Вы находитесь на странице: 1из 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan paper ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya.

Makalah ini bertemakan “Etika Bisnis dan Prinsip Etika dalam Bisnis” yang berisikan hakekat etika
bisnis, etiket moral, hukum dan agama, klasifikasi dan konsepsi agama serta prinsip otonomi,
kejujuran dan keadilan.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan paper ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha
kita. Amin.
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR......................................................................................... 2
DAFTARISI........................................................................................................... 3

BAB 1 : PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG .................................................................................. 4

B. PERMASALAHAN ...................................................................................... 4

C. TUJUAN ........................................................................................................... 4

BAB 2 : PEMBAHASAN

A. Hakekat Etika Bisnis ......................................................................................... 5

B. Definisi Etika dan Bisnis .................................................................................. 5

C. Etiket Hukum, Moral, dan Agama .................................................................. 6

D. Klasifikasi Etika .............................................................................................. 6

E. Konsepsi Etika .................................................................................................. 7

F. Prinsip Otonomi, Keadilan, dan Kejujuran ....................................................... 8

G. Hak dan Kewajiban Bisnis ............................................................................. 10

H. Teori Etika Lingkungan ................................................................................. 10

I. Prinsip Etika di Lingkungan ............................................................................ 12

BAB 3 : PENUTUP

KESIMPULAN ................................................................................................... 14

SUMBERREFRENSI ...................................................................................... 14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk
suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan
menciptakan nilai yang tinggi. Biasanya dimulai dari perencanaan strategis, organisasi yang baik,
sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika
perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.

Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu menguntungkan
perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang, karena : mampu mengurangi biaya
akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik intern perusahaan maupun dengan eksternal,
mampu meningkatkan motivasi pekerja, melindungi prinsip kebebasan berniaga, mampu
meningkatkan keunggulan bersaing.

Tidak bisa dipungkiri, tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan akan memancing
tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui
gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi dan lain sebagainya. Hal ini akan dapat
menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi
nilai-nilai etika bisnis, pada umumnya termasuk perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja
yang tinggi pula.

B. Permasalahan

1. Apa yang dimaksud Etika dan Bisnis?

2. apa saja klasifikasi dan konsepsi Etika?

3. Apa yang dimaksud Prinsip otonomi, Prinsip Keadilan dan Prinsip Kejujuran?

C. Tujuan

Adapun tujuan penulisan untuk memenuhi tugas softskill mata kuliah Etika Bisnis dalam membuat
jurnal atau tulisan tentang Etika Bisnis. Maksud dari penulisan ini adalah :

1.Untuk mengetahui etika dalam berbisnis

2. Dapat mengetahui bagaimana etika bisnis yang baik agar klien tidak berpindah ke perusahaan lain

3. Dapat memberikan informasi bagi penulis sendiri dan pembaca atas hasil penulisan ini.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakekat Etika Bisnis

Menurut Drs. O.P. Simorangkir bahwa hakikat etika bisnis adalah menganalisis atas asumsi-
asumsi bisnis, baik asumsi moral maupun pandangan dari sudut moral.

Karena bisnis beroperasi dalam rangka suatu sistem ekonomi, maka sebagian dari tugas etika
bisnis hakikatnya mengemukakan pertanyaan-pertanyaan tentang sistem ekonomi yang umum dan
khusus, dan pada gilirannya menimbulkan pertanyaan-pertanyaan tentang tepat atau tidaknya
pemakaian bahasa moral untuk menilai sistem-sistem ekonomi, struktur bisnis.

Contoh praktek etika bisnis yang dihubungkan dengan moral :

Uang milik perusahaan tidak boleh diambil atau ditarik oleh setiap pejabat perusahaan untuk dimiliki
secara pribadi. Hal ini bertentangan dengan etika bisnis. Memiliki uang dengan cara merampas atau
menipu adalah bertentangan dengan moral. Pejabat perusahaan yang sadar etika bisnis, akan
melarang pengambilan uang perusahaan untuk kepentingan pribadi, Pengambilan yang terlanjur
wajib dikembalikan.

B. Definisi Etika & Bisnis

kata etika, Menurut bahasa Yunani, kata etika berawal dari kata ethos yang memiliki arti
sikap, perasaan, akhlak, kebiasaan, watak. Sedangkan Magnis Suseno berpendapat bahwa etika
merupakan bukan suatu ajaran melainkan suatu ilmu.

