Вы находитесь на странице: 1из 12

Fisiologi pada tumbuhan

2.1.1 Gerak pada tumbuhan

Perlu kita ketahui tumbuhan itu sebenarnya bergerak, namun gerak pada tumbuhan itu bersifat pasif
tidak seperti hewan yang bergerak secara aktif. Karena reaksi rangsangan yang diberikan pada hewan
lebih cepat dibandingkan reaksi pada tumbuhan. Berdasarkan penyebabnya gerak pada tumbuhan,
digolongkan menjadi gerak hidroskopis, gerak esionom, dan gerak endonom. Pada pembahasan kali ini
kita akan membahas secara rinci masing – masing jenis gerakan pada tumbuhan.

· Gerak hidroskopis atau otonom

Gerak hidroskopis adalah gerak yang disebabkan oleh pengaruh atau perubahan kadar air. Contohnya
adalah pecahnya buah polong – polongngan atau petai cina dan gerak membuka dan menutupnya
sporangium pada tumbuhan lumut oleh peristom.

· Gerak esionom

Gerak esionom adalah gerak yang dipengaruhi rangsangan dari luar. Gerak esionom dibagi lagi menjadi
tropisme, Nasti, dan Taksis

a. Tropisme

Gerakan yang disebabkan oleh rangsangan dari luar dan gerakannya dilakukan oleh sebagian dari
tubuhnya. Tropisme ada dua macam yaitu tropisme positif dan tropisme negatif. Tropisme positif
apabila arah gerakannya menuju kearah sumber rangsangan. Sebaliknya, apabila arah gerakannya
berlawanan dengan datangnya rangsang disebut tropisme negatif.

Berdasarkan jenis rangsangannya, tropisme dibagi lagi menjadi beberapa macam, yaitu

1. fototropisme, rangsangan berupa cahaya. Fototropisme positif diperlihatkan oleh pertumbuhan


tunas – tunas daun atau batang. Fototropisme negatif diperlihatkan oleh gerak tumbuh akar.

2. geotropisme, bila rangsangan berupa gaya tarik bumi. Geotropisme positif contohnya gerak
tumbuh akar. Geotropisme negatif contohnya gerak tumbuh batang.

3. kemotropisme, bila rangsangan berupa zat kimia. Kemotropisme positif contohnya gerak akar
tumbuhan menuju zat makanan di dalam tanah. Kemotropisme negatif contohnya gerak akar menjauhi
racun.

4. tigmotropisme, bila rangsangan berupa sentuhan pada bagian tumbuhan. Contohnya adalah
gerakan sulur yang melilit pada benda atau dahan yang mengenai sulur tersebut.

b. Nasti

Nasti adalah gerak bagian tumbuhan yang arah gerakannya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya
rangsang. Nasti dibagi lagi menjadi lima berdasarkan jenis rangsangannya,

1. Niktinasti adalah gerak menutupnya daun majemuk (gerak tidur) pada malam hari, seperti daun
petai cina. Rangsangannya yaitu gelap.
2. Seismonasti adalah gerak menutupnya daun majemuk (seperti menutupnya daun putri malu)
karena adanya sentuhan

3. Kompleknasti adalah gerak nasti yang banyak penyebabnya. Contohnya gerak membuka dan
menutupnya stomata yang disebadkan oleh cahaya, zat kimia, panas dan air.

4. Termonasti adalah gerak membukanya bunga tulip karena pengaruh temperatur.

5. Fotonasti adalah gerak yang dipengaruhi oleh cahaya seperti membukanya bunga pukul empat
pada sore hari.

c. Taksis

Taksis merupakan gerak pindah tempat seluruh bagian tumbuhan yang arah gerakannya ditentukan oleh
sumber rangsangan. Gerak taksis dibagi menjadi taksis positif dan taksis negatif, taksis positif apabila
gerak menuju sumber rangsangan, dan taksis negatif bila gerak menjauhi sumber rangsangan.
Berdasarkan jenis rangsangannya, taksis dibedakan menjadi :

1. Fototaksis, bila rangsangan berupa cahaya. Contoh gerakan kloroplas kesisi sel yang mendapat
cahaya matahari(taksis positif)

2. Kemotaksis, bila rangsangan berupa zat kimia. Contoh gerak spermatozoit menuju ke ovum di
dalam arkegonium lumut.

3. Galfanotaksis, bila rangsangan berupa listrik. Contoh gerak bakteri yang berkumpul disuper listrik
(taksis positif).

· Gerak Endonom

Gerak endonom adalah gerak pada tumbuhan yang belum diketahui penyebabnya. Gerak endonom
disebut pula gerak otonom (gerak sendiri). Hal tersebut terjadi karena diduga penyebabnya adalah
rangsangan yang berasal dari dalam tumbuhan itu sendiri. Contoh gerakan sitoplasma pada sel hidrila
dan bawang merah.

