Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah mengetahui tingkat kematangan buah melalui uji
fisik dan uji warna. Selain itu praktikum ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan warna dan fisik buah berdasarkan tingkat kematangannya.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mangga
Mangga merupakan tanaman buah tahunan (parennial plants) berupa pohon
berbatang keras yang tergolong kedalam famili Anarcadiaceae. Mangga
diperkirakan berasal dari negara India. Tanaman ini kemudian menyebar ke
wilayah Asia Tenggara termasuk Malaysia dan Indonesia. Kata mangga sendiri
berasal dari bahasa Tamil, yaitu mangas atau man-kay. Dalam bahasa botani,
mangga disebut Mangifera indica L. yang berarti tanaman mangga berasal dari
India (Rohmaningtyas, 2010). Menurut Safitri (2012) taksonomi tanaman mangga
diklasifikasikan sebagai berikut.
Kingdom : Plantae
Diviso : Spermatophyt
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera indica L.
Tanaman mangga bisa tumbuh hingga ketinggian 20 meter. Pohon mangga
terdiri atas akar, batang, daun, bunga, dan buah. Bagian batang buah bertekstur
kasar dan berwarna cokelat kelabu hingga kehitaman. Pohon mangga bertajuk
rimbun dengan lebar hingga 10 cm. Daun mangga terbagi menjadi tangkai daun
dan badan daun. Daun mangga diselimuti kulit tipis yang tidak bisa dilihat dengan
mata telanjang. Panjang daun keseluruhan antara 8,47-23,82 cm, lebar daun antara
3,22-6,04 cm (Nilasari et al, 2013). Buah mangga memiliki bentuk dan ukuran
yang bervariasi. Bentuk mangga ada yang bulat, seperti telur, dan lonjong. Kulit
buah mangga agak tebal dengan warna yang bervariasi yakni hijau, kekuningan
hingga kemerahan jika telah matang. Buah mangga terdiri dari kulit kurang lebih
11%-18%, biji 14-22%, dan daging buah bagian yang paling besar yakni 60-75%.
Daging buah mangga yang matang memiliki rasa yang manis, mengandung
banyak air, dan berbau wangi khas mangga. Komposisi terbanyak buah mangga
adalah air dan karbohidrat (gula). Adapun komposisi kimia buah mangga dapat
diuraikan seperti pada Tabel 1. berikut:
Tabel 1. Daftar komposisi kimia dan nilai gizi buah mangga per 100 gram
Nilai Rata Rata Buah Mangga
Kandungan Zat
Mentah Matang
Air (%) 09,00 86,10
Protein (%) 00,70 00,60
Lemak (%) 00,10 00,10
Gula total (%) 08,80 11,80
Serat (%) - 01,10
Mineral (%) 00,40 00,30
Kapur (%) 00,03 00,01
Fosfat (%) 00,02 00,02
Besi (mg/gram) 04,50 00,30
Vitamin A 150 IU 4.800 IU
Vitamin BI (mg/gram) - 00,04
Vitamin B2 (mg/gram) 00,03 00,05
Vitamin C (mg/gram) 03,00 13,00
Asam nicotinat (mg/gram) - 00,30
Nilai kalori per 100 gram 39,00 50-60
Sumber Pracaya, 2009.
Buah mangga mengandung vitamin C, serat tinggi, dan pektin untuk
menurunkan kolestero dalam darah. Kandungan antioksidan pada buah mangga
berguna untuk mencegah penyakit kanker. Buah mangga mengatur keseimbangan
kadar insulin karena adanya kandungan indeks glikemik dengan kadar rendah
sehingga dapat dikonsumsi oleh penderita diabetes.
2.2 Uji Warna
Warna adalah cahaya yang dipantulkan dari benda kemudian ditangkap oleh
mata. Warna merupakan parameter mutu produk pertanian baik yang masih segar
maupun sudah diolah (Rosmisari, 2010). Tedapat pigmen alami yang memiliki
peran sangat penting bagi parameter kualitas buah mangga adalah karotenoid.
Karakteristik warna buah mangga adalah warna kuning oranye yaitu menandakan
adanya kandungan karotenoid. Kulit buah mangga mengandung beta-karoten yang
tinggi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber ekstrak beta karoten. Ekstrak
yang dihasilkan tersebut dapat digunakan sebagai zat tambahan atau sebagai
antioksidan. Mangga yang berwarna merah oranye, oranye, atau kuning oranye
memiliki kandungan beta karoten yang lebih tinggi dibanding mangga yang
berwarna kulit hijau. Kandungan karotenoid pada buah mangga sangat bervariasi
dan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kondisi lingkungan, kematangan
buah, dan jenis kultivar (Wardiyati et al, 2008).
