Вы находитесь на странице: 1из 55

LAPORAN PRAKTEK KLINIK KEBIDANAN KOMUNITAS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS 2 MINGGU


DI RS HARAPAN DAN DOA KOTA BENGKULU

OLEH:

JUMRATUL SEFTRIANI
NPM. 1826040217.P

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
TA. 2018/2019
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini telah disahkan oleh Pembimbing Praktek Klinik Kebidanan


Diploma IV Kebidanan STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu

Bengkulu, 2019

Preseptor RS Pembimbing Instansi

(Marince, SST) ( )

Mengetahui,
Ketua Program Studi D IV Kebidanan
STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu

Mika Oktarina, SST, M.Kes

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek
Klinik Kebidanan ini sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Tak lupa
pula, penulis kirimkan salam dan salawat kepada junjungan kita semua,
Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, dan seluruh sahabatnya.
Laporan Praktek Klinik Kebidanan ini membahas tentang Asuhan
Kebidanan pada Ibu Nifas 2 Minggu. Banyak pihak yang telah membantu dalam
proses penyelesaian makalah ini. Oleh karena itu, penulis ucapkan banyak
terimakasih. Penulis menyadari, bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,
olehnya itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
sekalian.
Besar harapan penulis, dengan hadirnya laporan ini dapat memberikan
sumbangsih yang berarti demi kemajuan ilmu pengetahuan.

Bengkulu, April 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian Masa Nifas ............................................................... 3
B. Tujuan Asuhan Masa Nifas ........................................................ 3
C. Peran dan tanggung jawab Bidan dalam masa nifas .................. 3
D. Tahapan masa nifas .................................................................... 4
E. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas ................................................. 4
F. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas .................................. 5
G. Pelayanan yang diberikan pada ibu nifas 2 minggu .................. 6
H. Deteksi Dini Komplikasi dan Penyulit Masa Nifas 2 minggu ... 7
I. Komplikasi dan penyulit yang sering terjadi masa nifas 2
minggu ....................................................................................... 7

BAB III TINJAUAN KASUS


A. Data Subjektif ............................................................................ 10
B. Data Objektif .............................................................................. 14
C. Analisis ...................................................................................... 17
D. Penatalaksanaan ......................................................................... 17

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 18
B. Saran .......................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai
sampai 6 minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara
berlahan akan mengalami perubahan seperti sebelum hamil. Selama masa
nifas perlu mendapat perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60%
terjadi pada masa nifas. Dalam angka kematian ibu (AKI) adalah penyebab
banyaknya wanita meninggal dari suatu penyebab kurangnya perhatian pada
wanita post partum (Maritalia, 2012).
Di Indonesia, masa nifas merupakan masa yang kritis bagi ibu yang
sehabis melahirkan. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu terjadi setelah
persalinan dan 50% diantaranya terjadi dalam selang waktu 24 jam pertama
(Prawirardjo, 2014). Tingginya kematian ibu nifas merupakan masalah yang
kompleks yang sulit diatasi. AKI merupakan sebagai pengukuran untuk
menilai keadaan pelayanan obstretri di suatu negara. Bila AKI masih tinggi
berarti pelayanan obstretri masih buruk, sehingga memerlukan perbaikan. Dari
laporan WHO di Indonesia merupakan salah satu angka kematian ibu
tergolong tinggi yaitu 420 per 100.000 kelahiran hidup, bila dibandingkan
dengan negara-negara ASEAN lainnya (Kemenkes RI, 2017).
Di negara maju maupun negara berkembang, perhatian utama bagi ibu
dan bayi terlalu banyak tertuju pada masa kehamilan dan persalinan,
sementara keadaan yang sebenarnya justru merupakan kebalikannya, oleh
karena risiko kesakitan dan kematian baca selengkapnya ibu serta bayi lebih
sering terjadi pada masa pasca persalinan. Keadaan ini terutama disebabkan
oleh konsekuensi ekonomi, di samping ketidaktersediaan pelayanan atau
rendahnya peranan fasilitas kesehatan dalam menyediakan pelayanan
kesehatan yang cukup berkualitas. Rendahnya kualitas pelayanan kesehatan
juga menyebabkan rendahnya keberhasilan promosi kesehatan dan deteksi dini
serta penatalaksanaan yang adekuat terhadap masalah dan penyakit yang

1
timbul pada masa pasca persalinan. Oleh karena itu, pelayanan pasca
persalinan harus terselenggara pada masa nifas atau puerperium untuk
memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi
dini pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta
pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi, dan
nutrisi bagi ibu.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian masa nifas
2. Untuk mengetahui tujuan asuhan masa nifas
3. Untuk mengetahui peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas
4. Untuk mengetahui tahapan masa nifas
5. Untuk mengetahui pelayanan kesehatan ibu nifas
6. Untuk mengetahui pelayanan yang diberikan pada ibu nifas 2 minggu
7. Untuk mengetahui komplikasi dan penyulit yang sering terjadi masa nifas
2 minggu

C. Manfaat
1. Dapat menjelaskan konsep dasar masa nifas
2. Dapat menjelaskan peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas
3. Dapat menjelaskan asuhan yang diberikan pada ibu nifas 2 minggu
4. Dapat menjelaskan komplikasi dan penyulit yang sering terjadi pada masa
nifas 2 minggu

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Masa Nifas


Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta
sampai 6 minggu setelah melahirkan.
Banyak para ahli mendefinisikan pengertian masa nifas, yaitu :
1. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-
kira 6 minggu. (Abdul Bari, 2014).
2. Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah
kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran
reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. (Mochtar, 2013).
3. Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang
dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya
memerlukan waktu 6- 12 minggu. (Ibrahim C, 2015).

B. Tujuan Asuhan Masa Nifas


1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.
Melaksanakan skrinning secara komprehensif, deteksi dini, mengobati
atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.
2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta
perawatan bayi sehari-hari.
3. Memberikan pelayanan keluarga berencana.
4. Mendapatkan kesehatan emosi.

C. Peran dan tanggung jawab Bidan dalam masa nifas


Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas adalah memberikan
perawatan dan support sesuai kebutuhan ibu secara partnership dengan ibu.
Selain itu juga dengan cara :
1. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu nifas

3
2. Menentukan diagnosa dan kebutuhan asuhan kebidanan pada masa nifas
3. Menyusun rencana asuhan kebidanan berdasarkan prioritas masalah
4. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana
5. Mengevaluasi bersama klien asuhan kebidanan yang telah diberikan
6. Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien

D. Tahapan masa nifas


1. 2-6 jam post partum
2. 2-6 hari post partum
3. 2-6 minggu post partum
Nifas dibagi dalam 3 periode :
1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri
berjalan-jalan.
2. Puerperium Intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genital
3. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu,
berbulan-bulan, atau tahunan.

E. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas


Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar
pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga kesehatan.
Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan
pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal
sebanyak 3 kali dengan ketentuan waktu:
1. Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam sampai dengan 3 hari setelah
persalinan.
2. Kunjungan nifas ke dua dalam waktu 2 minggu setelah persalinan (8 – 14
hari).
3. Kunjungan nifas ke tiga dalam waktu 6 miggu setelah persalinan (36 – 42
hari).