Kata kedua adalah bisnis, yang diartikan sebagai suatu usaha. Jika kedua kata tersebut
dipadukan, yaitu etika bisnis maka dapat didefinisikan sebagai suatu tata cara yang dijadikan sebagai
acuan dalam menjalankan kegiatan berbisnis. Dimana dalam tata cara tersebut mencakup segala
macam aspek, baik dari individu, institusi, kebijakan, serta perilaku berbisnis.

Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan
serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat, Perusahaan meyakini prinsip bisnis
yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang
dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk
manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan
dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.

C. Etiket Moral, Hukum dan Agama

Dari asal katanya Ethics atau Etika berarti moral sedangkan Ethiquetle atau Etiket berarti sopan
santun.

Ciri-ciri Etiket

Ø Etiket menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan manusia. Diantara beberapa cara yang
mungkin, etiket menunjukkan cara yang tepat, artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam
suatu kalangan tertentu.

Ø Etiket hanya berlaku dalam pergaulan. Bila tidak ada saksi mata, maka maka etiket tidak berlaku.

Ø Etiket bersifat relatif artinya yang dianggap tidak sopan dala suatu kebudayaan, bisa saja dianggap
sopan dalam kebudayaan lain.

D. Klasifikasi Etika

Menurut buku yang berjudul “Hukum dan Etika Bisnis” karangan Dr. H. Budi Untung, S.H., M.M, etika
dapat diklasifikasikan menjadi :

1. Etika Deskriptif

Etika deskriptif yaitu etika di mana objek yang dinilai adalah sikap dan perilaku manusia dalam
mengejar tujuan hidupnya sebagaimana adanya. Nilai dan pola perilaku manusia sebagaimana
adanya ini tercemin pada situasi dan kondisi yang telah membudaya di masyarakat secara turun-
temurun.

2. Etika Normatif

Etika normatif yaitu sikap dan perilaku manusia atau masyarakat sesuai dengan norma dan
moralitas yang ideal. Etika ini secara umum dinilai memenuhi tuntutan dan perkembangan dinamika
serta kondisi masyarakat. Adanya tuntutan yang menjadi avuan bagi masyarakat umum atau semua
pihak dalam menjalankan kehidupannya.
2. Etika Deontologi

Etika deontologi yaitu etika yang dilaksanakan dengan dorongan oleh kewajiban untuk
berbuat baik terhadap orang atau pihak lain dari pelaku kehidupan. Bukan hanya dilihat dari akibat
dan tujuan yang ditimbulakan oleh sesuatu kegiatan atau aktivitas, tetapi dari sesuatu aktivitas yang
dilaksanakan karena ingin berbuat kebaikan terhadap masyarakat atau pihak lain.

3. Etika Teleologi

Etika Teleologi adalah etika yang diukur dari apa tujuan yang dicapai oleh para pelaku
kegiatan. Aktivitas akan dinilai baik jika bertujuan baik. Artinya sesuatu yang dicapai adalah sesuatu
yang baik dan mempunyai akibat yang baik. Baik ditinjau dari kepentingan pihak yang terkait,
maupun dilihat dari kepentingan semua pihak. Dalam etika ini dikelompokkan menjadi dua macam
yaitu :

Ø Egoisme : Egoisme yaitu etika yang baik menurut pelaku saja, sedangkan bagi yang lain mungkin tidak
baik.

Ø Utilitarianisme : Utilitarianisme adalah etika yang baik bagi semua pihak, artinya semua pihak baik yang
terkait langsung maupun tidak langsung akan menerima pengaruh yang baik.

5. Etika Relatifisme

Etika relatifisme adalah etika yang dipergunakan di mana mengandung perbedaan


kepentingan antara kelompok pasrial dan kelompok universal atau global. Etika ini hanya berlaku bagi
kelompok passrial, misalnya etika yang sesuai dengan adat istiadat lokal, regional dan konvensi, sifat
dan lain-lain. Dengan demikian tidak berlaku bagi semua pihak atau masyarakat yang bersifat
global.

E. Konsepsi Etika

Konsep-konsep dasar etika antara lain adalah (Bertens, 2002): (i) ilmu yang mempelajari
tentang tingkah laku manusia serta azas-azas akhlak (moral) serta kesusilaan hati seseorang untuk
berbuat baik dan juga untuk menentukan kebenaran atau kesalahan dan tingkah Laku seseorang
terhadap orang lain, antara lain :

1. Utilitarianisme

Utilitarianisme menyatakan bahwa suatu tindakan diangap baik bila tindakan ini
meningkatkan derajat manusia. Penekanan dalam utilitarianisme bukan pada memaksimalkan derajat
pribadi, tetapi memaksimalkan derajat masyarakat secara keseluruhan. Dalam implementasinya
sangat tergantung pada pengetahuan kita akan hal mana yang dapat memberikan kebaikan terbesar.

