Вы находитесь на странице: 1из 6

Uji Kualitas Air

Kontrol kualitas air atau pengujian kualitas air dimulai sejak awal pengolahan yaitu di
sumber air baku, di proses dan di hasil pengolahan. Beberapa pengujian juga dilakukan
selama proses pengolahan untuk memasikan proses bekerja seperti yang diharapkan.

Pengujian kualitas air dilakukan secara labolatorium untuk mendapatkan hasil yang akurat.
Observasi langsung terhadap kondisi sumber juga dapat dijadikan acuan untuk menentukan
kualitas air tetapi pengujian secara labolaorium jelas merupakan hasil nyata yang akurat.

Pengujian meliputi:
1. Pengambilan Sampel (Sampling)
2. Pengujian Fisika
3. Pengujian Kimia
4. Pengujian Radiologi
5. Pengujian Mikrobiologi
1. Pengambilan Sampel (Sampling)
Sampel hendaknya diambil secara acak dari beberapa titik dari sumber air untuk
mendapatkan hasil yang mewakili kondisi sumber air. Untuk sumber yang mengalami
perubahan kualitas karena faktor lingkungan seperti cuaca, aktivitas pertanian, atau
industri hendaknya dilakukan pengambilan sampel untuk diuji setiap saat. Jika
memungkinkan ambil sampel sebelum melakukan transmisi air baku ke instalasi
pengolahan berikutnya. Tempatkan hasil sampel dalam wadah tertutup dan beri label
setidaknya meliputi tanggal, nama sumber, dan pengambil sampel dan buat catatan khusus
untuk sampel tersebut.

2. Pengujian Fisika.
Hasil pengujian bisa bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Kualitatif maksudnya hanya
menyatakan ada atau tidak ada sedangkan kuantitatif sudah bisa menyebutkan skala.
Adapun parameter yang diuji secara fisika adalah:
 Warna, bau, dan rasa. Didapat melalui pengamatan langsung dengan melihat,
mencium, dan mencicipi. Hasil pengamatan berupa deskripsi yang ditulis pada tabel
pengamatan
 Konduktivitas/Salinitas. Adalah kadar garam dalam air. Satuan yang dipergunakan
adalah Siemens atau MikroSiemens. Alat yang dipergunakan adalah Konduktivity Meter.
 Kekeruhan/Turbidity. Adalah kadar partikel padatan dalam air. Satuan yang
dipergunakan adalah NTU (Nephelolometric Turbidity Unit). Alat yang dipergunakan ada
yang berbentuk Turbidity Meter Digital atau Tabung Jackson untuk pengujian manual.
3. Pengujian Kimia
Parameter dasar yang harus diperiksa adalah sebagai berikut:
Derajat Keasaman/pH. Pengujian dilakukan dengan pH Meter Digital, maupun kertas
lakmus. Derajat keasaman dinyatakan dalam keadaan Asam,Netral,, dan Basa. Keadaan air
konsumsi harus berada dalam keadaan Netral yaitu skala 6,8 – 7,2. Jika kurang dari skala
netral disebut Asam, sedang diatas Netral disebut Basa. Keadaan air baku bisa sedikit
asam atau sedikit basa. Pengetahuan tentang derajat keasaman ini menjadi pertimbangan
pemilihan bahan pengendap.

Besi/Fe. Ion besi kebanyakan terjadi di sumber air tertutup. Ion besi memberikan warna
kuning terhadap air sebagai ciri dari oksida besi karena kontak dengan oksigen. Pengujian
dilakukan dengan penguji/reagent besi dan kadar dinyatakan dalam ppm/ atau mg/l.
Mangan/Mn. Mangan bisa terdapat pada sumber air tertutup. Seperti halnya besi, kadar
mangan dalam air berkurang dengan kontak dengan oksigen. Pengujian secara kimia
dilakukan reagent mangan. Satuan dinyatakan dalam ppm atau mg/l.

Alumunium/Al. Kadar Al tidak boleh melebihi batas aman yang disyaratkan regulasi. Bahan
ALumunium juga digunakan sebagai pengendap sehingga kontrol terhadap kadar
alumunium harus dilakukan untuk menjamin air aman untuk dikonsumsi. Pengujian melalui
penguji alumunium, satuan dinyatakan dengan ppm atau mg/l.

Nitrat/NO3 dan Nitrit/NO2. Nitrat dan Nitrit merupakan senyawa hasil penguraian organik.
Senyawa ini berbahaya terhadap kesehatan. Keberadaan senyawa ini mengindikasikan
adanya bahan organik dan aktivitas mikrobiologi. Pengujian dilakukan dengan reagent
Nitrat dan Nitrit, satuan dalam ppm atau mg/l.

Klorin/Cl. Gugus klorin digunakan sebagai disinfektan. kadar yang melebihi ambang batas
bersifat racun. Kekurangan kadar klorin menyebabkan proses disinfeksi tidak berjalan
sebagaimana harusnya. Kontrol kadar Cl dilakukan secara berkesinambungan untuk
menjaga keamanan hasil produksi.

4. Pengujian Radiologi.
Pengujian ini untuk mengukur kadar radioaktivitas dalam air. Hanya beberapa sumber yang
disinyalir terdapat aktivitas radioaktif yang harus diuji. Pengujian dilakukan dengan alat
pengukur radiasi.

5. Pengujian Mikrobiologi.
Bakteri e.coli dalam bentuk coliform (koloni e.coli) dapat diuji dengan perangkat
pengujian coliform. Coliform adalah bentuk koloni bakteri yang berbahaya karena
menyebabkan diare. e.coli sesungguhnya hidup dalam usus besar manusia dan hewan,
tetapi keberadaannya dalam air menyebabkan keseimbangan mikrobiologi dalam usus
terganggu dan menyebabkan diare. Pengujian dilakukan secra mikrobiologi atau untuk alat
portabel lapangan digunakan Delagua. Kadar dinyatakan dalam n/100ml Coliform.

Demikian parameter uji kualitas air. Lihat kembali Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang
Syarat dan Pengawasan Air Minum berikut revisnya. Banyak parameter yang tercantum
yang harus diuji tetapi cukup parameter dasar di atas yang diterapkan untuk kondisi
lapangan dan keterbatasan peralatan labolatorium lapangan. Pengujian lengkap hendaknya
dilakukan di labolatorium dan dilakukan secara berkala.

Kit Labolatorium Lapangan

Penguji Kekeruhan (Turbidity Test)


Turbidity Test
Penguji Salinitas/Konduktivitas (Conductivity Meter)

Conductivity Meter

Penguji Derajat Keasaman/pH (pH Test)


pH Test
Penguji Kadar Klorin (Chlorine Test)

Chlorine Test
Penguji Kadar Alumunium (Alumunium Test)

Alumunium Test
Penguji Kadar Besi (Iron Test)
Iron Test
Penguji Kadar Nitrat (Nitrate Test)

Nitrate Test
Penguji Kadar Nitrit (Nitrite Test)
Nitrite Test

Penguji Mikrobiologi Delagua Kit

Delagua Kit
Banyak Penguji kualitas air dengan parameter yang lebih kompleks dan portabel yang
beredar di pasaran. Contoh di atas adalah kit yang biasa dipakai oleh penulis dalam
pengalamannya mengelola suplai air dalam keadaan darurat bencana.

Вам также может понравиться