Вы находитесь на странице: 1из 22

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Buah-buahan merupakan hasil produk pertanian yang sangat melimpah di
daerah tropis seperti Indonesia. Buah mengandung banyak nutrisi yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh seperti vitamin, mineral, serat dan zat – zat lainnya.
Biasanya, kebanyakan buah dikonsumsi pada saat matang optimum karena
kandungan gula dan patinya yang melimpah. Hal yang membedakan tingkat
kematangan buah dapat berupa warna, ukuran, bentuk, dan tekstur buah itu
sendiri. Dari berbagai macam ciri-ciri tersebut, yang paling mudah untuk
mengenali tingkat kematangan buah adalah warna karena dapat dilihat langsung
oleh mata. Uji kematangan buah dapat ditentukan dengan berbagai cara salah
satunya dengan uji warna dan uji fisik.
Proses pematangan pada buah sangat berhubungan dengan perubahan warna,
permeabilitas membrane, kandungan hormon, produksi uap, respirasi,dan
pelembutan dinding sel. Etilen merupakan hormon yang berperan sangat penting
dalam pematangan buah (Peter,2008). Menurut (Pratisto, 2008), etilen adalah
senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang pada suhu kamar berbentuk gas. Senyawa
ini dapat menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan penting dalam proses
pertumbuhan dan pematangan hasil-hasil pertanian. Etilen akan berperan apabila
terjadi perubahan secara fisiologis pada suatu tanaman. Hormon ini akan berperan
dalam proses pematangan buah dalam fase klimaterik. Perubahan warna adalah
salah satu bentuk perubahan komposisi pada buah, warna ini disebabkan karena
kandungan klorofil selama pematangan buah menurun secara perlahan. Buah yang
sudah matang, teksturnya menjadi lunak. Pelunakan adalah perubahan komposisi
senyawa pektin. Pelunakan buah terjadi karena pemecahan protopektin yang tidak
larut menjadi pektin yang larut, adanya hidrolisis pati atau lemak, sintesis lignin
dalam beberapa buah atau sayuran.
Oleh karena itu, praktikum ini dilakukan untuk mengatahui tingkat
kematangan buah dengan cara uji fisik dan uji warma. Uji fisik dilakukan melalui
mengukur luas permukaan buah dan berat jenis buah. Uji warna dilakukan
menggunakan pengamatan secara langsung dan menggunakan colour reader.
Tingkat kematangan buah