2.1.2 Pertumbuhan pada tumbuhan

Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan volume tubuh yang bersifat tidak dapat kembali
kebentuk asal. Pertumbuhan terjadi dikarenakan jumlah sel bertambah banyak dan ukuran sel
bertambah besar. Proses pertumbuhan terjadi pada bagian tubuh tertentu yang disebut dengan titik
tumbuh. Misalnya pada ujung batang dan ujung akar. Proses pertumbuhan pada tumbuhan dipengaruhi
oleh

a. Suhu

terdapat tiga macam suhu pertumbuhan, yaitu suhu optimun yang merupakan suhu terbaik untuk
pertumbuhan, suhu minimum yang merupakan suhu terendah untuk pertumbuhan, dan suhu
maksimum merupakan suhu tertinggi untuk pertumbuhan

b. Hormon pertumbuhan yang disebut auksin


Auksin terletak pada ujung batang atau akar yang berfungsi untuk mengembangkan sel sehingga
menjadi bertambah panjang, menggiatkan kambium untuk membentuk sel – sel baru, dan merangsang
pembentukan bunga dan buah. Auksin dapat bekerja maksimum ditempat yang tidak kena cahaya.
Proses pertumbuhan yang cepat di tempat yang gelap disebut etiolasi.

c. Cahaya

Cahaya sangat penting untuk pertumbuhan, tetapi cahaya dapat menjadi faktor penghambat
pertumbuhan karena dapat menguraikan auksin menjadi senyawa yang dapat menghambat
pertumbuhan.

2.1.3 Proses mendapatkan makanan dan Respirasi pada tumbuhan

Berdasarkan cara memperoleh makanan, tumbuhan ada yang bersifat autotrof melalui fotosintesis dan
kemosintesis. Ada pula yang bersifat heterotrof yang menggunakan zat makanan yang sudah jadi.
Tumbuhan heterotrof dapat bersifat saprofit yaitu mengambil makanan dari makhluk hidup yang sudah
mati seperti jamur, dapat pula bersifat parasit yang mengambil makanan dari makhluk hidup yang masih
hidup seperti putri malu dan paku picisan.

1. Fotosintesis

Merupakan proses penyusunan zat organik, karbhohidrat yang berasal dari zat anorganik karbhohidrat
yang berasal dari zat anorganik, karbondioksida dan air yang berlangsung pada bagian tubuh tumbuhan
yang berklorofil dengan bantuan energi cahaya.

Faktor – faktor yang mempengaruhi fotosintesis diantaranya adalah

a. CO2, yang diambil dalam bentuk gas dari udara, masuk melalui stomata. CO2 diangkut ke
kloroplas dalam bentuk H2CO3. dalam keadaan terik, kadar CO2 rendah, sehingga proses fotosintesis
akan terhambat.

b. H2O diperoleh dari dalam tanah melalui rambut akar. Air merupakan penyumbang hidrogen pada
proses fotosintesis.

c. Cahaya matahari yang kita lihat terdiri dari tujuh spektrum yaitu, sinar merah, jingga, kuning,
biru, nila,unggu, ditambah dua sinar yaitu inframerah dan ultra ungu. Sinar merah, biru serta ungu lebih
banyak digunakan dalam proses fotosintesis.

d. Klorofil merupakan zat hijau daun. Klorofil pada tumbuhan tinggi ada dua macam yaitu klorofil A
dan klorofil B. Ada dua macam sistem pigmen dalam proses fotosintesis yaitu sistem pigmen I dan
sistem pigmen II. Para ahli kemuadian menulis persamaan reaksi kimia proses fotosintesis sebagai
berikut

6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2

2. Rerpirasi
Respirasi pada tumbuhan juga menyangkut proses pembebasan energi kimiawi menjadi energi
yang diperlukan untuk aktivitas hidup tumbuhan. Respirasi yang dilakukan tumbuhan menggunakan
sebagian oksigen yang dihasilkan dari proses fotosintesis, sisanya akan berdifusi ke udara melalui daun.

