Вы находитесь на странице: 1из 22

1

a. Skenario

SKENARIO 4

Luka Terbuka Pada Tungkai

Seorang pasien laki – laki berumur 29 tahun datang ke IGD diantar supir
taxi dengan keluhan luka pada tungkai kiri karena kecelakaan motor. Tungkai
susah digerakkan dan terasa nyeri. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter,
tampak luka terbuka mengenai pembuluh darah, otot dan fraktur pada 1/3 distal
os. Tibia, tetapi fungsi saraf masih baik.

b. Klarifikasi Masalah

STEP 1

1. Fraktur : Keadaan patah tulang atau terputusnya kontinuitas tulang


2. Pembuluh darah : Bagian sirkulasi yang berupa jaringan elastik yang
menyangkut darah ke seluruh tubuh
3. Otot : Jaringan tubuh dalam manusia yang berfungsi sebagai
alat gerak aktif
4. Tungkai : Bagian ekstremitas bawah yang memanjang dari pelvis
ke telapak kaki
5. Distal : Terletak jauh dari asalnya
6. Tibia : Tulang kering kerangka bagian bawah yang terletak di
medial dari fibula

c. Rumusan Daftar Masalah

STEP 2

1. Regio apa saja yang ada di ekstremitas inferior?


2. Tulang apa saja yang membentuk ekstremitas inferior?
3. Sendi apa saja yang ada pada ekstremitas inferior?
4. Otot apa saja yang ada pada ekstremitas inferior?
5. Pembuluh darah apa saja yang ada pada ekstremitas inferior?
2

6. Persyarafan apa saja yang ada pada ekstremitas inferior?


7. Pergerakan apa saja yang ada pada ekstremitas inferior?
8. Bagaimana struktur mikroskopis ekstremitas inferior?
9. Apa saja macam – macam fraktur?
10. Apa saja jenis – jenis luka?

d. Analisis Masalah

STEP 3

1. Regio yang ada pada ekstremitas inferior :


a) Femoralis anterior / posterior
b) Cruris anterior / posterior
c) Trigonum femoris
d) Planta
e) Dorsum pedis
f) Surae
g) Genus posterior / anterior
h) Glutealis
2. Tulang – tulang yang membentuk ekstremitas inferior :
a) Pelvis
b) Femur
c) Fibula
d) Tarsal
e) Metacarpal
f) Digitorum
g) Os. Pedis
h) Tibia
i) Sacrum
j) Patella
k) Coxae
3. Articulatio yang ada pada ekstremitas inferior :
a) Articulatio genus
3

b) Articulatio coxae
c) Articulatio tibio fibularis proximalis
d) Articulatio tibio fibularis distalis
e) Articulatio talo cruralis
f) Articulatio tarso metacarsalis
4. Musculus yang ada pada ekstremitas inferior :
a. M. Iliopsoas ( meliputi M. Iliacus dan M. Psoas major)
1) M. Iliacus
2) M. Psoas major
b. M. Tensor fasciae latae
c. M. Sartorius
d. M. Pectineus
e. M. Adductor longus
f. M. Gracilis
g. M. Fibularis (proneus) longus
h. M. Fibularis anterior
i. M. Ekstensor digitorum longus
j. M. Gastrocnemius caput mediale
k. M. Soteus
l. M. Ekstensor hallucis longus
m. M. Quadriceps femoris
1) M. Vastus lateralis
2) M. Rectus femoralis
3) M. Vastus medialis
n. M. Plantaris
o. M. Fibularis brevis
p. M. Popliteus
q. M. Biceps femoris
r. M. Semi tendinosus
s. M. Piciformis
5. Pembuluh darah yang ada pada ekstremitas inferior :
4

a) Arteri iliaca eksterna


b) Arteri dorsalis pedis
c) Arteri femoralis
d) Arteri poplitea
e) Arteri tibialis anterior / posterior
f) Arcus plantaris
g) Vena superficialis
h) Vena profunda
6. Persyarafan yang ada pada ekstremitas inferior :
a) N. Tibialis
b) N. Plantaris medialis
c) N. Obturatorius
d) N. Femoralis
e) N. Sacralis
f) N. Gluteus
g) N. Fibularis

Keterangan :

