Вы находитесь на странице: 1из 11

PAPER KEBUTUHAN AKTUALISASI

KONSEP DIRI
DisusununtukmemenuhitugasmatakuliahKebutuhanAktualisasiDiri
DosenPengampu: Bambang Edi Warsito, S.Kp., M.Kes

Disusun Oleh:
Prakash Ramadhan 22020116130106
Septira Aria Nur Amalia 22020116140112
Sindy Vidiana 22020116120045
Salsabila Izzaturrohmah 22020116120014
Rizki Marwa Putri 22020116130069
Tri Vita Amalia 22020116120029
Melani Puji Lestari 22020116140070
SabillaSanrizaSuprapto 22020116130097
Kelas A.16.1

DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO

2018
A. Definisi Konsep Diri
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, perasaan dan pendirian yang diketahui
individutentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam hubungan dengan orang lain
(Stuart andSunden, 1995). Termasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya,
interaksi denganorang lain dan lingkungannya, nilai-nilai yang berkaitan dengan
pengalaman dan objek tujuanserta keinginannya. Konsep diri merupakan satu proses.
Ini merupakan bagian dari diri kitadalam proses menjadi (becoming). Konsep diri
dikembangkan melalui proses yang sangat kompleks yang melibatkan banyak variabel.
Konsep diri adalah representasi fisik seorang individu, pusat inti dari “aku” dimana
semua persepsi dan pengalaman terorganisasi. Konsep diri adalah kombinasi dinamis
yang dibentuk selama bertahun-tahun dan didasarkan pada hal berikut:
1. Reaksi orang lain terhadap tubuh seseorang
2. Persepsi berkelanjutan tentang reaksi orang lain terhadap diri
3. Hubungan dengan diri dan orang lain
4. Struktur kepribadian
5. Persepsi terhadap stimulus yang mempunyai dampak pada diri
6. Pengalaman baru atau sebelumnya
7. Perasaan saat ini tentang fisik, emosional, dan sosial diri
8. Harapan tentang diri

B. Komponen konsep diri


MenurutStaines (dalam Stuart danSundeen, 1995), konsepdirimemilikibeberapa
komponenutamayaitu ;
1. Diri yang dikognisikanataudiri yang dasar, yaitupandangan yang
digambarkanolehindividutentangdirisendiri,
pemikiranataupersepsiindividumengenaikemampuan,status,
danperananindividudalamberhubungandengan dunia luar.
2. Diri yang lain ataudirisosial, pandanganataupenilaiantentangdirisendiri
yangdidasarkanpadapenilaian orang-orang yang dihormatiataulingkungansekitar
yangmemilikipengaruhbesarterhadapdiriindividu yang
diperolehmelaluiinteraksisosialindividudengan orang lain.
3. Diri yang ideal,
seperangkatinterpretasiindividusaatsedangmengungkapkankeinginanatauaspirasi
yang bersifatpribadi,
sebagianbesarberupakeinginandansebagianlagimerupakankeharusan-
keharusanatau yang disebutsebagaiperangkatambisi-ambisi yang
mengarahpadasuatuyaitugambarandiri yang ideal
dandipahamiolehindividusebagaidirinyasendiri.