Pengujian warna pada mangga dilakukan hanya pada kulitnya. Uji warna
yang dilakukan ada dua yakni uji visual dan uji colorreader. Pengujian secara
visual dilakukan dengan mengambill foto sampe lalu diamati. Uji colorreader
dilakukan dengan menggunakan alat yakni colorreader. Color redaer merupakan
alat ukur warna yang didesain dengan tiga reseptor sehingga bisa membedakan
warna akurat antara terang dan gelap. Prinsip kerja color reader adalah sistem
pemaparan warna dengan menggunakan sistem CIE dengan tiga reseptor warna
yaitu L, a, b Hunter (Rosmisari, 2010). Nilai L menunjukkan tingkat kecerahan
sampel. Semakin cerah sampel makan nilai L yang dihasilkan semakin mendekati
nilai 100 dan sebaliknya. Nilai a menunjukkan kemerahan atau kehijauan, dan
nilai b menunjukkan kekuningan atau kebiruan. Cara kerja dari colorreader adalah
ditempelkan pada sampel yang akan diuji. Kemudian tekan tombol pengujian
hingga berbunyi atau lampu pada colorreader menyala. Setelah itu akan muncul
nilai L, a, dan b dalam bentuk angka.
2.3 Uji Fisik
Buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (Ovarium), dan
merupakan salah satu jenis makanan yang memiliki kandungan gizi, vitamin,
mineral, yang pada umumnya sangat baik untuk dikonsumsi setiap hari. (Winarno
2008). Setiap buah mempunyai sifat fisik yang berbeda-beda. Perbedaan tingkat
kematangan juga menyebabkan perbedaan sifat fisik. Sifat fisik buah yang sering
meliputi parameter antara lain: warna, aroma, rasa, bentuk ukuran dan kekerasan.
Umumnya diamati secara subyektif, sedangkan parameter berat ditetapkan secara
obyektif menggunakan alat timbangan.
Salah satu pengujian fisik adalah pengujian berat dan volume buah. Dengan
berat dan volume ini akan didapatkan berat jenis sampel. Kematangan buah dapat
dideteksi dengan berat jenis buah. Volume dapat ditentukan dengan pengukuran
berdasarkan pendekatan geometri (Satuhu, 2013). Tingkat kematangan akan
menyebabkan terjadinya perubahan fisik dan kimia buah-buahan tersebut. Proses
pematangan buah merupakan suatu fase dimana buah tersebut berubah secara
tekstur menjadi lebih lunak, terjadinya perubahan cita rasa dan warna serta
peningkatan kadar air daging buah tersebut. Pematangan buah banyak dipengaruhi
oleh berbagai faktor, diantaranya yaitu faktor internal yang meliputi kegiatan
fisiologis buah tersebut dan faktor eksternal yang meliputi interaksinya dengan
lingkungan.
BAB 3 METODOLOGI PRAKTIKUM
Mangga
Pada praktikum uji warna buah mangga, digunakan tiga jenis bahan
mangga dengan tingkat kematangan yang berbeda yaitu mangga setengah
masak, manga masak dan mangga lewat masak. Perbedaan pada sampel
bertujuan untuk membedaakan warna dari ketiga sampel dengan tingkat
kematangan yang berbeda. Kemudian dilakukan pengambilan gambar pada
ketiga sampel dengan menggunakan kamera ponsel. Kamera ponsel yang
diakukan harus sama agar tidak mempengaruhi hasil. Selanjutnya dilakukan
pengamatan dan analisa warna secara visual yang bertujuan untuk mengetahui
tingkat perbedaan warana berdasarkan tingka kematangan mangga secara
visual. Langkah berikutnya dilakukan pengamatan warna dengan coloureader
pada 5 titik disetiap sampel. Sebelum dilakukan pengamatan terlebih dahulu
colorreader di tempelkan ke ubin untuk mendapatkan nilai L, a, b standar.
Pengamatan pada 5 titik ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan warna tiap
sisinya. Pengamatan warna dengan colorreader bertujuan untuk
mengidentifikasi perbedaan warna antara sampel dan standar dengan
menggunakan nilai L*, a*, b*. Setelah semua titik tiap sampel diketahui nilai
L, a, b sampel maka dilanjutkan dengan perhitungan untuk mengetahui warna
yang dihasilkan dari ketiga sampel yang diuji.
