Вы находитесь на странице: 1из 23

BAB 1

PENDAHULUAN

Perencanaan didefinisikan sebagai suatu proses menetapkan tujuan dan


memutuskan bagaimana hal tersebut dapat dicapai. Rencana meliputi sumber-
sumber yang dibutuhkan, tugas yang diselesaikan, tindakan yang diambil dan
jadwal yang diikuti. Dalam perencanaan keperawatan, perawat memilih metode
khusus dan sekumpulan tindakan alternatif untuk menolong pasien
mempertahankan kesejahteraan yang optimal.
1.1 Latar Belakang
Pembuatan makalah mengenai konsep perencanaan dalam keperawatan ini
dalam rangka menyelesaikan tugas yang diberikan pada mata kuliah
Manajemen Keperawatan.
Rencana keperawatan merupakan bagaimana perawat merencanakan suatu
tindakan keperawatan agar dalam melakukan perawatan terhadap pasien
efektif dan efisien .

1.2 Pembatasan Masalah


Makalah ini membahas mengenai definisi perencanaan keperawatan. Serta
membahas mengenai tahap perencanaan keperawatan.
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini
penulis memperoleh hasil yang diinginkan, maka penulis akan membahas
tentang Konsep Perencanaan Dalam Keperawatan. Hal–hal yang akan penulis
bahas hanyalah tentang :

a) Definisi perencanaan dalam keperawatan


b) Tujuan perencanaan dalam keperawatan
c) Tahap perencanaan dalam keperawatan

1
2

1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain :

a) Untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan


b) Untuk menambah pengetahuan tentang perencanaan dalam keperawatan
c) Untuk mengetahui konsep perencanaan keperawatan
d) Untuk mengetahui apa itu SWOT
e) Untuk mengetahui apa itu POA
f) Untuk mengetahui strategi perencanaan.

1.4 Metode Penulisan


Dalam pembuatan makalah ini, menggunakan metode kepustakaan. Mengkaji
pustaka terhadap bahan–bahan kepustakaan yang sesuai dengan permasalahan
yang diangkat dalam makalah ini. Sebagai referensi juga diperoleh dari situs
web internet yang membahas mengenai perencanaan dalam keperawatan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep perencanaan


2.1.1 Defenisi

Perencaan merupakan fungsi organik manajemen yang merupakan


dasar atau titik tolak dan kegiatan pelaksaan kegiatan tertentu dalam
usaha mencapai tujuan organisasi.

Perencanaan tenaga keperawatan dipengaruhi oleh beberapa faktor,


antara lain lingicungan (external change), keputusan , organisasi yang
dapat berbentuk pensiun, pemutusan hubungan kerja (PHK), dan
kematian. Perencaan ketenagaan merupakan suatu proses yang
kompleks, yang memerlukan ketelitian dalam menerapkan jumlah
tenaga yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan dalam
mencapai tujuan organisasi

2.1.2 Prinsip perencanaan

Menurut siagian (19983), perencaan yang baik harus memiliki prinsip-


prinsip sebagai berikut:

Mengetahui sifat atau ciri suatu rencana yang baik yaitu:

1) Mempermudah tercapainya tujuan organisasi karena rencana


merupakan suatu keputusan yang menentukan kegiatan yang akan
dilakukan dalam rangka mencapai tujuan.
2) Dibuat oleh orang-orang yang mengerti organisasi
3) Dibuat oleh orang yang sungguh-sungguh mendalami teknik
perencaan
4) Adanya suatu perencanaan yang teliti,yang berarti rencana harus
di ikuti oleh program kegiatan terinci
5) Tidak boleh terlepas dari pemikiran pelaksanaan, artinya harus
tergambar bagaimana rencana tersebut dilaksanakan.
6) Bersifat sederhana, yang berarti disusun secara sistematis dan
prioritasnya jelas terlihat.
7) Bersifat luwes, yang berarti bisa diadakan penyesuaian bila ada
perubahan
8) Terdapat tempat pengambilan risiko karena tidak ada seorangpun
yang mengetahui apa yang akan terjadi di masa yang akan datang
9) Bersifat praktis, yang berarti bisa dilaksanakan sesuai dengan
kondisi organisasi
10) Merupakan prakiraan atau peramalan atas keadaan yang terjadi.

