Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
2.1. Geografi
Secara Nasional Puskesmas Kelayan Timur terletak antara 3º16’ 46’’ derajat dan 3º 22’ 54’’
derajat (intang selatan serta 114º 31’40 derajat dan 114º39’55’’ derajat timur timur pada
ketinggian 0,16 m di bawah permukaan kencang dengan kondist tanah sebagian besar dart rawa-
rawa pada waktu air pasang hampir seluruh wilayah digenangi alr
2.1.2 Iklim
Kondisi tanah sebagian besar terdiri dari rawa-rawa tergenang air, disamping pengaruh
musim hujan dan musim kemarau sehingga iklimnya bersifat tropis. Suhu rata-rata antara 25
sampai 28 derajat, curah hujan rata-rata 277,9 mm perbulan, dengan jumlah hari hujan 156 hari
Wilayah Puskesmas Kelayan Timur tertetak di sepanjang sungai Kelayan kemiringan antara
0,13% dengan susunan geologi sebagian besar bagan bawahnya dialokasikan oteh tempung
dengan sisipan pasir halus dan endapan aluvium yang terdiri dan tempung hitam keabuan dan
lunak
2. 1.4 Luas Wilayah
Wilayah Puskesmas Ketayan Timur berada di sebelah selatan dari wilayah Kota
Banjarmasin, dengan tuas 1,73 Km dengan batas batas wilayah sebagai berikut :
Ekonomi (IPM) dan Kota Banjarmasin pada tahun 2016 sesuai urutan ke 2 dani 13 kabupaten /
Kota di Kalimantan Selatan dengan angka 74,94.Sedangkan pada tahun 2016 diharapkan akan
diperoleh 75 , 29.
Laju pertumbuhan penduduk tahun 1990-2000 mencapai 1,02% dan tahun 2000-2014
Kepadatan penduduk Puskesmas Kelayan Timur pada tahun 2017 kelurahan Kelayan
Timur kepadatan mencapai 4008,24 jiwa/km² dan kelurahan Kelayan Tengah mencapai 46,752
jiwa/km². Luas Puskesmas Kelayan Timur dapat disimpulkan bahwa termasuk dalam kategori
sangat padat.
Komposisi penduduk menurut umur ini dipengaruhi oleh indicator demografi yaitu
Perubahan komposisi penduduk menurut umur serta rasio beban tanggungan terlihat pada
Tabel 2.1. Komposisi Penduduk Menurut Golongan Umur dan Beban Tanggungan diPuskesmas
Kelayan Timur Tahun 2014 S/D 2017
Rasio Beban
Tahun 0-14 Tahun 15-64 Tahun >65 Tahun
Tanggungan
2014 8124 15145 1312
2015 8694 16095 1362
2016 8809 16200 1380
2017 9154 16303 1395
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Banjarmasin
Keluarga miskin yang menjadi tanggungan jam kesmas tahun 2013 jumlah penduduk
miskin sebanyak : 8511 jiwa, keluarga miskin tahun 2014 sebanyak 8592 jiwa. Pada tahun 2015
sebanyak 8594 jiwa. Pada tahun 2016 jumlah penduduk miskin sebanyak 9465 jiwa. Pada tahun
2017 penduduk miskin sebanyak 10203 jiwa. Pada tahun 2016 terjadi kenaikan penduduk miskin
sebanyak 871 jiwa (10%) dan pada tahun 2017 terjadi kenaikan sekitar 738 jiwa (9%).
sangat dipengaruhi oleh budaya suku Banjar yang merupakan penduduk asli, diikuti Jawa,
Dayak, Madura dan lainnya. Penduduk kota kehidupannya bersifat agamis dengan sebagian
2.3.2. Pendidikan
Keberhasilan pembangunan juga dapat dilihat dari segi pendidikan. Salah satu
indikatornya yaitu meningkatnya jumlah penduduk yang melek huruf. Oleh sebab itu,
pemerintah telah mencanangkan program pemberantasan buta huruf. Persentase buta huruf
banyak ditemuka pada usia tua, sedangkan pada usia muda jarang ditemukan yang buta huruf.
Adapun angka melek huruf untuk penduduk 15 tahun keatas di Kota Banjarmasin.
Lingkungan perumahan pada wilayah kerja Kelayan Timur. Apabila pada waktu air
pasang hampir seluruh wilayah digenangi air. Sesuai dengan kondisi perumahan yang padat
penduduk. Sebagian penduduk yang berada dibantaran sungai, sungai oleh masyarakat sebagai
sarana transportasi dan sumber air untuk keperluan MCK (mandi, cuci dan kakus), perilaku
memanfaatkan air sungai sebagai sumber untuk MCK inilah yang menyebabkan rawannya
terjadi water borne seperti penyakit saluran pencernaan dan gangguan gigi.
