PENGGUNAAN HORMON

STEROID PADA
ENDOMETRIOSIS

Prof.Dr.dr.Nusratuddin
Abdullah, Sp.OG(K) , MARS
 ENDOMETRIOSIS
ENDOMETRIOSIS
1 ESTROGEN DEPENDENT

2 PROGESTERONE RESISTANT

3 ANGIOGENIC

4 INFLAMATORY
 ENDOMETRIOSIS

JARANG TERJADI SEBELUM MENARS (BISA TERJADI

PADA SAAT TELARS)
PAPARAN E2 YANG LAMA EARLY MENARCHE
NULLIPARITY (MORE MENSES)
XENOESTROGEN EXPOSURE (MESSMER, 2004)
MODEL HEWAN COBA
TROPHIC EFFECTS OF E2 IN MICE IMPLANTS
(OSTEEN, 2007)
ENDOMETRIOSIS & PROGESTERONE

• LESI RESISTEN PROGESTERON

• PROGESTINS PREPARAT YANG BIASA
DIGUNAKAN(COUNTER-INTUITIVE)
 MEMPUNYAI EFEK ANTI-ANGIOGENIC
 IMMUNOMODULATORY
 ANTI-INFLAMMATORY
 MELAWAN EFEK E2
BUKTI RESISTENSI PROGESTERON
 BUKTI INFLAMASI PADA ENDOMETRIOSIS

TINGGINYA KADAR SITOKIN PROINFLAMASI

A
PADA CAIRAN PERITONEUM PEREMPUAN
ENDOMETRIOSIS (IL-8, IL-1, TNF-)

D
CAIRAN PERITONEUM AKTIVASI MAKROFAG
MENSEKRESI SITOKIN PROINFLAMASI
B
CAIRAN PERITONEUM AKTIVASI MAKROFAG
UNTUK TIDAK MENFAGOSISTOSIS SEL
ENDOMETRIAL
C TINGGINYA KADAR TNF- DAN IL-8 DI
SIRKULASI
 GEJALA ENDOMETRIOSIS
DYSMENORRHEA GEJALA 1* PERCENTASE*
KELUHAN YANG PALING SERING DITEMUKAN
DYSMENORRHEA BERAT : CURIGA ENDOMETRIOSIS2 DYSMENORRHOEA 78.7
NYERI PELVIS 69.4
DYSPAREUNIA
DYSPAREUNIA 44.9
SERING DITEMUKAN PADA ENDOMETRIOSIS BOWEL UPSET 36.4
PERITONEUM (88%) DAN REKTOVAGINAL (100%)3
BOWEL PAIN 29.0
NYERI PELVIK KRONIK INFERTILITAS 26.2
TIDAK ADA HUBUNGAN ANTARA NYERI PADA OVARIAN MASS/TUMOUR 19.5
ENDOMETRIOSIS DENGAN KEPARAHAN ENDOMETRIOSIS1
DYSURIA 9.9
1.Sinaii N et al. Fertil Steril 2008; 89(3): 538–545. KELUHAN TRAKTUS 6.2
2.Mahmood TA and Templeton A. Hum Reprod 1991; 6(4): 544–549.
3.Gruppo Italiano per lo Studio dell’Endometriosi. Hum Reprod 2001; 16(12): 2668– URINARIUS LAIN
2671.
 ENDOMETRIOSIS & INFERTILITAS
30-40% PEREMPUAN DENGAN 25-40% PEREMPUAN DENGAN
ENDOMETRIOSIS MENGALAMI INFERTILITAS MENGALAMI
SUBFERTILITAS/ INFERTILITAS ENDOMETRIOSIS

A CAUSAL RELATIONSHIP HAS NOT BEEN

FULLY ESTABLISHED
HPO axis
E
2

ER PRb PRa

E2 COX
17BHSD
E1 E2
aromatase
A PG aromatase
Steroido
genesis A

HPA axis SURVIVE NOT SURVIVE

Cell proliferation Reduces cell proliferation
Anti-apoptosis Proapoptotic
Neovascularization Antiangiogenesis
Inflammation AntiInflammatory
 ESTROGEN
CONSERVATIVE

HORMONAL
TREATMENT SURGICAL
NON-HORMONAL TREATMENT
TREATMENT

INFLAMMATION

PAIN SUBFERTILE
 PENANGANAN ENDOMETRIOSIS

Long-term
medical treatment
Surgery or
second-line
COCs or medications
progestins

COC, combined oral contraceptive.

SOGC Clinical Practice Guideline. J Obstet Gynecol Can 2010; 244: S1–S32.

