Вы находитесь на странице: 1из 78

PENGANTAR ILMU SOSIAL

Diskripsi

Pemahaman konsep-konsep ilmu sosial, masalah-masalah masyarakat dan penggunaan


berbagai pendekatan ilmu pengetahuan sosial sebagai dasar untuk menganalisis masalah
kemasyarakatan

Buku Sumber

Sumaadmodja. Nursid. 1985. Pengantar Ilmu Sosial. Bandung

Sumaadmodja. Nursid. 1986. Perspektif Studi Sosial. Bandung

Daldjoeni. 1985. Dasar-Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung

Supardan, Dadang , Pengantar Ilmu Sosial, Jakarta: Sinar Grafika Offset

I. PENGERTIAN ILMU SOSIAL, METODE ILMIAH, DAN KEBENARAN ILMIAH


A. Pengertian Ilmu
B. Pengertian Sosial
C. Pengertian dan Ruang Lingkup Ilmu Sosial
D. Metode Ilmiah
E. Kebenaran Ilmiah

II. STRUKTUR DAN PERANAN ILMU


A. Pengertian Struktur Ilmu
B. Pengertian dan Peranan Fakta
C. Pengertian dan Peranan Konsep
D. Pengertian dan Peranan Generalisasi
E. Pengertian dan Peranan Teori

III. SOSIOLOGI
A. Pengertian, Karakteristik, dan Ruang Lingkup Sosiologi
B. Kegunaan Sosiologi
C. Konsep-konsep Sosiologi
D. Generalisasi-generlisasi Sosiologi
E. Teori-teori Sosiologi

IV. ANTROPOLOGI
A. Pengertian dan Ruang Lingkup Antropologi
B. Tujuan dan Kegunaan Antropologi
C. Konsep-konsep Antropologi
D. Generalisasi-generlisasi Antropologi
E. Teori-teori Antropologi

V. ILMU GEOGRAFI
A. Pengertian dan Ruang Lingkup Geografi
B. Manfaat Terapan Geografi
C. Konsep-konsep Geografi
D. Generalisasi-generlisasi Geografi
E. Teori-teori Geografi

VI. ILMU SEJARAH


A. Pengertian dan Ruang Lingkup Sejarah
B. Tujuan dan Kegunaan Sejarah
C. Konsep-konsep Sejarah
D. Generalisasi-generlisasi Sejarah
E. Teori-teori Sejarah

VII. ILMU EKONOMI


A. Pengertian dan Ruang Lingkup Ekonomi
B. Sejarah Perkembangan Ekonomi
C. Mazhab-mazhab dalam Ekonomi
D. Generalisasi-generlisasi Ekonomi
E. Teori-teori Ekonomi
VIII. PSIKOLOGI
A. Pengertian dan Ruang Lingkup Psikologi
B. Sejarah Perkembangan Psikologi
C. Mazhab Psikologi
D. Konsep-konsep Psikologi
E. Generalisasi Psikologi
F. Teori Psikologi

IX. ILMU POLITIK


A. Pengertian dan Ruang Lingkup Politik
B. Tujuan dan Kegunaan Politik
C. Sejarah Perkembangan Politik
D. Mazhab Politik
E. Konsep-konsep Politik
F. Generalisasi-generlisasi Politik
G. Teori-teori Ilmu Politik

BAB I
PENGERTIAN ILMU SOSIAL, METODE ILMIAH,
DAN KEBENARAN ILMIAH

A. PENGERTIAN ILMU
Jerome R. Ravert dalam karyanya The Philosophy of science, sampai saat ini
mungkin mengakui bahwa ilmu merupakan sebuah kisah sukses luar biasa.
Kemenangan-kemenangan ilmu melambangkan suatu proses kumulatif peningkatan
pengetahuan dan rangkaian kemenangan tehadap kebodohan dan takhayul dan dari
ilmulah kemudian mengalir arus penemuan yang berguna untuk kemajuan hidup
manusia.
The Liang Gie (1999), ilmu dipandang sebagai kumpulan pengetahuan sistematis,
metode penelitian, aktivitas penelitian.

1. Ilmu sebagai kumpulan pengetahuan sistematis


Mark Baldwin (1957), mengemukakan: ’pengetahuan; khususnya pengetahuan dalam
arti luhur sebagai hasil dari pelaksanaan proses-proses koqnitif yang terpercaya dan
sistematis’.

Soekanto (1986): ’Ilmu pengetahuan (science) adalah pengetahuan (knowledge) yang


tersusun sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran, pengetahuan selalu
dapat diperiksa dan ditelaah (dikontrol) dengan kritis oleh setiap orang lain yang ingin
mengetahuinya.

Ilmu menunjuk pada kumpulan yang disusun secara sistematis dari pengetahuan
yang dihimpun tentang alam semesta yang selalu diperoleh melalui teknik-teknik
pengamatan yang objektif.
Tidak semua pengetahuan adalah ilmu sebab ilmu hanya terbatas pada
pengetahuan yang diperoleh secara sistermatis.

2. Ilmu sebagai Metode Penelitian


Pengertian ini menekankan bahwa ilmu pada hakikatnya sebagai metode
penelitian. Para ahli yang nengemukakaan hal tersebut diantaranya:
a. William J.Goode dalam bukunya Method In Social Research mengemukakan
bahwa ilmu adalah suatu metode pendekatan terhadap seluruh dunia
pengalaman, yakni dunia yang dapat terkena pengalaman oleh manusia.
b. Caraghan delangles dalam bukunya’’a guide historical
Method’’mengemukakan bahwa ilmu pada dasarnya suatu metode untuk
menangani masalah.
c. Harold H.Titus dalam bukunya ‘’Living Issues in Philosophy’’ mengemukakan
bahwa ilmu adalah suatu metode untuk memperoleh pengetahuan yang
objektif dan dapat diperiksa kebenarannya.

3. Ilmu sebagai aktivitas penelitian


Beberapa tokoh yang berpendapat bahwa ilmu sebagai aktivitas penelitian
diantaranya:
 The Liang Gie (1999): ’Ilmu adalah proses membuat pengetahuan’
 Jean Ladriere (1975) : ’Ilmu dapat dipandang sebagai keseluruhan
pengetahuan kita saat ini, atau sebagai suatu aktivitas penelitian, atau
sebagai suatu metode untuk memperoleh pengetahuan’.
 I Charles Singer yang yang dikutip dalam bukunya ‘’Critical Thinking’’
mengemukakan bahwa ilmah adalah proses pembuat pengetahuan .
 John Warfield dalam bukunya ‘’Social Sistem’’ mengatakan tetapi ilmu
pun dipandang sebagai proses. Pandangan proses ini paling berkaitan
dengan perhatian terhadap penyelidikan karena penyelidikan adalah
suatu bagian besar dari ilmu sebagai suatu proses .Dengan demikan jelas
bahwa ilmu merupakan aktivitas penelitian .
Kesimpulan ilmu dipandang sebagai keseluruhan pengetahuan kita saat ini,
atau sebagai suatu aktivitas penelitian, atau sebagai suatu metode untuk
memperoleh pengetahuan.

B. PENGERTIAN SOSIAL
Istilah sosial (social dalam bahasa inggris )dalam ilmu sosil memiliki arti yang
berbeda–beda, misalkan istilah sosial dalam sosialialisme dengan istilah bepartemen
sosial, jelas keduanya menunjukan makna yang sangat jauh berbeda.Menurut
Soekanto apabila istilah sosial pada ilmu sosial mrnunjuk pada objeknya,yaiti
masyarakat sosialisme adalah suatu ideologi yang pokok pada prinsip pemilikan
umum alat-alat atau produksi dan jasa–jasa bidang ekonomi. Sedangkan istilah
sosial pada departemen sosial menunjuk pada kegiatan–kegiatan di lapangan sosial.
Artinya kegiatan–kegiatan yang ditunjukan untuk mengatasi persoalan-persoalan
yang dihadapi masyarakat dalam bidang kesejahteraan, sepeti tuna karya,tuna
susila,tuna wisma,orang jompo,anak yatim piatu, dan lain-lain. Selain itu Soekanto
mengemukakan bahwa istilah sosial pun berkenaan dengan prilaku
interpersonal,atau yang berkaitan dengan proses-proses sosial.Secara
keilmuan,masyarakat yang menjadi objek kajian ilmu-ilmu sosial ,dapat dilihat
sebagai suatu yang terdiri dari berbagai segi .Dilihat dari segi ekonomi akan
bersangkut paut dengan paktor produkdi ,distribusi,penggunaan barang-barang serta
jasa-jasa .Dari segi politik antaralain berhubungan dengan penggunaan kekuasan
dalam masayarakat.Dari segi antropologi budaya lebih menekanka pada masyarakat
dan kebudayaanya,dan begitu seterusnya untuk ilmu-ilmu sosial yang lainya,seperti
geografi sosial,sejarah,maupun sosiologi.
Begitupun tentang pengertian masyarakat (societi)banyak sarjana terdahulu
yang mendepinisikan apa itu masyarakat dintaranya:
 Menurut Mac Iver dan Page mengemukakan bahwa masyarakat adalah
suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan kerjasama
antara berbagai kelompok dan penggolongan, dari pengawasan tingkah laku
serta kebebasan-kebebasan manusia.
 Menurut Ralph Linton dalam bukunya yang bejudul “The Study of Man“
mengemukakan bahwa masyarakat merupakan setiap kelompok manusia
uang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama sehingga mereka dapat
mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan
sosial dengan batas-batas yang di rumuskan dengan jelas.
 Menurut Selo Soemarjan Menyatakan bahwa masyarakat adalah orang
yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa pengertian
masyarakat terdiri atas beberapa unsur.
a. Manusia yang hidup bersama
b. Bercampur untuk waktu yang lama
c. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama
Sedangkan yang merupakan bentuk umum pada proses-proses sosial adalah
interaksi sosial, bahkan ahli sosiologi berpendapat bahwa interaksi sosial tersebut
merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.
Berlangsungnya suatu proses interaksi sosial yang di dasarkan pada berbagai
faktor, dan menurut Soekanto di sebabkan melalui :
1. Imitasi
Mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses interaksi interaksi
sosial tersebut. Sebab salah satu peran positifnya adalah bahwa proses imitasi
dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang
berlaku di masyarakat.
2. Sugesti
Berlangsungnya apabila seseorang memberi suatu pandangan atau sikap
yang berasal dari dirinya yang kemudian di terima oleh pihak lain secara emosi.
3. Identifikasi
Merupakan kecenderungan-kecenderungan ataupun keinginan-keinginan
dalam diri seseorang untuk menjadi identik atau sama dengan orang lain.
4. Simpati
Sebenarnya merupakan suatu proses yang di sebabkan oleh ketertarikan
seseorang oleh pihak lain, baik itu sebatas kerjasama, merasa senang dan tertarik
karena faktor-faktor yang menyebabkan ia patut di kaguminya, maupun karena
merasa adanya keterikatan dengan dirinya.

C. PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, DAN PERKEMBANGAN ILMU-ILMU


SOSIAL
Istilah ilmu sosial menurut Ralf Dahrendorf seorang ahli sosiologi Jerman dan
penulis buku “ class and Class Conflict Industrial Society yang di kenal sebagai
pencetus teori konflik Non-Marxis, Merupakan suatu konsef yang ambisius untuk
mendefinisikan seperangkat disiplin akademik yang memberikan perhatian pada
aspek-aspek kemasyarakatan manusia. Bentuk tunggal ilmu sosial menunjukan
sebuah komunitas dan pendekatan yang saat ini hanya di klaim oleh beberapa orang
saja ; sedangkan bentuk jamaknya, ilmu-ilmu sosial, mungkin istilah tersebut
merupakan bentik yang lebih tepat. Ilmu-ilmu sosial mencakup sosiologi, antropologi,
psikologi, ekonomi, geografi sosial, politik, bahkan sejarah walaupun di satu sisi ia
termasuk ilmu humaniora.
Pendapat Bung Hatta mengenai ilmu sosial :
1. Sebagai critical discourse ( wacana kritis ) artinya pada kajian ini membahas
tentang adanya yang keabsahannya tergantung pada kesetiaan pada
persyaratan sistem rasionalitas yang kritis dan pada konvensi akademis yang
berlaku.
2. Sebagai academic interprise memiliki pengertian “ bagiman mestinya “.
3. Sebagai applied science artinya bahwa dalm ilmu sosial itu di perlukan untuk
mendapatkan atau mencapai hal-hal yang praktis dan berguna entah untuk
mewujudkan sesuatu yang di cita-citakan. Contohnya kemakmuran maupun
mengurangi atau meniadakn sesutu yang tidak di inginka contohnya kemiskinan.
D.METODE ILMIAH
Istilah pendekatan menurut Vernon Van Dyke dalam bukunya yang berjudul
“political science”dikemukakan bahwa suatu pendekatan pada prinsipnya adalah
ukuran –ukuran untuk memilih masalah dan data yang berkaitan satu sama lain Hal
ini diperjelas oleh Kerlinger bahwa pendekata atau rancangan ilmiah merupakan
bentuk sistematis yang khusus dari seluruh pemikiran .
Suatu pendekata dalam menelaah sesuatu dapat dilakukan berdasarkan sudut
pandang ataupun tinjauan dari berbagai satu kesatuan karakteristik maupun cabang
ilmu seperti sosiologi,Antropologi,geografi ,ekonomi ,politik dan sebagainya.
Metode merupakan prosedur yang mewujudkan pla-pola dan tata langkah
dalam suatu penelitian ilmiah(the Liang Gie1999)
Teknik adalah suatu cara operasional yang seringkali bersipat
rutin,mekanis,atauj spesipik untuk dan menangani data dalam penelitian.sebagai
contoh,suatu penelitian tentang gjala-gejala kemasyarakatan dapat menggunakan
metode survei.berbagai teknik yang digunakan misalkan
wawancara,observasi,maupun menyebarkan angket .
Secara etimologi metide dari bahasa Yunani “meta”yang berarti sesudah dan
hodos yang berarti jalan Dengan demikian metode merupakan langkah-langkah yang
diambil menurut urutan tertentu ,untuk mencapai pengetahuan yang telah dirancang
dan dipakai dalam proses memperoleh pengetahuan (Soeprapto 2003:128)
Menurut rumusan “the World Of Science Encyclopedia”(volume 17:181)metode
ilmiah diartikan sebagai prosedur yang dipergunakan oleh ilmuan-ilmuan dalam
pencarian sistematis terhadap pengrtahuan baru dan peninjauan kembali
pengetahuan yang ada.
Menurut George Kneller (1978 ;118) dalam karyanya “Science as a Human
Endeavor “mengemukakan bahwa dengan metode ilmiah kami maksudkan struktur
rasional dari penyelidikan ilmiah yang hipotesisnya disusun dan diuji .
Menurut Arturo Rosenblueth (1970 :1)dalam bukunya”Mind and
Brain”mengemukakan bahwa metode ilmiah sebagai proswdur dan ukuran yang
dipakai oleh ilmuwan-ilmuwan dalam penyusunan dan pengembangan cabang
pengetahuan khusus mereka .
Menurut Harold titus metode ilmiah sebagai proses-proses dan langkah-
langkah yang membuat ilmu-ilmu menghasilkan pengetetahuan .
Langkah-langkah metode ilmiah menurut Sheldon J.Lachman diantarnya:
1.Perumusan hipotesis spesipik atau pertanyaan spesifik untuk penyelidikan
2.Perancangan penyelidikan
3.Pengumpulan data
4.penggolongan data dan pengembangan generalisasi
5.pemeriksaan kebenara terhadap hasil-hasil yaitu terhadap data dan generalisasi-
generalisasi
Kaplan kebenaran ilmiah itu beragam rentang penomena yang perlu
dipelajari,ilmu pun begitu luas dan kompleka.Oleh karena itu membutuhkan strategi
penelitian atau inkuiri yang beragam pula antara ilmu-ilmu sosial ,kealaman maupun
humaniora.jadi tidak benar jika kita memutlakan apa yang disebut metode ilmiah.
Pendapat yang sangat berbeda mengenai metode ilmiah diantaranya:
1.Menurut Gold Stein :sesungguhnya istilah metode ilmiah adalah menyesatkan
2.Menurut Kaplan:Kekhawatiran saya dengan konspsi kesatuan “metode ilmiah”hal
itu terasa oleh saya sesuatu justifikasi progmatis yang sungguh mengada ada terus
menerus analisis logika kita tidak mampu untuk menerima segalanya secara penuh
kedalam catatan .
Sanggahan-sanggahan tersebut mengingatkan kita untuk tidak tergesa-gesa
memutlakan keampuha metode ilmiah sebagaimana dekemukaka sebagian orang.
E.KEBENARAN ILMIAH
Julie Rord dalam :”Paradigms and Fairy Tales(1975)”mengemukakan bahwa
istilah kebenaran memiliki 4 arti yang berbeda yang ia simbolkan dalam T1,T2,T3,T4.
1. Kebenaran pertama (T1)adalah kebenaran metafisik,yaitu kebenaran yang paling
mendasar dan puncak dari seluruh kebenaran atau basic ultimate truth (Supriadi
,1998:5)oleh karena itu harus diterima apa adanya sebagai suatu given,
kebenaran iman dan doktrin-doktrin sbsolut agama.
2. Kebenaran Kedua (T2) adalah kebenaran etik,yaitu yang menunjuk pada
perangkat standar moral atau profesional tentang prilaku yang pantas dilakukan
termasuk kode etik atau”Code of Conduct”
3. Kebenaran ketiga(T3) kebenaran logis.sesuatu dianggap benar apabila secara
ligis atau matematis konsisten dan koheren dengan apa yang telah diakui sebagai
sesuatu yang benar (dalam pengertian T3) atau sesuai dengan apa yang benar
menurut kepercayaan metafisik.
4. Kebenaran keempat(T4)adalah kebenaran empirik ,yang lazimnya dipercayai
ssebagai landasan pekerjaan para ilmuwan dalam melakukan penelitian .
Dalam konteks kebenaran ilmiah yang melibatkan subjek(manusia ,knower
,dan observer)dan objek (fakta,realitas,knowen) ,terdapat tiga teori utama
kebenaran,yaitu :
1. Teori korespondensi(Correspondence Theory)teori ini beranggapan bahwa
seluruh pernyataan itu benar jika apa yang diungkapkanya itu merupaka
fakta,dalam arti adanya suatu kenyataan yang interaksionaj antara teori dengan
realita (Kattsoff,1998:7)Contoh,Jakarta adalah ibu kota Indonesia,dan setelah
dicocokan dengan realitanya memang Jakarta adalah ibu kota negara Republik
Indonesia.
2. Teori Koherensi(Coherence Theori)yang beranggapan bahwa sesuatu
dianggap benar jika terdapan koherensi atau konsistensi,dalam arti tidak terjadi
kontradiktif pada saat bersaman ,antara dua atau lebih
logika.Contoh,pernyataan”orang yang sederhanakecil kemungkinan untuk
berprilaku swrakah maupun materialistik “.
3. Teori Pragmatis(Pragmatism Theory),yang beranggapan bahwa kebenaran itu
tersimpul pada asfek fungsional secara praktis (Kattsoff,1996:130-131)

BAB 3
STUKTUR DAN PERANAN ILMU

A.PENGERTIAN STRUKTUR ILMU


Menurut Joseph J.Schwab dalam tulisanya “Structur Of The Disciplines
Meaning and Significance”konsep struktur bukanlah konsep yang mudah dipahami
hal itu mengacu pada bagian –bagian dari suatu objek dan tata cara yang saling
berhubungan .Menurutnya suatu disiplin ilmu adalah bentuk konsepsi yang
membatasi pokok masalah yang diselidiki dari suatu disiplin dan pengawasan atau
pengendalian terhadap penelitianya Struktur suatu disiplin ilmu meliputi dua
bagian yaitu subtantive conceptual strukture dan syntactial strukture.Subtantive
conceptual Struktur adalah konsep-konsep yang menjadi kerangka berfikir dalan
meneliti sesuatu .Syntactial Stucture berhubungsn dengan penelitian yang
dilakukan oleh disiplin itu.Syntactial Structure menyangkut masalh-masalah jalan
mana yang akan ditempuh dalam penelitian?cara mengumpulkan data,cara
menguji data, kriteria yang dipakai dalam menetapkan kualitas data,ukuran untuk
menentukan bahwa dat yang diperoleh relevan atau mungkin tidak relevan .
B.PENGERTIAN DAN PERANAN FAKTA
Menurut Oxford Advanced Learners Dictionary of Current
English(2000:449-450)yang dimaksud dengan fakta adalah:
1. Sesuatu yang digunakan untuk mengacu pada situasi tertentu atau khusus
2. Kualiatas atau sifat yang aktual atau dibuat atas dasar fakta-fakta
3. Sesuatu hal yang dikenal sebagai yang benar-benar ada dan terjadi
terutama yang dapat dibuktikan oleh bukti yang benar atau dinyatakan
benar-benar terjadi .
4. Hal yang terjadi dapay dibuktikan oleh hal-hal yang benar,bukan oleh
berbagai hal yang telah ditemukan .
5. Suatu penegasan,pernyatan,atau informasi yang berisi atau
berartimengandung sesuatu yang memiliki kenyataan objektif,dalam arti
luas adalah sesuatu yang ditampilkan dengan benar atau salah karena
memiliki realitas objektif.
Menurut Bachtiar fakta merupakan abstraksi dari kenyataan yang
diamati,yang sifatnya terbatas dan dapat diuji kebenaranya secara empiris.

