Вы находитесь на странице: 1из 11

PEMBELAJARAN MATERI IKATAN KIMIA MELALUI MODEL INKUIRI

TERBIMBING DAN MODEL PBL SERTA PENGARUHNYA


TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X
SMAN 4 KOTA JAMBI

ARTIKEL ILMIAH

OLEH
Rani Khoiriyah
RSA1C114002

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS JAMBI
JANUARI 2018
Rani Khoiriyah (RSA1C114002) Page 1
PEMBELAJARAN MATERI IKATAN KIMIA MELALUI MODEL INKUIRI
TERBIMBING DAN MODEL PBL SERTA PENGARUHNYA
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X
SMAN 4 KOTA JAMBI

Oleh:
Rani Khoiriyah1, Asrial2, Epinur 2

1
Alumni Prodi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP Universitas Jambi
2
Staff Pengajar Prodi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP Universitas Jambi

Program Studi Pendidikan Kimia


Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jambi
Email: ranikhoiriyah604@gmail.com

ABSTRAK
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya dengan perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan
tersebut adalah model inkuiri terbimbing dan model pembelajaran PBL. Untuk mengukur
kemampuan ini perlu dilakukan analisis terhadap peningkatan hasil belajar pada kedua model
tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manakah model yang lebih cocok
digunakan pada materi ikatan kimia. Selanjutnya data keterlaksanaan model tersebut akan
digunakan untuk melihat pengaruhnya terhadap peningkatan hasil belajar pada kedua kelas
eksperimen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu
(Quasy experiment). Teknik pengambilan sampel dilakukan secara random, dan instrumen
penelitian yang digunakan berupa soal pretest dan posttest. Berdasarkan hasil pengolahan da-
ta diperoleh hasil uji normalitas di kelas eksperimen I yaitu Lhitung = 0.14379 < Ltabel =
0.16100 dan di kelas eksperimen II Lhitung = 0.08880 < Ltabel = 0.16100 sehingga data kedua
kelas berdistribusi normal. Sedangkan hasil uji homogenitas didapatkan Fhitung = 1.65220 <
Ftabel = 1.86081 menandakan kedua kelas homogen. Selanjutnya dilakukan uji-t, diperoleh
thitung sebesar 3.44686 > t Tabel 2.002, pada α = 5%. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa
pembelajaran materi ikatan kimia yang diajarkan melalui model pembelajaran Inkuiri Ter-
bimbing akan memberikan peningkatan hasil belajar yang lebih besar dibandingkan pembela-
jaran materi ikatan kimia yang diajarkan melalui model PBL pada siswa kelas X di SMAN 4
kota Jambi.

Kata Kunci : Inkuiri Terbimbing, PBL, Hasil Belajar, Ikatan Kimia

PENDAHULUAN Kurikulum 2013 menguraikan bahwa da-


Mata pelajaran Kimia merupakan lam materi pokok ikatan kimia
bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). mengharapkan adanya kegiatan aktif siswa
Salah satu materi pokok yang ada dalam dalam menganalisis pembentukan berbagai
mata pelajaran Kimia adalah ikatan kimia. ikatan kimia. Ini didukung dalam Kompe-

