Вы находитесь на странице: 1из 3

Faktor nilai-nilai dan keyakinan dasar tersebut sangat berperan dalam membentuk

etika, sikap, perilaku anggota organisasi dan membentuk cara pandang mereka
terhadap masalah, baik internal maupun eksternal yang dihadapi dalam kehidupan
berorganisasi.

Di beberapa rumah sakit, suatu rencana strategik (renstra) yang telah berhasil
disusun oleh suatu tim khusus dan disahkan oleh pimpinan tidak berjalan mulus
dalam penerapannya.

Sebab hal itu terjadi karena ternyata tidak didukung oleh komitmen karyawan
terhadap nilai-nilai dan keyakinan dasar. Untuk membangun komitmen tinggi
itulah diperlukan dukungan suatu kultur atau budaya organisasi rumah sakit yang
positif.

Budaya adalah suatu dampak dari proses yang berkesinambungan. Proses


terjadinya suatu budaya dimulai dari tindakan misalnya bekerja hati-hati yang
terjadi berulang-ulang menjadi kebiasaan, yang apabila terus berlangsung lama
menjadi tabiat berhati-hati individu.

Apabila suatu kelompok individu mempunyai kesamaan tabiat berhati-hati maka


dapat disebut bahwa budaya kerja kelompok tersebut adalah budaya berhati-hati.
Jadi budaya kerja organisasi adalah bentuk etika, sikap, perilaku dan cara pandang
bersama dari kelompok yang tergabung dalam organisasi tersebut terhadap setiap
masalah atau perubahan lingkungan yang bervariasi.

Ada empat macam fungsi budaya kerja yang sangat penting dalam membawa
organisasi menuju sukses.

1. identitas organisasi (simbol dan harapan), sehingga anggota organisasi merasa


bangga terhadap organisasinya dan pihak eksternal menaruh respek.
2. kestabilan organisasi sehingga secara internal seluruh karyawan merasa tenang
dan yakin, demikian pula pihak eksternal yang berkepentingan.
3. alat pendorong organisasi, sehingga mampu menjadi dasar dan pendorong
untuk mencapai tujuan organisasi.
4. komitmen organisasi sehingga mampu sebagai katalisator dalam membentuk
komitmen untuk pelaksanaan berbagai ide atau suatu rencana strategis.

Budaya Melayani

Bagaimana mengembangkan budaya kerja positif di rumah sakit?

Memahami arti dan fungsi budaya kerja, maka di lingkungan rumah sakit perlu
dikembangkan suatu budaya kerja ke arah positif, maksudnya budaya kerja yang
mendukung pencapaian visi, misi dan tujuan. Sementara budaya organisasi timbul
dari budaya kelompok individu yang tergabung dalam organisasi tersebut.
Adanya perubahan positif, baik etika, sikap, perilaku maupun cara pandang
individu, yang berkembang menjadi tabiat kelompok individu (dari atasan hingga
bawahan), maka akan membentuk perubahan budaya kerja baru yang positif pula.

Sesuai dengan perkembangan baru dalam paradigma pelayanan, budaya kerja


rumah sakit yang positif adalah budaya kerja melayani. Caranya adalah dengan
contoh membiasakan arah orientasi tindakan dan sikap serta perilaku kepada
kepentingan orang lain yang dilayani, bukan kepentingan diri sendiri.

Namun, apabila orientasi tindakan ke arah kepentingan diri sendiri akan


bertentangan dengan “budaya kerja melayani” tersebut di atas. Contoh tindakan
yang negatif adalah karyawan rumah sakit yang suka membolos atau terlambat
datang. Kemudian perawat yang kurang perhatian terhadap pasien orang miskin,
dan dokter menyuruh pasien membeli obat atau alat di apotik tertentu.

Apabila tindakan yang positif dari setiap individu dapat dilaksanakan secara
konsisten dan terus menerus akan menghasilkan tabiat positif. Pada akhirnya
secara kelompok akan menghasilkan budaya kerja positif.

Jadi budaya kerja positif apapun yang akan kita kembangkan, yang penting
pelaksanaannya harus secara konsisten, mulai dari pimpinan dan terus menerus.