4
F. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas
Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk mencegah,
mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi.
Frekuensi kunjungan masa nifas
Kunjungan Waktu Tujuan
1. 6-8 jam 1. mencegah perdarahan masa nifas akibat
setelah atonia uteri
persalinan 2. mendeteksi dan merawat penyebab lain
perdarahan rujuk jika perdarahan
berlanjut
3. memberikan konseling pada ibu atau
salah satu anggota keluarga bagaimana
mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri
4. pemberian ASI awal
5. melakukan hubungan antara ibu dan bayi
baru lahir
6. menjaga bayi tetap sehat dengan cara
mencegah hypothermia
7. Jika petugas kesehatan menolong
persalinan ia harus tinggal dengan ibu
dan bayi lahit untuk 2 jam pertama
setelah kelahiran atau sampai ibu dan
bayi dalam keadaan stabil

5
2. 6 hari setelah 1. Memastikan involusi uterus berjalan
persalinan normal
2. Uterus berkontraksi fundus di bawah
umbilicus tidak ada perdarahan abnormal
tidak ada bau
3. Memeriksa adanya tanda-tanda demam
4. Memastikan mendapatkan cukup
makanan, cairan, dan istirahat
5. Memastikan ibu menyusui dengan baik
dan tidak memperlihatkan tanda-tanda
penyulit
6. Memberikan konseling pada ibu tentang
asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga
bayi tetap hangat dan merawat bayi
sehari-hari.
3. 2 minggu Sama seperti di atas (6 hari setelah
setelah persalinan)
persalinan
4. 6 minggu 1. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-
setelah penyulit yang ibu alami
persalinan 2. Memberikan konseling KB secara dini

G. Pelayanan yang diberikan pada ibu nifas 2 minggu adalah :


1. Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu.
2. Pemeriksaan tinggi fundus uteri (involusi uterus).
3. Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per vaginam lainnya.
4. Pemeriksaan payudara, pendidikan ASI eksklusif 6 bulan dan cara
menyusui yang benar.
5. Pemberian kapsul Vitamin A sebanyak dua kali, pertama segera setelah
melahirkan, kedua diberikan setelah 24 jam pemberian kapsul Vitamin A
pertama.

6
H. Deteksi Dini Komplikasi dan Penyulit Masa Nifas 2 minggu
Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan
post partum agar dapat mendeteksi dini komplikasi dan penyulit yang
mungkin terjadi. Bidan perlu melakukan manajemen asuhan dengan
mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta
melaksanakannya untuk mencegah atau mengobati komplikasi atau penyulit
dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.

I. Komplikasi dan penyulit yang sering terjadi masa nifas 2 minggu


1. Bendungan Air Susu Ibu.
Bendungan air susu atau “caked breast”, sering menyebabkan rasa
nyeri yang cukup hebat dan bisa disertai dengan kenaikan suhu. Kelainan
tersebut menggambarkan aliran darah vena normal yang berlebihan dan
penggembungan limfatik dalam payudara, yang merupakan prekuser
regular untuk terjadi laktasi. Keadaan ini bukan merupakan overdestensi
sistem lakteal oleh susu.
Penatalaksanaan:
a. Keluarkan ASI secara manual/ASI tetap diberikan pada bayi.
b. Menyangga payudara dengan BH yang menyokong.
c. Kompres dengan kantong es
d. Pemberian analgesic
2. Mastitis.
Inflamasi perinkimatosa glandula mammae merupakan komplikasi
ante partum yang jarang terjadi tetapi kadang-kadang dijumapi dalam
masa nifas dan laktasi. Gejala mastitis supuratif jarang terlihat sebelum
akhir minggu pertama masa nifas dan umumnya baru ditemukan setelah
minggu ketiga atau keempat. Bendungan yang mencolok biasanya
mendahului inflamasi dengan keluhan pertamanya berupa menggigil atau
gejala grigor yang sebenarnya, yang segera di ikuti oleh kenaikan suhu
tubuh dan peningkatan frekuensi denyut nadi. Payudara kemudian
menjadi keras serta kemerahan, dan pasien mengeluhkan rasa nyeri.

7
Gejala mastitis.
a. Gejala mastitis non-infeksius adalah:
1) Ibu memperhatikan adanya “bercak panas”, atau area nyeri tekan
yang akut.
2) Ibu dapat merasakan bercak kecil yang keras didaerah nyeri tekan
tersebut.
3) Ibu tidak mengalami demam dan merasa baik-baik saja.
b. Gejala mastitis infeksius adalah :
1) Ibu mengeluh lemah dan sakit pada otot seperti flu.
2) Ibu dapat mengeluh sakit kepala.
3) Ibu demam
4) Terdapat area luka yang terbatas atau lebih luas pada payudara.
5) Kulit pada payudara dapat tampak kemerahan atau bercahaya.
6) Terjadi pembengkakan pada payudara.
Penatalaksanaan.
Bila payudara tegang dan kemerahan maka:
a. Berikan kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari.
b. Sangga payudara.
c. Kompres dingin.
d. Bila diperlukan, berikan paracetamol 500 mg per oral setiap 4 jam.
e. Ibu harus di dorong menyusui meskipun ada pus.
f. Jika bersifat infeksius, berikan analgesik non narkotik, antipiretik
untuk mengurangi demam dan nyeri.
g. Pantau suhu tubuh akan adanya demam. Jika ibu demam tinggi
(>390C), periksa kultur susu terhadap kemungkinan adanya infeksi
streptokokal.
h. Pertimbangkan pemberian antibiotik antistafilokokus kecuali jika
demam dan gejala berkurang.
i. Ikuti perkembangan 3 hari setelah pemberian pengobatan.

8
3. Puting Nyeri
Puting susu nyeri terjadi karena posisi bayi saat menyusui salah,
yakni karena puting tidak masuk ke dalam mulut bayi sampai areola susu
sehingga bayi menghisap pada puting susu saja. Tekanan terus menerus
hanya pada tempat tertentu akan menimbulkan puting nyeri waktu dihisap,
meskipun kulitnya masih utuh, penyebab lain yang dapat menimbulkan
puting nyeri adalah penggunaan sabun, cairan, krim, alkohol, dan lain-lain.
untuk membersihkan puting susu sehingga terjadi.
4. Saluran Susu Tersumbat (Obstructive Duct)
Sumbatan pada saluran susu disebabkan oleh tekanan yang terus
menerus. Tekanan yang dapat berasal dari pemakaian BH yang terlalu
ketat, tekanan jari pada tempat yang sama setiap menyusui, atau kelanjutan
dari payudara bengkak.
Pencegahan dapat dilakukan dengan memakai Bh dengan ukuran
memadai dan menopang payudara yang teratur dan dengan teknik
menyusui yang benar.
Pengobatan dilakukan dengan memberikan kompres hangat sebelum
menyusui, pengurutan payudara, mengeluarkan sisa ASI setelah menyusui
dan kompres dingin setelah menyusui untuk mengurangi rasa sakit.
5. Abses Payudara
Berbeda dengan mastitis, pada abses payudara.
a. Infeksi mengenai jaringan parenkim dan besar nanah.
b. Payudara yang sakit tidak boleh disusukan, sedangkan payudara yang
sehat tetap disusukan.
c. Terjadi komplikasi dari mastitis.
d. Bila perlu lakukan insisi abses.
Payudara yang sakit sementara tidak disusukan, namun ASI tetap
dikeluarkan manual atau dengan pompa agar produksi ASI tetap baik.
Dalam beberapa hari dapat disusukan kembali.