Rani Khoiriyah (RSA1C114002) Page 2


tensi Dasar (KD) 4.5 yang berbunyi “men- Menurut Trianto (2007) model pem-
golah dan menganalisis perbandingkan belajaran adalah suatu perencanaan atau
proses pembentukan ikatan ion, ikatan ko- suatu pola yang digunakan sebagai pe-
valen, ikatan kovalen koordinasi dan doman dalam merencanakan pembelajaran
ikatan logam serta interaksi antar partikel atau suatu pola yang digunakan sebagai
(atom, ion, molekul) materi dan hub- pedoman dalam merencanakan pembelaja-
ungannya dengan sifat fisik materi”. Dari ran dikelas untuk mencapai tujuan belajar.
KD tersebut tergambarlah bahwa materi Model pembelajaran sangat mempengaruhi
ikatan kimia bersifat abstrak dan memer- hasil belajar siswa yang nantinya dapat
lukan penalaran yang logis dalam pem- berpengaruh pada prestasi belajar siswa.
belajarannya. Model pembelajaran yang sesuai merupa-
kan suatu alternatif unruk mengatasi masa-
Hasil studi pendahuluan yang lah kegiatan belajar mengajar.
didapat melalui wawancara dengan guru Terdapat berbagai macam model
kimia di SMAN 4 Kota Jambi, masih ban- yang dapat diterapkan dalam suatu pem-
yak siswa yang mengalami kesulitan da- belajaran. Namun penerapan model ini ha-
lam pembelajaran kimia khususnya pada rus disesuaikan dengan karakteristik mate-
materi ikatan kimia yang memiliki karak- ri dan karakteristik siswa. Dari beberapa
teristik abstrak. Ini terbukti dengan ren- permasalahan yang didapat dari studi pen-
dahnya persentase ketuntasan kelas pada dahuluan, yaitu materi ikatan kimia yang
materi ikatan kimia dalam tiga tahun tera- berkarakteristik abstrak, siswa yang
khir, yaitu 65%; 72,5% dan 73,8% dengan berkarakteristik pasif, dan guru yang be-
KKM 75. Hal ini disebabkan dalam proses lum dapat menemukan model pembelaja-
pembelajaran pada materi ikatan kimia ran yang tepat dalam pembelajaran ikatan
pembelajaran masih berpusat pada guru. kimia, dapat diatasi dengan menerapkan
Dalam hal ini guru hanya menyampaikan model pembelajaran yang dapat melibat-
informasi dengan metode ceramah dan kan siswa dalam proses pembelajaran.
siswa mencatat informasi yang disam- Model yang memenuhi karakter tersebut
paikan oleh guru tanpa memahami kon- dapat ditemukan dalam model Inkuiri Ter-
sepnya. Permasalahan lainnya adalah ku- bimbing dan model Problem Based Learn-
rangnya fokus guru terhadap keseluruhan ing (PBL). Model ini secara sistematis
siswa, guru lebih terfokus pada siswa yang dapat memberikan pembelajaran yang
didepan dan yang mengerti saja. Ini be- lebih bermakna. Siswa akan dibimbing
rakibat pada hasil belajar siswa yang ren- untuk berpikir dan bertindak kreatif se-
dah. Sesuai dengan hasil wawancara, guru hingga dapat menemukan dan menyimpul-
belum dapat menggunakan model pem- kan konsep pelajaran sendiri.
belajaran yang tepat sehingga pembelaja- Menurut Sani (2014), pembelajaran
ran kimia hanya dilakukan dengan berbasis inkuiri terbimbing adalah pem-
menggunakan metode ceramah yang di- belajaran yang melibatkan siswa dalam
akhiri dengan tanya jawab antara guru dan merumuskan pertanyaan yang
siswa. Oleh karena itu, hal yang mendasar mengarahkan untuk melakukan invertigasi
yang perlu diperhatikan guru tidak hanya dalam upaya membangun pengetahuan dan
memberikan informasi tetapi harus men- makna baru sehingga siswa mampu mem-
erapkan model pembelajaran yang mampu bangun kesimpulan secara mandiri guna
membangun minat dan membantu siswa menjawab pertanyaan atau permasalahan
untuk lebih fokus dalam pembelajaran se- yang diajukan oleh guru. Pembelajaran
hingga siswa tidak hanya mendengar, berbasis inkuiri memberikan kesempatan
menerima, serta menghapal materi yang kepada siswa untuk mengembangkan ket-
disampaikan oleh guru, tetapi juga me- erampilan yang dibutuhkan untuk hidup,
mahami materi tersebut. belajar menangani permasalahan, berhada-

