Вы находитесь на странице: 1из 2

Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan

Vol. 9, No. 2, hal. 62 - 67, 2012


ISSN 1412-5064

Hidrolisis Pati Sukun dengan Katalisator H2SO4 untuk


Pembuatan Perekat

Mirna Rahmah Lubis


Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Syech Abdurrauf No. 7, Darussalam, Banda Aceh, 23111
Email: m.lubis06@fulbrightmail.org

Abstract
Breadfruit starch is a unique resource which benefits for raw material of adhesive making. This
study investigates hydrolysis method of breadfruit starch into dextrin with Sulphate Acid
(H2SO4) catalysator. Dextrin hydrolysis is carry out in order to produce high dextrin
percentage by subtracting the total glucose with free glucose. This study evaluates
composition change because of breadfruit starch in various time and temperature. Optimum
dextrin percentage is obtained at hydrolysis temperature of 100ºC, hydrolysis time 10
minutes, and 0.5 N H2SO4 concentration, with dextrin percentage of 77.12%. Furthermore,
dextrin obtained is added by casein, cold water, triethanolamine, and water in order to form
adhesive. The reserch result showed that the shear strength of the dextrin glue is 14 kg/cm2
which is larger than that of glue of Fox brands sold in the market that is only 12.48 kg/cm 2.
Because there is previous study regarding starch hydrolysis from breadfruit by using chloride
acid catalysator, then data in this research show the influence of the sulphate acid usage as
catalysator of adhesive. Based on the comparison, it seems that for breadfruit starch
hydrolyzed at 100oC for 10 minutes, dextrin produced is less than that obtained by using
chloride acid catalysator. The less dextrin percentage from breadfruit starch is caused by not
all hydro sulphate ions are dissociated while mixing with starch. The mass balance is
necessary to be completed including analysis of the breadfruit starch composition after
hydrolysis to determine whether the starch has been degraded or not.

Keywords: adhesive, dextrin, hydrolysis, shear strength


kemudian dicampurkan dengan air dingin,
1. Pendahuluan kasein, trietanolamin, dan air. Variabel yang
digunakan untuk pembuatan bahan perekat
Dekstrin merupakan senyawa glukosa yang tersebut adalah konsentrasi HCl, dekstrin,
dihasilkan dari hidrolisisis pati dan dan temperatur hidrolisis. Perekat yang
tergantung pada pemecahan rantai polisaka- diperoleh diukur kekuatan gesernya pada
rida (Agra dkk. 1979). Pati sukun tersusun lapisan kayu. Penelitian ini dilakukan untuk
dari polimer rantai lurus dan tidak lurus. menentukan kekuatan geser yang paling
Kedua polimer ini sangat potensial sebagai maksimum dan kondisi campuran perekat
bahan perekat (starchgum) pada industri yang paling bagus. Penelitian ini bertujuan
kertas, keramik, kosmetik, cat, percetakan, untuk membuat bahan perekat dari buah
dan plywood. Pembuatan perekat dari bahan sukun melalui proses hidrolisis mengunakan
baku buah sukun sangat prospektif untuk katalis asam sulfat.
dikembangkan, selain dari sisi harga yang
murah juga sangat mudah diperoleh di Secara umum, sukun memiliki dua kelompok
berbagai tempat di Aceh tanpa mengenal yaitu sukun lokal dan sukun introduksi.
musim. Oleh sebab itu, penelitian ini Berdasarkan pengelompokan menurut Syah
bertujuan untuk mengoptimalkan peman- dan Nazaruddin (1994), sukun lokal
faatan buah sukun yang tidak hanya dapat termasuk dalam kelompok sukun kecil
digunakan sebagai bahan makanan, tetapi sedangkan sukun introduksi termasuk dalam
juga bisa digunakan untuk bahan baku kelompok medium. Perbedaan pada kedua
pembuatan perekat dekstrin. kelompok sukun dapat dilihat melalui ukuran
dan warna yang berbeda. Unsur-unsur kimia
Penelitian ini mengolah buah sukun menjadi yang terkandung dalam buah sukun
tepung yang digunakan sebagai bahan baku disajikan dalam Tabel 1.
pembuatan perekat. Perekat tersebut dapat
dibuat dari hidrolisis buah sukun dengan Perekat yang terbuat dari tepung umumnya
menggunakan katalis asam sulfat (H2SO4), berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti

62
Mirna Rahmah Lubis / Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 9 No. 2

jagung, kentang, singkong, sagu, gandum, untuk mengembangkan ilmu pengetahuan


beras, dan kedelai. Di Ambon, getah sukun dan teknologi produksi perekat yang lebih
(latek) digunakan sebagai bahan pembuat ekonomis dan berkualitas bagus dengan
dempul (dicampur tepung sagu, gula merah bahan dasar buah sukun.
dan putih telur bebek) untuk tong kayu atau
perahu, supaya kedap air. Kayu pohon 2. Metodelogi
sukun tahan terhadap serangan rayap, dan
biasa digunakan untuk membuat perahu 2.1 Persiapan alat dan bahan
atau konstruksi rumah (Koswara, 2006).
Tabel 1. Komposisi Buah Sukun dalam 100 gram Alat utama yang digunakan pada tahap ini
bahan adalah suatu bejana yang dimasukkan ke
dalam bejana yang berukuran lebih besar.
Zat gizi Keterangan Kekuatan geser dianalisis dengan
Pati (%) 61,03 menggunakan shear stress testing machine
Amilosa (%) 24,89 setelah mengoleskan campuran tersebut pada
Amilopektin (%) 36,14 kayu meranti dengan luas olesan sebesar 2,5 ×
Protein (%) 3,9 2,5 cm2.
Kadar air (%) 16,6
Kadar abu (%) 3,22 2.2 Hidrolisa Pati Sukun
Serat kasar (%) 4,22
Suhu gelatinisasi (ºC)75,4 Penelitian dilakukan dengan terlebih dahulu
Retrogradasi Tidak terjadi mengupas buah sukun. Kemudian dilakukan
perajangan secara tipis agar irisan sukun
Sumber : Koswara, 2006 mudah mengering. Selanjutnya dilakukan
penjemuran di panas matahari selama 4 hari.
Hampir semua reaksi hidrolisis Penggilingan dan pengayakan dilakukan
memerlukan katalisator untuk dengan ayakan 150 mesh. Proses hidrolisis
mempercepat jalannya reaksi. Katalisator dilakukan pada 20 gram tepung sukun di
yang dipakai dapat berupa enzim atau dalam cawan porselin dengan menggunakan
asam. Asam yang dipakai beraneka ragam katalis asam khlorida dengan variasi
mulai dari asam klorida, asam sulfat, konsentrasi, waktu hidrolisis, dan temperatur
sampai asam nitrat. Yang berpengaruh hidrolisis. Tiap sampel dianalisis untuk
terhadap kecepatan reaksi adalah mengetahui kandungan glukosa bebas dan
konsentrasi ion H+, bukan jenis asamnya. glukosa total untuk menentukan kandungan
Meskipun demikian, di dalam industri dekstrin yang terkandung dalam setiap
umumnya dipakai asam klorida. Hidrolisis sampel. Menurut Agra dkk. (1979) metode
pada tekanan 1 atm memerlukan asam Lane Eynon menyatakan:
yang jauh lebih pekat (Agra dkk, 1973;
Stout dan Rydberg, 1939). Dekstrin (%) = (B-A) / Berat Kering × 100%

Dekstrin putih dihasilkan dengan Keterangan: A = Kandungan glukosa bebas (g) B =


Kandungan gukosa total (g)
pemanasan suhu sedang (79 - 121oC),
menggunakan katalis asam seperti HCl
atau asam asetat dengan karakteristik Selanjutnya kasein yang telah divariasikan
produk berwarna putih hingga krem sebesar 15, 20 dan 25 gram ditambahkan
(Lubis, 2004). Dekstrin kuning dihasilkan dengan 20 gram dekstrin hasil hidrolisis, air
dengan pemanasan suhu tinggi (149 - dingin, dan trietanolamin, kemudian diaduk
190oC) menggunakan katalis asam dengan hingga membentuk pasta. Campuran tersebut
karakteristik produk berwarna krem hingga ditambahkan kembali dengan air dan
kuning kecoklatan. Pemanasan kering dipanaskan pada suhu 60ºC kemudian diaduk
(tanpa air) seperti penyangraian dan hingga campuran homogen (Tano, 1997).
pemanggangan akan menyebabkan
dekstrin terpolimerasi membentuk 2.3 Penentuan kadar Glukosa
senyawa coklat yang disebut piro-dekstrin
(Gaman dan Sherington, 1981). Kadar glukosa total dan glukosa bebas yang
terdapat di dalam sampel yang telah di
Penelitian ini diharapkan dapat mengopti- hidrolisis ditentukan sebagai berikut. Untuk
malkan pemanfaatan buah sukun yang glukosa bebas, sampel hasil hidrolisis
selama ini hanya digunakan sebagai sebanyak 2,5 gram dilarutkan dalam 50 ml
makanan selingan. Hasil penelitian ini aquadest. Larutan diaduk kemudian disaring.
diharapkan dapat menjadi sebuah rujukan Filtrat hasil penyaringan ditambahkan 5 ml
fehling A dan 5 ml fehling B kemudian dititrasi

63

Вам также может понравиться