Cakupan air ledeng sebagai sumber air minum rumah tangga terus mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun, dan sambungan perpipaan dari PDAM sudah mencapai 98%
wilayah perumahan.
2.4.2. Pembuangan Limbah
Limbah terbesar diwilayah Puskesmas Kelayan Timur adalah limbah rumah tangga
termasuk sampah. Sarana pembuangan limbah cair seperti air buangan bekas cucian tidak
tersedia karena kondisi geografis berawa-rawa sehingga limbah rumah-rumah tangga langsung
dibawa ketanah, warung-warung makan yang terletak disepanjang jalan kelayan B masih
Cakupan angka rumah sehat diPuskesmas Kelayan Timur yaitu mencapai 63%.
Sampah yang berasal dari pusat perdagangan dan rumah tangga diwilayah kerja
Puskesmas Kelayan Timur sangat sulit untuk pembuangan sampahnya, karena lokasi dilokasi ini
Sedangkan dalam hal pengelolaan sampah rumah tangga umumnya dilakukan dengan
cara dibakar 30% dan hanya 20% yang diangkut oleh petugas pengambil sampah. Cara lain
adalah dengan cara ditimbun dalam tanah, dibuat kompos, dibuang kekali/parit/laut dan dibuang
sembarangan.
BAB III
3.1.1 Visi
Visi pembangunan kesehatan di Puskesmas Kelayan Timur yang menjadi harapan adalah
“Kayuh Baimbai Menuju Banjarmasin”BAIMAN” (Bertaqwa, Aman, Indah, Maju, Amanah dan
Nyaman)”. Dengan visi ini diharapkan dukungan dari masyarakat untuk mewujudkan
3.1.2 Misi
3.1.3 Sasaran
3. Pelayanan yang bermutu diberikan oleh petugas yang professional dan handal
4. Sarana dan prasarana fisik yang memadai menuju proses pelayanan puskesmas yang
layak
6. Memberikan pelayanan yang standar kepada keluarga miskin melalui program subsidi
pemerintah
7. Memprioritaskan kegiatan pada upaya promotif dan preventif (paradigm sehat) dengan
9. Memberantas, mencegah dan menangani penyakit menular maupun tidak menular yang
menjadi masalah serta menanggulanginya bila terjadi KLB/wabah agar tidak terjadi
10. Melaksanakan perbaikan gizi masyarakat dalam upaya peningkatan status gizi yang
11. Setiap ibu hamil, ibu bersalin, dan ibu nifas mendapatkan pelayanan kesehatan yang
12. Penduduk usia lanjut mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan kondisi
13. Pelaksanaan pemantauan tumbuh kembang anak dan kesehatannya mulai neonatal, bayi,
sarana kesehatan melalui penyediaan sanitasi dasar yang memenuhi syarat kesehatan
15. Tersedianya sumber air bersih yang memenuhi syarat kesehatan bagi masyarakat
kemampuan menyediakan data dan informasi yang diperlukan dalam mencapai visi
Salah satu tolak ukur yang digunakan untuk mengukur kinerja keberhasilan
pembangunan kesehatan kepada masyarakat yang merupakan indikator fungsi pemerintah dalam
mengurus keperluan dasar bidang kesehatan adalah menggunakan indikator kinerja dari Standar
(empat) kelompok program yang terkandung pada visi “Mewujudkan Pelayanan Yang Optimal
dan Berkualitas).