Menurut Sjamsudin fakta adalah erat hubunganya dengan jawaban atas


apa,siapa,kapan,di mana dan juga dapat berupa benda-benda yang benar-benar
ada dan atau peristiwa yang pernah terjadi pada masa lalu(Sjamsudin ,1996:5)
Menurut James A.Bank (977:84)fakta adalah kejadian berbagai hal atau
peristawa tertentuyang pada giliranya menjadi data mentah atau pengamatan dari
ilmuwan-ilmuwan sosial.

C.PENGERTIAN DAN PERANAN KONSEP


1. Menurut Schwab (1969:12-14)konsep ,erupakan abstraksi,kontruksi logis
yang terbentuk dari kesan,tanggapan dan pengalaman kompleks.
2. Menurut James Bank konsep adalah suatu kata abstrak atau kata yang
bermanfaat untuk mengklasifikasikan atau menggolongkan suatu kelompok
berbagai hal gagasan atau peristiwa.
Jenis-jenis konsep menurut Fraenkel:
1. Konsep konjungtif,yaitu konsep yang berfunhsi untuk menghubungkan dari
keberadaan dua atau lebih atribut yang semuanya harus
ada(Fraenkel,1980:58)
2. Konsep disjungtif,mencerminkan adanya alternatif-alternatif yang beragam.
3. Konsep relasional,yang memiliki arti mengandung suatu hubungan khusus
antara dua atribut maupun lebih yang dinyatakan secara eksplisit dengan
bilngan tertentu.
4. Kosep deskriptif,adalah konsep yang menuntut jawaban tentang gambaran
suatu benda.
5. Konaep evaluatif,yaitu konssep yang berhubungan dengan pertimbangan
baik atau buruk ,salah atau benar,cantik atau jelek.
6. Konsep campuran,yaitu suatu konsep yang tidak hanya memberikan
penjelasan tentang suatu karakteristik yang dimiliki oleh benda
tersebut,tetapi juga sekaligus memberikan sikap ataupun penilaian terhadap
pernyataan tersebut.
Kegunaan konsep bagi kehidupan manusia:
1. Konsep berguna untuk melakukan episiensi dan efektivitas bagi manusia.
2. Melalui konsep itupun adanya klasifikasi atas beberapa individu.
3. Konsep dapat berfungsi untuk mereduksi keperluan yang sering dikatakan
berulang uiang terhadap sesuatu kajian yang serupa dan sudah diketahui .
4. Konsep dapat berfungsi memudahkan kita untuk memecahkan masalah.
5. Konsep berguna untuk menjelaskan sesuatu yang dianggap rumit ataupun
memerlukan keterangan yang cukup panjang dan rinci.
6. Konsep berguna untuk mengonseptualisasikan sesuatu secara cermat
melalui simbol-simbol.
7. Konsep mengandung konotasi negatif dinamakan stereotif
8. Konsep berguna sebagai mata rantai penghubung ataupun katalisator
antardisiplin ilmu
D.PENGERTIAN DAN PERANA GENERALISASI
Pengertian generalisasi :
1. Generalisasi adalah pernyataan hubungan dua konsep atau lebih
2. Generalisasi merupakan pernyataan tentang hubungan antara konsep-
konsep dan berfugsi untuk membantu dalam memudahkan pemahaman
suatu maksud pernyataan itu
3. Generalisasi adlah kesimpulan yang ditarik secara induktif mengenai dua
hubungan fakta-fakta atau lebih yang melahirkan teori
4. Generalisasi merupakan pernyataan yang menjelaskan hubungan antara
konsep-konsep yang berfungsi sebagai penbantu berfikir dan memahami
Tingkatan generalisasi:
1. High Order Generalization yaitui generalisasi yang pemakaianya secara
universal.
2. Ntermediat Level Generalization yaitu generalisasi yang digunakan
dikawasan tertentu dan kebudayaan tertentu
3. Law order Generalization yaitu generalisasi yang digunakan atas data dari
dua data atau tiga sampel kecil misalkan tentang kelompok kota pada suatu
kawasan tertentu
Tipe-tipe generalisasi:
1. Generalisasi deskriftip yaitu suatu generalisasi yang hanya mendeskripsikan
suatu hubungan yang ada
2. Generalisasi Kausal ,yaitu suatu generalisasi yang menjelaskan hubungan
sebab akibat terjadi suatu peristiwa
3. Generalisasi korelatif,yaitu generalisasi yang menunjukan adanya hubungan
satu sama lain
4. Generalisasi kondisional,yaitu suatu generalsasi yang menyarankan apa
yang akan terjadi jika seandainya suatu khusus dilaksanakan dengan
drmikian adanya suatu persyaratan khusus
E.PENGERTIAN DAN PERANAN TEORI
Teori adalah suatu suatu preposisi dari masalah yang mengandung
variable,hipotesis,dan saumsi berdasarkan mertode keilmuwan.
Unsur-unsur teori menurut Capbell:
1. Definisi,memberitahu kita bagaimana prnulis akan memakai istilah-istilah
kuncinya
2. Deskripsi,merupakan sebuah kegiatan yang tanpa ajhir dan selalu belum
selesai serta tanpa batas.
3. Penjelasan, harus melampaui makna deskripsi denga mengatakan hal-hal
apakah yang dapat memberikan pada kita suatu pemahaman tertentu
mengenai mengapa suatu kenyataan seperti itu.
Fungsi teori menurut Suppes dan Kerling:
1. Berguna sebagai kerangka kerja untuk melakukan penelitia
2. Teori memberika suatu keragka kerja bagi pengorganisasian butir-butir
informasi tertentu.
3. Teori mengemukakan kompleksitas peristiwa-peristiwa yang tamoaknta
sederhana.
4. Teori mengorganisasikan kembalio pengalaman –pengalama sebelumnya.
5. Teori berfunhsi untuk melakukan prediksi kontrol.
BAB 4
SOSIOLOGI

A. PENGERTIAN, KARAKTERISTIK, DAN RUANG LINGKUP SOSIOLOGI


Secara terminologi Sosiologi berasal dari bahasa Yunani, yakni kata socius
dan logos. Socius yang berarti kawan, berkawan, ataupun bermasyarakat.
Sedangkan logos berarti ilmu atau dapat juga berbicara tentang sesuatu. Dengan
demikian, secara harfiah istilah Sosiologi dapat diartikan ilmu tentang masyarakat
(Spencer dan Inkeles, 1982: 4; Abdulsyani, 1987: 1). Di bawah ini terdapat
beberapa definisi Sosiologi menurut beberapa ahli:
1. Pitirim Sorokin (1928: 760 – 761) mengemukakan bahwa Sosiologi adalah
suatu ilmu tentang hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam
gejala – gejala sosial, contohnya antara gejala ekonomi dengan non ekonomi,
seperti agama, gejala keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi, dan
sebagainya.
2. William Ogburn dan Meyer F. Nimkoff (1959: 12 – 13) berpendapat bahwa
Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan
hasilnya, yaitu organisasi sosial.
3. Roucekj dan Warren (1962: 3) berpendapat bahwa Sosiologi adalah ilmu
tentang hubungan antara manusia dalam kelompok – kelompoknya.
4. J.A.A. van Doom dan C.J. Lammers (1964: 24) mengemukakan bahwa
Sosiologi ilmu tentang struktur – struktur dan proses – proses kemasyarakatan
yang bersifat stabil.
5. Meta Spencer dan Alex Inkeles (1982: 4) mengemukakan bahwa Sosiologi
ilmu tentang kelompok hidup manusia.
6. David Popenoe (1983: 107 – 108) berpendapat bahwa Sosiologi adalah ilmu
tentang interaksi manusia dalam masyarakat sebagai suatu keseluruhan.
7. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi (1982: 14) menyatakan bahwa
Sosiologi adalah ilmu tentang struktur sosial dan proses –proses sosial,
termasuk perubahan – perubahan sosial. Selanjutnya, menurut mereka bahwa
struktur sosial keseluruhan jalinan antara unsur – unsur sosial yang pokok,
yaitu kaidah – kaidah sosial (norma – norma sosial), lembaga – lembaga sosial,
kelompok – kelompok, serta lapisan sosial. Sedangkan proses sosial adalah
pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama, umpamanya
pengaruh timbal balik antara segi kehidupan ekonomi dengan segi kehidupan
politik, kehidupan hukum dengan agama, dan sebagainya.
Dengan demikian, Sosiologi dapat didefinisikan sebagai disiplin ilmu tentang
interaksi sosial, kelompok sosial, gejala – gejala sosial, organisasi sosial, struktur
sosial, proses sosial, mapun perubahan sosial.
Objek kajian sosiologi adalah masyarakat dan perilaku sosial manusia dengan
meneliti kelompok – kelompoknya. Kelompok tersebut mencakup keluarga, etnis
atau suku bangsa, komunitas pemerintahan, dan berbagai organisasi sosial, agama,
politik, budaya, bisnis, dan organisasi lainnya (Ogburn dan Nimkoff, 1959: 13; Horton
dan Hunt, 1991: 4). Sosiologi pun mempelajari perilaku dan interaksi kelompok,
menelusuri asal usul pertumbuhannya, serta menganalisis pengaruh kegiatan
kelompok terhadap para anggotanya. Dengan demikian, sebagai objek kajian
sosiologi adalah masyarakat manusia yang dilihat dari sudut hubungan
antarmanusia dan proses – proses yang timbul dari hubungan manusia dalam
masyarakat.
Jika ditelaah lebih lanjut, tentang karakteristik sosiologi menurut Soekanto
(1986: 17) mencakup hal – hal berikut.
1. Sosiologi merupakan bagian dari ilmu sosial, bukan merupakan bagian ilmu
pengetahuan alam maupun kerohanian.
2. Sosiologi bukan merupakan disiplin yang normatif, melainkan suatu disiplin
yang bersifat kategoris. Artinya, sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi
saat ini, dan bukan mengenai apa yang semestinya terjadi atau seharusnya
terjadi. Dengan demikian, sosiologi dapat dikategorikan sebagai ilmu murni
(pure science), bukan merupakan ilmu terapan (applied science). Sebagai ilmu
murni sosiologi bukan disiplin yang normatif. Artinya, sosiologi membatasi diri
pada apa yang terjadi pada saat ini, serta bukan mengenai apa yang terjadi
seharusnya terjadi.
3. Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian – pengertian dan pola –
pola umum (nomotetik). Sosiologi mencari apa yang menjadi prinsip – prinsip
atau hukum – hukum umum dari interaksi antarmanusia individu maupun
kelompok dan perihal sifat hakiki, bentuk, isi, struktur, maupun proses dari
masyarakat manusia.
4. Sosiologi merupakan ilmu sosial yang empiris, faktual, dan rasional.
5. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak, bukan tentang ilmu
pengetahuan yang konkret. Artinya, bahan kajian yang diperhatikan dalam
sosiologi adalah bentuk – bentuk dan pola – pola peristiwa dalam masyarakat,
dan bukan wujudnya tentang masyarakat yang konkret.
6. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang menghasilkan pengertian –
pengertian dan pola – pola umum.
Sosiologi sebagai ilmu yang memfokuskan pada kajian pola – pola interaksi
manusia, dalam perkembangannya sering kali lebih banyak dihubungkan dengan
kebangkitan modernitas. Menurut Zygmunt Bauman (2000: 1023) keterkaitan
tersebut didasarkan beberapa alasan.
1. Mungkin satu – satunya denominator umum dari sejumlah besar mazhab
pemikiran dan strategi riset yang mengklaim mengandung sumber sosiologis
adalah fokusnya pada masyarakat.
2. Fenomena modern lainnya yang khas adalah ketegangan konstan
antarmanusia yang muncul dari latar belakang tradisional dan komunal, yang
berubah menjadi individu dan menjadi subjek tindakan otonom, serta
masyarakat sebagai batasan sehari – hari terhadap tindakan dari kegiatan
individu.
Sosiologi merupakan disiplin ilmu yang memiliki cakupan luas dan banyak
cabang yang dipersatukan, meskipun tidak terlalu kuat oleh strategi hermeneutika
dan ambisi untuk mengoreksi kepercayaan umum. Garis batas bidang tersebut
mengikuti divisi fungsional serta lembaga di dalam organisasi masyarakat yang
menjawab tuntutan efektif dari bidang manajemen yang telah mapan.
Jadi, spesialisasi bentuk pengetahuan terakumulasi dengan fokus pada
penyimpangan dan kebijakan korektif atau hukuman, politik dan institusi
politik, tentara dan perang, ras dan etnis, perkawinan dan keluarga,
pendidikan dan media kultural, teknologi informasi, agama dan institusi
agama, industri dan pekerjaan, kehidupan urban dan persoalan –
persoalannya, serta kesehatan dan kedokteran (Bauman, 2000: 1032).