1) Flexus lumbo sacralis dari T12 sampai sacrum 5


2) Percabangan besar flexus lumbalis T12 sampai lumbalis 4
3) Flexus sacralis dan flexus coccygeus
7. Pergerakan yang ada pada ekstremitas inferior :
a) Ekstensi
b) Flexi
c) Pronasi
d) Supinasi
e) Adduksi
f) Abduksi
g) Inversi
h) Eversi
5

8. Struktur mikroskopis ekstremitas inferior contohnya pada tulang rawan


yang terdiri dari :
a) Tulang keras yang terdiri dari lamela interseluler, osteon, lamela
circum forensial (eksterna dan interna).
b) Canalis havers
c) Canalis volkman
d) Epitel skuamosa berlapis dan berkeratin (bagian kulit berkeratin tipis
dan bagian kaki berkeratin tebal).
e) Krotinosit yang berfungsi untuk pembentuk keratin
f) Skuamusa yang berfungsi untuk membentuk pewarnaan pada kulit
9. Macam – macam fraktur :
a) Fraktur terbuka
b) Fraktur tertutup
c) Fraktur komplit
d) Fraktur tidak komplit
e) Fraktur massonevve
f) Fraktur pars interarticularis
g) Fraktur stress
10. Jenis – jenis luka :
a) Luka berdasarkan kontaminasi
b) Luka berdasarkan kedalaman dan jenisnya

e. Sistematika Masalah

STEP 4

1. Regio yang ada pada ekstremitas inferior :


a. Femoralis anterior / posterior
b. Cruris anterior / posterior
c. Trigonum femoris
d. Planta
e. Dorsum pedis
f. Surae
6

g. Genus posterior / anterior


h. Glutealis
2. Tulang tibia dibagi tiga bagian, yaitu :
1) Dorsal
2) Ventral (Fascies articulatio superior, area intercondylaris anterior,
margo anterior/medialis, fascies lateralis/medialis, margo interosseus
carpus tibiae, incissura fibularis, fascies articulatio anterior/malledi
medialis.
3) Lateral (leminanta intercondylaris, fascies articulatio cularis fibularis,
forramennutracium fascies lateralis/posterior, margo anterior atau
introsseus, incissura fibularis) .

Lalu ada Os. Nadiclare, os. Cuboid, dan os. Cuneformelatera.

3. Articulatio yang ada di ekstremitas inferior :


a. Articulatio genus
b. Articulatio coxae
c. Articulatio tibio fibularis proximalis
d. Articulatio tibio fibularis distalis
e. Articulatio talo cruralis
f. Articulatio tarso metacarsalis
4. Musculus yang ada pada ekstremitas inferior :
a. M. Iliopsoas ( meliputi M. Iliacus dan M. Psoas major)
1) M. Iliacus
2) M. Psoas major
b. M. Tensor fasciae latae
c. M. Sartorius
d. M. Pectineus
e. M. Adductor longus
f. M. Gracilis
g. M. Fibularis (proneus) longus
h. M. Fibularis anterior
7

i. M. Ekstensor digitorum longus


j. M. Gastrocnemius caput mediale
k. M. Soteus
l. M. Ekstensor hallucis longus
m. M. Quadriceps femoris
1) M. Vastus lateralis
2) M. Rectus femoralis
3) M. Vastus medialis
n. M. Plantaris
o. M. Fibularis brevis
p. M. Popliteus
q. M. Biceps femoris
r. M. Semi tendinosus
s. M. Piciformis
5. Cabang arteri iliaca externa :
1) A. Epigastrica inferior
2) A. Circumflexa ilium profunda

Cabang femoralis :

1) A. Epigastrica superfisialis
2) A. Circumflexa ilium superfisialis
3) A. Profunda femoris
4) A. Descendes genus

Cabang poplitea :

1) A. Superior medialis genus


2) A. Superior lateralis genus
3) A. Medialis genus
4) Artenae suralis
5) A. Inferior medialis genus
6) A. Inferior lateralis genus
8

Cabang tibialis anterior :

1) A. Reccurens tibialis posterior


2) A. Reccurens tibialis anterior
3) A. Malleolaris anterior medialis
4) A. Malleolaris anterior lateralis
5) A. Dorsalis pedis

Cabang tibialis posterior :

1) A. Fibularis
2) Rami malleolus medialis
3) Rami calcanei
4) A. Plantaris medialis
5) A. Plantaris lateralis

Vena superfisialis :

