Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
- 13 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
dibahas adalah Gerak Lurus, maka sistem koordinat Cartesisn yang dipergunakan
adalah sistem satu dimensi: bisa sumby X, atau sumbu Y, atau bisa pula sumbu Z.
Y, m
B 4
A -2
-3
Suatu benda dinyatakan berpindah tempat apabila posisi benda tersebut berubah
terhadap acuan tertentu. Apabila suatu benda berpindah, maka ada dua besaran
yang terlibat di dalam fenomena tersebut yaitu jarak dan perpindahan.
- 14 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
- 15 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
- 16 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
Perpindahan suatu benda harus memuat panjang dan arah dari perpindahan itu.
Jarak dan perpindahan merupakan dua besaran yang kelihatannya memiliki makna
sama, akan tetapi sebetulnya dua konsep itu memiliki definisi dan makna yang
berbeda.
Para fisikawan selalu berusaha mendeskripsikan keadaan suatu benda dengan suatu
besaran tertentu. Kecepatan merupakan besaran yang mendeskripsikan keadaan
gerak benda. Dengan mencermati besaran kecepatan suatu benda pada suatu saat
tertentu dapat diketahui apakah suatu benda bergerak atau tidak dan bergeraknya
ke mana (kalau sedang bergerak). Selain itu apabila pencermatan terhadap
kecepatan benda dilakukan dalam selang waktu tertentu maka dapat diketahui
apakah benda yang diamati bergerak makin cepat atau makin lambat.
Kecepatan rata-rata
Kecepatan rata-rata adalah perpindahan per satuan waktu atau dinyatakan dalam
persaman berikut ini:
- 17 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
𝑃𝑒𝑟𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛
𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢
⃗
∆𝒙
⃗𝒗 = …………………………………………………………………………………… (2.1)
𝒕
Karena perpindahan merupakan besaran vektor dan waktu adalah besaran skalar,
maka kecepatan merupakan besaran vektor, memiliki besar dan arah.
⃗
∆𝒙 (𝟏𝟎𝟎 − 𝟐𝟓)𝒎 𝟕𝟓 𝒎
⃗ =
𝒗 = = = 𝟐𝟓 𝒎/𝒔
∆𝒕 𝟑𝒔 𝟑𝒔
A B
m
0 25 50 75 100 125
0
Perhatian bahwa ketika bergerak dari A ke B, nilai kecepatan
pengendara motor adalah 25 m/s dan arahnya ke kanan, sedangkan
ketika orang tersebut bergerak dari B ke A nilai kecepatannya 15 m/s
dan arahnya ke kiri.
- 18 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
Dua kecepatan di atas memberi informasi kepada kita mengenai arah, ke kanan atau
ke kiri yang ditunjukan oleh tanda bilangan positif atau negatif, dan nilai. Nilai
kecepatan menyatakan seberapa cepat benda itu bergerak. Nilai kecepatan yang
besar berarti dalam waktu singkat menempuh jarak yang panjang/jauh sedangkan
nilai kecepatan yang kecil menunjukkan bahwa jarak yang ditempuhnya dalam
selang waktu yang sama lebih pendek.
Istilah yang sering dipakai untuk menyatakan nilai kecepatan adalah kelajuan.
Karena hanya menyatakan nilai dari kecepatan dan tidak memiliki arah, maka
kelajuan merupapan besaran vektor. Dalam bahasa Inggris, kejaluan disebut speed,
sedangkan kecepatan disebut velocity.
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘
𝐾𝑒𝑙𝑎𝑗𝑢𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
Pada kendaraan bermotor terdapau suatu alat bernama speedometer, alat tersebut
berfungsi untuk mengukur kelajuan sesaat kendaraan yang sedang bergerak. Alat
tersebut mengukur nilai kecepatan, yang menyetakan seberapa cepat kendaraan
bergerak, tetapi tidak menyatakan arah dari gerak kendaraan.
Kecepatan sesaat adalah kecepatan suatu benda pada suatu waktu tertentu (vt),
indeks t pada v menyatakan waktu ketika kecepatan itu terjadi.
- 19 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
……………………………………………….. (2.2)
Apabila dalam suatu kurun waktu tertentu benda bergerak dengan kecepatan
tetap, maka benda itu disebut mengalami Gerak Lurus Beraturan (GLB).
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa benda yang bergerak lurus
beraturan adalah benda yang bergerak dengan kecepatan tetap.
