Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-
anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua. Hal ini normal, dengan perubahan
fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang
Lansia merupakan suatu proses alami yang di tentukan oleh Tuhan Yang Maha
Esa. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua
2011). Di masa tua seseorang akan mengalami kemunduran fisik, mental dan
masa pensiun (umumnya usia 55) sering bertolak belakang dengan kondisi
terlibat didalamnya, dimana mereka secara fisik maupun psikis ternyata masih
kuat, sehat dan tidak sedikit yang masih mampu berkarya. Maka banyak sekali
1
2
diantara mereka kemudian merasa tidak siap secara psikis sehingga merasa
tidak berarti, terpuruk, inferior, marginal, putus asa, kesepian, stress, depresi,
lansia dapat menikmati hari tua mereka dengan bahagia. Adapun beberapa
faktor yang dihadapi para lansia yang sangat mempengaruhi kesehatan jiwa
mereka antara lain Penurunan Kondisi Fisik, Penurunan Fungsi dan Potensi
paling sering pada lanjut usia adalah gangguan depresif, gangguan kognitif,
Selain itu Permasalahan psikologis yang sering dialami oleh lansia meliputi
2
3
2010 sebanyak 478 jiwa dari 1865 lansia yang mengalami gangguan mental
emosi pada tahun 2011, jumlah penduduk 165.000 jiwa dan terdapat 1387
komposisi penduduk lansia laki-laki 858 jiwa dan lansia perempuan 529 jiwa
kecemasan dalam kategori panik dan Data statistik badan kesehatan dunia
tahunnya dengan perbandingan 2,43% pada wanita dan 0,07% pada laki-laki.
pada pasien yang berusia lebih dari 65 tahun di komunitas adalah 4% (9).
Prevalensi kecemasan lansia di Finlandia sebesar 24% (10). pada saat peneilti
gangguan psikososial. Mereka hanya melamun dan berdiam diri dikamar atau
3
4
kesejahteraan psikologis. Pada penelitian yang lain oleh Reigferrer dkk (2014)
pada lansia di panti jompo, hasilnya didapatkan bahwa teknik relaksasi dapat
kesejahteraan psikologis pada lanjut usia yang tinggal di panti jompo. Selain
adanya hubungan antara aktivitas spiritual dengan tingkat depresi pada lansia.
satu factor untuk mendapatkannya adalah dengan kegiatan spiritual. Salah satu
Zikir dalam agama Islam selain sebagai bentuk ritual agama juga
4
5
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
tentram” ( QS: Ar-Ra’d : 28 ).. M.A. Subandi, (2009) menyatakan bahwa zikir
suatu pengakuan percaya dan yakin hanya kepada Allah swt. Individu yang
memiliki spiritual yang tinggi memiliki keyakinan yang kuat hanya kepada
Allah dan dengan keyakinan ini dapat menimbulkan kontrol yang kuat dan
Nashori, 2017).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat Penelitian
5
6
3. Bagi Masyarakat
terapi dzikir
4. Bagi Peneliti
pada lansia.
6
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Teori
1) Lansia
a. Pengertian
Dalam proses ini, tahap yang paling krusial adalah tahap lansia (lanjut
usia) dimana pada diri manusia secara alami terjadi penurunan atau
tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-
anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua. Hal ini normal, dengan
perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi
alami yang ditentukan oleh Allah SWT. Semua orang akan mengalami
proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang
1) Rambut beruban
2) Kerutan kulit
3) Hilangnya gigi
2011).
panutan.
9
2) Tipe mandiri
dan pengkritik.
4) Tipe pasrah
5) Tipe bingung
a) Tipe optimis
b) Tipe konstruktif
c) Tipe ketergantungan
d) Tipe defensif
1) Perubahan Fisik
a) Sistem Indra
b) Sistem Musculoskeletal
e) Sistem perkemihan
f) Sistem saraf
g) Sistem reproduksi
1) Perubahan Kognitif
b) IQ (intelllegent quacient)
d) Kampuan pemahaman
e) Pemecahan masalah
f) Pengambilan keputusan
g) Kebijaksanaan
h) Kinerja (performance)
11
i) motivasi
1) Perubahan Spiritual
2) Perubahan psikososial
1) Mudah jatuh
2) Mudah lelah
lansia yaitu :
ginjal.
