Вы находитесь на странице: 1из 2

Makanan dan sistem imun

Berikut ini merupakan beberapa bahan makanan yang akan mempengaruhi system imun
tubuh antara lain :

Gula

Gula merupakan bahan makanan yang dapat mempengaruhi system imun. Gula sederhana
dapat mempengaruhi system imun dengan cara mengurangi kemampuan sel darah putih untuk
melakukan fagositosis dan meningkatkan sitokin pro-inflamsi dalam darah. Penelitian menunjukan
serat yang merupakan salah satu jenis karbohidrat komplek bukan pati dapat mengurangi peradangan
pada manusia maupun tikus percobaan. Salah satu alternative pengganti gula adalah pemanis buatan.
Jenis pemanis buatan yang sering digunakan yaitu sakarin dan sucralose. Walaupun penelitian
mengenai 2 bahan pemanis tersebut masih terbatas, namun sakarain dan sucralose berkontribusi
dalam kejadian penyakit Kolitis Crohn dan Ulcerative melalui gangguan dengan inostivasi homeostasis
protease pencernaan (Myles, 2014)

Garam

Penelitian yang dilakukan pada hewan coba menunjukkan bahwa kandungan garam yang
tinggi dalam makanan dapat meningkatkan peradangan yang dimediasi oleh IL-17 dan dapat
memperburuk kondisi penyakit autoimun. (Myles, 2014)

Kedelai

Kedelai memiliki banyak fitonutrien beberapa fitokimia bioaktif yaitu flavonoid dan saponin
yang memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan yang potensial seperti efek anti-inflamasi, anti-
oksidatif, anti-mutagenik, dan antikarsinogenik. (El-Gamal et al., 2011)

Bawang putih

Bawang putih mempunyai zat aktif yang disebut dengan Allicin. Zat aktif allicin secara
signifikan menghambat sekresi IL-8, INF-γ- protein diinduksi dari 10 kD (IP-10), monokin diinduksi
oleh INF-γ (MIG) dan IL-1b dari epitel sel usus. Cyto dan kemokin tersebut memainkan peran penting
dalam patogenesis penyakit radang usus. Dengan demikian aplikasi allicin dapat berfungsi sebagai
terapi mediasi kekebalan yang potensial dalam penyakit radang usus. (El-Gamal et al., 2011)

Susu

Sebagian besar aktivitas imunomodulatori susu sapi berasal dari kandungan protein susu
(kasein dan whey) dan Lemak susu. Penelitian menunjukan bahwa whey dan α-lactalbuamin dari
protein bisa meningkatkan fungsi limfosit dari formulasi diet yang diberikan pada hewan coba. Selain
itu kandungan laktoferin (LF) maupun K-kasein berasal Caseinoglycopeptides (CGP) berfungsi untuk
meningkatkan fungsi limfosit. Laktoferin dan K-kasein dapat menekan IgE yang berperan dalam
hipersensitivitas dengan cara menghambat pelepasan histamine. Selain protein, kandungan lemak
pada susu berupa fatty acid conjugated linoleic acid (CLA) dapat meningkatkan proliferasi dan respon
limfosit (Ibrahim dan El-Sayed, 2016).

Yogurt

Yogurt merupakan fermentasi dari susu yang mengandung probiotic yang merupakan
mikroorganisme hidup yang bermanfaat bagi kesehatan salah satunya adalah meningkatkan system
imun. Bakteri lactobacilli melawan pathogen dengan cara inhibisi kompetitif Bakteri probiotik mampu
meningkatan respon kekebalan non spesifik maupun spesifik dengan mengaktifkan makrofag. L-sistein
bertindak sebagai prekusor dalam biosintesis tri-peptida glutathione dan glutathione yang memiliki
aktivitas antioksidan dan terlibat dalam detoksifikasi banyak xenobiotic dan karsinogen (Mishra et
al.,2008)