Dalam potter & perry (2005), konsep diri terdiri dari 4 komponen, yaitu:
1. Identitas
Identitas mencakup rasa internal tentang individualitas, keutuhan, dan
konsistensi diri seseorang sepanjang waktu dan dalam berbagai situasi.
Karenanya, konsep tentang identitas mencakup konstansi dan kontinuitas.
Identitas menunjukkan menjadi lain dan terpisah dari orang lain namun menjadi
diri yang utuh dan unik.
Anak belajar tentang nilai, perilaku, dan peran yang diterima sesuai kultur.
Anak mengidentifikasi pertama kali dengan orang tua. Kemudian dengan guru,
teman seusia, dan pahlawan pujaan. Untuk membentuk identitas, anak harus
mampu untuk membawa semua perilaku yang dipelajari kedalam keutuhan yang
koheren. Selama masa remaja tugas emosional utama seseorang adalah
perkembangan rasa diri, atau identitas. Banyak terjadi perubahan fisik,
emosional, kognitif, dan sosial. Jika remaja tidak dapat memenuhi harapan
dorongan pribadi dan sosial yang membantu mereka mendefinisikan tentang
diri, maka remaja ini dapat mengalami kebingungan identitas. Pencapaian
identitas diperlukan untuk hubungan yang intim karena identitas seseorang
diekspresikan dalam berhubungan dengan orang lain.
2. Citra tubuh
Citra tubuh membentuk persepsi seseorang tentang tubuh, baik secara internal
maupun eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan dan sikap yang ditujukan
pada tubuh. Citra tubuh dipengaruhi oleh pandangan pribadi tentang
karakteristik dan kemampuan fisik serta oleh persepsi dari pandangan orang
lain. citra tubuh dipengaruhi oleh pertumbuhan kognitif dan perkembangan
fisik. Perubahan perkembangan yang normal seperti pertumbuhan dan penuaan
mempunyai efek penampakan yang lebih besar pada tubuh dibandingkan dengan
aspek lainnya dari konsep diri. Citra tubuh anak usia sekolah berbeda dengan
citra tubuh seorang bayi. Salah satu perbedaan yang menyolok adalah
kemampuan untuk berjalan. Citra tubuh bergantung hanya sebagian pada realitas
tubuh. Seseorang umumnya tidak mengadaptasi dengan cepat terhadap
perubahan dalam fisik tubuh. Perubahan fisik mungkin tidak dimasukkan ke
dalam citra tubuh ideal seseorang. Sering, misalnya saja seseorang yang telah
mengalami penurunan berat badan tidak menganggap diri mereka kurus. Lansia
sering mengatakan bahwa mereka merasa tidak berbeda tetapi ketika mereka
melihat diri mereka pada cermin, mereka terkejut dengan kulit keriput dan
rambut memutih. Sering mereka yang dulunya kurus mengalami peningkatan
berat badan yang besar merasa bahwa mereka tetap dengan berat badan
sebelumnya sampai diingatkan oleh pakaian yang semuanya menjadi kekecilan
atau ketika mereka bercermin.
3. Harga Diri
Harga diri berdasarkan pada faktor internal dan eksternal. Harga diri atau
rasa kita tentang nilai-diri, rasa iniadalah suatu evaluasi di mana seseorang
membuat atau mempertahankan diri. Menurut Erikson (1963),anak-anak kecil
mulai mengembangkan rasa berguna atau industri dengan belajar untuk
bertindak padainisiatif mereka sendiri.harga diri berkaitan dengan evaluasi
individual terhadap keefektifan di sekolah atautempat bekerja, di salam
keluarga, dan dalam lingkungan sosial.Harga diri dapat dipahami dengan
memikirkan hubungan antara konsep diri seseorang dan ideal diri. Diriideal
