Вы находитесь на странице: 1из 9

LEMBAR DATA PENGUKURAN

PENGUKURAN ELEMEN GEOMETRIK RODA GIGI

Tabel 4.1 Data kondisi ruang laboratorium

Praktikan A : Mochammad Fadli Praktikan B : Leonardo


Instruktur : Pak Hatta Asisten labortorium :
Temperatur ruang : Kelembaban :
Tanggal Praktikum : 30 MEI 2016

1. Data pengukuran diameter puncak dan diameter kaki

A. Pengukuran dengan mistar ingsut skala jam


Kecermatan : 0,05 mm Proses Pembuatan Roda : Milling
Kapasitas Ukur : 0 - 200 mm Harga Toleransi Standar Diameter Puncak : IT 8 = 0,046 mm
Praktikan A Praktikan B
Jumlah Gigi Z = 22 Buah Rata- Rata- Beda A & B
1 2 1 2
rata rata
Diameter Puncak (da) 72,15 72,15 72,15 72,15 72.15 72,10 0,00
Diameter Kaki (df) 59,65 59,65 59.65 59,65 59,65 59,65 0,00
m perkiraan 3,006 3,006 0,00
m yang di pilih (ISO) 3 3
m yang di hitung m yang di hitung
α = 20° 2,7388 2,7388 0,00
α = 14,5° 2.8569 2,8569 0,00
Dimensi yang dianggap baik
Z 22 22 0,00
dₐ 72,10 72,10 0,00
df 59,775 59,775 0,00
m 3 3
α 20 20
2. Data pemeriksaan penyimpangan diameter puncak

B. Pemeriksaan dengan jam ukur


Kecermatan 0.001 mm
Kapasitas Ukur 0 - 10 mm
Besar Penyimpangan
Nomorgigi
Praktikan A Praktikan B Beda A&B
1 0,000 0,000 0,000
2 0,010 0,010 0,000
3 0,010 0,010 0,000
4 0,005 0,018 0,013
5 0,030 0,050 0,020
6 0,007 0,010 0,003
7 0,010 0,008 0,002
8 0,009 0,015 0,006
9 0,020 0,040 0,020
10 0,025 0,015 0,010
11 0,048 0,040 0,008
12 0,055 0,030 0,025
13 0,070 0,050 0,020
14 0,010 0,005 0,005
15 0,012 0,020 0,008
16 0,003 0,005 0,002
17 0,010 0,010 0,000
18 0,008 0,014 0,006
19 0,012 0,019 0,007
20 0,025 0,036 0,011
21 0,040 0,022 0,018
22 0,005 0,002 0,003

Penyimpangan Maksimum 0,067 0,048 0,019


3. Data pemeriksaan tebal gigi
D.1 Pemeriksaan dengan mistar ingsut roda gigi
kapasitasukur = 0 - 70 mm kecermatan = 0,02 mm
Z = 22 m=3 α = 20
Tinggi ; q =3,084 Tebal Gigi; s = 4,707
PengukuranTebal Gigi; x (mm)
Nomor Gigi
PraktikanA;Xa Praktikan B; Xb Beda A &B
1 4,80 4,78 0,02
2 4,85 4,78 0,07
3 4,84 4,78 0,06
4 4,82 4,82 0,00
5 4,88 4,86 0,02
6 4,82 4,80 0,02
7 4,82 4,82 0,00
8 4,84 4,84 0,00
9 4,78 4,80 0,02
10 4,86 4,88 0,02
11 4,86 4,82 0,04
12 4,82 4,82 0,00
13 4,82 4,82 0,00
14 4,84 4,84 0,00
15 4,82 4,82 0,00
16 4,88 4,80 0,00
17 4,90 4,88 0,02
18 4,80 4,80 0,00
19 4,82 4,80 0,02
20 4,84 4,82 0,02
21 4,80 4,82 0,02
22 4,78 4,80 0,02
Rata-rata; x = 4,8318 4,81 0,02