9
BAB III
TINJAUAN KASUS

No. Register :
Masuk Tanggal/ Pukul :
Dirawat di ruang :
Tanggal Pengkajian :

A. Data Subjektif
1. Biodata Ibu Suami
Nama : Ny. W Tn. A
Umur : 26 tahun 27 tahun
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SD SMP
Pekerjaan : IRT Wiraswasta
Gol. Darah :A B
Alamat :
2. Alasan datang/ dirawat
Ibu mengatakan ingin melakukan pemeriksaan rutin.
3. Keluhan utama
Tidak ada.
4. Riwayat menstruasi
Menarche : 14 th Siklus : 28-30 hari
Lama : 6-7 hari Teratur : teratur
Sifat darah : berwarna merah, berbau amis, kental
Keluhan : tidak ada
5. Riwayat perkawinan
Status perkawinan : Menikah Menikah ke : Pertama
Lama : 8 th Usia menikah : 18 th

10
6. Riwayat obstetrik : P2A0
Persalinan Nifas
Hamil
Tgl UK Jenis Penolong Komplikasi JK BB Laktasi Komplikasi
ke
persalinan lahir
Satu 17-8- 37 mggu spontan Bidan Tidak ada Laki-laki 3400 gr ASI Tidak ada
2012 eksklusif
Dua 12-04- 40 mggu spontan Dokter & Tidak ada Perempuan 3500 gr
2019 Bidan (RS)

7. Riwayat Kontrasepsi yang Digunakan


No Jenis Pasang Lepas
Kontrasepsi Tanggal oleh tempat Keluhan tanggal oleh Tempat alasan
1 Pil 20-9-2012 Bidan BPS BB 20-9-2015 Bidan BPS Ingin
bertambah mengganti
KB suntik
2 Suntik 20-9-2015 Bidan BPS Tidak ada 20-1-2018 Bidan BPS Ingin punya
anak lagi

8. Riwayat persalinan
Tanggal/ jam : 12-04-2019/ 16.32 WIB
Tempat persalinan : RS Harapan dan Doa Kota Bengkulu
Jenis persalinan : Spontan
Penolong : Dokter dan Bidan
Komplikasi : Tidak ada

9. Keadaan bayi baru lahir


Lahir tanggal/ jam : 12-04-2019/ 22.32 WIB
Masa gestasi : 40 minggu
Jenis kelamin : perempuan
BB/PB lahir : 3,5 kg/ 49 cm
Pola tidur : 8 jam/hari
Pola Nutrisi
Frek. Menyusu : 15 kali/hari
Durasi : 15 menit
Keluhan : tidak ada
Pola eliminasi
BAK : 15 x
Konsistensi : cair

11
Warna : jernih
Bau : khas
BAB :5x
Konsistensi : lembek
Warna : kuning
Bau : khas

10. Riwayat Post partum


Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. Nutrisi
Makan Minum
Frekuensi :3x Frekuensi : 5x
Jenis : nasi, sayur, lauk Jenis : air putih, susu
Porsi : satu piring Porsi : 1 gelas
Pantangan : tidak ada Pantangan : tidak ada
Keluhan : tidak ada Keluhan : tidak ada
b. Eliminasi
BAB BAK
Frekuensi :1x Frekuensi : 5 x
Warna : kuning Warna : kuning jernih
Konsistensi : padat Konsistensi : cair
Keluhan : tidak ada Keluhan : tidak ada
c. Istirahat
Tidur siang Tidur malam
Lama : 2 jam Lama : 8 jam
Keluhan : tidak ada Keluhan : tidak ada
d. Pola aktivitas (terkait kegiatan fisik, perawatan bayi dan diri)
Jalan-jalan dan merawat bayinya.
e. Pengalaman menyusui
Menyusui ASI eksklusif

12
f. Kebiasaan menyusui
Posisi : duduk
Durasi : 15 menit
Perawatan payudara : massage payudara
Keluhan : tidak ada

11. Riwayat Kesehatan


a. Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular, menurun dan
menahun)
b. Ibu mengatakan tidak pernah/ tidak sedang menderita penyakit
menular, menurun dan menahun.
c. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga (menular, menurun dan
menahun)
d. Ibu mengatakan keluarga tidak pernah/ tidak sedang menderita
penyakit menular, menurun dan menahun.
e. Riwayat operasi
f. Ibu mengatakan pernah melakukan operasi appendix
a. Riwayat alergi obat
g. Ibu mengatakan tidak alergi terhadap obat apapun.

12. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu, minuman


beralkohol)
Ibu tidak merokok, tidak minum-minuman keras, atupun mengkonsumsi
obat-obatan terlarang, selama hamil ibu tidak mengkonsumsi jamu-
jamuan. Suami ibu merokok (apabila merokok tidak didekat ibu), tidak
minum-minuman keras ataupun mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Ibu
hanya mengkonsumsi obat-obatan dari bidan selama hamil.

13. Data psikososial, spiritual dan ekonomi (penerimaan ibu/ suami/ keluarga
terhadap kelahiran, dukungan keluarga, hubungan dengan
suami/keluarga/tetangga, perawatan bayi, kegiatan ibadah, kegiatan sosial,
keadaan ekonomi keluarga)

13
Ibu mengatakan bahwa suami dan keluarga senang dengan kelahiran
anaknya, hubungan dengan tetangga sekitar baik, rajin melakukan sholat 5
waktu.

14. Pengetahuan ibu (perawatan ibu, bayi dan laktasi)


Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang perawatan perinium, cara
merawat bayi dan cara menyusui yang benar.

B. Data Objektif
Pemeriksaan Umum
1. Keadaan umum : baik
2. Status emosional : stabil
3. Kesadaran : composmentis
4. Tanda-tanda Vital
T : 110/80 mmHg
P : 78 x/menit
R : 36,0°C
S : 22 x/menit
5. BB : 55 kg
6. TB : 160 cm

Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
UUB : datar UUN : datar
Moulage : O Sucudenum : tidak ada
Bentuk kepala : simetris
Keadaan tubuh : tidak ada kelainan
2. Rambut : bersih, tidak ada ketombe
3. Wajah : simetris, bentuk muka oval
4. Mata
Bentuk mata : simetris
Strabismus : tidak ada

14
Pupil mata : normal
Sklera : tidak ikterik
Keadaan : bersih
5. Hidung
Bentuk : simetris
Pernafasan cuping hidung : tidak ada
Keadaan : bersih
Lubang hidung : lengkap
6. Mulut
Bentuk : simetris
Palatum : normal
Refleks hisap : baik
Bibir : lengkap atas bawah
Gusi : normal
7. Telinga
Posisi : simetris kanan kiri, dan telinga teraba lunak
Keadaan : bersih tidak ada sumbatan
8. Leher
Pembesaran vena/ kelenjar : tidak ada
Pergerakan leher : dapat bergerak kanan kiri
9. Dada
Posisi : simetris
Mamae : ada
10. Payudara
Puting susu : Menonjol
Bentuk : Simetris
Benjolan : Tidak ada
Colostrum : Ada
11. Perut
Posisi : simetris
Tidak ada pembesaran dan benjolan

15
TFU : sudah tidak teraba
12. Ekstremitas
Atas
Jari tangan : lengkap
Posisi dan bentuk : simetris kanan – kiri
Bawah
Jari kaki : lengkap
Pergerakan : aktif
13. Genetalia
Jahitan dalam : tidak ada
Jahitan luar : tidak ada
Lochea : Lochea serosa
14. Anus : bersih, tidak ada haemoroid