C6H12O6 + 6 O2 6 CO2 + 6 H2O

2.1.4 Reproduksi pada tumbuhan

Ada beberapa cara yang dilakukan tumbuhan untuk memperbanyak diri :

a. Reproduksi vegetatif aseksual melalui reproduksi vegetatif, individu baru yang terjadi berasal dari satu
sel induk, atau individu baru terjadi tanpa melalui proses perkawinan. Ada dua macam reproduksi secara
vegetatif yaitu :

1) Reproduksi alami yang terjadi tanpa campur tangan manusia seperti : pembelahan diri
contohnya pada alga. Fragmentasi yaitu cara berreproduksi dengan cara memutuskan bagian tubuh
sehingga menjadi individu baru. Tunas contohnya pada jamur, tanaman pisang, dan cocor bebek. Spora
terdapat pada jamur, lumut, dan tumbuhan paku. Rhizoma merupakan batang yang terdapat di dalam
tanah dan digunakan untuk menyimpan cadangan makanan, contohnya jahe, lengkuas, kencur, dan
kunyit. Stolon atau geragih merupakan batang yang merambat seperti yang terdapat pada tanaman
arbei dan tumbuhan artanam. Umbi batang adalah batang yang digunakan untuk menyimpan cadangan
makanan, terdapat pada tanah contohnya kentang dan umbi jalar. Umbi lapis adalah batang yang
terdapat di dalam tanah yang dapat menumbuhkan tunas yang disebut siung, misalnya pada tanaman
bawang merah dan bawang bombay. Tunas adventif adalah tunas yang keluar dari akar pada permukaan
tanah, misalnya pada pohon kersen dan pohon kesemek.

2) Reproduksi vegetatif buatan, adalah reproduksi yang dialakukan oleh manusia terhadap tanaman.
Tujuannya antara lain untuk memperbanyak tanaman dalam waktu yang singkat, karena tidak harus
menunggu sampai tanaman tersebut berkembang menjadi berbuah dan berbiji. Cara – cara reproduksi
buatan antara lain dengan setek batang, cangkok, runduk, okulasi, dan disambung.

b. Reproduksi generatif aseksual adalah cara reproduksi yang didahului dengan peleburan dua sel.
Beberapa reproduksi generatif, antara lain :

1) Konyugasi, yaitu sel yang melebur belum dapat dibedakan jenis kelaminnya, sering juga disebut
peleburan inti. Hasil peleburan disebut zygospora, Seperti yang terjadi pada alga dan protozoa.

2) Jika dua sel yang melebur sudah terspesialisasi, hasil peleburannya disebut zygote.

3) Jika dua sel kelamin yang melebur berukuran sama disebut isogami, jika tidak sama disebut
anisogami.

c. Reproduksi pada tumbuhan lumut dan paku

Tumbuhan lumut dan tumbuhan paku pada reproduksinya mengalami metagenesis, yaitu antara
keturunan kawin (gamettofit) dan keturunan tidak kawin (sporofit ).

d. Reproduksi pada tumbuhan biji/tumbuhan bunga


Reproduksi generatif pada tumbuhan biji terjadi melalui dua tahap, yaitu penyerbukan/persarian
yaitu proses jatuhnya serbuk sari pada kepala putik, yang diikuti oleh proses pembuhaan/fertilisasi, yaitu
proses peleburan kepala serbuk sari yang berisi sel jantan pada ovum terdapat pada bakal biji.

1) Reproduksi pada tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae)

Bunga pada gymnospermae umumnya belum mempunyai perhiasan bunga, ada bunga jantan (hanya
memiliki benang sari saja) dan ada bunga betina (hanya memiliki putik) yang terpisah membentuk
srtobilus. Pembuahannya disebut pembuahan tunggal, karena seluruh inti sperma akan membuahi sel
telur membentuk lembaga/embrio.

2) Reproduksi pada tumbuhan biji tertutup (angiospermae)

Bunga umumnya sudah merupakan bunga sempurna. Pembuahannya disebut pembuahan beganda
karena terjadi dua macam pembuahan yaitu:

a. inti sel sperma + sel telur lembaga/embrio

b. inti sel sperma + endosperm keping biji

2.1.5 Ekskresi pada tumbuhan

Tumbuhan mengambil zat-zat dari lingkungannya dan juga memberikan zat pada
lingkungannya. Pengeluaran zat tersebut dinamakan eliminasi.Selain zat sisa metabolisme, tumbuhan
juga mengeluarkan zat lainnya yang dapat di bedakan menjadi tiga golongan :

a.Air pada peritiwa penguapan dan penetesan air atau gutasi.

b.Zat yang dikeluarkan berupa hasil asimilasi, misalnya keluarnya madu dari kelenjar madu.

c.Zat yang dikeluarkan merupakan hasil dari peristiwa pembongkaran , seperti

karbondioksida dan air yang dikeluarkan pada proses pernapasan.

