Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KEMENTERIAN PARIWISATA
DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN PEMASARAN I
ASDEP PENGEMBANGAN PEMASARAN I REGIONAL II
TAHUN 2019
KERANGKA ACUAN KERJA / TERM OF REFERENCE
KELUARAN (OUTPUT) KEGIATAN TA. 2019
A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
c. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara;
d. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;
e. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2017 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Tahun 2018;
f. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan
Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
g. Peraturan LKPP No. 9 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Melalui Penyedia;
h. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara;
i. Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2017 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2018;
j. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran
Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
k. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 94/PMK.02/2017 Tentang Petunjuk Penyusunan dan
Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga;
l. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 49/PMK.02/2017 Tentang Standar Biaya Masukan
Tahun Anggaran 2019;
m. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 86/PMK.02/2017 Tentang Standar Biaya Keluaran
Tahun Anggaran 2019;
n. Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 11 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pariwisata;
o. Rencana Kerja dan Anggaran Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata
Nusantara Tahun 2019.
2
2. Gambaran Umum
Pariwisata merupakan industri gaya baru yang mampu memacu pertumbuhan ekonomi
yang cepat dalam hal kesempatan kerja, pendapatan, taraf hidup, dan dalam mengaktifkan sektor
lain di dalam negara penerima wisatawan dalam dan luar negeri. Di samping itu pariwisata sebagai
suatu sektor yang kompleks, mampu menghidupkan sektor-sektor lain meliputi industri-industri
seperti industri kerajinan tangan, industri cinderamata, penginapan, dan transportasi, dan
berbagai pembangunan infrastuktur menuju destinasi prioritas untuk menggairahkan iklim
investasi di sektor pariwisata. Disebutkan pula bahwa pariwisata sebagai industri jasa yang
digolongkan sebagai industri cukup berperan penting dalam menetapkan kebijaksanaan mengenai
kesempatan kerja, dengan alasan semakin mendesaknya tuntutan akan kesempatan kerja yang
tetap sehubungan dengan selalu meningkatnya wisata pada masa yang akan datang. Dunia
Pariwisata Indonesia sangat berkembang yang signifikan dengan adanya event-event daerah dan
event-event nasional yang memiliki keindahan daya tarik wisata alam berupa pantai yang sangat
menawan. Garis pantai yang Panjang dan berpasir putih, serta air laut yang jernih menjadi atraksi
dan magnet bagi pengunjung beserta penduduk Indonesia yang ramah tamah.
Di Era global masa kini memungkinkan terjadinya mobilisasi manusia dengan lebih mudah.
Hal tersebut kemudian berimbas pada semakin mudah dan derasnya pertukaran informasi yang
terjadi. Perubahan yang diiringi dengan pesatnya perkembangan teknologi tersebut kemudian
mengundang perhatian berbagai sektor industri untuk memanfaatkan Information and
Communication Technology (ICT) demi mengangkat performa mereka, termasuk dalam sektor
pariwisata. Sebagai pihak yang mengemban tugas untuk mengembangkan sektor pariwisata
nasional, pemerintah berupaya untuk membentuk langkah strategis guna mengembangkan
potensi wisata dalam negeri agar dapat memberikan pemasukan devisa bagi negara. Rencana
strategis ini diturunkan ke dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional (RIPPN).
Tidak hanya sampai di situ, rencana kerja tersebut diturunkan lagi ke dalam Rencana Induk
Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) yang diharapkan dapat membantu dalam
mengembangkan potensi wisata daerah. RIPPN dan RIPPDA memliki fungsi yang berkaitan dengan
ketersediaan informasi terkait destinasi wisata di suatu daerah, seperti informasi mengenai lokasi
wisata, budaya yang ada di sekitarnya, serta akses yang dapat ditempuh untuk mencapai tempat
tersebut. Salah satu fenomena yang paling terasa dari perkembangan ICT adalah maraknya
penggunaan media sosial. Tidak dapat dipungkiri, fenomena tersebut pun memberikan dampak
yang cukup berpengaruh terhadap sektor pariwisata Indonesia, terutama dalam menyebarkan
informasi terkait lokasi wisata dan layanan apa saja yang bisa dinikmati wisatawan di area
tersebut. Tentunya, dengan perkembangan arus informasi yang lebih terbuka, kini, hampir semua
orang/pihak dapat mengakses informasi terkait destinasi wisata Indonesia, sehingga sektor
pariwisata Indonesia pun semakin mudah untuk dieksplorasi dan menarik banyak ketertarikan
pengunjung.
B. Penerima Manfaat
Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah kementerian/lembaga terkait guna memajukan sektor
kepariwisataan di daerah masing-masing, Stakeholders atau pemangku kepentingan, Pengusaha
Industri Pariwisata, dan Masyarakat lokal yang menerima manfaat langsung yang positif dari
diadakannya kegiatan tersebut.
G. Lain – Lain
1. Anggaran kegiatan ini belum ditetapkan dalam DIPA Kementerian Pariwisata tahun anggaran 2019.
Apabila anggaran kegiatan ini tidak ditetapkan atau ditetapkan kurang dari nilai pengadaan yang
diadakan, maka proses pemilihan penyedia barang/jasa dibatalkan, dan kepada penyedia barang
/jasa tidak diberikan ganti rugi.
2. Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) dapat diterbitkan setelah DIPA Kementerian
Pariwisata tahun anggaran 2019 ditetapkan.
Dra. Sumarni
NIP. 19630301 199203 2 001