Budaya Kerja Rumah Sakit Islam Malang


Tujuh "K", Tujuh "S", dan Membasmi Tujuh "K" dalam budaya kerja

Tujuh "K" Tujuh "S" Membasmi tujuh "K"

• Ketaqwaan • Serius • Kotor


• Kedisimplinan • Santai • Kumuh
• Kejujuran • Sabar • Kemproh
• Kerja keras • Senyum, sapa, salam, sopan santun • Keset
• Kerja sama • Selesai • Kereng
• Kekeluargaan • Sukses • Kasar
• Keharmonisan • Selamat • Kasep

BUDAYA KERJA RSU BANYUMAS


(Tri Sukses RSU Banyumas)
 SUKSES PENINGKATAN MUTU (5M)
Mutu, Mudah, Murah, Mantap, Marem
 SUKSES PENINGKATAN DISIPLIN (5R)
Rapi, Rajin, Resik, Ramah, Rukun
 SUKSES PENINGKATAN EFESIENSI (CUBIT)
Cukup, Urgen, Baik, Irit, Terawat
Petugas Kesehatan RSU Banyumas mampu melakukan
5M:
 MUTU
Petugas yang mampu memberikan pelayanan sesuai standar pelayanan beretika dan
menimbulkan kepuasan pelanggan.
 MUDAH
Petugas yang memberikan pelayanan yang mudah akan menyenangkan bagi pelanggan. Bila
dapat dipermudah kenapa dipersulit, mudahkanlah urusan orang lain, gembirakanlah orang
lain jangan ditajut-takuti.
 MURAH
Seluruh aspek pelayanan yang diberikan petugas dapat terjangkau oleh masyarakat termasuk
oleh masyarakat yang tidak mampu, dengan kualitas pelayanan yang sama.
 MANTAP
Petugas yang bersikap profesional dalam memberikan pelayanan.
 MAREM
Petugas yang memberikan kepuasan kepada semua pihak. Puas bagi pelanggan, puas bagi
karyawan dan puas bagi pemilik RS. Kepuasan akan mendatangkan manfaat jangka panjang
sehingga rumah sakit dapat bertahan dan berkembang.
5R:
 RAPI
Petugas yang rapi dalam berpakaian, rapi dalam penataan ruang, rapi dalam barisan, akan
menyenagkan pelanggan yang memandang.
 RAJIN
Perilaku petugas yang didorong oleh semangat untuk selalu melakukan aktifitas yang efisien
dan efektif guna meningkatkan diri yang berkaitan dengan masalah pekerjaan, pengetahuan,
ibadah, peraturan hukum dan lain-lain.
 RESIK
Menjaga kebersihan adalah kewajiban petugas karena kebersihan pangkal kesehatan,
kebersihan adalah sebagian daripada iman.
 RAMAH
Sikap yang ditunjukkan petugas dalam memberikan pelayanan, tanpa membedakan status
sosial, asal, suku, dan agama diawali dengan 5S : Senyum-Salam-Sapa-Sentuh-Sopan/Santun.
 RUKUN
Petugas yang memiliki kemampuan bekerjasama tim dalam mewujudkan pelayanan yang
terbaik. Rukun diwujudkan dalam upaya saling mengenal satu sama lain, saling membantu,
saling memahami, saling menghargai, dan saling mengingatkan.
CUBIT:
 CUKUP
Petugas yang dalam melaksanakan tugas pengadaan dilakukan sesuai kebutuhan. Semua alat
sarana dan prasarana terpenuhi dan tidak berlebih.
 URGEN
Petugas yang mampu mendahulukan yang terpenting di antara yang penting. Pengadaan alat
sesuai skala prioritas.
 BAIK
Petugas yang dlam melakukan pengadaan untuk pelayanan kepada pelanggan mengutamakan
yang baik dan bisa digunakan. Kualitas alat baik dan harga terjangkau.
 IRIT
Petugas yang tidak melakukan pemborosan (Efisien dan efektif)
TERAWAT
Setiap sarana dan prasarana selalu dalam kondisi siap pakai dan alat dapat dipakai dalam waktu
yang lama.

Вам также может понравиться