Rani Khoiriyah (RSA1C114002) Page 3


pan dengan tantangan dan perubahan un- ran inkuiri, permasalahan dalam pembela-
tuk memahami sesuatu, dan mengem- jaran melalui model PBL adalah masalah
bangkan kebiasaan mencari solusi perma- yang bersifat terbuka, jawaban dari masa-
salahan. Menurut Hosnan (2014), pem- lah tersebut belum pasti. Setiap siswa,
belajaran inkuiri terbimbing memiliki bahkan guru, mengembangkan kemung-
keunggulan yaitu pembelajaran ini kinan jawaban.
menekankan pada pengembangan aspek Berdasarkan kelebihan dan perbe-
kognitif, afektif, dan psikomotor secara daan yang ada pada kedua model pembela-
seimbang, sehingga pembelajaran diang- jaran, yang dikaitkan dengan permasalahan
gap lebih bermakna. Model pembelajaran yang ada, terlihat model Inkuiri Terbimb-
inkuiri terbimbing dapat memberikan kes- ing memiliki keunggulan yang tidak dimil-
empatan kepada siswa untuk belajar sesuai iki oleh model PBL yaitu permasalahan
dengan gaya belajar mereka, model ini yang ada pada model Inkuiri Terbimbing
merupakan strategi yang dianggap sesuai yaitu masalah yang bersifat tertutup. Ja-
dengan perkembangan psikologi modern waban dari masalah itu sudah pasti se-
yang menganggap belajar adalah proses hingga lebih memudahkan siswa dalam
perubahan. menemukan konsep yang dicari. Hal ini
Model pembelajaran PBL dapat di- dapat menumbuhkan keyakinan dalam diri
artikan sebagai rangkaian aktivitas pem- siswa tentang jawaban dari suatu masalah.
belajaran yang menekankan kepada proses Selain itu model ini juga memiliki tahapan
penyelesaian masalah yang dihadapi yang lebih sistematis yang dapat memban-
secara ilmiah. Dalam penerapan model tu siswa lebih mudah dalam penemuan
PBL guru memberikan kesempatan kepada konsepnya.
siswa untuk menetapkan topik masalah, Berdasarkan hal tersebut diharapkan
walaupun sebenarnya guru sudah memper- pembelajaran materi ikatan kimia melalui
siapkan apa yang harus dibahas. Proses model pembelajaran Inkuiri Terbimbing
pembelajaran diarahkan agar siswa mampu memberikan peningkatan hasil belajar
menyelesaikan masalah secara sistematis yang lebih baik dibandingkan dengan
dan logis. Keunggulan model PBL dian- pembelajaran materi ikatan kimia melalui
taranya melatih siswa untuk mendesain model PBL, sehingga perlu dilakukan sua-
suatu penemuan, berpikir dan bertindak tu penelitian yang berjudul “Pembelaja-
kreatif, siswa dapat memecahkan masalah ran Materi Ikatan Kimia melalui Model
yang dihadapi secara realistis, mengidenti- Inkuiri Terbimbing dan Model PBL
fikasi penyelidikan, mengevaluasi hasil serta Pengaruhnya Terhadap Hasil
pengamatan, dan merangsang bagi Belajar Siswa Kelas X SMAN 4 Kota
perkembangan kemajuan berpikir siswa Jambi”.
untuk menyelesaikan suatu permasalahan
(Sumantri, 2015). METODE PENELITIAN
Terdapat perbedaan antara pembela- Penelitian ini menggunakan metode
jaran Inkuiri Terbimbing dan PBL. Perbe- eksperimen semu (Quasy experiment). De-
daan tersebut terletak pada jenis masalah sain penelitian eksperiment semu
serta tujuan yang ingin dicapai. Masalah melibatkan kelompok eksperiment I
dalam pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan kelompok eksperiment II, pemilihan
adalah masalah yang bersifat tertutup. kedua kelompok tersebut dilakukan secara
Artinya, jawaban dari masalah itu sudah random. Sedangkan desain penelitian ini
pasti. Oleh sebab itu, jawaban dari masa- adalah Pretest and Posttest Control
