Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Proses keperawatan.
1. Klien merasa gelisah, sedih, murung, menatap lama ke suatu tempat lalu bicara
sendiri, klien mondar - mandir tanpa tujuan
2. Pohon Masalah.
Efek Resiko Perilaku Kekerasan
b. Kerja.
Adik mas ini mengalami gejala gangguan jiwa yaitu halusinasi. Halusinasi
itu adalah gangguan yang dialami seseorang dimana orang itu mendengar
atau melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada. Orang lain tidak
mengalami yang adik mas alami. Adik mas biasanya berbicara sendiri dan
mengamuk seperti itu karena menurut dia, dia sedang bercakap-cakap
dengan suara yang didengarnya. Jelas pak ? nah, untuk mengatasinya, bila
adik mas kelihatan tersenyum sendiri langsung tanyakan sedang
tersenyum dengan siapa ? ajak dia berbincang-bincang, jangan biarkan dia
melamun. Bantu dia melakukan kegiatan terarah dari waktu ke waktu dan
jangan lupa bantu dan awasi untuk minum obatnya secara teratur.
c. Terminasi.
Evaluasi subyektif : bagaimana perasaan mas setelah kita berbincang-
bincang tadi apakah sudah cukup jelas ?
Evaluasi obyektif : jadi bila halusinasi adik mas muncul, mas bisa
lakukan ajak dia ngobrol, bantu aktivitas dan bantu mengatur minum
obat secara teratur.
Tindak lanjut : jika mas butuh informasi lebih lanjut mas bisa
hubungi kami atau langsung ke ruangan perawat. Silakan mas coba
apa yang saya sarankan tadi.
Pertemuan IV.
1. Kondisi klien.
Tertawa dan berbicara sendiri.
Mengatakan masih mendengar suara-suara aneh.
2. Diagnosis Keperawatan.
Resiko perilaku kekerasan berhubungan dengan perubahan persepsi sensori :
halusinasi pendengaran.
3. Tujuan.
Klien dapat memanfaatklan obat dengan baik.
4. Tindakan keperawatan.
a. Mendiskusikan dengan klien dosis, frekuensi dan manfaat obat yang
diminumnya.
b. Anjurkan klien untuk minta obat.
c. Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping obat
d. Mendiskusikan 5 benar dalam pemberian obat.
5. Strategi komunikasi.
a. Orientasi.
Salam terapeutik : selamat pagi mas.
Evaluasi/ validasi : mas tampak segar hari ini, bagaimana perasaan mas,
bagaimana waktu suara-suara terdengar dan mas mencoba cara-cara yang
kita bicarakan kemarin ? apakah berhasil ?
Kontrak: seperti janji saya kemarin, hari ini saya akan menjelaskan kepada
mas obat-obatan yang mas minum, yang bisa mengatasi suara-suara yang
mengganggu mas, dimana kita bisa bercakap-cakap, bagaimana kalau di
taman ?
b. Kerja.
Ini mas obat-obatan yang diminum oleh mas. Yang orange namanya CPZ,
yang putih kecil ini namanya Haloperidol. Kedua obat ini berguna untuk
mengendalikan suara-suara yang sering mas dengar. Obat ini diminum 3 x
/hari. Masing-masing 1 tablet. Dengan minum obat ini mungkin mas akan
mengalami perasaan ngantuk, cemas, ingin tidur terus, bibir jadi kering. Itu
efek penyerta dari obat ini.
c. Terminasi
Evaluasi subyektif : bagaimana perasaan mas setelah berbincang -
bincang? apakah sudah paham ?
Evaluasi obyektif : coba mas sebutkan jenis obat yang mas minum .
Tindak lanjut : karena mas sudah paham tentang obat-obatan yang mas
minum, mas langsung minta obat jika waktu pemberian obat sudah tiba.
Kontrak yang akan datang : besok kita bertemu lagi ya mas. Kita bahas
tentang masalah dengan keluarga mas, kita ketemu jam 10 di taman.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA
V. PEMERIKSAAN FISIK.
Saat pengkajian pasien mengatakan tidak ada masalah dengan kesehatan
tubuhnya.
TTV : TD : 110/70 mmHg, N : 100 x/mnt. S: 36,5˚c., RR : 18 x/mnt.
TB : 167 cm BB : 60 Kg
Masalah keperawatan: tidak ada masalah.
VI. PSIKOSOSIAL.
1. Genogram.
Keterangan :
Pasien adalah anak bungsu dari tujuh bersaudara dan tinggal sendirian di
rumah kontrakannya. Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
sama seperti pasien.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
2. Konsep diri.
a. Gambaran diri.
Pasien mengatakan ia suka dengan anggota tubuhnya karena berfungsi
sebagaimana mestinya dan merupakan pemberian Tuhan.
b. Identitas diri.
Pasien mengatakan ia seorang laki - laki dengan nama O. G. dan pasien
anak bungsu berusia 27 tahun dan puas bahwa dirinya sebagai seorang laki
- laki.
c. Peran.
Klien mengatakan di rumah dia sering membersihkan rumah sendiri
seperti menyapu halaman, menyapu lantai, ngepel. Di masyarakat klien
sering berpartipasi mengikuti kerja bakti. Di rumah sakit jiwa klien tidak
melakukan apa - apa, klien hanya hanya duduk, tetapi klien mengikuti
aturan rumah sakit seperti jam makan, minum obat.
d. Ideal diri.
Pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan kembali ke rumahnya.
e. Harga diri.
Pasien mengatakan merasa malu karena ditonton oleh tetangga pada saat
dibawa ke RSJ Menur ia diborgol dan ditarik dengan paksa oleh petugas
dari RSJ Menur.
