Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Sesak
dirasakan hilang timbul dan memberat sejak 7 hari SMRS. 3 bulan SMRS, pasien batuk berdahak
berwarna putih. Batuk terjadi terus menerus selama 2 minggu, tidak dipengaruhi aktivitas, cuaca,
maupun debu dan sudah pernah diobati tetapi batuk tidak berkurang. Selain itu, pasien juga
mengeluh demam sumer sumer selama 2 minggu dan sudah diobati tetapi demam timbul kembali.
Pasien mengalami penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan 10 kg dalam 2 bulan
terakhir.
Diagnosis dari Tuberkulosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta
pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis didapatkan pasien mengeluhkan sesak nafas sejak 4 bulan
SMRS yang dirasa hilang timbul. Pasien juga mengeluhkan batuk berdahak warna putih sejak 2
minggu SMRS. Pasien juga mengeluhakan demam sumer-sumer, keringat malam hari, dan
penurunan berat badan. Dari anamnesis dicurigai pasien mengalami TB. Gejala TB sendiri dibagi
menjadi 2 yaitu gejala respiratorik dan gejala sistemik. Gejala respiratorik yaitu batuk ≥ 3 minggu,
batuk darah, sesak napas, dan nyeri dada, sedangkan gejala sistemik meliputi demam, malaise,
keringat malam, anoreksia, berat badan menurun (PDPI, 2006).
Pada pasien ini terdapat sesak yang berdasarkan teori merupakan late symptom dari proses
lajut tuberculosis paru akibat adanya restriksi dan obstruksi saluran napas serta loss of vascular
bed/vascular thrombosis batuk berlendir. Berdasarkan dengan teori batuk berlendir terjadi karena
iritasi bronkus, dan selanjutnya batuk diperlukan untuk membuang dahak ke luar (Alsagaff, 2006).
Gejala lain yang ada demam. Menurut teori Demam merupakan salah satu tanda inflamasi.
Demam pada penyakit tuberculosis biasanya hilang timbul. Mekanisme demam sendiri yaitu
mikroorganisme yang masuk ke dalam jaringan atau darah akan difagositosis oleh leukosit darah,
makrofag, dan sel mast. Setelah memfagositosis, sel ini akan mengeluarkan IL-1 ke dalam cairan
tubuh disebut sebagai pirogen endogen. IL-1 menginduksi pembentukan prostaglandin akan
menstimulus hipotalamus sebagai pusat termoregulator untuk meningkatkan temperatur tubuh dan
terjadi demam atau panas. Sedangkan menggigil didapatkan terjadi saat suhu tubuh dengan cepat,
tetapi tidak diikuti pengeluaran panas dengan kecepatan yang sama atau dapa terjadi sebagai suatu
reaksi umum yang lebih hebat (Alsagaff, 2006).
Pasien juga mengalami keringat pada malam hari, berdasarkan teori Keringat malam ini
kemungkinan disebabkan oleh karena kuman yang menginfeksi penderita, misalnya kuman
Mycobacterium Tuberculosis, mengadakan metabolisme seperti pembelahan didalam tubuh
penderita sehingga terjadilah manifestasi keringat (Alsagaff, 2006).
Nafsu makan menurun adanya gangguan pada reflex vagal yang menyebabkan peningkatan
hormone leptin sehingga pasien merasa selalu kenyang. Penurunan berat badan disebabkan oleh
peningkatan metabolisme pada infeksi TB, sehingga terjadi pemecahan pada cadangan makanan
yang ada pada tubuh dikarenakan kebutuhan sel yang meningkat dan nutrisi yang kurang dari
tubuh (Alsagaff, 2006).
Dari pemeriksaan fisik dinding dada, pada inspeksi baik dinding dada anterior dan posterior
dalam batas normal dimana pengembangan dinding dada kanan = dada kiri, dan tidak didapatkan
retraksi. Pada palpasi dalam batas normal dimana fremitus kan dan kiri sama. Pada perkusi,
terdengar suara sonor pada kedua lapang paru dimana pada SIC III ke bawah menurun. Pada
auskultasi dalam batas normal dimana suara dasar vesikuler terdengar dikedua lapang paru, tidak
terdengar suara nafas tambahan seperti ronkhi basah kasar, ronki bsah halus, maupun wheezing.
Pada permulaan (awal) perkembangan penyakit umumnya tidak (atau sulit sekali)
menemukan kelainan. Kelainan paru pada umumnya terletak di daerah lobus superior terutama
daerah apex dan segmen posterior , serta daerah apex lobus inferior. Pada pemeriksaan jasmani
dapat ditemukan antara lain suara napas bronkial, amforik, suara napas melemah, ronki basah,
tanda-tanda penarikan paru, diafragma & mediastinum.
Dari hasil darah rutin didapatkan adanya penurunan kadar hemoglobin dan hematocrit.
Penurunan kadar hemoglobin dan hematokrit ini kemungkinan disebabkan penyakit kronik pasien.
Selain itu kadar leukosit pada pasien juga sedikit meningkat, hal ini menunjukkan adanya proses
infeksi pada tubuh pasien yang kemungkinan disebabkan kuman tuberkulosis (Amin, 2007).
Pada pemeriksaan mata, didapatkan mata ikterik. Hal kemungkinan terjadi kelainan pada
sistem urobilinubin nya. Kemudian kelainan dikonfirmasi dengan pemeriksaan abdomen. Dimana
pada pemeriksaan abdomen didapatkan adanya pembesaran hepar.
Daftar pustaka
1. Alsagaff H. Mukty HA, Infeksi tuberculosis paru dalam: Dasar-dasar ilmu penyakit paru,
Surabaya: Airlangga University Press, 2006: 73-109.
2. Amin Z. Bahar A, Tuberkulosis paru dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV,
Jakarta, 2007: 988-93.