lah yang dikaji sebenarnya guru telah Design. Dalam desain ini peneliti
mengetahui dan memahaminya, namun menggunakan dua kelas sebagai kelas ek-
tidak secara langsung menyampaikannya sperimen untuk melihat perbedaan antara
kepada siswa. Berbeda dengan pembelaja- pembelajaran materi ikatan kimia melalui
model Inkuiri Terbimbing dan pembelaja-
Rani Khoiriyah (RSA1C114002) Page 4
ran ikatan kimia melalui model pem- dilakukan uji satu pihak yaitu pihak kanan
belaaran PBL terhadap hasil belajar siswa. dengan hipotesis statistik sebagai berikut:
Instrumen yang digunakan untuk
mengumpulkan data hasil belajar pada H0 : µ1 ≤ µ2
kedua kelas sampel adalah soal tes essay.
Tes dibuat berdasarkan taksonomi HA : µ1 > µ2
Bloom dan disesuaikan dengan aspek
kognitif pada ranah C2 sampai C4 yaitu: µ1 = Peningkatan pretest ke posttest un-
pemahaman, penerapan, dan analisis. In- tuk kelas eksperimen dengan model
strumen yang digunakan untuk pretest Inkuiri Terbimbing
dan posttest pada hakikatnya adalah sa- µ2 = Peningkatan pretest ke posttest un-
ma. Walaupun soalnya berbeda, namun tuk kelas eksperimen dengan model
indikatornya tetap sama. Sebelum PBL
penelitian dilaksanakan terlebih dahulu
dilakukan standarisasi terhadap instrumen Menurut Sudjana (2014) rumus yang
yang akan digunakan dalam penelitian. digunakan sebagai berikut:
Langkah yang dilakukan adalah menyusun
kisi-kisi soal. Setelah kisi-kisi disusun, ̅1 - X
X ̅2
penulisan butir-butir soal disesuaikan t=
1 1
dengan kisi-kisi yang telah disusun. S √n +n
1 2
Setelah butir soal disusun, selanjutnya
ditelaah dengan menggunakan kriteria ter-
tentu disesuaikan dengan kisi-kisi. Pen- Namun sebelum melakukan uji-t, terlebih
elaah dilakukan oleh ahli yaitu dosen pen- dahulu dilakukan uji normalitas dan uji
didikan kimia. homogenitas. Karena, syarat untuk dapat
Data yang diperlukan adalah hasil melakukan uji- t adalah data berdistribusi
pretest dan posttest siswa pada kedua kelas normal dan homogen.
sampel. Teknik pengumpulan data dil- Untuk menghitung simpangan baku
akukan dengan cara memberikan soal pre- gabungan kedua kelompok kelas dapat
test sebelum pembelajaran dan posttest digunakan rumus:
setelah proses pembelajaran materi ikatan
kimia kepada kedua kelas sampel. Data (n1 -1) s21 + (n2 -1) s22
S2 =
yang dianalisis adalah selisih pretest ke n1 + n2 - 2
posttest untuk melihat peningkatan hasil
belajar kelas eksperimen I dan kelas ek- Sedangkan untuk menghitung simpangan
sperimen II. Teknik analisis data baku masing-masing kedua kelompok
dimaksudkan untuk menguji data yang kelas dapat digunakan rumus:
diperoleh, yaitu perbedaan peningkatan
pretest ke posttest pada kelas eksperimen I
n ∑ xi2 - ( ∑ xi)2
dan kelas eksperimen II. Dalam teknik an- s2 =
alisis data akan dilakukan uji hipotesis. Uji n (n −1)
hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan hasil belajar Keterangan:
materi ikatan kimia yang diajarkan melalui X1 = Skor rata-rata kelas eksperimen I
model PBL dengan hasil belajar materi X2 = Skor rata-rata kelas eksperimen II
ikatan kimia yang diajarkan melalui model S = Simpangan baku gabungan
Inkuiri Terbimbing pada siswa kelas X s12 = Simpangan baku kelas eksperimen I
SMAN 4 kota Jambi. Berdasarkan s22 = Simpangan baku kelas eksperimen II
hipotesis yang dikemukakan di atas maka n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen I
n2 = Jumlah siswa kelas eksperimen II