∆𝑥
𝑣=
𝑡
atau ∆𝑥 = 𝑣 𝑡
∆𝑥 adalah perpindahan yang dilakukan oleh benda, apabila posisi awal benda
adalah 𝑥0 maka posisi 𝑥 setelah mengalami perpindahan adalah:
- 20 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
Pada persamaan posisi di atas, posisi yang dinyatakan oleh 𝑥 adalah besaran
vektor. Tanda positif atau negatif menyatakan posisi terhadap titik asal. Pada
sumbu horizontal, x positif berarti posisi benda berada di sebelah kanan titik
asal dan x negatif menyatakan bahwa benda berada di sebelah kiri titik asal.
Percepatan
Dalam realitas banyak benda yang mula-mula diam kemudian bergerak atau
sebaliknya benda yang mula-mula bergerak kemudian berhenti. Adapula benda
yang mula-mula bergerak lambat menjadi cepat atau sebaliknya. Benda-benda
tersebut mengalami perubahan kecepatan. Di dalam peristiwa yang kita temui
sehari-hari, sangat jarang ada benda yang terus menerus bergerak dengan kecepatan
tetap.
⃗
∆𝑣 ⃗⃗⃗⃗2 −𝑣
𝑣 ⃗1
𝑎= = ……………………………………………. (2.5)
∆𝑡 ∆𝑡
∆𝑣
𝑎=
∆𝑡
- 21 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
⃗
∆𝑣
𝑎 = lim ………………………….. (2.7)
∆𝑡→0 ∆𝑡
⃗
𝑑𝑣
𝑎= …………………………………….. (2.8)
𝑑𝑡
Tanda positif atau negatif dari percepatan tidak serta merta dapat diartikan membuat
gerak benda menjadi semakin cepat (mempercepat) atau mengakibatkan gerak
benda semakin lambat (memperlambat). Untuk mengambil kesimpulan gerak benda
dipercapat atau diperlambat harus dilihat pula arah kecepatan benda tersebut.
Apabila arah kecepatan sama dengan arah percepatan maka gerak benda semakin
cepat atau dipercepat, sedangkan apabila arah percepatan berlawanan dengan narah
kecepatan maka gerak benda diperlambat atau benda pengalami perlambatan.
Benda yang dalam geraknya mengalami percepatan tetap disebut benda itu
mengalami Gerak Lurus Berubah Beraturan. Pernyataan berubah beraturan
menunjuk pada kecepatan yang berubah secara teratur.
𝑣𝑡 − 𝑣0
𝑎=
𝑡
Atau dapat ditulis pula menjadi
𝑣𝑡 = 𝑣0 + 𝑎𝑡 ……………………………………. (2.9)
- 22 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
Kecepatan rata-rata benda yang bergerak lurus berubah beraturan dengan kecepatan
mula-mula 𝑣0 dan berubah menjadi 𝑣𝑡 setelah 𝑡 sekon adalah:
𝑣0 + 𝑣𝑡
𝑣=
2
Apabia varibel kecepatan pada persaman di atas diganti dengan kecepatan rata-rata
pada benda yang bergerak lurus berubah beraturan, persamaan di atas menjadi:
𝑣0 + 𝑣𝑡
𝑥 = 𝑥0 + ( )𝑡
2
𝑣0 𝑣𝑡
𝑥 = 𝑥0 + ( 𝑡 + 𝑡)
2 2
𝑣0 (𝑣0 + 𝑎𝑡)
𝑥 = 𝑥0 + 𝑡+ 𝑡
2 2
𝑣0 𝑣0 𝑎
𝑥 = 𝑥0 + 𝑡+ 𝑡 + 𝑡2
2 2 2
1
𝑥 = 𝑥0 + 𝑣0 𝑡 + 𝑎𝑡 2 ………………………………………. (2.10)
2
- 23 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
Gerak Vertikal
Di dalam kajian tentang Gerak Lurus terdapat satu pembahasan khusus yaitu
tentang gerak vertikal di dalam ruang yang hanya dipengaruhi oleh gaya gravitasi
bumi. Pembahasan ini merupakan penerapan dari analisis tentang Gerak Lurus yang
telah dibahas di muka. Gerak vertikal yang dibahas di sini adalah gerak yang
mengalami percepatan tetap karena pengaruh gaya gravitasi bumi yang arahnya
selalu ke pusat bumi dan nilainya tetap (dalam suatu rentang ketinggian tertentu).