1) V. Saphena magna
2) V. Saphena parva

Vena commitantes :

1) V. Poplitea
2) V. Femoralis
3) V. Fibularis
4) V. Dorsal pedis
6. a. Plexus lumbalis
1) N. Subcotalis
2) N. Liliohypegas
3) N. Genito femoralis
4) N. Cutaneus femoralis lateralis
5) N. Femoralis
b. Plexus sacralis
1) N. Obturatorius
9

2) N. Gluteus superior
3) N. Gluteus inferior
4) N. Tibialis
5) N. Ischiadeus
c. Plexus coccygeus
1) N. Redendus
2) N. Cocygeus
3) N. Anococygeus
7. Gerakan yang ada pada ekstremitas superior
a) Adduksi : gerakan mendekati badan
b) Abduksi : gerakan menjauhi badan
c) Inversi : tindakan memiringkan telapak kaki ke medial tubuh
d) Eversi : tindakan memiringkan telapak kaki ke lateral tubuh
8. Dijadikan sasaran belajar
9. Jenis – jenis fraktur :
a) Fraktur stress : disebabkan oleh trauma terus menerus
b) Fraktur maisonnerve : fraktur proximal tibula di area caput dan
collumnya
c) Fraktur weber : fraktur diujung distal fibula
d) Fraktur odontoid : menimbulkan risiko penekanan madulla
spinalis bag servival dan paling sering
terjadi karena kecelakaan lalu lintas.
Fraktur ini bisa disebut juga fraktur pars
interarticularis.
e) Fraktur tertutup : fraktur yang fragma tulangnya tidak
menembus kulit
f) Fraktur terbuka : fraktur yang mempunyai hubungan dengan
dunia luar melalui luka pada kulit dan
jaringan lunak
g) Fraktur komplit : garis fraktur melibatkan seluruh seluruh
potongan menyilang dari tulang
10

h) Fraktur tak komplit : fraktur yang hanya melibatkan sebagian


potongan menyilang tulang satu sisi patah
yang lain biasanya hanya bengkak
10. Luka berdasarkan kontaminasi :
a) Clean wounds
b) Clean contamined wounds
c) Centamined wounds
d) Dirty of infected wounds

Luka berdasarkan kedalaman lukanya :

a) Stadium I : luka superfisial


b) Stadium II : luka “partial thickness”
c) Stadium III : luka “full thickness”
d) Stadium IV : luka “full thickness” yang telah mencapai lapisan
akut

Mind Map :

Ekstremitas Inferior

Tulang Persyarafan Peredaran darah Otot

Makroskopis Makroskopis
Vena Arteri
Mikroskopis Mikroskopis
11

f. Sasaran Belajar

STEP 5

1. Menjelaskan struktur mikroskopis epitel, tulang dan otot.


2. Macam – macam sel penyusun epitel.
3. Fungsi melanin dan keratin pada lapisan epitel.
4. Macam – macam mukopolisakarida, serat kolagen elastik dan glikoprotein
yang terdapat pada jaringan ikat.
5. Struktur otot perlapisan sampai aktin dan miosin.
6. Struktur tulang gambaran sistem havers dan penyusunnya.

g. Belajar Mandiri

STEP 6

Belajar Mandiri

h. Penjelasan

STEP 7

1. Susunan mikroskopis epitel


a. Lamina basal dan membran basal
Struktur ini hanya terlihat dengan mikroskop elektron. Lapisan padat tebal
20-100 nanometer. Yang terdiri atas jaringan serabut yang sangat halus, yaitu
lapisan padat (danse layer) atau lamina densa. Lamina basal dapat memiliki
lapisan elektron lusen pada satu atau kedua sisi lamina densa, yang disebut
lapisan jernih (clear layer) atau lamina lucida.
b. Adhesi antarsel dan taut lain
- Sekat untuk mencegah aliran material antarsel (taut kedap)
- Tempat ahdesi (taut adhesif atau penambat)
- Kanal untuk komunikasi atar sel yang berdekatan (taut celah)
(Eroschenko, 2016)
Susunan makroskopis tulang
12