Angka kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai
bayi belum berusia tepat satu bulan. Bayi lahir mati adalah kematian yang terjadi pada bayi yang
dilahirkan yang ditandai dengan tidak adanya satupun tanda-tanda kehidupan pada saat atau
setelah kelahiran. Selama beberapa tahun terakhir kematian bayi yang terbanyak adalah
disebabkan oleh lahir premature kemudian terbanyak kedua adalah aspixia serta faktor lain-lain
seperti kejang demam. Dari data diatas dapat dilihat bahwa angka kematian bayi diPuskesmas
Kelayan Timur masih fluktuatif, pada tahun 2013 8 orang (2,07%) dan ditahun 2014 tetap
bertahan dengan jumlah kematian 8 orang (2,07%) pada tahun 2015 turun menjadi 4 orang
(1,03%) dibandingkan tahun 2014. Pada tahun 2016 terjadi kenaikan kematian bayi sebanyak 6
orang dan tahun 2017 menurun menjadi 5 orang. Dalam perkembangan 3 tahun terakhir ini,
AKB menunjukkan keadaan yang fluktuatif. Hal ini mengungkapkan bahwa segala upaya
intervensi untuk menurunkan penyebab kematian bayi belum menunjukkan keberhasilan secara
bermakna. Oleh sebab itu, perlu dikaji lebih lanjut kendala dan hambatan yang mengakibatkan
Angka kematian bayi (AKB) merupakan salah satu indikator status kesehatan masyarakat
yang terkait dengan berbagai indikator kesehatan dan indikator pembangunan lainnya. AKB
dan post-natal. Disamping itu, AKB juga berhubungan dengan lingkungan dan social ekonomi
seperti pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga dan pendidikan ibu, jadi AKB juga
memiliki keterkaitan dengan faktor-faktor pembangunan umum tingkat AKB tidak hanya
menggambarkan keberhasilan pembangunan sektor umum. Ada beberapa hal yang menyebab
angka kematian bayi dikota Banjarmasin yang fluktuatif yaitu antara lain :
b) Masih kurangnya pengetahuan ibu mengenai pengenalan tanda bahaya pada ibu hamil
resiko tinggi oleh masyarakat dan sebagian dari petugas kesehatan, hal ini penting
untuk persiapan rujukan yang tepat dalam masa kehamilan atau rujukan terencana
pendidikan dan penyuluhan bagi ibu hamil, ibu nifas dan ibu balita agar dapat
mempersiapkan kehamilan, kelahiran dan perawatan bayi baru lahir yang lebih sehat
pemerintah dan swasta dan lembaga swadaya yang melibatkan peran aktif masyarakat
termasuk rumah sakit, karena hampir semua kematian bayi bertempat dirumah sakit
Dalam upaya penurunan AKI dan AKB, berbagai intervensi dalam bidang pelayanan KIA
sudah dicoba dilakukan. Dalam pelaksanaannya, diketahui bahwa sebenarnya perlu keterlbatan
berbagai pihak untuk mencapai tujuan penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) maupun
Kematian Ibu (AKI). Beberapa upaya yang telah dilaksanakan oleh Puskesmas Kelayan Timur
antara lain :
berkualitas melalui :
(UKS)
4. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan petugas melalui pendidikan dan
pelatihan
Upaya penurunan angka kematian bayi maupun kematian ibu dalam pelaksanaannya bukan
hanya dilakukan oleh Dinas Kesehatan dan Puskesmas Kelayan Timur namun lebh kepada
kerjasama lintas sector mengingat AKB terkait berbagai masalah sosial ekonomi dan
peberdayaan perempuan dimana pendekatan untuk mencegah orang sehat menjadi sakit banyak
dilakukan oleh sector lain missal pangan dan gizi, sanitasi, lingkungan kerja, pemberdayaan
masyarakat dan sebagainya termasuk ibu dengan usia muda mempunyai resiko menyebabkan
kematian, sedangkan pendekatan yang mengarah pada pelayanan kesehatan dari pelayanan
primer sampai rujukan dirumah sakit yang tentunya dilakukan oleh pelaku sector kesehatan. Jadi
menurunkan AKB adalah menjadi tanggung jawab bersama karena keberhasilannya terkait
Angka kematian balita disini dikhususkan untuk anak balita (AKABA) umur 1-5 tahun
adalah angka kematian balita per 1.000 kelahiran hidup. Seperti halnya angka kematian ibu dan
bayi, AKABA juga dapat memberikan gambaran status kelangsungan hidup disuatu wilaya,
gambaran kondisi sanitasi lingkungan. Ada beberapa faktor yang berkenaan dengan perilaku
tidak tepat dan kurangnya pengetahuan berkonteribusi pada kematian anak balita yaitu antara
lain :
1. Para ibu dan masyarakat tidak memiliki pengetahuan tentang penanggulangan atau
2. Para ibu tidak menyadari pentingnya pemberian ASI, cakupan ASI ekslusif masih rendah
4. Praktek pemberian makan bayi dan pelayanan lainnya yang buruk mengakibatkan gizi
kurang pada ibu dan anak-anak, yang merupakan penyebab dasar kematian anak