∆ s =| x (A/B) - s | 0,124 0,103 0,021


4. Data pemeriksaan tebal gigi

D.2 Pemeriksaan dengan alat bantu 2 rol


Kapasitas ukur = 0 – 200 mm Kecermatan = 0,05 mm
Z = 22 m=3 α = 20 db = 62,01
Diameter rol yang terbaik; dB = 5,03 mm Diameter rol yang dipilih dB‘ = 5 mm
Jarak antara ke dua permukaan rol teoritik ; L’ = 72,358
Pengukuranjarak antara kedua permukaanrol ; L
Nomor Gigi
Praktikan A ;LA Praktikan B; LB Beda A & B
1 73,05 73,00 0,05
2 72,90 73,00 0,10
3 73,00 73,10 0,10
4 72,95 73,05 0,10
Rata-rata; L 72,975 73,26 0,0875
∆ L (A/B)= L (A/B) - L 0,617 0,902 0,285
∆ s = ∆ L (A/B) tan α 0,2245 0,3283 0,1038
ANALISIS DATA
DATA HASIL PENGUKURAN TEBAL GIGI PENGOLAHAN DATA HASIL PENGUKURAN TEBAL GIGI
Hasil Pengujian; (HRC) Hasil pengukuran (mm)
Pengujian ke- - ( - ) - ( - )
MAHASISWA A MAHASISWA B
1 4,8 4,78 1 4,8 4,78 -0,0338 0,00113906 -0,0300 0,0009000
2 4,85 4,78 2 4,85 4,78 0,0162 0,00026406 -0,0300 0,0009000
3 4,84 4,78 3 4,84 4,78 0,0062 3,9062E-05 -0,0300 0,0009000
4 4,82 4,82 4 4,82 4,82 -0,0137 0,0001891 0,0100 0,0001000
5 4,88 4,86 5 4,88 4,86 0,0462 0,00213906 0,0500 0,0025000
6 4,82 4,8 6 4,82 4,8 -0,0137 0,00018906 -0,0100 0,0001000
7 4,82 4,82 7 4,82 4,82 -0,0137 0,00018906 0,0100 0,0001000
8 4,84 4,84 8 4,84 4,84 0,0062 3,9062E-05 0,0300 0,0009000
9 9
10 10
11 11
= 8 4,8338 4,8100 7 0,0041875 7 0,0064
PERHITUNGAN = 8
2 = 2
RUMUS A B 0,0005982 = 0,0009143
2 0,0041875 0,0064
1 0,125 0,125 ANALISA PERBANDINGAN DUA DATA
= 38,67 38,48 Pemeriksaan kedua varian 2 dan 2
2 4,47325E-08 1,0449E-07 = 2 2 1,52835821
Kedua mahasiswa dianggap
− 0,02375 0,02375 2 975 (7,7 4,99 tidak ada perbedaan
(1 ) + (1 ) 0,25 0,25 2 0,00075625 F < ʋ2.975 ; kesalahan (dianggap dalam satu
rambang populasi), dan harga
(1 ) + (1 )
0,0275 variannya dapat disatukan
0,5 0,5
( + ) ( + 1,42979E-07 1,42979E-07 Pemeriksaan kedua harga rata rata XA dan XB
1,72727273 Kedua mahasiswa dianggap
(14) 2,145 t < t.975 ; kesalahan tidak ada perbedaan
4,821875 rambang (dianggap mempunyai
2 0,00070583 keahlian yang sama

- Banyak data; n dan derajat kebebasan; fx


nA = 8; fA = nA – 1 = 8 – 1 = 7
nB = 8; fB = nB – 1 = 8 – 1 = 7
- ̅x
Harga rata-rata sampel; X
1 1
- ̅A =
X ∑nA
i=1 XiA = (4,8 + 4,85 + ⋯ + 4,84) = 4,8338
nA 8
1 1
- ̅B =
X ∑nB
i=1 XiB = (4,78 + 4,78 + ⋯ + 4,84) = 4,8100
nB 8

- Varian sampel; s2x


nA

SSDA = ∑(XiA − ̅
XA)2 = (4,8 − 4,8338)2 + ⋯ + (4,84 − 4,8338)2 = 0,0041875
i=1
nB

SSDB = ∑(XiB − ̅
XB)2 = (4,78 − 4,8100)2 + ⋯ + (4,84 − 4,8100)2 = 0,0064
i=1

SSDA
s2 A = = 0,0005982
nA − 1
SSDB
s2 B = = 0,0009143
nB − 1
s2 B > s2 A

Analisa perbandingan dua data (ANOVA), sebagai berikut :


- Pemeriksaan kedua varian
Variansampelterbesar S 2 B
F= = 2 = 1,52835821
Variansampelterkecil S A
- Dari fraktil distribusi rasio varian dengan tingkat kepercayaan 97,5% (bilateral test), diperoleh :
u2.975 (fvar besar , fvar kecil) = u2.975 (7,7) = 4,99
- Perhitungan F dari hasil pengukuran dibandingkan dengan u2.975 (fvar besar , fvar kecil)
F vs u2.975 (7,7)→ 1,52835821 < 4,99 ; terjadi kesalahan rambang, maka analisis dapat dieteruskan ke
pemeriksaan harga rata-rata
- Kedua varian dapat disatukan atau varian total s2
fAs2 A+fBs2 B
S2 = = 0,00075625
fA+fB