Rani Khoiriyah (RSA1C114002) Page 5


dapat menemukan dan menyimpulkan
Kriteria pengujian adalah terima HA konsep pelajaran sendiri.
jika thitung > ttabel, untuk harga-harga lain Dalam penelitian ini diberikan
HA ditolak sehingga H0 diterima. Derajat perbedaan perlakuan pada kedua kelas ek-
kebebasan untuk daftar distribusi t adalah sperimen saat proses pembelajaran. Pada
(n1 + n2 – 2) dengan peluang (1- α), untuk kelas eksperimen I dilakukan pembelaja-
taraf nyata α = 0,05. ran materi ikatan kimia melalui model
pembelajaran Inkuiri Terbimbing, se-
HASIL DAN PEMBAHASAN dangakan pada kelas eksperimen II dil-
Pada penerapan Kurikulum 2013 akukan pembelajaran materi ikatan kimia
diketahui bahwa dalam materi pokok melalui model PBL. Analisis peningkatan
ikatan kimia mengharapkan adanya pretest ke posttest pada uji hipotesis telah
kegiatan aktif siswa dalam menganalisis membuktikan adanya perbedaan hasil
pembentukan berbagai ikatan kimia. Hal belajar kedua kelas sampel. Pembelajaran
ini sejalan dengan kompetensi dasar ku- materi ikatan kimia melalui model pelaja-
rikulum 2013 SMA/MA dalam Kompeten- ran Inkuiri Terbimbing memberikan pen-
si Dasar (KD) 4.5 yang berbunyi “men- ingkatan hasil pretest ke posttest yang
golah dan menganalisis perbandingkan lebih besar dibandingkan dengan pembela-
proses pembentukan ikatan ion, ikatan ko- jaran materi ikatan kimia melalui model
valen, ikatan kovalen koordinasi dan PBL.
ikatan logam serta interaksi antar partikel Dalam pelaksanaan pembelajaran
(atom, ion, molekul) materi dan hub- melalui model pembelajaran Inkuiri Ter-
ungannya dengan sifat fisik materi”. bimbing, siswa terlihat lebih bersemangat
Firdaus (2013) mengemukakan sifat materi dalam mengikuti pembelajaran, siswa juga
kimia seringkali didominasi oleh konsep mampu mengembangkan hipotesis yang
yang abstrak membuat materi pokok ikatan terdapat dalam pikirannya, kemudian ber-
kimia semakin sulit dipahami oleh sebagi- pikir secara teratur untuk menemukan kon-
an besar siswa. Sehingga diperlukan suatu sep yang dituju. Konsep yang telah didapat
model pembelajaran yang dapat membantu lebih kuat, terbukti dari persentase ketun-
siswa untuk lebih mudah memahami kon- tasan kelas yang cukup tinggi yaitu 96,7%
sep-konsep abstrak tersebut. (KKM 75) dengan nilai rata-rata kelas
Dalam proses pembelajaran 88,9. Ini sejalan dengan pendapat Dimyati
penggunaan model pembelajaran dapat dan Mudjiono (2013) yang menyatakan
membantu guru dalam membentuk konsep bahwa kelebihan dari model Inkuiri Ter-
siswa. Penggunaan model pembelajaran bimbing yaitu dapat meningkatkan moti-
harus disesuaikan dengan karakteristik ma- vasi belajar siswa, membantu memperkuat
teri dan karakteristik siswa. Dari beberapa konsep diri siswa juga memungkinkan
permasalahan pada materi ikatan kimia pengetahuan melekat erat pada diri siswa.
yang berkarakteristik abstrak, siswa yang Hasil analisis data yang diperoleh
berkarakteristik pasif, dan guru yang be- selama penelitian menunjukkan kelas ek-
lum dapat menemukan model pembelaja- sperimen I yang belajar menggunakan
ran yang tepat dalam pembelajaran ikatan model Inkuiri Terbimbing memiliki pen-
kimia, maka dilakukanlah penelitian dari ingkatan rata-rata hasil belajar 56.17.
dua model yang dianggap cocok yaitu Rekap hasil belajar kelas eksperimen I
model Inkuiri Terbimbing dan model PBL. yang dihitung selisihnya dapat dilihat pada
Kedua model ini secara sistematis dapat tabel 1.1.
memberikan pembelajaran yang lebih
bermakna. Siswa akan dibimbing untuk Tabel 1.1 Rekap Hasil Pretest dan Posttest
berpikir dan bertindak kreatif sehingga Kelas Eksperimen I