terdiri atas aspirasi, tujuan, nilai, dan standar perilaku yang dianggap ideal dan
diupayakan untukdicapai. Diri ideal berawal dalam tahun prasekolah dan
berkembang sepanjang hidup, diri ideal dipengaruhioleh norma masyarakat dan
harapan serta tuntutan dari orangtua dan orang terdekat. Secara umu, orang
yangmempunyai konsep dirinya hampir memenuhi diri ideal mempunyai harga
diri yang tinggi, sementaraseseorang yang konsep dirinya mempunyai variasi
luas dari diri idealnya mempunyai harga diri yangrendah.Evaluasi diri adalah
proses mental yang berkelanjutan. Nilai diri atau harga diri adalah kebutuhan
dasarmanusia, menurut Hirarki Maslow. Orang perlu merasa berharga dalam
hidupnya . orang perlu merasaberharga dalam hidupnya. Harga diri penting
dalam memelihara konsep diri.Harga diri juga dipengaruhi oleh sejumlah
kontrol yang mereka miliki terhadap tujuan dan keberhasialandalam hidup.
Seseorang dengan harga diri yang tinggi cenderung menunjukkan keberhasilan
yang diraihnyasebagai kualitas dan upaya pribadi. Ketika berhasil, seorang
individu dengan harga diri yang rendahcenderung mengatakan bahwa
keberhasilan yang diraihnya adalah keberuntungan dan atau bantuan oranglain
ketimbang kemampuan pribadi (Marsh, 1990).
4. Peran
Peran mencakup harapan atau standar perilaku yang telah diterima oleh
keluarga, komunitas, dan kultur.Perilaku didasarkan pada pola yang ditetapkan
melalui sosialisasi. Sosialisasi dimulai tepat setelah lahir,ketika bayi berespons
terhadap orang dewasa dan orang dewasa berespons terhadap perilaku bayi.
Polanyastabil dan hanya sedikit berubah selama masa dewasa. Anak belajar
perilaku yang diterima oleh masyarakatmelalui proses berikut:
a. Reinforcement-extinction: Perilaku tertentu menjadi umum atau dihindari,
bergantung pada apakahperilaku ini diterima da haruskan atau tidak
diperbolehkan dan dihukum.
b. Inhibisi: Seorang anak belajar memperbaiki perilaku, bahkan ketika
berupaya untuk melibatkan dirimereka.
c. Substutusi: Seorang anak menggantikan satu perilaku dengan perilaku
lainnya, yang memberikankepuasan pribadi yang sama.
d. Imitasi: Seorang anak mendapatkan pengetahuan, keterampilan atau perilaku
dari anggota sosial ataukelompok kultural.
e. Identifikasi: Seseorang anak menginternalisasikan keyakinan, perilaku, dan
nilai dari model peran kedalam ekspresi diri yang unik dan personal.
C. FAKTOR
Ada beberapafaktor yang mempengaruhipembentukandanperkembangankonsepdiri,
antara lain:
a. Usia
Konsepdiriterbentukseiringdenganbertambahnyausia,
dimanaperbedaaninilebihbanyakberhubungandengantugas-tugasperkembangan.
Pada masa kanak-kanak, konsepdiriseseorangmenyangkuthal-
haldisekitardiridankeluarganya. Pada masa remaja,
konsepdirisangatdipengaruhiolehtemansebayadan orang yang dipujanya.
Sedangkanremaja yang kematangannyaterlambat, yang diperlakukansepertianak-
anak,
merasatidakdipahamisehinggacenderungberperilakukurangdapatmenyesuaikandiri.
Sedangkan masa dewasakonsepdirinyasangatdipengaruhioleh status
sosialdanpekerjaan,
danpadausiatuakonsepdirinyalebihbanyakdipengaruhiolehkeadaanfisik, perubahan
mental maupunsosial (Syaiful, 2008).
b. Inteligensi
Inteligensimempengaruhipenyesuaiandiriseseorangterhadaplingkungannya,
orang lain dandirinyasendiri.