2. Analisis Biaya-Keuntungan (Cost-Benefit Analysis)

Pada dasarnya, tipe analisis ini hanyalah satu penerapan utilitarianisme. Dalam analisis biaya-
keuntungan, biaya suatu proyek dinilai, demikian juga keuntungannya. Hanya proyek-proyek yang
perbandingan keuntungan terhadap biayanya paling tinggi saja yang akan diwujudkan.

3. Etika Kewajiban dan Etika Hak

Etika kewajiban (duty ethics) menyatakan bahwa ada tugas-tugas yang harus dilakukan tanpa
mempedulikan apakah tindakan ini adalah tindakan terbaik. Sedangkan, etika hak (right-ethics)
menekankan bahwa kita semua mempunyai hak moral, dan semua tindakan yang melanggar hak ini
tidak dapat diterima secara etika, Etika kewajiban dan etika hak sebenarnya hanyalah dua sisi yang
berbeda dari satu mata uang yang sama. Kedua teori ini mencapai akhir yang sama; individu harus
dihormati, dan tindakan dianggap etis bila tindakan itu mempertahankan rasa hormat kita kepada
orang lain. Kelemahan dari teori ini adalah terlalu bersifat individu, hak dan kewajiban bersifat
individu. Dalam penerapannya sering terjadi bentrok antara hak seseorang dengan orang lain.

4. Etika Moralitas

Pada dasarnya, etika moralitas berwacana untuk menentukan kita sebaiknya menjadi orang
seperti apa. Dalam etika moralitas, suatu tindakan dianggap benar jika tindakan itu mendukung
perilaku karakter yang baik (bermoral) dan dianggap salah jika tindakan itu mendukung perilaku
karakter yang buruk (tidak bermoral). Etika moral lebih bersifat pribadi, namum moral pribadi akan
berkaitan erat dengan moral bisnis. Jika perilaku seseorang dalam kehidupan pribadinya bermoral,
maka perilakunya dalam kehidupan bisnis juga akan bermoral.

Dalam memecahkan masalah, kita tidak perlu binggung untuk memilih konsep mana yang sebaiknya
digunakan, sebab kita dapat menggunakan semua teori itu untuk menganalisis suatu masalah dari
sudut pandang yang berbeda dan melihat hasil apa yang diberikan masing-masing teori itu kepada
kita.

F. Prinsip Otonomi, Kejujuran, dan Keadilan

Secara umum, prinsip-prinsip yang dipakai dalam bisnis tidak akan pernah lepas dari
kehidupan keseharian kita. Namun prinsip-prinsip yang berlaku dalam bisnis sesungguhnya adalah
implementasi dari prinsip etika pada umumnya.

1. Prinsip Otonomi
Orang bisnis yang otonom sadar sepenuhnya akan apa yang menjadikewajibannya dalam dunia bisnis.
la akan sadar dengan tidak begitu saja mengikuti saja norma dan nilai moral yang ada, namun juga
melakukan sesuatu karena tahu dan sadar bahwa hal itu baik, karena semuanya sudah dipikirkan
dan dipertimbangkan secara masak-masak. Dalam kaitan ini salah satu contohnya
perusahaan memiliki kewajiban terhadap para pelanggan, diantaranya adalah:

Ø Memberikan produk dan jasa dengan kualitas yang terbaik dan sesuai dengan tuntutan mereka;

Ø Memperlakukan pelanggan secara adil dalam semua transaksi, termasukpelayanan yang tinggi dan
memperbaiki ketidakpuasan mereka;

Ø Membuat setiap usaha menjamin mengenai kesehatan dan keselamatanpelanggan, demikian juga
kualitas Iingkungan mereka, akan dijagakelangsungannyadan ditingkatkan terhadap
produk dan jasa perusahaan;

Ø Perusahaan harus menghormati martabat manusia dalam menawarkan,memasarkan dan


mengiklankan produk.