Pemeriksaan penunjang
Tidak ada

Data penunjang
Riwayat persalinan
Masa gestasi : 40 minggu
Komplikasi : Tidak ada
Plasenta : Lengkap
1. Lahir : Spontan
2. Berat : 3.500 gram
3. Tali pusat : panjang : 95 cm Insersio : Sentralis
4. Kelainan : Tidak ada
Perineum
1. Robekan di : Tidak ada
2. Jahitan dalam : Tidak ada
3. Jahitan luar : Tidak ada
Perdarahan
Kala I : Tidak ada

16
Kala II : 200 cc
Kala III : 150 cc
Kala IV : 50 cc
Total : 400 cc
Lama Persalinan
Kala I : 4 jam 0 menit
Kala II : 1 jam 10 menit
Kala III : 0 jam 5 menit
Kala IV : 1 jam 45 menit
Total : 7 jam 0 menit
Tindakan lain : tidak ada
Nilai APGAR : 1’ : 10 5’ : 10 10’ : 10

C. Assessment
Ny. W 26 thn P2A0, 2 minggu post partum normal.

D. Planning
1. Beritahukan hasil pemeriksaan pada ibu
2. Pastikan ibu untuk tetap menjaga kebersihan diri
3. Ingatkan kembali tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif
4. Pastikan bahwa ibu masih memberikan ASI Eksklusif dan apakah
pemberian ASI lancar
5. Kaji apakah ibu bisa mengatur jadwal istirahatnya supaya tidak kelelahan,
dan apakah istirahatnya cukup
6. Beritahukan ibu kembali tentang pentingnya mengkonsumsi makanan
bergizi
7. Ingatkan ibu kembali tentang cara perawatan tali pusat yang benar
8. Ingatkan ibu untuk segera memakai KB
9. Kaji ibu apakah sudah memiliki pilihan KB: Ibu mengatakan belum
merundingkan dengan suami
10. Berikan informasi memulai hubungan seksual pada ibu

17
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta
sampai 6 minggu setelah melahirkan.
Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar
pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga kesehatan.
Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan
pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal
sebanyak 3 kali dengan ketentuan waktu:
1. Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam sampai dengan 3 hari setelah
persalinan.
2. Kunjungan nifas ke dua dalam waktu 2 minggu setelah persalinan (8 – 14
hari).
3. Kunjungan nifas ke tiga dalam waktu 6 miggu setelah persalinan (36 – 42
hari).

B. Saran
Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan
masa nifas agar dapat mendeteksi dini komplikasi dan penyulit yang mungkin
terjadi. Bidan perlu melakukan manajemen asuhan dengan mengumpulkan
data, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk
mencegah atau mengobati komplikasi atau penyulit dengan memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.

18
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Bari. 2006. Buku Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta:


Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Kemenkes RI. 2017. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Jakarta:


Kementerian Kesehatan

Mochtar, R. 2013. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta: EGC.

Prawirohardjo, S. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka.

19
LAMPIRAN
(RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
PEMERIKSAAN FISIK IBU NIFAS 2 MINGGU

A. Identitas Mata Kuliah


Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan III (Nifas)
Kode MK : Bd. 205
Program Studi : D III Kebidanan
Penempatan : Semester III
SKS : 2 SKS (T:1; P:1)
Pokok Bahasan : Asuhan 2 Minggu Masa Nifas
Sub Pokok Bahasan : Pemeriksaan Fisik Ibu Nifas 2 Minggu
Waktu Pertemuan : 1 x 50 Menit

B. Standar Kompetensi
Mahasiswa mampu memahami dan melakukan pemeriksaan fisik pada ibu
nifas 2 minggu

C. Kompetesi Dasar
Pada akhir pembelajaran diharapkan mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tentang pengertian pemeriksaan fisik ibu nifas
2. Menjelaskan tentang tujuan pemeriksaan fisik ibu nifas
3. Menjelaskan tentang langkah pemeriksaan fisik ibu nifas 2 minggu

D. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Pada akhir pembelajaran diharapkan mahasiswa mampu memahami
tentang pemeriksaan fisik pada ibu nifas 2 minggu
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
a. Menjelaskan tentang pengertian pemeriksaan fisik ibu nifas
b. Menjelaskan tentang tujuan pemeriksaan fisik ibu nifas
c. Menjelaskan tentang langkah pemeriksaan fisik ibu nifas 2 minggu
E. Pokok-pokok Materi
1. Pengertian Pemeriksaan Fisik Ibu Nifas
2. Tujuan Pemeriksaan Fisik Ibu Nifas
3. Langkah Pemeriksaan Fisik Ibu Nifas 2 Minggu

F. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

G. Alat dan Media


1. Laptop
2. LCD
3. Power Point

H. Kegiatan Pembelajaran
Tahapan Waktu Kegiatan Dosen Kegiatan Alat Metode
Mahasiswa
Pendahuluan 5 - Mengucap - Menjawab LCD/ Ceramah,
Menit salam dan salam dan Laptop Tanya
menginformasik memperhatikan jawab
an pokok penjelasan
bahasan yang dosen
akan diajarkan
- Menjelaskan - Memperhatikan
tujuan penjelasan
pembelajaran dosen
- Melakukan - Menjawab
apersepsi pertanyaan
dosen
Penyajian 30 - Menjelaskan - Memperhatikan LCD/ Ceramah,
menit tentang Laptop Tanya
pengertian jawab
pemeriksaan
fisik ibu nifas
- Menjelaskan - Memperhatikan
tentang tujuan
pemeriksaan
fisik ibu nifas
- Menjelaskan - Memperhatikan
tentang langkah
pemeriksaan
fisik ibu nifas 2
minggu
- Memberikan - Mengajukan
kesempatan pertanyaan
kepada
mahasiswa
untuk bertanya
Penutup 15 - Menyimpulkan - Mahasiswa LCD/ Ceramah,
Menit materi tentang memperhatikan Laptop Tanya
pemeriksaan kesimpulan jawab
fisik pada ibu dari dosen
nifas 2 minggu
- Mengevaluasi - Menjawab
pemahaman pertanyaan dari
mahasiswa dosen
setelah
disampaikannya
materi tentang
pemeriksaan
fisik ibu nifas 2
minggu
- Menutup - Mahasiswa
pertemuan menjawab
dengan salam
mengucapkan
salam

I. Evaluasi
1. Prosedur : Post Test
2. Jenis : Lisan
3. Alat : Ceklist Obyektif
4. Bentuk : Subyektif
5. Soal : Terlampir

J. Referensi
Abdul Bari. 2006. Buku Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Kemenkes RI. 2017. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Jakarta:
Kementerian Kesehatan

Mochtar, R. 2013. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta: EGC.

Prawirohardjo, S. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka.


MATERI
PEMERIKSAAN FISIK IBU NIFAS 2 MINGGU

A. Pengertian Pemeriksaan Fisik Ibu Nifas


Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara mengetahui gejala atau
masalah kesehatan yang dialami oleh ibu nifas dengan mengumpulkan data
objektif dilakukan pemeriksaan terhadap pasien. Pemeriksaan fisik ibu post
partum sangat penting dilakukan untuk dapat mendeteksi keadaan ibu apakah
normal ataukah terdapat abnormalitas yang disebabkan oleh proses persalinan.