1.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah mengetahui tingkat kematangan buah melalui uji
fisik dan uji warna. Selain itu praktikum ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan warna dan fisik buah berdasarkan tingkat kematangannya.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mangga
Mangga merupakan tanaman buah tahunan (parennial plants) berupa pohon
berbatang keras yang tergolong kedalam famili Anarcadiaceae. Mangga
diperkirakan berasal dari negara India. Tanaman ini kemudian menyebar ke
wilayah Asia Tenggara termasuk Malaysia dan Indonesia. Kata mangga sendiri
berasal dari bahasa Tamil, yaitu mangas atau man-kay. Dalam bahasa botani,
mangga disebut Mangifera indica L. yang berarti tanaman mangga berasal dari
India (Rohmaningtyas, 2010). Menurut Safitri (2012) taksonomi tanaman mangga
diklasifikasikan sebagai berikut.
Kingdom : Plantae
Diviso : Spermatophyt
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera indica L.
Tanaman mangga bisa tumbuh hingga ketinggian 20 meter. Pohon mangga
terdiri atas akar, batang, daun, bunga, dan buah. Bagian batang buah bertekstur
kasar dan berwarna cokelat kelabu hingga kehitaman. Pohon mangga bertajuk
rimbun dengan lebar hingga 10 cm. Daun mangga terbagi menjadi tangkai daun
dan badan daun. Daun mangga diselimuti kulit tipis yang tidak bisa dilihat dengan
mata telanjang. Panjang daun keseluruhan antara 8,47-23,82 cm, lebar daun antara
3,22-6,04 cm (Nilasari et al, 2013). Buah mangga memiliki bentuk dan ukuran
yang bervariasi. Bentuk mangga ada yang bulat, seperti telur, dan lonjong. Kulit
buah mangga agak tebal dengan warna yang bervariasi yakni hijau, kekuningan
hingga kemerahan jika telah matang. Buah mangga terdiri dari kulit kurang lebih
11%-18%, biji 14-22%, dan daging buah bagian yang paling besar yakni 60-75%.
Daging buah mangga yang matang memiliki rasa yang manis, mengandung
banyak air, dan berbau wangi khas mangga. Komposisi terbanyak buah mangga
adalah air dan karbohidrat (gula). Adapun komposisi kimia buah mangga dapat
diuraikan seperti pada Tabel 1. berikut:
Tabel 1. Daftar komposisi kimia dan nilai gizi buah mangga per 100 gram
Nilai Rata Rata Buah Mangga
Kandungan Zat
Mentah Matang
Air (%) 09,00 86,10
Protein (%) 00,70 00,60
Lemak (%) 00,10 00,10
Gula total (%) 08,80 11,80
Serat (%) - 01,10
Mineral (%) 00,40 00,30
Kapur (%) 00,03 00,01
Fosfat (%) 00,02 00,02
Besi (mg/gram) 04,50 00,30
Vitamin A 150 IU 4.800 IU
Vitamin BI (mg/gram) - 00,04
Vitamin B2 (mg/gram) 00,03 00,05
Vitamin C (mg/gram) 03,00 13,00
Asam nicotinat (mg/gram) - 00,30
Nilai kalori per 100 gram 39,00 50-60
Sumber Pracaya, 2009.
Buah mangga mengandung vitamin C, serat tinggi, dan pektin untuk
menurunkan kolestero dalam darah. Kandungan antioksidan pada buah mangga
berguna untuk mencegah penyakit kanker. Buah mangga mengatur keseimbangan
kadar insulin karena adanya kandungan indeks glikemik dengan kadar rendah
sehingga dapat dikonsumsi oleh penderita diabetes.
2.2 Uji Warna
Warna adalah cahaya yang dipantulkan dari benda kemudian ditangkap oleh
mata. Warna merupakan parameter mutu produk pertanian baik yang masih segar
maupun sudah diolah (Rosmisari, 2010). Tedapat pigmen alami yang memiliki
peran sangat penting bagi parameter kualitas buah mangga adalah karotenoid.
Karakteristik warna buah mangga adalah warna kuning oranye yaitu menandakan
adanya kandungan karotenoid. Kulit buah mangga mengandung beta-karoten yang
tinggi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber ekstrak beta karoten. Ekstrak
yang dihasilkan tersebut dapat digunakan sebagai zat tambahan atau sebagai
antioksidan. Mangga yang berwarna merah oranye, oranye, atau kuning oranye
memiliki kandungan beta karoten yang lebih tinggi dibanding mangga yang
berwarna kulit hijau. Kandungan karotenoid pada buah mangga sangat bervariasi
dan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kondisi lingkungan, kematangan
buah, dan jenis kultivar (Wardiyati et al, 2008).
Pengujian warna pada mangga dilakukan hanya pada kulitnya. Uji warna
yang dilakukan ada dua yakni uji visual dan uji colorreader. Pengujian secara
visual dilakukan dengan mengambill foto sampe lalu diamati. Uji colorreader
dilakukan dengan menggunakan alat yakni colorreader. Color redaer merupakan
alat ukur warna yang didesain dengan tiga reseptor sehingga bisa membedakan
warna akurat antara terang dan gelap. Prinsip kerja color reader adalah sistem
pemaparan warna dengan menggunakan sistem CIE dengan tiga reseptor warna
yaitu L, a, b Hunter (Rosmisari, 2010). Nilai L menunjukkan tingkat kecerahan
sampel. Semakin cerah sampel makan nilai L yang dihasilkan semakin mendekati
nilai 100 dan sebaliknya. Nilai a menunjukkan kemerahan atau kehijauan, dan
nilai b menunjukkan kekuningan atau kebiruan. Cara kerja dari colorreader adalah
ditempelkan pada sampel yang akan diuji. Kemudian tekan tombol pengujian
hingga berbunyi atau lampu pada colorreader menyala. Setelah itu akan muncul
nilai L, a, dan b dalam bentuk angka.
2.3 Uji Fisik
Buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (Ovarium), dan
merupakan salah satu jenis makanan yang memiliki kandungan gizi, vitamin,
mineral, yang pada umumnya sangat baik untuk dikonsumsi setiap hari. (Winarno
2008). Setiap buah mempunyai sifat fisik yang berbeda-beda. Perbedaan tingkat
kematangan juga menyebabkan perbedaan sifat fisik. Sifat fisik buah yang sering
meliputi parameter antara lain: warna, aroma, rasa, bentuk ukuran dan kekerasan.
Umumnya diamati secara subyektif, sedangkan parameter berat ditetapkan secara
obyektif menggunakan alat timbangan.
Salah satu pengujian fisik adalah pengujian berat dan volume buah. Dengan
berat dan volume ini akan didapatkan berat jenis sampel. Kematangan buah dapat
dideteksi dengan berat jenis buah. Volume dapat ditentukan dengan pengukuran
berdasarkan pendekatan geometri (Satuhu, 2013). Tingkat kematangan akan
menyebabkan terjadinya perubahan fisik dan kimia buah-buahan tersebut. Proses
pematangan buah merupakan suatu fase dimana buah tersebut berubah secara
tekstur menjadi lebih lunak, terjadinya perubahan cita rasa dan warna serta
peningkatan kadar air daging buah tersebut. Pematangan buah banyak dipengaruhi
oleh berbagai faktor, diantaranya yaitu faktor internal yang meliputi kegiatan
fisiologis buah tersebut dan faktor eksternal yang meliputi interaksinya dengan
lingkungan.
BAB 3 METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
1. Penggaris
2. Pisau
3. Kertas mm Blok
4. Coloureader
5. Timbangan
3.1.2 Bahan
1. Mangga Setengah Masak
2. Manga Masak
3. Mangga Lewat Masak