- Tulang merupakan bentuk khusus jaringan ikat yang terdiri atas sel, serat
jaringan ikat, dan matriks ekstrasel.
- Tulang pada orang dewasa yang mengandung sumsum merah berfungsi
hemopoetis (pembentukan sel darah). Hampir semua kalsium dalam
tubuh tersimpan di tulang.
- Tulang dewasa terdiri atas sel, matriks tulang, dan pasokan
neurovaskular. Tulang pada potong lintang 2 jenis tulang, yaitu tulang
kompak, dan tulang spongiosa.
- Di tulang panjang, bagian silindris sebelah luar adalah tulang kompak
padat. Pembentukan dalam tulang kompak yang berada di samping
rongga sumsum adalah spongiosa. Rongga sumsum pada tulang panjang
normalnya berwarna kuning dan terisi oleh sel adiposa.
- Lamela adalah serat kolagen tersusun dalam lapisan-lapisan tipis tulang
yang sejajar satu sama lain di perifer tulang atau tersusun secara
konsentris di sekitar pembuluh darah.
a) Lamela sirkumferensial luar di sebelah dalam dari jaringan ikat
periosteum
b) Lamela serkumferensial sekeliling rongga sumsum tulang
c) Lamela konsentris, mengelilingi kanal yang mengandung arteri,
vena, saraf, dan jaringan ikat longgar
d) Osteon (sistem havers) komplek lamela konsentris
e) Kanalis havers (kanalis sentralis) ruang di osteon yang mengandung
pembuluh darah dan saraf
f) Osteosit adalah osteoblast matur, bercabang, terletak dalam lakuna
g) Matriks memiliki banyak pembuluh darah dari periosteum untuk
membantu difusi melalui matriks terklasifikasi, terdiri atas komponen
morganik (mineral) dan organik (serat kolagen), mengandung sel-sel
hidup dan bahan ekstrasel.
h) Kanalikuli yang merupakan celah-celah silindris halus, yang
menerobos matriks
i) Periosteum dan endosteum merupakan lapisan-lapisan sel-sel
pembengtuk tulang dan jaringan ikat

(Eroschenko, 2016)
13

Struktur yang melapisi otot


Sarkolema adalah membran tipis yang menembus serabut otot. Sarkolema terdiri
atas membran plasma dan lapisan luarnya terdiri atas lapisan tipis materi
polisakarida yang mengandung fibril kolagen tipis. Miofibril tersusun atas
filamen aktin dan miosin. Filamen tebal ialah filamen miosin dan filamen tipis
ialah filamen aktin. Seluruh serabut otot mempunyai pita terang dan gelap yang
terdapat pada miofibril. Pita-pita ini memberikan corak pada otot rangka atau
otot jantung. Bagian miofibril yang terletak antara dua lempeng Z yang berurutan
disebut sarkomer. (Guyton, 2011)

2. Sel penyusun epitel


- Membran basal adalah daerah tipis nonseluler yang memisahkan epitel
dan jaringan ikat dibawahnya
- Epitel dengan satu lapisan epitel disebut epitel selapis
Epitel dengan banyak lapisan sel disebut epitel berlapis
- Skuamosa adalah epitel yang memperlihatkan sel-sel gepeng
Kuboid adalah epitel yang permukaannya bulat, atau tingginya sama
dengan lebarnya
Silindris adalah epitel yang permukaan sel-sel nya lebih tinggi daripada
lebar
- Silia adalah struktur yang dapat bergerak dan ditemukan di sel-sel
tertentu
- Mikrovilus adalah tonjolan kecil tidak bergerak yang melapisi
permukaan semua sel absortif di usus halus dan tubulus kontortus
proksimal di ginjal
- Stereosilia adalah mikrovilus panjang, bercabang dan tidak berberak
yang melapisi permukaan sel di epididimis dan vas deferens
- Sel lemak (adiposa)
- Sel goblet adalah sel yang berbentuk oval terselip diantara sel-sel
silindris berwarna pucat
- Sel basal adalah sel yang berbentuk kuboid atau silindris rendah terletak
di bagian bawah epitel berlapis
- Di jaringan ikat mengandung serat kolagen, fibrosit, kapiler, dan arteriol.
(Eroschenko,2016)
14

3. Keratinisasi adalah kombonisasi tonofilamen keratin dengan protein


filagrin granula keratohialin menghasilkan keratin. Fungsi keratin adalah
untuk proteksi tambahan terhadap abrasi, desikasi dan invasi bakteri, epitel
di permukaan kulit, tangan dan kaki mengalami keratinisasi dan memiliki
lapisan superfisial sel-sel mati yang terisi oleh protein keratin.
Fungsi melanin adalah melindungi kulit dari efek radiasi ultraviolet yang
merusak. (Eroschenko, 2016)