3
Memandang proses perencanaan sebagai suatu rangkaian
kegiatan yang harus dijawab dengan memuaskan menggunakan
pendekatan 5W1H

What kegiatan apa yang harus dijalankan dalam rangka


pencapaian tujuan yang telah disepakati?

Where dimana kegiatan akan dilakukan?

When kapan kegiatan tersebut akan dilakukan?

Who siapa yang harus melaksanakan kegiatan tersebut?

Why mengapa kegiatan tersebut perlu dilaksanakan?

How bagaimana cara melaksanakan kegiatan tersebut


kearah pencapaian tujuan?

Memandang proses perencanaan sebagai suatu masalah


yang harus diselesaikan dengan menggunakan teknik
ilmiah, artinya harus disusun dengan cara sistematis dan
didasarkan pada langkah sebagai berikut:

1) Mengetahui sifat hakiki dan masalah yang dihadapi


2) Mengetahui data yang akurat sebelum menyusun rencana
3) Menganalisis dan menginterpretasi data yang telah terkumpul
4) Menetapkan data alternatif pemecahan masalah
5) Melaksanakan rencana yang telah tersusun
6) Memilih cara yang terbaik untuk menyelesaikan masalah
7) Menilai hasil yang telah dicapai

2.1.3 Tipe-tipe perencaan


a) Berdasarkan luasnya
Strategic; rencana yang berlaku bagi organisasi secara
keseluruhan, menjadi sasaran umum organisasi tersebut, dan
berusaha menetapkan organisasi tersebut kedalam
lingkungannya.

Operasional; rencana yang memerinci detail cara mencapai


sasaran menyeluruh
b) Berdasarkan karangka waktu
1) Jangka panjang
2) Jangka pendek
c) Berdasarkan kehususan

4
1) Pengarahan; rencana yang fleksibel dan yang menjadi
pedoman umum
2) Pemerinci; rencana yang mendefenisikan dengan jelas
dan tidak memberuang untuk penafsiran
d) Berdasarkan frekuensi
1) Sekali pakai; rencana yang digunakan satu kali saja yang
yang secara kusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan
situasi yang unik
2) Terus menerus; rencana yang berkesinambungan yang
menjadi pedoman bagi kegiatan-kegiatan yang dilakukan
secara berulang-ulang

2.1.4 Tujuan perencanaan


1) Standar pengawasan
2) Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya
3) Mengetahui siapa saja yang terlibat mendapatkan kegiatan
yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan
4) Meminimalkan kehgiatan yang tidak produktif
5) Menyerasikan dan memadukan beberapa sub kegiatan
6) Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui
7) Mengarahkan pada pencapaian tujuan
2.1.5 Manfaat perencanaan
1) Standar pelaksanaan dan pengawasan
2) Pemilihan alternatif terbaik
3) Penyusunan skala periorit
4) Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi
5) Membantu manajer menyesuaikan diri dengan perubahan
lingkungan
6) Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait
7) Alat meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti

2.1.6 Perencaan tenaga keperawatan


Perencanaan tenaga atau staffing merupakan salah satu fungsi utama
seorang pemimpin organisasi,termasuk organisasi keperawatan.
Keberhasilan suatu organisasi salah satunya ditentukan oleh kualitas
sumber daya manusianya. Hal ini berhubungan erat dengan
bagaimana seorang pimpinan merencanakan ketenangan di unit
kerjanya.

