Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KEPERAWATAN ANAK
“KOMUNIKASI PADA BAYI, ANAK DAN KELUARGA”
Oleh
Kelompok 4
Andrial 1811316052
Habibi 1811316053
Miftahul Rahmi 1811316054
Sandri 1811316055
Arora Nexsi Amanda 1811316056
Shinta Ariyanti 1811316057
Weni Zuryati 1811316058
Ririn Budiarti 1811316059
Asmaridah 1811316060
Rita Efriani 1811316061
Budi Yuniarto 1811316062
Mawarni 1811316063
Hanifah Halim 1811316064
Rama Hidayat 1811316065
Raysa Suci Pratiwi 1811316066
Sakinah Gading 1811316068
PROGRAM B KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2018
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... 2
BAB I .................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 4
A. Latar belakang ......................................................................................................... 4
A. Rumusan masalah ................................................................................................. 5
B. Tujuan .................................................................................................................... 5
BAB II ................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 6
A. Prinsip Komunikasi .............................................................................................. 6
B. Faktor- Faktor yang mempengaruhi komunikasi ............................................ 12
C. Komunikasi Berdasarkan Tumbuh Kembang ....................................................... 17
D. Cara Komunikasi .................................................................................................. 21
E. Komunikasi dengan keluarga yang memiliki bayi dan anak .......................... 25
BAB III ................................................................................................................................ 36
PENUTUP ........................................................................................................................... 36
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 37
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manusia dalam menjalani hidupnya memerlukan interaksi dengan
orang lain. Untuk berinteraksi diperlukan adanya suatu komunikasi yang
baik. Anak adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau
belum mengalami masa pubertas. Masa remaja merupakan suatu periode atau
masa tumbuhnya seseorang dalam masa transisidari anak –anak menuju
dewasa, yang meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan
memasuki masa dewasa.
Menurut psikologi, anak adalah periode pekembangan yang
merentang dari masa bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini
biasanya disebut dengan periode prasekolah, kemudian berkembang setara
dengan tahun tahun sekolah dasar. Sehingga para orang tua harus lebih
berhati-hati dalam berkomunikasi dengan anak, karena anak sangatlah cepat
untuk mengingat apa yang sedang dilihat dan yang didengarnya.
Tujuan penggunaan proses komunikasi secara spesifik, yaitu,
mempelajari atau mengajarkan sesuatu, mempengaruhi perilaku seseorang,
mengungkapkan perasaan, menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang
lain, berhubungan dengan orang lain, menyelesaian sebuah masalah,
mencapai sebuah tujuan, menurunkan ketegangan dan menyelesaian konflik,
menstimulasi minat pada diri sendiri atau orang lain.
Dalam hal tersebut maka sangatlah penting seorang perawat untuk
dapat melakukan komunikasi secara efektif. Peran perawat dalam melakukan
komunikasi pada anak dan remaja adalah hubungan yang terapeutik antara
perawat dan klien akan merupakan pengalaman belajar dan juga merupakan
pengalaman koreksi terhadap emosi klien. Disini perawat sebagai tim
pelaksana dalam melakukan penyusunan asuhan keperawatan secara
terapeutik, sepertirealisasidiri, penerimaan diri, peningkatan penghormatan
diri, kemampuan membina hubungan interpersonal yang tidak superfisial dan
saling bergantung dengan orang lain, peningkatan fungsi dan kemampuan
untuk memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan yang
realistis, asaidentitas personal yang jelas dan peningkatan integritas diri.
A. Rumusan masalah
1. Bagaimana prinsip komunikasi ?
2. Bagaimana prinsip komunikasi berdasarkan tumbuh kembang?
3. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi komunikasi ?
4. Apa saja factor-faktor komunikasi berdasarkan tumbuh kembang?
5. Bagaimana komunikasi berdasarkan tumbuh kembang?
6. Bagaimana komunikasi pada keluarga dan anak?
B. Tujuan
1. Agar mengetahui tentang prinsip komunikasi
2. Agar mengetahui prinsip komunikasi berdasarkan tumbuh kembang
3. Agar mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi komunikasi.
4. Agar mengetahui yang menjadi factor komunikasi berdasarkan tumbuh
kembang.
5. Agar mengetahui komunikasi pada bayi, anak dan keluarga.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Prinsip Komunikasi
Komunikasi adalah kontak atau hubungan atau penyampaian beritaatau
penerimaan berita yang dilakukan oleh dua orang atau lebih
yangmemungkinkan pesan atau berita itu bias diterima atau dipahami.
