Вы находитесь на странице: 1из 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/262563896

POTENSI SAPI PERANAKAN ONGOLE (PO) KEBUMEN SEBAGAI SUMBER BIBIT


SAPI LOKAL DI INDONESIA BERDASARKAN UKURAN TUBUHNYA (STUDI
PENDAHULUAN)

Conference Paper · December 2012

CITATION READS

1 2,464

3 authors, including:

Pita Sudrajad
Indonesian Agency for Agricultural Research and Development
24 PUBLICATIONS   20 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Local sheep conservation in Wonosobo District, Central Java, Indonesia View project

All content following this page was uploaded by Pita Sudrajad on 24 May 2014.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


POTENSI SAPI PERANAKAN ONGOLE (PO) KEBUMEN SEBAGAI SUMBER
BIBIT SAPI LOKAL DI INDONESIA BERDASARKAN UKURAN TUBUHNYA
(STUDI PENDAHULUAN)

Potential of "Peranakan Ongole (Ongole grade) Kebumen" Cow as a Source of Local


Cattle in Indonesia Based on Their Body Sizes (Preliminary Study)

Subiharta, Budi Utomo, dan Pita Sudrajad


Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah
Po Box 101 Bukit Tegalepek, Sidomulyo, Ungaran
E-mail : subiharta@gmail.com

ABSTRACT
Ongole grade (PO) is one of the indigenous cattle in Indonesia. In Central Java, PO thrive in
almost every district (60% of the cow in the cattle dense areas is PO). One of the cattle dense
areas is Kebumen which 90% of the cow population is PO. The study has been conducted in
Tanggulangin village-Klirong in order to determine the potential of the body size of PO in
Kebumen. The shoulder height, body length and chest circumference of 387 cows were
measured. The results showed that average of chest circumference, shoulder height, and body
length of cows aged ≤ 24 months are 145.5 ± 03.54 cm, 130.5 ± 0.71 cm, and 129.5 ± 07,78
cm respectively, and for the cows aged 24 up to 72 months are 168.8 ± 08.29 cm, 05.57 ±
139.2 cm, and 142.2 ± 07.32 cm respectively. The cow body size of PO in Kebumen is higher
than the body size of PO defined by National Standard Performance of Indonesia 7356:2008
and potential to be used for local cattle breeding program in Indonesia.
Key words: Ongole grade, body size, indigenous cattle

ABSTRAK
Sapi Peranakan Ongole (PO) merupakan hasil perkawinan antara sapi Jawa dengan sapi
Ongole yang telah berkembang lama di Indonesia sehingga dijadikan sebagai salah satu cikal
bakal sapi lokal Indonesia. Di Jawa Tengah, sapi PO berkembang hampir di setiap kabupaten
yang potensi ternaknya tinggi. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa di daerah kantong
ternak 60 % populasi induk sapi merupakan sapi PO. Salah satu kantong ternak sapi PO
adalah di Kabupaten Kebumen, sebesar 90 % dari populasi sapi merupakan sapi PO.
Penelitian dengan tujuan untuk mengetahui potensi ukuran tubuh sapi PO Kebumen telah
dilakukan di desa Desa Tanggulangin, Kecamatan Klirong, Kabupaten Kebumen. Penelitian
dilakukan melalui kerja sama antara BPTP Jawa Tengah, Dinas Pertanian dan Peternakan
Kabupaten Kebumen dan Kelompok Ternak Gelora Tani. Dalam penelitian ini telah
dilakukan pengukuran tubuh terhadap 387 ekor induk sapi PO Kebumen. Bagian tubuh yang
diukur meliputi: tinggi pundak, panjang badan dan lingkar dada. Alat yang digunakan pita
ukur dan stik ukur. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata lingkar dada, tinggi gumba, dan
panjang badan sapi PO dara umur ≤ 24 bulan berturut-turut: 145,5±03,54 cm, 130,5±0,71 cm,
dan 129,5±07,78 cm, serta induk sapi PO umur 24 s.d 72 bulan berturut-turut: 168,8±08,29
cm, 139,2±05,57 cm, dan 142,2±07,32 cm. Ukuran tubuh sapi PO Kebumen jauh lebih tinggi
dari Standar Nasional Indonesia (SNI) dan berpotensi sebagai plasma nutfah sapi lokal di
Indonesia.
Kata kunci: sapi PO, ukuran tubuh, plasma nutfah

Artikel ini telah dipublikasikan dalam:


Pros. Sem. Nas. Pengembangan Agribisnis Peternakan Menuju Swasembada Protein Hewani
Fak. Peternakan Unsoed dan ISPI, Purwokerto. 8 Desember 2012
PENDAHULUAN