5
Langkah perencanaan tenaga keperawatan menurut Drucicter dan
Gillies(1994) meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi bentuk dan beban pelayanan keperawatan yang
diberikan
2) Menentukan kategori perawat yang akan ditugaskan untuk
melaksanakan pelayanan keperawatan
3) Menentukan jumlah masing-masing kategori perawat yang
dibutuhkan
4) Menerima dan menyaring untuk mengisi posisi yang ada
5) Menentukan tenaga perawat sesuai dengan unit atau shif
6) Melakukan seleksi calon-calon yang ada
7) Memberikan tanggung jawab untuk melaksanakan tugas
pelayanan keperawatan

Penentuan tenaga keperawatan dipengaruhi oleh keinginan untuk


menggunakan tenaga keperawatan yang sesuai. Untuk lebih
akuratnya dalam perencanaan tenaga keperawatn, maka pimpinan
keperawatan harus mempunyai keyakinan tertentu dalam
organisasinya,seperti:

1) Rasio antara perawat dan klien di dalam perawatan intensif adalah


1:1 atau 1:2;
2) Perbandingan perawat ahli dan terampil di ruang medical bedah,
kebidanan, anak dan psikiatri adalah 2:1 atau 3:1
3) Rasio antara perawat dan klien san shif pagi atau sore adalah 1:5
untuk malam hari di ruang rawat dan lain-lain 1:10

Jumlah tenaga terapil ditentukan oleh tingkat ketergantungan


klien. Menurut Abdullah & Levine (1965) dalam Gillies (1994),
seharusnya dalam suatu unit ada 55% tenaga ahli dan 45% tenaga
terampil.

2.1.5 Perkiraan kebutuhan tenaga


Penetapan jumlah tenaga keperawatan harus disesuaikan dengan
kategori yang akan dibutuhkan untuk asuhan keperawatan klien
disetiap unit.
Kategori perawatan klien:
1) Perawatan mandiri (self cae), yaitu klien memerlukan bantuan
minimal dalam melakukan tindakan keperawatan dan
pengobatan.
2) Perawat sebagai (partial care), yaitu klien memerlukan bantuan
sebagai dalam tindakan keperawatan dan pengobatan tertentu
3) Perawatan total (total care), yaitu klien memerlukan bantuan
secara penuh dalam perawatan diri dan memerlukan observasi
secara ketat.

6
4) Perawatan intensif (intensive care), yaitu klien memerlukan
observasi dan tindakan keperawatan yang terus menerus.

Cara menentukan jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk setiap unit


sebagai berikut:

1) Rasio perawat klien disesuaikan dengan standar perkiraan


jumlah klien sesuai data sensus
2) Pendekatan teknik industri, yaitu identitas tugas perawat dengan
menganalisis alur kerja perawat atau work flow rata-rata
frekuensi dan waktu kerja ditentukan dngan data sensus klien,
dihitung untuk menentukan jumlah perawat yang dibutuhkan
3) System approach staffing atau pendekatan sistem ketenangan
dapat menentukan jumlah optimal yang sesuai dengan kategori
perawat untuk setiap unit serta mempertimbangkan komponen
input-proses-outpon-umpan balik.

2.2 SWOT

2.2.1 Pengertian SWOT

SWOT merupakan metode analisis perencanaan strategi (strategic


planning) guna mengetahui peta faktor-faktor lingkungan eksternal dan
internal suatu perusahaan atau unit bisnis sehingga menghasilkan
kesimpulan yang berguna untuk memberi masukan terhadap
pengambilan keputusan strategi dan memberi masukan prioritas strategi
terhadap apa yang sebaiknya dilakukan terlebih dahulu oleh pengambil
keputusan.

Diagram Ilustrasi Analisis SWOT

7
SWOT analysis is a technique that enables a group or individual to
move from everyday problems and traditional
strategies to a fresh perspective.

Diperkenalkan Oleh :
Albert Humphrey, pemimpin proyek riset pada Stanford University pada
tahun 1960-an dan 1970-an ketika menggunakan data perusahaan-
perusahaan dari Fortune 500 guna penelitiannya.

