Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
OLEH
Sejumlah besar senyawa biokimia, dan utamanya protein, menjadi labil karena panas.
Senyawa tersebut secara kimiawi berubah karena terdedah (terpapar) dengan temperatur 40-
41oC atau lebih. Perubahan tersebut pada giliran berikutnya akan mempengaruhi peran
senyawa tersebut dalam proses fisiologi yang berlangsung dalam tubuh. Misalnya, peningkatan
temperatur akan menyebabkan perubahan kimiawi (denaturasi) protein yang merupakan enzim
sehingga enzim tersebut menjadi tidak aktif. Selanjutnya, reaksi kimia yang dikatalisis oleh
enzim tersebut tidak bisa berlangsung dengan sepatutnya.
Sebaliknya, karena terdedah dengan temperatur lingkungan yang sangat dingin, pembentukan
kristal es dalam jaringan secara umum dapat merusak membrana sel dan hal ini pada giliran
berikutnya dapat menyebabkan kematian. Dengan demikian, walaupun binatang mampu tetap
hidup pada kisaran temperatur tubuh sampai 40oC, mereka akan memperoleh keuntungan
kimiawi bila dapat mempertahankan temperatur tubuhnya dekat dengan batas tertinggi dari
kisaran temperatur yang dapat ditolerirnya karena proses biokimianya berlangsung dengan
sempurna pada temperatur tersebut.
Temperatur dari sebagian besar badan air berada dalam kisaran yang dapat diterima oleh
makhluk hidup. Akan tetapi, temperatur udara sangat berfluktuasi atau berada dalam kisaran
yang sangat lebar. Karena itu, upaya mempertahankan temperatur tubuh agar berada dalam
kisaran normal (termoregulasi) jauh lebih penting artinya pada organisme yang hidup di darat
ketimbang organisme air.
Binatang dapat kehilangan panas tubuhnya melalui: Konduksi, KonveksiI, Radiasi, atau
Evaporasi (penguapan air), Uraian secara rinci dari masing-masing cara hilangnya panas tubuh
tersebut akan diberikan pada kesempatan berikut:
Konduksi yaitu perubahan panas tubuh hewan karena kontak dengan suhu benda.
Konveksi yaitu transfer panas akibat adanya gerakan udara atau cairan melalui
permukaan tubuh.
Radiasi yaitu emisi dari energi elegtromagnet, radiasi dapat mentransfer panas antar
obyek yang tidak kontak langsung, sebagai contoh radiasi dari sinar matahari.
Evaporasi yaitu proses kehilngan panas dari permukaan cairan yang ditransformasikan
dalam bentuk gas.
Kehilangan panas yang terpenting pada lingkungan air adalah melalui konduksi.
Akan tetapi, pada lingkungan udara, konduksi tidak penting artinya karena udara
merupakan konduktor atau penghantar panas yang jelek. Bahkan, udara sebenarnya
merupakan insulator atau pelindung panas yang baik. Kehilangan panas melalui
konveksi, radiasi, dan evaporasi penting artinya pada lingkungan udara.
Penggolongan Binatang
Istilah lain yang digunakan untuk menjelaskan hubungan temperatur lingkungan dengan
temperatur tubuh vertebrata. Istilah yang digunakan adalah:
Kondisi alami tidak sama dengan kondisi percobaan. Pada kondisi alami,
makhluk hidup terdedah dengan berbagai variabel lingkungan, tidak hanya dengan
temperatur saja. Dalam artinya yang paling luas, lingkungan dapat digolongkan ke
dalam 2 komponen utama yaitu:
1. Faktor lingkungan abiotik, yaitu semua faktor fisik dan kimiawi dari lingkungan. Faktor
abiotik atau fisik lingkungan yang penting artinya bagi kehidupan dan produktivitas
hewan meliputi temperatur udara, kelembaban, radiasi matahari, dan angina.
2. Faktor lingkungan biotik, yaitu semua interaksi antarentitas biologi seperti makanan,
air, pemangsaan, penyakit, dan interaksi social serta seksual.