Permintaan daging terus meningkat sejalan dengan perbaikan pendapatan dan

peningkatan jumlah penduduk. Menurut Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia

(APFINDO) (2009), bahwa permintaan daging pada tahun 2009 diperkirakan mencapai

399.535 ton dan dari kebutuhan tersebut yang dapat dipenuhi dari pemotongan sapi lokal baru

mencapai 66,2 %, sedangkan sisanya sebesar 33,8 % dipenuhi dari impor. Impor dalam

bentuk sapi bakalan, daging dan jeroan diperkirakan antara 50.000 – 75.000 ton/tahun.

Sementara itu untuk dapat tercapainya swasembada daging sapi sebagai salah satu

potokan adalah tercapainya populasi sapi potong lokal yang diinginkan. Populasi sapi potong

nasional pada tahun 2008 sebesar 10,73 juta ekor yang diusahakan oleh 2,86 juta Rumah

Tangga Peternak, dengan kepemilikan berkisar antara 3 – 4 ekor (Darmawan, 2009).

Sebanyak 1,416 juta ekor dari populasi tersebut berada di Jawa Tengah yang mampu

mensuplai kebutuhan daging nasional sebesar 37 % (Disnakkeswan Provinsi Jawa Tengah,

2008). Hasil penelitian Sudaryanto et al. (2009) tentang distribusi populasi bangsa sapi di 6

kabupaten kantong ternak di Jawa Tengah menunjukkan bahwa sebanyak 60 % induk sapi

yang diusahakan oleh peternak adalah dari bangsa sapi PO. Pada akhir – akhir ini peternak

kembali memilih sapi PO sebagai usahataninya mengingat sapi tersebut tidak menemui

banyak kesulitan dalam kinerja reproduksinya. Hal ini mengingat sapi PO punya beberapa

kelebihan salah satu diantaranya: Sapi PO lebih disukai peternak penghasil bibit mengingat

sapi tersebut memiliki tingkat kebuntingan yang lebih mudah dibanding sapi keturunan Sub

Tropis. Sumadi et al. (2009) menyatakan bahwa sapi hasil persilangan antara sapi lokal

dengan sapi sub tropis selalu mengalami kasulitan kebuntingan dan menyarankan agar

persilangan sapi lokal dengan sub tropis sebaiknya dilakukan pada satu kali persilangan saja.

Akibat dari tingginya angka perkawinan menyebabkan jarak beranak mencapai 21 bulan dan

angka kelahiran rendah.

Artikel ini telah dipublikasikan dalam:


Pros. Sem. Nas. Pengembangan Agribisnis Peternakan Menuju Swasembada Protein Hewani
Fak. Peternakan Unsoed dan ISPI, Purwokerto. 8 Desember 2012
Dalam upaya meningkatkan produktivitas sapi potong lokal, telah didatangkan

beberapa pejantan dari berbagai bangsa sapi salah satunya adalah Ongole. Pejantan tersebut

dikawinkan dengan sapi – sapi lokal Jawa dengan cara Inseminasi Buatan (IB) atau kawin

alam. Sapi Ongole didatangkan ke Indonesia pertama kali pada tahun 1897. Hasil penelitian

Siregar et al. (1998) menunjukkan bahwa sapi PO adalah aset nasional dan berperan penting

dalam perekonomian peternak, namun mutu genetik sapi PO saat ini turun sekitar 13 %. Hal

ini ditunjukkan dengan variasi pertumbuhan yang sangat besar dan ukuran tubuh sapi PO

yang ada jauh dibawah ukuran tubuh sapi PO Standar Nasional Indonesia (SNI) 7356:2008

yang dikeluarkan oleh Badan Standardisasi Nasional dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor

54/Permentan/OT.140/10/2006 tentang Pedoman Pembibitan Sapi Potong yang Baik (Good

Breeding Practice).

Kebumen merupakan salah satu sentra peternakan sapi potong lokal khususnya sapi

dari bangsa PO di Jawa Tengah dan ditinjau dari kualitasnya mendekati kualitas aslinya.

Hasil penelitian dari Loka Penelitian Sapi Potong menunjukkan bahwa kemurnian sapi PO di

Kabupaten Kebumen mendekati 68 %. Disamping itu, sapi PO Kebumen memperoleh

peringkat satu untuk kategori induk sapi potong PO pada kontes ternak nasional tahun 2010

(Distannak Kabupaten Kebumen, 2010). Populasi sapi potong di Kabupaten Kebumen

sebanyak 89.429 ekor, sebesar 90 % merupakan sapi PO (Bappeda Kabupaten Kebumen,

2011). Bertitik tolak dari potensi sapi PO Kebumen tersebut, maka dilakukan penelitian

tentang ukuran tubuh sapi PO Kebumen yang diharapkan penelitian ini sebagai langkah awal

identifikasi produktivitas sapi PO Kebumen.