Seperti halnya kematian bayi upaya intervensi untuk menurunkan angka kematian anak
balita juga perlu melibatkan berbagai pihak baik lintas sector maupun lintas program, beberapa
upaya yang telah dilakukan oleh Puskesmas Kelayan Timur kota Banjarmasin dalam upaya
(MTBS,SDIDTK)
2. Kunjungan rumah (care seeking) bagi bayi dan anak balita sakit
3. Upaya perbaikan gizi melalui kegiatan yang mencakup peningkatan program pemberian
air susu ibu (ASI) ekslusif, upaya penanggulangan gizi mikro melalui pemberian Vitamin
A, Taburia
Berdasarkan data, jumlah kematian ibu diPuskesmas Kelayan Timur dalam 5 tahun
terakhir sangat fluktuatif. Pada tahun 2014 dan 2015 terjadi penurunan jumlah kematian ibu
sebesar 0% dibandingkan data tahun 2012 dan 2013. Dan pada tahun 2016 ada 1 orang kematian
ibu bersalin karena perdarahan dan tahun 2017 ada 1 orang kematian ibu akibat PEB dengan
odem baru, kematian ibu merupakan hasil dari interaksi berbagai aspek, baik aspek klinik, aspek
secara optimal. Beberapa masalah dalam upaya penurunan kematian ibu adalah :
1. Masih kurang optimalnya akses pelayanan, kualitas pelayanan kesehatan ibu, penanganan
persalinan yang adekuat dan penatalaksanaan awal kegawatdaruratan kesehatan ibu dan
mengambil keputusan
3. Masih rendahnya status kesehatan, pendidikan kesehatan reproduksi dan gizi wanita dan
remaja sehingga mutu kesehatan ibu sebelum dan saat hamil tidak optimal
4. Masih rendahnya sosial ekonomi budaya masyarakat, sehingga masih ada pertolongan
Pada tahun 2012 penyebab utama kematian ibu sebesar 100% didominasi oleh yaitu
preeklampsi/eklampsi. Sesuai hasil analisa sensus penduduk 2010, proporsi penyebab kematian
telah berubah dimana perdarahan dan infeksi semakin menurun sedangkan hipertensi dalam
kehamilan (HDK) yang merupakan salah satu dari trias gejala preeklampsi dan eklampsi semakin
meningkat.
Berdasarkan penelitian kira-kira 15-25% wanita yang didiagnosis awal dengan hipertensi
dalam kehamilan akan mengalami pre eklampsia berat. Karena penyebab utama keadaan pre
eklampsia tidak diketahui sehingga tenaga kesehatan dan ibu hamil akan sulit memprediksi yang
mana akan mengalami preeklampsia. Hal ini menempatkan setiap ibu mempunyai resiko
Upaya penurunan jumlah kematian ibu di Puskesmas Kelayan Timur telah dilaksanakan
yaitu:
1. Peningkatan cakupan dan akses pelayanan kesehatan ibu yang komprehensif dan
berkualitas
a) Antenatal terpadu
d) Skrining/deteksi dini resiko tinggi pada bumil, bulin dan ibu nifas
e) Home care/kunjungan rumah pada bumil, ibu bersalin dan ibu nifas
b) P4K
c) PWS KIA
yang paling banyak diderita adalah Hipertensi Esensial dan Dyspepsia. Sedangkan penyakit
menular yang terbanyak adalah batuk dan ISFA dan Gangguan Kulit dan Jaringan Subkutan
lainnya yang paling banyak diderita. Penyakit gigi yang banyak diderita adalah penyakit pulpa
Trend
No Nama Penyakit
2013 2014 2015 2016 2017
1. Hipertensi 1 1 1 1 7
2. Dyspepsia 2 2 2 2 2
3. Batuk 3 3 3 3 3
4. Influenza karena virus yang tidak
4 4 4 4 4
teridentifikasi
5. Sakit Kepala 7 6 5 6 5
6. Gangguan Kulit dan Jaringan
6 5 6 5 4
Penunjang Lainnya
7. Artritis lainnya 5 8 7 8 8
8. Myalgia 10 10 8 10 9
9. Penyakit Gingvitis dan Periodental 8 7 9 7 7
10. Gangguan Gigi dan Jaringan
13 9 19 9 10
Penunjang Lainnya
Tabel 3.2 diatas menggambarkan bahwa untuk penyakit tidak menular Hipertensi dan
Dyspepsia menjadi penyakit terbanyak dari tahun 2013 tetap menduduki penyakit terbanyak
sedangkan penyakit menular seperti penyakit batuk dan influenza menjadi penyakit terbanyak
Sarana Kesehatan dan Sarana Pendukung Pelayanan Kesehatan Puskesmas kelayan Timur :
Kondisi posyandu di Puskesmas Kelayan Timur masih belum seperti yang diharapkan dan
masih perlu pembenahan serta mendapat perhatian dari semua pihak terkait. Tingkat
Tabel 3.3 Tingkat Perkembangan Posyandu di Kota Banjarmasin Tahun 2013 s/d 2017
Tahun
Strata
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Pratama 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Madya 94% 88,2% 82,3% 70,57% 88% 88%
Purnama 5,8% 11,7% 17,7% 29,4% 12% 12%
Mandiri 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Dari tabel 3.3. terlihat posyandu pratama dari tahun 2000 ke 2017 tidak ada lagi. Ini sesuai
harapan bahwa posyandu harus makin naik stratanya. Penambahan jumlah posyandu purnama,
yaitu pada tahun 2011 terdapat 1 buah kemudian pada tahun 2013 meningkat menjadi 2 buah.