Masalah keperawatan : Harga diri rendah
3. Hubungan sosial.
a. Orang yang berarti.
Pasien mengatakan orang yang terdekat dengannya adalah kakak
perempuan karena kakak perempuan sama seperti dengan ibunya.
Masalah keperawatan :
a) Inefektif koping individu.
b) Kerusakan interaksi sosial.
c) Menarik diri.
PERENCANAAN
No. Tgl. Diagnosa Keperawatan Rasional
Tujuan Kriteria Evaluasi Tindakan Keperawatan
1. 08-12 Resiko perilaku kekerasan TUM: klien tidak
b.d perubahan persepsi mencederai diri orang
sensori: halusinasi lain dan lingkungan.
pendengaran TUK:
1 Membina hubungan Klien dapat mengungkapkan 1.1.1 Bina hubungan saling percaya: 1.1.1 Hubungan saling
saling percaya perasaannya dan keadaan ini secara Salam terapeutik. percaya sebagai dasar
verbal Perkenalkan diri interaksi yang
Jelaskan tujuan interaksi terapeuitik antara
Ciptakan lingkungan yang perawat-klien.
tenang
Bina kontrak yang jelas.
Tepat waktu
1.1.2 Dorong dan beri kesempatan 1.1.2 Ungkapkan
klien untuk mengungkapkan perasaan klien kepada
perasaannya. perawat sebagai bukti
bahwa klien mulai
mempercayai perawat
1.1.3 Dengarkan ungkapan klien 1.1.3 Simpatik akan
dengan simpatik. meningkatkan
hubungan saling
percaya
2. Klien dapat mengenal 2.1 Klien dapat 2.1.1 Adakan kontak sering 2.1.1 mengurangi waktu
halusinasinya membedakan hal nyata dan dan singkat secara bertahap. kosong bagi klien
hal yang tidak nyata. Dengan sehingga dapat
menceritakan hal-hal yang mengurangi
nyata setelah 3-4 kali frekwensi halusinasi.
pertemuan. 2.1.2 Observasi tingkah laku 2.1.2 Halusinasi harus
verbal yang berhubungan dengan dikenalkan terlebih
halusinasi: bicara sendiri. dahulu oleh perawat
agar intervensi
efektif.
2.1.3 Gambarkan tingkah 2.1.3 Klien mungkin tidak
laku halusinasi pada klien apa mampu untuk
yang di dengar/apa yang dilihat. mengungkapkan
persepsinya maka
perawat dapat
memfasilitasi klien
untuk
mengungkapkan
secara terbuka.
2.1.4 Terima halusinasi 2.1.4 Meningkatkan
sebagai hal yang nyata bagi klien orientasi realita klien
tetapi tidak bagi perawat. dan rasa percaya
klien.
A: TUK I teratasi
10/12 TUK: III (Klien dapat mengontrol S: pagi juga. Saya masih ingat
halusinasinya) halusinasi adalah suara
Pagi mas, apa mas masih ingat yang saya dengar sendiri
sekarang kita membicarakan apa ? tetapi orang lain tidak
apakah masa masih ingat apa mendengarnya dan saya
halusinasi itu ? bagaimana perasaan merasa terganggu.
mas saat mendengar suara-suara itu ? Sekarang saya mengerti
untuk mengontrol halusinasi ada 4 cara-cara memutus
cara : pertama harus bisa melawan halusinasi. Saya akan
halusisnasi seolah-olah berbicara mencoba.
dalam hati “ saya tidak mau O : klien menjawab
mendengar suara-suara itu, pergi “ pertanyaan perawat, klien
kedua : dengan melakukan banyak menatap perawat, klien
aktivitas atau meniybukkan diri mengangguk tanda
dengan kegiatan yang bermanfaat mengerti.
misalnya ikut kegiatan membersihkan A : klien mengerti cara-cara
ruangan, ngepel, menyapu dan terapi memutuskan halusinasi
musik. Ketiga : minta tolong perawat dan akan mencoba cara-
atau keluarga bila sedang mendengar cara itu. Perlu ditingkatkan.
suara-suara itu. Keempat : minum P : Pertahankan TUK III
obat teratur dengan prinsip 5 benar.
13/12 TUK V : klien dapat mengetahui jenis S : pagi suster. Saya baik-baik
obat dan efek sampingnya. saja. Pagi ini saya sudah
Selamat pagi mas. Bagaimana minum obat. Saya ingin
keadaan hari ? apa mas sudah minum tidur. Saya ingin cepat
obat ? bagaimana rasanya bila minum sembuh.
obat ? itu memang efek samping obat. O: klien menganggukkan
Mas obatnya selalu diminum supaya kepala , klien berceritera
cepat sembuh. dengan serius dan klien
optimis bisa sembuh.
A : masalah teratasi, klien
sudah dapat mengerti
kegunaan minum obat.
P : Rencana dipertahankan.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall, “Buku Saku Diagnosa Keperawatan”, Alih Bahasa : Yasmin Asih,
Edisi 6, EGC, Jakarta, 1998
Rawlins, R.P. & Patricia Evans Heacock, “Clinical Manual of Psychiatric Nursing,” 2 nd
Edition, Mosby Year Book, St. Louis, 1993
Stuart, G.W. & Michele T. “Laraia, Principles and Practice of Psychiatric Nursing”, 6 th
Edition, Mosby Company, St. Louis, 1998
Towsend, Mary C., “Buku Saku Diagnosa Keperawatan Psikiatri Untuk Pembuatan
Rencana Keperawatan”,
OLEH
KELOMPOK II