B. Tujuan Pemeriksaan Fisik Ibu Nifas


Tujuan pemeriksaan fisik ibu nifas adalah untuk mencegah atau
mendeteksi masalah melalui skrining yang komprehensif dengan mengkaji
masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun
pada bayinya..

C. Langkah Pemeriksaan Fisik Ibu Nifas 2 Minggu


1. Tekanan Darah, Suhu, Nadi
a. Tekanan Darah
Pada beberapa kasus di temukan keadaan hipertensi poetpartum,
tetapi keadaan ini akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak
ada penyakit-penyakit lain yang menyertainya dalam 2 bulan
pengobatan.
b. Suhu
Kenaikan suhu yang mencapai >38oC adalah mengarah ke tanda-
tanda infeksi.
c. Nadi dan Pernafasan
1) Nadi berkisar antara 60-80x/menit. Denyut nadi di atas 100x/menit
pada masa nifas adalah mengindikasikan adanya suatu infeksi.
2) Pernafasan harus berada dalam rentang yang normal, yaitu sekitar
20-30x/menit.
2. Pemeriksaan Kepala, Wajah, Mulut dan Tenggorokan
a. Pemeriksaan Kepala
1) Pemeriksaan rambut, termasuk kuantitas, penyebaran dan tekstur.
2) Pemeriksaan kulit kepala, termasuk benjolan atau lesi.
3) Pemeriksaan tulang tengkorak, termasuk ukuran dan kontur.
b. Pemeriksaan wajah, termasuk simetri dan ekspresi wajah, warna kulit,
tekstur, penyebaran rambut dan lesi.
c. Pemeriksaan mata untuk mengetahui bentuk, fungsi dan kelainan mata.
d. Pemeriksaan telinga untuk mengetahui keadaan telinga luar, saluran
telinga, gendang telinga, dan fungsi pendengaran.
e. Pemeriksaan hidung untuk mengetahui bentuk, fungsi, kesimetrisan
struktur dan adanya inflamasi atau infeksi hidung
f. Pemeriksaan mulut untuk mengetahui bentuk dan setiap kelainan
mulut.
g. Pemeriksaan leher untuk menentukan struktur integritas leher,
Mengetahui bentuk leher serta organ yang berkaitan, Memeriksa
sistem limfatik.
3. Pemeriksaan Payudara & Puting Susu
a. Simetris/ tidak
b. Konsistensi, ada pembengkakan/tidak
c. Puting menonjol/tidak, lecet/ tidak
4. Pemeriksaan Abdomen
Uterus adalah organ yang mengalami banyak perubahan besar
karena telah mengalami perubahan besar selama masa kehamilan dan
persalinan.
Pada masa nifas 2 minggu, tinggi fundus uteri tidak teraba di atas
simfisis, berat uterus 300 gr, diameter uterus 5 cm, palpasi serviks 1 cm.
Dalam 10-12 hari uterus tidak teraba lagi di abdomen karena sudah
masuk di bawah simfisis. Involusi ligament uterus berangsur-angsur, pada
awalnya cenderung miring ke belakang. Kembali normal antefleksi dan
posisi anteverted pada akhir minggu keenam.
5. Pemeriksaan Lochea
a. Lochea Serosa
Lochea Serosa muncul pada hari ke 7-14, berwarna kecoklatan
mengandung lebih banyak serum, lebih sedikit darah juga leukosit dan
laserasi plasenta.
b. Lochea Alba
Sejak 2 -6 minggu setelah persalinan, warnanya putih kekuningan
menngandung leukosit, selaput lendir serviks dan serabut jaringan
yang mati.
6. Pemeriksaan Tempat Tertanamnya Plasenta
Saat plasenta keluar normalnya uterus berkontraksi dan relaksasi/
retraksi sehingga volume/ ruang tempat plasenta berkurang atau berubah
cepat dan 1 hari setelah persalinan berkerut sampai diameter 7,5 cm.
Kira-kira 10 hari setelah persalinan, diameter tempat plasenta ± 2,5
cm. Segera setelah akhir minggu ke 5-6 epithelial menutup dan
meregenerasi sempurna akibat dari ketidakseimbangan volume darah,
plasma dan sel darah merah.
7. Pemeriksaan Perineum, Vagina, Vulva, dan Anus
Berkurangnya sirkulasi progesteron membantu pemulihan otot
panggul, perineum, vagina, dan vulva kearah elastisitas dari ligamentum
otot rahim. Merupakan proses yang bertahap akan berguna jika ibu
melakukan ambulasi dini, dan senam nifas.
Involusi cerviks terjadi bersamaan dengan uterus kira-kira 2-3
minggu, cervik menjadi seperti celah. Ostium eksternum dapat dilalui oleh
2 jari, pingirannya tidak rata, tetapi retak-retak karena robekan dalam
persalinan. Pada akhir minggu pertama dilalui oleh satu jari. Karena
hyperplasia dan retraksi dari serviks, robekan serviks menjadi sembuh.
Mukosa vagina tetap atrofi pada wanita yang menyusui sekurang-
kurangnya sampai menstruasi dimulai kembali. Penebalan mukosa vagina
terjadi seiring pemulihan fungsi ovarium. Kekurangan estrogen
menyebabkan penurunan jumlah pelumas vagina dan penipisan mukosa
vagina. Kekeringan lokal dan rasa tidak nyaman saat koitus (dispareunia)
menetap sampai fungsi ovarium kembali normal dan menstruasi dimulai
lagi. Mukosa vagina memakan waktu 2-3 minggu untuk sembuh tetapi
pemulihan luka sub-mukosa lebih lama yaitu 4-6 minngu.
Pada anus umumnya terlihat hemoroid (varises anus), dengan
ditambah gejala seperti rasa gatal, tidak nyaman, dan perdarahan berwarna
merah terang pada waktu defekasi. Ukuran hemoroid biasanya mengecil
beberapa minggu postpartum.
8. Pemeriksaan Ekstremitas
Tinjau apakah ada varises, betis apakah lemah dan panas, edema, reflek.
(SAP)
SATUAN ACARA PRAKTEK
PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU NIFAS 2 MINGGU

Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan III (Nifas)


Kode MK : Bd. 205
Program Studi : D III Kebidanan
Penempatan : Semester III
SKS : 2 SKS (T:1; P:1)
Pokok Bahasan : Asuhan 2 Minggu Masa Nifas
Sub Pokok Bahasan : Pemeriksaan Fisik Ibu Nifas 2 Minggu
Waktu Pertemuan : 1 x 50 Menit

A. Standar Kompetensi
Mahasiswa mampu mempraktekkan pemeriksaan fisik pada ibu nifas 2
minggu

B. Kompetesi Dasar
Pada akhir praktek diharapkan mahasiswa mampu:
1. Melakukan pemeriksaan tekanan darah, suhu, nadi
2. Melakukan pemeriksaan kepala, wajah, mulut dan tenggorokan
3. Melakukan pemeriksaan payudara & puting susu
4. Melakukan pemeriksaan abdomen
5. Melakukan pemeriksaan lochea
6. Melakukan pemeriksaan tempat tertanamnya plasenta
7. Melakukan pemeriksaan perineum, vagina, vulva, dan anus
8. Melakukan pemeriksaan ekstremitas

C. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Pada akhir praktek diharapkan mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan
fisik pada ibu nifas 2 minggu
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
a. Mahasiswi dapat melakukan pemeriksaan tekanan darah, suhu, nadi
b. Mahasiswi dapat melakukan pemeriksaan kepala, wajah, mulut dan
tenggorokan
c. Mahasiswi dapat melakukan pemeriksaan payudara & puting susu
d. Mahasiswi dapat melakukan pemeriksaan abdomen
e. Mahasiswi dapat melakukan pemeriksaan lochea
f. Mahasiswi dapat melakukan pemeriksaan tempat tertanamnya plasenta
g. Mahasiswi dapat melakukan pemeriksaan perineum, vagina, vulva, dan
anus
h. Mahasiswi dapat melakukan pemeriksaan ekstremitas

D. Pokok-pokok Materi
1. Pemeriksaan Tekanan Darah, Suhu, Nadi dan Pernafasan
2. Pemeriksaan Kepala, Wajah, Mulut dan Tenggorokan
3. Pemeriksaan Payudara & Puting Susu
4. Pemeriksaan Abdomen
5. Pemeriksaan Lochea
6. Pemeriksaan Tempat Tertanamnya Plasenta
7. Pemeriksaan Perineum, Vagina, Vulva, dan Anus
8. Pemeriksaan Ekstremitas

E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi

F. Alat dan Media


1. Laptop
2. LCD
3. Power Point
4. Phantom
5. Alat pemeriksaan fisik
6. Sarung tangan
7. Tensimeter
8. Stetoskop
9. Termometer
10. Bengkok
11. Handuk cuci tangan
12. Tempat sampah kering
13. Tempat sampah basah
14. Kom berisi cairan klorin 0,5%
15. Jam tangan (ada jarum detiknya)
16. Sampiran bila perlu

G. Kegiatan Praktikum
Tahapan Waktu Kegiatan Dosen Kegiatan Alat
Mahasiswa
Pendahuluan 5 - Mengucap salam - Menjawab LCD/
Menit dan salam dan Laptop
menginformasikan memperhatikan
pokok bahasan penjelasan
yang akan dosen
dipraktekkan
- Menjelaskan tujuan - Memperhatikan
pembelajaran penjelasan
- Melakukan dosen
apersepsi - Menjawab
pertanyaan
dosen
Penyajian 30 - Mendemonstrasikan - Mempraktekkan Phantom,
menit pemeriksaan sesuai petunjuk alat
tekanan darah, pemeriksaan
suhu, nadi fisik
- Mendemonstrasikan - Mempraktekkan
pemeriksaan sesuai petunjuk
kepala, wajah,
mulut dan
tenggorokan
- Mendemonstrasikan - Mempraktekkan
pemeriksaan sesuai petunjuk
payudara & puting
susu
- Mendemonstrasikan - Mempraktekkan
pemeriksaan sesuai petunjuk
abdomen
- Mendemonstrasikan - Mempraktekkan
pemeriksaan lochea sesuai petunjuk
- Mendemonstrasikan - Mempraktekkan
pemeriksaan tempat sesuai petunjuk
tertanamnya
plasenta
- Mendemonstrasikan - Mempraktekkan
pemeriksaan sesuai petunjuk
perineum, vagina,
vulva, dan anus
- Mendemonstrasikan - Mempraktekkan
pemeriksaan sesuai petunjuk
ekstremitas

Penutup 15 - Memberikan - Mahasiswa -


Menit kesempatan kepada mampu
mahasiswa untuk melakukan
melakukan demonstrasi
pemeriksaan fisik praktek ibu
ibu nifas nifas
- Menutup pertemuan - Mahasiswa
dengan menjawab
mengucapkan salam
salam

H. Evaluasi
1. Prosedur : Post Test
2. Jenis : Lisan
3. Alat : Ceklist Obyektif
4. Bentuk : Subyektif
5. Soal : Terlampir

I. Referensi
Abdul Bari. 2006. Buku Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Kemenkes RI. 2017. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Jakarta:
Kementerian Kesehatan

Mochtar, R. 2013. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta: EGC.

Prawirohardjo, S. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka.


EVALUASI
1. Berapakah tekanan darah normal ibu nifas?
a. Sistolik antara 80-100 mmHg dan diastolik 60-70 mmHg
b. Sistolik antara 100-130 mmHg dan diastolik 80-100 mmHg
c. Sistolik antara 90-120 mmHg dan diastolik 60-80 mmHg
d. Sistolik antara 90-140 mmHg dan diastolik 80-90 mmHg
2. Pemeriksaan payudara dan putting susu dilakukan untuk menilai …
a. Suhu, kelembaban, kelenturan
b. Simetris/ tidak, konsistensi, pembengkakan, kondisi puting
c. Varises, reflek
d. Ekspresi, fungsi dan tekstur
3. Pemeriksaan TFU dilakukan melalui pemeriksaan …
a. Kepala
b. Leher
c. Dada
d. Abdomen
4. Bagaimana seharusnya kondisi TFU setelah 2 minggu masa nifas?
a. TFU setinggi pusat (umbilicus/ pusar).
b. TFU berada 2 jari di bawah pusat.
c. TFU berada pada pertengahan antara pusat dan simphisis.
d. TFU tidak teraba
5. Karakteristik dari Lochea Alba adalah …
a. Berisi darah segar dan sisa – sisa selaput ketuban
b. Berwarna putih kekuningan
c. Berwarna kuning berisi darah dan lendir
d. Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk
JAWABAN
1. C
2. B
3. D
4. D
5. B
MATERI
LANGKAH PEMERIKSAAN FISIK IBU NIFAS 2 MINGGU

