Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PEMBAHASAN
A. Pengertian
IVA adalah salah satu deteksi dini kanker serviks dengan menggunakan asam
asetat 3 - 5 % secara inspekulo dan dilihat dengan pengamatan mata langsung (mata
telanjang). Pemeriksaan ini tidak menimbulkan rasa sakit, mudah , murah dan
informasi hasilnya langsung.
Serviks (epitel) abnormal jika diolesi dengan asam asetat 3-5 % akan
berwarna putih (epitel putih). Dalam waktu 1-2 menit setelah diolesi asam asetat efek
akan menghilang sehingga pada hasil ditemukan pada serviks normal tidak ada lesi
putih.
Metode IVA tergolong sederhana, nyaman dan praktis. Dengan mengoleskan
asam cuka (asam asetat) pada leher rahim dan melihat reaksi perubahan yang terjadi,
prakanker dapat dideteksi. Biaya yang dikeluarkan pun juga relatif murah. Selain
prosedurnya tidak rumit, pendeteksian dini ini tidak memerlukan persiapan khusus
dan juga tidak menimbulkan rasa sakit bagi pasien. Letak kepraktisan penggunaan
metode ini yakni dapat dilakukan di mana saja, dan tidak memerlukan sarana khusus.
Tingkat Keberhasilan metode IVA dalam mendeteksi dini kanker servik yaitu
60-92%. Sensitivitas IVA bahkan lebih tinggi dari pada Pap Smear. Dalam waktu 60
detik kalau ada kelainan di serviks akan timbul plak putih yang bisa dicurigai sebagai
lesi kanker.
Tes IVA merupakan pemeriksaan skrining untuk deteksi dini kanker serviks.
Prosedur pemeriksaan yaitu dengan memasukkan spekulum ke dalam vagina, agar mulut
rahim (serviks) dapat di periksa secara langsung. Mulut rahim kemudian di olesi zat asam
cuka, apabila zat asam me ngenai sel-sel yang abnormal, warna jaringan akan berubah
menjadi putih dan di katakan sebagai hasil tes positif. Pemeriksaan IVA yang positif biasanya
menandakan adanya suatu lesi pre kanker,tetapi tentu saja pemeriksaan IVA harus di pastikan
dengan pemeriksaan lainnya oleh dokter spesialis kandungan (Sp. OG), dengan di lakukan
pemeriksaan lanjutan seperti pap smear, atau biopsi. Hasil tes positif ini perlu di tindaklanjuti
dengan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter spesialis kandungan (Sp. OG).
A. IVA Radang
B. IVA Positif
C. Sasaran
Pemeriksaan IVA pada WUS yaitu wanita yang berusia antara 15 sampai 49
tahun. wanita yang sudah pernah melakukan senggama atau sudah menikah juga
menjadi sasaran pemeriksaan IVA. Penderita kanker servik berumur antara 30 – 60
tahun, terbanyak antara 45 – 50 tahun, frekwensinya masih meningkat sampai kira –
kira golongan umur 60 tahun dan selanjutnya frekwensi ini sedikit menurun kembali.
Hal tersebut menjadikan alasan WUS menjadi sasaran deteksi dini kanker serviks.
1) Fase orientasi :
1. Menyambut ibu dan mengucapkan salam
2. Mempersilahkan ibu masuk dan duduk
3. Mananyakan nama ibu dan memperkenalkan diri
4. Menanyakan alasan ibu datang
5. Mendengarkan keluhan ibu
6. Memberi tahu ibu akan dilakukan pemeriksaan IVA untuk menindaklanjuti
keluhan ibu
4. Membantu ibu untuk tidur dalam posisi litotomi pada meja ginekology
8. Hidupkan lampu sorot dan atur hingga tepat pada vagina ibu
9. Memakai handscoon
11. Memasang speculum dengan benar ( tangan kanan memegang speculum, tangan
kiri membuka labia minora,masukkan secara miring dalam keadaan tertutup
kemudian putar kembali 45° kea rah bawah hingga menjadi melintang)
12. Buka speculum pada tangkainya secara perlahan dan atur sampai portio terlihat
dengan jelas. ( kunci speculum dengan mengencangkan bautnya kemudian
tangan kiri memegang bagian bawah speculum )
14. Buang kasa pada bengkok, tampon tang di masukkan pada larutan klorin
15. Ambil lidi wotten dan celupkan ke dalam asam asetat 3-5
16. Masukkan lidi wotten ke dalam vagina ibu sampai menyentuh porti
17. Oleskan lidi wotten ke seluruh permukaan portio ( oleskan secara memutar
360° searah jarum jam )
18. Buang lidi wotten pada bengkok
20. Tutup kembali speculum dengan mngendurkan bautnya, putar 45° ke arah
kanan, tarik speculum secara perlahan dan masukkan pada larutan klorin
22. Cuci handscoon dan lepas secara terbalik dalam larutan klorin
3) Fase evaluasi
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
a. Jika terjadi perubahan warna pada portio, minta ibu untuk datang lagi untuk
pemeriksaan lebih lanjut
b. Jika tidak ada perubahan, menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan alat
kelaminnya.
G. Klasifikasi Hasil
3. IVA Positif : Dimana pada hasil pemeriksaan di dapatkan adanya kelainan yaitu
menunjukkan adanya lesi berwarna putih pada serviks dan ini
merupakan kelainan yang menunjukkan adanya lesi prekanker.
4. IVA Kanker Serviks : Dimana kelainan menunjukkan adanya kelainan sel akibat
adanya kanker serviks.
Hasil positif pada IVA mengarah pada diagnosis pra kanker serviks,
pengobatannya adalah dengan Krioterapi dimana menyemprotkan N2O untuk
membekukan lesi pra kanker sehingga sel kanker tersebut di harapkan mati dan luruh
lalu tumbuh kembali sel yang sehat. Penanganan lainnya adalah dengan Kolposkopi,
yaitu mengambil sebagian jaringan dari serviks dan melihatnya di bawah mikroskop
untuk menemukan sel kanker. Jika Hasil tes IVA Positif maka perlu di tindaklanjuti
dengan pemeriksaan lebih lanjut, misalnya dengan biopsi oleh dokter spesialis
kandungan (Sp. OG). Pemeriksaan ini mungkin menimbulkan rasa tidak nyaman
selama pemeriksaan dan 1-2 hari sesudahnya, tergantung ada atau tidaknya
perlukaan. Apabila sesudah 2 hari nyeri masih terus berlangsung, mungkin terdapat
masalah lain yang mendasari, misalnya infeksi saluran kemih, radang panggul, dan
sebagainya.