1. Transpirasi (penguapan)

Macam-macam transpirasi, yaitu transpirasi stomata dan kutikula

a.Transpirasi stomata adalah penguapan yang dilakukan melalui mulut daun atau

stomata. Keluarnya uap air melalui stomata merupakan porsi pengeluaran air yang

jauh lebih banyak dibandingkan dengan pengeluaran air melalui kutikula.

b.Transpirasi kutikula adalah penguapan air dengan menembus dinding sel dan

kutikula pada tumbuhan dibagian yang berbatasan dengan udara luar. Dengan

kata lain transpirasi ini dilakukuan oleh seluruh bagian tumbuhan kecuali melalui

stomata.
c.Faktor yang mempengaruhi transpirasi

1.Faktor dalam

a.Keadaan kutikula

Pada beberapa jenis tumbuhan terdapat lapisan kutikula, lapisan lilin,atau

Lapisan zat kitin yang melindungi permukaan daun, batang muda, atau

buah.Lapisan ini mengurangi proses transpirasi. Tumbuhan yang hidup

di daerah kering atau agak kering biasanya memiliki lapisan kutikula yang

lebih tebal dibandingkan dengan tumbuhan yang hidup di daerah yang lebih

basah.

b.”Kelakuan” Stomata

Stomata akan membuka bila sel penjaga membesar dan akan menutup bila sel

Penjaga memipih. Waluupun cahaya merupakan faktor yang mempengaruhi

membuka dan menutupnya stomata,pada beberapa jenis tumbuhan , stomatanya tetap


menutup pada siang hari. Namun ada juga jenis tumbuhan sekulen stomatanya tetap terbuka pada
malam hari.

c.Posisi stomata pada daun

Letak stomata yang lazim adalah sejajar dengan permukaan bawah daun. Akan

tetapi, pada beberapa jenis tumbuhan stomatanya terbenam jauh ke dalam.Stomata ini
menyebabkan penguapan air berkurang.

d.Distribusi Stomata

Umumnya stomata berada di bawah permukaan daun. Namun ada juga jenis tumbuhan yang
mempunyai stomata, baik di permukaan bawah maupun di permukaan atas daun.

e.Struktur Rambut / Bulu pada Epidermis

Pada jenis tumbuhan tertentu, terdapat rambut/ bulu-bulu pada permukaan daun atau
batangnya. Dengan adanya rambut-rambut ini, penguapan akan lebih sedikit.

2.Faktor luar (Faktor lingkungan)

a.Kelembaban udara

Makin kering udara luar makin tinggi transpirasi yang dilakukan oleh tumbuhan. Sebaliknya
makin lembab keadaan udara, makin rendah transpirasinya.

b.Keadaan angin
Transpirasi akan berjalan lebih cepat bila udara di sekelilingnya berangin. Bila udara tenang maka
transpirasi lebih sedikit.

c.Suhu udara

Suhu udara yang tinggi menyebabkan transpirasi yang lebih tinggi. Sebaliknya , suhu yang rendah
menyebabkan transpirasi juga rendah.

d.Intensitas cahaya

Makin tinggi intensitas cahaya, makin tinggi transpirasi tumbuhan.

e.Kondisi tanah

Bila suhu tanah rendah maka penyerapan air pun berkurang. Akibatnya, transpirasi juga
berkurang. Konsentrasi air tanah yang tinggi menyebabkan absorpsi air jadi berkurang. Dengan
demikian, transpirasi juga menurun. Aerasi tanah yang jelek juga mempengaruhi absorpsi air.

2. Gutasi

Tetes-tetes air yang keluar dari tumbuhan disebut gutasi.Gutasi dilakukan terutama oleh
tumbuhan herba. Gutasi terjadi pda waktu udara jenuh oleh uap air dan pada waktu itu penyerapan air
berjalan dengan sangat cepat. Pada peristiwa itu air dikeluarkan sebagai tetes-tetes air melalui celah
yang terdapat pada ujung berkas pembuluh pengangkutan pada tepi-tepi daun. Celah itu disebut
hidatoda atau gutatoda atau emisarium. Gutasi dapat diamati misalnya pada tumbuhan tomat atau
padi-padian yang sedang aktif tumbuh.

