Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Ingin rasanya ia kabur dari sangkar. Tapi ia tak mau melakukannya, karena esok ada
perlombaan balap Merpati yang harus diikuti. Ia pun bertekad memenangi perlombaan agar
bisa membanggakan pemiliknya.
Tiba-tiba, Merpati mendengar suara di kebun mentimun di belakang rumah. Ia melihat Kancil
yang hendak mengambil buah mentimun.
“Maaf, aku lapar. Nanti aku bawa bijinya sebgai ganti,” kata Kancil pelan.
Kancil lalu mendekati sangkar Merpati. Merpati menceritakan kegundahan yang sedang
dirasakannya. Dengan seksama Kancil mendengarkan keluh kesah Merpati.
“Jangan begitu Merpati, mungkin pemilikmu tak mau kamu terlalu gemuk.”
Merpati menggeleng. “Itu tak mungkin. Aku malah bisa terbang lebih cepat,” kata Merpati
dengan sombongnya.
“Caranya?”
“Kamu bujuk Tekukur supaya ia mau bertukar sangkar saat makan jagung.”
***
Setelah Kancil pergi, Merpati membujuk Tekukur untuk bertukar tempat saat makan.
Awalnya Tekukur tak bersedia. Tapi karena Merpati terus memaksanya, maka Tekukur pun
terpaksa menuruti.
Esok harinya setelah sang pemilik pergi seusai memberi makan jagung. Merpati dan
Terkukur bertukar sangkar. Di sangkar Tekukur, Merpati lahap memakan jagung yang
berjumlah banyak. Merpati menjadi kekenyangan. Dengan susah payah, Merpati kembali ke
sangkarnya.
Tak lama kemudian, sang pemilik mengeluarkan Merpati yang masih kekenyangan dari
sangkar. Lalu membawanya ke perlombaan balap Merpati.
Sayang, di perlombaan Merpati yang masih kekenyangan tak bisa terbang cepat sehingga
kalah. Sang pemilik kembali ke rumah dengan wajah sedih. Merpati dikembalikan ke
sangkarnya.
Di dalam sangkarnya, Merpati tampak menyesal tak menuruti saran Kancil. Ia menceritakan
kekalahannya pada Tekukur.
“Merpati, kamu seharusnya tak perlu iri hati. Pemilik kita sengaja memberimu sedikit jagung
agar kamu bisa terbang cepat dan menang,” celethuk Tekukur dari dalam sangkarnya.
Merpati malu dan sedih mendengarnya. Ia pun menyesali sesuatu yang sudah tidak ada
gunaya. (58)