Secara sistematis, ruang lingkup sosiologi dapat dibedakan menjadi beberapa


subdisiplin sosiologi, seperti sosiologi pedesaan (rural sociology), sosiologi industri
(industrial sociology), sosiologi perkotaan (urban sociology), sosiologi medis (medical
sociology), sosiologi wanita (woman sociology), sosiologi militer (military sociology),
sosiologi keluarga (family sociology), sosiologi pendidikan (educational sociology),
sosiologi medis (medical sociology), dan sosiologi seni (sociology of art).
1. Sosiologi Pedesaan (Rural Sociology)
Jurusan yang pertama kali mengkhususkan sosiologi pedesaan muncul di
Amerika Serikat tahun 1930-an, kemudian muncul beberapa Akademi Land Grant
yang dibentuk dalam wilayah kewenangan Departemen Pertanian Amerika Serikat
untuk meneliti masalah pedesaan dan melatih ahli sosiologi serta ekstensionis
pedesaan untuk kerjasama lembaga – lembaga pemerintah beserta organisasi
petani (Hightower, 1973). Adapun kerangka yang paling sering digunakan untuk
mengenali berbagai temuan empiris adalah gagasan tentang suatu “kontinum
pedesaan – perkotaan”, yang berusaha menjelaskan berbagai pendekatan pola
sosial dan kultural dengan mengacu kepada tempat masyarakat tersebut di
sepanjang kontinum yang bergerak dari tipe pemukiman yang paling kota (the most
urban) hingga yang paling desa (the most rural).
Salah satu aspek yang paling mengganggu dalam sejarah sosiologi pedesaan
adalah kegagalan ilmu ini mengembangkan analisis sistematis tentang produksi
pertanian, pada tingkat perusahaan maupun struktur agraria(Newby, 1980).
Sehingga nasib sosiologi pedesaan saat ini terperangkap dalam sejumlah
kontroversi dan harapan. Sepanjang sejarahnya, sosiologi pedesaan tidak pernah
dapat secara efektif menyatakan statusnya sebagai disiplin ilmu tersendiri yang
memiliki objek penyelidikan dan metode penjelasan yang khusus. Jika tradisi awal
mengasumsikan bahwa ada perbedaan menyolok antarlokasi pedesaan yang
membuat lokasi – lokasi itu memiliki perbedaan dalam hal sosial dan budaya
dibandingkan dengan bentuk – bentuk kehidupan sosial perkotaan. Namun, akhirnya
makin banyak peneliti yang berpandangan bahwa lokasi pedesaan hanya sekadar
entitas empiris atau geografis tempat seseorang bekerja. Keadaan desa tidak
mensyaratkan teori atau implikasi metodologis khusus untuk penelitian, tetapi sangat
tergantung pada jenis masalah teoretis dan metodologis yang dikandungnya, dan
tidak semata – mata didasarkan pada kenyataan yang sama – sama memiliki
pengalaman pedesaan (Long, 2000: 942).
2. Sosiologi Industri (Industrial Sociology)
Kelahiran bidang ini mendapat inspirasi dari pemikiran – pemikiran Karl Marx,
Emile Durkheim, dan Max Weber, walaupun secara formal, sosiologi industri lahir
pada kurun waktu antara Perang Dunia I dan II, serta secara matang tahun 1960-an
dan awal tahun 1970-an (Grint, 2000: 488).
Dalam perkembangannya, sosiologi industri sejak tahun 1980-an terdapat
empat tema baru yang muncul dari riset – riset sosiologi industri.
a. Sosiologi industri yang hanya menekankan gaya tradisional yang patriarkat,
memberikan peluang munculnya lini baru, yakni feminisme dalam riset.
b. Runtuhnya komunisme di Eropa Timur, adanya globalisasi industri, pergeseran
dari Fordisme (keadaan ekonomi seusai perang) menuju post Fordisme,
perkembangan – perkembangan teknologi pengawasan dan bangkitnya
individualisme tanpa ikatan tahun 1980-an, mengantarkan bangkitnya minat pada
peran norma dan dominasi diri yang sering kali dikaitkan dengan gagasan –
gagasan Foulcault dan tokoh pascamodernis lainnya (Reed dan Hughes, 1992).
c. Perkembangan teknologi informasi dan aplikasi – aplikasinya di bidang
manufaktur serta perdagangan, telah mendorong bangkitnya kembali minat untuk
menerapkan gagasan – gagasan konstruktivis sosial dari sosiologi ilmu
pengetahuan serta teknologi ke sosiologi kerja dan industri (Grint dan Woolgar,
1994).
d. Asumsi bahwa pekerjaan dan produksi merupakan kunci identitas sosial tentang
argumen – argumen bahwa pola – pola konsumsi merupakan sumber identitas
individual (Hall, 1992: 114).
3. Sosiologi Medis (Medical Sociology)
Sosiologi medis merupakan bagian dari sosiologi yang kajiannya memfokuskan
pada pelestarian ilmu kedokteran, khususnya pada masyarakat modern (Amstrong,
2000: 643). Bidang ini berkembang pesat pada sejak tahun 1950-an sampai
sekarang. Setidaknya ada dua alasan yang mendorong pesatnya perkembangan
bidang ini.
a. Berhubungan dengan asumsi – asumsi dan kesadaran bahwa masalah yang
terkandung dalam perawatan kesehatan masyarakat modern adalah sebagai
bagian integral masalah – masalah sosial.
b. Meningkatkan minat terhadap pengobatan dalam aspek – aspek sosial dari
kondisi sakit (illness), terutama berkaitan dengan psikiatri (berhubungan
dengan penyakit jiwa), pediatri (kesehatan anak), praktik umum (pengobatan
keluarga), geriatrik (perawatan usia lanjut), dan pengobatan komunitas
(Amstrong, 2000: 643 – 644).
Pada awal kelahirannya yang dominan adalah perspektif medis, psikologi, dan
psikologi sosial. Dalam perspektif medis, terutama pada epidemiologi sosial yang
berusaha mengidentifikasi peran dari faktor – faktor sosial terhadap berjangkitnya
penyakit menular yang dilakukan oleh para ahli medis dan sosiologi. Hasil kajian
awal menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dari struktur sosial (kelas sosial)
terhadap etiologi dari penyakit psikiatris maupun organis (Amstrong, 2000: 644).
Dalam perkembangan selanjutnya, khususnya tahun 1990-an, minat terhadap
studi detail kehidupan sosial pun dilibatkan yang meneliti ekspresi dalam
pengalaman sakit pasien.
4. Sosiologi Perkotaan (Urban sociology)
Sosiologi urban atau perkotaan adalah studi sosiologi yang menggunakan
berbagai statistik di antara populasi dalam kota – kota besar. Kajiannya terutama
dipusatkan pada studi wilayah perkotaan di mana zona industri, perdagangan, dan
tempat tinggal terpusat.
Sosiologi perkotaan baru dimulai di Eropa, perintisannya sejak tahun 1920-an
dan 1930-an walaupun resminya sejak awal tahun 1970-an yang kemudian
menyebar ke berbagai wilayah khususnya Amerika Serikat. Hal itu pun memengaruhi
studi masyarakat lainnya sampai ke kota – kota besar di Jepang pada tahun 1970-
an. Selama dua puluh tahun sejak pengenalannya dari Barat, dapat dibagi menjadi
tiga tahapan.
a. Periode dari 1977 – 1985, ketika sosiologi urban Prancis, terutama sekali teori
Manuael Castell pernyataannya sangat berpengaruh.
b. Dari 1986 – 1992, memusatkan pada teori pergerakan sosial dan konsep global
di kota besar dalam suatu konteks pembaruan, terutama kota – kota di Jepang.
c. Dari 1992 sampai sekarang, ditandai oleh suatu perubahan bentuk sosiologi
perkotaan dalam suatu teori ruang kemasyarakatan di bawah globalisasi yang
telah begitu besar memengaruhi pekerjaan David Harvey (Kazutaka
Hashimoto, 2002). Beberapa tema yang relevan dalam kajian sosiologi urban
tersebut, di antaranya populasi, geopolitik, ekonomi, dan lain – lain.
5. Sosiologi Wanita (Woman Sociology)
Lahir dan berkembangnya sosiologi wanita, di mana sejarah perintisannya
sejalan dengan perkembangan gerakan feminisme yang dipelopori oleh Mary
Wollstonecraft dalam bukunya A Vindication of The Right of Woman (1779), kendati
akar – akar historisnya dapat dilacak sejak lahirnya sosiologi sebagai disiplin
akademik.
Dilihat dari perspektif pendorong teori sosiologi wanita tersebut, terdiri atas tiga
kelompok kontributor pemikiran sosiologi utama yang terpilih.
a. Kelompok teoretisi positivis atau fungsionalis, menegaskan bahwa tatanan
alamiah dominasi laki – laki sebagai suatu perbedaan terhadap argumen –
argumen mengenai hak – hak kaum wanita.
b. Kelompok para teoretisi konflik, melukiskan sistem – sistem penindasan yang
secara sistematis membatasi kaum wanita.
c. Kelompok altenatif, yakni kelompok aktivis karya sosial dan interaksionis.
6. Sosiologi Militer (Military Sociology)
Bidang kajian ini menyoroti angkatan bersenjata sebagai suatu organisasi
bertipe khusus dengan fungsi sosial spesifik (Bredow, 2000: 664). Fungsi – fungsi
tersebut bertolak dari suatu tujuan organisasi keamanan dan sarana – sarananya,
kekuatan, serta kekerasan. Sebenarnya, masalah – masalah seperti itu sudah lama
didiskusikan oleh para sosiolog, seperti August Comte maupun Herbert Spencer.
Akan tetapi, secara formal studi sosiologi militer tersebut baru dimulai selama
Perang Dunia II. Sosiologi militer tersebut berkembang pesat khususnya di Amerika
Serikat, yang menurut Bredow (2000: 665), terdapat lima bidang utama kajian
sosiologi militer.
a. Problem organisasi internal yang menganalisis proses – proses dalam
kelompok kecil dan ritual militer dengan tujuan untuk mengidentifikasi problem
disiplin dan motivasi, serta menguraikan cara – cara subkultur militer dibentuk.
b. Problem organisasional internal dalam pertempuran, di mana dalam hal ini
dianalisis termasuk seleksi para petinggi militer, kepangkatan, dan evaluasi
motivasi pertempuran.
c. Angkatan bersenjata dan masyarakat yang mengkaji tentang citra profesi yang
berkaitan dengan dampak perubahan sosial dan teknologi, profil rekrutmen
angkatan bersenjata, problem pelatihan dan pendidikan tentara, serta peran
wanita dalam angkatan bersenjata.
d. Militer dan politik. Dalam hal ini, dianalisis ada suatu perbandingan bahwa pada
demokrasi Barat rriset militer, terfokus pada kontrol politik terhadap jaringan
militer, kepentingan ekonomi, dan administrasi lainnya. Namun, bagi negara –
negara berkembang, memfokuskan berbagai sebab dan konsekuensi dari
kudeta militer yang diperankannya dengan membawa atribut – atribut
pembangunan dan Praetorisme (bentuk yang biasanya diterapkan oleh
militerisme negara berkembang).
e. Angkatan bersenjata dalam sistem internasional. Dalam hal ini, dianalisis
tentang aspek – aspek keamanan nasional dan internasional, disertai peralatan
atau perlengkapan dan pengendaliannya, serta berbagai operasi pemeliharaan
perdmaian internasional.
7. Sosiologi Keluarga (Family Sociology)
Mempelajari pembentukan dan perkembangan keluarga, bentuk keluarga,
fungsi dan struktur keluarga, arah perkembangan keluarga pada masa
mendatang,permasalahanyang dihadapi keluarga serta penyelesaiannya, masalah
penyimpangan hubungan dengan sosialisasi, disorganisasi keluarga, dan masalah
keluarga berencana. Mencakup hubungan keluarga dengan sistemsosial lainnya,
seperti sistem pendidikan, ekonomi, pemerintahan, hubungan keluarga dengan
sistem nilai dan organisasi lainnya, serta implikasinya terhadap anggota keluarga.
Pendekatan sosiologis dalam melihat keluarga, peranan, interaksi, danfungsi
keluargadalamera modernisasi maupun pembangunan (Goode, 2002: 37).
8. Sosiologi Agama
Sosiologi agama merupakan studi sosiologis yang mempelajari studi ilmu
budaya secara empiris, profan, dan positif yang menuju kepada praktik, struktur
sosial, latar belakang historis, pengembangan, tema universal,dan peran agama
dalam masyarakat (Goddijn, 1966: 36). Para ahli sosiologi agama mencoba untuk
menjelaskan efek masyarakat itu pada agama maupun efek agama terhadap
masyarakat. Dengan kata lain, terdapat hubungan yang bersifat dialektis antara
keduanya, dalam kaitannya dengan agama ini terutama tertuju pada studi praktis,
struktur sosial, latar belakang historis, perkembangan, tema universal, dan peran
agama dalam masyarakat (Wikipedia, 2002). Dari definisi di atas, dapat
dikemukakan bahwa sosiologi agama merupakan cabang dari sosiologi umum yang
bertujuan untuk mencari keterangan ilmiah tentang masyarakat agama khususnya.
9. Sosiologi Pendidikan (Educational Sociology yang Kemudian Menjadi
Sociology of Education)
Merupakan bidang kajian sosiologi yang perintisannya selalu dikaitkan dengan
sosiolog pendidikan bernama Lester Frank Ward pada tahun 1883, yang
menegaskan bahwa untuk memperbaiki masyarakat diperlukan pendidikan
(Ballantine, 1983: 11). Selanjutnya, Ward menegaskan bahwa perbedaan kelas yang
terjadi dalam masyarakat bersumber kepada perbedaan pemilikan kesempatan,
terutama kesempatan dalam memperoleh pendidikan. Sebab perbedaan pemilikan
kesempatan untuk memperoleh pendidikan tersebut mengarah kepada monopoli
pemilikan sumber – sumber sosial maupun keadilan. Pada abad ke-20, muncul
semangat yang kuat untuk mendirikan sebuah cabang sosiologi yang dinamakan
educational sociology (Brookover dalam Pavalko, 1976: 6). Perkembangan ternyata
bidang baru tersebut sangat pesat, hal ini terlihat pada tahun 1914, khususny di
Amerika Serikat telah 14 universitas yang mengadakan program perkuliahan bidang
tersebut, di mana bidang educational sociology mengandalkan pada problem solving
sosial sebagai metodenya (Adiwikarta, 1988: 2).
Timbul ketidakpuasan atas educational sociology tersebut dari sosiolog lainnya,
terutama Robert Angell terhadap nama subdisiplin itu, maupun terhadap metodenya
sehingga pada tahun 1928, muncul istilah baru, yaitu sociology of education. Bagi
Angell, sociology of education, ia tidak perlu menjanjikan jawaban sosiologis untuk
mengatasi permasalahan sosial yang dihadapi dunia pendidikan. Bidang ini cukup
bertugas untuk melakukan berbagai riset dan menjadikan institusi pendidikan
sebagai sumber data ilmiah. Menurut Brookover, bidang – bidang kajian materi
sociology of education tersebut mencakup
(a) hubungan sistem pendidikan dengan sistem sosial lain;
(b) hubungan sekolah dengan komunitas sekitarnya;
(c) hubungan antarmanusia dalam sistem pendidikan;
(d) pengaruh sekolah terhadap perilaku anak didik
10.Sosiologi Seni
Istilah sosiologi seni (sociology of art) digunakan dari sosiologi berbagai seni
(sociology of art) atau soiologi seni dan literatur (sociology of art and literature).
Sedangkan, sosiologi seni visual relatif jarang dikembangkan dibandingkan sosiologi
literatur, drama, maupun film. Implikasinya, sifat generik dari bidang kajian ini mau
tidak mau menimbulkan kesulitan dalam analisisnya karena tidak selalu terdapat
hubungan linear antara musik dan novel dengan konteks atau politiknya (Wolff,
2000: 41). Namun demikian, sosiologi seni dapat dikatakan sebagai wilayah kajian
yang cair karena di dalamnya tidak ada suatu model analisis atau teori yang
dominan.
B. PENDEKATAN, METODE, TEKNIK, ILMU BANTU, DAN JENIS PENELITIAN
1. Pendekatan
Walaupun sosiologi di awal kelahirannya pada abad ke-19 sangat dipengaruhi
oleh pemikiran – pemikiran yang bersifat positivistik, khususnya bagi pendirinya
Auguste Comte, namun dalam pendekatan sosiologi tidaklah absolut bersifat
kuantitatif, melainkan juga dapat menggunakan pendekatan kualitatif (Soekanto,
1986: 36).
Dalam pendekatan kuantitatif, sosiologi mengutamakan bahan dan keterangan
dengan angka sehingga gejala – gejala yang ditelitinya dapat diukur dengan
mempergunakan skala, indeks, tabel, dan formula yang menggunakan statistik.
Sedangkan dalam pendekatan kualitatif, sosiologi selalu dikaitkan dengan
epistemologi interpretatif dengan penekanan pada makna – makna yang terkandung
di dalamnya atau yang ada di balik kenyataan yang teramati.

2. Metode
Para ahli sosiologi dalam penelitiannya banyak menggunakan beberapa
metode penelitian.
a. Metode Deskriptif
Metode ini sering disebut bagian metode empiris yang menekankan pada
kajian masa kini. Secara sngkat, metode deskriptif ini adalah suatu metode yang
berupaya untuk mengungkap pengejaran atau pelacakan pengetahuan. Metode
tersebut dirancang untuk menemukan apa yang sedang terjadi, tentang siapa, di
mana, dan kapan.
Dengan demikian, dalam metode ini pun termasuk metode survei dengan
jumlah sampel yang begitu banyak untuk mengungkap dan mengukur sikap sosial
maupun politik, seperti yang dirintis George Gallup dalam The Literary Digest (1936).
Dalam metode tersebut, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
pertanyaan – pertanyaan yang disusun melalui angket (kuesioner) terhadap
responden untuk mengukur pendapat atau tanggapan publik tentang sesuatu yang
diteliti (Bailey, 1982: 110; Spencer dan Inkeles, 1982: 32).
b. Metode Eksplanatori
Metode ini pun merupakan bagian metode empiris. Popenoe (1983: 28)
mengemukakan bahwa jika saja dalam studi deskriptif lebih banyak bertanya tentang
apa, siapa, kapan, dan di mana maka dalam studi eksplanatori lebih banyak
menjawab mengapa dan bagaimana. Oleh karena itu, metode ini bersifat
menjelaskan atas jawaban dari pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana”.
c. Metode Historis Komparatif
Metode ini menekankan pada analisis atas peristiwa – peristiwa masa silam
untuk merumuskan prinsip – prinsip umum, yang kemudian digabungkan dengan
metode komparatif, dengan menitikberatkan pada perbandingan antara berbagai
masyarakat beserta bidangnya untuk memperoleh perbedaan dan persamaan, serta
sebab – sebabnya.
d. Metode Fungsionalisme
Metode ini bertujuan untuk meneliti fungsi lembaga – lembaga kemasyarakatan
dan struktur sosial dalam masyarakat.
e. Metode Studi Kasus
Metode studi kasus merupakan suatu penyelidikan mendalam dari suatu
individu, kelompok, atau institusi untuk menentukan variabel itu, dan hubungannya di
antara variabel memengaruhi status atau perilaku yang saat itu menjadi pokok kajian
(Fraenkel dan Wallen, 1993: 548).
f. Metode Survei
Penelitian survei adalah salah satu bentuk dari penelitian yang umum dalam
ilmu – ilmu sosial.

3. Teknik Pengumpulan Data


Beberapa teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam kajian
sosiologi, di antaranya adalah sosiometri, wawancara, observasi,dan observasi
partisipan.
a. Sosiometri
Dalam sosiometri berusaha meneliti masyarakat secara kuantitatif dengan
menggunakan skala dan angka untuk mempelajari hubungan antarmanusia dalam
suatu masyarakat. Bidang ini merupakan bidang keahlian psikologi yang
mempelajari, mengukur, dan membuat diagram hubungan sosial yang ada pada
kelompok kecil (Horton dan Hunt, 1991: 235).
b. Wawancara atau Interview
Teknik ini adalah situasi peran antarpribadi yang bertemu muka (face to face)
ketika seseorang, yakni pewawancara mengajukan pertanyaan – pertanyaan yang
dirancang untuk memperoleh jawaban yang relevan dengan masalah penelitian
kepada seseorang yang diwawancarai atau responden (Supardan, 2004:159).
c. Observasi
Observasi adalah pengamatan yang diperoleh secara langsung dan teratur
untuk memperoleh data penelitian.
d. Observasi Partisipan
Bentuk pengamatan yang menyeluruh dari semua jenis metode atau strategi
(Patton, 1980). Dalam hal ini, peneliti turut serta dalam berbagai peristiwa dan
kegiatan sesuai dengan yang dilakukan oleh subjek penelitian.

4. Ilmu Bantu
Beberapa ilmu bantu yang sering digunakan dalam sosiologi, seperti statistik,
psikologi, etnologi, arkeologi, dan antropologi, di samping ilmu – ilmu sosial lainnya,
seperti sejarah, ekonomi, antropologi, politik, hukum, maupun geografi.
a. Statistik
Statistik sangat diperlukan dalam sosiologi terutama dalam perhitungan –
perhitungan yang menyangkut pendekatan kuantitatif agar hasil – hasil
penelitiannya lebih valid, akurat, dan terukur.
b. Psikologi
Psikologi pun sangat diperlukan dalam kajian sosiologi karena dalam
psikologi dapat diperoleh keterangan, baik latar belakang seseorang
berperilaku maupun proses – proses mentl yang diperlukan keterangan –
keterangannya.
c. Etnologi
Etnologi adalah ilmu tentang adat istiadat suatu bangsa. Ilmu tersebut
sangat diperlukan dalam sosiologi karena menyangkut tradisi – tradisi yang
berkembang pada bangsa tersebut. Oleh karena itu, etnologi sering disebut
juga sosial antropologi (Shadily, 1984: 20).
d. Arkeologi
Arkeologi adalah ilmu tentang peninggalan ataupun kebudayaan klasik
dari suatu bangsa yang telah silam.
e. Antropologi
Antropologi telah memasuki kajian kelompok maupun etnis atau ras
masyarakat kota ataupun yang lebih maju. Maksud dari hasil penelitian
bidang antropologi adalah untuk lebih mudah memahami tentang beberapa
keunikan secara ideografis serta memberikan pengertian yang mendalam
mengenai masyarakat modern yang lebih luas dan kompleks.
5. Jenis Penelitian Sosiologi
Dalam penelitian sosiologi (Shadily, 1984: 50 – 52), setidaknya kita mengenal
tiga macam penelitian sosiologi, yakni penelitian lengkap, penelitian fact finding, dan
penelitian interpretasi kritis.
a. Penelitian Lengkap
b. Penelitian Fact Finding
c. Penelitian Interpretasi Kritis
C. KEGUNAAN SOSIOLOGI
Kegunaan sosiologi secara praktis dapat berfungsi untuk mengetahui,
mengidentifikasi, dan mengatasi problema sosial (Soekanto, 1986: 339 – 340).
Adapun beberapa problema sosial tersebut jika dilihat fokus kajiannya secara makro
dapat dibedakan berdasarkan bidang – bidang keilmuannya. Dari sisi fokus kajian
mikro, sosiologi juga berfungsi dalam memberikan informasi untuk mengatasi
masalah – masalah keluarga, seperti disorganisasi keluarga.

D. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU YANG NYATA (OBVIOUS)


Banyak orang sering memperdebatkan tentang sifat ilmu sosiologi itu. Tidak
sedikit yang mengemukakan bahwa sosiologi sebagaimana layaknya ilmu sosial,
tidak jauh berbeda dengan ilmu – ilmu sosial lainnya. Akan tetapi, di balik itu semua
tampak juga yang menekankan bahwa jika sosiologi ingin tetap merupakan sebuah
ilmu pengetahuan maka harus merupakan suatu ilmu pengetahuan yang jelas nyata
(Popenoe, 1983: 5).
Sosiologi sebagai science of the obvious hanya dapat dilakukan melalui kajian
– kajian yang penuh kehati – hatian dan objektif, bahwa kita dapat mengetahui
dengan penuh percaya diri dalam menjawab banyak pertanyaan tentang tingkah laku
manusia dan masyarakat kita.
E. SEJARAH PERKEMBANGAN SOSIOLOGI
Sosiologi yang lahir tahun 1839, berasal dari kata Latin socius yang berarti
kawan, dan logos yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti kata atau berbicara.
Dengan demikian, sosiologi berarti berbicara mengenai masyarakat. Bagi Comte
sosiologi merupakan ilmu pengetahuan kemasyarakatan umum yang merupakan
hasil terakhir dari perkembangan ilmu pengetahuan.
Tokoh ahli kemasyarakatan dari Inggris, yaitu Herbert Spencer (1820 – 1830),
merupakan tokoh yang pertama – tama menulis tentang masyarakat atas dasar data
empiris yang konkret dan dituangkan dalam bukunya yang berjudul Principles of
Sosiology. Ia mengemukakan bahwa kunci memahami gejala sosial atau gejala
alamiah itu adalah hukum evolusi universal (Spencer, 1967).
Sosiologi berkembang dengan pesatnya pada abad ke-20, khususnya di
Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat, walaupun arah perkembangan dari ketiga
negara tersebut berbeda– beda. Untuk perkembangan sosiologi di Inggris, walaupun
dipopulerkan oleh John Stuart Mill dan Herbert Spencer, ternyata sosiologi kurang
berkembang pesat di sana, dan hal ini berbeda dengan di Prancis, Jerman, dan
Amerika Serikat (Soekanto, 1986:4).
Nama – nama,seperti Auguste Comte dan Emile Durkheim (Prancis), Herbert
Spencer (Inggris), Karl Marx, Manheim, Max Weber, Georg Simmel, Ralf Dahrendorf
(Jerman), Vilfredo Pareto (Italia), Pitirim Sorokin (Rusia), Charles Horton Cooley,
Talcot Parsons, George Herbert Mead, Lester F.Ward, Erving Goffman, Lewis Coser,
Randall Collins (Amerika Serikat), beserta tokoh sosiolog lainnya yang terkemuka
dalam perkembangan sosiologi di Eropa dan Amerika.
Di Indonesia, walaupun secara formal sebelum kemerdekaan belum
berkembang sosiologi sebagai ilmu pengetahuan, namun menurut Selo Soemardjan
banyak diantara para pujangga dan pemimpin – pemimpin kita yang telah
memasukkan unsur – unsur sosiologi dalam ajaran – ajarannya (1965).
Rechtshogeschool atau Sekolah Tinggi Hukum yang berkedudukan di Jakarta
merupakan lembaga perguruan tinggi di Indonesia yang pertama kali memberikan
kuliah – kuliah sosiologi sebelum meletusnya Perang Dunia !!.begitu pun yang
mengajar bukan sarjana – sarjana sosiologi, tetapi lebih bersifat filsafat sosial dan
teoretis berdasarkan buku – buku karya Alfred Vierkandt, Lepold von Wise
Steinmezt, dan Bierens de Haan (Soemardjan, 1965; Soekanto,1986: 43