2.2 Fisiologi pada hewan

2.2.1 Sistem gerak pada hewan

Secara umum hewan bergerak aktif, yaitu bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.Hewan
dapat melakukan gerakan karena memiliki rangka sebagai penguat tubuhnya. Selain itu rangka juga
berfungsi sebagai tempat melekatnya otot-otot untuk pergerakan tubuh. Sistem rangka bukanlah
merupakan system yang mutlak harus dimiliki oleh setiap jenis hewan. Beberapa jenis hewan
Invertebrata yang hidup di perairan atau di daratan , banyak yang tidak mempunyai rangka.

Rangka tubuh hewan dibagi menjadi dua yaitu:

1. Rangka luar pada Invertebrata

· Protozoa, mempunyai cangkang yang terbuat dari zat kapur atau kitin

· Porifera, memiliki rangka tubuh yang terbuat dari bahan kristal spikula

· Coelenterata dan Echinodermata, rangkanya terbuat dari zat kapur

· Molusca, memiliki cangkang tubuh dari bahan CaCO3, yang berguna untuk melindungi dari musuh.
· Arthropoda, memiliki kulit keras terbuat dari zat kitin.

2. Rangka dalam pada Vertebrata

Rangka dalam bagi hewan vertebrata merupakan alat gerak pasif karena hewan baru dapat bergerak
apabila otot yang menempel pada rangka tersebut bekerja (berkontraksi dan relaksasi). Untuk
memudahkan pergerakan maka tulang yang membentuk rangka bersambungan dengan suatu bentuk
yang disebut sendi. Ular yang tidak mempunyai anggota gerak, dapat bergerak dengan luwes karena
mempunyai beratus-ratus otot yang menempel pada tulang-tulang rusuknya. Rangka ular yang dominan
adalah tulang rusuk yang meliputi kepala sampai ekor.

Secara umum, rangka hewan bertulang belakang terbagi menjadi :

a. Tengkorak

b. Leher (pada ikan dan katak tidak ada)

c. Badan (ruas tulang belakang,rusuk,dan panggul)

d. Anggota gerak (pada ular tidak ada)

Ikan dan katak memiliki leher. Sebaliknya pada burung, ruas tulang laher berkembang dengan baik.
Tulang-tulang anggota gerak pada vertebrata mempunyai susunan yang sama, walaupun besar /
panjangnya berbeda-beda , yaitu :

a. Tulang-tulang yang membentuk paha,

b. Tulang-tulang dalam membentuk betis,

c. Tulang-tulang yang membentuk telapak kaki,

d. Tulang-tulang yamg membentuk jari-jari.

Beberapa hewan vertebrata ada pula yang memiliki rangka luar selain rangka dalam. Contohnya ikan
memiliki sisik, kura-kura memiliki karapaks dan plastron dan buaya memiliki penebalan kulit dari zat
tanduk.

Pada organisme yang lebih kompleks diantara kedua lapisan terbentuk lapisan ketiga yang disebut
mesodermis. Mesodermis ini terbentuk dari hasil pembelahan ektodermis dan endodermis. Organisme
yang pada fase gastrula ini memiliki tiga lapis lembaga merupakan organisme triploblastik.

Pada tahap diferensiasi ketiga lapisan lembaga tersebut berkembang menjadi jaringan-jaringan tubuh.
Berdasarkan jumlah lapisan lembaga dan rongga tubuhnya, kelompok invertebrata dibagi kedalam
filum-filum
2.2.2 Pertumbuhan pada hewan

Hewan vertebrata mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan pada vertebrata


dapat diamati melalui bentuk morfologinya. Jika dilihat dari faal tubuhnya pertumbuhan pada
vertebrata yaitu dengan bertambah tinggi dan besarnya organ – organ yang ada di dalam tubuh hewan
vertebrata, secara jelas terjadinya perubahan ukuran pada rangka hewan vertebrata tersebut.
Sedangkan perkembangan pada hewan bersel banyak umumnya dimulai dari fertilisasi. Perkembangan
hewan melalui tiga tingkat yaitu :

· Cleavage adalah pembelahan zigot menjadi anak – anak sel. Hasil pembelahan ini berupa anak sel
yang memiliki ukuran yang hampir sama. Pembelahan ini dimulai dari satu menjadi dua, dua menjadi
empat, dan seterusnya. Selanjutnya pembelahan sel menghasilkan formasi sel – sel yang berbentuk bola
padat yang disebut morula. Kemudian di dalam morula terbentuk rongga berisi cairan yang disebut
blastosol. Bentuk semacam bola berongga ini disebut blastula.