11
 PENANGANAN ENDOMETRIOSIS
HPO
E
axis
2

ER PRb PRa

E2 COX
17BHSD
E1 E2
aromatase
A PG aromatase
Steroido
genesis A

HPA axis

Combined Oral
Contraceptives (COC)
 PENANGANAN ENDOMETRIOSIS
HPO axis
E
2

ER PRb PRa

E2 COX
17BHSD
E1 E2
aromatase
A PG aromatase
Steroido
genesis A

HPA axis

Progestins
AKTIVITAS BIOLOGIS PROGESTERON & PROGESTIN
 REKOMENDASI PROGESTIN SEBAGAI TERAPI
“CLINICIANS ARE RECOMMENDED TO USE
PROGESTAGENS … AS ONE OF THE OPTIONS,
TO REDUCE ENDOMETRIOSIS-ASSOCIATED
PAIN”1
“PROGESTINS WITH A PROVEN EFFECT IN RCTS
AND WITH A SPECIFIC INDICATION FOR THE
TREATMENT OF ENDOMETRIOSIS … CAN ALSO
BE CONSIDERED AS FIRST-LINE TREATMENTS”2

ESHRE WES
GUIDELINE CONSENSUS
2013 2013
1.ESHRE 2013 guidelines; Accessed at:
http://www.eshre.eu/Guidelines-and- 2. Johnson NP et al. Hum Reprod 2013; 28(6): 1552–1568.
Legal/Guidelines/Endometriosis-guideline.aspx

Progesteron generasi baru DIENOGEST

perlu dipertimbangkan sebagai terapi
lini pertama pada endometriosis2
 THE VIEWS OF WOMEN WITH ENDOMETRIOSIS
WERE ALSO REPRESENTED

• ADVOCATES EARLY, PROACTIVE MANAGEMENT OF

PELVIC PAIN
• SUPPORTS THE USE OF BOTH EMPIRICAL AND
ADJUVANT MEDICAL THERAPY

POSITIONS VISANNE® (DIENOGEST 2MG) AS FIRST-LINE MEDICAL

TREATMENT FOR ENDOMETRIOSIS AS WELL AS AN ADJUNCT TO
Johnson NP et al. Hum Reprod 2013;
28(6): 1552–1568. SURGERY
 DIENOGEST
EFEK TRANSFORMASI ANTI
ENDOMETRIUM YANG ANDROGENIK
KUAT

KETERSEDIAAN HAYATI
SEDIAAN ORAL > 90%
WAKTU PARUH ±
10 JAM
 DIENOGEST

19 NOR-TESTOTERON PROGESTERONE

• TRANSFORMASI • ANTI ANDROGENIK

ENDOMETRIUM YANG • PENERIMAAN YANG BAIK
KUAT • MENEKAN GONADOTROPIN
• WAKTU PARUH 9-11 JAM DALAM KEKUATAN SEDANG
• KETERSEDIAAN HAYATI • AKTIVITAS TERUTAMA DI
OBAT ORAL > 90% PERIFER
• MEMPERTAHANKAN KADAR
ESTRADIOL TERAPEUTIK
 DIENOGEST
SPESIFIK BERIKATAN
PADA RESEPTOR
PROGESTERON ( 10%
ANTI
LEBIH LEMAH
ANDROGENIK
DIBANDING
(1/3
PROGESTERONE)
CYPROTERONE
ASETAT)

TRANSFORMASI
TIDAK ADA EFEK ENDOMETRIUM &
MINERALOKORTIKOID MENGHAMBAT
& GLUKOKORTIKOID OVULASI
 DIENOGEST & ENDOMETRIOSIS
• MENEKAN GONADOTROPIN SEHINGGA
MENEKAN PRODUKSI ESTRADIOL
• MENYEBABKAN APOPTOSIS SEL
GRANULOSA PADA HEWAN
• DESIDUALISASI ENDOMETRIUM DAN
ENDOMETRIOSIS PAIN
ATROFI ENDOMETRIUM
• MENEKAN AKTIVITAS MMP DI
ENDOMETRIUM SEHINGGA MENEKAN
ANGIOGENESIS
• MEMILIKI SIFAT ANTINFLAMASI
TAKE HOME MESSAGE
SETIAP PROGESTIN MEMILIKI STRUKTUR KIMIA,
METABOLISME, FARMAKOKONETIK DAN POTENSI
YANG BERBEDA

JENIS DAN DOSIS PROGESTIN YANG

SAMA DAPAT MEMILIKI PENGARUH
YANG BERBEDA PADA PASIEN YANG
BERBEDA

PERBEDAAN FARMAKOKINETIK &

FARMAKODINAMIK MENJADI DASAR
PEMILIHAN PROGESTIN DALAM PRAKTEK

DIENOGEST MERUPAKAN PROGESTIN YANG

MEMILIKI SIFAT ANTI INFLAMASI & ANTI
ANDROGEN
TERIMA KASIH