Sayuran cruciferous

Sayuran cruciferous merupakan kelompok sayuran dari keluarga Brassicaceae atau disebut
dengan cruciferous. Contoh sayuran jenis ini adalah kol, kembang kol, brokoli, kubis Brussel, selada air,
dan sawi. Sayur-sayuran jenis ini bermanfaat dalam pembentukan microbiota usus dan imunitas.
Komponen yang terdapat pada sayuran cruciferous juga bermanfaat sebagai anti-inflamasi. Asam
amino triptofan yang ditemukan pada sayuran jenis ini menunjukan aktivitas anti-inflamasi.
Triptophan dimetabolisme oleh microbiota usus contohnya Lactobacilli, indole-3-aldehyde dan agonis
AhR lainnya. Interaksi ini disertai dengan peningkatan IL-22, yang mempengaruhi microbiota
sehingga memberikan ketahanan terhadap kolonisasi Candida albicans dan melindungi mukosa usus
dari peradangan. Sulforaphane (SFN), senyawa isothiocyanate yang terkandung dalam sayuran
cruciferous akan melindungi tubuh dari stres oksidatif, peradangan dan cedera radiasi dengan cara
menghambat adhesi monosit yang diinduksi lipopolisakarida (LPS) melalui penekanan molekul adhesi
interselular-1 (ICAM-1). Selain itu, SCN juga menekan aktivitas NF-κB pada sel endotel yang
distimulasi oleh LPS dan aktivitas antiinflamasi ini bergantung pada tingkat glutathione intraselular.
(Tilg, 2015)

Stroberi dan mulberi

Berdasarkan hasil penelitian, stroberi dan mulberry secara signifikan meningkatkan proliferasi
splenosit. Pada perlakuan sampel stroberi tanpa LPS {penurunan rasio IL-2/IL-10 (Th1/Th2)} dan
dengan LPS (sedikit menurunkan TNF-α/IL-10) menunjukan bahwa Stroberi memiliki potensi anti-
inflamasi yang lebih baik dari pada mulberry. Dari hasil penelitian pada mulberry { tanpa LPS
menunjukan aktifitas antiapoptosis melalui modulating pro-(Bak) and rasio antiapoptotic (Bcl-2)
protein expression} pada sampel mulberry hasilnya adalah mullberi dapat melindungi sel kekebalan
primer dari kematian sel apoptosis. (Liu dan Lin, 2014)

Madu

Madu dapat digunakan sebagai immunomodulator dengan cara meningkatkan proliferasi sel
limfosit. Pada kelompok yang diberikan madu hutan secara signifikan meningkatakan proliferasi
lomfosit dibandingkan dengan kelompok yang tidak diberi madu hutan. Dosis yang dapat digunakan
untuk meningkatkan proliferasi limfosit adalah 0,54 dan 1,08 mL/200 g BB. Limfosit yang aktif akan
menghasilkan limfokin dan IL-2 sehingga menstimulasi proliferasi sel. (Senas dan Linawati, 2012)

Referensi

Myles, Ian A. 2014. Fast food fever: reviewing the impacts of the Western diet on immunity. Myles
Nutrition Journal, 13 (61)
El-Gamal, Yehia M et al. 2011. Immunomodulatory effects of food. Egypt J Pediatr Allergy Immunol,
9(1):3-13
Ibrahim, K.S., El-Sayed, E.M. 2016. Potential role of nutrients on immunity. International Food Research
Journal, 23 (2): 464-474
Tilg, Herbert. 2015. Cruciferous vegetables: prototypic anti-inflammatory food components. Tilg Clinical
Phytoscience, 1(10)
Liu, Chieh-Jung., Lin, Jin-Yuarn. 2014. Protective effects of strawberry and mulberry fruit polysaccharides
on inflammation and apoptosis in murine primary splenocytes. Journal of Food and Drug Analysis,
22 : 210-219
Mishra, V.K., Mohammad., G., Jha, A. 2008. Immunomodulation and Anticancer Potentials of Yogurt
Probiotic. EXCLI Journal, 7:177-184
Senas, K.S., Linawati, Y. 2012. Pengaruh Pemberian Madu Hutan Terhadap Proliferasi Limfosit Pada
Hewan Uji Tikus Jantan Galur Wistar. Jurnal Farmasi Sains Dan Komunitas, 9(2): 85-90

Вам также может понравиться