· Gastrulasi adalah proses penyusunan dan pengaturan sel ke dalam lapisan yang berbeda. Gastrulasi
juga berarti pembentukan rongga saluran. Pembentukan rongga ini menyebabkan terjadinya gerakan.
Permulaan proses ini terjadi diakhir blastula, yaitu dimulai dengan membentuk lekukan kedalam atau
invaginasi.

· Seperti sebuah bola yang ditekan pada satu sisi, akhirnya tercipta bentuk seperti mangkuk yang terdiri
atas dua lapisan, yaitu ektodermis dan endodermis. Ektodermis atau lapisa luar akan menjadi kulit,
sedangkan lapisan dalam atau endodermis akan menjadi dinding saluran yang dalam perkembangannya
menjadi bermacam – macam fungsi.

Perkembangan hewan invertebrata melalui tiga tahapan, yaitu cleavage, morfogenesis, dan diferensiasi.
Perkembangan ini diawali dengan fertilisasi.

Pada tahap cleavage atau tahap pembelahan sel, zigot (sel telur yang telah dibuahi) akan membelah dari
satu menjadi dua, dua menjadi empat, empat menjadi delapan, dan seterusnya. Sel-sel hasil
pembelahan ini tetap berkumpul dan membentuk morula.

Pada tahap morfogenesis pembelahan sel berlangsung terus-menerus dan sel-sel itu menggeser,
sehingga seluruhnya berbentuk seperti bola karet yang mempunyai rongga didalamnya.Fese ini disebut
blastula.Rongga blastula yang disebut blastocoel memiliki dinding yang terduri atas satu lapis sel yang
disebut blastodermis. Selanjutnya salah satu bagian dari blastodermis mengalami pelekukan (Invaginasi)
sehingga terbentuk rongga baru yang disebut gasrocoel. Embrio pada fase ini disebut gastrula. Pada fase
ini, embrio mempunyai dua lapis dinding, yaitu endodermis yang melapisi gastrocoel dan lapisan luar
yang disebut ektodermis.

Kedua lapisan dinding pada gastrula ini disebut lapisan lembaga. Hewan yang mempunyai dua lapisan
lembaga disebut diploblastik, seperti coelenterata. Pada organisme yang lebih kompleks diantara kedua
lapisan terbentuk lapisan ketiga yang disebut mesodermis. Mesodermis ini terbentuk dari hasil
pembelahan ektodermis dan endodermis. Organisme yang pada fase gastrula ini memiliki tiga lapis
lembaga merupakan organisme triploblastik.
Pada tahap diferensiasi ketiga lapisan lembaga tersebut berkembang menjadi jaringan-jaringan tubuh.
Berdasarkan jumlah lapisan lembaga dan rongga tubuhnya, kelompok invertebrata dibagi kedalam
filum-filum.

2.2.3 Respirasi pada hewan

Sistem respirasi pada hewan vertebrata bermacam – macam ada yang menggunakan ingsang
seperti ikan. Contohnya pada ikan emas pada fase inspirasi yaitu fase pada waktu pengambilan O2 dari
air, air dimasukkan kedalam rongga mulut. Rongga mulut membesar karena gerakan tutup insang
kearah samping, tetapi celah belakang masih tertutup selaput. Akibatnya, tekanan udara pada rongga
mulut lebih kecil dari luarnya kemudian celah mulut terbuka sehingga air masuk ke dalam rongga mulut.
Berikutnya fase ekspirasi yaitu fase pelepasan CO2 ke air. Setelah air masuk kerongga mulut, celah mulut
tertutup sehingga celah insang terbuka dan air segera keluar. Pada hewan ampibi melakukan respirasi
yaitu menghisap oksigen melalui kulitnya itu sebabnya ampibi harus menjaga kelembapan kulitnya.
Reptil dan mamalia bernafas dengan paru – paru dimana udara dihirup melalui hidung kemudian
diproses dalam paru – paru dan kembali dibuang dari hidung juga. Sedangkan pada aves / burung
memiliki kantung udara yang berhubungan dengan paru – paru di dalam tubuh burung. Dan tulang –
tulang burung berongga sehingga tubuh burung ringan.