2.2.2 Tujuan Analisis SWOT


1) Memanfaatkan keuntungan dari kekuatan yang dimiliki dan
kesempatan yang ada
2) Meminimalisasi Kelemahan dan mengeliminasi ancaman

Analisis SWOT sangat berguna untuk mengenali situasi, lingkungan,


dan kondisi saat ini untuk keperluan pengambilan keputusan-
keputusan menentukan langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan
oleh perusahaan terhadap kelangsungan hidup aktivitas bisnisnya.
Analsis SWOT memberikan alur pikir (framework) yang baik untuk
keperluan peninjauan strategi, posisi, dan arah perusahaan
pengambilan posisi bisnis dalam industri, mengevaluasi kompetitor,
pengambilan kebijakan dalam perencanaan strategi marketing atau

8
bisnis, membuat laporan penelitian, brainstorming saat meeting, atau
kebutuhan lainnya.

SWOT merupakan akronim dari Strength (kekuatan), Weakness


(kelemahan), Opportunity (kesempatan), Threat (ancaman).

2.2.3 Pengamatan dan Analisis Lingkungan


Pengamatan dan analisis lingkungan ini terbagi atas dua bagian, yaitu
bersifat eksternal dan internal. Tujuan pengamatan lingkungan adalah
untuk melihat peluang pemasaran baru. Peluang pemasaran adalah
suatu daerah kebutuhan pembeli dimana perusahaan dapat beroperasi
secara menguntungkan. Analisis lingkungan ini akan memberikan hasil
yang lebih baik jika dibarengi dengan melakukan analisis PEST.
Peluang dapat digolongkan menurut daya tariknya dan kemungkinan
keberhasilannya. Kemungkinan keberhasilan unit bisnis tergantug pada
kekuatan bisnisnya yang tidak hanya sesuai dengan persyaratan berhasil
di pasar sasaran tersebut, namun juga harus lebih unggul dari
pesaingnya. Kompetensi saja belum berarti keunggulan kompetitif. Unit
bisnis yang paling berhasil adalah unit bisnis yang dapat menciptakan
nilai pelanggan lebih tinggi dan mempertahankannya dalam jangka
panjang

a) Analisis Lingkungan Internal


Analisis lingkungan internal ini terdiri dari:
1) Kekuatan (Strength)
Merupakan faktor-faktor yang telah dilakukan dan atau
dimiliki oleh unit bisnis dalam menjalankan usahanya. Pada
poin kekuatan ini hal-hal dapat dianggap mewakili sebagian
atau seluruhnya melalui pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut:
 Kemampuan apa yang dimiliki unit bisnis kita?
 Seperti apa advantage of proposition yang kita miliki?

9
 Resources seperti apa saja yang kita miliki (keuangan,
personel, aset-aset, dll.) serta seberapa jauh kemampuan
resources tersebut mampu mendukung pengembangan
usaha kita?
 Kemampuan, pengetahuan, data, maupun pengalaman
seperti apa yang saat ini telah dimiliki dan mampu
langsung diimplementasikan dalam unit bisnis kita?
 Bagaimana kemampuan pengelolaan keuangan kita?
 Bagaimana kemampuan kita dalam pengaturan marketing
mulai dari pembentukan program, distribusi, dll.?
 Berada di mana kah lokasi unit usaha kita dijalankan?
 Sistem seperti apa yang akan atau telah dijalankan (IT,
communication, systems,dll.)?
 Apakah iklim budaya, kebiasaan, maupun sikap
masyarakat setempat dapat menunjang kelangsungan
usaha?
 Bagaimana kita mengatur harga, nilai, dan kualitas yang
terjaga?
 Apa yang menjadikan produk usaha kita ini memiliki UPS
(unique selling points)?
 Bagaimana manajemen yang akan atau sedang diterapkan
saat ini serta bagaimana pengukuran kesuksesannya?