3.2.2 Uji Fisik
Mangga
Pengukuran ketebalan
Pengambilan gambar
setiap sampel dengan
jarak 30 cm
Pengupasan kulit
pada sampel
Mangga
b. Colorreader
Sampel L* a* b*
Mangga setengah matang 1 -30,6 -4,6 +3,4
Mangga setengah matang 2 -31,1 -4,3 +1,4
Mangga setengah matang 3 -30,1 -6,0 +3,7
Mangga setengah matang 4 -28,6 -6,7 +5,4
Mangga setengah matang 5 -32,8 -3,2 +0,6
Mangga matang 1 -32,4 -2,3 +1,6
Mangga matang 2 -29,6 -5,8 +4,8
Mangga matang 3 -27,5 -6,7 +3,2
Mangga matang 4 -30,6 -5,0 +4,3
Mangga matang 5 -29,9 -3,9 +3,1
Mangga lewat matang 1 -30,7 -1,3 +4,0
Mangga lewat matang 2 -27,5 -1,8 +8,3
Mangga lewat matang 3 -26,8 -3,8 +8,9
Mangga lewat matang 4 -24,4 -2,5 +12.5
Mangga lewat matang 5 -23,0 -6,6 +13,1
Keterangan: Lstandar : +94,35
astandar : -5,75
bstandar : +6,51
4.1.2 Uji Fisik
Luas Permukaan Ketebalan Massa
Sampel
(cm2) (cm) (gr)
Mangga setengah matang 210 6,4 287
Mangga matang 240 6,2 247
Mangga lewat matang 180 6,3 216,8
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. tingkat kematangan buah dapat diketahui melalui uji fisik dan uji warna.
Uji fisik dapat dilakukan dengan mengukur luas permukaan dan volume.
Uji warna dilakukan secara visual dan menggunakan colour reader.
2. semakin matang buah maka warnanya semakin cerah dan kekuningan.
Tekstur buah yang matang lama kelamaan akan menjadi lunak dan
permukaan kulit semakin kasar.
3. Nilai volume berbanding terbalik dengan nilai masa jenis. Semakin besar
volumenya maka massa jenisnya makin kecil.
6.2 Saran
Saran untuk praktikum kedepannya diharapkan praktikan lebih berhati-hati
dalam melakukan praktikum khususnya pada penggunaan benda tajam. Praktikan
diharap lebih teliti dalam melakukan praktikum untuk meminimalisir kesalahan
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Absulio. 2012. Kajian Pola Penyerapan Etilen dan Oksigen untuk Penyimpanan
Buah Segar.Bogor: IPB.
Hutching, J.B. 2009. Food Color and Apearance. Maryland: Aspen publisher Inc.
Nilasari, A., J.B.S. Heddy dan T. Wardiyati. 2013. Identifikasi keragaman
morfologi daun Mangga (Mangifera indica L.) pada tanaman hasil
persilangan antara Varietas Arumanis 143 dengan Podang Urang umur 2
tahun. Jurnal Produksi Tanaman,1(1) : 61-69.
Peter. 2008. Fisiologi Pasca Panen. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Pracaya. 2009. Hama Dan Penyakit Tanaman. Jakarta: Penebar Swadaya.
Pratisto, A. 2008. Pengaruh Pemerian Ethepon sebagai Bahan Perangsang
Pematangan Terhadap Mutu Buah Pisang. Yogyakarta : UGM Press.
Rohmaningtyas, D. 2010. Perbanyakan tanaman mangga dengan teknik okulasi di
kebun benih tanaman pangan dan hortikultura Tejomantri Wonorejo
Polokarto Sukoharjo. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Rosmisari, A. 2010. Review: Tepung jagung komposit, pembuatan dan
Pengolahannya. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Inovatif Pascapanen
Pengembangan Pertanian . Bogor: BPPPT.
Safitri, Anisa Arga. 2012. Studi Pembuatan Fruit Leather Mangga-Rosella.
Makasar: Fakultas Pertanian, Universitas Hasanudin.
Satuhu, S. 2013. Penanganan dan Pengolahan Buah. Jakarta: Penebar Swadaya.