Akan dibahas dua fenomena gerak vertikal yaitu benda bergerak ke atas dan benda
bergerak ke bawah.
𝑣𝑡 = ⃗⃗⃗⃗
⃗⃗⃗ 𝑣0 − 𝑔𝑡
Contoh 1:
Sebuah bola tenis dilontarkan tegak lurus ke atas dengan kecepatan 15 m/s.
Kecepatan bola pada saat 1 sekon setelah dilemparkan adalah
- 24 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
𝒎 𝒎
⃗⃗⃗⃗
𝒗𝟏 = 𝟏𝟓 − 𝟗, 𝟖 𝟐 (𝟏) = 𝟓, 𝟐 𝒎/𝒔
𝒔 𝒔
Hasil perhitungan menunjukan bahwa nilai kecepatan bola pada saat 1 sekon
setelah dilontarkan adalah 5,2 m/s dan bernilai positif yang berarti bola sedang
bergerak ke atas.
Sementara itu kecepatan bola pada saat 2 sekon setelah dilontarkan adalah
𝒎 𝒎
⃗⃗⃗⃗
𝒗𝟏 = 𝟏𝟓 − 𝟗, 𝟖 𝟐 (𝟐) = −𝟒, 𝟔 𝒎/𝒔
𝒔 𝒔
Hasil perhitungan menunjukan bahwa nilai kecepatan bola pada saat21 sekon
setelah dilontarkan adalah 4,6 m/s dan bernilai negatif yang berarti bola sedang
bergerak ke bawah.
Kecepatan benda baik sedang bergerak ke atas atau ke bawah dihitung dengan
persaman yang sama. Arah gerak benda dibaca/diketahui dari tanda bilangan
kecepatan: positif berarti benda bergerak ke atas dan positif berarti benda
bergerak ke bawah.
⃗ 𝑡 = ℎ0 + 𝑣0 𝑡 − 1/2𝑔𝑡 2
ℎ
- 25 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
Pada kasus bola di atas, apabila bola dilontarkan ke atas dari ketinggian 1 m
(ketinggian mula-mula 1 m) maka dapat dicari posisi bola pada saat 1 sekon
dan 2 sekon sejak dilontarkan.
Perlu diperhatikan bahwa posisi benda pada saat 1 sekon dengan 2 sekon sangat
kecil bila dibandingkan ndengan nilai kecepatan benda, bukan berarti bahwa
jarak yang ditempuh dari 1 sekon ke 2 sekon pendek, benda sudah menempuh
jarak yang jauh karena menurut perhitungan kecepatan di atas, pada saat 1
sekon benda sedang naik dan pada saat 2 sekon benda sedang turun.
Representasi Grafik
a. Grafik GLB
1. Grafik posisi vs waktu benda bergerak lurus beraturan
x (m)
X0 (m)
t(s)
- 26 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
v (m)
Kecepatan benda yang
bergerak lurus beraturan
tetap
t(s)
b. Grafik GLBB
a (m/s2)
t(s)
v (m/s)
Percepatan benda yang
bergerak lurus berubah
beraturan berubah secara
teratur. Pada grafik di
samping benda bergerak
v0 (m/s) dengan kecepatan awal v0
t(s)
- 27 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
- 28 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
Penyelesaian:
a. Kecepatan rata-rata dari t = 0 s sampai dengan t = 5 s
∆𝒙 𝒙𝟐 −𝒙𝟏
̅=
Kecepatan rata-rata 𝒗 =
∆𝒕 𝒕𝟐 −𝒕𝟏
- 29 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
𝟎−(−𝟐𝟓) 𝟐𝟓 𝒎
̅=
Maka: 𝒗 = =𝟓
𝟓−𝟎 𝟓 𝒔
- 30 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
- 31 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
- 32 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
- 33 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
𝒙 = 𝟓 + 𝟑, 𝟏𝟐𝟓 𝒕𝟐
𝒙 = 𝟓 + 𝟑, 𝟏𝟐𝟓 (𝟓)𝟐
𝒙 = 𝟖𝟑, 𝟏𝟐𝟓 𝒎
Jadi obyek A berada pada posisi xA = 83,125 m
f. Berapakah jarak antara obyek A dan obyek B pada saat t = 2 s? (skor maks:
15)
Jarak antara obyek A dan Boyek B adalah peredaan posisi A dan B adalah
ΔX = (XA- XB)
XA dihitung dengan persamaan posisi:
𝑿𝑨 = 𝟓 + 𝟑, 𝟏𝟐𝟓(𝟐)𝟐 = 𝟏𝟓, 𝟓 𝒎
XA = 17,5 m
XB =
XB dihitung dengan cara terlebih dulu menentukan persamaan posisi obyek B.