1. Siapkan Alat
Alat, bahan dan perlengkapan disusun secara ergonomis
2. Lakukan Informed Consent pada ibu
Jelaskan prosedur pemeriksaan pada ibu dan yakinkan ibu setuju dengan
tindakan yang akan dilakukan
3. Cuci tangan dan keringkan
Cuci tangan dengan 7 langkah, dilakukan memakai sabun, dibawah air yang
mengalir, den keringkan dengan handuk bersih
4. Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital pada ibu
Amati keadaan ibu dan pastikan ibu tetap merasa nyaman. Lakukan
pemeriksaan tekanan darah, suhu, nadi dan pernafasan.
5. Lakukan pemeriksaan Kepala
Lihat keadaan rambut, bersih atau tidak, warna rambut, ada benjolan atau
tidak.
6. Lakukan pemeriksaan Muka
Lihat apakah simetris, terdapat cloasma, oedema dan lihat apakah ada
kelainan.
7. Lakukan pemeriksaan Mata
Lihat kesimetrisan, warna sclera dan conjungtiva.
8. Lakukan pemeriksaan Telinga
Letak, lihat bersih atau tidak.
9. Lakukan pemeriksaan Hidung
Lihat apakah ada polip dan secret
10. Lakukan pemeriksaan Mulut
Lihat apakah ada stomatitis, caries pada gigi dan gigi berlubang
11. Lakukan pemeriksaan Leher
Palpasi apakah ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe dan pembesaran
vena jugularis
12. Buka baju bagian atas ibu
Pastikan Privacy ibu tetap terjaga
13. Lakukan pemeriksaan payudara
Palpasi pada kedua payudara mengenai benjolan, pembengkakan atau abses.
Lihat kesimetrisan antara kiri dan kanan, putting susu menonjol atau
tenggelam, ASI apakah sudah ada atau belum.
14. Lakukan pemeriksaan abdomen
Lihat apakah ada luka bekas operasi, palpasi untuk menilai fundus dan
kontraksi uterus, menilai apakah ada masa atau konsistensi otot
Pada masa nifas 2 minggu, tinggi fundus uteri tidak teraba di atas simfisis,
berat uterus 300 gr, diameter uterus 5 cm, palpasi serviks 1 cm.
15. Lakukan pemeriksaan kaki
Inspeksi adanya varices, kemerahan, dan oedema. Tekuk kedua kaki untuk
menilai nyeri betis (Tanda Homan)
16. Atur posisi ibu untuk pemeriksaan dalam
Posisi ibu dorsal recumbent.
17. Pakai sarung tangan pemeriksaan
Gunakan sarung tangan yang bersih
18. Periksa Lochea
Lochea Serosa muncul pada hari ke 7-14, berwarna kecoklatan mengandung
lebih banyak serum, lebih sedikit darah juga leukosit dan laserasi plasenta.
Lochea Alba berwarna putih kekuningan mengandung leukosit, selaput lendir
serviks dan serabut jaringan yang mati.
19. Periksa Tempat Tertanamnya Plasenta
Kira-kira 10 hari setelah persalinan, diameter tempat plasenta ± 2,5 cm.
Segera setelah akhir minggu ke 5-6 epithelial menutup dan meregenerasi
sempurna akibat dari ketidakseimbangan volume darah, plasma dan sel darah
merah
20. Periksa perineum
Involusi cerviks terjadi bersamaan dengan uterus kira-kira 2-3 minggu, cervik
menjadi seperti celah. Ostium eksternum dapat dilalui oleh 2 jari, pingirannya
tidak rata, tetapi retak-retak karena robekan dalam persalinan. Pada akhir
minggu pertama dilalui oleh satu jari. Karena hyperplasia dan retraksi dari
serviks, robekan serviks menjadi sembuh.
21. Periksa vulva dan vagina
Perhatikan warna, konsistensi dan bau lokhia. Pastikan tidak ada perdarahan
abnormal. Mukosa vagina menebal setelah 2-3 minggu.
22. Pemeriksaan Anus
Ukuran hemoroid biasanya mengecil setelah beberapa minggu postpartum.
23. Lepaskan sarung tangan
Celupkan ke dalam bak berisi larutan klorin 0,5 %
24. Cuci tangan dan keringkan
Cuci tangan dengan 7 langkah dengan sabun di bawah air mengalir dan
keringkan dengan handuk yang bersih
25. Catat hasil pemeriksaan
Dokumentasikan dalam bentuk SOAP
26. Beritahu hasil pemeriksaan
Jelaskan pada ibu hasil pemeriksaan atau hasil temuan
JOB SHEET

Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Nifas


Pokok Bahasan : Asuhan 2 Minggu Masa Nifas
Sub Pokok Bahasan : Pemeriksaan Fisik Ibu Nifas 2 Minggu

Obyektif Perilaku Siswa


1. Mempersiapkan peralatan, bahan dan perlengkapan yang digunakan untuk
tindakan pemeriksaan fisik ibu nifas dengan tepat dan ergonomis.
2. Mendemonstrasikan langkah-langkah dalam tindakan penanganan pemantauan
tindakan pemeriksaan fisik ibu nifas dengan sistematis sesuai dengan prosedur
dan daftar tilik serta memperhatikan keselamatan kerja.

Petunjuk
1. Baca dan pelajari lembaran kerja yang tersedia.
2. Siapkan alat dan bahan secara lengkap sebelum tindakan dimulai.
3. Ikutilah petunjuk instruktur.
4. Tanyakan pada instruktur bila terdapat hal-hal yang kurang dimengerti.

Peralatan
1. Sarung tangan pemeriksaan
2. Tensimeter
3. Stetoskop
4. Termometer
5. Bengkok
6. Handuk cuci tangan
7. Tempat sampah kering
8. Tempat sampah basah
9. Kom berisi cairan klorin 0,5%
10. Jam tangan (ada jarum detiknya)
11. Sampiran bila perlu
Bahan
1. Kapas DTT
2. Sabun cuci tangan
3. Air mengalir
4. Tissue
5. Phantom ibu
6. Peraga/ orang

Perlengkapan
1. Tempat tidur
2. Troli
3. Kursi duduk
4. Wastafel

Prosedur Pelaksanaan
No Langkah Kerja Ilustrasi Gambar
1. Siapkan Alat
Key Point :
Alat, bahan dan perlengkapan disusun
secara ergonomis

2. Lakukan Informed Consent pada ibu


Key Point :
Jelaskan prosedur pemeriksaan pada
ibu dan yakinkan ibu setuju dengan
tindakan yang akan dilakukan
3. Cuci tangan dan keringkan
Key Point :
Cuci tangan dengan 7 langkah,
dilakukan memakai sabun, dibawah air
yang mengalir, den keringkan dengan
handuk bersih

4. Lakukan pemeriksaan tanda-tanda


vital pada ibu
Key Point :
Amati keadaan ibu dan pastikan ibu
tetap merasa nyaman
5. Kepala
Key Point :
Lihat keadaan rambut, bersih atau
tidak, warna rambut, ada benjolan atau
tidak.

6. Muka
Key Point :
Lihat apakah simetris, terdapat
cloasma, oedema dan lihat apakah ada
kelainan.

7. Mata
Key Point :
Lihat kesimetrisan, warna sclera dan
conjungtiva.
8. Telinga
Key Point :
Letak, lihat bersih atau tidak.

9. Hidung
Key Point :
Lihat apakah ada polip dan secret

10. Mulut
Key Point :
Lihat apakah ada stomatitis, caries
pada gigi dan gigi berlubang

11. Leher
Key Point :
Palpasi apakah ada pembesaran
kelenjar tyroid, kelenjar limfe dan
pembesaran vena jugularis
12. Buka baju bagian atas ibu
Key Point :
Pastikan Privacy ibu tetap terjaga

13. Lakukan pemeriksaan payudara


Key Point :
Palpasi pada kedua payudara
mengenai benjolan, pembengkakan
atau abses. Lihat kesimetrisan antara
kiri dan kanan, putting susu menonjol
atau tenggelam, ASI apakah sudah ada
atau belum.
14. Lakukan pemeriksaan abdomen
Key Point :
Lihat apakah ada luka bekas operasi,
palpasi untuk menilai fundus dan
kontraksi uterus, menilai apakah ada
masa atau konsistensi otot
Pada masa nifas 2 minggu, tinggi
fundus uteri tidak teraba di atas
simfisis, berat uterus 300 gr, diameter
uterus 5 cm, palpasi serviks 1 cm.
15 Lakukan pemeriksaan kaki
Key Point :
Inspeksi adanya varices, kemerahan,
dan oedema
Tekuk kedua kaki untuk menilai nyeri
betis (Tanda Homan )

16. Atur posisi ibu untuk pemeriksaan


dalam

Key Point :
Posisi ibu dorsal recumbent
17. Pakai sarung tangan pemeriksaan

Key Point :
Gunakan sarung tangan yang bersih
18 Periksa Lochea
Key Point :
Lochea Serosa muncul pada hari ke 7-
14, berwarna kecoklatan mengandung
lebih banyak serum, lebih sedikit
darah juga leukosit dan laserasi
plasenta.
Lochea Alba berwarna putih
kekuningan mengandung leukosit,
selaput lendir serviks dan serabut
jaringan yang mati.
19 Periksa Tempat Tertanamnya Plasenta
Key Point:
Kira-kira 10 hari setelah persalinan,
diameter tempat plasenta ± 2,5 cm.
Segera setelah akhir minggu ke 5-6
epithelial menutup dan meregenerasi
sempurna akibat dari
ketidakseimbangan volume darah,
plasma dan sel darah merah
20 Periksa perineum
Key Point :
Involusi cerviks terjadi bersamaan
dengan uterus kira-kira 2-3 minggu,
cervik menjadi seperti celah. Ostium
eksternum dapat dilalui oleh 2 jari,
pingirannya tidak rata, tetapi retak-
retak karena robekan dalam
persalinan. Pada akhir minggu pertama
dilalui oleh satu jari. Karena
hyperplasia dan retraksi dari serviks,
robekan serviks menjadi sembuh.
21 Periksa vulva dan vagina
Key Point :
Perhatikan warna, konsistensi dan bau
lokhia. Pastikan tidak ada perdarahan
abnormal. Mukosa vagina menebal
setelah 2-3 minggu.