HUBUNGAN SOSIOLOGI DENGAN ILMU SOSIAL LAINNYA


1. Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Ekonomi
Hubungan antara ekonomi dan sosiologi bahwa ekonomi yang merupakan
basis perilaku sosial yang ikut menentukan tipe dan bentuk interaksi mereka. Para
ahli sosiologi mengakui bahwa ekonomi dan material itu memiliki pengaruh atas
minat serta motivasi kerja pada masyarakat (Popenoe, 1983: 7).
2. Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Politik
Ilmu politik memusatkan perhatiannya pada pemerintah dan penggunaan
kekuatan politis. Para akademisi melihat ilmu politik terutama dari gagasan di
belakang sistem pemerintah pada operasi proses politik itu, begitu pun para ahli
sosiologi. Pada sisi lain, para ahli sosiologi menjadi lebih tertarik pada pertanyaan
perilaku politik, seperti alasan orang – orang ikut serta berpolitik bergabung dalam
pergerakan politik atau mendukung isu – isu politik, dan hubungan antara politik dan
institusi sosial lainnya.
3. Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Sejarah
Dalam hal ini, ilmu sejarah melihat kita ke belakang untuk menggambarkan
suatu peristiwa, urutan, dan makna tentang peristiwa yang lampau itu. Penyelidikan
sejarah telah bergeser dari laporan tentang orang – orang dan tempat – tempat
untuk menggambarkan kecenderungan sosial yang luas dari waktu ke waktu. Di
dalam putaran mereka, para ahli sosiologi banyak meminjam peranan penyelidikan
historis.
4. Hubungan Sosiologi dengan Psikologi
Psikologi jelas berbeda dengan sosiologi karena dalam kajian psikologi
memusatkan pada pengalaman individu dibandingkan dengan sosiologi yang
menekankan kelompok sosial. Akan tetapi, psikologi sosial kajiannya dengan cara
memahami kepribadian dan perilaku yang dipengaruhi oleh individu – individu sosial
adalah hubungan erat dengan sosiologi. Hal itu mendukung metode dan disiplin
pengetahuan kedua – duanya.
5. Hubungan Sosiologi dengan Antropologi
Antropologi adalah studi biologi manusia dan kebudayaannya dalam semua
periode dan dalam semua bagian – bagian dari dunia itu. Ilmu antropologi fisik
berkonsentrasi pada dua aspek, yakni evolusi biologi manusia dan perbedaan fisik
antara orang – orang did dunia. Sedangkan ilmu antropologi budaya mengkaji
pengembangan dan kultur yang sebagian besar difokuskan pada masyarakat dan
budaya pramodern, walaupun sekarang objek kajian yang demikian banyak terjadi
pergeseran. Sebagai perbandingan, sosiologi lebih memusatkan pada peradaban
modern yang relatif maju. Para ahli sosiologi banyak yang memunjam konsep –
konsep dan pendekatan antropologi.
F. FOKUS ANALISIS, KLASIFIKASI KENYATAAN SOSIAL, DAN PERSPEKTIF
DOMINAN DALAM SOSIOLOGI
Untuk memudahkan pemahaman fokus kajian dalam sosiologi, menurut
sosiolog Popenoe (1983: 8 – 9) serta Spencer dan Inkeles (1982: 20), cakupannya
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sosiologi makro dan sosiologi mikro.
Sosiologi makro menurut Popenoe (1983: 9) sebagai “… the study of the large scale
structures of society and how they relate to one another”. Dengan semikian, jelas
dalam sosiologi makro tersebut struktur kajian masyarakatnya berskala luas dan
mempertanyakan bagaimana mereka berhubungan satu sama lain.
Sanderson mengemukakan bahwa paling tidak terdapat enam strategi teoretis
berkaitan dengan luasnya kajian sosiologi makro.
1) Materialisme, mengasumsikan bahwa kondisi – kondisi material dari eksistensi
manusia.
2) Idealisme, menegaskan signifikasi pikiran manusia dan kreasinya.
3) Fungsionalisme, berusaha menjelaskan ciri – ciri dasar kehidupan manusia
sebagai respons terhadap kebutuhan dan permintaan masyarakat sebagai
sistem sosial yang pernah tetap.
4) Strategi konflik, memandang masyarakat sebagai arena di mana masing –
masing individu dan kelompok bertarung untuk memenuhi berbagai kebutuhan
dan keinginannya.
5) Strategi evolusioner, memusatkan perhatian kepada upaya mendeskripsikan
dan menjelaskan transformasi sosial jangka panjang, yang diasumsikan akan
memperlihatkan arah transformasi untuk seluruh perubahan dalam masyarakat
manusia.
6) Strategi elektisisme, memberikan toleransi kepada semua sudut pandang yang
ada, yang dalam praktiknya berarti menggunakan bagian – bagian dari setiap
yang ada untuk menjelaskan banyak kehidupan sosial.

Sedangkan untuk kajian sosiologi mikro menurut Popenoe (1983), “… the study
of the individual as social being”, dalam arti lebih memfokuskan pada kajian
individual sebagai makhluk sosial. Sosiologi mikro tersebut menurut Douglas (1980)
sering disebut sebagai the sosiology of everyday life yang bersifat mikro, khususnya
dalam keluarga.
Untuk memudahkan pemahaman dalam mengklasifikasikan berbagai tingkatan
dalam kenyataan sosial, menurut Johnson (1986: 61 – 62) dapat dibedakan menjadi
4 (empat) tingkatan
1. Tingkat Budaya
2. Tingkat Individual
3. Tingkat Interpersonal
4. Tingkat Struktur Sosial
G. OBJEKTIVITAS DALAM SOSIOLOGI
Objektif merupakan sosiologi merupakan hal yang utama jika bukan pertama
dalam keharusan ilmiah. Tidaklah cukup dengan bersedia mengetahui sesuatu
sebagaimana adanya. Kita harus mengetahui dan waspada terhadap penyimpangan
– penyimpangan yang mungkin kita lakukan. Secara sederhana penyimpangan
adalah suatu kecenderungan, biasanya secara tidak sadar, melihat fakta dalam
suatu arah tertentu karena pengaruh kebiasaan, harapan, kepentingan dan nilai –
nilai seseorang.
Dengan demikian, beberapa bahaya umum terhadap objektivitas adalah
kepentingan pribadi, kedapatan, dan penyimpangan. Sebab bagi seorang pengamat
objektivitas tidaklah datang sedemikian mudah, namun hal tersebut dapat dipelajari.
Kita akan dapat lebih objektif apabila kita semakin waspada terhadap preferensi –
preferensi pribadi kita untuk kemudian menyingkirkannya. Melalui latihan yang tepat
dalam metodologi, studi ilmiah di atas kebanyakan eksperimen, serta mencatat
contoh – contoh penggunaan data, baik secara objektif maupun subjektif, seorang
pengamat pada akhirnya mungkin dapat mengembangkan kemampuannya untuk
menembus berbagai lapisan penipuan diri dan memandang fakta dengan objektivitas
ilmiah pada tingkat yang lebih tinggi. Para ilmuan memiliki juga sekutu yang kuat,
yaitu kritik dari rekan sejawat. Ilmuan menerbitkan hasil penelitiannya sehingga
dengan demikian karya mereka dapat diperiksa oleh para sejawat ilmuan lainnya.
Berkat proses penerbitan dan kritik tersebut, karya yang bermutu rendah akan
segera terlihat dan para ilmuan yang membiarkan preferensinya mengatur
penggunaan data akan mendapt kritik tajam.
H. KONSEP – KONSEP SOSIOLOGI
Herbert Blumer, seorang ahli sosiologi yang terpandang menetapkan bahwa
konsep – konsep yang menjadi kunci dalam sosiologis adalah samar – samar,
ambigu, dan tidak tentu, usaha untuk membuat terminologi yang lebih tepat telah
menjadikan sebagian besarnya tanpa hasil (Quated dalam Gitter dan Manheim,
1947; 2). Zetterberg menuliskan dengan jernih tentang masalah ini sebagai berikut.
Sosiologists have spent much energy in developing technical definitions, but
to date they have not achieved a consensus about them that is
commensurate with their effort. At present there are so many different
competing definitions for key sociological notions such as “status” and “social
role” that these terms are no more valuable than their counterparts …. In
everyday speech” (Zetterberg, 1966: 30).
Sebaliknya, Horton dan Hunt (1991: 48-49) mengemukakan pendapat yang
jauh berbeda. Mereka beranggapan bahwa studi sosiologi yang menggunakan
konsep – konsep tersebut paling tidak ada dua manfaat:
1. Kita memerlukan konsep yang diutarakan dengan teliti untuk melangsungkan
suatu diskusi ilmiiah.
2. Perumusan konser menyebabkan ilmu pengetahuan bertambah.

Adapun konsep – konsep yang terdapat dalam sosiologi tersebut, mencakup


masyarakat, peran, norma, sanksi, interaksi sosial, konflik sosial, perubahan sosial,
permasalahan sosial, penyimpangan, globalisasi, patronase, kelompok, patriarki, dan
hierarki.
1. Masyarakat
Masyarakat adalah golongan besar atau kecil yang terdiri dari beberapa
manusia yang dengan sendirinya bertalian secara golongan dan merupakan
sistem sosial yang saling memengaruhi satu sama lain (Shadily, 1984:31;
Soekanto, 1993: 466).
2. Peran
Peran adalah satuan keteraturan perilaku yang diharapkan dari individu.
3. Norma
Suatu norma adalah suatu standar atau kode yang memandu perilaku
masyarakat.
4. Sanksi
Sansksi adalah suatu rangsangan untuk melakukan atau tidak melakukan
suatu perbuatan (Soekanto, 1993: 446).

5. Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah proses sosial yang menyangkut hubungan timbala balik
antar pribadi, kelompok, maupun pribadi dengan kelompok (Popenoe, 1983:
104; Soekanto, 1993: 247).
6. Konflik Sosial
Konflik sosial adalah pertentangan sosial yang bertujuan untuk menguasai
atau menghancurkan pihak lain.
7. Perubahan Sosial
Perubahan sosial mengacu pada variasi hubungan antarindividu, kelompok,
organisasi, kultur, dan masyarakat pada waktu tertentu (Ritzer, 1987: 560).
8. Permasalahan Sosial
Istilah permasalahan sosial merujuk kepada suatu kondisi yang tidak
diinginkan, tidak adail berbahaya, ofensif, dan dalam pengertian tertentu
mengancam kehidupan masyarakat. Dalam pendekatannya, studi tentang
permasalahan sosial dapat dibagi menjadi dua kelompok, yakni pendekatan
realis dan objektif dan konstruksionalisme sosial (Pawluch, 2000: 995).
9. Penyimpangan
Istilah penyimpangan atau deviance sebenarnya dalam sosiologi telah lama
ada sejak awal kelahiran ilmu tersebut. Akan tetapi, makna sosiologisnya baru
muncul belakangan.para sosiolog dan kriminolog mengartikan sebagai
perilaku yang terlarang , perlu dibatasi , disensor, diancam hukuman atau label
lain yang dianggap buruk sehingga istilah tersebut sering di padankan dengan
pelanggaran aturan (Rock, 2000:227-228). Namun demikian, istilah
penyimpangan tersebut tetap lebih luas dari pada kriminalitas karena
menyimpang itu tidak sepenuhnya melanggar secara kriminal.

10. Globalisasi
Istilah globalisasi merujuk pada implikasi tidak berartinya lagi jarak nasional,
regional, maupun teritorial sehingga apapun yang terjadi dan berlangsung di
satu tempat, bukan jaminan bahwa kejadian atau peristiwa tersebut tidak
membawa pengaruh di tempat lain (Ohmae, 2002: 3-30).
11. Patronase
Istilah patronase dalam istilah ilmu – ilmu sosial lebih banyak dikaitkan dengan
bitokrasi sehingga dikenal birokrasi patrimonial. Dalam birokrasi patrimonial ini
serupa dengan lembaga perkawulaan, di mana patron adalah gusti atau
juragan, dan klien adalah kawula. Hubungan antara gusti dan kawula tersebut
bersifat ikatan pribadi, implisit dianggap mengikat seluruh hidup, seumur
hidup, dengan loyalitas primordial sebagai dasar tali perhubungan (Kuntjoro-
Jakti, 1980: 6).
12. Kelompok
Konsep kelompok atau group secara umum dapat didefinisikan sebagai
sekumpulan orang yang disatukan oleh suatu prinsip dengan pola rekrutmen
hak dan kewajiban tertentu (Holy, 2000:421).
13. Patriarki
Secara harfiah patriarki berarti aturan dari pihak ayah. Istilah ini memiliki
penggunaan yang cukup luas, namun umumnya memiliki kecenderungan
untuk mendeskripsikan kondisi superioritas laki – laki atas perempuan
(Cannel, 2000: 734).
14. Hierarki
Konsep hierarki merujuk kepada suatu jenjang, tatanan, peringkat kekuatan,
prestise, atau prioritas. Ditinjau dari historisnya, secara umum konsep hierarki
diserap oleh ilmu – ilmu sosial pada mulanya hanya mengacu kepada gereja,
pemerintahan pendeta, dan biasanya Gereja Katolik Roma. Dalam pengertian
yang lebih luas, merujuk pada organisasi bertingkat dari para pendeta atau
paderi (Halsey, 2000: 433).
I. TEORI – TEORI SOSIOLOGI
1. Teori Tindakan Sosial dan Sistem Sosial Talcot Parsons
a. Teori Tindakan Sosial
b. Teori Sistem Sosial
2. Teori Evolusi Sosial Herbert Spencer
3. Teori Teknologi dan Ketinggalan Budaya (Cultural Lag) William F. Ogburn
4. Teori Dramaturgi Erving Goffman
5. Teori Strukturasi Anthony Giddens
6. Teori Globalisasi “of Nothing” George Ritzer

BAB 5
ANTROPOLOGI

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Antropologi


Istilah antropologi berasal dari bahasa Yunani, asal kata anthropos berarti
maberarti ilmu. Para antropologi sering mengemukakan antropologi merupakan
studi tentang umat manusia dan prilakunya, dan untuk memperolah pengertian
atupnusia dan logos un pemahaman yang lengkap tentang keanekaragaman
manusia.
Secara khusus ilmu antropologi terbagi kedalam 5 sub ilmu yang mempelajari :
1. Masalah asal dan perkembangan manusia secara biologis
2. Masalah terjadinya aneka ragam ciri fisik manusia
3. Masalah terjadinya perkembangan dan persebaran aneka ragam
kebudayaan manusia
4. Masalah terjadinya perkembangan dan persebaran aneka ragam bahasa
yang diucapkan di seluruh dunia
5. Masalah mengenai asas-asas dari masyarakat dan kebudayaan manusia
dari aneka ragam suku bangsa yang tersebar di seluruh dunia masa kini.
1. Antropologi fisik
Mempelajari manusia sebagai organisme biologis yang melacak perkembangan
manusia menurut evolusinya dan menyelidiki variasi biologisnya dalam
berbagai jenis.

2. Antropologi budaya
Memfokuskan perhatiannya pada kebudayaan manusia ataupun cara hidupnya
dalam masyarakat. Antropolgi budaya lebih menekankan kepada 4 aspek yang
tersusun :
a. Pertimbangan politik
b. Menyangkut hubungan kebudayaan dengan kekuasaan
c. Menyangkut bahasa dalam antropologi budaya
d. Preferensi dan pemikiran individual dimana terjadi hubungan antara jati diri
dan emosi.
Seperti yang telah dikemukakan diatas, cabang antropologi budaya ini dibagi
menjadi 3 bagian, yaitu :
a. Arkeologi
Adalah cabang antropologi kebudayaan yang mempelajari benda-benda
peninggalan lama dengan maksud untuk menggambarkan serta menerangkan
prilaku manusia karena dalam peninggalan-peninggalan lama itulah terpantul
ekspresi kebudayaannya.
b. Antropologi linguistik
Ernest cassirer mengatakan bahwa manusia adalah mahluk yang paling mahir
dalam menggunakan simbol-simbol sehingga manusia disebut homo
symbolicum. Disinilah antropologilinguistik berperan. Ia merupakan deskripsi
suatu bahasa maupun sejarah bahasa yang digunakan.
c. Etnologi
Pendekatan etnologi adalah etnografi, lebih memusatkan perhatiannya pada
kebudayaan-kebudayaannya zaman sekarang, telaahnya pun terpusat pada
prilku manusia, sebagaimana yang dapat disaksikan langsung, dialami serta
didiskusikan dengan pendukung kebudayaannya.
Hanya dengan mempelajari mekanisme, struktur, serta sarana-sarana diluar
diri manusia, yakni alat yang digunakan manusia untuk mentransformasikan
dirinya sendiri,dapat kita ketahui alasan perbedaan keyakinan, nilai,
prilaku,dan bentuk sosial antara kelompok satu dengan yang lainnya.
Secara keseluruhan, yang termasuk bidang-bidang khusus secara tematis
dalam antropologi lainnya,selain antropologi fisik dan kebudayaan adalah :
1. Antropologi ekonomi
Bidang ini merupakan cara manusia dalam mempertahankan dan
mengekspresikan diri melalui penggunaan barang dan jasa material.
Ruang lingkup antropologi ekonomi tersebut mencakup riset tentang
teknologi,produksi,perdagangan. Konsumsi,serta tinjauan tentang berbagai
bentuk pengaturan sosial dan ideologis manusia untuk mendukung kehidupan
materi manusia.
2. Antropologi medis
Antropologi medis ini banyak membahas hubungan antara penyakit dan
kebudayaan yang tampak mempengaruhi evolusi manusia tertuma
berdasarkan hasi-hasil penemuan paleopatologi. Begitu luasnya ruang lingkup
antropologi medis ini, sampai sekarang tiadak mudah untuk mendefinisikan
subjek kajiannya.
3. Antropologi psikologi
Bidang ini merupakan wilayah antropologi yang mengkaji tentang hubungan
antara individu dengan makna dan nilai dengan kebiasaan sosial dari sistem
budaya yang ada.
4. Antropologi sosial
Dalam kajiannya, antropologi sosial mendeskripsikan proyek evolusionis yang
bertujuan merekontruksi masyarakat primitif asli dan mencatat
perkembangannya melalui berbagai tingkat peradaban.

B. Pendekatan, Metode, Teknik, Ilmu Bantu, dan Jenis Penelitian Antropologi


Menurut Gopala, sarana dalam ilmu antropologi,sedikitnya ada 4 macam
penelitian komparatif, yaitu
1. Penelitian komparatif dengan tujuan menyusun sejarah kebudayaan manusia
secara inferesial
2. Penelitian komparatif untuk menggambarkan suatu kebudayaan
3. Penelitian komparatif untuk taksonomi kebudayaan
4. Penelitian komparatif untik menguji korelasi-korelasi antar unsur, antar
pranata, dan antar gejala kebudayaan untuk membuat generalisasi-
generalisasi mengenai tingkah laku manusia pada umumnya.
Kemudian jika dilihat dari beberapa ilmu yang merupakan bagian dalam ilmu
antropologi, menurut Koentjaratningrat mencakup 5 disiplin ilmu, yaitu
1. Paleoantropologi
Merupakan ilmu tentang asal usul atau soal terjadinya evolusi makhluk
manusia dengan mempergunakan bahan penelitian melalui sisa-sisa tubuh
yang telah membatu, atau fosil-fosil manusia dari zaman ke zaman yang
tersimpan dalam lapisan bumi dan didapat dengan berbagai penggalian.
2. Antropologi fisik
Merupakan bagian ilmu antropologi yang mempelajari suatu pengertian
tentang sejarah terjadinya aneka warna makhluk manusia jika dipandang dari
sudut ciri-ciri tubuhnya, baik lahir maupun sifat bagian dalam.
3. Etnolinguistik atau antropologi linguistik
Suatu ilmu yang berkaitan erat dengan ilu antropologi, dengan berbagiai
metode analisis kebudayaan yang berupa daftar kata-kata, pelukisan tentang
ciri dan tata bahasa dari beratus-ratus bahasa suku bangsa yang tersebar di
berbagai tempat dimuka bumi ini.

4. Prehistori
Merupakan ilmu tentang perkembangan dan penyebaran semua kebudayaan
manusia sejak sebelum manusia mengenal tulisan atau huruf
5. etnologi
Merupakan bagian ilmu atropologi tentang asas-asas manusia , mempelajari
kebudayaan-kebudayaan dalam kehidupan masyarakat dari bangsa-bangsa
tertentu yang tersebar dimuka bumi ini pada masa sekarang.
C. Tujuan dan Kegunaan Antropologi
Setiap antropologi yang memulai penelitian lapangan perdana nya, pada
umumnya mencari suatu bangsa atau kelompok yang belum pernah di teliti.
Tujuannya sudah jelas adalah untuk memperluas arena perbandingan di samping
untuk merekam berbagai budaya sebelum budaya-budaya itu lenyap.
Antropologi memang merupakan studi tentang manusia. Ia tidak hanya sebagai
suatu disiplin ilmu yang bersifat akademis tetapi juga merupakan suatu cara hidup
yang berusaha menyampaikan kepada para mahasiswa apa yang telah diketahui
orang.
Antropologi fisik memusatkan perhatiannya pada manusia sebagai organisme
biologis yang tekanannya pada upaya melacak evolusi perkembangan manusia dan
mempelajari pariasi-pariasi biologis dalam spesies manusia. Sedangkan Antropologi
budaya berusaha mempelajari manusia berdasarkan kebudayaan nya.
Selain itu, antropologi bermaksud mempelajari umat manusia secara objektif,
paling tidak mendekati objektif dan sistematis. Sedangkan data yang digunakan ahli
antropologi dapat berupa data dari suatu masyarakat atau studi komparatif diantara
sejumlah besar masyarakat.