Komunikasi terapeutik adalah hubungan interpersonal perawat-klien
(anak) merupakan proses belajar bersama dalam rangka memperbaiki
pengalaman emosionalklien. ( Stuart G. W. 1998).
Secara umum komunikasi kesehatan merupakanupaya sistematis yang secara
positif mempengarui praktek-praktek kesehatan populasi besar. Sasaran
utama komunikasi kesehatan adalah melakukanperbaikan kesehatan yang
berkaitan dengan praktek dan pada gilirannya status kesehatan. Komunikasi
kesehatan yang efektif merupakan suatu kombinasi antara seni dan
ilmu.Pendekatan komunikasi kesehatan diturunkan dari disiplin
ilmu meliputipemasaran sosial, antropologi, analisis perilaku, periklanan,
komunikasipendidikan, serta ilmu-ilmu sosial yang lain. Hal ini saling
melengkapi, salingtukar menukar prinsip dan tehnik umum satu sama lain
sehingga masing-masing memberikan sumbangan yang unik bagi metodelogi
komunikasi kesehatan.
a. Tujuan komunikasi pada anak dan bayi
Tujuan berkomunikasi dengan bayi, yaiti:
1. Memberi rasa aman pada bayi.
2. Memenuhi kebutuhan bayi akan kasih sayang, dan melatih bayi
mengembangkan kemampuan bicara , mendengar, dan menerima
rangsangan.
Tujuan komunikasi pada anak:
1. Melatih keterampilan penggunaan pancaindra
2. Meningkatkan keterampilan kognitif, afektif, dan psikomotor
3. Sebagai bentuk pembelajaran dan permainan dalam melakukan
hubungan dengan orang lain
4. Mengembangkan konsep diri
b. Prinsip komunikasi pada bayi
Anda tentu sudah tahu, meskipun bayi belum bisa berbicara, namun ia
harus aktif diajak berkomunikasi sebagai bentuk stimulasi tumbuh-
kembangnya. Ada berbagai teori mengenai cara berkomunikasi dengan bayi,
salah satunya berbicara seperti orang dewasa pada umumnya.
Namun, menurut Denis Burnham, pakar bahasa dari Australia,
berkomunikasi dengan bayi harus memperhatikan beberapa hal, yaitu
pengaturan emosi, ritme, dan struktur karakteristik. Berikut penjelasannya
8. Tidak mudah terpengaruh oleh masa lalu klien ataupun diri perawat
sendiri
Perawat harus mampu memandang dan menghargai klien sebagai
individu yang ada pada saat ini, bukan atas masa lalunya, demikian pula
terhadap dirinya sendiri.
2. Perkembangan
Perkembangan ada 2 yaitu:
a. Pertumbuhan manusia
Pertumbuhan dapat mempengaruhi pola pikir manusia. Bagaimana
komunikan menyikapi informasi yang diberikan komunikator dan
bagaimana komunikator menyampaikan informasi kepada komunikan.
Setiap orang memiliki cara masing-masing untuk menyampaikan
informasi agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Misalnya cara
menyampaikan informasi kepada anak bayi dengan remaja tentu saja
berbeda. Ada cara-cara tersendiri yang dapat kita sesuaikan dengan
pola pikir yang sesuai dengan pertumbuhannya. Pada bayi bisa dengan
gerakan tubuh, seperti menendang dll.
b. Keterampilan menguasai bahasa
Keterampilan dalam berbahasa ini merupakan salah satu faktor yang
sangat terkait dengan pertumbuhan. Pada dengan bayi, bayi memiliki
keterampilan bahasa hanya dengan isyarat (non verbal) seperti
menangis jika sakit, haus, atau lapar.
2. Sikap
Sikap dalam komunikasi dapat mempengaruhi proses kemungkinan
berjalan efektif atau tidak, hal tersebut dapat ditunjukkan seseorang yang
memiliki sikap kurang baik akan menyebabkan pendengar kurang percaya
terhadap komunikator, demikian sebaliknya apabila dalam komunikasi
menunjukkan sikap yang baik maka dapat menunjukkan kepercayaan dari
penerima pesan atau informasi. Sikap yang diharapkan dalam komunikasi
tersebut seperti terbuka, percaya, empati, menghargai dan lain-lain,
kesemuanya dapat mendukung berhasilnya komunikasi terapeutik.
5. Sistem Sosial
Sistem sosial yang dimaksud di sini adalah budaya yang ada di
masyarakat, di mana setiap daerah memiliki budaya atau cara komunikasi
yang berbeda. Hal tersebut dapat juga mempengaruhi proses komunikasi
seperti orang Batak engan orang Madura ketika berkomunikasi dengan
bahasa komunikasi yang berbeda dan sama-sama tidak memahami bahasa
daerah maka akan merasa kesulitan untuk mencapai tujuan dan komunikasi.