Sutrisno. 2011. Rekayasa Otomatis Pematangan Buatan Buah-Buahan Tropika
dengan Pendekatan Inferensi Fuzzy. Jakarta: Kementerian Riset dan
Teknologi dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Wardiyati., et al. 2010. Evaluation Of Scar18 Marker Linked To Β-Carotene For
Early Screening Of Mango (Mangifera Indica L.) Progenies. AGRIVITA. Vol.
32 No. 3.
Winarno F. G. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Bogor: M-Brioo Press.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
1. Warna
L = Lsatandar +dL a*= a standar + da b*= b standar + db
Titik 1 Titik 4
L = 63,8 + (-30,6) = 33,2 L = 63,8 + (-28,6) = 35,2
a* = 1,1 + (-4,6) = -3,5 a* = 1,1 + (-6,7) = -5,6
b* = 19,5 + 3,4 = 22,9 b* = 19,5 + 5,4 = 24,9
Titik 2 Titik 5
L = 63,8 + (-31,1) = 32,7 L = 63,8 + (-32,8) = 31
a* = 1,1 + (-4,3) = -3,2 a* = 1,1 + (-3,2) = -2,1
b* = 19,5 + 1,4 = 20,9 b* = 19,5 + 0,6 = 20,1
Titik 3
L = 63,8 + (-30,1) = 33,7
a* = 1,1 + (-6,0) = -4,9
b* = 19,5 + 3,7 = 23,2
33,2+32,7+33,7+35,2+31
L*= 5
= 33,16
−3,5+(−3,2)+(−4,9)+(−5,6)+(−2,1)
a* = 5
= -3,86
22,9+20,9+23,2+24,9+20,1
b* = 5
= 22,4
b. Mangga matang
Titik 1 Titik 4
L = 63,8 + (-32,4) = 31,4 L = 63,8 + (-30,6) = 33,2
a* = 1,1 + (-2,3) = -1,2 a* = 1,1 + (-5,0) = -3,9
b* = 19,5 + 1,6 = 21,1 b* = 19,5 + 4,3 = 23,8
Titik 2 Titik 5
L = 63,8 + (-29,6) = 34,2 L = 63,8 + (-29,9) = 33,9
a* = 1,1 + (-5,8) = -4,7 a* = 1,1 + (-3,9) = -2,8
b* = 19,5 + 4,8 = 24,3 b* = 19,5 + 3,1 = 22,6
Titik 3
L = 63,8 + (-27,5) = 36,3
a* = 1,1 + (-6,7) = -5,6
b* = 19,5 + 3,2 = 22,7
31,4+34,2+36,3+33,2+33,9
L*= 5
= 33,8
−1,2+(−4,7)+(−5,6)+(−3,9)+(−2,8)
a* = 5
= -3,64
21,1+24,3+22,7+23,8+22,6
b* = 5
= 22,9
c. Mangga lewat matang
Titik 1 Titik 4
L = 63,8 + (-30,7) = 33,1 L = 63,8 + (-24,4) = 39,4
a* = 1,1 + (-1,3) = -0,2 a* = 1,1 + (-2,5) = -1,4
b* = 19,5 + 4,0 = 23,5 b* = 19,5 + 12,5 = 32,0
Titik 2 Titik 5
L = 63,8 + (-27,5) = 36,3 L = 63,8 + (-23,0) = 40,8
a* = 1,1 + (-1,8) = -0,7 a* = 1,1 + (-6,6) = -5,5
b* = 19,5 + 8,3 = 27,8 b* = 19,5 + 13,1 = 32,6
Titik 3
L = 63,8 + (-26,8) = 37
a* = 1,1 + (-3,8) = -2,7
b* = 19,5 + 8,9 = 28,4
33,6+36,8+37,5+39,9+41,3
L*= 5
= 37,32
−0,2+(−0,7)+(−2,7)+(−1,4)+(−5,5)
a* = 5
= -2,1
23,5+27,8+28,4+32,0+32,6
b* = 5
= 28,86
Volume
Mangga setengah matang
V = ketebalan x luas permukaan
= 6,4 x 210
= 1344 cm3
Mangga matang
V = ketebalan x luas permukaan
= 6,2 x 240
= 1488 cm3
Mangga lewat matang
V = ketebalan x luas permukaan
= 6,3 x 180
= 1134 cm3
Massa jenis (gr/cm3)
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
Rumus: 𝑣𝑜𝑢𝑚𝑒
= 0,2135
Mangga matang
245
𝜌=
1488
= 0,1647
Mangga lewat matang
216,8
𝜌=
1134
= 0,1912
LAMPIRAN DOKUMENTASI