D. Hubungan Antropologi dengan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya


1. Hubungan antropologi dengan sosiologi
Objek kajian sosiologi adalah masyarakat manusia terutama dari sudut hubungan
antar manusia dan proses-proses yang timbul dari hubungan manusia dalam
masyarakat.
2. Hubungan antropologi dengan psikologi
Hal itu tampak karena dalam psikologi pada hakikatnya mempelajari prilaku
manusia dan proses-proses mentalnya. Dengan demikian, psikologi membahas
faktor-faktor penyebab prilaku manusia secara internal, seperti motifasi, minat,
sikap, konsep diri, dan lain-lain. Sedangkan dalam antropologi, khususnya
antropologi budaya lebih bersifat faktor eksternal, yaitu lingkungan fisik,
lingkungan keluarga, dan lingkungan sosial dalam arti luas.
3. Hubungan antroplogi dengan ilmu sejarah
Konsep-konsep tentang kehidupan masyarakat yang di kembangkan oleh
antropologi dan ilmu-ilmu sosial alinnya, akan memberi pengertian banyak kepada
seorang ahli sejarah untuk mengisi latar belakang dari peristiwa polotik dalam
sejarah yang menjadi objek penyelidikannya.
4. Hubungan antropologi dengan ilmu geografi
Antropologi berusaha menyelami keanekaragaman manusia jika dilihat dari ras,
etnis, maupun budayanya.
5. Hubungan antropologi dengan ilmu ekonomi
Seorang ahli ekonomi yang akan membangun ekonomi di negara-negara, tentu
akan memerlukan bahan komparatif mengenai, misalnya sikap terhadap kerja,
sikap terhadap kekayaan, sistem gotongroyong, dan sebagainya yang
menyangkut bahan komparatif tentang berbagai unsur dari sistem
kemasyarakatan di negara-negara. Untuk pengumpulan keterangan komparatif
tersebut, ilmu antropologi memiliki manfaat yang tinggi bagi seorang ekonom.
6. Hubungan antara antropologi dengan ilmu politik
Agar dapat memahami latar belakang dan adat istiadat tradisional dari suku
bangsa itulah maka metode analisis antropologi menjadi penting bagi seorang ahli
ilmu politik untuk mendapat pengertian tentang tingkahlaku dari partai politik yang
di telitinya.
E. Objektifitas Dalam Antropologi
Masalah lama dalam ilmu-ilmu sosial yang belum terpecahkan sampai
sekarang adalah mengenai kesenjangan peneliti. Barangkali soal inilah yang paling
sulit dan menjadi kendala, terutama dalam antropologi karena dalam cara
pengumpulan data dasarnya yang rumit dalam persoalan tersebut. Secara
tradisional menurut David Kapplan dan Albert A Manners, antropologi berkecimplung
selama satu tahun atau lebih dalam kancah suatu budaya yang eksotik yang
dipelajarinya, mengamati lembaga-lembaga, pranata, dan cara hidup.
F. Sejarah Perkembangan Antropologi
Dalam sejarah lahirnya antropologi, perkembangan ilmu tersebut melalui suatu
tahapan yang panjang. Koentjaraningrat memaparkan bahwa lembaga-lembaga
antropologi etnologi merupakan awal lahirnya antropologi.
Jika disimak tentang perkembangan ilmu-ilmu bagian antropologi, boleh jadi
etnografi merupakan bagian yang paling sukses dalam antropologi sosial dan
budaya. Akan tetapi apa sebenarnya manfaat yang dapat di petik dari studi-studi
etnografi yang umumnya menangani komunitas-komunitas kecil terasing itu ?
menurut Kuper ada 4 jawaban, yaitu:
1. Menurut pemikiran evolusionistis, orang-orang yang di anggap primitif itu
secara kesejarahan dapat memberikan pemahaman tentang cara hidup nenek
moyang manusia.
2. Melihat gambaran ilmu-ilmu sosial, banyak ahli antropologi berpendirian
bahwa penelitian dan perbandingan etnografi akan memudahkan
perkambangan ilmu sosial yang benar-benar universal, menyentuh umat
manusia, dan tidak membatasi diri pada studi-studi tentang masyarakay
modern barat.
3. Sejumlh ahli antropologi yang dipengaruhi oleh etnologi dan kemudian sosio
biologi, meyakini bahwasannya etnografi komparatif akan mengangkat unsur-
unsur kemanusiaan yang universal.
4. Para humanis yang acap kali skeptis terhadap generalisasi-generalisasi
mengenai prilaku manusia, berpendapat bahwa pemahaman terhadap
kehidupan yang asing itu sendiri akan banyak gunanya.
G. Konsep-Konsep Antropologi
Konsep kebudayaan yang paling umum, paling tidak terdapat 7 kelompok
pengertiaan kebudayaan, yaitu :
1. Kelompok kebudayaan sebagai keseluruhan kompleks kehidupan manusia
2. Kelompok kebudayaan sebagai warisan sosial atau tradisi
3. Kelompok kebudayaan sebagai cara dan aturan termasuk cita-cita, nilai-nilai,
dan kelakuan.
4. Kelompok kebudayaan sebagai keterkaitan dalam proses-proses psikologis.
5. Kebudayaan sebagai struktur atau pola-pola kebudayan
6. Kelompok kebudayaan sebagai hasil perbuatan atau kecerdasan manusia
7. Kelompok kebudayaan sebagai sistem simbol.
Adapun yang merupakan contoh konsep antropologi di antaranya,
1. Kebudayaan
2. Evolusi
3. Culture area
4. Enkulturasi
5. Difusi
6. Akulturasi
7. Etnosentrisme
8. Tradisui
9. Ras dan etnik
10. Stereotip
11. Kekerabatan
12. Magis
13. Tabu
14. Perkawinan
H. Generalisasi-Generalisasi Antropologi
1. Kebudayaan
Dalam mengapresiasi budaya bangsa, setiap kebudayaan di samping
memiliki kelemahan juga memiliki keunggulan.
2. Evolusi
Evolusi tidak terbatas pada bidang biologi saja, melainkan meluas pada
bidang sosial dan kebudayaan
3. Culture area
Pertumbuhan kebudayaan menyebabkan timbulmnya unsur-unsur baru yang
akan mendesak unsur-unsur budaya lama ke arah pinggir, sekeliling daerah
pusat pertumbuhan budaya itu
4. Enkulturasi
Proses enkulturasi seseorang terhadap budaya orang lain itu di perlukan
5. Difusi
Orang dapat saja beranggapan bahwa dengan meluasnya unsur-unsur
budaya menyimpulkan bahwa telah terjadi proses difusi budaya
6. Akulturasi
Perpaduan dua budaya tanpa menghilangkan budaya aslinya.

7. Etnosentrisme
Penilaian yang baik terhadap sikap-sikap dan pola kebudayaan kelompoknya
sendiri.
8. Tradisi
Aktivitas kebudayaan yang bermaksud untuk memuaskan suatu rangkaian
dari sejumlah kebutuhan naluri makhluk manusia yang berhubungan dengan
seluruh kehidupannya.
9. Ras dan etnik
Ras merupakan suatu konsep biologi yang valid. Sedangkan konsep etnik
lebih merujuk kepada kesatuan-kesatuan sosial dalam sistem sosial.
10. Stereotip
Berkembangnya prasangka dan stereotip antar etnik yang terjadi di indonesia
akan memperlemah rasa persatuan dan kesatuan bangsa indonesia
11. Kekerabatan
Ikatan ibu dan anak dapat diamati dan dinilai secara universal, tetapi peranan
ayah maupun ibu dalam masyarakat tradisional sangatlah bervariasi.
12. Magis
Magis memang kejam, jahat dan mudah disalah gunakan oleh pihak-pihak
yang berkepentingan
13. Tabu
Dalam pandangan kaum fungsionalis, tabu memilki nilai-nilai kegunaan yang
perlu dijaga oleh masyarakat dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya.
14. Perkawinan
Untuk mengatur proses pemilihan pasangan dan perkawinan memiliki norma
yang begitu kompleks.
I. Teori-Teori Antropologi
1. Teori orientasi nilai budaya
a. Dalam kaitannya dengan makna hidup manusia.
b. Berkenaan dengan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.
c. Dalam kaitannya dengan persepsi manusia dengan waktu.
d. Dalam kaitannya dengan makna dari pekerjaan.
e. Dalam kaitannya dengan hubungan antar sesama manusia.
2. Teori evolusi sosiokultural
a. Evolusi sosiokultural meliputi seluruh sistem sosiokultural maupun
komponen-komponen yang terpisah dari sistem tersebut.
b. Evolusi sosiokultural bukanlah proses tunggal.
c. Perbedaan tersebut dapat dirinci sebagai evolusi paralelel, evolusi
konvergen, dan evolusi divergen.
d. Evolusi paralel, merupakan evolusi yang terjadi dalam dua atau lebih
sosiobudaya tang berkembang dengan cara yang sama dan dengan
tingkat yang pada dasarnya sama.
e. Evolusi konvergen, terjadi ketika berbagai masyarakat berbeda
perkembangannya, namun akhirnya mengikuti pola yang serupa
kemajuannya.
f. Evolusi divergen, terjadi ketika berbagi masyarakat yang semula mengikuti
banyak persamaan yang serupa, namun akhirnya mencapai tingkat
perkembangan yang jauh berbeda.
3. Teori evolusi kebudayaan
a. Zaman liar tua
b. Zaman liar madya
c. Zaman liar muda
d. Zaman barbar tua
e. Zaman barbar madya
f. Zaman barbar muda
g. Zaman peradaban purba
h. Zaman peradaban masa kini
4. Teori evolusi animisme dan magic
a. Animisme adalah suatu kepercayaan pada semua benda.
b. Asal mula religi adalah kesadaran manusia akan adanya jiwa
c. Manusia memecahkan beberapa persoalan hidupnya selalu dengan akal
dan sisitem pengetahuannya.
d. Ilmu gaib mulanya hanya untuk mengatasi pemecahan masalah hidup
yang berada diluar kemampuan akal dan sistem pengetahuannya.
e. Karena penggunaan magic tidak selalu berhasil maka mulailah diyakini
bahwa alam semesta dihuni oleh makhluk-makhluk halus yang lebih
berkuasa daripada manusia.
f. Antara agama dan magic itu berbeda.
g. Magic memiliki 2 prinsip utama. Pertama magic simpatetis, kedua magic
senggol.
5. Teori evolusi keluarga
a. Tahap promiskuitas
b. Lambat laun manusia sadar akan hubungan antara ibu dengan anaknya
sebagai suatu kelompok keluarga inti dalam masyarakat.
c. Sistem patriarchate, dimana ayah menjadi kepala keluarga.
d. Perkawinan tidak selalu dari luar kelompok, tetapi dapat juga dari dalam
kelompok yang sama.
6. Teori upacara sesaji
a. Disamping sistem keyakinan dan doktrin sisitem upacara pun merupakan
suatu perwujudan dan religi yang memerlukan studi analisis khusus.
b. Upacara religi tersebut, biasnya dilaksanakan oleh banyak warga
masyarakat dan memiliki fungsi sosial untuk mengintensifkan solidaritas
masyarakat.
c. Pada prinsipnya, upacara sesaji, dimana manusia menyajikan sebagian
dari seekor binatang, terutama darahnya kepada dewa, kemudian
memakan sendiri sisa daging dan darahnya.
BAB 6
ILMU GEOGRAFI

A. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP GEOGRAFI


Geografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu geo yang berarti bumi dan graphein
yang berarti lukisan atau tulisan. Menurut pengertian yang dikemukakan
Eratosthenes, geografika berarti tulisan tentang bumi. Pengerian bumi dalam
geografi, tidak hanya berkenaan dengan fisik alamiah bumi saja, melainkan juga
meliputi gejala dan prosesnya, baik itu gejala dan proses alamnya, maupun gejala
proses kehidupannya. Gejala diproses kehidupan melibatkan kehidupan tumbuh-
tumbuhan, binatang, dan manusia sebagai penghuni bumi.
Secara sederhana, dapat dikemukakan bahwa cakupan dan peranan geografi
itu setidaknya memiliki 4 hal yang dikemukakan dari hasil penelitian UNESCO (1965:
12-35) maupun Lousbury (1975: 1-6) yaitu:
1. Geografi sebagai suatu sintesis
Artinya, pembahasan geografi itu pada hakikatnya dapat menjawab substansi
pertanyaan-pertanyaaan tentang what, where, when, why, dan how.
2. Geografi sebagai suatu penelaahan gejala dan relasi keruangan
Dalam hal ini geografi berperan sebagai “pisau” analisis terhadap fenomena-
fenomena, baik alamiah maupu insaniah.
3. Geografi sebagai disiplin tata guna lahan
Di sini, titik beratnya pada aspek pemanfaatan atau pendayagunaan ruang
geografi yang harus semakin ditingkatkan. Sebab pertumbuhan penduduk yang
begitu pesat.
4. Geografi sebagai bidang ilmu penelitian
Hal itu dimaksudkan agar dua haldapat tercapai, yaitu sebagai berikut:
a. Meningkatkan pelaksanaan penelitian ilmiah demi disiplin geografi itu sendiri
yang dinamis sesuai dengan kebutuhan pengembangan ilmu yang makin
pesat.
b. Meningkatkan penelitian praktis untuk kepentingan kehidupan dalam
meningkatkan kesejahteraan umat manusia (Sumaatmadja, 1988:41).
Ilmu geografi kontemporer bahwa secara sederhana geografi merupakan
disiplin akademik yang terutama berkaitan dengan penguraian dan pemahaman atas
perbedaan-perbedaan kewilayahan dalam distribusi lokasi dipermukaan bumi.
Fokusnya adalah sifat dan saling berkaitan antara tiga konsep yaitu, lingkungan, tata
ruang, dan tempat.
1. Lingkungan
Lingkungan alamiah pada suatu wilayah terdiri atas permukaan lahan itu sendiri,
hidrologi permukaan air di wilayah itu, flora dan fauna yang tertinggal
didalamnya. Lapisan tanah yang menutupi permukaan itu, dan atmosfer yang
terdapat di atasnya. Semua unsure itu terjalin dalam suatu sistem lingkungan
yang kompleks.
2. Tata Ruang
Tata ruang merupakan fokus kajian bagi para ahli geografi manusia. Hal ini bukan
semata-mata karena penggunaan lahan oleh manusia selama sekian decade
menjadi topik yang penuh perhatian, tetapi juga esensi dalam berbagai skala (
antara perkotaan dan perdesaan) terdapat hubungan yang erat, selain dengan
lingkungan fisiknya juga sosialnya.
3. Tempat
Tempat merupakan pusat bagi geografi karena peranannya sebagai faktor
pembatas dalam perkembangan manusia, serta mengingat pentingnya tempat
sebagai kontruksi dunia ( Johnston, 2000:408). Sebab mengenal siapa dirinya
dan orang lain, juga didasarkan pada tempat. Identitas fisik dan sosial budaya
dipengaruhi oleh tempat. Tempat merupakan lingkungan pergaulan, diciptakan
oleh manusia dalam konteks persepsi mereka mengenai alam dan sosialnya.
Adapun cabang-cabang dari geografi manusia ( human man geography)
mencakup:
1. Geografi Ekonomi ( Ecnomic Goegraphy)
Geografi ekonomi menguraikan tentang produksi, distribusi, pertukaran atau
perdagangan, serta konsumsi atas berbagai barang dan jasa yang dilakukan
pada tempat-tempat yang saling berjauhan. Geografi ekonomi mulai diakui
sebagai bidang studi tersendiri pada akhir abad ke-19 dan kebangkitannya
bertolak dari kolonialisme Eropa ( Barnes, 2000: 267).
2. Geografi Politik ( Political Geography)
Geografi politik menekankan bahwa teritorial ditafsirkan sebagai hubungan
mendasar antara kedaulatan negara dengan tanah air nasional yang terletak di
jantung legitimasi dan praktik negara modern. Dalam sejaranhya, sejak awal
terjadinya geografi politik sebagai suatu bangunan pengetahuan yang koheren
pada akhir ke-19, sub disiplin ini telah mengalami empat fase perkembangan
utama, yakni lingkunan,fungional, analisis wilayah, dan pluralistik.
3. Geografi Urban ( Urban Geography)
Geografi urban berkaitan dengan sifat-sifat, tata ruang, kotak kecil dan besar,
dan berbagai cara yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh proses fisik,
demografi, ekonomi, sosial, budaya, politik.
4. Geografi Sejarah (Hystorical Geography)
Geografi sejarah sebagai studi mengenai masa lalu yang mencerminkan
keanekaragaman geografi itu sendiri. Ia tidak hanya mencakup geografi
tradisional yang berhubungan dengan tempat, tata ruang, dan lingkugan,
melainkan juga masalah-masalah modern. Seperti ekologi, lokasi, serta
lansekap.

5. Geografi Populasi ( Population Geography)


Bagian geografi dapat dibedakan tentang karya para ahli yang terfokus pada
penyebaran populasi, dengan karya yang berusaha memahami faktor-Faktor
yang mempengaruhi variasi dalam penyebaran tersebut. Dengan demikian,
bidang ini menempati tempat yang berbeda dan terpisah diantara sub bidang
geografi, bahkan menuntut pentingnya hubungan antara demografi, biologi
manusia, dan ilmu kedokteran dengan ilmu-ilmu sosial lain, terutama dengan
sosiologi serta ilmu ekonomi.
6. Geografi Sosial ( Social Geography)
Geografi sosial merupakan sebuah sub disiplin dari geografi sebagai sebuah
subjek yang mengaitkan ilmu-ilmu sosial dengan ilmu-ilmu alamiah, serta
meliputi topic-topik mulai dari tektonik samapai psikoanalisis( Smith, 2000:
981). Dalam geografi sosial menyetarakan keseluruhan dengan geografi
manusia yaitu dengan kekuatan ilmu-ilmu sosial dari disiplin ilmu tersebut
dalam hubungan manusia ( masyarakat) dengan alam.
7. Sistem Informasi Geografi ( Geograpical Information Sistem)
Sistem informasi geografi adalah sistem komputer yang terintegrasi yang
digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menambah, memanipulasi,
menganalisis, dan menampilkan semua bentuk informasi mengenai masalah
geogrfis ( Unwin 2000:402). Sistem informasi geografi ini dikembangkan oleh
para ahli geografi sejak tahun 1960-an, namun penggunaan sistem ini secara
lengkap baru menyebar luas tahun 1980-an ketika biaya pengadaan
komputermenurun tajam dan perangkat komputer sudah menjaadi hal yang
umum. Pada setiap sistem informasi geografi harus menyertakan data,
perangkat keras, dan personil pelaksanaanya.