Semakintinggitarafintreligensinyasemakainbaikpenyesuaiandirinyadanlebihmampub
ereaksiterhadaprangsanganlingkunganatau orang lain dengancara yang
dapatditerima. Hal inijelasakanmeningkatkankonsepdirinya, demikian pula
sebaliknya (Syaiful, 2008).
c. Pendidikan
Seseorang yang mempunyaitingkatpendidikan yang
tinggiakanmeningkatkanprestisenya.
Jikaprestisenyameningkatmakakonsepdirinyaakanberubah (Syaiful, 2008).
d. Status SosialEkonomi
Status sosialseseorangmempengaruhibagaimanapenerimaan orang lain
terhadapdirinya. Penerimaanlingkungandapatmempengaruhikonsepdiriseseorang.
Penerimaanlingkunganterhadapseseorangcenderungdidasarkanpada status
sosialekonominya. Makadapatdikatakanindividu yang status
sosialnyatinggiakanmempunyaikonsepdiri yang lebihpositifdibandingkanindividu
yang status sosialnyarendah.
Hal inididukungolehpenelitian Rosenberg terhadapanak-
anakdariekonomisosialtinggimenunjukkanbahwamerekamemilikikonsepdiri yang
tinggidibandingkandengananak-anak yang berasaldari status ekonomirendah.
Hasilnyaadalah 51 % anakdariekonomitinggimempunyaikonsepdiri yang tinggi.
Dan hanya 38 % anakdaritingkatekonomirendahmemilikitingkatkonsepdiri yang
tinggi (dalamSkripsiDarmayekti, 2006:21).
e. HubunganKeluarga
Seseorang yang mempunyaihubungan yang
eratdenganseoranganggotakeluargaakanmengidentifikasikandiridengan orang lain
daninginmengembangkanpolakepribadian yang sama. Bilatokohinisesamajenis,
makaakantergolonguntukmengembangkankonsepdiri yang layakuntukjenisseksnya.
f. Orang Lain
Kita mengenaldirikitadenganmengenal orang lain terlebihdahulu.
Bagaimanaandamengenaldirisaya, akanmembentukkonsepdirisaya. Sullivan
(dalamRakhmat, 2005:101) menjelaskanbahwaindividuditerima orang lain,
dihormatidandisenangikarenakeadaandirinya,
individuakancenderungbersikapmenghormatidanmenerimadirinya. Sebaliknya, bila
orang lain selalumeremehkandirinya, menyalahkandanmenolaknya,
iaakancenderungtidakakanmenyenangidirinya. Miyamoto danDornbusch
(dalamRakhmat, 2005:101) mencobamengkorelasikanpenilaian orang lain
terhadapdirinyasendiridenganskala lima angkadari yang palinjeleksampai yang
paling baik. Yang dinilaiadalahkecerdasan, kepercayaandiri, dayatarikfisik,
dankesukaan orang lain terhadapdirinya. Denganskala yang samamereka juga
menilai orang lain. Ternyata, orang-orang yang dinilaibaikoleh orang lain,
cenderungmemberikanskor yang tinggi juga dalammenilaidirinya. Artinya,
hargadirisesuaidenganpenilaian orang lain terhadapdirinya.
g. KelompokRujukan (Reference Group)
Yaitukelompok yang secaraemosionalmengikatindividu,
danberpengaruhterhadapperkembangankonsepdirinya. Menurut Brooks dan Emmert
(dalamRakhmat, 2005:105), ciri orang yang
memilikikonsepdirinegatifialahpekaterhadapkritik, responsifsekaliterhadappujian,
mempunyaisikaphiperkritis, cenderungmerasatidakdisenagi orang lain,
merasatidakdiperhatikan, danbersikappesimisterhadapkompetisi.
Sebaliknya, orang yang memilikiikonsepdiripositifditandaidengan lima hal:
 Kemampuanmengatasimasalah.
 Merasasetaradengan orang lain.
 Menerimapujiantanpa rasa malu.
 Menyadaribahwasetiap orang mempunyaiberbagaiperasaan,
keinginandanperilaku yang tidakseluruhnyadisetujuimasyarakat.
 Mampumemperbaikidirinyakarenaiasanggupmengungkapkanaspek-
aspekkepribadian yang tidakdisenanginyadanberusahamengubahnya.