Beberapa hewan invertebrata seperti amoeba, paramaecium, dan cacing tanah, memperoleh
semua oksigen yang di butuhkannya melalui seluruh permukaan tubuhnya. Untuk dapat mekakukan ini,
permukaan tubuh harus tetap basah. Selain itu, selaput atau kulit tipis yang basah itu harus terlindung
dari luka, yang biasanya tertutup dengan suatu lapisan yang berlendir yang membuat selaput atau kulit
tubuh sangat licin terhadap kerusakan akibat benda-benda tajam.

Kelompok hewan darat yang termasuk arthropoda, misalnya serangga, memiliki system
pernafasan yang berupa sistem pembuluh trakea. Trakea merupakan pembuluh udara yang bercabang-
cabang dan bercabang lebih halus lagi ke seluruh bagian tubuh. Sistem trakea tidak mengandalkan pada
peredaran darah untuk mentransfer oksigen dari permukaan tubuh ke sel-sel tubuh, sehingga oksigen
tidak diedarkan melalui darah. Pada sepanjang kedua sisi tubuh serangga terdapat lubang-lubang kecil
disebut stigma, yang merupakan muara pembuluh-pembuluh trakea yang selalu terbuka. Jadi udara
keluar masuk melalui stigma sebagai lubang pernafasan.

Zat-zat kimia yang di keluarkan oleh sel-sel yang kekurangan oksigen menyebabkan trakea
tumbuh bercabang-cabang di daerah tersebut. Pada serangga besar atau aktif, pengeluaran udara ke
dalam trakea dilakukan oleh otot-otot tubuh yang bergerak secara teratur.
2.2.4 Reproduksi pada hewan

Reproduksi pada vertebrata sebagian besar dilakukan secara generatif. Reproduksi generatif dapat
berupa :

1. Reproduksi seksual dengan sel telur yang tidak dibuahi, yang biasa disebut partenogenesis.

2. Pseudoseks, yang sebenarnya adalah suatu partenogenesis pula, hanya saja terjadi proses ”
mengawini”, misalnya kadal betina pada kadal betina lainnya yang berperan sebagai kadal jantan (tetapi
tidak menghasikan sperma).

3. Hemaproditisme, pembuahan dilakukan oleh sesama jenis yang kemudian mengalami perubahan
jenis kelamin, seperti yang terjadi pada belut yang semula berjenis kelamin betina kemudian berubah
menjadi jenis kelamin jantan yang sebenarnya (menghasilkan sperma).

Sedangkan pada mamalia reproduksi seksual diawali dengan pembentukan gamet atau gametosis,
pembentukan sperma atau disebut spermatogenesis dan pembentukan sel telur atau oogenesis. Apabila
sel telur bertemu dengan sperma yang masuk melalui vagina, maka sel telur akan dibuahi atau terjadi
fertilisasi sehingga membentuk zigot. Zigot akan mengalami beberapa kali pembelahan sehingga
menjadi embrio.

Reproduksi atau perkembangbiakan pada invertebrate dapat berlangsung baik secara generatif dan
vegetatif. Pada reproduksi vegetatif, generasi anak memiliki sosok gen yang sama dengan induknya. Ada
beberapa bentuk reproduksi vegetatif, misalnya peristiwa fragmentasi atau pemisahan sebagian tubuh,
seperti yang terjadi pada bintang laut, atau pelepasan sekelompok sel yang dilakukan di lingkungannya.
Reproduksi vegetatif lebih cepat dibandingkan dengan reproduksi generatif.

2.2.4 Sistem ekskresi pada hewan

Sistem ekskresi pada hewan vertebrata berbeda – beda misalnya pada ikan mempunyai sistem ekskresi
berupa sepasang ginjal yang berbentuk memanjang dan berwarna kemerah – merahan beberapa jenis
ikan, seperti ikan mas, saluran ginjal dan saluran kelenjar kelaminnya bersatu disebut saluran urogenial
yang terletak di belakang anus. Ikan – ikan lain memiliki kloaka. Ikan dan vertebrata lain yang hidup di air
laut harus menjaga jangan sampai kehilangan tekanan osmotofnya terhadap lingkungan hipertoniknya
dan mencegah pengambilan terlalu banyak garam melalui difusi. Tetapi ikan dan vertebrata yang hidup
di air tawar mempunyai masalah yang sebaliknya, mereka harus mencegah kehilangan garam dengan
difusi dan pengambilan air melalui osmosis. Ikan melakukan hal ini dengan cara mengekskresikan
sejumlah besar urine, tetapi ikan harus juga menghemat garam selain membersihkan tubuhnya dari zat
– zat sisa seyawa nitrogen. Pada ampibi misalnya katak, alat ekskresi utama ialah sepasang ginjal yang
terletak dikanan dan kiri tulang belakang, berwarna merah kecoklat – coklatan yang memanjang dari
muka kebelakang. Ginjal merupakan alat penyaring yang mengeluarkan zat – zat sisa yang dapat larut
terutama urine, garam – garam mineral yang kelebihan dari air yang terkumpul dari sel – sel tubuh, serta
cairan dari darah. Saluran keluarnya merupakan sepasang saluran halus, masing – masing bermuara di
kloaka. Kandungan kencingnya merupakan gelembung tipis sebagai tonjolan dinding kloaka. Kandungan
kencing ini berguna untuk menyimpan urine sementara. Urine dikumpulkan dari dalam ginjal dan
kemudian dikeluarkan melalui kandungan kencing ke kloaka.