B. PENDEKATAN, METODE, DAN TEKNIK PENELITIAN GEOGRAFI


1. Pendekatan Gegrafi
Pendekatan ini berkaitan erat dengan kuatifikasi dan keyakinan pada
keteraturan statistic yang merupakan bukti adanya sebaba akibat empiris, seperti
yang disyratkan oleh teorinya.
Beberapa macam pendekatan geografi yang sering digunakan diantaranya:
a. Pendekatan Analisis Keruangan
b. Pendekatan Ekologi
c. Pendekan Kompleks Wilayah
 Pedekatan keruangan
 Pendekatan ekologi ( ecological approach)
 Pendekatan historis ataupun kronologi
 Pendekatan sistem (sistem approach)
2. Metode Penelitian Geografi
a. Metode diskriptif
Metode diskriptif banyak digunakan sejk ilmu geografi lahir sebagai disiplin ilmu
yang bersifat akademis. Tujuan metode deskriptif adalah untuk mendeskriptikan atau
menjelaskan peristiwa dan kejadian yang ada pada masa sekarang. Dalam metode
deskriptif terbagi-bagi lagi menjadi metode studi kasus, survey, dan studi
pengembangan.
b. Metode Eksperimen dan Korelasi
Pendekatan ini berkaitan erat dengan kantifikasi, keyakinan pada keteraturan
statistikmerupakan bukti adanya hubungan sebab akibat empiris sseperti yang
disyaratka oleh teorinya.
c.Metode ex Post Facto
Metode ini untuk melihat dan mengkaji hubungan antara dua variabel atau
lebih, dimana variable yang dikaji telah terjadi sebelumnya atau tidak diberiperlakuan
khusus. Ex Post Facto artinya sesudah fakta karena dalam penelitian ini peneliti
tidak perlu melakuakn manipulasi atau perlakuan terhadap variable bebas.
3. Teknik Penelitian Geografi
Teknik penelitian yang banyak digunakan dalam ilmu geografi, misalnya
observasi lapangan, wawancara, kuesioner, studi dokumentasi, dan studi literatur.
a. Observasi Lapangan (Field Observation)
Observasi lapangan merupakan teknik pengumpulan data dalam ilmugeografi
yang berusaha melihat langsung tentang gejala dan masalah geografis.
Teknik ini banyak sekali digunakan untuk penlitia-penelitian geografis, bahkan
merupakan teknik pengumpulan data yang paling dominan ( Sumaatmadja,
1988:105).
b. Wawancara (Interview)
Wawwancara merupakan teknik pengumpulan data dalam ilmu geografi yang
dilakukan oleh peneliti(interviewer) terhadap respon (interviewee) untuk
memperoleh keterangan yang lebih jauh dari sekedar observasi. Teknik ini
dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung terhadap
responden secara verbal, baik formal maupun informal.
c. Kuesioner atau Angket
Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data dengan
menyebarkan sejumlah pertanyaan-pertanyaan,baik yang bersifat terbuka
maupun tertutup dan dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan tertulis.
Tujuannya hampir sama dengan wawancara, yaitu untuk mengkontruksi
mengenai orang, kejadian, kegiatan organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan,
kepedulian dan lain-lain. (Fraenkel dan Wallen.1993:112-113).
d. Studi Dokumentar
Studi dokumentar merupakan teknik pengumpulan data yang merupakan
upaya untuk mengkaji setiap bahan tertulis, film, serta catatan (record)
dokumen dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu dokumen pribadi dan
dokumen resmi. Sifat dokumen adalah tidak reaktif sehinga tidak sukar
diperoleh dengan teknik kajian isi. (Moleong. 1998: 161).
e. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data dengan megkaji
berbagai teori, prinsip, konsep, dan hokum-hukum yang berlaku dalam ilmu
geografi. Semuanya ini diperlukan sebagai data teritik yang releven dengan
kebutuhan kajian atau penelitian. Oleh karena itu, sustu penelitian geografi
musthail dilakukan tanpa disertai kajian kepustakaan (Sumaatmadja. 1988:
110).
C. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ILMU GEOGRAFI

Seperti halnya ilmu-ilmu sosial lainnya, pada mulanya disiplin geografi tidak
tersusun secara sistematis seperti sekarang ini.pada zaman Homeros dan Hesiodos.
Pada abad ke-9 sampai ke-8 sebelum Masehi, sebagian orang menganggap
pengetahuan tentang bumi masih sangat dipengaruhi oleh mitologi, terutama mitos
kosmogonis ( keterangan tentang asal usul serta sifat kejadian-kejadian dalam alam
semesta) (Bertens, 1999: 19). Selain itu, pengetahuan mengenai suatu wilayah yang
meliputi aspek-aspek alamiah dan insaniah, pada mulanya hanya dalam bentuk
cerita yang disampaikan oleh seseorang kepada yang lainnya.
Pada zaman Thales (640-548 SM), masih beranggapan bahwa bumi berbentuk
silinder yang terapung di atas air dengan separuh bola hampa diatasnya. Pendapat
itu hilang seabad kemudian setelah Parmenides (515-455 SM) mengemukakan
pendapatnya bahwa bumi memiliki bentuk bulat. Lambat laun pengaruh mitologi itu
semakin berkurang dengan berkembangnya pengaruh ilmu alam sejak abad ke-6
SM, sehingga corak pengetahuan tentang bumi tersebut mulai memiliki dasar ilmu
pasti/ alam yang lebih baik. Kemudian terdorong oleh kebutuhan untuk
mempermudah perjalanan berikutnya, secara sederhana pengalaman perjalan itu
dilukiskan kedalam bentuk peta. Sejak itu, penyelidikan tentang bumi dilakukan
dengan memakai logika. Dengan demikian, logos (akal budi dan rasio) mengganti
mitos (Bintarto dan Hadisumarno, 1979:2).
Bagi kepentingan perjalanan, perdagangan, peperangan, dan pertahanan, peta
tersebut sangat membantu dalam memvisualisasikan suatu objek telaahan. Pada
zaman Yunani kuno, pandangan paham geografi sangat dipengaruhi oleh
pandangan filsafat spekulatif maupun sejarawan yang berusaha memadukan ilmu
pengetahuan geografi dengan sejarah. Tidak sedikit uraian geografi bersifat sejarah,
atau sebaliknya uraian sejarah bersifat geografi.
D. MANFAAT TERAPAN GEOGRAFI

Sebagai disiplin akademis yang memiliki potensi terapan untuk memahami


mengenai dunia, terdapat beberapa pendapat, seberapa perlunya segi terapan ini
karena beragamnya tuntutan yang dikemukakan kepada disiplin ini maupun kepada
akademisinya secara umum.
Makin meningkatnya minat pada isu-isu lingkungan, baik tingkat lokal, regional,
nasional,maupun global, telah menjadi perhatian para ahli geografi. Banyak karya
mereka menekankan kedua sisi, yakni proses yang terjadi dalam lingkungan fisik
dan dampak aktivitas manusia terhadap proses tersebut serta hasilnya. Hal ini
tampak dalam usaha penaksiran dampak lingkungan.

E. KONSEP-KONSEP GEOGRAFI

1. Tempat
Konsep tempat (place) merujuk kepada suatu wilayah di mana orang hidup
berada. Dalam analisis geografi, konsep tempat memiliki peran penting karena
kedudukan dan konstribusi tempat member banyak arti dan makna bagi
manusia serta bagi organisasi lainnya.

2. Sensus Penduduk
Sensus penduduk merupakan suatu konsep geografi sosial yang jika dilihat dari
sejarah aktivitasnya, merupakan salah satu kegiatan statistik tertua dan terluas
yang dilakukan oleh pemerintah di seluruh dunia, dahulunya lebih berorientasi
untuk taksiran kekuatan militer dan perpajakan. Sensus pu dikembangkan
untuk mengumpulkan informasi mengenai perumahan, sektor manufaktur,
pertanian industry pertambangan, dan dunia bisnis (Taeuber, 2000: 99).

3. Iklim
Iklim menurut Ensiklopedia Indonesia (1984: 1376-1377) adalah keadaaan
rata-rata dari cuaca di suatu daerah dalam periode tertentu, keadaan variasinya
dari tahun ke tahun dan keadaan ekstremnya. Unsure-unsur yang
menggambarkan keadaan cuaca atau iklim meliputi suhu udara kelembaban
udara, angin, curah hujaan dan penyinaran matahari. Biasanya, untuk
menggambarkan keadaan iklim, dibuat klafikasi iklim. Klafikasi iklim memiliki
tujuan yang berbeda-beda. Ada yang bertujuan untuk digunakan dalam bidang
pertanian, perdagangan maupun perindustrian.

4. Laut
Laut dalam Ensiklopedia Indonesia (1984: 1974-1975) diartikan sebagai
keseluruhan massa air yang saling berhubungan, mengelilingi semua sisi
daratan di bumi. Laut yang besar dinyatakan sebagai samudera (lautan). Dari
pantai ke laut dalam, pertama-tama terdapat suatu jalur dasar laut yang datar,
yakni dataran kontinental yang merupakan lanjutan tanah daratan di bawah
permukaan laut. Dari kedalaman lebih kurang 180 meter, kemiringan itu
menjadi lebih besar berupa lereng kontinental, yaitu lanjutan lereng daratan di
bawah permukaan laut. Pada kedalaman 3.000-6.000 meter baru terdapat
dasar laut yang dalam, dalam mentuk cekungan besar yang dipisahkan oleh
punggung-punggung dibawah permukaan laut.

5. Lingkungan
Linkungan dalam ensiklopedia Indonesia (1984: 2021) didefinisikan sebagai
segala sesuatu yang ada di luar suatu organism, meliputi lingkungan benda
mati (abiotk) dan lingkungan hidup (biotik). Lingkungan benda mati atau fisik
adalah lingkungan di luar suatu organisme yang terdiri atas benda atau faktor
alam yang tidak hidup, seperti bahan kimia, suhu, cahaya, gravitasi, atmosfer,
dan lain-lain. Lingkungan hidup (biaotik) adalah lingkungan di luar suatu
organisme yang terdiri atas organism hidup, seperti tumbuh-tumbuhan,
hewwan, dan manusia.

6. Benua
Istilah benua dalam Ensiklopedia Indonesia (1984:449)merujuk pada suatu
daratan yang begitu luas sehingga bagian tengah daratan yang luas tersebut
tidak mendapat pengaruh angin laut sama sekali. Dalam sejarah, dikenal 5
benua yang dihuni manusia, yaitu Asia, Eropa, Amerika. Afrika, dan Australia.
Sedangkan secara geografis, pembagian benua tersebut terbagi atas 3 benua,
yakni Erasia, Afrika, dan Australia. Secara keseluruhan, luas benua tersebut
mencapai lebih kurang 29% dari seluruh permukaan bumi, dan sisannya (71%)
adalah luas samudera

7. Urbanisasi
Konsep urbanisasi memiliki dua pengertian. Pertama, para ahli demografi lebih
banyak menggunakan istilah ini untuk menunjukan redistribusi penduduk
ataupun perpindahan dari wilayah-wilayah pedesaan ke perkotaan,
memberikan makna yang oaling spesifik pada tingkat konseptua. Kedua, dalam
beberapa ilmu sosial lainnya, terutama ekonomi, geografi, dan sosiologi,
urbanisasi merujuk kepada struktur morfologik yang sedang berubah dari
berbagai pemusatan (agglomeration) perkotaan dan perkembangannya (Sly,
2000: 1116). Pada kajian ini, tentu saja lebih didasarkan pada kajian yang
pertama. Jika terdapat aspek-aspek kajian kedua, hanyalah sebagai
supplement karena satu sama lainnya berkaitan.

8. Peta
Peta adalah pola permukaan bumi yang dilukiskan pada bidang datar
(Esiklopedia Indonesia, 1984: 2698-2699). Gambar itu dapat menyatakan
keadaan fisik bumi, keadaan budaya, ekonomi bahkan politik sekalipun.
Biasanya, tiap titik peta itu menunjukan kedudukan geografis menurut skala
dan proyeksiyang telah ditentukan.

9. Kota
Konsep kota sebenarnya merujuk kepada fenomena yang sangat bervariasi
sesuai dengan perbedaan sejarah dan wilayahnya. Namun, secara umum
istilah kota adalah tempat di wilayah tertentu yang dihuni oleh cukup banyak
banyak orang dengan tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Studi
tentang masyarakat kota tidak hanya terbatas menelaah masyarakat secara
luas, namun juga karakterisik-karakteristik tertentu dikehidupan internalnya
(Hannerz, 2000:110).

10. Mortalitas
Konsep mortalitas merujuk kepada rangkuman tingkat kematian kotor rata-rata
(crude death rate di singkat CDR) penduduk, yaitu jumlah kematian per tahun
per seribu penduduk ( Ewbank, 2000:684). Rangkuman yang sederhana
tersebut mengukur efek mortalitas pada laju pertumbuhan penduduk. Mortalitas
atau CDR dipengaruhi oleh distribusi umum dari populasi. Oleh karena itu tidak
akan banyak berguna membandingkan mortalitas pada masyarakat yang
memiliki tingkat fertilitas yang berbeda atau pada masyarakat yang terpengaruh
oleh migrasi.

11. Khatulistiwa (Ekuator)


Khatulistiwa atau ekuator adalah sebuah konsep yang merujuk kepada garis
khayal yang melingkari bola bumi dan membelahnya menjadi dua bagian yang
sama besar, masing-masing 180 derajat. Garis ekuator inilah yang sering
disebut garis khatulistiwa atau garis lintang nol derajat (Shadily, 1984:905). Dari
garis lintang nol derajat tersebut, untuk kearah utara disebut gris lintang utara,
dan kearah selatan disebut garis lintang selatan. Beberapa yang dilalui garis
khatulistiwa tersebut adalah Indonesia, Ekuador, Colombia, Brazilia, Kenya,
Uganda, Zaire, Kongo, dan Gabon. Di Indonesia, garis ekuator melintasi kota
Pontianak (Kalimantan Barat), Sasak (Sumatera Barat), Teluk Gorontalo,
Kalimantan Timur, Bagian Selatan Pulau Halmahera, serta pesisir utara Pulau
Waigeo di Papua Barat.

12. Demografi
Konsep demografi merujuk kepada analisis terhadap berbagai variabel
kependudukan. Di dalamnya mencakup berbagai metode perhitungan dan hasil
substantif dalam riset mengenai angka kematian (mortalitas), angka kelahiran
(natalitas) migrasi, dan jumlah serta komposisi penduduk atau populasi
(Keyfitz, 2000: 219).

13. Tanah
Istilah tanah merujuk kepada suatu wilayah permukaan bumi dengan ciri khas
mencakup segala sifat yang sepatutnya stabil atau diperkirakan selalu terulang
kembali dari lingkungan hidup yang lurus, di atas atau di bawah wilayah
tersebut. Dengan demikian, ia mencakup udara di atasnya, bumi dan geologi
yang melandasinya, hirologi, tumbuhan, dan hewan yang ada akibat kegiatan
manusia di masa lalu dan masa kini, sejauh semua hal tersebutm menimbulkan
pengaruh yang berarti atas penggunaan tanah tersebut oleh manusia, kini dan
kelak kemudian hari (Vink, 1986: 194).

14. Transmigrasi
Transmigrasi adalah suatu sistem pembangunan terpadu, upaya untuk
mencapai keseimbangan penyebaran penduduk, juga dimaksudkan untuk
menciptakan perluasan kesempatan kerja sehingga dapat meningkatkan
produktivitas dan pendapatan melalui perpindahan penduduk dari darah yang
padat ( jawa, Madura, dan Bali) ke daerah-daerah yang jarang penduduknya
(Martono, 1986: 180).

15. Wilayah
Konsep wilayah merujuk pada suatu area di permukaan bumi yang relatif
homogen dan berbeda dengan sekelilingnya berdasarkan beberapa kritera
tertentu (Johnston, 2000: 910). Jadi, kunci dalam geografi kawasan adalah
kawasan yang dibangun di atas sebuah unit spasial yang homoddden. Konsep
itu tampil sebagai kajian tentang bagaimana bagian-bagian bumi begitu
beragam akibat distribusi yang tidak merata dari fenomena alam dan
manusianya (termasuk interkasi keduanya). Berbagai jenis kumpulan fenomena
berada dalam berbagai wilayah, menciptakan kawasan-kawassan sehingga
kajian kawasan menyoroti tentang pembentukan kumpulan-kumpulan tersebut
dan menguraikan cirri-ciri khas berbagai bagian dunia.

D. GENERALISASI-GENERALISAI GEOGRAFI

1. Tempat
Nilai penting karakteristik suatu tempat dalam masa lalu, sekarang maupun
masa sepan terhadap suatu tempat-tempat yang strategis secara ekonomi,
selalu memiliki daya tarik tersendiri bagi pengembangan politik-ekonomi. Hal itu
disebabkan makin meningkatnya mobilitas ddan faktor utama produksi, yaitu
modal dan tenaga kerja. Suatu tempat harus memiliki daya tarik bagi investasi
dan pekerja, mereka yang terlibat dalam manajemennya harus bekerja dengan
tujuan tersebut. Hal itu telah menimbulkan ketertarikan untuk menciptakan dan
menjual tempat kepada berbagai kelompok bisnis.
2. Sensus Penduduk
Sensus penduduk memiliki makna multidimensi, karena darihasil tersebut dapat
memberikan informasi tentang penduduk, angkatan kerja prouktif, perumahan
sector manufaktor, pertanian, perindustrian, pertambangan, dunia bisnis, dan
lain-lain. Dalam praktiknya, sensus penduduk dapat dilakukan secara de facto
maupun de jure (di mana ia dihitung walaupu tidak ada ketika sensus
berlangsung) (Taeuber, 2000:100).

3. Iklim
Masalah-masalah yang sering muncul dalam pembangunan pertanian di
daerah tropis dari segi iklim adalah tanah di daerah tropis beriklim lembab.
Sepanjang tahun mungkin dapat digunakan untuk pertanian, tetapi sebagian
tanah tanah itu tidak cocok untuk didayagunakan menurut pola pertanianmodrn
yang mengandalkan penggunakan teknologi mutakhir karena tidak dapat
dipupuk secara efektif dengan pupuk mineral (Weischet, 1986: 1).

4. Laut
Sebagai Negara bahari, bangsa Indonesia belum optimal dalam melakukan
peberdayaan kelautan atau apa yang dinamakan Revolusi biru masih jalan
ditempat.

5. Lingkungan
Dalam setiap proyek pembangunan, sebelumnya perlu dilakukan analisis
menyeluruh tentang dampak lingkungan yang ditimbulkannya. Hal itu bukan
hanya kepada perisahaan-perusahaan pemerintah, tetapi juga perusahaan-
perusahaan swasta, terutama sanagat berperan dalam memperoleh izin resmi
usaha tersebut, khususnya bagi kegiatan-kegiatan yang dianggap peka
lingkungan. (O’ Riodan, 2000: 299).

6. Benua
Sebagai penduduk dari benua yang paling banyak dan padat penduduknya,
bangsa asia lebih kompleks menghadapi tantangan kehidupan mendatang
disbanding ddenga bangsa Australia yang lebih sedikit dan rendah tingkat
kepadatan penduduknya.

7. Urbanisasi
Urbanisasi merupakan salah satu proses perubahan sosial yang tercepat,
khususnya di negara-negara berkembang bahkan dunia. Tranformasi-
transformasi sosial dan demografis yang tumbuh bersamaan dengan
tumbuhnya penduduknya kota di Negara-negara berkembang tersebut, telah
menunjukan pelipat gandaan pertumbuhan demografis yang memprihatinkan.
(Evers, 1995:49).

8. Peta
Para birokrat pemerintah, kaum profesional, maupun intelektual, pada
hakikatnya memerlukan peta. Dsri keperluan untuk pembangunan ekonomi,
pertahanan nasional, perlindungan lingkungan, ekonomi, bisnis, wisata,
industry, maupun untuk memberikan eksplanasi visual dalam ranah-ranah
abstrak yang perlu dipahami secara mendalam. Apalagi jika peta itu bentuk dan
desainnya lebih bersifat dinamis dan interaktif karena dibuat dengan teknologi
yang kian canggih dan menarik, jelas sangat diperlukan (Monmonier, 2000: 96).

9. Kota
Banyak hal tentang kontak-kontak sosial diperkotaan sebagai sesuatu yang
bersifat impersonal, supervisal, sementara, dan segmental. Hal ini pula yang
dikhawatirkan oleh beberapa sosiolog yang cenderung pesismis mengenai
kemungkinan terciptanya kehidupan manusiawi di perkotaan yang dipenuhi
industry (Hannerz, 2000: 111).

10. Mortalitas
Terjadinya transisi demografis (demographic transition) yang dikenal sebagai
lingakran siklus demografis, menggambarkan proses perubahan tingkat
mortalitas dan natalitas pada suatu masyarakat dari suatu situasi di mana
keduanya menunjukan angka yang tinggi (Caldwel, 2000: 218).

11. Khatulistiwa/Ekuator
Bagi negara-negara yang dilalaui dengan garis khatulistiwa, tidak ada alasan
untuk merasa takut kekurangan sinar matahari. Hal ini jelas berbeda dengan
daerah-daerah subtropis yang jauh dari garis khatulistiwa, hanya pada bulan-
bulan tertentu mereka dapat menikmati hangatnya sinar matahari.

12. Demografi
Ledakan demografi dunia, khususnya di Negara-negara berkembang,
memperhatikan kecenderungan yang mencemaskan. Di tahun 1825, saat
Malthus membuat perubahan akhir atas karya aslinya Essay on Population,
kira-kira satu miliyar umat manusia mendiami planet bumi. Akan tetapi,
menjelang itu, industrialisasi dan kedokteran modern memungkinkan penduduk
bertambah dengan laju kecepatan yang makin meningkat. Dalam seratus tahun
berikutnya, penduduk dunia berlipat ganda menjadi dua miliar, setengah abad
berikutnya (dari tahun 1925 ke tahun 1976) berlipat ganda lagi menjadi 4 miliar,
dan menjelang tahun 1990 angka itu melaju sampai 5,3 miliar (Kennedy, 1995:
28-29).

13. Tanah
Banyak pekerjaan dilaksanakan diatas tanah yang diolah melalui sistem-sistem
hidrologi. Sistem-sistem ini kerap kali menghubungkan tanah dengan perairan
terbuka. Perairan terbuka, sungai, danau, laut, dan samudera memiliki
ekosistem sendiri-sendiri yang juga dapat diteliti dan dipetakan serta sangat
dipengaruhi oleh kegiatan manusia di daratan (Vink, 1986: 199).