Aktivitas ikan yang meningkat menghasilkan panas yang lebih banyak. Akan
tetapi, karena ikan memerlukan banyak ventilasi lewat insang, laju kehilangan
panasnya juga meningkat. Temperatur tubuh sebagian besar ikan sekitar pada
umumnya 1oC lebih tinggi daripada temperatur air. Pada sejumlah ikan aktif yang
ukurannya lebih besar, misalnya ikan marlin, beda temperatur tersebut bisa mencapai
5-6oC.
Regulasi merupakan suatu proses untuk mencapai keadaan yang stabil. Regulasi
dilakukan dalam banyak bentuk, misalnya regulasi untuk mempertahankan cairan
tubuh, osmolaritas tubuh, keasaman, suhu, kadar lemak, gula dan protein darah,dsb.
Pada tubuh manusia, regulasi diperankan oleh antara lain adalah syaraf dan
hormone.karena kedua komponen merupakan pengendali utama dalam proses regulasi
dalam tubuh. Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan
ekskresi adalah elemen-elemen dari homeostasis. Pada topik yang dibahas yaitu
mengenai termoregulasi (pengaturan suhu tubuh) beruang kutub.
Dalam pengaturan suhu tubuh, hewan /manusia harus mengatur panas yang
diterima atau yang hilang ke lingkungan. Mahluk butuh suhu lingkungan yang cocok,
agar metabolisme dalam tubuh berjalan normal. Jika suhu lingkungan terlalu rendah ia
harus mengeluarkan energi lebih besar daripada biasanya berupa panas . Enzim bekerja
dalam suhu optimum. Kalau suhu rendah enzim tak bisa bekerja, berarti metabolisme
terhalang.
1.1 poikiloter.
Poikiloterm suhu tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu tubuh bagian dalam
lebih tinggi dibandingkan dengan suhu tubuh luar. Hewan seperti ini juga disebut
hewan berdarah dingin.
1.2 homoiterm
Homoiterm sering disebut hewan berdarah panas. Pada hewan homoiterm suhunya
lebih stabil, hal ini dikarenakan adanya reseptor dalam otaknya sehingga dapat
mengatur suhu tubuh. Hewan homoiterm dapat melakukan aktifitas pada suhu
lingkungan yang berbeda akibat dari kemampuan mengatur suhu tubuh. Hewan
homoiterm mempunyai variasi temperatur normal yang dipengaruhi oleh faktor
umur, faktor kelamin, faktor lingkungan, faktor panjang waktu siang dan malam,
faktor makanan yang dikonsumsi dan faktor jenuh pencernaan air.
Hewan berdarah panas adalah hewan yang dapat menjaga suhu tubuhnya, pada
suhu-suhu tertentu yang konstan biasanya lebih tinggi dibandingkan lingkungan
sekitarnya. Sebagian panas hilang melalui proses radiasi, berkeringat yang
menyejukkan badan. Melalui evaporasi berfungsi menjaga suhu tubuh agar tetap
konstan. Contoh hewan berdarah panas adalah bangsa burung dan mamalia.
Hewan yang berdarah dingin adalah hewan yang suhu tubuhnya kira-kira sama
dengan suhu lingkungan sekitarnya. Suhu tubuh tergantung pada neraca
keseimbangan antara panas yang diproduksi atau diabsorbsi dengan panas yang
hilang.
2. Panas yang hilang dapat berlangsung secara radiasi, konveksi, konduksi
dan evaporasi.
2.1 Radiasi adalah transfer energi secara elektromagnetik, tidak memerlukan
medium untuk merambat dengan kecepatan cahaya.
2.2 Konduksi merupakan transfer panas secara langsung antara dua materi
padat yang berhubungan lansung tanpa ada transfer panas molekul. Panas menjalar
dari yang suhunya tinggi kebagian yang memiliki suhu yang lebih rendah.