2) Kelemahan (Weakness)
Merupakan faktor-faktor yang belum dilakukan dan atau tidak
dimiliki oleh unit bisnis dalam menjalankan usahanya.Poin
kelemahan ini dapat di wakilkan melalui pertanyaan-pertanyaan
sebagai berikut:
 Bagaimana disadvantages of proposition kita saat ini?

10
 Apakan manajemen kita menjadi kelemahan usaha yang
sedang berlangsung?
 Apakah pengaturan keuangan yang akan atau sedang berjalan
telah berlaku sebagaimana mestinya?
 Sejauh mana reputasi, hasil, dan nilai yang telah dicapai
memberi kontribusi yang kecil atau malah membuat keburukan
bagi image perusahaan?
 Apakah pencapaian target yang telah ditetapkan menjadi tidak
terkendali?
 Apakan proses dan sistem kita berjalan dengan baik?
 Apakah moral, komitmen, dan kepemimpinan saat ini
membawa kebaikan bagi kelangsungan usaha?
 Bagaimana kondisi cashflow dan start-up cash-drain kita saat
ini?
 Bagaimana kondisi budaya, sikap, dan moral lingkungan usaha
kita saat ini?
 Apakah produk kita memiliki kekurangan nilai kompetitif?

a) Analisis Lingkungan Eksternal


Setiap unit bisnis sangat perlu memantau stakeholder-nya guna
mengetahui kekuatan lingkungan makro. Sering kali kekuatan
yang bersifat makro ekonomi ini berpengaruh

secara langsung terhadap unit bisnis, seperti halnya krisis


ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1998. Krisis finansial
mampu mengubah keadaan negara secara menyeluruh. Tidak
terhitung unit bisnis yang mengalami kebangkrutan, namun ada
juga unit bisnis yang ternyata mampu survive dan berkembang
dengan baik. Analisis lingkungan eksternal ini terdiri dari:

1) Peluang ( Opportunity)

11
Merupakan kondisi lingkungan eksternal yang mampu
menstimulasi unit bisnis Berikut ini merupakan daftar
pertanyaan atas poin tantangan:
 Bagaimana pemetaan market share usaha kita saat ini?
 Berapa banyak pesaing usaha kita serta bagaimana
karakter mereka?
 Bagaimana perkembangan industri atau trend lifestyle
yang akan terjadi?
 Bagaimana perkembangan teknologi serta inovasi
memberikan tantangan bagi perusahaan?
 Apakah akan dapat terbentuk pasar baru?
 Bagaimana perkembangan produk kita agar tetap
memiliki USP atau kah membentuk USP yang baru?
 Setauh mana kita dapat menghimpun data dan
penelitian yang dapat menunjang pengembangan
usaha kita?
 Sejauh mana kita dapat membanguna relasi secara
partnership dengan agensi atau distributor?
 Bagaimana iklim dan geografi lingkungan perusahaan
memberikan tantangan baru?

2) Ancaman (Threat )
Merupakan kondisi lingkungan yang mampu memberikan
tekanan terhadap unit bisnis

 Political effects?
 Legislative effects?
 Environmental effects?
 IT developments?
 Competitor intentions - various?

12
 Market demand?
 New technologies, services, ideas?
 Vital contracts and partners?
 Sustaining internal capabilities?
 Obstacles faced?
 Insurmountable weaknesses?
 Loss of key staff?
 Sustainable financial backing?
 Economy - home, abroad?
 Seasonality, weather effects?

1.2.4 Sumber Data

a) Data Internal
 Observasi Internal
 Wawancara “Orang Dalam”
 Statistik Internal
 Survei Data
 Kuesioner
b) Data Eksternal
 Observasi Lingkungan
 Wawancara “orang Luar”
 Statistik Independen
 Survei Independen
 Literatur
 Internet
1.2.5 Langkah-langkah SWOT:

Langkah 1: Identifikasi kelemahan dan ancaman yang paling penting


untuk diatasi secara umum pada semua komponen.