14. Transmigrasi
Bagi bangsa Indonesia, program transigrasi bukan sesuatu yang baru. Sejak
pertengahan abad ke-19, Etische Politik telah mempengaruhi parlemen
Belanda untuk mengetuk dan membuat penelitian tentang kemakmuran rakyat
daerah-daerah pedesaan di Jawa (demindere wel vaart onderzoek) yang
akhirnya mencanangkan dan melaksanakan program transmigrasi
(purboadiwidjojo), 1986:9), walaupun pelaksanaanya bukan semata-mata atas
dasar kemanusiaan. Begitupun ketika Indonesia memasuki
pascakemerdekaan, pemerintah segera mencanangkan Program Transmigrasi,
terutama untuk mengatasi ketidakseimbangan demografis antara Pulau Jawa
(termasuk Madura da Bali) yang padat penduduknya dengan pulau-pulau luar
Jawa yang jarang penduduknya (Swasono, 1986:xi; Scholz, 1986: 287).

15. Willayah
Kompleksitas persoalan-persoalan demografis wilayah Asia jauh melebihi
kompleksitas persoalan-persoalan demografis wilayah Australia, baik melalui
natalitas, mortalitas, proyeksi kependudukan, serta kesejahteraan.

H. TEORI-TEORI GEOGRAFI

1. Teori Ledakan Penduduk Thomas Robert Malthus


a. Masyarakat manusia akan tetap miskin karena kecendrungan pertambahan
penduduk berjalan lebih cepat daripada persediaan makanan.
b. Pertambahan penduduk dapat diibaratkan deret kali atau deret ukur sehingga
pelipatgandaan jumlah penduduk dalam setiap 25 tahun, sedangkan
peningkatan sarana-sarana kehidupan berjalan lebih lambat, yakni menurut
deret hitung atau deret tambah.
c. melalui tindakan pantang seksual atau pantangan kawin, perang, bahaya,
kelaparan, dan bencana alam, jumlah penduduk memang diusahakan sesuai
dengan sarana kehidupan yang tersedia. Namun, cara itu tidak cukup
untukmeningkatkan kehidupan masyarakat samapai di atas batas minimum.

2. Teori Pengaruh Iklim Terhadap Peradaban Ellsworth Hunting


Pokok-pokok pikiran Hunting sebagai berikut:
a. Peradaban besar yang ada di kawasan Asia Tengah dan Asia Barat Daya
pada zaman kuno, sekarang kondisi dari daerah-daerah tersebut
mengerikan, pada awal abad ke-20 diperkirakan terjadinya kemerosotan
peradaban yang disebabkan.
b. Mengeringnya wilayah itu saat ini, kelihatannya tidak sesuai posisinya dahulu
sebagai pusat kerajaan. Menurutnya, iklim yang dahulu jauh lebih lembap
dan pada wilayah itu terjadi suatu proses pengeringan yang terus-menerus
dan progresif.
c. Proses semacam ini menjadi bagian dari suatu proses yang lebih besar dari
fenomena-fenomena yang lebih umum. Sesuai dengan hal itu, ia terdorong
untuk membuat postulat tentang mengeringnya bumi yang terjadi dalam
pulsasi ritmik, dengan periode-periodedari udara kering dan basah.
d. Begitu pun cerita pengembaraan bangsa Ibrahim (Yahudi) dalam kitab suci
berhubungan dengan titik tengah antara masa kekeringan dan masa
kebasahan.
e. Proses pengeringan yang progresif dari bumi mengikuti arah tertentu,
umumnya dari timur ke barat.

3. Teori Lokasi Lahan Johann Heinrich von Thunen


Johann Heinrich von Thunen dalam Der Isolierte Staat (1826)
mengemukakan bahwa pada dasarnya penggunaan lahan dapat dibagi dalam
beberapa penggunaan. Dengan mengambil satu pusat kota sebagai satu-
satunya tempat memproduksi barang-barang yang dibutuhkan oleh seliruh
Negara, ssedangkan daerah-daerah di sekitarnya hanya sebagai pemasok
bahan mentah ke kota.
1. Lahan pertama berada di pusat kota (pasar), akan di pakai untuk kegiatan-
kegiatan intensif bagi jenis tanaman yang hasilnya cepat rusak.memakan
tempat, dan berat dalam kaitannya dengan transportasi.
2. Lahan kedua merupakan daerah hutan. Hal itu dapat dipahami, mengingat
pada masa itu kebutuhan hasil hutan untuk kayu dan bahan bakar memiliki
sifat yang memakan tempat dan berat sehingga harus ditempatkan dekat
dari pusat kota.
3. Lahan ketiga digunakan untuk menanam tanaman sejenis gandum atau
padi-padi.
4. Lahan keempat berupa daerah penggembalaan ternak.
5. Lahan kelima adalah daerah three field system yang merupakan daerah
ilalang, dan daerah tandus.
6. Lahan keenam merupakan daerah perburuan.
7. Untuk memudahkan dan efesiensi transportasi, diperlukan sungai yang
membelah kota. Hal itu ternyata dapat menghemat 1/6 tranfortasi darat
sehingga lahan pertama akan berkembang sepanjang sungai.
8. Perlu dibuat kombinasi transportasi darat dan sungai sehingga akan sama
biaya tranpor darat bagi daerah yang tidak dapat menikmati adanya
sungai.

4. Teori Daya Sentrifugal dan Senttripetal Charles O. Colby


Adapun isi pokok teori yang menyebabkan pada mayarakat kota terjadi daya
dan sentrifugal sebagai berikut:
a) Terdapat gangguan yang sering berulang, seperti kemacetan lalu lintas
serta polusi udara dan bunyi menyebabkan penduduk kota merasa tidak
nyaman bertempat tinggal di tempat itu.
b) Dalam pengembangan industry modern dan bessar-besaran, memerlukan
lahan relarif luas serta menjamin kelancaran transportasi dan lalu lintas.
Hal itu hanya dapat dilakukan di pinggiran kota sebab kondisi kota-kota tua
sangat padat.
c) Harga sewa atau harga beli tanah di pinggir atau diluar kota jauh lebih
murah daripada di kota.
d) Di kota sudah penuh dengan gedung-gedung bertingkat tinggi, tidak
mungkin lagi dapat dibangun baru, kecuali dengan biaya yang sangat
tinggi.
e) Kondisi perumahan kota umumnya padat dan sempit, sulit untuk
dikembangakan labih lanjut, kecuali dengan biaya yang tinggi. Berbeda
dengan pinggir atau luar kota, serba mungkin untuk memperoleh
perumahan yang lebih nyaman, segar, dan murah.
f) Hidup di kota terasa sesak, penat, dan berjubel. Sedangkan di pinggir atau
diluar kota lebih terasa asri, segar, sunyi, dan nyaman.

Namun sebaliknya, banyak juga penduduk di luar atau di pinggir kota yang
justtru senang tinggal di kota. Penyebabnya berkaitan dengan gaya sentripetal.
a) Memiliki tempat-tempat di pusat kota yang strategis, sangat cocok untuk
pengembangan industri dan merupakan kemudahan tersendiri dalam
operasi industry.
b) Berbagai perusahaan dan bisnis, biasanya lebih menyukai lokasi-lokasi
ddekat stasiun kereta api, pelabuhan, terminal bus, maupun pusat-pusat
keramaian public lainnya.
c) Dalam dunia bisnis, lebih menyukai dan kecendrungan adanya konsentrasi-
konsentrasi penjual jasa, seperti penjahit, tempat praktik para dokter,
pengacara, tukang gigi, pemangkas rambut dan kecantikan, biassanya
terdapat pada lokasi yang berdekatan.
d) Selain itu, di kota-kota sudah tersusun pusat-pusat perbelanjaan, seperti
took-toko.tekstil, elektronik, perhiassan (emas dan perak), pakaian jadi,
makanan dan minuman, barang-barang kelontong, mainan anak dan
sebagainya.
e) Banyaknya flat-flat atau rumah tersusun untuk masyarakat kecil, setidaknya
dapat meringankan harga sewa bagi penduduk kota.
f) Kota pun menyediakan sejumlah tempat hiburan, olahraga, seni budaya,
pendidikan, di samping menyediakan pekerjaan.
g) Para pegawai dan pekerja kota lainnya, lebih menyukai tempat tinggal yang
tidak berjauhan dengan tempat kerjanya. Artinya, kota tetap diminati
sebagai kebutuhan untuk bertempat tinggal karena dekat dengan tempat
bekerja.

5. Teori Kota Konsentris Burgess


Inti teori kota konsentris tersebut sebagai berikut
a. Pada hakikatnya, kota meluas secara seimbang dan merata dari suatu
pusat atau inti sehingga muncul zona-zona baru sebagai perluasannya.
b. Dengan demikian, pada setiap saat dapat ditemukan sejumlah zona yang
konsentris letaknya sehingga struktur kota menjadi bergelang (melingkar).
c. Di pusat kota terdapat Zona Pertama sebagai Central Bisnis Dictrict
(disingkat CBD) jika di Chicago di sebut loop. Fungsi loop sebagai pusat
atau jantung kehidupan perdagangan,perekonomian, dan kemasyarakatan.
Zona kedua sebgai terdapat Zona Peralihan (transtitional zone) yang
merupakan kawasan perindustrian, disertai oleh rumah-rumah pribadi yang
kuno, bahkan jika Chicago telah berubah menjadi Chines Town maupun
pertokoan dan perkantoran berskala kecil. Zona ketiga, sebagai kawasan
perumahan para buruh yang kebanyakan kaum imigran. Zona Keempat,
penghuninya kelas menengah, cukup rapi, memiliki jarak sanitasi yang
lebih memadai sebagai tempat tinggal yang nyaman dan baik. Zona kelima
merupakan Commuters Zone atau tempat orang yang pergi pulang setiap
hari untuk bekerja. Kondisi alamnya masih asri, luas, dan mewah serta
berfungsi sebagai kota kecil untuk beristirahat dan tidur atau disebut
dormitory towns, disebut demikian karena perumahan untuk orang-orang
kaya.

6. Teori Konflik Antara Suku Bangsa Nomadik Sedenter Jean Bunhes


Adapun isi pokok teori Jean Bunhes sebagai berikut.
a. Stepa-stepa padang rumput di Asia dengan musim dingin yang kejam,
tidak memungkinkan pengolahan alam yang intensif.
b. Tanah secara alami sangat sesuai dengan jenis pastoral (pastoralart)
untuk memelihara kawanan ternak dan hewan.
c. Karena dihadapkan dengan suasana keharusan untuk berkeliling untuk
mengetahui tentang wilayah perumputan serta sumber-sumber air untuk
jarak yang jauh, mereka meperoleh rasa gerakan taktis dan strategi
yang menempatkan mereka dalam posisi mendaulat terhadap ruang
dan menguasai para tetangga mereka.
d. Beberapa dari penakluk yang paling besar dan apling beerani dalam
sejarah, muncul dari stepa-stepa Jengis Khan, Timur Lang, dan Khubilai
Kan.
e. Kualitas dan kemampuan yang menjadi alasan bagi kekuasaanya
diperoleh dari stepa, dari keterampilan yang dianugerahkan kepada
pastoral, dan dari subordinasi geografis pada lingkungannya.
f. Kelompok pengembala ini bukan massa petani-petani kelompok kecil yang
mengerumuni seluruh Asia Selatan Timur yang memimpin dunia.
BAB 8
ILMU EKONOMI

A. PENGERTIAN EKONOMI
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih
dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya
ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat
pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan tersebut kemudian
menyebabkan timbulnya kelangkaan (Ingg: scarcity).Kata "ekonomi" sendiri berasal
dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan νόμος
(nomos), atau "peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar diartikan sebagai
"aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga." Sementara yang dimaksud
dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan
data dalam bekerja.
Secara umum, subyek dalam ekonomi dapat dibagi dengan beberapa cara, yang
paling terkenal adalah” mikroekonomi vs makroekonomi”. Selain itu, subyek ekonomi
juga bisa dibagi menjadi positif (deskriptif) vs normatif,” mainstream vs heterodox”,
dan lainnya. Ekonomi juga difungsikan sebagai ilmu terapan dalam manajemen
keluarga, bisnis, dan pemerintah. Teori ekonomi juga dapat digunakan dalam
bidang-bidang selain bidang moneter, seperti misalnya penelitian perilaku kriminal,
penelitian ilmiah, kematian, politik, kesehatan, pendidikan, keluarga dan lainnya. Hal
ini dimungkinkan karena pada dasarnya ekonomi — seperti yang telah disebutkan di
atas — adalah ilmu yang mempelajari pilihan manusia. Banyak teori yang dipelajari
dalam ilmu ekonomi diantaranya adalah teori pasar bebas, teori lingkaran ekonomi,
invisble hand, informatic economy, daya tahan ekonomi, merkantilisme, briton
woods, dan sebagainya.
Ada sebuah peningkatan trend untuk mengaplikasikan ide dan metode ekonomi
dalam konteks yang lebih luas. Fokus analisa ekonomi adalah "pembuatan
keputusan" dalam berbagai bidang dimana orang dihadapi pada pilihan-pilihan.
misalnya bidang pendidikan, pernikahan, kesehatan, hukum, kriminal, perang, dan
agama. Gary Becker dari University of Chicago adalah seorang perintis trend ini.
Dalam artikel-artikelnya ia menerangkan bahwa ekonomi seharusnya tidak
ditegaskan melalui pokok persoalannya, tetapi sebaiknya ditegaskan sebagai
pendekatan untuk menerangkan perilaku manusia. Pendapatnya ini kadang-kadang
digambarkan sebagai ekonomi imperialis oleh beberapa kritikus.
Banyak ahli ekonomi” mainstream” merasa bahwa kombinasi antara teori
dengan data yang ada sudah cukup untuk membuat kita mengerti fenomena yang
ada di dunia. Ilmu ekonomi akan mengalami perubahan besar dalam ide, konsep,
dan metodenya; walaupun menurut pendapat kritikus, kadang-kadang perubahan
tersebut malah merusak konsep yang benar sehingga tidak sesuai dengan
kenyataan yang ada. Hal ini menimbulkan pertanyaan "apa seharusnya dilakukan
para ahli ekonomi?" The traditional Chicago School, with its emphasis on economics
being an empirical science aimed at explaining real-world phenomena, has insisted
on the powerfulness of price theory as the tool of analysis. On the other hand, some
economic theorists have formed the view that a consistent economic theory may be
useful even if at present no real world economy bears out its prediction
B. SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU EKONOMI
Adam Smith sering disebut sebagai yang pertama mengembangkan ilmu
ekonomi pada abad 18 sebagai satu cabang tersendiri dalam ilmu pengetahuan.
Melalui karya besarnya Wealth of Nations, Smith mencoba mencari tahu sejarah
perkembangan negara-negara di Eropa. Sebagai seorang ekonom, Smith tidak
melupakan akar moralitasnya terutama yang tertuang dalam The Theory of Moral
Sentiments. Perkembangan sejarah pemikiran ekonomi kemudian berlanjut dengan
menghasilkan tokoh-tokoh seperti Alfred Marshall, J.M. Keynes, Karl Marx, hingga
peraih hadiah Nobel bidang Ekonomi tahun 2006, Edmund Phelps.
Secara garis besar, perkembangan aliran pemikiran dalam ilmu ekonomi diawali
oleh apa yang disebut sebagai” aliran klasik”. Aliran yang terutama dipelopori oleh
Adam Smith ini menekankan adanya” invisible hand” dalam mengatur pembagian
sumber daya, dan oleh karenanya peran pemerintah menjadi sangat dibatasi karena
akan mengganggu proses ini. Konsep “invisble hand” ini kemudian direpresentasikan
sebagai mekanisme pasar melalui harga sebagai instrumen utamanya.
Aliran klasik mengalami kegagalannya setelah terjadi Depresi Besar tahun 1930-
an yang menunjukkan bahwa pasar tidak mampu bereaksi terhadap gejolak di pasar
saham. Sebagai penanding aliran klasik, Keynes mengajukan teori dalam bukunya
General Theory of Employment, Interest, and Money yang menyatakan bahwa pasar
tidak selalu mampu menciptakan keseimbangan, dan karena itu intervensi
pemerintah harus dilakukan agar distribusi sumber daya mencapai sasarannya. Dua
aliran ini kemudian saling "bertarung" dalam dunia ilmu ekonomi dan menghasilkan
banyak varian dari keduanya seperti: new classical, neo klasik, new keynesian,
monetarist, dan lain sebagainya.
Namun perkembangan dalam pemikiran ini juga berkembang ke arah lain,
seperti teori pertentangan kelas dari Karl Marx dan Friedrich Engels, serta aliran
institusional yang pertama dikembangkan oleh Thorstein Veblen dkk dan kemudian
oleh peraih nobel Douglass C. North.
C. METODOLOGI
Sering disebut sebagai” The queen of social sciences”, ilmu ekonomi telah
mengembangkan serangkaian metode kuantitatif untuk menganalisis fenomena
ekonomi. Jan Tinbergen pada masa setelah Perang Dunia II merupakan salah satu
pelopor utama ilmu ekonometri, yang mengkombinasikan matematika, statistik, dan
teori ekonomi. Kubu lain dari metode kuantitatif dalam ilmu ekonomi adalah model
General equilibrium (keseimbangan umum), yang menggunakan konsep aliran uang
dalam masyarakat, dari satu agen ekonomi ke agen yang lain. Dua metode
kuantitatif ini kemudian berkembang pesat hingga hampir semua makalah ekonomi
sekarang menggunakan salah satu dari keduanya dalam analisisnya. Di lain pihak,
metode kualitatif juga sama berkembangnya terutama didorong oleh keterbatasan
metode kuantitatif dalam menjelaskan perilaku agen yang berubah-ubah.
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih
dan menciptakan kemakmuran.
Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan
manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya
terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan.
Ilmu ekonomi dapat dikatakan memegang peranan penting dalam kehidupan
sosial, terkait dengan kemakmuran. Ilmu ini mengkaji upaya memenuhi kebutuhan
untuk mencapai kemakmuran. Kemakmuranitu sendiri diartikan sebagai kondisi
dimana semua kebutuhan materi dapat terpenuhi dengan baik.
Jika masyarakat sejahtera berarti masyarakat tersebut mengalami kemakmuran.
Masyarakat dikatakan makmur apabila semua kebutuhan materi dapat dipenuhi
dengan sebaik-baiknya, dan tingkat kemakmuran dapat diukur dari banyaknya
barang dan jasa yang dihasilkan serta banyak barang dan jasa yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Sebelum orang mengenal ilmu ekonomi, raja-raja dan para cerdik pandai pada
jaman dahulu menggunakan ilmu filsafat sebagai dasar untuk mengatur dan
memecahkan persoalan ekonomi.
Dengan semakin pentingnya peranan ekonomi dalam kehidupan, mulailah
banyak ahli yang tertarik untuk memecahkan persoalan ekonomi, karena filsafat
tidak lagi sanggup memecahkan seluruh masalah yang berkembang di masyarakat.
Adam Smith sering disebut sebagai yang pertama mengembangkan ilmu
ekonomi pada abad 18 sebagai satu cabang tersendiri dalam ilmu pengetahuan.
Melalui karya besarnya Wealth of Nations, Smith mencoba mencari tahu sejarah
perkembangan negara-negara di Eropa.
Sebagai seorang ekonom, Smith tidak melupakan akar moralitasnya terutama
yang tertuang dalam The Theory of Moral Sentiments. Perkembangan sejarah
pemikiran ekonomi kemudian berlanjut dengan menghasilkan tokoh-tokoh seperti
Alfred Marshall, J.M. Keynes, Karl Marx, hingga peraih hadiah Nobel bidang
Ekonomi tahun 2006, Edmund Phelps.
Dalam perkembangannya, ilmu ekonomi kemudian bercabang-cabang mengikuti
perkembangan kehidupan ekonomi itu sendiri. Diantaranya yaitu :
Ilmu ekonomi deskriptif adalah kajian yang memaparkan secara apa adanya
tentang kehidupan ekonomi suatu daerah atau negara pada suatu masa tertentu.
Misalnya:
 Ekonomi Indonesia pada tahun 70-an.
 Ekonomi Jepang pasca perang dunia II.
Selain itu ilmu ini juga dibahas khusus secara teori yaitu makro ekonomi dan
mikro ekonomi. Ilmu ekonomi teori ini membahas gejala-gejala yang timbul sebagai
akibat perbuatan manusia dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Dalam hal ini makro ekonomi, mengkaji tentang pendapatan nasional,
kesempatan kerja, pengangguran, inflasi, dsb. Mikro ekonomi, hanya mempelajari
bagian-bagian dari teori ekonomi secara lebih mendalam seperti: pembentukan
harga, rumah tangga produksi, konsumen, dsb.
Cabang yang ketiga dari ilmu ini adalah ekonomi terapan. Ilmu ekonomi terapan
merupakan cabang ilmu yang membahas secara khusus tentang penerapan teori
ekonomi dalam suatu rumah tangga produksi, misalnya: ekonomi perusahaan,
ekonomi moneter, ekonomi perbankan, dsb.
Ilmu ekonomi memerlukan beberapa alat analisis untuk menerangkan teori-
teorinya dan untuk menguji kebenaran teori-teori tersebut. Grafik dan kurva adalah
alat analisis yang utama dalam teori ekonomi.
Dalam teori yang lebih mendalam, matematika dan persamaan matematika
memegang peranan yang sangat penting. Di samping itu statistik adalah alat analisis
untuk mengumpulkan fakta dan menguji kebenaran teori ekonomi.