6. Saluran
Saluran ini merupakan faktor luar yang berpengaruh dalam proses
komunikasi seperti intonasi suara, sikap tubuh dan sebagainya semuanya akna
dapat memberikan pengaruh dalam proses komunikasi, sebagai contoh apabila
kita berkomunikasi dengan orang yang memiliki suara atau intonasi jelas
maka sangat mudah kita menerima informasi ataupun pesan yang
disampaikan. Demukian sebaliknya apabila kita berkomunikasi dengan orang
yang memiliki suara yang tidak jelas kita akan kesulitan menerimapesan atau
informasi yang disampaikan.
7. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar area, lingkungan
dalam hal komunikasi yang dimaksud di sini dapat berupa situasi, ataupun
lokasi yang ada. Lingkungan yang baik atau tenang akan memberikan dampak
berhasilnya tujuan komunikasi sedangkan lingkungan yang kurang baik akan
memberikan dampak yang kurang. Hal ini dapat kita contohkan apabila kita
berkomunikasi dengan anak pada tempat yang gaduh misalnya atau tempat
yang bising, maka proses komunikasi tidak akan bisa berjalan dengan baik,
kemungkina sulit kita berkomunikasi secara efektif karena suara yang tidak
jelas, sehingga pesan yang akan disampaikan sulit diterima oleh anak.
Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia sekolah ini adalah tetap
masih memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak yaitu
menggunakan kata-kata sederhana yang spesifik, menjelaskan sesuatu
yang membuat ketidakjelasan pada anak atau sesuatu yang tidak
diketahui, pada usia ini keingintahuan pada aspek fungsional dan
prosedural dari objek tertentu sangat tinggi. Maka jelaskan arti, fungsi
dan prosedurnya, maksud dan tujuan dari sesuatu yang ditanyakn secara
jelas dan jangan menyakiti atau mengancam sebab ini akan membuat
anak tidak mampu berkomunikasi secara efektif.
b) Pendengaran
Pada saat lahir, bayi dapat dikatakan masih tuli. Namun, mulai
hari ketiga sampai ketuju bayi sudah mampu bereaksi terhadap
suara dari lingkungannya. Dalambeberapa hari, bayi telah mampuh
membedakan berbagai suara misalnya membedakan suara ibunya
dari suara orang lain.
Pada usia ke enam belas minggu bayi sudah mulai menolehkan
kepala pada suara yang asing bagi dirinya. Pada pertengahan tahun
pertama bayi sudah mulai mengucapkan kata-kata awal seperti ba-
ba, da-da, dan lain-lain. Pada bulan ke sepuluh bayi sudah bereaksi
terhadap panggilan terhadap namanya. Pada akhir tahun pertama
bayi sudah mampu mengucapkan kata-kata yang spesifik antara
dua atau tiga kata.
c) Perabaan
Kulit bayi cukup peka sehingga sangat sensitiv terhadap segala
sentuhan, tekanan dan suhu.
e) Wicara
Kemampuan bicara pada tahun pertama muncul dalam tiga
bentuk, yang lebih dikenal sebagai “bentuk prawicara” (prespeech
forms), yaitu: menangis, merengek, dan gerak gerik. Komunikasi
dengan bayi dilakukan dengan menggunakan suara, sentuhan dan
belaian, ciuman (taktil) ataupun gerakan.
c. Bercerita
Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak dapat
mudah di terima ,mengingat anak sangat suka sekali dengan cerita
,tetapi cerita yang disampaikan hendaknya sesuai dengan pesan yang
akan dapat diekspresikan melalui tulisan maupun gambar.
d. Memfasilitas
Memfasilitasi anak adalah bagian cara berkomunkasi, melalui ini
ekspresi anak atau respon anak terhadap pesan dapat di terima. Dapat
memfasilitasi kita harus mampu mengekspersikan perasaan dan tidak
boleh dominan, tetapi anak harus diberikan respons terhadap pesan
yang disampaikan melalui mendengarkan dengan penuh perhatian dan
jangan merefleksikan ungkapan negative yang menunjukan kesan yang
jelek pada anak.