Rani Khoiriyah (RSA1C114002) Page 6


Tabel 1.2 Rekap Hasil Pretest dan Posttest
Kelas Eksperimen II

Sedangkan kelas eksperimen II yang


belajar menggunakan model PBL memiliki
peningkatan rata-rata hasil belajar 55.73.
Terlihat rata-rata peningkatan hasil belajar Pada masing-masing kelas eksperi-
pada kelas eksperimen I yang diajarkan men memiliki 1 orang siswa yang belum
melalui model Inkuiri Terbimbing mencapai ketuntasan dalam belajar materi
memiliki hitungan nilai yang lebih tinggi ikatan kimia. Data ini diperoleh dari rekap
dibandingkan rata-rata peningkatan pada nilai siswa yang menerakan nilai siswa
kelas eksperimen II yang diajarkan melalui dibawah KKM yaitu 75.
model PBL. Rekap hasil belajar kelas Terdapat perbedaan antara proses
eksperimen II yang dihitung selisihnya pembelajaran yang melalui model
dapat dilihat pada tabel 1.2. pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan

Rani Khoiriyah (RSA1C114002) Page 7


model PBL. Terlihat pada proses semula belajar dengan mendengar, men-
pemecahan masalah, siswa yang melalui catat dan menghafal informasi yang
model Inkuiri Terbimbing lebih mudah disampaikan oleh guru, menjadi belajar
untuk memahami dan menemukan dengan cara mencari data, menganalisis,
jawaban atas permasalahan-permasalahan menyusun hipotesis, dan memecahkan ma-
yang diberikan. Sedangkan siswa yang salahnya sendiri.
diajarkan melalui model PBL mengalami Berdasarkan nilai rata-rata pening-
kesulitan dalam mencari pemecahan katan hasil belajar rata-rata pada kedua
masalah yang diberikan. Ini disebabkan kelas eksperimen, apabila dinilai secara
jenis permasalahan yang berbeda. Perma- numerik, terlihat bahwa peningkatan hasil
salahan dalam pembelajaran Inkuiri belajar pada kelas yang menggunakan
Terbimbing adalah masalah yang bersifat model Inkuiri Terbimbing memiliki mem-
tertutup. Artinya, jawaban dari masalah itu iliki nilai rata-rata yang lebih tinggi
sudah pasti dan dapat ditemukan dalam dibandingkan dengan peningkatan hasil
buku pelajaran siswa. Berbeda dengan belajar kelas yang menggunakan model
pembelajaran Inkuiri terbimbing, PBL pada materi ikatan kimia di kelas X
permasalahan dalam model PBL adalah MIA SMAN 4 Kota Jambi. Namun, untuk
masalah yang bersifat terbuka , jawaban membuktikan apakah terdapat perbedaan
dari masalah tersebut belum pasti. Ini antara siswa yang menggunakan model
menyebabkan siswa dituntut untuk pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan
menganalisis lebih jauh sehingga model pembelajaran PBL terhadap hasil
berpengaruh terhadap minat belajar siswa. belajar siswa, maka peningkatan hasil
Hal ini sejalan dengan pendapat Suyanti belajar dari kedua kelas eksperimen diuji
(2010) yang menyatakan bahwa tanpa normalitas dan homogenitasnya yang tern-
pemahaman mengapa mereka berusaha yata data berdistribusi normal dan homo-
untuk memecahkan masalah yang sedang gen, langkah selanjutnya yaitu uji hipotesis
dipelajari, maka mereka tidak akan belajar dengan uji-t kesamaan dua rata-rata
apa yang mereka ingin pelajari. dengan uji satu pihak yaitu pihak kanan.
Pada kelas eksperimen II yaitu pem- Pada uji normalitas data hasil belajar
belajaran ikatan kimia melalui model PBL digunakan uji Liliefords. Dari hasil perhi-
terdapat 1 orang siswa yang mendapat tungan diperoleh harga Lo untuk ke-
nilai di bawah KKM (75). Terlihat dalam lompok eksperimen I adalah 0.14379, se-
proses pembelajaran, siswa tersebut ku- dangkan harga Ltabel (α=0,05) denga n = 30
rang memiliki minat dalam belajar dan adalah 0.16100, maka diperoleh Lo < Ltabel
cendrung hanya melihat temannya dalam (α=0,05) yang berarti data hasil hasil bela-
berdiskusi. Siswa ini juga sering bermain jar siswa pada kelompok eksperimen I
handphone dalam mengikuti proses pem- berdistribusi normal. Sedangkan pada ke-
belajaran. Hal tersebut dapat diakibatkan lompok eksperimen II diperoleh Lo sebe-
belum siapnya siswa untuk melakukan sar 0.08880 dan Ltabel (α=0,05) dengan n =
pembelajaran dengan menganalisis masa- 30 adalah 0.16100, maka diperoleh Lo <
lah yang telah disediakan sehingga timbul Ltabel (α=0,05) yang berarti data hasil bela-
penurunan minat siswa dalam belajar. jar siswa pada kelompok eksperimen II
Penurunan minat belajar pada siswa juga berdistribusi normal.
mengakibatkan siswa cendrung mencari
aktivitas lain seperti bermain game pada Tabel 1.3 Hasil Uji Normalitas
handphone. Ini sejalan dengan pendapat
Abbudin (2011) yang menyatakan salah
satu kekurangan dari model PBL adalah
siswa sering mengalami kesulitan dalam
perubahan kebiasaan belajar dari yang