BAB 9
ILMU PSIKOLOGI

A. PENGERTIAN PSIKOLOGI
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dalam
hubungan dengan lingkungannya.
Menurut asalnya katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: "ψυχή"
(Psychē yang berarti jiwa) dan "-λογία" (-logia yang artinya ilmu) sehingga secara
etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
Ilmu Psikologi adalah ilmu yang tergolong muda (sekitar akhir 1800an.) Tetapi,
manusia di sepanjang sejarah telah memperhatikan masalah psikologi.
Seperti filsuf yunani terutama Plato dan Aristoteles. Setelah itu St. Augustine
(354-430) dianggap tokoh besar dalam psikologi modern karena perhatiannya pada
intropeksi dan keingintahuannya tentang fenomena psikologi.
Descartes (1596-1650) mengajukan teori bahwa hewan adalah mesin yang
dapat dipelajari sebagaimana mesin lainnya. Ia juga memperkenalkan konsep kerja
refleks.
Banyak ahli filsafat terkenal lain dalam abad tujuh belas dan delapan belas-
Leibnits, Hobbes, Locke, Kant, dan Hume-memberikan sumbangan dalam bidang
psikologi. Pada waktu itu psikologi masih berbentuk wacana belum menjadi ilmu
pengetahuan.
B. SEJARAH PSIKOLOGI
Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan
panjang. Bahkan sebelum Wundt mendeklarasikan laboratoriumnya tahun 1879,
yang dipandang sebagai kelahiran psikologi sebagai ilmu. pandangan tentang
manusia dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani kuno. Dapat dikatakan bahwa sejarah
psikologi sejalan dengan perkembangan intelektual di Eropa, dan mendapatkan
bentuk pragmatisnya di benua Amerika.
C. METODE PSIKOLOGI
Beberapa metodologi dalam psikologi, di antaranya sebagai berikut :
1. Metodologi Eksperimental
Cara ini dilakukan biasanya di dalam laboratorium dengan mengadakan
berbagai eksperimen. Peneliti mempunyai kontrol sepenuhnya terhadap
jalannya suatu eksperimen. Yaitu menentukan akan melakukan apa pada
sesuatu yang akan ditelitinya, kapan akan melakukan penelitian, seberapa
sering melakukan penelitiannya, dan sebagainya.
2. Observasi Ilmiah
Pada observasi ilmiah, suatu hal pada situasi-situasi yang ditimbulkan tidak
dengan sengaja. Melainkan dengan proses ilmiah dan secara spontan.
Observasi alamiah ini dapat diterapkan pula pada tingkah laku yang lain,
misalnya saja : tingkah laku orang-orang yang berada di toko serba ada,
tingkah laku pengendara kendaraan bermotor dijalan raya, tingkah laku anak
yang sedang bermain, perilaku orang dalam bencana alam, dan sebagainya.
3. Sejarah Kehidupan
Sejarah kehidupan seseorang dapat merupakan sumber data yang penting
untuk lebih mengetahui “jiwa” orang yang bersangkutan, misalnya dari cerita
ibunya, seorang anak yang tidak naik kelas mungkin diketahui bahwa dia
bukannya kurang pandai tetapi minatnya sejak kecil memang dibidang musik
sehingga dia tidak cukup serius untuk mengikuti pendidikan di sekolahnya.
4. Wawancara
Wawancara merupakan tanya jawab si pemeriksa dan orang yang diperiksa.
Agar orang diperiksa itu dapat menemukan isi hatinya itu sendiri, pandangan-
pandangannya, pendapatnya dan lain-lain sedemikian rupa sehingga orang
yang mewawancarai dapat menggali semua informasi yang dibutuhkan.
5. Angket
Angket merupakan wawancara dalam bentuk tertulis. Semua pertanyaan telah
di susun secara tertulis pada lembar-lembar pertanyaan itu, dan orang yang
diwawancarai tinggal membaca pertanyaan yang diajukan, lalu menjawabnya
secara tertulis pula. Jawaban-jawabannya akan dianalisis untuk mengetahui
hal-hal yang diselidiki.
6. Pemeriksaan Psikologi
Dalam bahasa populernya pemeriksaan psikologi disebut juga dengan
psikotes Metode ini menggunakan alat-alat psikodiagnostik tertentu yang
hanya dapat digunakan oleh para ahli yang benar-benar sudah terlatih. alat-
alat itu dapat dipergunakan unntuk mengukur dan untuk mengetahui taraf
kecerdasan seseorang, arah minat seseorang, sikap seseorang, struktur
kepribadian seeorang, dan lain-lain dari orang yang diperiksa itu.

D.METODE PSIKOLOGI PERKEMBANGAN


Pada Metode Psikologi Perkembangan memiliki 2 metode, yaitu metode umum
dan metode khusus. pada metode umum ini pendekatan yang dipakai dengan
pendekatan longitudinal, transversal, dan lintas budaya. Dari pendekatan ini terlihat
adanya data yang diperoleh secara keseluruhan perkembangan atau hanya
beberapa aspek saja dan bisa juga melihat dengan berbagai faktor dari bawaan dan
lingkungan khususnya kebudayaan Sedangkan pada metode khusus merupakan
suatu metode yang akan diselidiki dengan suatu proses alat atau perhitungan yang
cermat dan pasti. Dalam pendekatan ini dapat digunakan dengan pendekatan
eksperimen dan observasi.
Psikologi kontemporer
Diawali pada abad ke 19, dimana saat itu berkembang 2 teori dalam
menjelaskan tingkah laku, yaitu:
1. Psikologi Fakultas
Psikologi fakultas adalah doktrin abad 19 tentang adanya kekuatan mental
bawaan, menurut teori ini, kemampuan psikologi terkotak-kotak dalam beberapa
‘fakultas’ yang meliputi berpikir, merasa, dan berkeinginan. Fakultas ini terbagi
lagi menjadi beberapa subfakultas. Kita mengingat melalui subfakultas memori,
pembayangan melalui subfakultas imaginer, dan sebagainya.
2. Psikologi Asosiasi
Bagian dari psikologi kontemporer abad 19 yang mempercayai bahwa proses
psikologi pada dasarnya adalah asosiasi ide yaitu bahwa ide masuk melalui alat
indera dan diasosiasikan berdasarkan prinsip-prinsip tertentu seperti kemiripan,
kontras, dan kedekatan.
Psikologi sebagai ilmu pengetahuan
Walaupun sejak dulu telah ada pemikiran tentang ilmu yang mempelajari
manusia dalam kurun waktu bersamaan dengan adanya pemikiran tentang ilmu yang
mempelajari alam, akan tetapi karena kerumitan dan kedinamisan manusia untuk
dipahami, maka psikologi baru tercipta sebagai ilmu sejak akhir 1800-an yaitu
sewaktu Wilhem Wundt mendirikan laboratorium psikologi pertama didunia.
Laboratorium Wundt
Pada tahun 1879 Wilhem Wundt mendirikan laboratorium Psikologi pertama di”
University of Leipzig”, Jerman. Ditandai oleh berdirinya laboratorium ini, maka
metode ilmiah untuk lebih mamahami manusia telah ditemukan walau tidak terlalu
memadai. dengan berdirinya laboratorium ini pula, lengkaplah syarat psikologi untuk
menjadi ilmu pengetahuan, sehingga tahun berdirinya laboratorium Wundt diakui
pula sebagai tanggal berdirinya psikologi sebagai ilmu pengetahuan.
Berdirinya Aliran Psikoanalisa
Semenjak tahun 1890an sampai kematiannya di 1939, dokter berkebangsaan
Austria bernama Sigmund Freud mengembangkan metode psikoterapi yang dikenal
dengan nama psikoanalisis. Pemahaman Freud tentang pikiran didasarkan pada
metode penafsiran, introspeksi, dan pengamatan klinis, serta terfokus pada
menyelesaikan konflik alam bawah sadar, ketegangan mental, dan gangguan psikis
lainnya.
D. FUNGSI PSIKOLOGI SEBAGAI ILMU
Psikologi memiliki tiga fungsi sebagai ilmu yaitu:
 Menjelaskan, yaitu mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa
tingkah laku itu terjadi. Hasilnya penjelasan berupa deskripsi atau bahasan
yang bersifat deskriptif
 Memprediksikan, Yaitu mampu meramalkan atau memprediksikan apa,
bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasil prediksi berupa
prognosa, prediksi atau estimasi
 Pengendalian, Yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang
diharapkan. Perwujudannya berupa tindakan yang sifatnya preventif atau
pencegahan, intervensi atau treatment serta rehabilitasi atau perawatan.
Pendekatan perilaku
Menurut pendekatan perilaku, pada dasarnya tingkah laku adalah respon atas
stimulus yang datang. Secara sederhana dapat digambarkan dalam model S - R
atau suatu kaitan Stimulus - Respon. Ini berarti tingkah laku itu seperti reflek tanpa
kerja mental sama sekali. Pendekatan ini dipelopori oleh J.B. Watson kemudian
dikembangkan oleh banyak ahli, seperti B.F.Skinner, dan melahirkan banyak sub-
aliran.
Pendekatan kognitif
Pendekatan kognitif menekankan bahwa tingkah laku adalah proses mental,
dimana individu (organisme) aktif dalam menangkap, menilai, membandingkan, dan
menanggapi stimulus sebelum melakukan reaksi. Individu menerima stimulus lalu
melakukan proses mental sebelum memberikan reaksi atas stimulus yang datang.xx
Pendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisa dikembangkan oleh Sigmund Freud. Ia meyakini
bahwa kehidupan individu sebagian besar dikuasai oleh alam bawah sadar.
Sehingga tingkah laku banyak didasari oleh hal-hal yang tidak disadari, seperti
keinginan, impuls, atau dorongan. Keinginan atau dorongan yang ditekan akan tetap
hidup dalam alam bawah sadar dan sewaktu-waktu akan menuntut untuk dipuaskan.
Pendekatan fenomenologi
Pendekatan fenomenologi ini lebih memperhatikan pada pengalaman subyektif
individu karena itu tingkah laku sangat dipengaruhi oleh pandangan individu
terhadap diri dan dunianya, konsep tentang dirinya, harga dirinya dan segala hal
yang menyangkut kesadaran atau aktualisasi dirinya. Ini berarti melihat tingkah laku
seseorang selalu dikaitkan dengan fenomena tentang dirinya.
E. Kajian psikologi
Psikologi adalah ilmu yang luas dan ambisius, dilengkapi oleh biologi dan ilmu
saraf pada perbatasannya dengan ilmu alam dan dilengkapi oleh sosiologi dan
anthropologi pada perbatasannya dengan ilmu sosial. Beberapa kajian ilmu psikologi
diantaranya adalah:
1. Psikologi perkembangan
Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari perkembangan manusia dan
faktor-faktor yang membentuk prilaku seseorang sejak lahir sampai lanjut usia.
Psikologi perkembangan berkaitan erat dengan psikologi sosial, karena sebagian
besar perkembangan terjadi dalam konteks adanya interaksi sosial. Dan juga
berkaitan erat dengan psikologi kepribadian, karena perkembangan individu dapat
membentuk kepribadian khas dari individu tersebut
2. Psikologi sosial
Bidang ini mempunyai 3 ruang lingkup, yaitu :
 studi tentang pengaruh sosial terhadap proses individu, misalnya : studi
tentang persepsi, motivasi proses belajar, atribusi (sifat)
 studi tentang proses-proses individual bersama, seperti bahasa, sikap sosial,
perilaku meniru dan lain-lain
 studi tentang interaksi kelompok, misalnya kepemimpinan, komunikasi
hubungan kekuasaan, kerjasama dalam kelompok, dan persaingan.
3. Psikologi kepribadian
Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari tingkah laku manusia dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, psikologi kepribadian berkaitan erat
dengan psikologi perkembangan dan psikologi sosial, karena kepribadian adalah
hasil dari perkembangan individu sejak masih kecil dan bagaimana cara individu itu
sendiri dalam berinteraksi sosial dengan lingkungannya.
4. Psikologi kognitif
Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari kemampuan kognisi, seperti:
Persepsi, proses belajar, kemampuan memori, atensi, kemampuan bahasa dan
emosi.

F. WILAYAH TERAPAN PSIKOLOGI


Wilayah terapan psikologi adalah wilayah-wilayah dimana kajian psikologi dapat
diterapkan. walaupun demikian, belum terbiasanya orang-orang Indonesia dengan
spesialisasi membuat wilayah terapan ini rancu, misalnya, seorang ahli psikologi
pendidikan mungkin saja bekerja pada HRD sebuah perusahaan, atau sebaliknya.
1. Psikologi sekolah
Psikologi sekolah berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak
didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi. Yang
bertujuan untuk membentuk mind set anak
2. Psikologi industri dan organisasi
Psikologi industri memfokuskan pada menggembangan, mengevaluasi dan
memprediksi kinerja suatu pekerjaan yang dikerjakan oleh individu, sedangkan
psikologi organisasi mempelajari bagaimana suatu organisasi memengaruhi dan
berinteraksi dengan anggota-anggotanya

3. Psikologi kerekayasaan
Penerapan psikologi yang berkaitan dengan interaksi antara manusia dan mesin
untuk meminimalisasikan kesalahan manusia ketika berhubungan dengan mesin
(human error)
4. Psikologi klinis
Adalah bidang studi psikologi dan juga penerapan psikologi dalam memahami,
mencegah dan memulihkan keadaan psikologis individu ke ambang normal.
BAB 10
ILMU POLITIK
A. PENGERTIAN, KARAKTERISTIK, DAN RUANG LINGKUP POLITIK

Istilah politik sering dikaitkan dengan bermacam- macam kegiatan dalam


system politik ataupun Negara yang menyangkut prosespenentuan tujuan sampai
dalam melaksanakan tujuan tersebut.
Ilmu politik adalah kajian tentang Negara, tujuan- tujuan Negara, dan
lembaga- lembaga yang akan melaksanakan tujuan- tujuan itu ; hubungan antara
Negara dengan warga negaranya serta dengan Negara lain.
Ruang lingkup disiplin ilmu politik kontemporer sangat luas. Subbidang
utama dari penyelidikan ilmu politik meliputi : pemikiran politik, teori politik,
lembaga- lembaga politik, sejarah politik, politik perbandingan, ekonomi politik,
administrasi public, teori- teori kenegaraan, hubungan internasional.

1. Pemikiran Politik
Subbidang ini merupakan akumulasi bangunan teks dan tulisanpara filsuf
besar yang membingkai pendidikan intelektual. Bagi mereka, tugas pemikiran
politik adalah untuk menemukan makna dan yang asli dari wacana klasik.

2. Teori Politik
Para ahli teori politik biasanya memiliki gaya sendiri- sendiri, kendati
memiliki cirri umum yang bersifat normative dalan orientasi teori politiknya yang
telah lama berevolusi.

3. Lembaga- Lembaga Politik


Merupakan kajian terhadap lembaga- lembaga politik, khususnya
peranan konstitusi, eksekutif, birokrasi, yudikatif, partai politik, dan system
pemilihan.
Banyak para ahli kontemporer yang menghabiskan waktunya untuk
memonitor, mengepaluasi, dan menghipotesiskan tentang asal usul,
perkembangan, dan konsekuensi lembaga politik, seperti aturan pluralitas system
pemilihan atau organisasi- organisasi pemerintahan yang semu.
4. Sejarah Politik
Banyak para ilmuan politik yang menjelaskan tentang sejarah politik
walaupun sering bias terhadap sejarah kontemporer.
Secara garis besar politik cenderung terbagi dua kubu :
a. Hight politics
b. Low politics

5. Politik Perbandingan
Merupakan asumsi dari para ilmuan politik bahwa focus perbandingan
memberikan satu- satunya cara untuk menjadi ilmu social murni.

6. Ekonomi Politik
Subidang ini bertolak dari suatu pemikiran bahwa teori perilaku politik
sebagaimana teori perilaku ekonomi, harus bermula dari premis sederhana
tentang manusia yang suka membangun prediksi dari perilaku mereka.di sinilah
letak hubungan ilmu politik dan ekonomi, dimana manusia tidak pernah puas
menggapai kepentingan diri yang rakus tersebut.

7. Administrasi Publik dan Kebijakan Umum


Keduanya merupakan cabang empiris dan normative dari ilmu politik
yang tumpang- tindih dengan hukum dan ekonomi.

8. Teori Kenegaraan
Teori ini sering diduga merupakan teori politik yang paling padu dalam
memerikan perhatian bagi teori politik kontemporer, pemikiran politik, administrasi
politik, dan hubungan internasional.

9. Hubungan Internasional
Hubungan antarnegara merupakan hubungan internasional, jelas istilah
tersebut sangat menyesatkan bagi subdisiplin ilmu politik yang mempokuskan
pada hubungan lintas Negara dan internegara dalam diplomasi, transaksi
ekonomi, serta perang maupun damai.
Beberapa bidang kajian bidang kajian ilmu politik secara tematis yang
berkembang dewasa ini demikian luas dan banyak ragam seperti psikologi politik,
pluralisme politik, budaya politik, ekonomi politik, antropologi politik, politik etnik,
rekruitmen politik, partai politik, perwakilan politik, dan birokrasi politik.
B. PENDEKATAN, METODE, TEKNIK, DAN ILMU BANTU POLITIK

1. Pendekatan
a. pendekatan kuantitatif
b. pendekatan kualitatif
2. Metode
a. metode deskriftif
b. metode analisis
c. metode evaluatif
d. metode klasifikasi
e. metode perbandingan
3. Teknik
Teknik yang banyak digunakan dalam ilmu politik sebenarnya banyak
ragamnya seperti field work, infestigation, questionare, sampling, interview,
opinionnaire, participant observer, schedule, direct observation,case study, dan
action research.
4. Ilmu Bantu
a. Sejarah
b. Filsafat
c. Antropologi
d. Sosiologi
e. Psikologi Sosial
f. Ilmu Ekonomi
g. Ilmu Hukum
h. Ilmu Geografi

C. TUJUAN DAN FUNGSI ILMU POLITIK


Secara umum terdapat tiga makna tujuan mempelajari ilmu politik
1. Perpektif Intelektual
2. Perspektip Politik
3. Perspektip Ilmu Politik

D. SEJARAH PERKEMBANGAN POLITIK


Ilmu politik lahir sejak abad ke- 19. Apabila ilmu politik merupakan disiplin
ilmu yang bercorak Amerika maka cikal bakalnya adalah eropa klasik.
Singkatnya, dalam paradigma politik waktu itu yang terpenting adalah
bagaimana untuk mencari suatu keselarasan atau keseimbangan antara
penguasa dan yang dikuasai.
E. HUBUNGAN POLITIK DENGAN ILMU- ILMU SOSIAL LAINNYA
1. Hubungan Sosiologi dengan Politik
2. Hubungan Antropologi dengan Politik
3. Hubungan sejarah dengan Politik
4. Hubungan Geografi dengan Ilmu Politik
5. Hubungan Ekonomi dengan Politik
6. Hubungan Psikologi dengan Politik

F. MAZHAB- MAZHAB POLITIK


Dalam pengelompokan mazhab- mazhab ilmu politik terbagi menjadi 5
mazhab, yakni mazhab institusionalisme, behaviorisme, plurarisme,
strukturalisme, dan developmentalisme.

G. KONSEP- KONSEP POLITIK


Adapun konsep- konsep yang dimaksud seperti, kekuasaan, kedaulatan
kontrak social, Negara, pemerintah, legitimasi, oposisi, system politik, demokrasi,
pemilihan umum, partai politik, desentralisasi, persamaan, demonstrasi, HAM dan
voting.

H. GENERALISASI- GENERALISASI POLITIK


Generalisasi itu merupakan pernyataan hubungan dua konsep atau lebih.
Dari pernyataan tersebut maka generalisasi- generalisasi dalam ilmu politik yang
sering dikembangkan di tingkat pendidikan menengah berkaitan dengan konsep
yang telah dibahas sebelumnya,

I. TEORI- TEORI ILMU POLITIK


1. Teori Politik Empiris
2. Teori Politik Formal
3. Teori Politik Normatif

Вам также может понравиться