3.2 Skema Kerja dan Fungsi Perlakuan


3.2.1 Uji Warna

Mangga

Pengambilan gambar Pengamatan warna


secara bebas pada dengan coloureader
ketiga sampel pada 5 titik disetiap
kulit sampel
Pengamatan dan
analisa warna secara Perhitungan
visual L*, a*, b*

Pada praktikum uji warna buah mangga, digunakan tiga jenis bahan
mangga dengan tingkat kematangan yang berbeda yaitu mangga setengah
masak, manga masak dan mangga lewat masak. Perbedaan pada sampel
bertujuan untuk membedaakan warna dari ketiga sampel dengan tingkat
kematangan yang berbeda. Kemudian dilakukan pengambilan gambar pada
ketiga sampel dengan menggunakan kamera ponsel. Kamera ponsel yang
diakukan harus sama agar tidak mempengaruhi hasil. Selanjutnya dilakukan
pengamatan dan analisa warna secara visual yang bertujuan untuk mengetahui
tingkat perbedaan warana berdasarkan tingka kematangan mangga secara
visual. Langkah berikutnya dilakukan pengamatan warna dengan coloureader
pada 5 titik disetiap sampel. Sebelum dilakukan pengamatan terlebih dahulu
colorreader di tempelkan ke ubin untuk mendapatkan nilai L, a, b standar.
Pengamatan pada 5 titik ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan warna tiap
sisinya. Pengamatan warna dengan colorreader bertujuan untuk
mengidentifikasi perbedaan warna antara sampel dan standar dengan
menggunakan nilai L*, a*, b*. Setelah semua titik tiap sampel diketahui nilai
L, a, b sampel maka dilanjutkan dengan perhitungan untuk mengetahui warna
yang dihasilkan dari ketiga sampel yang diuji.
3.2.2 Uji Fisik