Rani Khoiriyah (RSA1C114002) Page 8


eksperimen I yang menggunakan model
Inkuiri Terbimbing dan kelas eksperimen
II yang menggunakan model PBL sama-
sama bperdistribusi normal dan memiliki
variansi yang sama (homogen), maka dari
itu data ini memenuhi syarat untuk dil-
akukan uji hipotesis dengan menggunakan
uji-t. Dari tabel 1.5 terlihat hasil
perhitungan uji-t yang mennjukkan bahwa
Uji kesamaan variansi dengan harga thitung = 5.44396 sedangkan dari tabel
menggunakan uji F diperoleh data yaitu distribusi t diperoleh ttabel (α=0,05) =
Fhitung = 1.65220 dan Ftabel (α=0,05) = 2.002. Oleh karena harga pengujian thitung
1,86081. Oleh karena Fhitung < Ftabel ≤ ttabel tidak terpenuhi karena yang
(α=0,05) maka dapat disimpulkan bahwa didapatkan adalah thitung > ttabel, maka HA :
kelompok eksperimen I dan kelompok ek- μ1 > μ2 diterima dan H0 : μ1 ≤ μ2 ditolak.
sperimen II memiliki variansi yang sama. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi
“Pembelajaran materi ikatan kimia yang
Tabel 1.4 Hasil Uji Homogenitas diajarkan melalui model pembelajaran
Inkuiri Terbimbing akan memberikan pen-
ingkatan hasil belajar yang lebih baik
dibandingkan pembelajaran materi ikatan
kimia yang diajarkan melalui model PBL
pada siswa kelas X SMAN 4 kota Jambi”
terpenuhi.

Dari hasil uji normalitas dan uji KESIMPULAN


kesamaan variansi didapatkan bahwa pen- Berdasarkan hasil penelitian dan
ingkatan hasil belajar dari kelompok ek- analisis data yang telah diuraikan pada
sperimen I dan kelompok eksperimen II pembahasan, maka dapat ditarik kes-
berdistribusi normal dan memiliki variansi impulan bahwa pembelajaran materi ikatan
yang sama (homogen), sehingga memen- kimia yang diajarkan melalui model pem-
uhi syarat untuk dilakukan uji hipotesis belajaran Inkuiri Terbimbing memberikan
dengan uji-t. Dari hasil perhitungan, di- peningkatan hasil belajar yang lebih baik
peroleh harga thitung = 3.44686 sedangkan dibandingkan pembelajaran materi ikatan
dari tabel distribusi t diperoleh ttabel kimia yang diajarkan melalui model PBL
(α=0,05) = 2.002. pada siswa kelas X SMAN 4 kota Jambi,
yang ditunjukan dari penerimaan HA yaitu
Tabel 1.5 Hasil Uji-t thitung > ttabel (3.446 > 2.002) untuk taraf
nyata α = 0,05.
DAFTAR PUSTAKA

Abuddin, N., 2011. Perspektif Islam


Tentang Strategi Pembelajaran. Ja-
karta: Prenada Media Kencana.
Arifin, Z., 2009. Evaluasi Pembelajaran.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Dari hasil uji normalitas dan uji ho- Arsyad, A., 2015., Media Pembelajaran
mogenitas yang telah dicari sebelumnya Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja
maka dapat disimpulkan bahwa data pen- Gravindo Persada.
ingkatan hasil belajar siswa dari kelas