𝟏
𝒙𝑩 = 𝒙𝟎𝑩 + 𝒗𝟎𝑩 + 𝒂𝒕𝟐
𝟐
𝒗𝟎𝑩 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒌𝒆𝒄𝒆𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒂𝒘𝒂𝒍 𝑩, 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒈𝒓𝒂𝒇𝒊𝒌 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒊𝒉𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒌𝒆𝒄𝒆𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒂𝒘𝒂𝒍 𝑩 𝒚𝒂𝒊𝒕𝒖
𝒎
𝒌𝒆𝒄𝒆𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒔𝒂𝒂𝒕 𝒕 = 𝟎 𝒔 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝟏𝟎
𝒔
X0B adalah posisi awal B, yaitu posisi B pada saat t = 0 s, dari keterangan
soal diketahui bahwa B berada pada x = 0 m pada saat t = 0 s, jadi x0B = 0
- 34 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
3. Sebuah bola dilemparkan vertikal ke atas dengan kecepatan awal 29,4 m/s
dari suatu tempat yang tingginya 5 m di atas permukaan tanah. Bola
bergerak ke atas kemudian kembali ke permukaan tanah.
a. Nyatakanlah persamaan kecepatan bola? (skor maks: 5)
Persamaan kecepatan bola:
𝒗 = 𝒗𝟎 + 𝒂𝒕
Dalam peristiwa ini, v0 yaitu kecepatan awal adalah 29,4 m/s arahnya
ke atas dan percepatan a adalah percepatan gravitasi yang nilainya 9,8
m/s2 arahnya ke bawah.
Maka persamaan kecepatan bola adalah:
𝒗 = 𝟐𝟗, 𝟒 − 𝟗, 𝟖 𝒕
b. Berapakah kecepatan bola pada saat t = 2s? (skor maks: 5)
Kecepatan bola pada saat t = 2 s dihitung dengan menggunakan
persamaan kecepatan:
𝒎
𝒗 = 𝟐𝟗, 𝟒 − 𝟗, 𝟖 (𝟐) = 𝟗, 𝟖
𝒔
c. Kapankah bola mencapai permukaan tanah? (skor maks: 10)
Bola mencapai permukaan tanah berarti posisi bola Y = 0 m
Dipergunakan persamaan posisi
𝟏
𝒚 = 𝒚𝟎 + 𝒗𝟎 𝒕 − 𝟐 (𝟗, 𝟖)𝒕𝟐 (y0= 5m)
𝒚 = 5 + 29,4 t – 4,9 t2
t dicari dengan menggunakan rumus ABC
𝟒, 𝟗𝒕𝟐 − 𝟐𝟗, 𝟒 𝒕 − 𝟓 = 𝟎
−(−𝟐𝟗, 𝟒) ± √(−𝟐𝟗, 𝟒)𝟐 − 𝟒 ∗ 𝟒, 𝟗 ∗ (−𝟓)
𝒕𝟏,𝟐 =
𝟐 ∗ (𝟒, 𝟗)
- 35 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
t (s) 0 1 2 3 4
v (m/s) 29,4 19,6 9,8 0 -9,8
Grafik:
- 36 -
Pendalaman Materi FISIKA
Modul 2: Vektor dan Gerak Lurus
H. Daftar pustaka
Giancoli, Douglas C. 1998. Fisika. Edisi 5. Jakarta: Erlangga.
Serway, Raymon A. 1996. Physics for Scientists and Engineers
with Modern Physics. Fourth Edition. Philadelphia:
Saunders Golden Sunburst Series.
Tipler, Paul A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik.
Diterjemahkan oleh Lea Prasetio dan Rahmad W. Adi.
Jakarta: Erlangga.
Young, Hugh D. & Freedman, Roger A. 2002. Fisika Universitas.
Edisi 10. Diterjemahkan oleh T.R. Sandin dan A. Lewis
Ford. Jakarta: Erlangga.
- 44 -