2. Prinsip Kejujuran

Bisnis tidak akan bertahan lama jika tidak ada kejujuran, karena kejujuranmerupakan modal utama
untuk memperoleh kepercayaan dari mitra bisnis-nya, baik berupa kepercayaan komersial, material,
maupun moril. Kejujuran menuntut adanya keterbukaan dan kebenaran. Terdapat tiga lingkup
kegiatan bisnis yang berkaitan dengan kejujuran:

Ø Kejujuran relevan dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Pelaku bisnis disini secara
prioritas saling percaya satu sama lain, bahwa masing-masing pihak jujur melaksanakan janjinya.
Karena jika salah satu pihak melanggar, maka tidak mungkin lagi pihak yang dicuranginya mau
bekerjasama lagi, dan pihak pengusaha lainnya akan tahu dan tentunya malas berbisnis dengan pihak
yang bertindak curang tersebut.

Ø Kejujuran relevan dengan penawaran barang dan jasa dengan mutu dan harga yang baik. Kepercayaan
konsumen adalah prinsip pokok dalam berbisnis. Karena jika ada konsumen yang merasa tertipu,
tentunya hal tersebut akan rnenyebar yang menyebabkan konsumen tersebut beralih ke produk lain.

Ø Kejujuran relevan dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan


yaitu antara pemberi kerja dan pekerja, dan berkait dengan kepercayaan. Perusahaan akan
hancur jika kejujuran karyawan ataupun atasannya tidak terjaga.

3. Prinsip Keadilan

Prinsip ini menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan
kriteria yang rasional objektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Keadilan berarti tidak ada pihak
yang dirugikan hak dan kepentingannya. Salah satu teori mengenai keadilan yang dikemukakan oleh
Aristoteles adalah:

Ø Keadilan legal. Ini menyangkut hubungan antara individu atau kelompok masyarakat dengan negara.
Semua pihak dijamin untuk mendapat perlakuan yang sama sesuai dengan hukum yang berlaku.
Secara khusus dalam bidang bisnis, keadilan legal menuntut agar Negara bersikap netral dalam
memperlakukan semua pelaku ekonomi, negara menjamin kegiatan bisnis yang sehat dan baik dengan
mengeluarkan aturan dan hukum bisnis yang berlaku secara sama bagi semua pelaku bisnis.

Ø Keadilan komunitatif. Keadilan ini mengatur hubungan yang adil antara orang yang satu dan yang lain.
Keadilan ini menyangkut hubungan vertikal antara negara dan warga negara, dan hubungan horizontal
antar warga negara. Dalam bisnis keadilan ini berlaku sebagai kejadian tukar, yaitu menyangkut
pertukaran yang fair antara pihak-pihak yang terlibat.

Ø Keadilan distributif. Atau disebut juga keadilan ekonomi, yaitu distribusi ekonomi yang merata atau
dianggap adil bagi semua warga negara. Dalam dunia bisnis keadilan ini berkaitan dengan
prinsip perlakuan yang sama sesuai dengan aturan dan ketentuan dalam perusahaan yang juga adil
dan baik.

4. Prinsip Hormat terhadap Diri Sendiri

Prinsip ini menekankan bahwa setiap manusia harus memperlakukan dirinya dengan hormat,
melakukan sesuatu yang bernilai pada dirinya. Kita wajib untuk menghormati martabat kita sendiri.
Pertama, kita tidak boleh membiarkan diri kita dipaksa untuk melakukan sesuatu. Yang kedua, kita
jangan membiarkan diri kita terlantar.

Hubungan atara prinsip sikap baik, keadilan, dan hormat terhadap diri sendiri adalah bahwa
prinsip keadilan dan hormat terhadap diri sendiri merupakan syarat dari prinsip kebaikan, dan prinsip
sikap baik merupakan dasar dari prinsip keadilan, bahwa seseorang berbuat baik maka ia menjunjung
tinggi keadlian.

G. Hak dan kewajiban Bisnis

Dalam menjalankan etika bisnis, setiap karyawan maupun direksi harus mengetahui pasti hak dan
kewajiban mereka, hak dan kewajiban mereka tergantung oleh keahlian dan tugasnya masing-masing,

pengertian Hak adalah kekuasaan seseorang untuk melakukan sesuatu untuk melakukan sesuatu yang
telah itentukan oleh undang-undang. MIsalnya, hak mendapat pendidikan dasar, hak mendapt rasa
aman. Kewajiban merupakan hal yang harus dikerjakan atau dilaksanankan. Jika tidak dilaksanankan
dapat mendatangkan sanksi bagi yang melanggarnya. Jadi pelaksanaan hak dan kewajiban haruslah
seimbang.

