Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Tuba Ovarial Abscess (TOA) adalah massa inflamasi yang melibatkan tuba
(misalnya usus, kandung kemih) (Gencdal dkk, 2017:199). Toda dkk (2015:1)
menyatakan bahwa Tuba Ovarial Abscess (TOA) adalah kejadian langka tapi
berpotensi serius yang dapat terjadi setelah embolisasi arteri uterus (UEA). Tuba
Inflamatory Disease (PID) dan melibatkan abses yang dapat dilihat atau massa
inflamasi akibat dari kerusakan struktur normal tuba falopi dan ovarium oleh
kanan. Ovarium berukuran kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran
panjang kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm. Pinggir atasnya atau
permukaan depannya ke bawah dan depan. Ujung yang dekat dengan tuba terletak
lebih tinggi dari pada ujung yang dekat denga uterus dan tidak jarang di selubungi
oleh beberapa fibria dan infundibulum. Ujung ovarium yang lebih rendah
5
6
temukannya jaringan otot yang menjadi satu dengan jaringan otot di ligamentum
Struktur ovarium terdiri atas (1) korteks, bagian luar yang di liputi oleh epitelium
germinativum berbentuk kublik dan di dalamnya terdiri atas stroma serta folikel-
folikel primodial, dan (2) medulla, bagian di sebelah dalam korteks tempat
sedikit otot polos. Diperkirakan pada permpuan terdapat kira-kira 100.000 folikel
primer. Tiap bulan satu folikel akan keluar, kadang-kafang dua folikel, yang
merupakan bagian terpenting dari ovarium yang dapat di lihat dari korteks ovarii
yang berbeda, yaitu dari satu sel telur yang dikelilingi oleh satu lapisan sel-sel
sampai menjadi folikel de Graaf yang matang terisi dengan liquor follikuli,
2.2 Epidemiologi
pelvic inflammatory disease (PID) pada 15% kasus, dan kasus 30% pasien dengan
didiagnosis pada 40 pasien selama sepuluh tahun. Tiga persen dari 1.154 pasien
Diagnosis yang diterima adalah 33 persen benar. Usia dan Paritas berkisar antara
Studi serupa yang dilakukan oleh Pedowitz dan Bloomfield5 dan Mickal.Paritas
Abscees (TOA). Enam puluh tujuh persen memiliki dua anak atau kurang,
diakui dengan diagnosis Tuba Ovarial Abscees (TOA) atau abses panggul. Dari
intrauterine; dan dua (5%) dengan penggunaan pil KB. Tiga puluh lima abses
Hines-Moore,1979:109-110).
8
2.3 Etiologi
(TOA) yaitu infeksi bakteri polymicrobial anaerob dan aerob Neisseria gonorrhea
dan Chlamydia trachomatis yang dianggap sebagai faktor patogenesis abses yang
diisolasi sebagai agen. Penyebab lain terjadinya Tuba Ovarial Abscess (TOA)
yaitu adanya riwayat Pelvic Inflamatory Disease (PID) sebelumnya dan alat
kontrasepsi (IUD) yang masih merupakan faktor risiko utama (Gencdal dkk,
2017:199). Tuba Ovarial Abscess (TOA) biasanya terjadi pada wanita muda
2.3.1 Patogenesis
(PID) disebabkan oleh infeksi asending dari tratus genitalia bagian bawah
berasal dari vagina atau serviks menuju traktus bagian atas termasuk
uterus, tuba falopi, dan cavum peritoneum. 75% kasus terjadi selama fase
Abscess (TOA) juga disebabkan oleh infeksi asenden dari tuba falopi yang
ringga sendi, dan terkadang ke katub jantung. Semua bentuk radang tuba
massa pelvis jika tuba teregang oleh eksudat atau pada tahap selanjutnya
tuba.
10
gambaran klinis yang sama, gejalanya bisa samar atau bahkan tidak
terlihat pada tahap kronis dalam kasus ini, faktor utamanya adalah
berpendapat bahwa gejala yang dialami yaiu nyeri perut kram, dan demam
1. Anamnesis
Silva dkk (2015:116) mencatat gejala yang terjadi rata-rata berkisar 5 hari
dengan kisaran 1-30 hari terdapat 9 kasus akibat antibiotik terhadap pasien
rawat jalan Tuba Ovarial Abscess (TOA), selain itu nyeri perut bagian
bawah dan nyeri tekan uterus juga terdapat dalam kasus. Peningkatan
penelitian serupa terutama meliputi nyeri perut dan panggul (90%), yang
2. Pemeriksaan Fisik
adanya kepenuhan adneksa dan massa teraba di kuadran bawah dari perut.
13
3. Pemeriksaan Penunjang
dapat mengamati massa yang memiliki tepi dan debris yang teratur atau
tidak beraturan dan adanya cairan di perut disamping gejala abdomen akut
dan mengamati lokasi abses selama operasi (Gencdal dkk, 2017). Kim dkk
Abscess (TOA) yaitu dengan adanya sebuah massa di daerah adneksa atau
kelamin wanita bagian atas, termasuk rahim, saluran tuba, dan struktur
pelvis yang berdekatan. Pasien yang berisiko tinggi adalah wanita yang
menstruasi lebih muda dari 25 tahun yang memiliki banyak pasangan seks,
(PID) diprakarsai oleh infeksi yang naik dari vagina dan serviks ke saluran
Keluhan yang paling umum disajikan adalah sakit perut bagian bawah,
2. Kista Ovarium
wanita, yang salah satu nya tumor jinak ginekologi yang paling sering
kantong berisi cairan seperti balon berisi air yang terdapat di ovarium.
nyeri abdomen bawah, perut terasa penuh, berat dan kembung, tekanan
pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil), siklus menstruasi
15
tidak teratur dan sering nyeri, nyeri panggul yang menetap atau tidak
terlalu sering yang dapat menyebar ke punggung bawah dan paha, nyeri
robek, sehingga menyebabkan nyeri tekan perut bagian bawah yang akut
3. Appendicitis
askaris dan E.histolytica, parasit, benda asing dalam tubuh, kanker primer
dan striktur (Zulfikar, 2015: 44-45), dan ditandai dengan nyeri abdomen
kuadran kanan bawah dengan nyeri tekan lokal dan nyeri alih, nyeri otot
2.6 Terapi
kombinasi dari intervensi ini. Sebagian besar abses kecil (berdiameter <9 cm)
1. Farmakoterapi
antibiotik diberikan pada hari kedua; Namun, bisa ditunda jika ahli dalam
dan 2 pasien diberikan dengan Meronem 2 x 1 gr. Lama rawat inap dalam
2. Non Farmakoterapi
dilakukan pada semua pasien. Irisan kulit dibuat dengan median (lower
2017:200).
2.7 Komplikasi
Lomboan, 2015:624).
3. Nyeri pelvis kronis bisa di lihat dari sumber penyebabnya, dapat berawal
sebagian besar tersusun atas fibrin, sel darah merah, serta sebagian kecil
2.8 Prognosis
bahwa penelitian yang dilakukan menilai faktor risiko untuk hasil klinis
dikelola dengan terapi medis dan habis dalam waktu 7 hari tanpa
22), sedangkan mereka yang berhasil pembedahan atau habis setelah 7 hari
jumlah darah putih serum, suhu tubuh, diameter abses, kehadiran alat
meningkatkan risiko delapan kali lipat untuk prognosis buruk. Tidak ada
2.9 Edukasi
Menurut Kim dkk, edukasi yang dapat diberikan yaitu mencegah faktor
dkk, 2017:199).
3. Menjaga pola hidup agar terhindar dari faktor resiko Diabetes Militus yang