Artikel ini telah dipublikasikan dalam:


Pros. Sem. Nas. Pengembangan Agribisnis Peternakan Menuju Swasembada Protein Hewani
Fak. Peternakan Unsoed dan ISPI, Purwokerto. 8 Desember 2012
METODOLOGI

Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian dilakukan di desa sentra sapi PO kebumen dan masyarakatnya masih

mempertahankan kemurnian sapi PO dengan mengawinkan induk sapi PO dengan pejantan

sapi PO yang ada di desa tersebut. Penelitian dilakukan di desa Tanggulangin kecamatan

Klirong kabupaten Kebumen. Penelitian dilakukan selama 4 bulan mulai bulan April sampai

bulan Juli 2011. Penelitian diawali dengan survai untuk mengetahui karakteristik peternak,

populasi sapi PO dan sistem pemeliharaannya.

Materi penelitian

Survai dilakukan melalui wawancara langsung pada peternak dengan kuisioner yang

telah dipersiapkan sebelumnya. Materi yang digunakan dalam penelitian adalah ukuran tubuh

sapi dara umur 24 bulan dan induk sapi PO Kebumen. Sapi yang digunakan sebanyak 387

ekor yang terbagi menjadi 92 ekor sapi dara dan 295 ekor induk yang berumur antara 3 tahun

sampai 6 tahun. Penentuan umur berdasarkan umur yang ditentukan dalam SNI sapi PO.

Peralatan dan cara pengukuran

Alat yang digunakan terdiri dari rondo, digunakan untuk mengukur lingkar dada dan

stik ukur yang digunakan untuk mengukur tinggi gumba dan panjang badan. Pengukuran

dilakukan saat sapi berdiri tegak atau pararellogram. Pengukuran lingkar dada dilakukan

dengan melingkarkan rondo ke bagian dada dibelakang punuk (gumba). Ukuran lingkar dada

dipakai juga untuk memprediksi bobot badan. Pengukuran tinggi pundak dilakukan dengan

cara mengukur tinggi pundak menggunakan alat stik ukur dengan mengukur bagian belakang

punuk (gumba). Sedang panjang badan diukur pada bagian belakang badan tepatnya tulang

pinggul sampai pada tulang kaki depan bagian bawah dengan stik ukur.

Artikel ini telah dipublikasikan dalam:


Pros. Sem. Nas. Pengembangan Agribisnis Peternakan Menuju Swasembada Protein Hewani
Fak. Peternakan Unsoed dan ISPI, Purwokerto. 8 Desember 2012
Gambar 1. Berbagai pengukuran tubuh ternak sapi (Santoso, 2003)

Data yang dikumpulkan meliputi lama pengalaman beternak, jumlah pemeliharaan,

pakan yang diberikan dan perkawinan. Sedang pada ukuran tubuh data yang dikumpulkan

meliputi lingkar dada, tinggi gumba dan panjang badan serta prediksi bobot badan. Data yang

terkumpul dianalisis dengan rerata.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik peternak dan populasi sapi PO Kebumen

Desa Tanggulangin masuk dalam wilayah Kecamatan Klirong, Kabupaten Kebumen,

terletak pada ketinggian 5 – 10 diatas permukan laut, didominasi oleh lahan kering (tegalan)

yang mencapai 48,58 %. Luas pemilikan lahan rata – rata 0,54 ha sehingga cara yang

dilakukan peternak untuk menambah penghasilan adalah dengan memelihara sapi potong

sebagai usaha sambilan. Sebanyak 90 % penduduk mengusahakan sapi potong PO dengan

pengalaman rata-rata 18,15 tahun.

Sistem pemeliharaan sapi dengan cara dikurung, pada siang hari sapi diikat di luar

kandang dan pada malam hari dimasukkan di kandang. Kandang secara individu dibuat

sekitar rumah, karena rata-rata pemilikan tanah pekarangan yang luas. Pakan berupa rumput

lapang, rumput unggul, jerami padi, jagung dan diberi pakan tambahan berupa singkong atau

Artikel ini telah dipublikasikan dalam:


Pros. Sem. Nas. Pengembangan Agribisnis Peternakan Menuju Swasembada Protein Hewani
Fak. Peternakan Unsoed dan ISPI, Purwokerto. 8 Desember 2012
bekatul. Hijauan yang paling banyak diberikan rumput unggul yang mencapai 38,7

kg/ekor/hari, hal ini didukung oleh pemilikan lahan rumput yang rata-rata 0,048 ha. Pakan

ketela dan katul diberikan bergantian, saat panen ketela, sapi diberikan ketela namun kalau

ketela habis peternak memberkan katul.