1) Dzikir
a. Pengertian
12
Thoha : 14), tetapi lebih spesifik lagi dzikir dibatasi dengan kata
mengingat Allah dengan lisan dan hati. Dalil berdzikir (QS. Al Ahzab :
butuh pertolongan-Nya.
13
a. Keutamaan Dzikir
lisan maupun perbuatan. Segala apa yang kita lakukan, selalu kita
dasari dengan niat tak lain hanya untuk mendapatkan ridha Allah SWT.
orang yang tidak ingat Rabb-nya laksana orang yang hidup dengan
halaqoh dzikir:
ك عمعع اَليذييعن يعيددعيوعن عرببَهديم يباَيلعغعداَرة عواَيلععرشيي يدررييدديوعن عويجهعهد عولع تعيعدد ععييعناَ ع
ك ععينهديييم تدررييييدد صبرير نعيفعس ع
عواَ ي
رزيينعةع اَيلعحعياَرة اَلددينعياَ عولع تدرطيع عمين أعيغفعيلعناَ قعيلبعهد ععين رذيكررعناَ عواَتبَبععع هععواَهد عوعكاَعن أعيمدرهد فددر ط
َطا
”رعينعدده
قعيياَعل عمعجيياَلر د، فعقرييعل عمييين أعيهييدل اَيلركييعررم يعيياَ عردسيييودل اريي؟ِهلل،عسيعيعلعدم أعيهدل اَيلعجيمرع رمين أعيهرل اَيلركعررم: اَيلقرعياَعمرة
س
b. Faidah Dzikir
oleh seorang hamba dengan dzikir, niscaya menjadi beban atasnya dan
was – was dari syaitan, mereka mengingat Allah, maka, ketika itu
(Abdurrazaq, 2010b).
(Abdurrazaq, 2010b).
Wata’ala
18
a. Bacaan Dzikir
masing 33 kali.
Maslamah dari Malik dari Sumay dari Abu Shalih dari Abu
عن اَلنبي صلىَّ ا عليه وسييلم اَنييه قيياَل ميين عسييرت عليييه حاَجيية فليكييثر
َّباَلصلة علي فإنهاَ تكشييف اَلهمييوم و اَلغمييوم و اَلكييروب و تكييثر اَلرزاَق و تقضييى
اَلحواَئج
اَلصلة واَلسلم عليك ياَ سيدي ياَ رسول ا خذ بيدي قلت حيلتي اَدركني
قيياَل رسييول ايي صييلىَّ ايي عليييه: عن اَبن عباَسرضي ا عنهماَ اَنه قيياَل
وسلم من قاَل بسم ا اَلرحمن اَلرحيم ولحول ول قوة إل باَل اَلعلي اَلعظيييم صيرف
Asror; 85)
َ قاَل لي رسول ا صلىَّ ا عليه وسييلم )يييا:عن اَبي موسىَّ اَلشعري قاَل
اَل اَدلك علىَّ كنز من كنوز اَلجنة ؟ِهلل ل حول ولقوة اَل باَل( متفييق, عبد ا بن قيس
Subhaanallaahi Wabihamdihi.
1) Kecemasan
22
a) Pengertian
Kecemasa
berasal dari Bahasa Latin angustus yang memiliki arti kaku, dan ango,
diterima tidak dapat diprediksi dan dikontrol dan hal tersebut dapat
b. Etiologi
1) Teori Psikologis
a) Teori psikoanalitik
23
b) Teori perilaku
c) Teori eksistensial
1) Teori Biologis
konflik psikologis.
cepat).
25
b) Neurotransmiter
(1) Norepinefrin
(2) Serotonin
kecemasan.
(3) Gamma-
aminobutyric acid
(GABA)
(Widosari, 2010).
a. Tingkat Kecemasan
kecemasan yaitu :
1) Ansietas ringan
2) Ansietas sedang
melakukannya.
3) Ansietas berat
cenderung berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak
4) Tingkat panik
rasional.