- Deviasi standar sampel s

s = √S 2 = 0,0275

Pemeriksaan kedua harga rata-rata


̅ A−X
|X ̅ A|
t= 1 1
= 1,72727273
s√ +
nA nB

- Dari fraktil distribusi –t dengan tingkat kepercayaan 97,5% (bilateral test) diperoleh :
t.975 (f = nA + nB -2) = t.975 (f = 14) = 2,145
- Penghitungan t dari hasil pengukuran t.975 (f = nA + nB -2)
t vs t.975 (f = 14) → 1,72727273< 2,145 ; terjadi kesalahan rambang maka harga rata-rata dapat disatukan atau
̅ dan dapat diperkirakan harga varian teoretik s2o
harga rata-rata total X
- ̅
Harga rata-rata total; X
̅ A+nBX̅ B
nAX
̅=
X = 4,821875
nA+nB

² ² ( + )²
SSDA+SSDB+ + −
2 +
S 0= =0,00070583
nA+nB−1
Pertanyaan

1. Jelaskan perbedaan hasil pengukuran diameter puncak dan diameter kaki antara ke dua
praktikan dengan menggunakan mistar ingsut skala jam!

2. Jelaskan perbedaan pemeriksaan penyimpangan diameter puncak dan penyimpangan


referensi aksial antara kedua praktikan!

3. Bandingkan tebal gigi rata-rata hasil pengukuran dengan harga teoritik dan hitung besar
kesalahannya serta beri ulasan!

4. Bandingkan dua metode pemeriksaan tebal gigi yang anda lakukan dan mana yang lebih
cermat hasil pengukurannya! Jelaskan dengan singkat!

Jawaban

1. Tidak terdapat perbedaan antara praktikan A dan B. Untuk df ( diameter kaki) hasil
pengukurannya sama yaitu 59,775mm. Sama hal nya dengan diameter puncak, praktikan A
dan B tidak mempunyai selisih. Dalam pengukuran diameter puncak praktikan A dan B
mempunyai kemampuan yang dianggap sama karena mempunyai hasil pengukuran yang
sama.

2. Pada saat melakukan praktek ini, praktikan A dan B memiliki beberapa kesulitan antara lain
cara menggunakan alat ukur yg sulit untuk ditempatkannya dibandingkan dengan pada saat
mengukur diameter puncak namun masih tetap bisa dilakukan dengan mendapatkan hasil
perbedaan selisih antara penyimpangan maksimum sebesar 0.001. Hal ini bisa terjadi karena
posisi pada saat mengukur bidang referensi aksial, kedua praktikan berada di posisi yang
sama dan hanya seperti mengulang saja, jadi tidak ada perbedaan yg signifikan.

3. Untuk ukuran tebal teoritik roda gigi adalah 4,707 mm sedangkan pengukuran menggunakan
mistar ingsut roda gigi yang didapat antara praktikan A dengan praktikan B rata-rata
pengukurannya 4,8318 mm dan 4,81mm. T

4. Cara mengukur tebal gigi menggunakan metoda alat bantu dua rol lebih cermat. Hal ini
dikarenakan oleh bantuan dua buah rol yang pas pada celah roda gigi dan mengurangi
terjadinya gerakan atau penggeseran pada saat pengukuran. Berbeda dengan metoda mistar
ingsut roda gigi yang sangat memungkinkan terjadinya perbedaan dan penggesaran saat
pengukuran tabal gigi
Kesimpulan

Dari pengukuran dan praktikum yang telah kami lakukan, kami dapat mengetahui alat-alat ukur
yang digunakan adalam mengukur roda gigi dan metoda-metoda pengukuran diameter puncak,
diameter kaki, modul untuk pembuatan roda gigi, penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada roda
gigi serta dapat membandingkan perbedaan antara perhitungan teoritik dengan perhitungan saat
praktikum. Setiap penyimpngan-penyimpngan yang terjadi itu terjadi karena kesalahan-kesalahan yang
terjadi secara sengaja atau tidak sengaja dalam pembuatan roda gigi. Selain itu, faktor alat ukur yang
jarang atau bahkan belum pernah di kalibrasi adalah faktor yang cukup berpengaruh pada pengukuran
geomtrik roda gigi.
LAPORAN
Praktikum Metrologi Industri
(Pengukuran Roda Gigi)

Oleh :
Dimas Maulana P. R. (151211005)
Fatnan Nur Majid (151211006)
Kelas 1 MA

JURUSAN TEKNIK MESIN


PRODI D3 TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2016

Вам также может понравиться