Populasi sapi potong Desa Tanggulangin sebanyak 1.127 ekor, dengan pemilikan rata

– rata 2,4 ekor, sebanyak 51,2 % (1,2 ekor) berupa induk sapi. Hal ini sesuai dengan tujuan

pemeliharaan sapi potong untuk menghasilkan anak/pedet. Karena pengalaman beternak

sudah lama, maka sebanyak 88,24 % peternak memahami tentang tanda-tanda birahi sapinya.

Perkawinan ternak sebanyak 94,1 % dilakukan secara alam dengan pejantan dari desa

setempat yang dipilih mempunyai keturunan yang besar dan mempunya ciri-ciri sapi PO

Kebumen sesuai keinginan peternak. Peternak masih mempertahankan kemurnian sapi PO

aslinya dengan tidak megawinkan induk sapinya dengan cara Inseminasi Buatan. Peternak

akan mengawinkan sapinya dengan cara IB apabila terjadi kegagalan dengan kawin alam

dengan syarat semen berasal dari bangsa Ongole atau Peranakan Ongole. Kearifan lokal

peternak yang masih mempertahankan kemurnian sapi lokal ini perlu mendapat dukungan

agar kemurnian sapi PO masih dipertahankan dan nantinya dapat dijadikan sebagai salah satu

sumber bibit sapi PO di Kabupaten Kebumen atau Jawa Tengah.

Ukuran tubuh sapi PO Kebumen

Untuk menilai kualitas induk sapi PO dilakukan pengukuran tubuh induk yang

meliputi lingkar dada, tinggi pundak, panjang badan, dan bobot badan. Bobot badan diukur

berdasarkan estimasi dari lingkar dada. Dasar yang dipakai untuk penilaian kualitas induk

berdasarkan pada SNI 7356:2008 yang dikeluarkan oleh Badan Standardisasi Nasional

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 54/Permentan/OT.140/10/2006 tentang Pedoman

Pembibitan Sapi Potong yang Baik (Good Breeding Practice). Data tersebut dipakai sebagai

Artikel ini telah dipublikasikan dalam:


Pros. Sem. Nas. Pengembangan Agribisnis Peternakan Menuju Swasembada Protein Hewani
Fak. Peternakan Unsoed dan ISPI, Purwokerto. 8 Desember 2012
data dasar untuk mengetahui kualitas induk sapi PO Kebumen. Berdasarkan SNI, dibedakan

berdasarkan umur induk, yaitu umur induk/dara kurang dari 2 tahun dan induk yang telah

beranak (umur diatas 2 tahun). Dari parameter yang diambil, meliputi lingkar dada, tinggi

pundak, panjang badan dan bobot badan, rata-rata di atas SNI ukuran tubuh sapi PO klas 1

(Tabel 1).

Tabel 1. Rata-rata ukuran tubuh dan bobot badan induk sapi PO Kebumen di Desa
Tanggulangin

Umur
No Parameter Ukuran SNI Klas 1
(bulan)
1. ≤24 Lingkar Dada (cm) 145,5 ±03,54 143
Tinggi Gumba (cm) 130,5 ± 0,71 116
Panjang Badan (cm) 129,5 ±07,78 123
Bobot Badan (kg) 251,5 ±07,78 -
2. 24 s.d 72 Lingkar Dada (cm) 168,8 ±08,29 153
Tinggi Gumba (cm) 139,2 ±05,57 126
Panjang Badan (cm) 142,2 ±07,32 135
Bobot Badan (kg) 370,1 ±52,52 -

Disamping itu ukuran tubuh sapi PO Kebumen juga labih baik dari ukuran tubuh sapi

PO penelitian Hartati et al (2010) yang termuat dalam naskah sapi PO Indonesia. Ukuran

tubuh sapi PO dara hasil penelitian Hartati et al (2010) lingkar dada, tinggi pundak dan

lingkar dara berturut-turut adalah 147,7,52±7,52 cm; 117,8±6,1 cm; dan 115,0±8,5 cm. Hal

ini menunjukkan bahwa berdasarkan ukuran tubuh atau potensi kualitas, sapi PO Kebumen

dapat dijadikan sebagai alternatif sumber bibit sapi PO.

