan lain-lain
ybs. yang bersangkutan
ii
kpd. Kepada
tgl. Tanggal
dst. dan seterusnya
e) Singkatan yang terdiri atas dua huruf, yang biasa digunakan
dalam surat-menyurat diikuti dengan tanda titik.
Contoh:
a.n. atas nama
u.b. untuk beliau
s.d. sampai dengan
u.p. untuk perhatian
n.b. nota bene (tulisan tambahan)
f) Lambang kimia, singkatan satuan ukur, takaran, tlmbangan,
dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
Contoh:
Cm sentimeter
I liter
Cu kuprum
Rp rupiah
Mm millimeter
2. Akronim
Akronim ialah singkatan dari dua kata atau lebih yang diperlakukan
sebagai sebuah kata.
a) Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf awal
dan suku kata atau gabungan suku kata ditulis dengan huruf
kecil.
Contoh:
Puskesmas pusat kesehatan masyarakat
Rudal peluru kendali
Pemilu pemilihan umum
Iptek ilmu pengetahuan dan teknologi
Tilang bukti pelanggaran
Rapim rapat pimpinan
ii
b) Akronim nama diri yang berupa singkatan dari beberapa unsur
ditulis dengan huruf awal kapital.
Contoh:
Bulog Badan Urusan Logistik
Bappenas Badan Perencanan Pembangunan Nasional
Iwapi Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia
c) Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal unsur-
unsur nama diri ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Contoh:
BIN Badan Intelijen Negara
LIPI Lembaga llmu Pengetahuan Indonesia
ii
Aku berniat mengoleksi buku Iebih dari seratus ribu eksemplar untuk
perpustakaan pribadiku.
Di antara 100 peserta iomba baca puisi tingkat nasional, 25 orang
berasal dari Pulau Jawa, 35 orang berasal dari Pulau Sumatra, 20
orang berasal dari Kalimantan, 10 orang berasal dari Nusa Tenggara
Barat, 5 orang dari Sulawesi, dan 5 orang dari lrian Jaya.
Saat tahun baru, kendaraan yang dapat memasuki area parker Taman
Mini Indonesia lndah terdiri dari 600 sepeda motor, 400 mobii, dan
150 sepeda.
2. Apabila bilangan pada awal kalimat tidak dapat dinyatakan dengan
satu atau dua kata, susunan kalimatnya diubah.
Contoh:
Penulisan yang kurang tepat:
1.000 penonton menghadiri pertunjukan drama musikal.
10 kamar disediakan di penginapan itu.
Penulisan yang fepat:
Pertunjukan drama musikal dihadiri 1.000 penonton
Di penginapah itu tersedia 10 kamar.
ii
5. Angka digunakan untuk nomor alamat, seperti jalan, rumah,
apartemen, atau kamar.
Contoh:
Jalan Cendrawasih II No. 11 atau Jalan Cendrawasih II/11
Jalan Gadjah Mada No. 10
Hotel Inna Garuda, Kamar 205
Gedung Prasasti, Lantai Ill, Ruang 305
6. Angka digunakan untuk nomor bagian karangan atau ayat kitab suci.
Contoh:
Bab V, Pasal 1, halaman 125
Surah AI Baqarah:2
Markus 16: 75-16
7. Penulisan bilangan dengan hurufdilakukan sebagai berikut.
Contoh:
Bilangan utuh
lima belas (15)
dua ratus (200)
enam ribu (6.000)
Bilangan pecahan
dua belas tiga-perempat 12 3⁄4
dua permil 2‰
tiga persepuluh 3⁄
10
8. Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan sebagai berikut.
Contoh:
abad XI
abad ke-21
abad kedua puluh satu
Perang Dunia 1
Perang Dunia Ke-7
Perang Dunia Kesatu
1
9. Penulisan angka yang mendapat akhiran -an ditulis sebagai berikut.
Contoh:
Dua Iembar uang 2.000-an (dua Iembar uang dua ribuan)
Tahun 1960-an (tahun seribu sembilan ratus enam puluhan)
10. Penulisan bilangan dengan angka dan huruf sekaligus di|aku-kan
dalam peraturan perundang-undangan, akta, dan kuitansi.
Contoh:
Setiap orang yang menyebarkan atau mengedarkan rupiah tiruan,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2), dipidana dengan
pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda paling
banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus Juta ruplah).