4. Serat kolagen:
1) Kolagen yang membentuk fibril panjang
Molekul kolagen pembentuk fibril panjang mengelompok membentuk
fibril yang jelas terlihat dengan mikroskop cahaya atau mikroskop
elektron. Kolagen tipe I paling sering dijumpai dan tersebar luas.
Kolagen ini terdapat di jaringan sebagai struktur yang secara klasik
disebut serat kolagen yang membentuk struktur-struktur seperti tendon,
sampai organ dan dermis.
(a) TEM memperlihatkan serabut yang dipotong secara longitudinal
dan transversal. Pada potongan longitudinal, serabut pita gelap
memperlihatkan pita gelap dan terang yang berselingan, yang
dibagi oleh gurat-guratan melintang dan potongan melintang, ujung
potongan setiap molekul kolagen dapat dilihat. Substansi dasar
mengelilingi serabut sepenuhnya 100.000 x.
(b) Pada jaringan yang dipulas dengan H dan E, serabut kolagen tipe I
sering dapat dilihat beragregasi lebih unggul menjadi berkas
kolagen.
(c) Besar pada serat yang sangat eosinofilik. Subunit untuk serat ini
disekresi oleh fibroblas (panah) yang berhubungan dengannya
400x
2) Kolagen terkait fibril
15

Kolagen terkait fibril adalah struktur pendek yang mengikat


permukaan serabut kolagen satu dengan yang lain dari matriks ekstra
sel. Molekul dalam kategori ini juga dikenal sebagai kolagen FACIT,
suatu akronim untuk Fibril Associated Collagens with Interrupted
Triple Helices.
3) Kolagen yang membentuk fibril penambat
Kolagen penambat merupakan kolagen tipe III, yang terdapat di fibril
penambat yang mengikat lamina basal pada serat retikular di jaringan
ikat bawahnya.
4) Kolagen yang membentuk jalinan kerangka
Kolagen pembentuk jalinan kerangka adalah kolagen tipe IV, dengan
molekul yang tersusun dalam jalinan yang membentuk komponen
struktural utama lamina basal.
(Mescher, 2014)
Protein fibrosa yang kuat dan tebal serta tidak bercabang.
1) Serat kolagen tipe I
Serat tersering dan ditemukan di dermis kulit, tendo, ligamen, fasia,
fibrokartilago, kapsul organ, dan tulang. Serat ini sangat kuat dan
memberikan resistensi terhadap stress.
2) Serat kolagen tipe II
Terdapat di tulang rawan hialin, tulang rawam elastic, dan korpus
vitreum mata. Serat ini menghasilkan resistensi terhadap tekanan.
3) Serat kolagen tipe III
Serat retikuler tipis bercabang yang membentuk anyaman penunjang
yang rumit di organ-organ seperti kelenjar limfe, limpa, dan sumsum
tulang, tempat mereka membentuk matriks ekstrasel utama yang
menunjang sel di organ-organ tersebut.
4) Serat kolagen tipe IV
Serat ini menjadi anyaman di lamina basal membran basal, tempat
region basal sel melekat melalui hemidesmosom.
(Eroschenko, 2016)
16

Elastin
Serat elastin terbentuk melalui beberapa tahap berurutan. Pada tahap
pertama, bagian pusat mikrofibril berukuran 10 nm membentuk sejumlah
glikoprotein yang berbeda, terutama glikoprotein besar yang disebut
fibrilin (350 kDa). Fibrilin mengikat elastin dan membentuk perancah
(scaffoid) yang diperlukan untuk deposisi elastin. Defek fibrilin berakibat
terbentuknya fragmen-fragmen serat elastin. Pada tahap kedua
perkembangan, pengendapan protein elastin secara tidak teratur terjadi
diantara mikrofibril, yang membentuk serat-serat yang lebih besar. Selama
tahap ketiga, elastin secara berangsur bertumpuk sedikit demi sedikit
sampai membentuk sebagian besar berkas serat, yang selanjutnya
dibungkus selubung mikrofibril tipis. (Mescher, 2014)