Pada tahun 2014 sampai tahun 2017 posyandu Purnama masih 2 buah belum ada penambahan.
3.4.2. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM)
Dari 2 kelurahan yang telah ada telah dikembangkan menjadi kelurahan siaga. Dari 2
kelurahan siaga yang sudah menjadi kelurahan siaga aktif pada tahun 2012 sebanyak 1 kelurahan
dan pada tahun 2013 sebanyak 2 kelurahan, tahun 2014 menjadi 2 kelurahan dan pada tahun
2015 sampai 2017 sebanyak 2 kelurahan (100%) sehingga memenuhi target nasional Standar
Di Puskesmas Kelayan Timur tidak terdapat poskesdes permanen dan hanya poskesdes
tidak permanen (kegiatan poskesdes masih bertempat dirumah kader atau rumah warga)
mengingat sulitnya mencari lahan untuk poskesdes di Puskesmas Kelayan Timur Banjarmasin.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Standar Profesi Gizi dan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Program D IV Gizi tahun
tenaga gizi lulusan Program Pendidikan Diploma IV Gizi diharapkan mempunyai peran sebagai
teknisi atau analis (Perpres no.8/2012), untuk memecahkan masalah gizi dibidang tertentu
Kompetensi Sarjana Terapan lulusan Program Pendidikan Diploma Gizi, terdiri dari
Struktur program pendidikan Diploma IV untuk tahap akhir merupakan intergrasi dari
tahap profesi kedalam kurikulum dalam kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat
(MBB). Operasionalisasi tahap akhir ini adalah dalam bentuk praktek kerja lapangan untuk
ketiga bidang gizi, yaitu Gizi Klinik, Gizi Masayarakat dan Penyelenggaraan Makanan Institusi.
Total lama waktu PKL untuk ketiga bidang tersebut adalah 900 – 1000 jam (referensi : American
mengamanatkan bahwa mahasiswa diwajibkan untuk mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Bidang Gizi Klinik (BGK) dan Bidang Penyelenggaraan Makanan Institusi (BPMI) pada
semester VII serta Bidang Gizi masyarakat (BGM) pada semester VIII. Praktek Kerja Lapangan
ini merupakan bentuk pembelajaran untuk mempraktekkan teori dalam rangka mencapai jenjang
Praktek Kerja Lapangan BGK membahas kasus-kasus gangguan gizi dengan menggunakan
pendekatan Nutrition Care Process (NCP) atau Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT), dinama
monitoring dan evaluasi, serta tahapan pendokumentasian asuhan gizi, pengalaman kerja
dan pusat layanan olahraga. Penerapan Nutrition Care Process (NCP) atau Proses Proses Asuhan
institusi komersial dan non komersial (hotel, catering, Rs, asrama haji, lembaga
permasyarakatan, darurat, dll). Kegiatan konseling, pendidikan dan pelatihan gizi, penelitian dan
manajemen/administrasi melekat dalam seluruh kegiatan internship gizi di tiap bidang tersebut
diatas.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
PKL ini merupakan penjabaran dari kelompok mata kuliah yang bertujuan untuk
memberikan pengalaman belajar dan keterampilan kepada mahasiswa agar memperoleh hasil
yang efisien, efektif dan optimal untuk dapat mencapai kompetensi sebagai Sarana Gizi Terapan
2. Tujuan Khusus
program gizi masyarakat dan evaluasi program gizi dalam skala mikro dan melaksanakan
pengelolaan kegiatan program gizi tingkat puskesmas dan dinkes kab/kota dalam skala makro
yang direncanakan baik program baru maupun program yang sedang dibina. Tujuan khusus
2) Melakukan advokasi untuk kebijakan public terkait dengan program gizi atau pelayanan
kesehatan