Вы находитесь на странице: 1из 4

Kala III, pukul 20.

45 WIB
S: 1. Ibu mengatakan bahwa ia merasa lega dan
kelahiran bayinya
2. Ibu mengatakan masih merasa mulas pada perutnnya
O: 1. Bayi lahir spontan pervaginam pukul 20.4S WIR
2. Ibu tampak senang dan bahagia
3. Tanda vital
TD : 120/80 mmHg. Temp :370 C
RR: 20x/menit. Pols 84 x/menit
4. Plasenta belum lahir
5. Pada palpasi didapat: uterus teraba bulat dan keras,
TFU sepusat
6. Pada inspeksi terlihat adanya robekan jalan lahir akibat
Episiotomi
A. Diagnosis:
Ibu P2A0 Partus spontan pervaginam, partu kala III
Dasar: 1. Bayi baru lahir spontan pervaginam pukul 20.45 WIB
2. Plasentaa belum lahir
Kebutuhan : melakukan manajemen aktif kala III
P: 1. Periksa fundus dan pastikan tidak ada janin lagi. Kandung kemih kosong dan konstruksi
uterus baik.
2. Berikan oksitosin 10 U IM di 1/3 paha bagian luar
3. Lakukan peregangan tali pusat terkendali pada saat ada
kontraksi
4 Observasi tanda-tanda pelepasan plasenta
5. Melahirkan plasenta: periksa apakah plasenta lengkap dan tangan kiri melakukan masase
dengan 4 jari palmar secara sirkulasi
6. Plasentaa lahir lengkap dan spontan pukul 17.00 WIB
7. Jaga personal hygiene : membersihkan ibu dan mengganti pakaian ibu.
Perencanaan
1. Jelaskan keadaan ibu dan prosedur manajemen aktif kala III. Beritahu hasil pemeriksaan
TD., 120 mmHg, RR : 20 x/menit,
Temp : 370 C, Pols : 84 x/menit, keadaan umum ibu baik
2. Lakukan manajeman aktif kala III
a. Periksa fundus dan pastikan tidak ada janin lagi, kandung kemih kosong, dan kontraksi
uterus baik
b. Beritahu ibu bahwa akan disuntik 10 U IM pada 1/3 paha bagian luar
c. Lakukan pencgangan tali pusat terkendali pada saat ada kontraksi
d. Observasi tanda-tanda pelepasan plasenta : semburan darah tiba-tiba, tali pusat
memanjang
e. Lahirkan plasenta
f. Periksa kelengkapan plasenta dan tangan kiri melakukan masase dengan 4 jari palmer
secara sirkuler selama 15 detik
g. Ajarkan ibu untuk membantu melakukan masase dan beritahu ibu uterus yang
berkontraksi baik.
3. Plasenta lahir spontan pukul 21.00 WIB, plasenta
a. Katiledon dan selaput utuh
b. Panjang tali pusat
c. Diameter plasenta
d. Berat plasenta.
e. Tebal plasenta
f. Insersi
4. Jaga personal hygiene
a. Terdapat robekan yang mengenai selaput lendir vagina dan otot perinci transversalis,
tetapi tidak mengenai otot sfingter ani disebut luka episiotomi tingkat II
b. Berikan anastesi lokal : 10 ml lidokain
c. Lakukan heating jelujur dan jelujur subkutikuler
Kala IV, pukul 21.00 WIB
S: 1. Ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayi perempuannya
2. Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas-mulas
3. Ibu merasa lega karena plasenta sudah lahir
O: 1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmentis
TD : 120/80 mmHg Pols : 84 /menit
RR :21 x/menit. Temp : 37o C
2. TFU 1 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik
3. Jumlah perdadarahan 150 cc, konsistensi berupa darah segar cair
4. Plasenta lahir lengkap dan spontan pukul 17.00 WIB
A: Diagnosis :
P2A0, partus spontan, partu kala IV
Dasar : 1. Ibu melahirkan anak kedua
2. Ibu partus spontan pervaginam pukul 16.45 WIB
3. Plasenta lahir lengkap pukaul 17.00 WIB
4. TFU 1 jari di bawah pusat
Masalah :
Nyeri luka akibat luka episiotomi
Dasar: 1. Terdapat luka episiotomi derajat
2. Jumlah perdarahan 150 cc
Kebutuhan :
1. Observasi keadaan ibu : keadaan umum, perdarahan, involusi uterus, dan vital sign
2. Heating perineum dengan heating jelujur dan jelujur subkutikuler
3. Teknik relaksasi untulk mengurangi rasa nyeri
Perencanaan
1. Observasi keadaan ibu
a. Pantau terus keadaan ibu selama 2 jam postpartum
b. Pastikan darah yang keluar berasal hanya dari luka episiotomi
2. Lakukan pemeriksaan pada ibu setiap 15 menit pada 1 jam postpartum dan setiap 30 menit
pada jam kedua
a. Periksa tanda vital : TD 120/80 mmHg, RR : 21 x/menit,
Pols : 84 x/menit, Temp : 37° C, keadaan umum ibu baik.
b. Periksa fundus : TFU : 1 jari bawah pusat, kontraksi uterus: baik
c. Periksa perdarahan, jumlah darah yang kcluar : 100 cc
d. Periksa kandung kemih, bila penuh, rangsang untuk berkemih.

3. Lakukan perawatan luka episiotomi


a. Bersihkan tubuh ibu dan lakukan vulva hygiene untuk menghindari infeksi pada luka
jahitan.
b. Ajarkan ibu cara menjaga personal hygiene dan cara merawat luka episiotomi
4. Ajarkan ibu dan keluarga tentang tanda-tanda bahaya post partum, seperti demam,
perdarahan berlebihan, perut tidak mulas dan fundus tidak ada kontraksi.
Beritahu keluarga untuk melapor ke bidan jika ada tanda-tanda
bahaya.
5. Ajarkan ibu dan keluargaaa cara pemenuhan kebutuhan fisik dan
Psikologis
a. Anjurkan ibu untuk makan dan minum yang cukup memenuhi kebutuhan nutrisi ibu.
b. Anjurkan ibu untuk istirahat dan merelaksasikan pikiran
c. Anjurkan keluarga untuk selalu memberikan dukungan dan semangat pada ibu
6. Berikan konseling pada ibu cara merawat bayi baru lahir
a. Beritahu ibu cara merawat tali pusat
b. Anjurkan ibu untuk segera menyusui bayinya
c. Beritahu ibu untuk tetap menjaga kehangatan tubuh bayi
d. Beritahu ibu tanda-tanda bahaya BBL : panas tinggi, kejang biru, susah untuk bernafas
e. Beritahu ibu untuk mengimunisasi bayinya ke bidan.

Вам также может понравиться