Glikoprotein
1) Glikosaminoglikan (GAG) adalah polisakarida linear yang dibentuk
oleh rentetan unit disakarida, yang biasanya terdiri atas sebuah asam
uronat dan sebuah heksosamin. Heksosamin dapat berupa glukosamin
atau galaktosamin, dan asam uronatnya dapat berupa asam glukuronat
atau iduronat.
2) Proteoglikan, terdiri atas inti protein tempat perlekatan kovalen
berbagai GAG sulfasi seperti glikoprotein, proteoglikan disintesis
pada retikulum endoplasma kasar, menjadi matur di golgi dan
disekresi dari sel melalui eksositosis.
3) Glikoprotein multiadhesif, memiliki karbohidrat yang meakat, tetapi
berbeda dengan proteoglikan, bagian protein umumnya mendominasi.
(Mescher, 2014)
4) Fibronektin, merekatkan sel ke serat.
5) Protein integrin menautkan serat kolagen ke aktin.
6) Laminin adalah komponen membran basal dan menautkan sel epitel
ke lamina basal. (Eroschenko, 2016)
17

7) Trombospondin, pengikat fibrinogen, plasminogen, dll. (Fawcett,


2002)

Mukopolisakarida
Mula-mulanya disebut mukopolisakarida adalah polisakarida linear yang
dibentuk oleh rentetan unit disakarida, yang biasanya terdiri atas sebuah
asam uronat dan sebuah heksosamin. (Mescher, 2014)
Macam-macam mukopolisakarida
 Asam hialuronat
 Kondroitin sulfat
 Heparin (Murray, 2016)

5. Struktur otot perlapisan sampai aktin dan miosin


a. Lapisan jaringan ikat fibrosa
Membungkus setiap otot dan masuk bagian dalam untuk melapisi fasikel
dan serabut individual.
1) Epimisium
Jaringan ikat rapat yang melapisi keseluruhan otot dan terus berlanjut
sampai ke fasia dalam.
2) Perimisium
Mengacu pada ekstensi epimisium yang menembus ke dalam otot
untuk melapisi berkas fesikel.
3) Endomesium
Jaringan ikat halus yang melapisi setiap serabut otot individual.
b. Serat otot
1) Miofibril, adalah unit kontraktif yang mengalami spesialisasi,
volumenya mencapai 80% volume serabut.
2) Setiap miofibril silindris terdiri dari miofilamen tebal dan miofilamen
tipis.
18

 Miofilamen tebal terdiri dari protein miosin. Molekul miosin


disusun untuk membentuk ekor berbentuk cambuk dengan dua
kepala globular, mirip dengan tongkap golf berkepala dua.
 Miofilamen tipis tersusun dari protein aktin. Dua protein tambahan
pada filamen tipis adalah tropomiosin dan troponin, melekat pada
aktin.
c. Pemitaan ditentukan berdasarkan susunan miofilamen
1) Pita A yang lebih gelap (anisotropik, atau mampu mempolarisasi
cahaya) terdiri dari susunan vertikal miofilamen tebal yang berselang-
seling dengan miofilamen tipis.
2) Pita I yang lebih terang (isotropik, atau nonpolarisasi) terbentuk dari
miofilamen aktin tipis, yang memanjang ke dua arah dari garis Z ke
dalam susunan filamen tebal.
3) Garis Z terbentuk dari protein penunjang yang menahan miofilamen
tipis tetap menyatu di sepanjang miofilamen.
4) Zona H adalah area yang lebih terang pada pita A miofilamen miosin
yang tidak tertembus filamen tipis.
5) Garis M membagi dua pusat zona H. Pembagian ini merupakan kerja
protein penunjang lain yang menahan miofilamen tebal tetap bersatu
dalam susunan.
6) Sarkomer adalah jarak antara garis Z ke garis Z lainnya. (Sloane,
2015)
7) Titin adalah protein yang sangat elastik dan besar yang meluas dalam
dua arah dari garis M di sepanjang filamen tebal ke garis Z dan
bertanggung jawab untuk komponen elastik paralel serat otot.
(Sherwood, 2016)
19

Gambar Struktur Mikroskopis Otot (Marieb, 2013)

Gambar Struktur Mikroskopis Otot (Marieb, 2013)