Mangga

Penimbangan masing – masing sampel

Pengukuran ketebalan

Pemotongan sampel Pengupasan kulit


secara melintang pada seluruh
dengan tebal 0,5 bagian sampel

Pengambilan gambar
setiap sampel dengan
jarak 30 cm

Pengupasan kulit
pada sampel

Pengukuran dengan kertas milimeter blok

Perhitungan luas permukaan dan volume tiap sampel

Pada pengujian fisik menggunakan mangga dengan tiga tingkat


kematangan yakni mangga setengah matang, mangga matang, dan mangga
lewat matang. Setelah mangga disiapkan dilanjutkan dengan penimbangan
masing-masing mangga. Penimbangan ini untuk mengetahui berat masing-
masing mangga dan juga akan digunakan untuk membantu perhitungan berat
jenis. Lalu mangga di ukur ketebalannya sebagai tinggi. Pengukuran
ketebalan ini bertujuan untuk menghitung volume yang juga akan digunakan
dalam perhiungan berat jenis. Setelah itu masing-masing mangga dipotong
secara melintang. Setelah itu diukur ketebalan 0,5cm untuk dipitong lagi.
Pemotongan ini untuk mengetahui perbedaan kelebaran ppotongan buah
mangga secara melingkar. Setelah itu difoto pada jarak 30cm diatas sampel.
Bagian lainnya diambil kulitnya saja termasuk yang difoto. Pengambilan kulit
ini kemudian disusun pada kertas milimeter blok untuk menghitung luas
permukaan. Setelah semua sampel diukur luas permukaannya diteruskan
dengan menghitung volume dan berat jenis tiap sampel.
BAB 4 DATA PENGAMATAN DAN HASIL PERHITUNGAN

4.1 Data Pengamatan


4.1.1 Uji Warna
a. Visual
Pengamatan warna
Sampel
Setengah matang matang Lewat matang

Mangga

Warna hijau gelap Warna hijau terang Warna hijau kekuningan


Tekstur keras Tekstur agak keras Tekstur lunak
Permukaan halus Permukaan halus Permukaan kasar

b. Colorreader
Sampel L* a* b*
Mangga setengah matang 1 -30,6 -4,6 +3,4
Mangga setengah matang 2 -31,1 -4,3 +1,4
Mangga setengah matang 3 -30,1 -6,0 +3,7
Mangga setengah matang 4 -28,6 -6,7 +5,4
Mangga setengah matang 5 -32,8 -3,2 +0,6
Mangga matang 1 -32,4 -2,3 +1,6
Mangga matang 2 -29,6 -5,8 +4,8
Mangga matang 3 -27,5 -6,7 +3,2
Mangga matang 4 -30,6 -5,0 +4,3
Mangga matang 5 -29,9 -3,9 +3,1
Mangga lewat matang 1 -30,7 -1,3 +4,0
Mangga lewat matang 2 -27,5 -1,8 +8,3
Mangga lewat matang 3 -26,8 -3,8 +8,9
Mangga lewat matang 4 -24,4 -2,5 +12.5
Mangga lewat matang 5 -23,0 -6,6 +13,1
Keterangan: Lstandar : +94,35
astandar : -5,75
bstandar : +6,51
4.1.2 Uji Fisik
Luas Permukaan Ketebalan Massa
Sampel
(cm2) (cm) (gr)
Mangga setengah matang 210 6,4 287
Mangga matang 240 6,2 247
Mangga lewat matang 180 6,3 216,8

4.2 Hasil Perhitungan


4.2.1 Uji Warna
Sampel Rata-rata L* Rata-rata a* Rata-rata b*
Mangga setengah matang 33,16 -3,86 22,4
Mangga matang 33,8 -3,64 22,9
Mangga lewat matang 37,32 -2,1 28,86

4.2.2 Uji Fisik


Sampel Volume (cm3) Massa Jenis (gr/cm3)
Mangga setengah matang 1344 0,1912
Mangga matang 1488 0,1647
Mangga lewat matang 1134 0,2135
BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Uji Warna


