Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
SSDA = ∑(XiA − ̅
XA)2 = (4,8 − 4,8338)2 + ⋯ + (4,84 − 4,8338)2 = 0,0041875
i=1
nB
SSDB = ∑(XiB − ̅
XB)2 = (4,78 − 4,8100)2 + ⋯ + (4,84 − 4,8100)2 = 0,0064
i=1
SSDA
s2 A = = 0,0005982
nA − 1
SSDB
s2 B = = 0,0009143
nB − 1
s2 B > s2 A
s = √S 2 = 0,0275
- Dari fraktil distribusi –t dengan tingkat kepercayaan 97,5% (bilateral test) diperoleh :
t.975 (f = nA + nB -2) = t.975 (f = 14) = 2,145
- Penghitungan t dari hasil pengukuran t.975 (f = nA + nB -2)
t vs t.975 (f = 14) → 1,72727273< 2,145 ; terjadi kesalahan rambang maka harga rata-rata dapat disatukan atau
̅ dan dapat diperkirakan harga varian teoretik s2o
harga rata-rata total X
- ̅
Harga rata-rata total; X
̅ A+nBX̅ B
nAX
̅=
X = 4,821875
nA+nB
² ² ( + )²
SSDA+SSDB+ + −
2 +
S 0= =0,00070583
nA+nB−1
Pertanyaan
1. Jelaskan perbedaan hasil pengukuran diameter puncak dan diameter kaki antara ke dua
praktikan dengan menggunakan mistar ingsut skala jam!
3. Bandingkan tebal gigi rata-rata hasil pengukuran dengan harga teoritik dan hitung besar
kesalahannya serta beri ulasan!
4. Bandingkan dua metode pemeriksaan tebal gigi yang anda lakukan dan mana yang lebih
cermat hasil pengukurannya! Jelaskan dengan singkat!
Jawaban
1. Tidak terdapat perbedaan antara praktikan A dan B. Untuk df ( diameter kaki) hasil
pengukurannya sama yaitu 59,775mm. Sama hal nya dengan diameter puncak, praktikan A
dan B tidak mempunyai selisih. Dalam pengukuran diameter puncak praktikan A dan B
mempunyai kemampuan yang dianggap sama karena mempunyai hasil pengukuran yang
sama.
2. Pada saat melakukan praktek ini, praktikan A dan B memiliki beberapa kesulitan antara lain
cara menggunakan alat ukur yg sulit untuk ditempatkannya dibandingkan dengan pada saat
mengukur diameter puncak namun masih tetap bisa dilakukan dengan mendapatkan hasil
perbedaan selisih antara penyimpangan maksimum sebesar 0.001. Hal ini bisa terjadi karena
posisi pada saat mengukur bidang referensi aksial, kedua praktikan berada di posisi yang
sama dan hanya seperti mengulang saja, jadi tidak ada perbedaan yg signifikan.
3. Untuk ukuran tebal teoritik roda gigi adalah 4,707 mm sedangkan pengukuran menggunakan
mistar ingsut roda gigi yang didapat antara praktikan A dengan praktikan B rata-rata
pengukurannya 4,8318 mm dan 4,81mm. T
4. Cara mengukur tebal gigi menggunakan metoda alat bantu dua rol lebih cermat. Hal ini
dikarenakan oleh bantuan dua buah rol yang pas pada celah roda gigi dan mengurangi
terjadinya gerakan atau penggeseran pada saat pengukuran. Berbeda dengan metoda mistar
ingsut roda gigi yang sangat memungkinkan terjadinya perbedaan dan penggesaran saat
pengukuran tabal gigi
Kesimpulan
Dari pengukuran dan praktikum yang telah kami lakukan, kami dapat mengetahui alat-alat ukur
yang digunakan adalam mengukur roda gigi dan metoda-metoda pengukuran diameter puncak,
diameter kaki, modul untuk pembuatan roda gigi, penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada roda
gigi serta dapat membandingkan perbedaan antara perhitungan teoritik dengan perhitungan saat
praktikum. Setiap penyimpngan-penyimpngan yang terjadi itu terjadi karena kesalahan-kesalahan yang
terjadi secara sengaja atau tidak sengaja dalam pembuatan roda gigi. Selain itu, faktor alat ukur yang
jarang atau bahkan belum pernah di kalibrasi adalah faktor yang cukup berpengaruh pada pengukuran
geomtrik roda gigi.
LAPORAN
Praktikum Metrologi Industri
(Pengukuran Roda Gigi)
Oleh :
Dimas Maulana P. R. (151211005)
Fatnan Nur Majid (151211006)
Kelas 1 MA