20

6. Struktur tulang terdiri dari:


1). Sel Tulang
Osteoblas: osteoblas berperan dalam sintesis komponen organik matriks
tulang, yang terdiri atas kolagen tipe I, proteoglikan, dan glikoprotein termasuk
osteonektin. Osteoblas hanya terdapat pada permukaan matriks tulang, dan
letaknya bersebelahan, yang mirip dengan epitel selapis. Selama sintesis matriks,
osteoblast memiliki struktur ultra sel yang secara aktif menyintesis protein untuk
dikeluarkan. Osteoblas merupakan sel yang terpolarisasi: komponen matriks
disekresi pada permukaan sel, yang menempel pada matriks tulang yang lebih
‘tua’, dan menghasilkan lapisan matriks baru (tetapi belum berkapur), yang
disebut osteoid, di antara lapisan osteoblas dan tulang yang baru dibentuk.
(Mescher, 2014)
Osteosit: setiap osteoblas secara bertahap dikelilingi oleh produk sekresinya
sendiri dan menjadi osteosit yang terselubung sendiri-sendiri dalam ruang yang
disebut lakuna. Pada transisi dari osteoblas menjadi osteosit, sel menjulurkan
banyak tonjolan sitoplasma panjang, yang juga diselubungi oleh matriks
berkapur. Suatu osteosit dan prosessusnya menempati setiap lakuna dan
kanalikuli yang menyebar darinya. (Mescher, 2014)
Osteoklas: osteoklas adalah sel motil bercabang yang sangat besar dengan
inti multipel. Ukuran yang besar dan inti yang multipel pada osteoklas terjadi
karena asalnya dari gabungan sel yang berasal dari sumsum tulang. Di area
terjadinya resorpsi tulang, osteoklas terdapat di dalam lekukan atau kriptus yang
terbentuk akibat kerja enzim pada matriks, yang dikenal sebagai resorption bays
atau lakuna Howship. (Mescher, 2014)
2). Matriks Tulang
Material organik yang terbenam dalam matriks tulang adalah kolagen
tipe I dan substansi dasar, yang mengandung agrerat proteoglikan dan beberapa
glikoprotein multiadhesif spesifik, termasuk osteonektin. (Mescher, 2014)
3). Peiosteum dan Endosteum
Permukaan luar dan dalam tulang ditutupi lapisan sel-sel pembentuk
tulang dan jaringan ikat yang disebut periosteum dan endosteum. (Mescher,
2014)
21

Periosteum terdiri atas lapisan luar berkas kolagen dan fibroblas. Berkas
serat kolagen periosteum, yang disebut serat perforata (atau serat Sharpey),
tulang. Lapisan dalam periosteum mengandung sel punca mesenkimal yang
disebut sel osteoprogenitor, yang berpotensi membelah melalui mitosis dan
berkembang menjadi osteoblas. Sel osteoprogenitor berperan penting dalam
pertumbuhan dan perbaikan tulang. (Mescher, 2014)
Endosteum melapisi rongga-dalam di dalam tulang. Endosteum
merupakan selapis sel jaringan ikat yang sangat tipis, yang berisi osteoblas dan
osteoprogenitor gepeng, yang melapisi trabekula atau spikula kecil tulang yang
berprojeksi ke dalam rongga tersebut. Jadi, endosteum secara bermakna lebih
tipis daripada periosteum. (Mescher, 2014)
Fungsi utama periosteum dan endosteum adalah memberi nutrisi pada
jaringan tulang dan menyediakan osteoblas baru secara kontinu untuk
perbaikan/pertumbuhan tulang. (Mescher, 2014)

Gambar Komponen Tulang (Mescher, 2014)


22

DAFTAR PUSTAKA

Eroschenko, V. P. 2016. Atlas Histologi Difiore dengan Korelasi Fungsional.


Edisi 12. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Fawcett, D. W. 2002. Buku ajar Histologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta.
Guyton dan Hall. 2011. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. ELSEVIER.
Singapore.
Marieb, Elaine Nicpon. 2013. Human Anatomy and Physiology Ninth Edition.
USA: Pearson.
Mescher, A. L. 2014. Histologi Dasar Junqueera. Edisi 12. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.

Murray, R. K. Dkk. 2016. Biokimia Harper. Edisi 29. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta.

Sherwood, L. 2016. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Penerbit Buku


Kedokteran EGC. Jakarta.
Sloane, E. 2015. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta.

Вам также может понравиться