e. Biblioterapi
Melalui pemberian buku atau majalah dapat digunakan untuk
mengekspresikan perasaan,dengan menceritakan isi buku atau majalah
yang sesuai dengan pesan yang akan disampaikan kepada anak
h. Penggunaan Skala
Penggunaan skala atau peringkat ini digunakan dalam mengungkapkan
perasaan sakit pada anak seperti penggunaan perasaan nyeri ,cemas
,sedih dan lain lain,dengan menganjurkan anak untuk mengekspresikan
perasaan sakitnya
i. Menulis
Melaui cara ini anak akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada
keadaan sedih ,marah atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan
pada abak yang jengkel ,marah dan diam . cara ini dapat dilakukan
apabila anak sudah memiliki kemampuan untuk menulis
j. Menggambar
Seperti halnya menulis menggambar pun dapat digunakan untuk
mengungkapkan ekspresinya ,perasaan jengkel marah yang biasanya
dapat diungkapkan melalui gambar dan anak akan mengungkapkan
perasaannya apabila perawat menanyakan maksud dari gambar yang
ditulisnya.
k. Bermain
Bermain alat efektif pada anak dalam membantu berkomunikasi,
melalui ini hubungan interpersonal antara anak, perawat dan anak,
perawat dan orang di sekitaranya dapat terjalin, dan pesan pesan dapat
disampaikan.
E. Komunikasi dengan keluarga yang memiliki bayi dan anak
Pola Komunikasi Keluarga Pola komunikasi keluarga adalah komunikasi
yang terjadi dalam keluarga dimana sumber adalah orangtua kepada anaknya
ataupun anak kepada orangtua yang mempunyai polapola tertentu. Pola
komunikasi keluarga dalam penelitian ini adalah pola komunikasi laissez-
faire, pola komunikasi protektif, pola komunikasi pluralistik dan pola
komunikasi konsensual
a. Pola komunikasi dibagi menjadi :
c. Bentuk Komunikasi
Bentuk komunikasi yang muncul dalam komunikasi sehari-hari
adalah bentuk verbal ataupun bentuk nonverbal. Hal yang di harapan
dalam berkomunikasi adalah terciptanya suatu proses penyampaian verbal
pikiran, perasaan dan emosional yang dapat diungkapkan dengan berbagai
cara sehingga dimengerti orang lain, dan terjadi perubahan tingkah laku
pada individu yang diharapkan tersebut.
c) Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif anak yang tunjukkan dengan bisa bicara, rata-
rata anak dari keluarga di permukiman maupun keluarga di
perkampungan bisa bicara pada umur 6 bulan s/d 15 bulan. Ada
beberapa keluarga mengalami perkembangan bicara anak mereka pada
umur di atas 15 bulan, hal ini karena anak mereka pernah mengalami
sakit secara fisik seperti: panas yang berakibat pernah mengalami
kejang 1 kali, dan akibat yang bisa mereka amati dan mereka ceritakan
adalah anak mereka lama bisa bicara. Perkembangan kognitif lainnya
adalah pola pertanyaan anak pada saat melihat atau menonton televisi.
Perkataan yang muncul adalah ”apakah itu”, data menunjukkan bahwa
49% responden mengatakan bahwa anak mereka selalu menggunakan
kata tersebut. Dan 18% responden mengatakan bahwa anak mereka
menggunakan pertanyaan ”kenapa begitu”, serta 25.5% anak-anak di
kedua wilayah penelitian menanyakan ” setiap apa yang di tonton”
kepada orang yang mendampingi mereka menonton, serta 6,5%
menanyakan ” tokoh di film” yang mereka tonton. Berdasarkan data
tersebut dapat di jelaskan bahwa secara perkembangan kognitif anak
balita yang termasuk dalam perkombangan kognitif tahap pra-
operasional, dimana pada tahap ini anak berada pada apa yang di sebut
dengan ”object permanent” yang arti pada masa ini anak akan
mengartikan objek yang tampak sesuai dengan kemampuannya,
sehingga dia ingin tahu dan akan bertanya dengan menggunakan
pertanyaaan ”apakah itu?”, ”kenapa begitu”, ”itu Siapa?’, dan lain
sebagainya. Berdasarkan teori Piaget, mengatakan bahwa hal-hal yang
perlu di perhatikan pada anak masa ini adalah membatasi objek yang
akan di lihat secara indera mereka, kepada halhal yang mudah dicerna
mereka. Sehingga orangtua harus mendampingi setiap aktivitas anak,
baik dalam menonton televisi maupun dalam melihat lingkungan sosial
yang mereka lihat.
https://lifestyle.kompas.com/read/2018/04/20/121200820/calon-ayah-sering-
seringlah-ajak-bayi-bicara-sejak-dalam-kandungan?page=all
https://beritagar.id/artikel/gaya-hidup/bayi-bisa-mengenali-suara-marah