22 Pemeriksaan Anus
Key Point:
Ukuran hemoroid biasanya mengecil
setelah beberapa minggu postpartum.

23 Lepaskan sarung tangan


Key Point :
Celupkan kedalam bak berisi larutan
klorin 0,5 %

24 Cuci tangan dan keringkan

Key Point :
Cuci tangan dengan 7 langkah dengan
sabun dibawah air mengalir dan
keringkan dengan handuk yang bersih
25 Catat hasil pemeriksaan

Key Point :
Dokumentasikan dalam bentuk SOAP

26 Beritahu hasil pemeriksaan


Key Point :
Jelaskan pada ibu hasil pemeriksaan
atau hasil temuan
DAFTAR TILIK

Nama Keterampilan : Pemeriksaan Fisik Ibu Nifas 2 Minggu


Nama Mahasiswa :
Tanggal Penilaian :
Nama Pembimbing :

Petunjuk
Nilailah setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut:
Nilai 0 : Langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai
(tidak dikerjakan) dengan yang seharusnya
Nilai 1 : Langkah yang harus dilakukan dikerjakan
(dilakukan tidak sesuai prosedur) namun tidak sesuai dengan prosedur
checklist
Nilai 2 : Langkah dikerjakan dengan benar, sesuai
(dilakukan sesuai prosedur) urutannya dan waktu kerja yang sangat
efisien
Beri tanda () dalam kolom yang tersedia di sebelah kanan sesuai dengan
tindakan yang dilakukan oleh mahasiswa
SKOR
NO PENILAIAN
0 1 2
1. Siapkan Alat
Alat, bahan dan perlengkapan disusun secara ergonomis
2. Lakukan Informed Consent pada ibu
Jelaskan prosedur pemeriksaan pada ibu dan yakinkan ibu
setuju dengan tindakan yang akan dilakukan
3. Cuci tangan dan keringkan
Cuci tangan dengan 7 langkah, dilakukan memakai sabun, di
bawah air yang mengalir, den keringkan dengan handuk
bersih
4. Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital pada ibu
Amati keadaan ibu dan pastikan ibu tetap merasa nyaman
5. Kepala
Lihat keadaan rambut, bersih atau tidak, warna rambut, ada
benjolan atau tidak.
6. Muka
Lihat apakah simetris, terdapat cloasma, oedema dan lihat
apakah ada kelainan.
7. Mata
Lihat kesimetrisan, warna sclera dan conjungtiva.
8. Telinga
Letak, lihat bersih atau tidak.
9. Hidung
Lihat apakah ada polip dan secret
10. Mulut
Lihat apakah ada stomatitis, caries pada gigi dan gigi
berlubang
11. Leher
Palpasi apakah ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe
dan pembesaran vena jugularis
12. Buka baju bagian atas ibu
Pastikan Privacy ibu tetap terjaga
13. Lakukan pemeriksaan payudara
Palpasi pada kedua payudara mengenai benjolan,
pembengkakan atau abses. Lihat kesimetrisan antara kiri dan
kanan, putting susu menonjol atau tenggelam, ASI apakah
sudah ada atau belum.
14. Lakukan pemeriksaan abdomen
Lihat apakah ada luka bekas operasi, palpasi untuk menilai
fundus dan kontraksi uterus, menilai apakah ada masa atau
konsistensi otot. Pada masa nifas 2 minggu, tinggi fundus
uteri tidak teraba di atas simfisis, berat uterus 300 gr, diameter
uterus 5 cm, palpasi serviks 1 cm
15 Lakukan pemeriksaan kaki
Inspeksi adanya varices, kemerahan, dan oedema
Tekuk kedua kaki untuk menilai nyeri betis (Tanda Homan )
16. Atur posisi ibu untuk pemeriksaan dalam
Posisi ibu dorsal recumbent
17. Pakai sarung tangan pemeriksaan
Gunakan sarung tangan yang bersih
18 Periksa Lochea
Lochea Serosa muncul pada hari ke 7-14, berwarna
kecoklatan mengandung lebih banyak serum, lebih sedikit
darah juga leukosit dan laserasi plasenta.
Lochea Alba berwarna putih kekuningan mengandung
leukosit, selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang mati.
19 Periksa Tempat Tertanamnya Plasenta
Kira-kira 10 hari setelah persalinan, diameter tempat plasenta
± 2,5 cm. Segera setelah akhir minggu ke 5-6 epithelial
menutup dan meregenerasi sempurna akibat dari
ketidakseimbangan volume darah, plasma dan sel darah merah
20 Periksa perineum
Involusi cerviks terjadi bersamaan dengan uterus kira-kira 2-3
minggu, cervik menjadi seperti celah. Ostium eksternum
dapat dilalui oleh 2 jari, pingirannya tidak rata, tetapi retak-
retak karena robekan dalam persalinan. Pada akhir minggu
pertama dilalui oleh satu jari. Karena hyperplasia dan retraksi
dari serviks, robekan serviks menjadi sembuh.
21 Periksa vulva dan vagina
Perhatikan warna, konsistensi dan bau lokhia. Pastikan tidak
ada perdarahan abnormal. Mukosa vagina menebal setelah 2-3
minggu.
22 Pemeriksaan Anus
Ukuran hemoroid biasanya mengecil setelah beberapa minggu
postpartum.
23 Lepaskan sarung tangan
Celupkan kedalam bak berisi larutan klorin 0,5 %
24 Cuci tangan dan keringkan
Cuci tangan dengan 6 langkah dengan sabun dibawah air
mengalir dan keringkan dengan handuk yang bersih
25 Catat hasil pemeriksaan
Dokumentasikan dalam bentuk SOAP
26 Beritahu hasil pemeriksaan
Jelaskan pada ibu hasil pemeriksaan atau hasil temuan

Total seluruhnya
Nilai Akhir = x 100 = ……
52
Nilai Batas Lulus = 71

Bengkulu, April 2019


Pembimbing Praktik

(………………………)
BERITA ACARA BIMBINGAN KLINIK

NAMA : JUMRATUL SEFTRIANI


NPM : 1826040217.P
PRODI : D IV KEBIDANAN

Paraf
No Tanggal Materi Keterangan
Pembimbing

Bengkulu, 2019
Pembimbing Lahan

Marince, SST
DOKUMENTASI

Вам также может понравиться