H. Teori Etika Lingkungan

1) Teori Antroposentrisme

Antroposentrisme adalah teori etika lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat dari
sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan
ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara langsung atau
tidak langung.

2) Teori Ekosentrisme

Ekosentrisme Berkaitan dengan etika lingkungan yang lebih luas. Berbeda dengan biosentrisme yang
hanya memusatkan pada etika pada biosentrisme, pada kehidupan seluruhnya, ekosentrisme justru
memusatkan etika pada seluruh komunitas ekologis, baik yang hidup maupun tidak. Karena secara
ekologis, makhluk hidup dan benda-benda abiotis lainnya saling terkait satu sama lain. Oleh
karenanya, kewajiban dan tanggung jawab moral tidak hanya dibatasi pada makhluk hidup. Kewajiban
dan tanggung jawab moral yang sama juga berlaku terhadap semua realitas ekologis.

3) Teori Egosentris

Etika yang mendasarkan diri pada berbagai kepentingan individu (self). Egosentris didasarkan pada
keharusan individu untuk memfokuskan diri dengan tindakan apa yang dirasa baik untuk dirinya.
Egosentris mengklaim bahwa yang baik bagi individu adalah baik untuk masyarakat.Dengan demikian,
etika egosentris mendasarkan diri pada tindakan manusia sebagai pelaku rasional untuk
memperlakukan alam menurut insting “netral”.

4) Teori Biosentrisme

Teori Biosentrisme mengagungkan nilai kehidupan yang ada pada ciptaan, sehingga komunitas moral
tidak lagi dapat dibatasi hanya pada ruang lingkup manusia. Mencakup alam sebagai ciptaan sebagai
satu kesatuan komunitas hidup (biotic community), Biosentrisme memiliki tiga varian, yakni, the life
centered theory (hidup sebagai pusat), yang dikemukakan oleh Albert Schweizer dan Paul Taylor, land
ethic (etika bumi), dikemukakan oleh Aldo Leopold, dan equal treatment (perlakuan setara),
dikemukakan oleh Peter Singer dan James Rachel.

5) Etika Homosentris
Etika homosentris mendasarkan diri pada kepentingan sebagian masyarakat. Etika ini mendasarkan
diri pada berbagai model kepentingan sosial dan pendekatan antara pelaku lingkungan yang
melindungi sebagian besar masyarakat manusia.

Etika homosentris sama dengan etika utilitarianisme, jadi, jika etika egosentris mendasarkan
penilaian baik dan buruk suatu tindakan itu pada tujuan dan akibat tindakan itu bagi individu, maka
etika utilitarianisme ini menilai baik buruknya suatu tindakan itu berdasarkan pada tujuan dan akibat
dari tindakan itu bagi sebanyak mungkin orang.

6) Etika Ekosentris

Etika ekosentris mendasarkan diri pada kosmos. Menurut etika ekosentris ini, lingkungan secara
keseluruhan dinilai pada dirinya sendiri. Etika ini menurut aliran etis ekologi tingkat tinggi yakni deep
ecology, adalah yang paling mungkin sebagai alternatif untuk memecahkan dilema etis ekologis.
Menurut ekosentrisme, hal yang paling penting adalah tetap bertahannya semua yang hidup dan yang
tidak hidup sebagai komponen ekosistem yang sehat, seperti halnya manusia, semua benda kosmis
memiliki tanggung jawab moralnya sendiri.

7) TEOSENTRISME

Teosentrisme merupakan teori etika lingkungan yang lebih memperhatikan lingkungan secara
keseluruhan, yaitu hubungan antara manusia dengan lingkungan. Pada teosentrism, konsep etika
dibatasi oleh agama (teosentrism) dalam mengatur hubungan manusia dengan lingkungan.

8) Etika Antroposentris

antroposentris yang menekankan segi estetika dari alam dan etika antroposentris yang
mengutamakan kepentingan generasi penerus. Etika ekologi dangkal yang berkaitan dengan
kepentingan estetika didukung oleh dua tokohnya yaitu Eugene Hargrove dan Mark Sagoff. Menurut
mereka etika lingkungan harus dicari pada aneka kepentingan manusia, secara khusus kepentingan
estetika. Sedangkan etika antroposentris yang mementingkan kesejahteraan generasi penerus
mendasarkan pada perlindungan atau konservasi alam yang ditujukan untuk generasi penerus
manusia.

