Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
a. Skenario
SKENARIO 4
Seorang pasien laki – laki berumur 29 tahun datang ke IGD diantar supir
taxi dengan keluhan luka pada tungkai kiri karena kecelakaan motor. Tungkai
susah digerakkan dan terasa nyeri. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter,
tampak luka terbuka mengenai pembuluh darah, otot dan fraktur pada 1/3 distal
os. Tibia, tetapi fungsi saraf masih baik.
b. Klarifikasi Masalah
STEP 1
STEP 2
d. Analisis Masalah
STEP 3
b) Articulatio coxae
c) Articulatio tibio fibularis proximalis
d) Articulatio tibio fibularis distalis
e) Articulatio talo cruralis
f) Articulatio tarso metacarsalis
4. Musculus yang ada pada ekstremitas inferior :
a. M. Iliopsoas ( meliputi M. Iliacus dan M. Psoas major)
1) M. Iliacus
2) M. Psoas major
b. M. Tensor fasciae latae
c. M. Sartorius
d. M. Pectineus
e. M. Adductor longus
f. M. Gracilis
g. M. Fibularis (proneus) longus
h. M. Fibularis anterior
i. M. Ekstensor digitorum longus
j. M. Gastrocnemius caput mediale
k. M. Soteus
l. M. Ekstensor hallucis longus
m. M. Quadriceps femoris
1) M. Vastus lateralis
2) M. Rectus femoralis
3) M. Vastus medialis
n. M. Plantaris
o. M. Fibularis brevis
p. M. Popliteus
q. M. Biceps femoris
r. M. Semi tendinosus
s. M. Piciformis
5. Pembuluh darah yang ada pada ekstremitas inferior :
4
Keterangan :
e. Sistematika Masalah
STEP 4
Cabang femoralis :
1) A. Epigastrica superfisialis
2) A. Circumflexa ilium superfisialis
3) A. Profunda femoris
4) A. Descendes genus
Cabang poplitea :
1) A. Fibularis
2) Rami malleolus medialis
3) Rami calcanei
4) A. Plantaris medialis
5) A. Plantaris lateralis
Vena superfisialis :
1) V. Saphena magna
2) V. Saphena parva
Vena commitantes :
1) V. Poplitea
2) V. Femoralis
3) V. Fibularis
4) V. Dorsal pedis
6. a. Plexus lumbalis
1) N. Subcotalis
2) N. Liliohypegas
3) N. Genito femoralis
4) N. Cutaneus femoralis lateralis
5) N. Femoralis
b. Plexus sacralis
1) N. Obturatorius
9
2) N. Gluteus superior
3) N. Gluteus inferior
4) N. Tibialis
5) N. Ischiadeus
c. Plexus coccygeus
1) N. Redendus
2) N. Cocygeus
3) N. Anococygeus
7. Gerakan yang ada pada ekstremitas superior
a) Adduksi : gerakan mendekati badan
b) Abduksi : gerakan menjauhi badan
c) Inversi : tindakan memiringkan telapak kaki ke medial tubuh
d) Eversi : tindakan memiringkan telapak kaki ke lateral tubuh
8. Dijadikan sasaran belajar
9. Jenis – jenis fraktur :
a) Fraktur stress : disebabkan oleh trauma terus menerus
b) Fraktur maisonnerve : fraktur proximal tibula di area caput dan
collumnya
c) Fraktur weber : fraktur diujung distal fibula
d) Fraktur odontoid : menimbulkan risiko penekanan madulla
spinalis bag servival dan paling sering
terjadi karena kecelakaan lalu lintas.
Fraktur ini bisa disebut juga fraktur pars
interarticularis.
e) Fraktur tertutup : fraktur yang fragma tulangnya tidak
menembus kulit
f) Fraktur terbuka : fraktur yang mempunyai hubungan dengan
dunia luar melalui luka pada kulit dan
jaringan lunak
g) Fraktur komplit : garis fraktur melibatkan seluruh seluruh
potongan menyilang dari tulang
10
Mind Map :
Ekstremitas Inferior
Makroskopis Makroskopis
Vena Arteri
Mikroskopis Mikroskopis
11
f. Sasaran Belajar
STEP 5
g. Belajar Mandiri
STEP 6
Belajar Mandiri
h. Penjelasan
STEP 7
- Tulang merupakan bentuk khusus jaringan ikat yang terdiri atas sel, serat
jaringan ikat, dan matriks ekstrasel.
- Tulang pada orang dewasa yang mengandung sumsum merah berfungsi
hemopoetis (pembentukan sel darah). Hampir semua kalsium dalam
tubuh tersimpan di tulang.
- Tulang dewasa terdiri atas sel, matriks tulang, dan pasokan
neurovaskular. Tulang pada potong lintang 2 jenis tulang, yaitu tulang
kompak, dan tulang spongiosa.
- Di tulang panjang, bagian silindris sebelah luar adalah tulang kompak
padat. Pembentukan dalam tulang kompak yang berada di samping
rongga sumsum adalah spongiosa. Rongga sumsum pada tulang panjang
normalnya berwarna kuning dan terisi oleh sel adiposa.