13
Langkah 2: Identifikasi kekuatan dan peluang yang diperkirakan cocok
untuk upaya mengatasi kelemahan dan ancaman yang telah
diidentifikasi lebih dahulu pada Langkah 1.

Langkah 3: Masukkan butir-butir hasil identifikasi (Langkah 1 dan


Langkah 2) ke dalam Pola Analisis SWOT. Langkah ini
dapat dilakukan secara keseluruhan, atau jika terlalu
banyak, dapat dipilah menjadi analisis SWOT untuk
komponen masukan, proses, dan keluaran.

Langkah 4: Rumuskan strategi atau strategi-strategi yang


direkomendasikan untuk menangani kelemahan dan
ancaman, termasuk pemecahan masalah, perbaikan, dan
pengembangan lebih lanjut.

Langkah 5: Tentukan prioritas penanganan kelemahan dan ancaman itu,


dan disusun suatu rencana tindakan untuk melaksanakan
program penanganan (kalau mungkin dalam bentuk
Ganntchart).

1.3 Planning, Organizing dan Actuating (POA)


1.3.1 Planning
Planning meliputi pengaturan tujuan dan mencari cara bagaimana
untuk mencapai tujuan tersebut. Planning telah dipertimbangkan
sebagai fungsi utama manajemen dan meliputi segala sesuatu yang
manajer kerjakan. Di dalam planning, manajer memperhatikan masa
depan, mengatakan “Ini adalah apa yang ingin kita capai dan
bagaimana kita akan melakukannya”.

Membuat keputusan biasanya menjadi bagian dari perencanaan karena


setiap pilihan dibuat berdasarkan proses penyelesaian setiap
rencana. Planningpenting karena banyak berperan dalam menggerakan
fungsi manajemen yang lain. Contohnya, setiap manajer harus

14
membuat rencana pekerjaan yang efektif di dalam kepegawaian
organisasi.

Dalam perencanaan, ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan.


Yaitu harus SMART :
Specific artinya perencanaan harus jelas maksud maupun ruang
lingkupnya. Tidak terlalu melebar dan terlalu idealis.
Measurable artinya program kerja atau rencana harus dapat diukur
tingkat keberhasilannya.
Achievable artinya dapat dicapai. Jadi bukan anggan-angan.
Realistic artinya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang
ada. Tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Tapi tetap ada
tantangan.
Time artinya ada batas waktu yang jelas. Mingguan, bulanan, triwulan,
semesteran atau tahunan. Sehingga mudah dinilai dan dievaluasi.
1.3.2 Organizing
Organizing adalah proses dalam memastikan kebutuhan manusia dan
fisik setiap sumber daya tersedia untuk menjalankan rencana dan
mencapai tujuan yang berhubungan dengan
organisasi. Organizing juga meliputi penugasan setiap aktifitas,
membagi pekerjaan ke dalam setiap tugas yang spesifik, dan
menentukan siapa yang memiliki hak untuk mengerjakan beberapa
tugas.

Aspek utama lain dari organizing adalah pengelompokan kegiatan ke


departemen atau beberapa subdivisi lainnya. Misalnya kepegawaian,
untuk memastikan bahwa sumber daya manusia diperlukan untuk
mencapai tujuan organisasi. Memekerjakan orang untuk pekerjaan
merupakan aktifitas kepegawaian yang khas. Kepegawaian adalah
suatu aktifitas utama yang terkadang diklasifikasikan sebagai fungsi
yang terpisah dari organizing.

Agar tujuan tercapai maka dibutuhkan pengorganisasian. Dalam


organisasi biasanya diwujudkan dalam bentuk bagan organisasi. Yang
kemudian dipecah menjadi berbagai jabatan. Pada setiap jabatan
biasanya memiliki tugas, tanggung jawab, wewenang dan uraian
jabatan (Job Description).