Etika yang antroposentris ini memahami bahwa alam merupakan sumber hidup manusia. Etika ini
menekankan hal-hal berikut ini :

Ø Manusia terpisah dari alam,

Ø Mengutamakan hak-hak manusia atas alam tetapi tidak menekankan tanggung jawab manusia.

Ø Mengutamakan perasaan manusia sebagai pusat keprihatinannya

Ø Kebijakan dan manajemen sunber daya alam untuk kepentingan manusia


Ø Norma utama adalah untung rugi.

Ø Mengutamakan rencana jangka pendek.

Ø Pemecahan krisis ekologis melalui pengaturan jumlah penduduk khususnya dinegara miskin

Ø Menerima secara positif pertumbuhan ekonomi

I. Prinsip Etika di Lingkungan Hidup

Sebagai pegangan dan tuntunan bagi prilaku kita dalam berhadapan dengan alam , terdapat beberapa
prinsip etika lingkungan yaitu :

1. Sikap Hormat terhadap Alam : Hormat terhadap alam merupakan suatu prinsip dasar
bagi manusia sebagai bagian dari alam semesta seluruhnya

2. Prinsip Tanggung Jawab : Tanggung jawab ini bukan saja bersifat individu melainkan
juga kolektif yang menuntut manusia untuk mengambil prakarsa, usaha, kebijakan dan
tindakan bersama secara nyata untuk menjaga alam semesta dengan isinya.

3. Prinsip Solidaritas : Yaitu prinsip yang membangkitkan rasa solider, perasaan


sepenanggungan dengan alam dan dengan makluk hidup lainnya sehigga mendorong manusia
untuk menyelamatkan lingkungan.

4. Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian : Prinsip satu arah , menuju yang lain
tanpa mengaharapkan balasan, tidak didasarkan kepada kepentingan pribadi tapi semata-
mata untuk alam.

5. Prinsip “No Harm” : Yaitu Tidak Merugikan atau merusak, karena manusia
mempunyai kewajiban moral dan tanggung jawab terhadap alam, paling tidak manusia tidak
akan mau merugikan alam secara tidak perlu

6. Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras dengan Alam : Ini berarti , pola konsumsi
dan produksi manusia modern harus dibatasi. Prinsip ini muncul didasari karena selama ini
alam hanya sebagai obyek eksploitasi dan pemuas kepentingan hidup manusia.

7. Prinsip Keadilan : Prinsip ini berbicara terhadap akses yang sama bagi semua
kelompok dan anggota masyarakat dalam ikut menentukan kebijakan pengelolaan sumber daya
alam dan pelestarian alam, dan dalam ikut menikmati manfaat sumber daya alam secara lestari.

8. Prinsip Demokrasi : Prinsip ini didsari terhadap berbagai jenis perbeaan


keanekaragaman sehingga prinsip ini terutama berkaitan dengan pengambilan kebijakan didalam
menentukan baik-buruknya, tusak-tidaknya, suatu sumber daya alam.
9. Prinsip Integritas Moral : Prinsip ini menuntut pejabat publik agar mempunyai sikap
dan prilaku moral yang terhormat serta memegang teguh untuk mengamankan
kepentingan publik yang terkait dengan sumber daya alam.

BAB III

KESIMPULAN

Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta
pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat, Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang
baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang
dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku,
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan
menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral
yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.

Beberapa poin yang bisa kita jadikan pelajaran:

· Dalam berbisnis kita juga harus mempunyai etika. Jika etika kita kurang baik maka orang lain akan
menilai anda secara negative.

· Jika dalam hal sehari – hari kita sudah terbiasa menerapkan etika yang baik maka akan terbiasa atau
terbawa hingga kita bekerja.

· Etika bisnis merupakan etika profesi yang mempunyai banyak kaitan dengan kegiatan bisnis.
SUMBER REFRENSI:

Kuswahyudi, 2008, Etika Kita Untuk Lingkungan Hidup, Surabaya

Dr. H. Untung Budi, S.H., M.M tahun 2012 “ HUKUM DAN ETIKA BISNIS”, CV Andi Offset, Yogyakarta

Ernawan, Erni. 2011. Business Ethics. Penerbit: Alfabeta. Bandung

http://ernitatanjung.blogspot.co.id/2015/10/tugas-kelompok-10-etika-bisnis_18.html

Вам также может понравиться