Buah mangga merupakan buah yang memiliki banyak manfaat. Buah mangga
mengandung vitamin C, serat tinggi, dan pektin untuk menurunkan kolestero
dalam darah. Kandungan antioksidan pada buah mangga berguna untuk mencegah
penyakit kanker. Buah mangga mengatur keseimbangan kadar insulin karena
adanya kandungan indeks glikemik dengan kadar rendah sehingga dapat
dikonsumsi oleh penderita diabetes.
Pada data pengamatan uji warna visual di dapatkan data pada mangga
setengah matang memiliki ciri ciri warna pwermukaan kulit hijau gelap, tekstur
keras dan permukaan kulit yang halus. Pada mangga matang memiliki ciri ciri
warna permukaan kulit hijau terang, tekstur agak keras dan permukaan yang
halus. Pada mangga lewat matang di dapatkan ciri ciri warna permukaan kulit
hijau kekuningan, teksturnya lunak dan permukaan kasar. Dari data ketiga sampel
tersebut dapat di simpulkan bahwa semakin matang buah maka warnanya semakin
cerah dan kekuningan. Tekstur buah yang matang lama kelamaan akan menjadi
lunak dan permukaan kulit semakin kasar karena kandungan gula pada buah
keluar yang menyebabkan bintik bintik hitam pada kulit buah. Selain itu bintik
hitam pada buah karena pengaruh eksternal. Pengaruh esternal terjadi karena
benturan dan gesekan. Pengaruh eksternal ini yang menyebabkan permukan buah
menjadi kasar. Pada pematangan buah terdapat senyawa etilen yang berperan
untuk terjadinya perubahan secara fisiologis pada buah. Peruahan fisiologis pada
pematangan berubungan perubahan warna, permbilitas membran, kandungan
hormon, produksi uap, respirasi dan pelembutan dinding sel (Absulio, 2012).
Berdasarkan hasil perhitungan uji colour reader nilai rata-rata L* yang paling
mendekati dengan 100 adalah sampel mangga lewat matang dengan nilai 37,82.
Hal ini menunjukkan bahwa sampel mangga lewat matang memiliki tingkat
kecerahan yang tinggi. Nilai rata-rata a* yang paling kecil pada sampel mangga
setengah matang yang menunjukkan bahwa sampel berwarna hijau. Hal ini sesuai
dengan literatur bahwa semakin rendah nilai a* maka warna sampel semakin
berwarna hijau. Selain itu, jika dikaitkan dengan tingkat kematangan buah, buah
yang belum matang memilki warna cenderung lebih hijau. Pada nilai b* sampel
yang paling besar pada sampel mangga lewat matang dengan nilai 28,86. Semakin
besar nilai b* maka semakin menunjukkan warna kekuningan. Hal ini sesuai
dengan literature bahwa seiring bertambahnya tingkat kematangan, kulit buah
menunjukkan warna yang semakin kekuningan ( Hutching, 2009).