D. Rentang respon konsep diri


Konsepdiridipelajarimulaikontaksosialdanpengalamanberhubungandenganorang
lain.
Pandanganindividutentangdirinyadipengaruhiolehbagaimanaindividumengartikanpanda
ngan orang lain tentangdirinya. Komponenkonsepdiriterdiriatascitradiri, ideal diri,
hargadiridanpenampilanperan, danidentitas personal. Respon individuterhadapkonsep
dirinyaberfluktuasisepanjangrentangresponkonsepdiriyaitudariadaptifsampai
maladaptif. Staines (dalam Stuart danSundeen, 1995)
mengatakanbahwakonsepdirimemilikiperananpentingdalamterbentuknyapolakepribadia
nseseorangkarenakonsepdirimerupakan inti polakepribadian,
konsepinimempengaruhiberbagaisifatdalamdiriseseorang.
RentangResponHargaDiri(Stuart danSundeen, 1995)

Konsep diri terbentuk melalui proses belajar sejak masa pertumbuhan


seorangmanusia dari kecil hingga dewasa. Lingkungan, pengalaman, dan pola asuh
orang tuaturut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap konsep diri yang
terbentuk. Sikapatau respon orang tua dan lingkungan akan menjadi bahan
informasi bagi anak untukmenilai siapa dirinya. Oleh sebab itu, seringkali anak-
anak yang tumbuh dan dibesarkandalam pola asuh yang keliru dan negatif atau pun
lingkungan yang kurang mendukung,cenderung mempunyai konsep diri yang
negatif. Hal ini disebabkan sikap orang tua yangmisalnya : suka memukul,
mengabaikan, kurang memperhatikan, melecehkan, menghina,bersikap tidak adil,
tidak pernah memuji, suka marah-marah, dianggap sebagai hukumanakibat
kekurangan, kesalahan atau pun kebodohan dirinya. Jadi anak menilai
dirinyaberdasarkan apa yang dia alami dan dapatkan di lingkungan. Jika
lingkunganmemberikan sikap baik dan positif, maka anak akan merasa dirinya
cukup berhargasehingga tumbuhlah konsep diri yang positif. Konsep diri ini
memiliki sifat yang dinamis,artinya tidak luput dari perubahan. Ada aspek yang bisa
bertahan dalam jangka waktutertentu ada pula yang mudah sekali berubah sesuai
dengan situasi sesaat.
Proses konsep diri dimulai dengan perkembangan (Stuart andSunden, 1995). Sebagai
berikut:
Usia 0-1 tahun Trust
Berhubungan dengan lingkungan
Usia 1-3 tahun Belajar dan mengontrol bahasa
Mulai beraktifitas mandiri dan otonomi
Menyukai diri sendiri
Menyukai tubuh sendiri
Usia 3-6 tahun Berinisiatif
Mengenal gender
Meningkatkan kesadaran diri
Meningkatkan kemampuan bahasa
Usia 6-12 tahun Berhubungan dengan kelompok sebaya
Tumbuh harga diri dengan kemampuan baru yang dimiliki
Menyadari kekurangan dan kelebihan
Usia 12-20 tahun Menerima perubahan tubuh
Eksplorasi tujuan dan masa depan
Merasa positif pada diri sendiri
Memahami hal-hal terkait seksualitas
Usia 20-40 tahun Hubungan yang intim dengan pasangan, keluarga, dan
orang-orang terpenting
Stabil
Positif pada diri sendiri
Usia 40-60 tahun Dapat menerima kemunduran
Mencapai tujuan hidup
Menunjukkan proses penuaan
Usia 60 tahun ke atas Perasaan positif, menemukan makna hidup
Melihat kepada kelanjutan keturunannya
DAFTAR PUSTAKA

JalaludinRakhmat, 2005, PsikologiKomunikasi, edisirevisi. Bandung: RemajaRosdakarya.


Kozier, et.al. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, & Praktik.
Jakarta: EGC.
Muhith, A. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Andi
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik.
Jakarta: EGC.
SyaifulBahri. (2008). PsikologiBelajar. Jakarta: RinekaCipta.
Syam’ani. 2013.

StudiFenomenologitentangPengalamandalamMenghadapiPerubahanKonsepDiri

:   HargaDiriRendahpadaLansiadiKecamatanJekan   Raya   Kota

PalangkarayaJurnalKeperawatanJiwa   .   Volume   1,   No.   1,  URL:


http://download.portalgaruda.org/article.php?article=98469&val=5090.

Вам также может понравиться