Salah satu alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat
dari 21 item.
tingkat kecemasan.
cara menilai skor kecemasan dengan skala BAI yaitu dengan mengisi
1. Jantung berdebar 0 1 2 3
2. Tubuh terasa panas/dingin 0 1 2 3
3. Mudah tegang 0 1 2 3
4. Merasa khawatir 0 1 2 3
5. Otot tegang 0 1 2 3
6. Keringat panas/dingin 0 1 2 3
7. Sakit kepala 0 1 2 3
8. Sesak nafas 0 1 2 3
9. Merasa bimbang 0 1 2 3
10. Mulut kering 0 1 2 3
11. Mudah gugup 0 1 2 3
12. Sulit konsentrasi 0 1 2 3
Limbang (kurang dapat
13. 0 1 2 3
menjaga keseimbangan)
14. Gangguan tidur 0 1 2 3
15. Kaki lemas 0 1 2 3
16. Penglihatan kabur 0 1 2 3
17. Mudah lupa 0 1 2 3
18. Dada sakit 0 1 2 3
19. Mual 0 1 2 3
20. Mudah gelisah 0 1 2 3
21. Sakit perut 0 1 2 3
diantaranya :
30
(demam panggung)
gelisah
dan ragu
diulang-ulang
yaitu :
1. Pengalaman
negatif pada
masa lalu
2. Pikiran yang
tidak rasional
yaitu
ketidakmampuan dan
permaslaahannya.
b) Kesempurnaan, individu
c) Persetujuan
sedikit pengalaman.
a) Penur
unan
Kondi
si
Fisik
b) Penur
unan
Fungs
i dan
Potens
Seksu
al
c) Perub
ahan
Aspek
Psikos
osial
d) Perub
ahan
yang
Berkai
tan
34
Denga
Pekerj
aan
e) Perub
ahan
Dalam
Peran
Sosial
di
Masya
rakat
A. Kerangka Teori
LANSIA
PROSES MENUA
DZIKIR
GANGGUAN
KECEMASAN
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Lokasi
lokasi penelitian merupakan tahap yang sangat penting dalam penelitian kualitatif,
karena dengan ditetapkannya lokasi penelitian berarti objek dan tujuan sudah
ini bisa diwilayah tertentu atau suatu lembaga tertentu dalam masyarakat
(Notoatmodjo, 2010). Dalam hal ini peneliti menetapkan Panti Sosial Tresna
Panti Sosial tersebut terdapat responden yang sesuai dengan kriteria inklusi yang
2. Waktu penelitian
Skor Kecemasan
Skor Kecemasan
Lansia setelah
Lansia sebelum Dzikir berdzikir
berdzikir
37
penelitian
B. Fokus Studi
lansia.
C. Definisi Operasional
dianggap perlu antara suatu konsep dengan konsep lainnya atau variabel satu
dengan variabel lainnya untuk melengkapi dinamika situasi atau hal yang
sedang atau akan diteliti. Kerangka konsep merupakan model konseptual yang
masalah.
ALAT UKUR
DEFINISI SKALA
VARIABEL DAN CARA HASIL UKUR
OPERASIONAL UKUR
UKUR
Kecemasan Merupakan rasa tidak Alat ukur berupa Skor ordinal
Lansia aman, tidak matang, dan lembar pedoman Kecemasan
sebelum kekurangmampuan dalam wawancara dan
berdzikir menghadapi tuntutan lembar skala
realitas (lingkungan), kecemasan BAI
kesulitan dan tekanan
kehidupan sehari-hari
38
sebelum berdzikir
Kecemasan Merupakan rasa tidak Al Alat ukur Skor ordinal
lansia setelah aman, tidak matang, dan berupa lembar kecemasan
berdzikir kekurangmampuan dalam pedoman
menghadapi tuntutan wawancara dan
realitas (lingkungan), lembar skala
kesulitan dan tekanan kecemasan BAI
kehidupan sehari-hari
setelah berdzikir
A. Instrumen Penelitian
39
skala garis.
1) Jenis Instrumen :
Samarinda
40
akan didekripsikan.’
C. Etika Penelitian
proses wawancara/penelitian.
d. Informed concent
consent) tenang penelitian ini untuk berhak menolak jika tidak besedia
f. Confidentially (kerahasiaan)
Daftar Pustaka