Rani Khoiriyah (RSA1C114002) Page 9


Asyhar, R., 2012., Kreatif Mengem- Kuswana., W.S., 2014. Taksonomi Kogni-
bangkan Media Pembelajaran. Ja- tif. Bandung: PT Remaja Rosdakar-
karta: GP Press. ya.
Aunurrahman., 2009. Belajar dan Pem- Majid, A., 2014. Strategi pembelajaran.
belajaran. Bandung: Alfabeta. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Baharuddin dan Wahyuni, E.N., 2010. Te- Prambudi, K., 2010. Model Inkuiri
ori Belajar dan Pembelajaran. Jog- Terbimbing. Jakarta: Kencana
jakarta: Ar-Ruzz Media. Prenada.
Bilgin, I., 2009. The Effect of Guided Putra, S.R., 2013. Desain Belajar
Inquiry Instruction Incorporating a Mengajar Kreatif Berbasis Sains.
Cooperative Learning Approach on Yogyakarta: Diva Press.
University Students Achievement of Sani, R.A., 2014., Pembelajaran Saintifik
Acid and Based Concepts and Untuk Implementasi Kurikulum
Attitude Toward Guided Inquiry 2013. Jakarta: Bumi Aksara.
Instruction. Scientific Research and Sanjaya, W., 2006. Strategi Pembelajaran
Essay. 4(10). Turki Berorientasi Standar Proses Pen-
Chang, R., 2005. Kimia Dasar Konsep- didikan. Jakarta: Kencana Prenada
Konsep Inti. Penerjemah: Suminar Media Group.
Setiati Achmadi. Jakarta: Erlangga. Suardi, M., 2015. Belajar dan Pembelaja-
Dimyati dan Mudjiono., 2013. Belajar dan ran. Yogyakarta: Deepubblish.
Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Sudjana., 2014. Metoda Statistika. Ban-
Cipta. dung: Tarsito.
Eggen, P dan Kauchak, D., 2012. Strategi Sumantri, M.S., 2015. Strategi pembelaja-
dan Model Pembelajaran Mengajar ran. Jakarta: PT Rajagrafindo Per-
Konten dan Keterampilan Berfikir. sada.
Jakarta: Indeks Suparno, P., 2007. Filsafat Kon-
Fathurrohman, M., 2015. Model-model struktivisme dalam Pendidikan.
Pembelajaran Inovatif. Jogjakarta: Yogyakarta: Kanisius.
Ar-ruzz Media. Suyanti, R.D., 2010. Strategi Pembelaja-
Fawaidah, H., 2016. Pengembangan Media ran Kimia. Medan: Graha Ilmu.
Chemic (Chemistry Comic) sebagai Suyono dan Hariyanto., 2015. Belajar dan
Media Pembelajaran pada Materi Pembelajaran. Surabaya: PT Remaja
Ikatan Kimia untuk Siswa Kelas X Rosdakarya.
SMA. Unesa Journal of Chemical Trianto., 2007. Mendesain Model Pem-
Education. 5(3): 621. belajaran Inovatif-Progresif. Jakar-
Firdaus, Y., 2013. Pengaruh Model Pem- ta: Kencana Prenada Media Group.
belajaran TPS dengan Mind Mapping Uno, H.B., 2016. Model Pembelajaran.
terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Jakarta: PT Bumi Aksara.
Kimia Siswa. Jurnal Kependidikan Warsono dan Hariyanto., 2012. Pembela-
Kiia “Hydrogen”. 1(1): 84. jaran Aktif. Bandung: PT Rosdakar-
Hosnan, M., 2014., Pendekatan Saintifik ya.
Dan Kontekstual dalam Wena, M., 2009. Strategi Pembelajaran
Pembelajaran Abad 21. Bogor: Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT
Ghalia Indonesia. Bumi Aksara.
Kurniasih, I dan Sani, B., 2015., Ragam
Pengembangan Model Pembelajaran
Untuk Peningkatan Pofesionalitas
Guru. Jakarta: Kata Pena.

Rani Khoiriyah (RSA1C114002) Page 10

Вам также может понравиться