Pada reptil, alat ekskresinya juga berupa ginjal. Zat – zat sisa diekskresikan dari ginjal dan bermuara
pada kloaka. Kelenjar kulit menghasilkan asam urine dan berguna untuk mengusir musuh.

Pada burung, alat ekskresinya terdiri atas ginjal, paru – paru dan kulit. Burung mempunyai sepasang
ginjal yang berwarna coklat. Saluran ekskresi ginjal dan saluran kelamin bermuara pada bagian akhir
usus atau kloaka. Kloaka ini merupakan tempat pertemuan saluran kelenjar kelamin dan usus. Burung
hampir sama sekali tidak mempunyai kelenjar kulit, tapi mempunyai kelenjar minyak yang terdapat di
tunggingnya, yang berguna untuk meminyaki bulunya.

Pada mamalia, alat ekskresinya terdiri dari ginjal, hati, paru – paru, dan kulit seperti pada manusia.
Ginjal mengeluarka urine, kulit mengeluarkan keringat, paru – paru mengeluarkan karbondioksida, hati
mengeluarkan empedu, dan saluran pencernaan mengeluarkan sisa pencernaan.

Alat ekskresi pada hewan invertebrata seperti cacing pipih, misalnya planaria, berupa sel-sel yang
mempunyai rambut-rambut getar. Zat-zat sisa diserap melalui alat ekskresi ini. Karena rambut-rambut
getar ini tampak seperti nyala api, maka sel-sel tersebut dinamakan sel api. Cairan tubuh disaring di
dalam sel-sel api dan zat-zat sisa diserap, yang kemudian dikeluarkan dari tubuh.

Pada cacing tanah dan juga pada sebagian besar invertebrata lain, alat ekskresinya dinamakan
nefridia, berupa corong yang mempunyai saluran berliku-liku.

Pada tiap-tiap segmen tubuh terdapat sepasang nefridium, kecuali pada tiga segmen pertama dan
segmen terakhir. Setiap nefridium mempunyai corong yang disebut nefrostom dan terdapat pada sekat
pemisah segmen-segmen tubuh cacing. Corong tersebut melalui sekat menjadi pembuluh panjang yang
mempunyai saluran berliku-liku di dalam segmen berikutnya.

Nefrosom yang merupakan corong terbuka dan berambut getar, menarik dan mengambil cairan
tubuh masuk ke dalam tubuh yang panjang dan tipis, Pada waktu cairan tubuh mengalir melalui nefridia,
zat-zat yang diperlukan tubuh dimanfaatkan atau diambil dan diedarkan ke sekeliling kapiler sistem
peredaran. Cairan tubuh yang berupa zat-zat sisa, seperti air, senyawa nitrogen dan garam-garam yang
tidak diperlukan lagi dikeluarkan dari tubuh.

Seperti pada cacing, umumnya invertebrate lain mempunyai nefridia, tetapi pada insekta alat
ekskresinya telah mengalami perkembangan lebih sempurna yang disebut tubula malpigi atau pembuluh
malpigi. Pembuluh malpigi melekat pada satu atau kedua ujung akhir usus.

Zat-zat sisa yang berupa senyawa nitrogen yang berasal dari cairan tubuh di dalam darah diubah
menjadi asam urat yang kemudian di pindahkan ke pembuluh malpigi masuk ke usus di belakang
lambung untuk di keluarkannya. Sel-sel pada rectum mengabsorbsi air dari zat-zat sisa sebelum
dikeluarkan dari tubuh sebagai butir-butir feses.

Вам также может понравиться