5.2 Uji Fisik


Setiap buah mempunyai sifat fisik yang berbeda-beda. Perbedaan tingkat
kematangan juga menyebabkan perbedaan sifat fisik. Sifat fisik buah yang sering
meliputi parameter antara lain: warna, aroma, rasa, bentuk ukuran dan kekerasan.
Umumnya diamati secara subyektif, sedangkan parameter berat ditetapkan secara
obyektif menggunakan alat timbangan. Pada data pengamatan di dapatkan data
bahwa ketiga sampel mangga memiliki luas permukaan, ketebalan, masa yang
berbeda beda. Luas permukaan mangga setangah matang adalah 210 cm2, mangga
matang 240 cm2 dan mangga lewat matang 180 cm2. Ketebalan mangga setengah
matang hingga lewat matang secara berturut turut adalah 6,4 , 6,2 dan 6,3. Berat
yang paling besar di dapatkan pada mangga setengah matang sebesar 287 gr di
ikuti mangga matang sebesar 247 gr dan mangga lewat matang sebesar 216,8 gr.
Hal ini menandakan tingkat kematangan ketiga sampel mangga tidak
mempengaruhi perubahan fisik pada sampel mangga.
Pada hasil perhitungan di dapatkan data volume tiap sampel berturut turut
adalah 1344 cm3, 1488 cm3 dan 1134 cm3. Nilai volume di dapatkan dari luasa
permukaan di kali dengan ketebalan, semakin tinggi nilai luas permukaan dan
ketebalan maka semakin tinggi pula volumenya. Masa jenis yang di dapatkan
berturut turut adalah 0,1912 gr/cm3, 0,1642 gr/cm3 dan 0,2135 gr/cm3. Dari nilai
volume dapat di hasilkan masa jenis dengan rumus masa di bagi volume. Nilai
volume berbanding terbalik dengan nilai masa jenis. Semakin besar volumenya
maka massa jenisnya makin kecil. Hal ini menandakan bahwa buah yang
berukuran besar memiliki massa jenis yang kecil. Tingkat kematangan buah pada
praktikum ini tidak mempengaruhi ukuran buah dikarenakan tiap kematangan
memiliki ukuran yang berbeda-beda.
Tingkat kematangan buah dipengaruhi oleh laju respirasi. Laju respirasi
merupakan indeks untuk menentukan umur simpan buah-buahan seteah dipanen.
Besarnya laju respirasi dipengaruhi oleh dua faktor yaiti faktor eksternal dan
faktor internal. Selain laju respirasi, tingkat kematangan buah juga dipengaruhi
oleh hormon. Hormon tersebut adalah auksin, giberelin, dan gas etilen. Hormon
auksin diproduksi oleh biji yang menyebabkan kematangan buah. Hormon
giberelin mempengaruhi penambahan ukuran buah, merangsang pembungaan dan
pembelahan tepung polen. Gas etilen bertujuan untuk meningkatkan aktivitas
enzim yang membantu pelunakan buah (Sutrisno, 2011).
BAB 6 PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. tingkat kematangan buah dapat diketahui melalui uji fisik dan uji warna.
Uji fisik dapat dilakukan dengan mengukur luas permukaan dan volume.
Uji warna dilakukan secara visual dan menggunakan colour reader.
2. semakin matang buah maka warnanya semakin cerah dan kekuningan.
Tekstur buah yang matang lama kelamaan akan menjadi lunak dan
permukaan kulit semakin kasar.
3. Nilai volume berbanding terbalik dengan nilai masa jenis. Semakin besar
volumenya maka massa jenisnya makin kecil.
6.2 Saran
Saran untuk praktikum kedepannya diharapkan praktikan lebih berhati-hati
dalam melakukan praktikum khususnya pada penggunaan benda tajam. Praktikan
diharap lebih teliti dalam melakukan praktikum untuk meminimalisir kesalahan
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Absulio. 2012. Kajian Pola Penyerapan Etilen dan Oksigen untuk Penyimpanan
Buah Segar.Bogor: IPB.
Hutching, J.B. 2009. Food Color and Apearance. Maryland: Aspen publisher Inc.
Nilasari, A., J.B.S. Heddy dan T. Wardiyati. 2013. Identifikasi keragaman
morfologi daun Mangga (Mangifera indica L.) pada tanaman hasil
persilangan antara Varietas Arumanis 143 dengan Podang Urang umur 2
tahun. Jurnal Produksi Tanaman,1(1) : 61-69.
Peter. 2008. Fisiologi Pasca Panen. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Pracaya. 2009. Hama Dan Penyakit Tanaman. Jakarta: Penebar Swadaya.
Pratisto, A. 2008. Pengaruh Pemerian Ethepon sebagai Bahan Perangsang
Pematangan Terhadap Mutu Buah Pisang. Yogyakarta : UGM Press.
Rohmaningtyas, D. 2010. Perbanyakan tanaman mangga dengan teknik okulasi di
kebun benih tanaman pangan dan hortikultura Tejomantri Wonorejo
Polokarto Sukoharjo. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Rosmisari, A. 2010. Review: Tepung jagung komposit, pembuatan dan
Pengolahannya. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Inovatif Pascapanen
Pengembangan Pertanian . Bogor: BPPPT.
Safitri, Anisa Arga. 2012. Studi Pembuatan Fruit Leather Mangga-Rosella.
Makasar: Fakultas Pertanian, Universitas Hasanudin.
Satuhu, S. 2013. Penanganan dan Pengolahan Buah. Jakarta: Penebar Swadaya.
Sutrisno. 2011. Rekayasa Otomatis Pematangan Buatan Buah-Buahan Tropika
dengan Pendekatan Inferensi Fuzzy. Jakarta: Kementerian Riset dan
Teknologi dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Wardiyati., et al. 2010. Evaluation Of Scar18 Marker Linked To Β-Carotene For
Early Screening Of Mango (Mangifera Indica L.) Progenies. AGRIVITA. Vol.
32 No. 3.
Winarno F. G. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Bogor: M-Brioo Press.
LAMPIRAN PERHITUNGAN