15
Semakin tinggi suatu jabatan biasanya semakin tinggi tugas, tanggung
jawab dan wewenangnya. Biasanya juga semakin besar
penghasilannya. Dengan pembagian tugas tersebut maka pekerjaan
menjadi ringan. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Disinilah
salah satu prinsip dari manajemen. Yaitu membagi-bagi tugas sesuai
dengan keahliannya masing-masing.

1.3.4 Actuating
Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak
diikuti dengan pelaksanaan kerja. Untuk itu maka dibutuhkan kerja
keras, kerja cerdas dan kerjasama. Semua sumber daya manusia yang
ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja
organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang
telah disusun. Kecuali memang ada hal-hal khusus sehingga perlu
dilakukan penyesuian.

Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran,
keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi,
misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan.

1.4 Manajemen Strategi


Manajemen strategi adalah seni dan pengetahuan dalam merumuskan,
mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas
fungsional yang memungkinkan sebuah organisasi untuk mencapai tujuan
(David, 2011:6). Manajemen strategis berfokus pada proses penetapan tujuan
organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai
sasaran, serta mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan
merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen strategis
mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu
bisnis untuk mencapai tujuan organisasi.

Menurut Thomas Wheelen dkk (2010:105), Manajemen strategi adalah


serangkaian dari pada keputusan manajerial dan kegiatan-kegiatan yang
menentukan keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang. Kegiatan
tersebut terdiri dari perumusan/perencanaan strategi,
pelaksanaan/implementasi dan evaluasi.

16
Tujuan Manajemen Strategi
Menurut Suwandiyanto (2010:02), terdapat empat tujuan manajemen strategi,
yaitu:

1) Memberikan arah pencapaian tujuan organisasi/perusahaan. Dalam


hal ini, manajer strategi harus mampu menunjukkan kepada semua pihak
kemana arah tujuan organisasi/perusahaan. Karena, arah yang jelas akan
dapat dijadikan landasan untuk pengendalian dan mengevaluasi
keberhasilan.
2) Membantu memikirkan kepentingan berbagai pihak.
Organisasi/perusahaan harus mempertemukan kebutuhan berbagai pihak,
pemasok, karyawan, pemegang saham, pihak perbankan, dan masyarakat
luas lainnya yang memegang peranan terhadap sukses atau gagalnya
perusahaan.
3) Mengantisipasi setiap perubahan kembali secara merata. Manajemen
strategi memungkinkan eksekutif puncak untuk mengantisipasi perubahan
dan menyiapkan pedoman dan pengendalian, sehingga dapat memperluas
kerangka waktu/berpikir mereka secara perspektif dan memahami
kontribusi yang baik untuk hari ini dan hari esok.
4) Berhubungan dengan efisiensi dan efektivitas. Tanggung jawab seorang
manajer bukan hanya mengkonsentrasikan terhadap kemampuan atas
kepentingan efisiensi, akan tetapi hendaknya juga mempunyai perhatian
yang serius agar bekerja keras melakukan sesuatu secara lebih baik dan
efektif.

1.4.1 Model Manajemen Strategi


Manajemen strategi berawal dari mengidentifikasi visi organisasi yang
sudah ada, misi, tujuan, dan strategi adalah titik awal yang logis untuk
manajemen strategis karena situasi sekarang perusahaan dan kondisi
dapat menghalangi strategi tertentu dan bahkan mungkin mendikte
tindakan tertentu. Setiap organisasi memiliki visi, misi, tujuan, dan
strategi,bahkan jika unsur-unsur ini tidak sadar dirancang, ditulis, atau
dikomunikasikan.

