Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PERCOBAAN X
KROMATOGRAFI KERTAS
OLEH:
KELOMPOK : X (SEPULUH)
LABORATORIUM KIMIA
KENDARI
2019
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pengetahuan modern. Salah satu tehnik pemisahan dalam ilmu kimia adalah
teknik kromatografi.
berdasarkan prinsip yang sama yaitu seluruh bentuk kromatografi memiliki fase
diam (berupa padatan atau cairan) dan fase gerak (berupa cairan atau gas).
Berdasarkan fase gerak dan fase diam yang digunakan, kromatografi dibedakan
dan fase gerak berwujud cair), kromatografi gas-padat (kromatografi dengan fase
diam berwujud padat dan fase gerak berwujud gas), kromatografi gas-cair
(kromatografi dengan fase diam berwujud cair dan fase gerak berwujud gas) dan
kromatografi cair-cair (kromatografi dengan fase diam berwujud cair dan fase
penyerap selektif dapat sebagai sobekan kertas yang bergantung dalam larutan
yang akan dianalisis. Prinsip kromatografi kertas ialah adsorbsi dan kepolaran,
dimana adsorbsi didasarkan pada panjang komponen dalam campuran yang
karena komponen akan larut dan terbawa oleh pelarut jika memiliki kepolaran
yang sama serta kecepatan migrasi pada fase diam dan fase gerak.
Jarak antara jalannya pelarut bersifat relatif. Oleh karena itu, diperlukan
suatu perhitungan tertentu untuk memastikan spot yang terbentuk memiliki jarak
yang sama, nilai perhitungan tersebut yakni nilai Rf. Semakin besar nilai Rf dari
sampel maka semakin besar pula jarak bergeraknya senyawa tersebut pada plat
kromatografi lapis tipis. Identifikasi nilai Rf memiliki nilai yang sama senyawa
tersebut dikatakan memiliki karakteristik yang sama dan bila nilai Rfnya berbeda,
B. Rumusan Masalah
kromotografi kertas?
C. Tujuan Percobaan
D. Manfaat Percobaan
Manfaat yang dapat diperoleh pada percobaan ini adalah agar dapat
analisis. Kromatografi kertas tidak menjadi populer sampai karya Consden dkk.
Bakteriolog, ahli genetika, ahli botani, ahli zoologi, dan berbagai pekerja lainnya
karbohidrat, steroid, antibiotik, vitamin, dan banyak zat lain dalam sistem biologis
terdiri dua fase yaitu fase diam (berupa cairan atau padat) dan fase gerak (berupa
cairan dan gas). Pemisahan komponen campuran dapat terjadi karena adanya
yang sangat jenuh dengan air. Metode ini, kertas saring tebal terdiri dari
2016).
dilakukan dan mudah dikuasai. Dengan fase gerak yang dipilih dengan benar
pelarut, seorang analis dapat dengan cepat menentukan jumlah konstituen dari
sampel campuran. Keuntungan lain dari metode ini adalah memerlukan sampel
yang relatif kecil, nilai tambah yang besar di dunia yang sadar biaya saat ini.
kromatografi; dan setiap spesies yang tidak berwarna sulit untuk diamati pada
bukan metode preparatif. Karena ukuran sampel sangat kecil, sulit untuk
melakukan analisis lebih lanjut setelah konten sampel dipisahkan (Balammal and
Saravana., 2014)
standar, pada Kromatografi Gas telah diaplikasikan secara luas oleh para analis
kimia, karena lebih reliable dan reproducible dibanding waktu retensi (tR) dan
faktor retensi (Rf), hal ini disebabkan karena Indeks Retensi Kovats tidak sensitif
terhadap perubahan kolom, panjang kolom, diameter kolom, gas pembawa, laju
alir, pre kolom, dan terhadap sedikit perubahan terhadap kondisi eksperimen
lainnya, bila dibandingkan dengan waktu retensi dan faktor kapasitas. (Mahmudi
dkk., 2015).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
Kendari.
1. Alat
Alat alat yang digunakan dalam percobaan kromatografi kertas adalah kertas
cumber, gelas kimia 250 mL, gelas ukur 100 mL, dan gelas ukur 10 mL.
2. Bahan
timah (II) klorida (SnCl2), etil acetoacetate (C6H10O3), etil asetat (C4H8O2), kalium
Kertas whatman
- diukur 10 x 2 cm
- dibuat garis pada jarak 1 cm dari sisinya,
lalu digaris, kemudian ditandai titik yang
akan diteteskan cuplikan
Rf = 1,52 cm
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Data pengamatan
2. Analisis Data
Penyelesaian:
3,8 cm
=
2,5 cm
= 1,52 cm
B. Pembahasan
fase, yaitu fase diam (padat atau cair) dan fase gerak (cair atau gas). Kromatografi
meliputi kelarutan dalam berbagai pelarut serta sifat polar. Kromatografi biasanya
terdiri dari fase diam (fase stasioner) dan fase gerak (fase mobile). Fase gerak
membawa komponen suatu campuran melalui fase diam, dan fase diam akan
kromatografi yang berlainan bergantung pada perbedaan jenis fase, namun semua
mudah dan murah, banyak digunakan untuk identifikasi kualitatif walaupun untuk
analisa kuantitatif. kromatografi dalam fasa diam, berupa air yang terikat pada
selulosa kertas sedangkan fasa organiknya berupa pelarut organik non polar.
Susunan serat kertas membentuk medium berpori yang bertindak sebagai tempat
tingkat kesempurnaan pemisahan, dan kertas yang digunakan pada percobaan ini
warna kemudian digantung dalam wadah sehingga dasar kertas saring dicelupkan
dilakukan penotolan pada garis yang telah diberi tanda menggunakan larutan
dimasukkan kedalam chumber dan ditutup didiamkan hingga meresap pada kertas
hingga ¾ bagian dari kertas. Ketika sampel bahan kimia berwarna ditotolkan pada
kertas saring, pemisahan warna-warna dari sampel akan terjadi ketikan ujung
berbagai molekul dalam sampel sesuai polaritas molekul solut dan pelarut.
polaritas sekecil apapun pasti ada. Semakin tinggi kelarutan molekulnya, semakin
jauh migrasinya pada kertas. Jika suatu bahan kimia bersifat sangat non-polar, ia
chumber tersebut diukur jarak nodanya, lalu dicelupkan kembali kedalam larutan
Pengukuran jarak noda ke jarak pelarut diperoleh hasil sebesar 2,5 cm dan
pengukuran jarak titik sebesar 3,8 cm, sehingga dengan diketahuinya masing-
masing jarak noda dan jarak titik nilai faktor retensi dapat ditentukan, dimana
faktor retensi adalah perbandingan jarak tempuh zat terhadap jarak tempuh pelarut
maka dapat diambil kesimpulan bahwa prinsip dasar pada kromatografi kertas
fasa diam dan fasa gerak dan nilai Rf yang diperoleh sebanyak 1.52 cm.
DAFTAR PUSTAKA
Afriyeni, H dan Nila, W. U., 2016, Identifikasi Zat Warna Rhodamin B Pada
Lipstik Berwarna Merah Yang Beredar Di Pasar Raya Padang, Jurnal
Farmasi Higea, 8 (1).
Mahmudi., Saiful., Khairan., dan Rinaldi, I., 2015, Penentuan Waktu Mati
Memanfaatkan Deret Homolog Alkilparaben Pada Rp-Hplc Dalam
Sistem Pelarut Metanol, Jurnal Natural, 15(2).