2.3 Konveksi adalah suatu perambatan panas melalui aliran cairan atau gas.
Besarnya konveksi tergantung pada luas kontak dan perbedaan suhu.
2.4 Evaporasi merupakan konveksi dari zat cair menjadi uap air, besarnya laju
konveksi kehilangan panas karena evaporasi .
3. Adaptasi yang berhubungan dengan pengaturan suhu tubuh hewan
Hewan mempunyai kemampuan adaptasi terhadap perubahan
suhu lingkungan. Sebagai contoh, pada suhu dingin, mamalia dan
burung akan meningkatkan laju metabolisme dengan perubahan
hormon-hormon yang terlibat di dalamnya, sehingga meningkatkan
produksi panas. Pada ektoterm (misal pada lebah madu), adaptasi
terhadap suhu dingin dengan cara berkelompok dalam sarangnya. Hasil
metabolisme lebah secara kelompok mampu menghasilkan panas di
dalam sarangnya.
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian pada organ tubuh yang
disesuaikan dengan kebutuhan organisme hidup. Misalnya seperti gigi
singa, harimau, citah, macan, dan sebagainya yang runcing dan tajam
untuk makan daging. Sedangkan pada gigi sapi, kambing, kerbau, biri-
biri, domba dan lain sebagainya tidak runcing dan tajam karena giginya
lebih banyak dipakai untuk memotong rumput atau daun dan
mengunyah makanan.
Ular
Secara tingkah laku ular melakukan adaptasi pada lingkungan panas dengan
bersembunyi dibawah tanah atau dalam liangnya. Pada beberapa ular gurun adaptasi pada
lingkungan panas dilakukan dengan berjalan karah menyamping bersudut sekitar 45o.
Frekuensi dan Intensitas Radiasi:
Tergantung pada suhu benda yang mengeluarkan radiasi. Semakin tinggi suhu benda yang
mengeluarkan radiasi, semakin tinggi pula intensitas radiasinya
tubuh hewan (kulit, rambut, dan bulu) menyerap panas radiasi dengan baik
berjemur pada hewan (khususnya poikiloterm) untuk menaikkan atau memperoleh panas
tubuh
Suhu tubuh hewan, endoterm dan ektoterrn tergantung pada jumlah panas(kalori) per unit
masa jaringan. Jaringan terdiri terutama atas air, sehingga kapasitas panas jaringan antara 0o –
40o C kira-kira 1,0 kalori per o C per gram. Berarti makin luas hewan makin besar panas tubuh
menentukan suhu hewan. Kecepatan perubahan panas tubuh tergantung pada:
1. Kecepatan produksi panas melalui aktivitas metabolic
2. Kecepatan penambahan panas
3. Kecepatan kehilangan panas kelingkungan
Jadi panas tubuh dan selanjutnya suhu tubuh seekor hewan dapat diregulasi dengan
mengubah kecepatan produksi panas dan perpindahan panas (transfer panas).
Produksi panas. Pada hewan ada mekanisme yang mempengaruhi kecepatan panas
tubuh guna menstabilkan suhu tubuhnya (termoregulasi), diantaranya:
1. Mekanisme tingkah laku
2. Mekanisme otonomik, seperti mempercepat metabolisme simpanan energi.
3. Mekanisme adaptif atau aklimatisasi, yang lebih lamban dibandingkan mekanisme yang lain.
Yaitu memproduksi penambahan panas pada metabloisme basal.
Hewan homeoterm memiliki bulu, rambut atau lapisan lemak untuk mengurangi
konduktansi permukaan tubuhnya. Insulasi seperti ini menimbulkan perbedaan suhu antara
pusat tubuh dengan lingkungan hewan yang berjarak beberapa milimeter atayu sentimeter,
sehingga perbedaan temperatur kurang besar, jadi kecepatan aliran panas dikurangi. Sifat yang
penting dari rambut dan bulu adalah menyerap dan menahan panas, sehingga memiliki
konduktivitas panas yang rendah, jadi tidak merambatkan panas.