11. Penulisan bilangan yang dilambangkan dengan angka dan diikuti
hurufdilakukan seperti berikut.
Contoh:
Saya Iampirkan tanda terima uang sebesar Rp750.200,50 (tujuh ratus
Iima puluh ribu dua ratus rupiah Iima puluh sen).
12. Bilangan yang digunakan sebagai unsur hama geografi ditulis dengan
huruf.
Contoh:
Simpanglima Salatiga
10) Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan –nya
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya,
sedangkan -ku, -mu, dan —nya ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Contoh:
Bawa kemari topiku yang kaubawa itu.
Bukuku dan bukumu berada dalam satu rak yang sama.
Bajunya sedang dijahit.
Catatan :
kata ganti itu (-ku, -mu, dan –nya) dirangkaikan dengan tanda hubung
apabila digabung dengan bentuk singkatan yang berupa singkatan atau kata
yang diawali dengan huruf kapital.
Contoh :
KTP-ku
SIM-mu
BBM-nya
Tigaraksa
Kelapadua
Catatan:
Jika si dan sang diikuti unsur nama diri, penulisan nama diri
tersebut ditulis dengan huruf awal kapital. Namun, jika sang
diikuti nqmq diri untuk Tuhan,penulisan huruf awalnya harus
kapital.
Contoh :
Di bukit itulah sang Kodok Kerdil menemukan pujaan hatinya.
Hei, si Kutu Buku, kamu sedang apa?
Perbuatanmu dapat membuat Sang Pencipta murka.
D. Tanda Baca
1. Tanda Baca Titik (.)
Ada beberapa kaidah dalam penggunaan tanda baca titik (.) yaitu :
a) Tanda baca titik (.) digunakan untuk mengakhiri kalimat yang bukan
berupa kalimat tanya atau kalimat seruan.
Contoh: Saya lahir di Jawa.
b) Tanda baca titik (.) digunakan dibelakang angka atau huruf dalam
suatu bagan, ikhtisar atau daftar.
Contoh: 1.1 Isi karangan
c) Tanda baca titik (.) digunakan untuk memisahkan angka jam, menit,
dan detik yang menunjukan jangka waktu.
Contoh : pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)
d) Tanda baca titik (.) digunakan diantara nama penulis, judul tulisan
yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat
terbit dalam daftar pustaka.
Contoh : Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Peta
Bahasa di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta.
e) Tanda titik di pakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya.
Contoh : Penduduk kota ini lebih dari 7.000.000 orang
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pemakaian huruf terdapat 8 jenis huruf, yaitu huruf abjad, huruf
vokal, huruf konsonan, huruf diftong, gabungan huruf konsonan, huruf kapital,
huruf miring dan huruf tebal.
Dalam penulisan kata terdapat 11 jenis kata, yaitu kata dasar, kata
berimbuhan, bentuk ulang, gabungan kata, pemenggalan kata, kata depan,
partikel, seingkatan dan akronim, angka dan bilangan, kata ganti ku-, kau-, -
ku, -mu, dan –nya dan kata si dan sang.
Dan dalam pemakaian tanda baca terdapat 15 jenis, yaitu tanda titik, tanda
koma, tanda titik koma, tanda titik dua, tanda hubung, tanda pisah, tanda tanya,
tanda seru, tanda elipsis, tanda petik, tanda petik tunggal, tanda kurung, tanda
kurung siku, tanda garis miring dan tanda penyingkat atau apostrof.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah ini
dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di
pertanggungjawabkan.
Demikian penjelasan mengenai “Ejaan Bahasa Indonesia” dalam Mata
Kuliah Bahasa Indonesia, semoga bisa bermanfaat bagi segenap pembaca.
Penulis mohon maaf apabila ada kesalahan baik berupa penulisan maupun
pembahasan di atas karena keterbatasan pengetahuan. Untuk saran bisa berisi
kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap
kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Untuk bagian terakhir
dari makalah adalah daftar pustaka.
DAFTAR PUSTAKA
Tim visi, Yustisia.2018. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Visi
Media
Rahmadi, Duwi. 2017. Pedomana Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan Kesalahan
Berbahasa.. Surakarta: Genta Smart Publisher.