1. Warna
L = Lsatandar +dL a*= a standar + da b*= b standar + db

a. Mangga setengah matang

Titik 1 Titik 4
L = 63,8 + (-30,6) = 33,2 L = 63,8 + (-28,6) = 35,2
a* = 1,1 + (-4,6) = -3,5 a* = 1,1 + (-6,7) = -5,6
b* = 19,5 + 3,4 = 22,9 b* = 19,5 + 5,4 = 24,9
Titik 2 Titik 5
L = 63,8 + (-31,1) = 32,7 L = 63,8 + (-32,8) = 31
a* = 1,1 + (-4,3) = -3,2 a* = 1,1 + (-3,2) = -2,1
b* = 19,5 + 1,4 = 20,9 b* = 19,5 + 0,6 = 20,1
Titik 3
L = 63,8 + (-30,1) = 33,7
a* = 1,1 + (-6,0) = -4,9
b* = 19,5 + 3,7 = 23,2

33,2+32,7+33,7+35,2+31
L*= 5

= 33,16

−3,5+(−3,2)+(−4,9)+(−5,6)+(−2,1)
a* = 5

= -3,86

22,9+20,9+23,2+24,9+20,1
b* = 5

= 22,4
b. Mangga matang

Titik 1 Titik 4
L = 63,8 + (-32,4) = 31,4 L = 63,8 + (-30,6) = 33,2
a* = 1,1 + (-2,3) = -1,2 a* = 1,1 + (-5,0) = -3,9
b* = 19,5 + 1,6 = 21,1 b* = 19,5 + 4,3 = 23,8
Titik 2 Titik 5
L = 63,8 + (-29,6) = 34,2 L = 63,8 + (-29,9) = 33,9
a* = 1,1 + (-5,8) = -4,7 a* = 1,1 + (-3,9) = -2,8
b* = 19,5 + 4,8 = 24,3 b* = 19,5 + 3,1 = 22,6
Titik 3
L = 63,8 + (-27,5) = 36,3
a* = 1,1 + (-6,7) = -5,6
b* = 19,5 + 3,2 = 22,7

31,4+34,2+36,3+33,2+33,9
L*= 5

= 33,8

−1,2+(−4,7)+(−5,6)+(−3,9)+(−2,8)
a* = 5

= -3,64

21,1+24,3+22,7+23,8+22,6
b* = 5

= 22,9
c. Mangga lewat matang

Titik 1 Titik 4
L = 63,8 + (-30,7) = 33,1 L = 63,8 + (-24,4) = 39,4
a* = 1,1 + (-1,3) = -0,2 a* = 1,1 + (-2,5) = -1,4
b* = 19,5 + 4,0 = 23,5 b* = 19,5 + 12,5 = 32,0
Titik 2 Titik 5
L = 63,8 + (-27,5) = 36,3 L = 63,8 + (-23,0) = 40,8
a* = 1,1 + (-1,8) = -0,7 a* = 1,1 + (-6,6) = -5,5
b* = 19,5 + 8,3 = 27,8 b* = 19,5 + 13,1 = 32,6
Titik 3
L = 63,8 + (-26,8) = 37
a* = 1,1 + (-3,8) = -2,7
b* = 19,5 + 8,9 = 28,4

33,6+36,8+37,5+39,9+41,3
L*= 5

= 37,32

−0,2+(−0,7)+(−2,7)+(−1,4)+(−5,5)
a* = 5

= -2,1

23,5+27,8+28,4+32,0+32,6
b* = 5

= 28,86

Volume
Mangga setengah matang
V = ketebalan x luas permukaan
= 6,4 x 210
= 1344 cm3
Mangga matang
V = ketebalan x luas permukaan
= 6,2 x 240
= 1488 cm3
Mangga lewat matang
V = ketebalan x luas permukaan
= 6,3 x 180
= 1134 cm3
Massa jenis (gr/cm3)

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
Rumus: 𝑣𝑜𝑢𝑚𝑒

Mangga setengah matang


287
𝜌=
1344

= 0,2135
Mangga matang
245
𝜌=
1488

= 0,1647
Mangga lewat matang
216,8
𝜌=
1134

= 0,1912
LAMPIRAN DOKUMENTASI

Вам также может понравиться