Bobot badan sapi PO Kebumen berdasarkan estimasi dari data lingkar dada untuk sapi

PO umur kurang 2 tahun dan lebih 2 tahun masing – masing adalah 250,55±96,05 kg dan

349,91±62,65 kg juga lebih baik dari penelitian Hartati et al (2010) yaitu 242,0±40,8 kg.

Artikel ini telah dipublikasikan dalam:


Pros. Sem. Nas. Pengembangan Agribisnis Peternakan Menuju Swasembada Protein Hewani
Fak. Peternakan Unsoed dan ISPI, Purwokerto. 8 Desember 2012
KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Peternak sapi PO di Kabupaten Kebumen masih mempertahankan kemurnian sapi PO,

didukung oleh perkawinan alami dengan menggunakan pejantan sapi PO yang ada di

desa tersebut.

2. Ukuran tubuh dan bobot badan calon induk maupun induk sapi PO Kebumen lebih tinggi

dibanding ukuran tubuh sapi PO yang ditetapkan melalui SNI. Dari ukuran tubuh ini

menunjukkan bahwa sapi PO Kebumen berpotensi sebagai sumber bibit sapi lokal di

Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia(APFINDO). 2009. Kompas.

Bappeda Kabupaten Kebumen. 2011. Kebumen dalam Angka. Badan Perencanaan


Pembangunan Daerah Kabupaten Kebumen.
Darmawan, T. 2009. Peran sektor peternakan dalam rangka ketahanan pangan nasional
berbasis ternak lokal. Seminar Nasional Kebangkitan Peternakan. Fakultas Peternakan
Universitas Diponegoro. Semarang.
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah. 2008. Buku Statistik
Peternakan. Ungaran.

Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kabupaten Kebumen. 2010. Laporan Tahunan.
Dinas Peperla Kabupaten Kebumen.
Hartati, Mariyono, U. Umiyasih, L. Affandhy, A. Rasyid, Y. N. Anggraeny, P. W. Prihandini,
D. M. Dikman, B. Suryanto, S. Mahaputra, D. Karnadi, Sriyana, M. Chanafi, W.
Sabana, Nursalam. 2010. Pembentukan Pejantan Unggul Sapi PO Berbasis Pakan
Lokal dan Murah (Protein 10 % dan TDN 60%) dengan Target Tinggi Badan > 135
Cm pada Umur 2 Tahun. Loka Penelitian Sapi Potong Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Kementerian Pertanian. Pasuruan.
Santoso, U. 2003. Tatalaksana Pemeliharaan Ternak Sapi. Cetakan keempat. Penebar
Swadaya, Jakarta.

Artikel ini telah dipublikasikan dalam:


Pros. Sem. Nas. Pengembangan Agribisnis Peternakan Menuju Swasembada Protein Hewani
Fak. Peternakan Unsoed dan ISPI, Purwokerto. 8 Desember 2012
Siregar, A. R, P. Situmorang, J. Bestari, Y. Sani, dan R. H. Matondang. 1998. Pengaruh
flushing pada sapi induk Peranakan Onggol di dua lokasi yang berbeda ketinggiannya
pada program IB di Kabupaten Agam. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan
Veteriner. Puslitbangnak, Badan Litbang Pertanian. Jakarta.

Sudaryanto, B, K. Subagyono, Subiharta, Ernawati, B. Utomo, R.N. Hayati, A. Rifai, dan A.


S. Romdon. 2009. Pemetaan Wilayah Sapi Kembar dan Identifikasi Pakan yang
Berpengaruh Terhadap Kelahiran Kembar di Jawa Tengah. Laporan Penelitian. Balai
Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Bogor.

Sumadi, N. Ngadiyono, Sulastri, W. Pintaka dan Bayu Putra. 2009. Struktur Populasi dan
Estimasi Output Berbagai Bangsa Sapi Potong di Kecamatan Borobudur, Kabupaten
Magelang, Jawa Tengah. Prosiding Seminar Nasional Kebangkitan Peternakan.
Pemberdayaan masyarakat melalui usaha peternakan berbasis sumberdaya lokal dalam
rangka peningkatan ketahanan pangan nasional berkelanjutan. Fakultas Peternakan
UNDIP. Semarang.

Artikel ini telah dipublikasikan dalam:


Pros. Sem. Nas. Pengembangan Agribisnis Peternakan Menuju Swasembada Protein Hewani
Fak. Peternakan Unsoed dan ISPI, Purwokerto. 8 Desember 2012

View publication stats

Вам также может понравиться