- Lamela adalah serat kolagen tersusun dalam lapisan-lapisan tipis tulang
yang sejajar satu sama lain di perifer tulang atau tersusun secara
konsentris di sekitar pembuluh darah.
a) Lamela sirkumferensial luar di sebelah dalam dari jaringan ikat
periosteum
b) Lamela serkumferensial sekeliling rongga sumsum tulang
c) Lamela konsentris, mengelilingi kanal yang mengandung arteri,
vena, saraf, dan jaringan ikat longgar
d) Osteon (sistem havers) komplek lamela konsentris
e) Kanalis havers (kanalis sentralis) ruang di osteon yang mengandung
pembuluh darah dan saraf
f) Osteosit adalah osteoblast matur, bercabang, terletak dalam lakuna
g) Matriks memiliki banyak pembuluh darah dari periosteum untuk
membantu difusi melalui matriks terklasifikasi, terdiri atas komponen
morganik (mineral) dan organik (serat kolagen), mengandung sel-sel
hidup dan bahan ekstrasel.
h) Kanalikuli yang merupakan celah-celah silindris halus, yang
menerobos matriks
i) Periosteum dan endosteum merupakan lapisan-lapisan sel-sel
pembengtuk tulang dan jaringan ikat
(Eroschenko, 2016)
13
4. Serat kolagen:
1) Kolagen yang membentuk fibril panjang
Molekul kolagen pembentuk fibril panjang mengelompok membentuk
fibril yang jelas terlihat dengan mikroskop cahaya atau mikroskop
elektron. Kolagen tipe I paling sering dijumpai dan tersebar luas.
Kolagen ini terdapat di jaringan sebagai struktur yang secara klasik
disebut serat kolagen yang membentuk struktur-struktur seperti tendon,
sampai organ dan dermis.
(a) TEM memperlihatkan serabut yang dipotong secara longitudinal
dan transversal. Pada potongan longitudinal, serabut pita gelap
memperlihatkan pita gelap dan terang yang berselingan, yang
dibagi oleh gurat-guratan melintang dan potongan melintang, ujung
potongan setiap molekul kolagen dapat dilihat. Substansi dasar
mengelilingi serabut sepenuhnya 100.000 x.
(b) Pada jaringan yang dipulas dengan H dan E, serabut kolagen tipe I
sering dapat dilihat beragregasi lebih unggul menjadi berkas
kolagen.
(c) Besar pada serat yang sangat eosinofilik. Subunit untuk serat ini
disekresi oleh fibroblas (panah) yang berhubungan dengannya
400x
2) Kolagen terkait fibril
15
Elastin
Serat elastin terbentuk melalui beberapa tahap berurutan. Pada tahap
pertama, bagian pusat mikrofibril berukuran 10 nm membentuk sejumlah
glikoprotein yang berbeda, terutama glikoprotein besar yang disebut
fibrilin (350 kDa). Fibrilin mengikat elastin dan membentuk perancah
(scaffoid) yang diperlukan untuk deposisi elastin. Defek fibrilin berakibat
terbentuknya fragmen-fragmen serat elastin. Pada tahap kedua
perkembangan, pengendapan protein elastin secara tidak teratur terjadi
diantara mikrofibril, yang membentuk serat-serat yang lebih besar. Selama
tahap ketiga, elastin secara berangsur bertumpuk sedikit demi sedikit
sampai membentuk sebagian besar berkas serat, yang selanjutnya
dibungkus selubung mikrofibril tipis. (Mescher, 2014)
Glikoprotein
1) Glikosaminoglikan (GAG) adalah polisakarida linear yang dibentuk
oleh rentetan unit disakarida, yang biasanya terdiri atas sebuah asam
uronat dan sebuah heksosamin. Heksosamin dapat berupa glukosamin
atau galaktosamin, dan asam uronatnya dapat berupa asam glukuronat
atau iduronat.
2) Proteoglikan, terdiri atas inti protein tempat perlekatan kovalen
berbagai GAG sulfasi seperti glikoprotein, proteoglikan disintesis
pada retikulum endoplasma kasar, menjadi matur di golgi dan
disekresi dari sel melalui eksositosis.
3) Glikoprotein multiadhesif, memiliki karbohidrat yang meakat, tetapi
berbeda dengan proteoglikan, bagian protein umumnya mendominasi.
(Mescher, 2014)
4) Fibronektin, merekatkan sel ke serat.
5) Protein integrin menautkan serat kolagen ke aktin.
6) Laminin adalah komponen membran basal dan menautkan sel epitel
ke lamina basal. (Eroschenko, 2016)
17
Mukopolisakarida
Mula-mulanya disebut mukopolisakarida adalah polisakarida linear yang
dibentuk oleh rentetan unit disakarida, yang biasanya terdiri atas sebuah
asam uronat dan sebuah heksosamin. (Mescher, 2014)
Macam-macam mukopolisakarida
Asam hialuronat
Kondroitin sulfat
Heparin (Murray, 2016)
Periosteum terdiri atas lapisan luar berkas kolagen dan fibroblas. Berkas
serat kolagen periosteum, yang disebut serat perforata (atau serat Sharpey),
tulang. Lapisan dalam periosteum mengandung sel punca mesenkimal yang
disebut sel osteoprogenitor, yang berpotensi membelah melalui mitosis dan
berkembang menjadi osteoblas. Sel osteoprogenitor berperan penting dalam
pertumbuhan dan perbaikan tulang. (Mescher, 2014)
Endosteum melapisi rongga-dalam di dalam tulang. Endosteum
merupakan selapis sel jaringan ikat yang sangat tipis, yang berisi osteoblas dan
osteoprogenitor gepeng, yang melapisi trabekula atau spikula kecil tulang yang
berprojeksi ke dalam rongga tersebut. Jadi, endosteum secara bermakna lebih
tipis daripada periosteum. (Mescher, 2014)
Fungsi utama periosteum dan endosteum adalah memberi nutrisi pada
jaringan tulang dan menyediakan osteoblas baru secara kontinu untuk
perbaikan/pertumbuhan tulang. (Mescher, 2014)
DAFTAR PUSTAKA
Murray, R. K. Dkk. 2016. Biokimia Harper. Edisi 29. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta.