Вы находитесь на странице: 1из 83

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Penyakit jantung dan pembuluh darah, termasuk hipertensi telah menjadi


penyakit yang mematikan banyak penduduk di negara maju dan negara
berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan gangguan
sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas nilai
normal, yaitu melebihi 140/90 mmHg. Berdasarkan etiologi, hipertensi dibedakan
menjadi 2, yaitu: hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer
adalah suatu kondisi dimana penyebab sekunder dari hipertensi tidak ditemukan.
Penyebab sekunder hipertensi tersebut adalah penyakit renovaskuler,
aldosteronism, pheochromocytoma, gagal ginjal, dan penyakit lainnya. Tingkat
kesadaran orang Indonesia akan kesehatan yang lebih rendah, jumlah pasien tidak
yang tidak menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi dan yang tidak
mematuhi minum obat kemungkinan lebih besar. Kecenderungan perubahan
tersebut dapat disebabkan meningkatnya ilmu kesehatan dan pengobatan, serta
perubahan sosial ekonomi dalam masyarakat Indonesia yang berdampak pada
budaya dan gaya hidup masyarakat. (Sutanto,2010).
Dalam lingkup penyakit kardiovaskuler, hipertensi menduduki perigkat
pertama dengan penderita terbanyak. Hipertensi merupakan salah satu penyakit
degeratif. Umumnya tekanan darah bertambah secara perlahan dengan
bertambahnya umur. Resiko untuk penderita hipertensi pada populasi ≥ 55 tahun
yang terjadinya tekanan darahnya normal adalah 90%. Kebanyakan pasien
mempunyai tekanan darah prehipertensi Sebelum mereka didiagnosis dengan
hipertensi, kebanyakan diagnosis hipertensi terjadi pada umur di antara dekade
ketiga dan dekade kelima. 2 Sampai dengan umur 55 tahun, laki-laki lebih banyak
menderita hipertensi dibanding perempuan. Dari umur 55 s/d 74 tahun sedikit
lebih banyak perempuan dibanding laki-laki yang menderita hipertensi. Pada
populasi lansia (umur ≥ 60 tahun) prevalensi untuk hipertensi sebesar 65,4 %.
Hipertensi ini pada dasarnya memiliki sifat yang cenderung tidak stabil dan sulit

1
untuk dikontrol, baik dengan tindakan pengobatan maupun dengan tindakan -
tindakan medis lainnya. Lebih parahnya jika kondisi hipertensi ini tidak
terkontrol, maka dapat mengakibatkan terjadinya infark jantung, gagal jantung,
gagal ginjal, stroke, dan kerusakan mata.

1.2. Tujuan
Tujuan Umum
Agar mampu melakukan asuhan keperawatan pada lansia dengan penyakit
hipertensi.

Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan keluarga pada lansia
yang mengalami gangguan rasa nyaman(nyeri).
b. Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada keluarga dengan
lansia hipertensi yang mengalami insomnia.
c. Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada lansia yang
mengalami risiko jatuh.

A. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Dapat menjelaskan cara mengatasi penyebab kekambuhan hipertensi
seperti kualitas tidur sehingga dapat digunakan sebagai kerangka dalam
mengembangkan terapi hipertensi non farmakologi agar tidak
meningkaktan nyeri pada lansia.
2. Bagi Petugas Kesehatan
Diharapkan laporan asuhan keperawatan ini dapat menjadi tambahan
informasi bagi petugas kesehatan khususnya mengenali nyeri pada lansia
terhadap tingkat kekambuhan pada pasien hipertensi.
3. Bagi lansia
Dapat meningkatkan kualitas tidur sebagai upaya untuk melakukan
kontrol untuk meningkatkan rasa nyaman

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP KELUARGA

2.1 Pengertian Keluarga

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran,


dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap
anggota keluarga (Syafrudin, 2010).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling
berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.( Salvician Bailon dan Maglaya,
2008 ).
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Zaidin Ali,2010)
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing
mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik
4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.

2.2 Struktur Keluarga


Menurut Friedman (2010) struktur keluarga terdiri dari:

3
1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ibu
3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
ibu
4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami
5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga
karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

2.3 Ciri-Ciri Struktur Keluarga


1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota
keluarga
2. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-
masing
3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai
peranan dan fungsinya masing-masing.

2.4. Macam-Macam Struktur / Tipe / Bentuk Keluarga


Berikut ini dijelaskan berbagai tipe keluarga (Setyowati dan Murwani,
2008) :
1. Tradisional
a The nuclear family (keluarga inti) Keluarga yang terdiri dari suami, istri
dan anak.
b The dyad family Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak)
yang hidup bersama dalam satu rumah.

4
c Keluarga usila Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua
dengan anak sudah memisahkan diri.
d The childless family Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan
untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena
mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita.
e The extended family (keluarga luas/besar) Keluarga yang terdiri dari
tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear
family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll)
f The single-parent family (keluarga duda/janda) Keluarga yang terdiri
dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya
melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi
hukum pernikahan)
g Commuter family Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi
salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang
bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat
akhir pekan (week-end)
h Multigenerational family Keluarga dengan beberapa generasi atau
kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah
i Kin-network family Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu
rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang
dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi,
telpon, dll)
j Blended family Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang
menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumny
k The single adult living alone / single-adult family Keluarga yang terdiri
dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan
(separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati
2. Non-Tradisional
a The unmarried teenage mother Keluarga yang terdiri dari orang tua
(terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
b The stepparent family Keluarga dengan orangtua tiri

5
c Commune family Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya)
yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu
rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama,
sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan
anak bersama.
d The nonmarital heterosexual cohabiting family Keluarga yang
hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
e Gay and lesbian families Seseorang yang mempunyai persamaan
sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital
partners)
f Cohabitating couple Orang dewasa yang hidup bersama diluar
ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu
g Group-marriage family Beberapa orang dewasa yang
menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah
saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu,
termasuk sexual dan membesarkan anaknya
h Group network family Keluarga inti yang dibatasi oleh set
aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling
menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan
dan bertanggung jawab membesarkan anaknya
i Foster family Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak
tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali
keluarga yang aslinya
j Homeless family Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanen karena krisis personal yang
dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan
mental
k Gang Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang
muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang

6
mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan
kriminal dalam kehidupannya.

2.5 Tahap-Tahap Kehidupan / Perkembangan Keluarga


Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara
unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers
cit Friedman, 2010):
1. Pasangan baru (keluarga baru)
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan
perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan
(psikologis) keluarga masing-masing :
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak

2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)


Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi
kelahiran anak pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan
sexual dan kegiatan keluarga
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan

3. Keluarga dengan anak pra-sekolah


Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat
anak berusia 5 tahun :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal,
privasi dan rasa aman

7
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain
juga harus terpenuhi
d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga
(keluarga lain dan lingkungan sekitar)
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot)
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak

4. Keluarga dengan anak sekolah


Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota
keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :
a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk
kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga

5. Keluarga dengan anak remaja


Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir
sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah
orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi
tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri
menjadi lebih dewasa :
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat
remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya
b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga

8
6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini
tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum
berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

7. Keluarga usia pertengahan


Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal :
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-
anak
c. Meningkatkan keakraban pasangan

8. Keluarga usia lanjut


Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu
pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi keduanya
meninggal :
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).

9
B. KONSEP DASAR HIPERTENSI
2.1 Definisi Hipertensi
Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama).
Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-
satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah
kita secara teratur.(Saraswati,2009).
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita
yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi
140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Pada
pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi
diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah
diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari
120/80 mmHg didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi,
biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya
terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga
kali dalam jangka beberapa minggu. ( Smeltzer,2010)

2.2 Etiologi Hipertensi


Berdasarkan penyebabnya, Hipertensi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
Hipertensi esensial atau primer
Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat
diketahui. Namun, berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab
hipertensi primer, seperti bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas
(keturunan). Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong Hipertensi primer
sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder.
Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara
lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid),
penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain lain. Karena golongan

10
terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensia esensial, maka penyelidikan
dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita hipertensi esensial. (Sutanto,
2009).

Berdasarkan faktor akibat Hipertensi terjadi peningkatan tekanan darah di


dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
1. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada
setiap detiknya
2. Terjadi penebalan dan kekakuan pada dinding arteri akibat usia
lanjuNy.Urteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga
mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui
arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk
melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya
tekanan.
3. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya
tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga
tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume
darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.
Oleh sebab itu, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami
pelebaran, dan banyak cairan keluar dari sirkulasi. Maka tekanan darah akan
menurun atau menjadi lebih kecil.

Berdasarkan faktor pemicu, Hipertensi dibedakan atas yang tidak dapat


dikontrol seperti umur, jenis kelamin, dan keturunan. Pada 70-80% kasus
Hipertensi primer, didapatkan riwayat hipertensi di dalam keluarga. Apabila
riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka dugaan Hipertensi
primer lebih besar. Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita kembar
monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita Hipertensi. Dugaan ini
menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran didalam terjadinya
Hipertensi. Sedangkan yang dapat dikontrol seperti kegemukan/obesitas, stress,
kurang olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam. Faktor lingkungan

11
ini juga berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi esensial. Hubungan antara
stress dengan Hipertensi, diduga melalui aktivasi saraf simpatis. Saraf simpatis
adalah saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas, saraf parasimpatis adalah
saraf yang bekerja pada saat kita tidak beraktivitas.
Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara
intermitten (tidak menentu). Apabila stress berkepanjangan, dapat mengakibatkan
tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti, akan tetapi angka
kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan.
Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok
masyarakat yang tinggal di kota. Berdasarkan penyelidikan, kegemukan
merupakan ciri khas dari populasi Hipertensi dan dibuktikan bahwa faktor ini
mempunyai kaitan yang erat dengan terjadinya Hipertensi dikemudian hari.
Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan antara obesitas dan hipertensi
esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya pompa jantung dan
sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi
dibandingan dengan penderita yang mempunyai berat badan normal.

2.3 Manifestasi Klinis Hipertensi


Mekanisme Terjadinya Hipertensi Gejala-gejala hipertensi antara lain pusing,
muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk
terasa pegal,dan lain-lain. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah
kerusakan ginjal, pendarahan pada selaput bening (retina mata), pecahnya
pembuluh darah di otak, serta kelumpuhan.( Smetzel dan Bare, 2015)

2.4 Pemeriksaan Penunjang Hipertensi


1. Hemoglobin / hematokrit : mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap
volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko
seperti hipokoagulabilitas, anemia.
2. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.

12
3. Glukosa :Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi)
dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan
hipertensi).
4. Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron
utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretic
5. Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan
hipertensi.
6. Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat
mengindikasikan pencetus untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa
(efek kardiofaskuler)
7. Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasikonstriksi
dan hipertensi.
8. Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji aldosteronisme primer
(penyebab).
9. Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan
atau adanya diabetes.
10. VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat mengindikasikan
adanya feokomositoma (penyebab); VMA urin 24 jam dapat digunakan
untuk pengkajian feokromositoma bila hipertensi hilang timbul.
11. Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko
terjadinya hipertensi.
12. Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme,
feokromositoma atau disfungsi ptuitari, sindrom Cushing’s; kadar renin
dapat juga meningkat.
13. IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit
parenkim ginjal, batu ginjal dan ureter.
14. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub;
deposit pada dan/ EKG atau takik aorta; perbesaran jantung.
15. CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau
feokromositoma.

13
16. EKG: dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi. Catatan : Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda
dini penyakit jantung hipertensi.

2.5. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Hipertensi menurut (Smelthzer dan Bare, 2015)
1. Penatalaksanaan Non Farmakologis
a .Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat
menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin
dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma
b Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan,
jogging, bersepeda atau berenang.
c PenatalaksanaanFarmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1. Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4. Tidak menimbulakan intoleransi.
5. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang. Golongan obat -
obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti
golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis
kalsium,golongan penghambat konversi rennin angitensin.
2.6. Komplikasi
Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi anatara lain mata
berupa perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai

14
kebutaan,gagal jantung, gagal ginjal, pecahnya pembuluh darah otak,
(Wijaya dan Putri, 2013).

2.7 Pencegahan hipertensi


Agar terhindar dari komplikasi fatal hipertensi, harus diambil tindakan
pencegahan yang baik (stop High Blood Pressure),(Wijaya dan Putri,
2013),dengan cara sebagai berikut:
a. Mengurangi konsumsi garam.

Pembatasan konsumsi garam sangat dianjurkan, maksimal 2 g garam dapur untuk


diet setiap hari.

b. Menghindari kegemukan (obesitas).


Hindarkan kegemukan (obesitas) dengan menjaga berat badan (b.b) normal
atau tidak berlebihan. Batasan kegemukan adalah jika berat badan lebih 10% dari
berat badan normal.
c. Membatasi konsumsi lemak.
Membatasi konsumsi lemak dilakukan agar kadar kolesterol darah tidak
terlalu tinggi. Kadar kolesterol darah yang tinggi dapat mengakibatkan terjadinya
endapan kolesterol dalam dinding pembuluh darah. Lama kelamaan, jika endapan
kolesterol bertambah akan menyumbat pembuluh nadi dan menggangu peredaran
darah. Dengan demikian, akan memperberat kerja jantung dan secara tidak
langsung memperparah hipertensi.
d. Olahraga teratur.
Menurut penelitian, olahraga secara teratur dapat meyerap atau
menghilangkan endapan kolesterol dan pembuluh nadi. Olahraga yang dimaksud
adalah latihan menggerakkan semua sendi dan otot tubuh (latihan isotonik atau
dinamik), seperti gerak jalan, berenang, naik sepeda. Tidak dianjurkan melakukan
olahraga yang menegangkan seperti tinju, gulat, atau angkat besi, karena latihan
yang berat bahkan dapat menimbulkan hipertensi.
e. Makan banyak buah dan sayuran segar.

15
Buah dan sayuran segar mengandung banyak vitamin dan mineral. Buah yang
banyak mengandung mineral kalium dapat membantu menurunkan tekanan darah.
f. Tidak merokok dan minum alkohol.

g. Latihan relaksasi atau meditasi.


Relaksasi atau meditasi berguna untuk mengurangi stress atau ketegangan jiwa.
Relaksasi dilaksanakan dengan mengencangkan dan mengendorkan otot tubuh
sambil membayangkan sesuatu yang damai, indah, dan menyenangkan. Relaksasi
dapat pula dilakukan dengan mendengarkan musik, atau bernyanyi.
h. Berusaha membina hidup yang positif.
Dalam kehidupan dunia modern yang penuh dengan persaingan, tuntutan
atau tantangan yang menumpuk menjadi tekanan atau beban stress (ketegangan)
bagi setiap orang. Jika tekanan stress terlampau besar sehingga melampaui daya
tahan individu, akan menimbulkan sakit kepala, suka marah, tidak bisa tidur,
ataupun timbul hipertensi. Agar terhindar dari efek negative tersebut, orang harus
berusaha membina hidup yang positif. Beberapa cara untuk membina hidup yang
positif adalah sebagai berikut:
1) Mengeluarkan isi hati dan memecahkan masalah
2) Membuat jadwal kerja, menyediakan waktu istirahat atau waktu untuk
kegiatan santai
3) .Menyelesaikan satu tugas pada satu saat saja, biarkan orang lain
menyelesaikan bagiannya.
4) Sekali-sekali mengalah, belajar berdamai.
5) Cobalah menolong orang lain.
6) Menghilangkan perasaan iri dan dengki.

2.8. Makanan Yang di Perbolehkan


Dalam tulisannya 9Wijaya dan Putri menyebutkan jenis-jeins makanan yang
diperbolehkan dan makanan yang dipantang, sebagai berikut:
1. Bayam

16
Bayam merupakan sumber magnesium yang sangat baik. Tidak hanya
melindungi dari penyakit jantung, tetapi juga dapat mengurangi tekanan
darah. Selain itu, kandungan folat dalam bayam dapat melindungi tubuh dari
homosistein yang membuat bahan kimia berbahaya. Penelitian telah
menunjukkan bahwa tingkat tinggi asam amino (homosistein) dapat
menyebabkan serangan jantung dan stroke.
2. Kacang-kacangan
Kacang-kacangan, seperti kacang tanah, almond, kacang merah
mengandung magnesium dan potasium. Potasium dikenal cukup efektif
menurunkan tekanan darah tinggi.
4. Pisang
Buah ini tidak hanya menawarkan rasa lezat tetapi juga membuat tekanan
darah lebih sehat. Pisang mengandung kalium dan serat tinggi yang
bermanfaat mencegah penyakit jantung. Penelitian juga menunjukkan
bahwa satu pisang sehari cukup untuk membantu mencegah tekanan darah
tinggi.

5. Kedelai
Banyak sekali keuntungan mengonsumsi kacang kedelai bagi kesehatan
Anda. Salah satunya dalah menurunkan kolesterol jahat dan tekanan darah
tinggi. Kandungan isoflavonnya memang sangat bermanfaat bagi kesehatan.
6. Kentang
Nutrisi dari kentang sering hilang karena cara memasaknya yang tidak
sehat. Padahal kandungan mineral, serat dan potasium pada kentang sangat
tinggi yang sangat baik untuk menstabilkan tekanan darah.
7. Coklat pekat
Pecinta cokelat pasti akan senang, karena kandungan flavonoid dalam
cokelat dapat membantu menurunkan tekanan darah dengan merangsang
produksi nitrat oksida. Nitrat oksida membuat sinyal otot-otot sekitar
pembuluh darah untuk lebih relaks, dan menyebabkan aliran darah
meningkat.

17
2.9. Makanan Yang Tidak di Perbolehkan
1. Roti, kue yang dimasak dengan garam dapur atau soda.
2. Ginjal, hati, lidah, sardin, keju, otak, semua makanan yang diawetkan
dengan menggunakan garam dapur; seperti daging asap, ham, ikan kaleng,
kornet, dan ebi.
3.Sayuran dan buah yang diawetkan dengan garam dapur; seperti sawi asin,
asinan, acar.
4. Garam dapur, soda kue, baking powder , MSG (penyedap rasa).
5.Margarin dan mentega biasa.
6.Bumbu yang mengandung garam dapur yaitu terasi, kecap, saus tomat,
petis, tauco.
Keterangan:

Makanan nomor 1, 3, 4, 6 adalah pangan yang mengandung garam


(terutama mengandung ion natrium atau Na+). Ion natrium yang tinggi dalam
darah dapat meningkatkan kandungan air sehingga kerja jantung meningkat dan
dapat meningkatkan tekanan darah.

Sedangkan makanan nomor 2, 5, adalah pangan yang mengandung


lemak/minyak dan kolesterol tinggi. Konsumsi lemak dan minyak yang tinggi
akan meningkatkan kandungan kolesterol dalam darah (terutama pangan dengan
kandungan asam lemak jenuh tinggi). Kolesterol yang tinggi dalam darah dapat
menyebabkan timbulnya penyumbatan pembuluh darah sehingga tekanan darah
menjadi tinggi (hipertensi).

2.9. MACAM-MACAM OBAT UNTUK HIPERTENSI


Penggunaan obat-obatan memang sering dibutuhkan untuk mengendalikan
tekanan darah. Pertama perlu disadari bahwa tekanan darah tinggi tidak selalu
dapat dirasakan penderita, sebagai contoh kasus penderita dengan tekanan darah
mencapai 200 sistolik tidak merasakan gejala umum hipertensi. ( Sutanto, 2010).

Obat herbal untuk hipertensi sebagai berikut :

18
1. Mengkudu

Khasiat : Menurunkan kolesterol tinggi, menurunkan tekanan darah tinggi,


menurunkan kadar gula darah

Bahan :Buah mengkudu (Morinda citrifolia) masak langsung dari pohon

Cara Membuat :

1. Cuci sampai bersih buah mengkudu, lalu parut, peras, saring untuk diambil
airnya.

2. Tambahkan madu satu sendok makan, aduk hingga merata, lalu saring

Cara Penggunaan :

Minum ramuan mengkudu sehari dua sampai tiga kali.

1. Seledri

Khasiat : Menurunkan tekanan darah,menjaga berat badan,dan untuk mengobati


mata kering.

19
Bahan :
1. Daun seledri (Apium graveolens) secukupnya
2. Air bersih secukupnya
CaraMembuat:
Ambil daun seledri, lalu cuci sampai bersih, tambahkan air bersih secukupnya.
Setelah itu remas-remaslah dengan tangan, kemudian diperas dan saring untuk
diambil airnya.
Cara Penggunaan :

Minum secara rutin sehari tiga kali sebanyak dua sendok makan.

3. Buah Belimbing

Khasiat : Obat Kolestrol Tinggi dan Penurun Darah Tinggi.

Bahan :

20
1. Belimbing segar dan matang

2. Air secukupnya
Cara Membuat :
1.Pilihlah buah belimbing yang segar dan yang sudah matang dan tambahkan
sedikit air lalu diblender. Kemudian ampasnya dibuang dan airnya diminum.
Cara Penggunaan :
Makan buah belimbing setiap hari sesudah makan. Dan minum jus belimbing
setiap hari
4. Daun Salam (syzigium polyanthum)
Khasiat : Menurunkan kolesterol dan tekanan darah tinggi, menurunkan kadar
gula darah tinggi.

Bahan : Daun Salam yang segar,langsung dari pohon.

CaraMembuat: :
1.Ambil Daun salam segar sebanyak kurang lebih 10 lembar.
2.Daun salam dicuci, lalu direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas.

Cara Penggunaan :
1.Setelah dingin, air disaring lalu diminum sekaligus pada malam hari.
2.Lakukan rutin setiap hari untuk mendapatkan hasil yang
3 Bawang Putih
Khasiat: Menurunkan tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi, menghancurkan
penggumpalan darah.

21
Bahan : Bawang putih segar

Cara Membuat :
Ambillah 3 siung bawang putih yang masih segar, kemudian kupas dan cuci
hingga bersih, tumbuk sampai halus lantas diperas dengan ditambah air
secukupnya
Cara Penggunaan :
Airnya diminum cukup dikerjakan 3 kali sehari
1. Daun Alpukat(Persea americana)
Khasiat : Mengobati darah tinggi dan sakit kepala

Bahan :
1. Daun Alpukat(Persea americana) 4 lembar
2. Gula batu 8 gr
3. Air bersih 1 gelas

Cara Membuat :

22
Ambil daun alpukat, lalu cuci sampai bersih. Rebus dengan satu gelas air bersih,
lalu tambahkan gula batu, biarkan sampai mendidih, angkat dan dinginkan.

Cara Penggunaan :
Minum sehari satu kali.
BUAH MENTIMUN
Khasiat : Bermanfaat mengurangi tingkat tekanan darah tinggi, mengurangi
denyut jantung dengan meminimalkan efek natrium.

Bahan :
Buah timun (Cucumis sativuz) 4 buah
Cara Membuat :
Ambil buah timun, lalu cuci sampai bersih. Setelah bersih kemudian dikukus dan
dinginkan.

2.10. JURNAL – JURNAL TERKAIT


Berdasarkan jurnal yang berjudul “ Pengaruh Rendam Kaki Dengan air
Hangat Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Dengan Hipertensi
DiPuskesmas Bahu Manado”, ( sholechah, 2017) diperoleh kesimpulan tekanan
darah sistolik pasien dengan hipertensi di puskesman Bahu manado sebelum
diberikan terapi rendam kaki dengan air hangat didapat rata-rata sebesar 147,6
mmHg. Setelah diberi terapi rendam kaki dengan air hangat didapat rata – rata
tekanan darah sistolik sebesar 136,4 mmHg, sehingga dapat disimpulkan terapi
rendam kaki dengan air hangat efektif menurunkan tekanan darah pada pasien
hipertensi.

23
Berdasarkan jurnal yang berjudul ” Terapi Rendam Kaki Menggunakan
Air hangat Efektif Menurunkan Tekanan Darah Pada Lanjut Usia” didapat hasil
uji statistic didapatkan rata – rata tekanan darah diastolic sesudah diberi terapi
rendam kaki menggunakan air hangat adalah 74,00 dan standar deviasi 5,02
dengan nilai p value sistolik yaiut 0,000 ( , o,oo5) dan p value diastolic 0,000
sehingga dapat dinyatakan bahwa ada pengaruh rendam kaki dengan air hangat
terhadap penurunan tekanan darah pada lanjut usia.(Yesihanani,2017)
Berdasarkan jurnal yang berjudul “ Efektifitas Pemberian Terapi rendam
kaki dengan air hangat terhadap penurunan Tekanan darah Pada Lansia Dengan
hipertensi dip anti werdha Puncang Gading Semarang”. Uji statistic yang
digunakan adalah uji dependen t- test didapat p value tekanan darah sistolik 0.001
dan p value tekanan diastolic 0,0001 maka Ha diterima artinya ada pengaruh
pemberian rendam kaki dengan air hangat terhadap penurunan tekana darah pada
lansia dipanti Werda Pucang semarang.(Nurahmandai,2016)

24
BAB III

PENGKAJIAN KELUARGA NY. U DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN 02


DESA SUKAJAYA LEMPASING

I. PENGKAJIAN
A. DATA DASAR
1. Kepala Keluarga
a. Nama : Ny. U
b. Umur : 65 tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : Madrasah
f. Pekerjaan : IRT
g. Alamat : RT 02 Dusun Aryo Jipang Desa Sukajaya
Lempasing
2. Komposisi Keluarga
N NA UM L AGA PENDI PEKER HUBUN STATU KET
O MA UR /P MA DIKAN JAAN GAN S
DENGA PERK
N KK AWIN
AN
1 Tn. 60 L Islam Madras - KK Kawin Men
S Th ah ingg
al
2 Ny. 65 P Islam Madras IRT Istri Kawin
UK Th ah
3 Ny. 23 P Islam SMP IRT Anak Kawin
O Th
4 An. 14 L Islam SMP Pelajar Anak Tidak
A Th Kawin
5 An. 12 L Islam SD Pelajar Anak Tidak
D Th Kawin
6 Tn. 26 L Islam SMP Buruh Menantu Kawin
K
7 An. 2 Th L Islam Belum - Cucu Tidak

25
U sekolah Kawin

3. Genogram

Keterangan:

= Laki – laki

= Perempuan

= = Meninggal

= Hamil

= Menikah

------------ = Tinggal Serumah

26
4. Tipe Keluarga: Keluarga besar
5. Latar Belakang Budaya
a. Latar belakang budaya keluarga/ suku
Jawa Serang – Indonesia, Ny. U berasal dari serang
b. Bahasa Yang digunakan: Jawa Sunda
c. Kebiasaan suku yang berpengaruh terhadap kesehatan ?
Keluarga Ny. U dalam kepercayaan dan istiadat tidak ada yang
berpengaruh terhadap kesehatan.
d. Struktur kekuatan keluarga banyak dipengaruhi oleh budaya tradisional /
modern?
Struktur keluarga Ny. U masih mengikuti kebiasaan tradisional seperti
kebiasaa urut bila keluarga sakit, tetapi juga menggunakan pelayananan
kesehatan modern bila cara tradisional tidak sembuh.
6. Identifikasi Agama
Keluarga Ny. U menganut agama Islam, semua anggota keluarga menganut
keyakinan beragama yang sama. Keluarga Ny. U menjalankan ibadah sholat
5 waktu dan mengikuti pengajian ibu- ibu. Keluarga meyakini bahwa agama
adalah dasar keyakinan keluarga
7. Rekreasi keluarga
Keluarga Ny. U tidak mempunyai kebiasaan rekreasi yang diatur secara rutin,
biasanya rekreasi ke rumah kerabat saat hari raya. Untuk menisci waktu
senggang keluarga menonton TV dirumah.

B. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


NO ASPEK YANG Ny. U Ny.O Tn. K
DIPERIKSA
1 Penampilan Agak Lemah Sehat Sehat
2 Kesadaran Composmetis Composmetis Composmetis
3 Tanda-tanda Vital
- Tensi 180/100 mmHg 120/80 mmHg 110/80 mmHg
- Suhu 360C 360C 360C
- Nadi 88x/menit 80x/menit 88x/menit
- Respirasi 24xmenit 30xmenit 22xmenit
4 Kepala
- Rambut Hitam beruban Rambut hitam, Berwarna hitam
- Kulit kepala Bersih bersih Bersih

27
- Massa/nyeri Tidak teraba Tidak teraba Tidak teraba
massa, Nyeri massa, tidak nyeri massa, tdk nyeri
kepala
5 Mata An anemis An anemis An anemis
- Konjungtiva Tidak ikterik Tidak ikterik Tidak ikterik
- Sklera Tampak keruh Tampak bening Tampak bening
- Lensa Miosis saat terkena Miosis saat terkena Miosis saat
- Reflek pupil cahaya cahaya terkena cahaya
Kurang/ tidak baik/ dapat Baik dapat
- Fungsi penglihatan dapat membaca membaca papan membaca papan
papan nama nama perawat nama perawat
perawat dengan dengan jarak 30 dengan jarak 30
jarak 30 cm cm cm
6 Hidung
- Bentuk Simetris Simetris Simetris
- Septum nasal Di tengah Di tengah Di tengah
- Secret/lender Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Nyeri/masa Tidak teraba Tidak teraba Tidak teraba
- Pernapasan cuping Tidak ada Tidak ada Tidak ada
hidung Baik dapat Baik dapat Baik dapat
- Fungsi penciuman membedakan bau membedakan bau membedakan
alkohol dan alkohol dan bau alkohol dan
minyak kayu minyak kayu minyak kayu
putih. putih. putih.
7 Mulut
- Keadaan Bersih Kotor Bersih
- Mukosa Lembab Lembab Lembab
- Jumlah gigi 26 buah 32 buah 32 buah
- Caries ada Tidak ada Tidak ada
- Ovula Terangkat simetris Terangkat simetris Terangkat
Baik, dapat Baik, dapat simetris
- Fungsi pengecapan membedakan membedakan Baik, dapat
manis dan asin manis dan asin membedakan
manis dan asin
8 Telinga
- Bentuk Simetris kiri dan Simetris kiri dan Simetris kiri
kanan kanan dan kanan
- Secret Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Massa/nyeri Tidak teraba Tidak teraba Tidak teraba
- Fungsi pendengaran Baik, test rine +/+ Baik, test rine +/+ Baik, test rine
+/+
9 Leher
- Vena jugularis Tidak ada Tidak ada Tidak ada
peningkatan peningkatan peningkatan
- Reflek menelan Baik Baik Baik
- Kelenjar getah bening Tidak ada Tidak Ada Tidak ada

28
pembesaran pembesaran pembesaran
10 Dada Bentuk Simetris Simetris Simetris
- Pergerakan Sama kiri dan Sama kiri dan Sama kiri dan
kanan kanan kanan
- Perkusi paru Resonan Resonan Resonan
- Auskultasi paru Vesikuler Vesikuler Vesikuler
- Auskultasi jantung Murni reguler Murni reguler Murni reguler
11 Abdomen Bentuk simetris Membesar, gravid Datar
- Tekstur Lembut 40 minggu Lembut
- Massa Tidak teraba Teraba janin TFU Tidak teraba
3 jari dibawah PX,
- Nyeri Tidak ada Pu Ka. Tidak ada

- Bising usus 10x/menit 7x/menit 10x/menit


diabdomen kiri diabdomen kiri diabdomen kiri
12 Ekstremitas
Ekstremitas atas Simetris kiri dan Simetris kiri dan Simetris kiri
- Bentuk kanan kanan dan kanan
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Deformitas Mampu fleksi, Mampu fleksi, Mampu fleksi,
- Pergerakan ekstensi, abduksi, ekstensi, abduksi, ekstensi,
adduksi, rotasi. adduksi, rotasi. abduksi,
adduksi, rotasi.
Kekuatan otot 5 5 5 5 5 5

Ekstremitas bawah Simetris kiri dan Simetris kiri dan Simetris kiri
- Bentuk kanan kanan dan kanan
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Deformitas Mampu fleksi, Mampu fleksi, Mampu fleksi,
- Pergerakan ekstensi, abduksi, ekstensi, abduksi, ekstensi,
adduksi, rotasi. adduksi, rotasi. abduksi,
adduksi, rotasi.
Nyeri Saat berjalan Tidak ada Tidak ada
- Kekuatan otot 5 5 5 5 5 5

C. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :

Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak dewasa

29
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Ditemukannya tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi. Ny. U
adalah orang tua tunggal, suaminya Tn S. Meninggal 10 tahun yang lalu.
Anak pertama sampai anak ke 6 sudah menikah dan yang tinggal bersama
dengan Ny. U adalah anak ke 6 yaitu Ny. O. Anak ke 7 Nn. S usia 16 tahun
masih sekolah SMA, anak ke 8 An. A usia 14 tahun masih sekolah SMP dan
anak ke 9 An. R usia 12 tahun masih sekolah SD. Ny. U mengetahui tugas
dan tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu:

a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar


b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

3. Riwayat Keluarga Inti


Ny. U selama 3 bulan terakhir sering mengeluh sakit kepala, cepat lelah,
sendi kakinya sakit dan sulit tidur. Ny. U mengatakan kedua orangtuanya semasa
hidupnya tidak pernah menderita sakit yang berat seperti jantung stroke ataupun
ginjal. Untuk pencegahan terhadap penyakit Ny.U mengurangi makan berlemak.
Bila sakit keluarga Ny. U pergi ke puskesmas terdekat.

4. Riwayat keluarga sebelumnya


Kedua orang tua Ny. U sudah meninggal dunia, begitu juga kedua orang
tua suaminya Tn. S semasa hidupnya mertuanya juga tidak pernah mengalami
sakit berat.

D. DATA LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah
a. status kepemilikan : rumah sendiri
b. Tipe rumah : Permanen
c. Luas rumah :5mx8m

30
d. Jumlah ruangan : 5 ruangan
e. Jumlah jendela : 4 buah jendela
f. Pemanfaatan ruangan : tidak digunakan secara tepat misalnya makan
dilakukan keluarga diruang tamu, tidur Ny. U
lebih suka didepan TV ( diruang tamu)
g. Peletakan perabotan : Cukup rapih
h. Jenis septictank : Memiliki saptic tank sendiri
i. Jarak Septic tank : kurang 30 m
j. Sumber air bersih : Sumur gali tidak terpasang bis sehingga bila musim
hujan air menjadi keruh.
k. Denah rumah :

Kamar mandi
Dapur sumur

Kamar tidur U

B T

Kamar tidur ruang


keluarga
S

Ruang tamu

teras

teras

31
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Penduduk didaerah tersebut rata – rata adalah pendatang (suku jawa serang
) dengan mata pencaharian sebagai pekerja nelayan dan buruh di
pengasinan ikan. Jarak antara rumah rapat dan beberapa rumah tidak
memilki pekarangan dan halaman depan. Semua penduduk teutama
tetangga yang berdekatan seperti saudara sendiri. Ibu – ibu sering
berkumpul pada sore hari untuk mengobrol.
Kebiasaan ke dukun pijat atau dukun bayi untuk berobat masih dilakukan
oleh warga sekitar.
3. Mobilitas goegrafis keluarga
Keluarga Ny. U sudah tinggal di dusun ariyo jipang sejak 30 tahun yang
lalu. Sebelumnya tinggal di padang cermin
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyrakat
Ny. U sering mengikuti kegiatan dilingkungannya seperti pengajian dan
kegiatan kerja bakti anak- anak Ny. U mengikuti

D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi
Pola komunikasi keluarga bersifat terbuka. Bila ada masalah selalu
dibicarakan dengan anggota keluarga yang lain dan pengambilan keputusan
sangat demokratis yaitu dengan musyawarah untuk mendapat keputusan yang
terbaik
2. Struktur kekuatan
Keputusan yang diambil berdasarkan hasil musyawarah bersama dimana
setiap anggota keluarga mempunyai hak yang sama untuk mengemukakan
pendapatnya. Tidak ada salah satu anggota keluarga yang dominan dalam
menentuklan keputusan.
3. Struktur peran
Sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah untuk menghidupi keluarganya
adalah Ny. U dan Tn K menantunya, anaknya Ny. O turut membantu

32
mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Ibu S sebagai ibu rumah tangga yang
menggurus pekerjaan rumah.

E. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif
Semua anggota keluarga saling menghormati dan menghargai, komunikasi
selalu dilakukan secara terbuka, tidak ada masalah yang selalu dipendam dan
semua langsung dibicarakan. Anak – anak lebih dekat dengan ibunya.
2. Fungsi sosiallisasi
Sosialisasi keluarga dan tetangga sangat baik. Anak – anak sering keluar
masuk rumah tetangga, demikian pula sebaliknya. Anak – anak aktif
diperkumpulan seperti sepak bola baik disekolah dan dikampungnya. Ny. U
biasanya juga mengikuti kegiatan pengajian dikampung. Ny. U sering
berkumpul dengan ibu – ibu dekat rumahnya.
3. Fungsi ekonomi
Untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari Ny. U bekerja di pengasinan ikan
dan menantunya yang bekerja sebagai buruh lepas di perusahaan yang bekerja
sama dengan PLN.Penghasilan keluarga perbulan kurang lebih 1,5 juta
terkadang tidak cukup sehingga Ny. U tidak memiliki tabungan.
4. Fungsi perawatan kesehatan
a. Mengenal Masalah
Saat dikaji Ny.U mengatakan bahwa sebelumnya mengetahui bahwa
Ny.U terkena hipertensi dan tidak mengetahui cara mencegah hipertensi dan
bagaimana cara perawatan terhadap orang yang terkena hipertensi
b. Mengambil Keputusan
Keluarga Ny. U mengatakan tidak pernah mengontrolkan Ny.U hanya
minum obat anti hipertensi yang didapat dari puskesmas apabila sudah
merasa kepalanya sakit, Ny.U biasanya mengikuti posyandu lansia yang
diadakan di desa Gedung Harapan. Keluarga Ny.U selalu berfikir positif
bahawa penyakit Ny.U akan sembuh.
c. Merawat anggota keluarga yang sakit

33
Keluarga Ny.U mengatakan tidak tahu bagaimana cara perawatan
terhadap orang yang terkena hipertensi
d. Memelihara/Memodifikasi Lingkungan
Ny.U mengatakan ada jendela dimasing – masing kamar tidurnya.
Keluarga Ny.U mengatakan cahaya matahari tidak sampai masuk sampai
kamar. Pada saat pengkajian Jendela ruang tamu dan lantai bersih, ventilasi
dikamar dan ruang tamu cukup baik, ruangan hanya menggunakan
penerangan listrik cukup terang. Keluarga Ny.U mengetahui bahwa
lingkungan rumah yang bersih dapat mencegah berbagai penyakit. Keluarga
Ny.U juga termasuk keluarga yang senang dengan kebersihan lingkungan
rumah.
e. Menggunakan Fasilitas Kesehatan yang Ada
Keluarga sudah menggunakan fasilitas kesehatan yang ada yaitu dokter
atau pelayanan kesehatan lain seperti Puskesmas. Keluarga Ny.U tidak
memiliki pengalaman yang kurang baik pada petugas kesehatan.

F. Kebutuhan Hidup Sehari-hari


1. Pola nutrisi
Keluarga Ny.U bisanya makan 3 kali sehari yaitu pada pagi, siang dan sore
hari, biasanya Ny.U menyiapkan menu makanan yang berbeda setiap harinya,
jenis makanan yang dikonsumsi oleh keluarga Ny.U bisanya berupa sayuran,
buah dan terkadang susu, keluarga Ny.U senang mengkonsumsi makanan yang
asin. Ny.U biasanya memasak makananya sendiri tanpa dibantu orang lain.
Keluarga Ny.U kurang mengetahui tentang cara mengolah makanan yang baik
dan makanan yang bergizi untuk keluarga Ny.U. didalam keluarga Ny.U tidak ada
yang memiliki alergi terhadap makanan apapun. Bisanya Ny.U menyajikan
makanan dalam keadaan hangat dan apabila sudah selesai makan, makanan
disimpan didalam tudung saji.

34
Komposisi makanan yang dikonsumsi keluarga :
Jenis makanan Tidak pernah Kadang-kadang Selalu
Makanan pokok √
Protein nabati √
Sayur-sayuran √
Buah √
Susu √

2. Kebersihan diri anggota keluarga


Keluarga Ny.U biasanya mandi 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari,
menyikat gigi 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sebelum tidur, serta mencuci
rambut 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari serta memotong kuku + 1
minggu sekali.
3. Istrahat tidur
Keluarga Ny. U tidur dengan rat-rata + 7 jam per harinya, bisanya keluarga
Ny.U tidur jam 22.00 WIB, tidak ada kebiasaan tertentu saat hendak tidur.

G. Stres Dan koping keluarga


1. Stressor
a. Masalah yang dialami keluarga
Ny.O mengatakan merasa khawatir dengan masalah yang dialami oleh
Ny.U karena penyakit yang diderita Ny.U.
b. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stressor
Ny.O mengatakan saat Ny.U menderita sakit kepala biasanya Ny.O
memeriksakan Ny.U ke puskesmas atau membeli obat antihipertensi ke
apotik terdekat. I
c. Strategi Koping Yang digunakan
Jika ada masalah keluarga lebih suka berunding bersama atau konsultasi
dengan orang yang lebih tahu
2. Harapan keluarga

35
Keluarga Ny.U sangat mengharapkan bantuan dari perawat dalam
mengatasi masalah Ny.U dan masalah lainnya. Sehingga penyakit Ny.U dapat
diatasi atau di obati dengan benar

II. ANALISA DATA

No Data Penunjang Masalah Etiologi


1 DS: Nyeri akut Ketidak
- Keluarga dan Ny.U mengatakan mampuan
Ny.U sering mengeluh pusing keluarga
- Ny.U mengatakan nyeri pada merawat anggota
kepala belakangnya keluarga yang
- Ny.U mengatakan nyeri pada menderita
kepala belakangnya seperti hipertensi
memikul beban yang berat di
kepala belakang
- Keluarga dan Ny.U mengatakan
hanya sedikit tahu tentang
hipertensi
- Keluarga Ny.U tidak
mengetahui cara pengobatan
dan pencegahan penyakit
hipertensi
DO :

- Ny.U tampak selalu


memegangi kepalanya
- TD : 160/90 mmHg
- Keluarga Ny.U tampak bingung
saat ditanya tentang cara
pengobatan dan pencegahan
hipertensi

36
- Keluarga Ny.U senang
mengkonsumsi makanan asin
2 DS: ISPA Ketidak
- Ny.O mengataka suka mengeluh mampuan
batuk pilek ± 4hari keluarga
DO merawat anggota
- keluarga Ny.U tampak bingung keluarga yang
saat ditanya tentang penyakit asma sakit
dan cara mengatasinya
- Ny.O tampak memegangi
tangannya
- Td 100/60 mmhg,n 82
x/menit,rr 22 x/menit
3 DS : Kurang Ketidakmampua
- Ny.U mengatakan terkadang pengetahuan n keluarga
merasa nyeri pada sendinya mengenal
- Ny.U mengatakan sangat senang penyakit anggota
mengkonsumsi jeroan dan keluarganya
sayuran hijau
- Keluarga Ny.U mengatakan
tidak mengerti tetang penyakit
asam urat tanda dan gejala
maupun pencegahanya
DO :
- Asam Urat : 8,5 mg/dl
- Keluarga Ny.U tampak bingung
- Keluarga Ny.U tidak
mengetahui tanda dan gejala
serta cara pencegahan asam urat

37
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri (akut)berhubungan dengan Ketidak mampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang menderita hipertensi
2. ISPA berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga
mengenal penyakit asam urat pada anggota keluarganya

PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri (akut) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
menderita hipertensi
No Kriteria Perhitungan Skor
1. Sifat masalah skala 3/3 x 1 1
- Aktual (3)
- Ancaman kesehatan (2)
- Keadaan sejahtera (1)
2. Kemungkinan masalah dapat 1/2 x 2 1
diubah skala :
- Mudah (2)
- Sebagian (1)
- Tidak dapat (0)
3 Potensial msalah untuk 3/3 x 1 1
dicegah skala :
- Tinggi (3)
- Cukup (2)
- Rendah (1)
4 Menonjolnya msalah skala : 2/2 x 1 1
- Masalah berat harus segera
ditangani (2)
- Ada msalah tetapi tidak

38
perlu segera ditangani (1)
- Masalah tidak dirasakan
(0)
Jumalah 4

2. ISPA berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga dalam merawat


anggota keluarga yang sakit
1. Sifat masalah skala 2/3 x 1 2/3
- Aktual (3)
- Ancaman kesehatan (2)
- Keadaan sejahtera (1)
2. Kemungkinan masalah dapat 1/2 x 2 1
diubah skala :
- Mudah (2)
- Sebagian (1)
- Tidak dapat (0)
3 Potensial masalah untuk 2/3 x 1 2/3
dicegah skala :
- Tinggi (3)
- Cukup (2)
- Rendah (1)
4 Menonjolnya msalah skala : 2/2 x 1 1
- Masalah berat harus segera
ditangani (2)
- Ada msalah tetapi tidak
perlu segera ditangani (1)
- Masalah tidak dirasakan
(0)
Jumlah 2 4/3

39
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga
mengenal penyakit asam urat pada anggota keluarganya
No Kriteria Skor Bobot
1. Sifat masalah skala 2/3 x 1 2/3
- Aktual (3)
- Ancaman kesehatan (2)
- Keadaan sejahtera (1)
2. Kemungkinan masalah dapat 1/2 x 2 1
diubah skala :
- Mudah (2)
- Sebagian (1)
- Tidak dapat (0)
3 Potensial masalah untuk 3/3 x 1 1
dicegah skala :
- Tinggi (3)
- Cukup (2)
- Rendah (1)
4 Menonjolnya msalah skala : ½x1 ½
- Masalah berat harus segera
ditangani (2)
- Ada msalah tetapi tidak
perlu segera ditangani (1)
- Masalah tidak dirasakan
(0)
Jumlah 2 ½

Maka prioritas masalahnya sebagai berikut :


No Diagnosa Keperawatan Skore
1 Nyeri (akut) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota 4
keluarga yang menderita hipertensi

40
2 ispa berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga 2 4/3
dalam merawat anggota keluarga yang sakit

3 Kurang pengetahuan berhubungan dengan 2 1/2


Ketidakmampuan keluarga mengenal penyakit asam urat
pada anggota keluarganya

41
C. RENCANA KEPERAWATAN
NO EVALUASI
TUJUAN TUJUAN
DX KRITERIA STANDAR INTERVENSI
UMUM KHUSUS
KEP
DX.I Setelah Mengenal hipertensi Reson verbal 1. Keluarga TUK I
dilakukan dengan menyebutkan menyebutkan
1. Mendiskusikan bersama
tindakan asuhan 1. Pengertian pengertian penyakit
keluarga tentang pengertian
keperawatan hipertensi hipertensi yaitu
hipertensi
selama 3 x 2. factor penyebab/ kenaikan TD sistolik/
2. Menanyakan kembali pada
pertemuan risiko hipertensi yg atas 140-159
keluarga tentang pengertian
diharapkan 3. tanda & gejala mmHg atau TD
hipertensi
keluarga dapat hipertensi diastolic/ yg bawah
3. Mendiskusikan bersama
merawat Ny.U 90-99 mmHg
keluarga tentang faktor
yang menderita 2. menyebutkan 4 dari
penyebab hipertensi
hipertensi 5 penyebab
4. Memotivasi keluarga untuk
hipertensi :
menyebutkan kembali faktor
- Stress penyebab hipertensi
- Merokok 5. Mendiskusikan bersama

42
- Obesitas keluarga tentang tanda dan
- Alcohol gejala hipertensi
- Keturunan 6. Memotivasi keluarga untuk
menyebutkan kembali tanda
3. Menyebutkan 4 dari
dan gejala hipertensi
5 tanda gejala
7. Memberikan reinforcement
hipertensi
positif atas usaha yang
- Sakit kepala
dilakukan keluarga
- Pusing
- Lemas
- Kesemutan
- Nyeri tengkuk
- Pandangan kabur

Mengambil keputusan Respon 1. Menyebutkan 2 dari TUK II


untuk mengatasi verbal 3 akibat hipertensi
1. Menjelaskan kepada keluarga
hipertensi dg : jika tdk segera
tentang akibat lanjut apabila
ditangani
1. Menyebutkan hipertensi tidak diatasi
akibat dari - Gagal ginjal 2. Memotivasi keluarga untuk

43
hipertensi bila tdk - Gagal jantung menyebutkan kembali akibat
segera diatasi - Stoke/ lumpuh lanjut hipertensi jika tidak
2. Mengambil diatasi
2. Keluarga
keputusan utk 3. Mendiskusikan kembali
memutuskan untuk
merawat anggota dengan keluarga tentang
membawa keluarga
keluarga dg keinginan keluarga untuk
yang mengalami
hipertensi merawat anggota keluarganya
hipertensi ke yankes
4. Memberikan reinforcement
positif atas jawaban dan
keputusan keluarga untuk
merawat anggota keluarga
dengan hipertensi

Keluarga dapat Respon 1. menjelaskan 3 cara TUK III


merawat anggota verbal perawatan hipertensi
1. Mendiskusikan bersama
keluarga dg hipertensi - Pastikan untuk
keluarga tentang perawatan
selalu control TD
1. Menjelaskan cara hipertensi
- Ikuti pola makan/
perawatan anggota 2. Memotivasi keluarga untuk
diet

44
keluarga dg - Kurangi konsumsi menyebutkan kembali
hipertensi garam perawatan hipertensi
2. Mampu mengelola - Kurangi makanan 3. Mendiskusikan dengan
SDK sbg salah satu yang berlemak keluarga tentang cara
cara mengatasi (gaji, kulit ayam mengatasi hipertensi dengan
hipertensi dan dll) rendam air hangat.
gejalanya, - Minum obat secara 4. Memdemonstrasikan cara
pembuatan ramuan teratur rendam kaki dengan air
herbal 2. Keluarga dapat hangat.
memperagakan 5. Memberikan kesempatan pada
tentang mengatasi keluarga untuk
masalah hipertensi mendemonstrasikan kembali
dari sumber di cara rendam kaki dengan air
sekitar keluarga: hangat.
rendam kaki dengan 6. Memberikan reinforcement
Psikomotor air hangat positif pada keluarga atas
3. Diskusikan bersama usaha yang dilakukan sesuai
keluarga cara dengan kemampuan
merawat hipertensi

45
dg mengunakan
leaflet

- Motivasi
keluarga untuk
mengulangi yg
telah dijelaskan
- Berikan pujian
atas jawaban
yang benar
- Pastikan keluarga
mampu
melakukan
tindakan
keperawatan

Setelah dilakukan Respon keluarga dapat TUK IV


kunjungan selama 1 x verbal menyebutkan cara
1. Mendiskusikan bersama
30 menit, keluarga memodifikasi
keluarga tentang memodifikasi

46
mampu memodifikasi lingkungan dengan cara lingkungan yang sehat
lingkungan mengkondisikan 2. Memotivasi keluarga untuk
lingkungan yang dapat menyebutkan kembali
mencetuskan hipertensi lingkungan yang sehat
3. Memberikan reinforcement
- Menata peralatan
positif pada keluarga atas
rumah tangga
kemampuannya menyebutkan
- Tidak marah-marah
lingkungan yang sehat
- Diskusikan dg
keluarga tentang
modifikasi yang
dapat menyebabkan
hipertensi
- Upayakan pelibatan
keluarga secaara
maksimal dlm
memberikan
perawatan/ dukungan
- Berikan pujian atas

47
kemampuan
memodifikasi
lingkungan

Setelah dilakukan Respon 1. Keluarga dpt TUK V


kunjungan selama 30 verbal menjelaskan manfaat
1. Mendiskusikan bersama
menit keluarga dapat keberadaan yankes utk
keluarga tentang manfaat
memanfaatkan fasilitas dpt memantau TD &
pelayanan kesehatan
kesehatan untuk mengenali tanda-tanda
2. Memotivasi keluarga untuk
membantu memantau bahaya hipertensi yg
menyebutkan kembali manfaat
TD harus segera dibawa ke
yankes
yankes
3. Memberikan reinforcement
2. Keluarga dapat
positif pada keluarga atas
menunjukkan kartu
usaha yang dilakukan keluarga
berobat dan obat yang
didapat
Psikomotor
DX.II Setelah Setelah dilakukan Respon 1. ISPA adalah jenis TUK I
dilakukan kunjungan selama 30 verbal penyakit jangka

48
tindakan asuhan menit Mengenal panjang atau kronis 1. Mendiskusikan bersama
keperawatan katarak dengan pada saluran keluarga tentang pengertian
selama 3 x menyebutkan pernapasan yang katarak
pertemuan 1. Pengertian Ispa ditandai dengan 2. Menanyakan kembali pada
diharapkan 2. factor penyebab/ peradangan dan keluarga tentang pengertian
keluarga dapat risiko Ispa penyempitan saluran katarak
merawat Ny.E 3. tanda & gejala Ispa napas yang 3. Mendiskusikan bersama
yang menderita menimbulkan sesak keluarga tentang penyebab
Anemia atau sulit bernapas. katarak
Selain sulit bernapas, 4. Memotivasi keluarga untuk
penderita ISPAjuga menyebutkan kembali
bisa mengalami penyebab katarak
gejala lain seperti 5. Mendiskusikan bersama
nyeri dada, batuk- keluarga tentang tanda dan
batuk, dan mengi. gejala katarak
2. Penyebab ISPA 6. Memotivasi keluarga untuk
secara pasti masih menyebutkan kembali tanda
belum diketahui. dan gejala katarak
Meskipun begitu, ada 7. Memberikan reinforcement

49
beberapa hal yang positif atas usaha yang
dapat memicu dilakukan keluarga
kemunculan gejala
penyakit ini, di
antaranya: Infeksi
paru-paru dan
saluran napas yang
umumnya
menyerang saluran
napas bagian atas
seperti flu. Alergen
(bulu hewan, tungau
debu, dan serbuk
bunga).
3. Tanda-tanda ISPA
- Sesak
- Lelah lesu
- Berkeringat
- Terdapat suara

50
nafas tambahan
Setelah 1x 30 menit Respon Menyebutkab akibat TUK II
kunjungan rumah, verbal lanjut dari katarak yang
1. Menjelaskan kepada keluarga
keluarga mampu tidak diobati:
tentang akibat lanjut apabila
mengambil keputusan - Bibir dan kuku
katarak tidak di obati
untuk merawat anggota menjadi biru
2. Memotivasi keluarga untuk
keluarga yang - Gagal nafas
menyebutkan kembali akibat
menderita katarak - Kematian
lanjut katarak jika tidak
dengan cara:
diobati
1. Menyebutkan
3. Mendiskusikan kembali
akibat lanjut tidak
dengan keluarga tentang
diobatinya asma
keinginan keluarga untuk
merawat anggota keluarganya
4. Memberikan reinforcement
positif atas jawaban dan
keputusan keluarga untuk
merawat anggota keluarga

51
dengan katarak

Setelah 1x 30 menit Psikomotor 1. Keluarga TUK III


kunjungan rumah, dapatmendemonstras
1. Mendiskusikan bersama
keluarga mampu ikan cara pembuatan
keluarga tentang perawatan
merawat anggota obat tradisional
katarak
keluarga dengan Ispa 2. Cara membuat obat
2. Memotivasi keluarga untuk
tradisional untuk
1. Menyebutkan cara menyebutkan kembali
ISPA:
perawatan asama perawatan katarak
- Siapkan jahe
2. Mendemonstrasikan 3. Mendiskusikan dengan
- tumbuk jahe
cara pembuatan keluarga tentang cara
hingga halus,
obat tradisional pembuatan obat tradisional
atau dengan
4. Memdemonstrasikan cara
dipotong-potong
pembuatan obat tradisional
- kemudian
5. Memberikan kesempatan pada
dicampurkan ke
keluarga untuk
dalam campuran
mendemonstrasikan kembali
madu.
cara pembuatan obat

52
tradisional
6. Memberikan reinforcement
positif pada keluarga atas
usaha yang dilakukan sesuai
dengan kemampuan

Setelah 1x 30 menit Psikomotor Menyebutkan cara TUK IV


kunjungan rumah, memodifikasi
1. Mendiskusikan bersama
keluarga mampu lingkungan yang sehat:
keluarga tentang memodifikasi
memelihara/ 1. Lingkungan yang
lingkungan yang sehat
memodifikasai bebas debu
2. Memotivasi keluarga untuk
lingkungan rumah yang 2. Gunakan masker
menyebutkan kembali
sehat: setiap keluar rumah
lingkungan yang sehat
Cara memelihara/
3. Memberikan reinforcement
memodifikasi
positif pada keluarga atas
lingkungan yang sehat
kemampuannya menyebutkan
lingkungan yang sehat

53
Setelah 1x 45 menit Respon Menunjukan kartu TUK V
kunjungan rumah, verbal dan berobat adanya terapi
1. Mendiskusikan bersama
keluarga mampu pskikomotor pengobatan
keluarga tentang manfaat
memanfaatkan
pelayanan kesehatan
pelayanan kesehatan
2. Memotivasi keluarga untuk
dengan cara:
menyebutkan kembali manfaat
1. Menyebutkan
yankes
kembali manfaat
3. Memberikan reinforcement
kunjungan ke
positif pada keluarga atas
fasilitas kesehatan
usaha yang dilakukan keluarga
2. Memanfaatkan
pelayanan
kesehatan dalam
merawat Ispa
DX.III Setelah Mengenal hipertensi Reson verbal 1. asam urat adalah TUK I
dilakukan dengan menyebutkan bentuk dari penyakit
1. Mendiskusikan bersama
tindakan asuhan 1. Pengertian asam arthritis yang
keluarga tentang pengertian
keperawatan urat menyebabkan
asam urat
selama 3 x 2. factor penyebab/ kemerahan,

54
pertemuan risiko asam urat pembengkakan, dan 2. Menanyakan kembali pada
diharapkan 3. tanda & gejala rasa sakit yang keluarga tentang pengertian
keluarga dapat asam urat datang secara tiba- asam urat
merawat Ny.U tiba pada sendi tubuh 3. Mendiskusikan bersama
yang menderita 2. penyebab asam keluarga tentang faktor
asam Urat urat : Penyebab penyebab asam urat
asam urat terlampau 4. Memotivasi keluarga untuk
tinggi adalah terlalu menyebutkan kembali faktor
sering dan banyak penyebab asam urat
mengonsumsi 5. Mendiskusikan bersama
makanan yang keluarga tentang tanda dan
mengandung purin. gejala asam urat
Purin adalah suatu 6. Memotivasi keluarga untuk
zat kimia yang menyebutkan kembali tanda
diproduksi secara dan gejala asam urat
alami oleh tubuh, 7. Memberikan reinforcement
namun terkandung positif atas usaha yang
juga di dalam dilakukan keluarga
beberapa jenis

55
makanan
3. tanda gejala asam
urat
- Nyeri sendi parah
dan mendadak,
yang sering
pertama terjadi di
pagi hari
- Sendi bengkak
dan lunak
- Sendi kemerahan
- Rasa panas di
sekitar sendi

Mengambil keputusan Respon 1. akibat asam urat TUK II


untuk mengatasi asam verbal jika tidak segera
1. Menjelaskan kepada keluarga
urat dengan : ditangani :
tentang akibat lanjut apabila
- kerusakan sendi
1. Menyebutkan asam urat tidak diatasi
- batu ginjal

56
akibat dari asam - kesulitan 2. Memotivasi keluarga untuk
urat bila tdk segera berjalan menyebutkan kembali akibat
diatasi 2. Keluarga lanjut asam urat jika tidak
2. Mengambil memutuskan untuk diatasi
keputusan utk membawa keluarga 3. Mendiskusikan kembali
merawat anggota yang mengalami dengan keluarga tentang
keluarga dg asam urat ke yankes keinginan keluarga untuk
hipertensi merawat anggota keluarganya
4. Memberikan reinforcement
positif atas jawaban dan
keputusan keluarga untuk
merawat anggota keluarga
dengan hipertensi

Keluarga dapat Respon cara perawatan asam TUK III


merawat anggota verbal urat :
1. Mendiskusikan bersama
keluarga dengan asam
- Pastikan untuk keluarga tentang perawatan
urat
selalu control asam hipertensi

57
urat 2. Memotivasi keluarga untuk
1. Menjelaskan cara
- Ikuti pola makan/ menyebutkan kembali
perawatan anggota
diet perawatan hipertensi
keluarga dengan
- Kurangi konsumsi 3. Memberikan reinforcement
asam urat
makanan yang positif pada keluarga atas
mengandung purin usaha yang dilakukan sesuai
3. Mampu mengelola
- Kurangi makanan dengan kemampuan
sumber daya
yang berlemak
keluarga sebagai
(gaji, kulit ayam
salah satu cara
dll)
mengatasi asam
Psikomotor - Minum obat secara
urat dan gejalanya,
teratur

Setelah dilakukan Respon keluarga dapat TUK IV


kunjungan selama 1 x verbal menyebutkan cara
1. Mendiskusikan bersama
30 menit, keluarga memodifikasi
keluarga tentang memodifikasi
mampu memodifikasi lingkungan dg cara
lingkungan yang sehat
lingkungan mengkondisikan
2. Memotivasi keluarga untuk
lingkungan yang dapat

58
mencetuskan asam urat menyebutkan kembali
lingkungan yang sehat
- Menata peralatan
3. Memberikan reinforcement
rumah tangga
positif pada keluarga atas
- Membiasakan
kemampuannya menyebutkan
olahraga
lingkungan yang sehat
- Diskusikan dg
keluarga tentang
modifikasi yang dapat
menyebabkan
- Upayakan pelibatan
keluarga secaara
maksimal dlm
memberikan
perawatan/ dukungan

Setelah dilakukan Respon 1. Keluarga dpt TUK V


kunjungan selama 30 verbal menjelaskan manfaat
1. Mendiskusikan bersama
menit keluarga dapat keberadaan yankes
keluarga tentang manfaat

59
memanfaatkan fasilitas utk dpt memantau pelayanan kesehatan
kesehatan untuk asam urat & 2. Memotivasi keluarga untuk
membantu memantau mengenali tanda- menyebutkan kembali manfaat
asam urat tanda bahaya asam yankes
urat yg harus segera 3. Memberikan reinforcement
dibawa ke yankes positif pada keluarga atas
2. Keluarga dapat usaha yang dilakukan keluarga
Psikomotor menunjukkan kartu
berobat dan obat
yang didapat

60
D. IMPLEMENTASI / EVALUASI
NO. TUJUAN KHUSUS TGL/ IMPLEMENTASI PARAF EVAL
DX WAK UASI
KEP TU
DX. Setelah 1x 30 menit TUK I
I kunjungan rumah,
1. Mendiskusikan
keluarga mampu
bersama keluarga
mengenal masalah
tentang pengertian
hipertensi pada
hipertensi
anggota keluarga.
2. Menanyakan kembali
Dengan cara:
pada keluarga tentang
1. Menyebutkan
pengertian hipertensi
pengertian
3. Mendiskusikan
hipertensi
bersama keluarga
2. Menyebutkan
tentang penyebab
penyebab
hipertensi
hipertensi
4. Memotivasi keluarga
3. Menyebutkan
untuk menyebutkan
tanda dan gejala
kembali penyebab
hipertensi
hipertensi
5. Mendiskusikan
bersama keluarga
tentang tanda dan
gejala hipertensi
6. Memotivasi keluarga
untuk menyebutkan
kembali tanda dan
gejala rematik
7. Memberikan
reinforcement positif

61
atas usaha yang
dilakukan keluarga

Setelah 1x 30 menit TUK II


kunjungan rumah,
1. Menjelaskan kepada
keluarga mampu
keluarga tentang akibat
mengambil
lanjut apabila
keputusan untuk
hipertensi tidak di
merawat anggota
obati
keluarga yang
2. Memotivasi keluarga
menderita hipertensi
untuk menyebutkan
dengan cara:
kembali akibat lanjut
1. Menyebutkan
hipertensi jika tidak
akibat lanjut
diobati
tidak diobatinya
3. Mendiskusikan
hipertensi
kembali dengan
2. Memutuskan
keluarga tentang
untuk merawat
keinginan keluarga
untuk merawat anggota
keluarganya
4. Memberikan
reinforcement positif
atas jawaban dan
keputusan keluarga
untuk merawat anggota
keluarga dengan
rematik

Setelah 1x 30 menit TUK III


kunjungan rumah,
1. Mendiskusikan

62
keluarga mampu bersama keluarga
merawat anggota tentang perawatan
keluarga dengan hipertensi
hipertensi 2. Memotivasi keluarga
untuk menyebutkan
1. Menyebutkan
kembali perawatan
cara perawatan
hipertensi
reumatik
3. Mendiskusikan dengan
2. Mendemonstrasi
keluarga tentang cara
kan cara
mengatasi hipertensi
pembuatan obat
dengan rendam ait
tradisional dan
hangat.
teknik relaksasi
4. Memdemonstrasikan
tarik napas
cara rendam kaki
dalam
dengan air hangat
3. Menyebutkan
5. Memberikan
jenis makanan
kesempatan pada
untuk hipertensi
keluarga untuk
mendemonstrasikan
kembali cara rendam
kaki dengan air hangat
6. Mendiskusikan
bersama keluarga
tentang jenis makanan
untuk hipertensi
7. Memotivasi keluarga
untuk menyebutkan
kembali jenis makanan
untuk hipertensi
8. Memberikan
reinforcement positif

63
pada keluarga atas
usaha yang dilakukan
sesuai dengan
kemampuan

Setelah 1x 30 menit TUK IV


kunjungan rumah,
1. Mendiskusikan
keluarga mampu
bersama keluarga
memelihara/
tentang memodifikasi
memodifikasai
lingkungan yang sehat
lingkungan rumah
2. Memotivasi keluarga
yang sehat:
untuk menyebutkan
1. Cara
kembali lingkungan
memelihara/
yang sehat
memodifikasi
3. Memberikan
lingkungan yang
reinforcement positif
sehat
pada keluarga atas
kemampuannya
menyebutkan
lingkungan yang sehat

Setelah 1x 45 menit TUK V


kunjungan rumah,
1. Mendiskusikan
keluarga mampu
bersama keluarga
memanfaatkan
tentang manfaat
pelayanan kesehatan
pelayanan kesehatan
dengan cara:
2. Memotivasi keluarga
1. Menyebutkan
untuk menyebutkan
kembali manfaat
kembali manfaat

64
kunjungan ke yankes
fasilitas 3. Memberikan
kesehatan reinforcement positif
2. Memanfaatkan pada keluarga atas
pelayanan usaha yang dilakukan
kesehatan dalam keluarga
merawat
reumatik
DX. Mengenal asma TUK I
II dengan menyebutkan
1. Mendiskusikan
1. Pengertian Ispa
bersama keluarga
2. factor penyebab/
tentang pengertian
risiko asam urat
asma
3. tanda & gejala
2. Menanyakan kembali
Ispa
pada keluarga tentang
pengertian asma
3. Mendiskusikan
bersama keluarga
tentang faktor
penyebab asma
4. Memotivasi keluarga
untuk menyebutkan
kembali faktor
penyebab asma
5. Mendiskusikan
bersama keluarga
tentang tanda dan
gejala asma
6. Memotivasi keluarga
untuk menyebutkan

65
kembali tanda dan
gejala asma
7. Memberikan
reinforcement positif
atas usaha yang
dilakukan keluarga

Mengambil TUK II
keputusan untuk
1. Menjelaskan kepada
mengatasi asma
keluarga tentang akibat
dengan :
lanjut apabila asma
1. Menyebutkan tidak diatasi
akibat dari asma 2. Memotivasi keluarga
bila tidak segera untuk menyebutkan
diatasi kembali akibat lanjut
2. Mengambil asma jika tidak diatasi
keputusan utk 3. Mendiskusikan
merawat anggota kembali dengan
keluarga dengan keluarga tentang
Ispa keinginan keluarga
untuk merawat anggota
keluarganya
4. Memberikan
reinforcement positif
atas jawaban dan
keputusan keluarga
untuk merawat anggota
keluarga dengan ispa

Keluarga dapat TUK III

66
merawat anggota 1. Mendiskusikan
keluarga dengan Ispa bersama keluarga
tentang perawatan ispa
1. Menjelaskan cara
2. Memotivasi keluarga
perawatan
untuk menyebutkan
anggota keluarga
kembali perawatan
dengan Ispa
ispa
2. Mampu
3. Mendiskusikan dengan
mengelola
keluarga tentang cara
Sumber daya
pembuatan obat
keluarga sebagai
tradisional
salah satu cara
4. Memdemonstrasikan
mengatasi Ispa
cara pembuatan obat
dan gejalanya,
tradisional
pembuatan
5. Memberikan
ramuan herbal
kesempatan pada
keluarga untuk
mendemonstrasikan
kembali cara
pembuatan obat
tradisional
6. Memberikan
reinforcement positif
pada keluarga atas
usaha yang dilakukan
sesuai dengan
kemampuan

Setelah dilakukan TUK IV


kunjungan selama 1
1. Mendiskusikan
x 30 menit, keluarga

67
mampu bersama keluarga
memodifikasi tentang memodifikasi
lingkungan lingkungan yang sehat
2. Memotivasi keluarga
untuk menyebutkan
kembali lingkungan
yang sehat
3. Memberikan
reinforcement positif
pada keluarga atas
kemampuannya
menyebutkan
lingkungan yang sehat

Setelah dilakukan TUK V


kunjungan selama 30
1. Mendiskusikan
menit keluarga dapat
bersama keluarga
memanfaatkan
tentang manfaat
fasilitas kesehatan
pelayanan kesehatan
untuk memeriksakan
2. Memotivasi keluarga
kesehatanya
untuk menyebutkan
kembali manfaat
yankes
3. Memberikan
reinforcement positif
pada keluarga atas
usaha yang dilakukan
keluarga

DX. Setelah dilakukan TUK I

68
III kunjungan selama 30 1. Mendiskusikan
menit Mengenal bersama keluarga
asam urat dengan tentang pengertian
menyebutkan asam urat
1. Pengertian, 2. Menanyakan kembali
2. factor penyebab/ pada keluarga tentang
risiko pengertian asam urat
3. tanda dan gejala 3. Mendiskusikan
bersama keluarga
tentang penyebab asam
urat
4. Memotivasi keluarga
untuk menyebutkan
kembali penyebab
asam urat
5. Mendiskusikan
bersama keluarga
tentang tanda dan
gejala asam urat
6. Memotivasi keluarga
untuk menyebutkan
kembali tanda dan
gejala asam urat
7. Memberikan
reinforcement positif
atas usaha yang
dilakukan keluarga
Setelah 1x 30 menit TUK II
kunjungan rumah,
1. Menjelaskan kepada
keluarga mampu
keluarga tentang akibat
mengambil

69
keputusan untuk lanjut apabila asam
merawat anggota urat tidak di obati
keluarga yang 2. Memotivasi keluarga
menderita asam urat untuk menyebutkan
dengan cara: kembali akibat lanjut
2. Menyebutkan asam urat katarak jika
akibat lanjut tidak diobati
tidak diobatinya 3. Mendiskusikan
asam urat kembali dengan
3. Memutuskan keluarga tentang
untuk merawat keinginan keluarga
untuk merawat anggota
keluarganya
4. Memberikan
reinforcement positif
atas jawaban dan
keputusan keluarga
untuk merawat anggota
keluarga dengan asam
urat
Setelah 1x 30 menit TUK III
kunjungan rumah,
1. Mendiskusikan
keluarga mampu
bersama keluarga
merawat anggota
tentang perawatan
keluarga dengan
asam urat
asam urat
2. Memotivasi keluarga
1. Menyebutkan untuk menyebutkan
cara perawatan kembali perawatan
asam urat asam urat
2. Mendemonstrasi 3. endiskusikan dengan

70
kan cara keluarga tentang cara
pembuatan obat pembuatan obat
tradisional tradisional
4. Memberikan
reinforcement positif
pada keluarga atas
usaha yang dilakukan
sesuai dengan
kemampuan

Setelah 1x 30 menit TUK IV


kunjungan rumah,
1. Mendiskusikan
keluarga mampu
bersama keluarga
memelihara/
tentang memodifikasi
memodifikasai
lingkungan yang sehat
lingkungan rumah
2. Memotivasi keluarga
yang sehat:
untuk menyebutkan
Cara memelihara/
kembali lingkungan
memodifikasi
yang sehat
lingkungan yang
3. Memberikan
sehat
reinforcement positif
pada keluarga atas
kemampuannya
menyebutkan
lingkungan yang sehat

Setelah 1x 45 menit TUK V


kunjungan rumah,
1. Mendiskusikan
keluarga mampu
bersama keluarga
memanfaatkan
tentang manfaat

71
pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan
dengan cara: 2. Memotivasi keluarga
1. Menyebutkan untuk menyebutkan
kembali manfaat kembali manfaat
kunjungan ke yankes
fasilitas 3. Memberikan
kesehatan reinforcement positif
2. Memanfaatkan pada keluarga atas
pelayanan usaha yang dilakukan
kesehatan dalam keluarga
merawat katarak

72
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan

Pada bab ini penulis akan membahas tentang “askep keluarga pada
keluarga ny.n dengan diagnosa hipertensi di desa batu menyan baru
kecamatan lempasing kabupaten pesawaran prinsip pembahasan ini
adalah memfokuskan keluarga sebagai klien. Proses keperawatan
adalah sekumpulan tindakan yang dipilih dalam usaha
memperbaiki status kesehatan keluarga atau pasien serta
manambah kemampuan mereka dalam mengatasi masalah
kesehatannya.
Dalam proses keperawatan terdapat langkah-langkah yang
harus dilalui secara urut dari pengkajian, perumusan diagnosis
keperawatan, rencana asuhan keparawatan, implementasi dan
evaluasi. (Harmoko,2012)

4.1.1 Pengkajian
Pengkajian adalah tahapan seseorang perawat
mengumpulkan informasi secara terus-menerusterhadap anggota
keluarga yang dibinanya. Secara garis besar data dasar yang di
pergunakan mengkaji status keluarga adalah struktur dan
karakteristik keluarga, sosial,ekonomi dan budaya,faktor
lingkungan, riwayat kesehatan, psikososi keluarga. Hal yang perlu
di kaji meliputi : data umum, riwayat dan tahap perkembangan
keluarga, pengkajian lingkungan, struktur keluarga, stres dan
koping, pemeriksaan fisik, harapan keluarga (Harmoko,2012)

Dari data umum yang penulis kumpulkan adalah Ny.U


sebagai kepala keluarga, berumur 65 tahun, dan pendidikan
terakhir Ny.U adalah SD. Dan Tn S suaminya meninggal saat

73
berusia 60 tahun dan pendidikan terakhir nya SD. Keluarga Ny.U
mempunyai anak 7 dan Ny.U tinggal bersama anak yaitu Ny.O
Tn.D Tn.P Hal ini didukung oleh teori menurut (aprina ,2010),
keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang di
peroleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
Pengkajian status sosial ekonomi keluarga menurut
(Harmoko,2012) ditentukan oleh pendapatan, baik dari kepala
keluarga maupun anggota keluarga lainnya.Selain itu, status sosial
ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan
yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki
oleh keluarga.Pengkajian status sosial ekonomi keluarga Ny.U
mengatakan pendapatan anggota keluarga kurang lebih Rp.
1.500.000 perbulan dan untuk memenuhi kebutuhan terkadang
cukup dan kurang, untuk keperluan, bayar listrik, makan, dan lain-
lain. Ny.U mengatakan tidak mempunyai tabungan khusus untuk
kesehatan.

Pengkajian tahap perkembangan keluarga saat ini, didapatkan


bahwa Ny.U mengatakan mempunyai 5 orang anak laki laki dan 2
orang anak perempuan. Maka tahap perkembangan keluarga
Ny.adalah keluarga anak dewasa. Didukung oleh teori keluarga
menurut Harmoko (2012), bahwa dalam tahapan perkembangan
keluarga terdapat tugas perkembangan utama yang harus di penuhi
secara urut antara lain adalah Memperluas keluarga inti menjadi
keluarga besar, mempertahankan keintiman pasangan, membantu
orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua,
membantu anak untuk mandiri di masyarakat, penataan kembali peran
dan kegiatan rumah tangga
Menurut Harmoko (2012), pada riwayat kesehatan keluarga inti
hal yang dikaji adalah riwayat penyakit genetik dan penyakit keluarga
pada masalalu dan masa sekarang seperti, riwayat kesehatan masing-

74
masing anggota keluarga, perhatian terhadap upaya pencegahan
penyakit, upaya dan pengalaman keluarga terhadap pelayanan
kesehatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan kesehatan.
Dalam pengkajian yan dapatkan pada keluarga, Ny.U sering
mengalami nyeri kepala dibagian tengkuk di bagian jari, Lutut dan
persendian. Ny.U mengatakan bahwa kondisi seperti ini sangat
mengganggu aktivitasnya, karena jika kambuh Ny.U tidak dapat
beraktifitas dengan nyaman Ny.U. mengatakan tidak mengetahui cara
mengatasi dan mencegah penyakit hipertensi dengan baik. Ny.U
mengatakan jika penyakitnya kambuh hanya di pijat dan di olesi
dengan balsam Ny.U mengatakan belum pernah menggunakan obat-
obatan herbal. Keluarga Ny.U mengatakan menggunakan fasilitas
kesehatan puskesmas dan rumah sakit jika ada anggota keluarganya
yang sakit dan membutuhkan pertolongan lebih lanjut Ny.U
mengatakkan dalam keluarganya dan dari keluarga suaminya tidak ada
anggota keluarga yang menderita penyakit keturunanseperti hipertensi,
asma dan diabetes mellitus. Sesuai dengan teori hal yang perlu dikaji
riwayat generasi diatas orang tentang riwayat penyakit keturunan,
upaya generasi tersebut tentang upaya penanggulangan penyakit,
upaya kesehatan yang di pertahankan sampai saat ini (Harmoko,2012).
Menurut Suprajitno (2004), hal-hal yang perlu di kaji sejauh mana
keluarga melakukan pemenuhan tugas dan perawatan keluarga adalah
mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal masalah kesehatan.
Hal yang dikaji adalah sejauh mana keluarga mengetahui fakta dari
masalah kesehatan, meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor
penyebab dan faktor yang mempengaruhi serta persepsi Menurut
Harmoko (2012), hal-hal yang perlu di kaji sejauh mana keluarga
melakukan pemenuhan tugas dan perawatan keluarga adalah
mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal masalah kesehatan.
Hal yang dikaji adalah sejauh mana keluarga mengetahui fakta dari
masalah kesehatan, meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor

75
penyebab dan faktor yang mempengaruhi serta persepsi keluarga
terhadap masalah terutama yang dialami oleh salah satu anggota
keluarga.
Dalam pengkajian didapatkan keluarga Ny.U terutama Ny.U
mengatakan tidak tahu apa itu hipertensi, penyebab hipertensi, tanda
dan gejala rematik dan faktor pencetus hipertensi. Ny.U mengatakan
sering mengalami nyeri di lulut kaki sebelah kanannya, nyeri seperti
ditusuk-tusuk Ny.U mengatakan jika penyakitnya kambuh hanya di
pijat dan di olesi dengan balsem Ny.U mengatakan belum pernah
menggunakan obat-obatan herbal Ny.O juga mengatakan tidak
mengetahui apa saja indikator prilaku hidup besih dan sehat.
Pemeriksaan fisik pada Ny.U yang dilakukan penulis di fokuskan
pada keluhan sering mengalami nyeri lulut atau kambuhnya penyakit
hipertensi pada Ny.U dan kurang pengetahuan keluarga tentang
penyakit hipertensi.

4.1.2. Diagnosa Keperawatan


Menurut (menurut dion dan betan ,2013) diagnosa keperawatan
adalah keputusan tentang respon keluarga tentang masalah kesehatan
actual dan potensial sebagai dasar seleksi intrvensi keperawatan untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan
kewenagan perawat.
Dari hasil pengkajian ini maka penulis mengangkat masalah
Resiko terjadinya penyakit hipertensi pada Ny.U Nyeri
(akut)berhubungan dengan Ketidak mampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang menderita hipertensi, yang kedua ISPA
berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit, Kurang pengetahuan berhubungan
dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal penyakit asam urat pada
anggota keluarganya.

76
Dari data tersebut penulis menuliskan etiologi
Ketidakmampuan keluarga merawat Ny.U yang sakit hipertensi,
Menurut teori, kemampuan keluarga dalam mengenal
masalah kesehatan dapat ditentukan dari sejauh mana keluarga
mengetahui fakta dari masalah kesehatan, meliputi pengertian,
penyebab, tanda dan gejala, dan faktor yang mempengaruhi serta
persepsi keluarga terhadap masalah kesehatan terutama yang
dialami anggota keluarga (Suprajitno 2004).
Dari problem dan etiologi di atas penulis merumuskan
diagnosa keperawatan masalah kesehatan Kurang pengetahuan
tentang cara mengatasi nyeri Ny.U berhubungan dengan ketidak
mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit .
Ny.O juga mengatakan tidak mengetahui apa saja indikator
perilaku hidup bersih dan sehat . dan saat pengkajian tampak
kondisi ruangan tidak tertatarapi dan banyak debu yang masuk ke
dalam rumah dan sekitar lingkungan yang kotor.
Dari masalah dan etiologi tersebut maka penulis
merumuskan diagnosa ISPA berhubungan dengan ketidak
mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit

4.1.3. Intervensi Atau Rencana Keperawatan


Perencanaan tindakan keperawatan salah satu tahap dari peroses
keperawatan dimulai dengan penentuan tujuan keperawatan (umum/khusus) ,
penetapan standar dan kriteria serta menetukan perencanaan untuk mengatasi
masalah keluarga.(dion dan betan 2013).
Nyeri (akut)berhubungan dengan Ketidak mampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang menderita hipertensi maka penulis merencanakan tindakan
keperawatan dengan tujuan setelah dilakukan 3 kali kunjungan rumah,
pemeliharaan kesehatan keluarga menjadi efektif dengan kriteria keluarga mampu
merawat anggota keluarga yang sakit dengan hipertensi ditandai dengan keluarga

77
mampu menjelaskan kembali tentang penyakit rematik meliputi pengertian,
penyebab, tanda dan gejala obat herbal hipertensi serta faktor pencetusnya. Dan
juga keluarga mampu menjelaskan cara merawat angggota keluarga yang sakit.
Dengan intervensi pertama yaitu kaji pengetahan keluarga tentang penyakit
hipertensi dan perawatannya dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan keluarga tentang Nyeri (akut)berhubungan dengan Ketidak
mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi

Intervensi kedua ISPA berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga


dalam merawat anggota keluarga yang sakit Intervensi ketiga yaitu berikan terapi
obat herbal seperti jus timun Mendiskusikan bersama keluarga tentang tanda dan
gejala hipertensi Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali tanda dan
gejala rematik Memberikan reinforcement positif atas usaha yang dilakukan
keluarga dimaksudkan agar keluarga mempunyai motivasi untuk bisa merawat
anggota keluarga yang sakit.

Begitu juga dengan diagnosa keperawatan Resiko terjadinya penyakit


diarepada keluarga Ny.U b.d Kurang pengetahuan pada keluarga Ny.U tentang
hipertensi dan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat, maka penulis merencanakan
tindakan keperawatan dengan tujuan setelah dilakukan 3 kali kunjungan rumah,
Resiko terjadinya penyakit hipertensi pada keluarga Ny.U tidak terjadi.dengan
kriteria keluarga mampu merawat anggota keluarga jika terjadi sakit diare ditandai
dengan keluarga mampu menjelaskan kembali tentang penyakit diare meliputi
pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta faktor pencetusnya. Dan juga
keluarga mampu menjelaskan cara merawat angggota keluarga yang sakit.
Dengan intervensi pertama yaitu kaji pengetahan keluarga tentang penyakit
diaredan perawatannya dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan
keluarga tentang diare. Intervensi kedua tingkatkan pengetahuan keluarga tentang
diare dengan meningkatkan pengetahuan diharapkan pengetahuan keluarga
tentang penyakit diaremenjadi meningkat. Intervensi ketiga yaitu berikan penkes
tentang diare dan PHBS ini dimaksudkan sebagai upaya meningkatkan
pengetahuan dan memberikan pembelajaran bagaimana merawat anggota keluarga

78
dengan diare dan keluarga menerapkan perilaku hidup besih dan sehat. Intervensi
keempat mendiskusikan dengan keluarga strategi-strategi yang tepat untuk
menangani diare, ini dimaksudkan dengan kondisi keluarga saat ini keluarga dapat
memilih perawatan diare yang tepat dan mudah dilakukan. Intervensi kelima yaitu
berikan dukungan dan dorongan agar keluarga mampu mencapai keberhasilan ini
dimaksudkan agar keluarga mempunyai motivasi untuk bisa merawat anggota
keluarga yang sakit.

4.1.4. Implementasi
Penulis melakukan implementasi sesuai dengan rencana tindakan yang
penulis buat.Tindakan keperawatan dilakukan dalam 3 kali kunjungan rumah.
Pada kegiatan implementasi perawat perlu melakukan kontrak sebelumnya (saat
mensosialisasikan diagnosis keperawatan) untuk pelaksanaan yang meliputi kapan
dilaksanakan, berapa lama waktu yang dibutuhkan, materi atau topik yang
didiskusikan, siapa yang melaksanakan, anggota keluarga yang perlu mendapat
informasi (sasaran langsung implementasi), dan (mungkin) peralatan yang perlu
disiapkan keluarga (Harmoko,2012). Implementasi yang penulis berikan kepada
keluarga Ny.U sesuai dengan perencanaan keperawatan yang telah penulis buat.

4.1.5. Evaluasi Keperawatan


Evaluasi adalah sebagai langkah akhir dari proses keperawatan, yaitu
suatuupaya untuk menentukan apakah seluruh proses keperawatan sudah berjalan
dengan baik dan apakah tindakan berhasil dengan baik (Zaidin 2010).
Pada tahap ini ada dua evaluasi yang dapat dilaksanakan oleh perawat, yaitu
evaluasi formatif yang bertujuan untuk menilai hasil implementasi secara bertahap
sesuai dengan kegiatan yang dilakukan sesuai kontrak pelaksanaan dan evaluasi
sumatif yang bertujuan menilai secara keseluruhan terhadap pencapaian diagnosis
keperawatan apakah rencana diteruskan, diteruskan sebagian, diteruskan dengan
perubahan intervensi atau dihentikan (Harmoko,2012).
Evaluasi pada kunjungan terakhir tanggal 13 MARET 2019 di rumah Ny.U
pukul 13.00 WIB dengan prioritas diagnosa utama tentang hipertensi didapatkan

79
data subyektif keluarga mengatakan sudah paham dengan penjelasan tentang
rhipertensi keluarga mengatakan sudah mengetahui cara merawat anggota
keluarga yang sakit hipertensi dengan obat herbal dan keluarga mengatakan akan
melakukan cara-cara yang sudah dijelaskan jika memang sakit terjadi. Data
obyektif keluarga mampu menjawab pertanyaan seputar hipertensi keluarga
sudah mampu menjelaskan cara merawat anggota keluarga yang sakit. Sehingga
dapat Nyeri (akut) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
menderita hipertensi

Selanjutnya saat kunjungan terakhir didapatkan data subyektif dari keluarga


yaitu keluarga mengatakan sudah mengerti tentang penyakit ISPA, keluarga
megatakan akan merubah prilakunya, keluarga mengatakan sekarang sudah
mengetahui. Data obyektif keluarga mampu menjawab pertanyaan mahasiswa
tentang ISPA. Sehingga dapat dianalisa bahwa ispa berhubungan dengan ketidak
mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.

80
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Pengkajian adalah pengumpulan data untuk merumuskan suatu
masalah.Pada tahap pengkajian salah satu faktor yang harus dikaji adalah tahap
perkembangan.Pada saat melakukan pengkajian tentang tahap perkembangan
pada keluarga Ny.U yaitu tahap perkembangan dengan anak usia dewasa,
dilihat dari anak Ny.N yaituNy.O sudah menikah dan mulai meninggalkan
rumah, tetapi masih ada anak lain yang masih bersekolah dan masih tinggal
bersama. Diagnosa keperawatan yang diangkat berfokus pada lima fungsi
keluargadan merupakan masalah utama yang dapat dilaksanakan oleh keluarga.
Diagnosa yang diangkat yaitu Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan pada
keluarga Nyeri (akut) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang menderita hipertensi, ISPA berhubungan dengan ketidak mampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit, Kurang pengetahuan
berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal penyakit asam urat
pada anggota keluarganya
Karena ditemukan data-data yang kuat untuk diagnose tersebut penulis
merencanakan mengatasi masalah dari ketiga diagnose tersebut.

Pada saat pelaksanaan keperawatan, factor pendukung yang ditemukan


yaitu keluarga Ny.U kooperatif sehingga dapat menyelesaikan masalah
kesehatan didalam keluarga Faktor penghambat yaitu Ny.U yang memiliki
keterbatasan ekonomi sehingga ada beberapa masalah yang kurang optimal
penyelesaiannya.
Implementasi dilakukan dengan menggunakan bahasa yang mudah
dapat dimengerti oleh keluarga, menggunakan leaflet lembar balik sehingga
keluarga dapat memahami apa yang telah disampaikan untuk mencapai hasil
yang maksimal, member kesempatan kepada keluarga untuk

81
bertanyadanmemberi pujian positifs aat keluarga berespon pada saat member
kan penyuluhan.
Pada tahap evaluasi keperawatan, keluarga mengatakan sudah
memahami semua penyuluhan yang dijelas kan dan berjanji akan
melaksanakan nya.

5.2. Saran
Bagi petugas kesehatan di harapkan dapat bekerja sama dengan setiap
kader dan keluarga untuk mengadakan penyuluhan kesehatan sesuai dengan
pendidikan masyarakat setempat, untuk melakukan pendeteksian lebih dini
masalah-maslah kesehatan yang ada di masyarakat dengan cara control
kesehatan setiap bulan untuk mencegah terjadinya akibat lebih lanjut.

Bagi petugas pemerintah setempat seperti RT,RW, Lurah dan lain-lain,


sekiranya lebih proaktif dan selektif dalam memberikan bantuan-bantuan
fasilitas kesehatan untuk masyarakat yang kurang mampu seperti KIS (Kartu
Indonesia Sehat ) JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat),
JAMKESKOT (Jaminan Kesehatan Kota), BPJS warga kurang mampu atau
jenis fasilitas kesehatan lain nya yang bias digunakan oleh warga yang kurang
mampu, sehingga warga yang kurang mampu bias mendapat jaminan kesehatan
dengan baik.

82
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J., (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Ed.


2 Jakarta: EGC
Doengoes, (1999). Perencanaan Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas
Kedokteran UI: Media Aescullapius
Price, Anderson Sylvia. (1997) Patofisiologi. Ed. I. Jakarta: EGC
Huda Nurarif & Kusuma H,. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Edisi Revisi Jilid 2. Jogja: Medi
Action.
Kaplan N, M. 2010. Primary Hypertension: Patogenesis, Kaplan Clinical
Hypertension. 10th Edition: Lippincot Williams & Wilkins, USA.
Wilkinson, Judith M. 2007,Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC
dan Kriteria Hasil NOC, Jakarta: EGC
Sutanto (2010). Hubungan Gaya Hidup Dan Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi.
Jurnals.ums.ac.id/index.php/Biomedika. Diakses pada tanggal 6 April 2019
Solechah, (2017) pengaruh terapi rendam kaki dengan air hangat terhadap
penurunan tekanan darah pada pasien dengan hipertensi di puskesmas
bahu manado.https://ejournal.unsrat.ac.id/.Diunduh pada tanggal 16 maret
2019.
Hanani Yesi, (2017) Terapi Rendam Kaki Menggunakan Air hangat Efektif
Menurunkan Tekanan Darah Pada Lanjut Usia”.
http://jurnal.Keskom.htp.ac.id. Diunduh pada tanggal 16 maret 2019.
Nurahmandai,(2016) Efektifitas Pemberian Terapi rendam kaki dengan air
hangat terhadap penurunan Tekanan darah Pada Lansia Dengan
hipertensi dip anti werdha Puncang Gading Semarang. Ejurnak stikes
telogorejo. Diunduh pada tanggal 16 Maret 2019

83

Вам также может понравиться