Manajemen strategi memiliki tahapan atau proses yang disusun dan


terstruktur dalam bentuk model seperti gambar di bawah ini (David,
2011:15):

 Menurut Bambang Haryadi (2003:3), strategi manajemen adalah


suatu proses yang dirancang secara sistematis oleh manajemen
untuk merumuskan strategi, menjalankan strategi dan
mengevaluasi strategi dalam rangka menyediakan nilai-nilai yang

17
terbaik bagi seluruh pelanggan untuk mewujudkan visi
organisasi.
 Menurut Mulyadi (2001:40), Manajemen strategi adalah suatu
proses yang digunakan oleh manajer dan karyawan untuk
merumuskan dan mengimplementasikan strategi dalam
penyediaan costumer value terbaik untuk mewujudkan visi
organisasi.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa


manajemen strategi adalah seni dan ilmu untuk formulasi,
implementasi dan evaluasi keputusan-keputusan yang bersifat lintas
fungsional, yang digunakan sebagai panduan tindakan bagi fungsi
SDM, pemasaran keuangan, produksi, dan lain-lain agar organisasi
dapat mencapa tujuannya.

1.4.2 Proses dan Tahapan Manajemen Strategi


David (2011:6) menjelaskan bahwa proses manajemen strategis terdiri
dari tiga tahapan, yaitu :

a) Perumusan Strategi (Strategy Formulation)


Perumusan strategi adalah tahap awal pada manajemen strategi,
yang mencakup mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi
peluang eksternal organisasi dan ancaman, menentukan kekuatan
dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang,
menghasilkan strategi alternatif, dan memilih strategi tertentu
untuk mencapai tujuan.

18
b) Implementasi Strategi (Strategy Implemented)
Implementasi strategi adalah tahap selanjutnya sesudah
perumusan strategi yang ditetapkan. Penerapan strategi ini
memerlukan suatu keputusan dari pihak yang berwenang dalam
mengambil keputusan untuk menetapkan tujuan tahunan,
menyusun kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan
sumber daya sehingga strategi yang dirumuskan dapat
dilaksanakan. Pada tahap ini dilakukan pengembangan strategi
pendukung budaya, merencanakan struktur organisasi yang
efektif, mengatur ulang usaha pemasaran yang dilakukan,
mempersiapkan budget, mengembangkan dan utilisasi sistem
informasi serta menghubungkan kompensasi karyawan terhadap
kinerja organisasi.

c) Evaluasi Strategi Strategy Evaluation)


Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategis.
Manajer sangat membutuhkan untuk tahu kapan strategi tertentu
tidak bekerja dengan baik; Evaluasi strategi adalah alat utama
untuk memperoleh informasi ini. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan penilaian atau melakukan proses evaluasi strategi. Dalam
penilaian strategi terdapat tiga aktivitas penilaian yang mendasar,
yaitu: Peninjauan ulang faktor-faktor eksternal dan internal yang
menjadi landasan bagi strategi saat ini, Pengukuran kinerja, dan
3). Pengambilan langkah korektif. Penilaian strategi sangat
diperlukan oleh suatu perusahaan karena strategi yang berhasil
untuk saat ini tidak selalu berhasil untuk di masa yang akan
datang.

19
BAB 3.
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Rencana keperawatan adalah petunjuk tertulis yang menggambarkan secara
tepat mengenai rencana tindakan yang dilakukan terhadap klien sesuai
dengan kebutuhannya berdasarkan diagnosis keperawatan.

3.2 Saran

20
Tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan merupakan petunjuk untuk
intervensi keperawatan pada individu. Tujuan dan kriteria hasil yang
diharapkan menentukan efektivitas dari intervensi keperawatan

21
Daftar Pustaka

David, Fred R. 2011. Strategic Management Manajemen Strategi Konsep, Edisi


12. Jakarta: Salemba Empat.
Wheelen, Thomas L., Hunger, J. David. 2010. Strategic Management and
Business Policy Achieving Sustainability. Twelfth Edition. Pearson.
Hariadi, Bambang. 2003. Strategi Manajemen. Malang: Banyumedia Publishing.
Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat dan Rekayasa,
Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.
Suwandiyanto, lM. 2010. Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan.
Online.

22
23

Вам также может понравиться